Landasan Teori Tinutuan
Landasan Teori Tinutuan
Landasan Teori Tinutuan
Penelitian yang terkait dengan masalah pola kebiasaan makan, baik dari
praksis pola kebiasaan makan sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, kajian secara
makan di Kota Manado, sangat terbatas dan sulit ditemukan bahkan dapat
dari hasil kajian terdahulu dan terkini serta beberapa buku, jurnal ilmiah, artikel
melalui internet, majalah, surat kabar yang relevan dengan penelitian ini tetap
yang terkait dengan metode, teori maupun strategi, sehingga minimal dapat
berikut.
12
13
tentang kandungan protein, lemak, karbohidrat, energi, vitamin C, dan besi yang
terdapat dalam daun gedi dan tinutuan. Di samping itu, Tambahani juga
kanak adalah 3 kali per minggu dengan rata-rata konsumsi 1,5 porsi per sekali
Tambahani juga menyimpulkan bahwa kontribusi energi dan zat gizi tinutuan
relatif kecil karena tinutuan ini hanya sebagai makanan selingan dalam keluarga.
Kemudian ada pengaruh aspek sosial ekonomi keluarga sebesar dua puluh persen
yang berhubungan dengan konsumsi tinutuan pada anak sekolah taman kanak-
umum dengan penelitian penulis, yaitu mengkaji kebiasaan makan dan konsumsi
kanak dan lokasi penelitiannya di Kota Tomohon. Adapun perbedaan yang lebih
tinutuan, artinya sama sekali tidak menyinggung dampak dan maknanya. Akan
14
dikenal di luar batas wilayah Minahasa. Salah satu diantaranya adalah tradisi dan
kebiasaan masa kini sehubungan dengan makanan dan kegiatan makan yang
terkait dengan kuliner tinutuan sebagai isu sentral, baik dalam wacana publik
golongan agama. Hal itu penting karena penulis juga berusaha menyajikan
sebagai warisan budaya bangsa yang mengandung nilai-nilai luhur yang dijadikan
tradisi budaya Minahasa berdasarkan mitos cerita rakyat yang memiliki simbol
dan nilai mitis yang berfungsi dan bermakna sebagai konsep budaya Minahasa.
menjelaskan seri komponen makna yang muncul pada perangkat leksikal atau
satuan leksikal tinutuan adalah bahan dasar makanan, lokasi pembuatan, dan
itu, menurut Pamantung bila dicermati dari komponen makna tambahan berupa
referen tanaman hutan berupa sayuran maka sayur gedi menjadi ciri pembeda
antara leksem pedal dan peraal yaitu teori medan makna dapat menjadi salah
satu alat utama dalam penemuan leksikal yang bervariasi. Ada dua temuan baru
dari penelitian Pamantung. Pertama, teori medan makna dapat menjadi salah satu
alat utama dalam penemuan data leksem makanan dan minuman khas Minahasa
sebagai bentuk leksikal yang bervariasi. Kedua, secara empiris ditemukan hal-hal
karena ada persamaan dalam mengulas akar sejarah sistem penamaan kuliner
babi putar dengan frekuensi makan lebih dari dua kali/bulan mempunyai
kemungkinan terkena PJK 4,43 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang
tercatat 5,4 kali lebih besar untuk terkena PJK dibandingkan dengan yang jarang
seperti jenis kelamin, riwayat PJK dalam keluarga, dan diabetes mellitus. Hal
instansi terkait dalam hal ini Departemen Kesehatan agar melakukan upaya
mengonsumsi menu yang berisiko terhadap PJK. Selain itu, juga mengganti
makanan yang berisiko dengan jenis makanan yang tidak berisiko, yaitu salah satu
diantaranya adalah tinutuan. Oleh sebab itu, penelitian Kandou tersebut dipakai
pada frekuesi makan dan pola menu keseharian masyarakat di Kota Manado.
sasaran, lokasi penelitian, dan tidak mengkaji dampak dan makna eksistensi
kuliner tinutuan, tetapi ada persamaan tujuan dengan Nanariaini dan kawan-
kuliner tinutuan terhadap pola kebiasaan makan di Kota Manado belum pernah
diteliti. Akan tetapi, pengkajian dari sejumlah penelitian yang telah dilakukan
tersebut sudah tentu banyak memberikan kontribusi bagi penulis dalam upaya
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, penulis meyakini
penelitian ini akan menambah wacana yang positif dalam rangka melestarikan dan
pada bentuk, faktor-faktor serta dampak dan makna dalam kuliner tinutuan di
dijelaskan bahwa di samping ada persamaan juga ada perbedaan dengan penelitian
18
dipertanggungjawabkan.
2.2 Konsep
berkaitan langsung dengan masalah penelitian ini meliputi: (1) eksistensi kuliner;
(2) kuliner tinutuan; dan (3) pola kebiasaan makan. Selanjut nya, ketiga
2.2.1.1 Eksistensi
Eksistensi berasal dari bahasa Latin existere yang terdiri atas kata ex
berarti keluar dan sistere berarti tampil atau muncul (KBBI, 1997:253). Dari arti
tentang eksistensi. Pertama, eksistensi adalah apa yang ada. Kedua, eksistensi
adalah apa yang memiliki aktualitas. Ketiga, eksistensi adalah segala sesuatu
yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada. Keempat, eksistensi adalah
kesempurnaan.
19
merujuk pada sentral kajiannya yaitu wujud manusia. Akan tetapi, memiliki arti
berbeda jika pada wujud benda. Dalam filsafat eksistensialisme, benda hanya
sebatas “berada”, sedangkan manusia lebih dari sekedar apa yang dikatakan
pihak lain benda tidak sadar akan keberadaannya, tak ada hubungan antara benda
ada aktivitas sehingga eksistensi juga dapat diartikan sebagai keberlanjutan dari
dimaksud dalam wujud benda, yaitu eksistensi kuliner tinutuan di Kota Manado.
Jadi, eksistensi kuliner tinutuan adalah keberadaan, wujud benda yang tampak
dan yang memiliki aktualitas, serta akan bermakna jika diberikan makna oleh
2.2.1.2 Kuliner
Kata kuliner berarti suatu seni mengolah bahan makanan dimulai dari
memilih bahan makanan dan mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak,
menjadi makanan yang mentah atau tanpa diolah, makanan melalui proses
fermentasi dan makanan yang diolah dengan api atau melalui proses dimasak.
Lebih lanjut dikatakan oleh Levi Strauss bahwa secara universal makanan
berikut. Pertama, sebagai sumber energi, yaitu zat makanan dapat menyediakan
energi untuk berbagai aktivitas tubuh. Zat makanan yang berperan dalam
protein juga bisa sebagai sumber energi. Kedua, sebagai pembangun tubuh, yaitu
penggantian sel tubuh yang rusak. Zat makanan yang berperan adalah protein dan
beberapa mineral. Ketiga, sebagai pelindung, yaitu zat makanan yang berperan
tulang, mempengaruhi kerja jantung, dan mengatur pengantaran impuls sel syaraf.
Zat makanan yang berperan adalah protein, vitamin, mineral, dan air.
21
menjaga tubuh dari kondisi stres yang biasanya terjadi jika seseorang terkena
penyakit, menerima tekanan kerja yang cukup berat, atau mendapat masalah yang
stres ini karena nutrien yang cukup menjaga tubuh dalam kondisi optimal. Selain
itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecukupan gizi pada masa bayi
memengaruhi inteligensi. Ibu hamil kurang gizi (terutama jika kekurangan protein
(Sediaoetama, 1997:190).
dari Kepulauan Indonesia yang terdiri atas sekitar 6.000 pulau dan memegang
peranan penting karena salah satu penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Magister (S2) Kajian Pariwisata Unud pada tahun 2002 menunjukkan
bahwa makanan lokal merupakan salah satu komponen budaya Bali sebagai daya
tarik wisata, sebagaimana diungkapkan Ardika (dalam Putra dan Pitana, 2011:19).
Daya tarik kuliner Indonesi, yaitu hampir seluruhnya kaya dengan bumbu yang
berasal dari rempah-rempah, seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe,
memasak menurut bahan dan tradisi adat yang mendapat pengaruh melalui
1997:128--131).
22
2.2.1.3 Tinutuan
Tinutuan adalah salah satu variasi makanan bergizi dari bahan dasar
campuran sayuran daun hijau, serealia, dan umbi sehingga dapat dimakan semua
Tinutuan dikenal juga dengan sebutan bubur manado, merupakan makanan khas
sarapan pagi atau smokol, umumnya disantap dengan lauk dan sambal. Di pihak
lain lauknya perkedel nike (ikan nike air tawar/laut), ikan cakalang (fufu/asap)
dan sambal/dabu-dabu roa atau terasi bakasang (perut ikan cakalang yang
diawetkan). Bahan dasar tinutuan, seperti beras, sayuran, dan umbian bisa
(2) pengolahan, dan (3) penyajian. Langkah persiapan dimulai ketika mengambil
sumber bahan dasar tinutuan dari pasar tradisonal, modern, pekarangan rumah,
dikupas dan dipotong-potong kecil juga sayuran. Beras yang dipilih adalah beras
yaitu campuran beras, sambiki (labu kuning), umbian, dan jagung muda (milu).
diletakkan di atas meja atau papan beralas daun pisang, di mangkuk atau piring.
Saat ini tinutuan disajikan variatif sesuai dengan selera peminatnya. Variasi yang
sudah lazim, antara lain tinutuan disajikan dicampur dengan mie (midal), atau
kadang kala dimodifikasi oleh penjual tinutuan sehingga selera tamu yang ingin
walaupun sebenarnya setiap masyarakat Kota Manado yang berasal dari daerah di
Minahasa (ada 9 suku Minahasa dan 4 bahasa daerah) memiliki versi tinutuan
sayur singkong, jagung, kangkung, dan ubi jalar. Selanjutnya, tinutuan versi
makna secara umum, yaitu bubur sayur yang dikonsumsi. Akan tetapi, Weichart
menurut Weichart terlihat pada variasi bumbu dari setiap wilayah pemakaian
bahasa di Minahasa. Selain itu, tidak semua hidangan yang digolongkan sebagai
24
pola kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
makanan. Tingkah laku manusia atau kelompok manusia terhadap makanan dapat
apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Nilai “affective” berasal dari lingkungan
alam, sosial budaya, dan ekonomi. Di pihak lain nilai-nilai “cognitive”, yaitu
proses “psychomotor”.
pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat.
Untuk mencapai tujuan diet/pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan
25
bahwa pola kebiasaan makan adalah suatu pola perilaku konsumsi pangan yang
makan juga menunjukkan tindakan manusia terhadap makan dan makanan yang
dipengaruhi oleh pengetahuan (what people think), dan perasaan (what people
makan (food pattern) dengan kebiasaan makan (food habbit). Hal itu disebabkan
karena sulit menemukan kata kunci dari kedua kata tersebut. Padahal prinsip
yang dapat dikemukakan, yaitu pola makan dan kebiasaan makan memiliki
persamaan. Artinya bahwa sama-sama tindakan yang dilakukan setiap hari, dan
terus menerus dalam waktu relatif lama. Perbedaannya secara umum bahwa pola
makan memiliki tiga komponen penting, yaitu jenis, frekuensi dan jumlah.
lauk nabati, sayur dan buah. Sedangkan frekuensi, sangat tergantung kelompok
umur. Khusus untuk umur di atas satu tahun, pola frekuensi makan ialah tiga kali
makanan utama, dan dua kali makanan selingan. Pola ini berlaku untuk kelompok
masyarakat yang sehat, akan tetapi bagi yang menjalani diet khusus memiliki
angka kecukupan gizi (AKG) yang saat ini AKG terbaru adalah tahun 2012.
Ada yang memiliki kebiasaan makan jenis makanan pokok dalam bentuk nasi,
tetapi ada pula jenis makanan pokok dalam bentuk jagung walaupun dalam
lingkungan tempat tinggal yang berdekatan. Bahkan dalam satu rumah tangga,
apakah dari segi jenis, frekuensi, dan jumlah. Demikian pula, tentang jumlah,
seseorang memiliki kebiasaan makan dua potong ikan, akan tetapi orang lain
Simpulan bahwa pola makan sifatnya lebih formal, berlaku secara umum,
Dalam penelitian ini, konsep yang dikaji gabungan dari pola makan dan kebiasaan
generalisasi, yang terdiri atas proposi yang menjadikan dua atau lebih kelas
27
menjelaskan fakta yang telah diketahui dan membuka celah pemandangan baru
yang dapat menghantarkan pada penemuan baru. Proposi yang dimaksud adalah
ide-ide atau dalil yang dalam penelitian sosial dapat digunakan untuk mencari dan
mendapatkan fokus penelitian. Teori sebenarnya bukan sekedar ikhtisar data yang
ringkas, karena teori tidak hanya mengatakan apa yang telah terjadi, tetapi juga
Natsir (1999), menjelaskan bahwa teori adalah instrumen dari ilmu yang
dapat digunakan sebagai (1) mendefinisikan orientasi utama dari ilmu dengan cara
memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraknya, (2)
fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi, (4) memberikan
terhadap realitas sosial atau gejala yang kompleks di lapangan. Dengan demikian,
penulis secara kontinu harus mengkaji teori yang memiliki hubungan dengan
Atas dasar pemikiran itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut.
28
bahasa dan makna sebuah konsep. Dekonstruksi merupakan alat yang digunakan
untuk menemukan serta menelanjangi berbagai asumsi, strategi retoris dan ruang
kosong.
asumsi yang tidak diakui yang mendasari eksistensi kuliner tinutuan. Dengan
makna final. Anggapan-anggapan tersebut hadir sebagai jejak (trace) yang bisa
diperoleh segala sesuatu yang selama ini tidak mendapatkan perhatian atau
hal-hal yang semula dianggap tidak penting “pinggiran” menjadi sesuatu yang
salah satu tokoh dekonstruksi yang sangat terkenal yaitu Derrida. Barker
ini terjadi dengan cara yang berbeda untuk mempertahankan kehidupan; kedua,
dekonstruksi terjadi dari dalam sistem-sistem yang hidup, termasuk bahasa dan
teks; ketiga, dekonstruksi bukan suatu kata, alat, atau teknik yang digunakan
dalam suatu kerja setelah fakta dan tanpa suatu subyek interpretasi.
konsep dan teori. Filsafat percaya bahwa konsep dan teori mampu
mempresentasikan kebenaran seperti apa adanya. Oleh karena itu perilaku dan
filosofis yang kuat klaim kesahihannya. Demikianlah yang diyakini para filsuf
tunggal, umum, dan universal, karena dalam kenyataannya kebenaran itu bersifat
praktik petandaan tata nilai yang terkandung dalam eksistensi kuliner tinutuan
yang dulu pernah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat Kota Manado.
31
adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja dalam kehidupan
manusia. Hal senada juga dikatakan Danesi (2010) bahwa makna dalam semiotika
ilmuwan Amerika Serikat, Carles Sanders Pierce pada tahun 1940. Teori itu
melibatkan proses penafsiran. Pierce mengajukan tiga jenis tanda, yaitu ikon,
indeks, dan simbol. Ikon adalah hubungan antara petanda dan penanda yang
Lebih jelas lagi, semiotika adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk
komunikasi yang terjadi dengan sarana sign „tanda-tanda‟ dan berdasarkan sign
sistem ‘(code) sistem tanda‟. Pendekatan semiotik didasarkan pada asumsi bahwa
tindakan tersebut berfungsi sebagai tanda. Artinya tentu ada sistem konvensi di
tersebut.
32
Menurut Hoed (2008:22), ada empat hal yang harus diperhatikan dalam
semiotika, yaitu jenis tanda (ikon dan lambang), jenis sistem tanda (bahasa,
musik, gerak tubuh), jenis teks, dan jenis konteks atau situasi yang memengaruhi
memahami adanya kemungkinan makna lain atau penafsiran lain atas segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sosial budaya termasuk masyarakat Kota
Manado. Teori semiotik dalam penelitian ini digunakan sebagai alat analisis
Kata gastronomi pertama kali muncul di Perancis pada puisi yang dikarang
oleh Jacques Berchoux pada tahun 1804. Kendati popularitas kata tersebut
semakin meningkat sejak saat itu, gastronomi masih sulit untuk didefinisikan.
Kata gastronomi berasal dari Bahasa Yunani kuno gastros yang artinya
"lambung" atau "perut" dan nomos yang artinya "hukum" atau "aturan" (Hjalager
dan Greg, 2002). Menurut Gillesoie dan Cousins (2001) gastronomi meliputi
studi dan apresiasi dari semua makanan dan minuman. Selain itu, gastronomi
dari berbagai negara besar di seluruh dunia. Peran gastronomi adalah sebagai
terhadap makanan dan minuman yang digunakan di berbagai negara dan budaya.
Gastronomi atau tata boga adalah seni, atau ilmu akan makanan yang baik
segala sesutu yang berhubungan dengan kenikmatan dari makan dan minuman
sehingga pengejawantahan warna, aroma, dan rasa dari suatu makanan dapat
Dalam hal ilmu akan makanan yang baik (good eating), teori gastronomi
tidak hanya berorientasi pada gastronomi praktis, tapi juga gastronomi teoretis
teknik dan standar yang terlibat dalam konversi bahan mentah menjadi produk
makanan yang spesifik dari segi nasional, regional, dan budaya. Adapun
pendekatan proses, sistem, resep, buku masakan, dan tulisan lainnya (Appendino,
gastronomi praktis dalam eksistensi kuliner tinutuan, contohnya terdiri dari juru
masak kuliner tinutuan dan semua orang yang berhubungan dengan pelanggan
acara, menu, hidangan dan minuman adalah bagian dari gastronomi teoretis.
teknis dalam penelitian ini berperan untuk mengkaji performa setiap tahapan
eksistensi kuliner tinutuan dalam pola kebiasaan makan di Kota Manado. Teori
Makan di Kota Manado” dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini.
35
Gambar 2.1
Model Penelitian
Konsep
Eksistensi Kuliner Teori
- Eksistensi kuliner
Tinutuan dalam Pola - Dekonstruksi
- Kuliner tinutuan
Kebiasaan Makan di - Semiotika
- Pola kebiasaan
makan Kota Manado - Gastronomi
Simpulan
Temuan
Saran
Ket. Tanda
Temuan
: Hubungan saling memengaruhi
sebagai budaya lokal Kota Manado mempunyai arus hubungan yang saling
memengaruhi budaya global. Pola kebiasaan makan yang terbentuk dari budaya
melalui paradigma kajian budaya dengan beberapa konsep dan landasan tiga teori
Melalui penelitian ini, eksistensi kuliner tinutuan sebagai bagian pola kebiasaan