ASKEP Serosis Hepatis Baru
ASKEP Serosis Hepatis Baru
ASKEP Serosis Hepatis Baru
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Konsep Dasar
1.1.1 Pengertian
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata, &
Setiati, 2007).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang progresif, ditandai dengan adanya
fibrosis yang luas dan pembentukan nodul pada hati (Black & Hawks, 2009).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan proses peradangan,
nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha regenerasi nodul, sehingga
menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro sel hepar tidak teratur akibat
penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Smeltzer & Bare, 2001). Sirosis hepatis
adalah penyakit kronis yang dicirikan dengan penggantian jaringan hati dermal dengan
fibrosis yang menyebar dan mengganggu struktur dan fungsi hati. Sirosis atau jaringan
parut pada hati, dibagi menjadi tiga jenis yaitu alkoholik, paling sering disebabkan oleh
alkoholik kronis, jenis sirosis yang paling umum; pasca nekrotik, akibat hepatis virus akut
sebelumnya; dan biliter, akibat obstruksi bilier kronis dan infeksi (Smeltzer & Bare, 2013)
Sirosis hepatis adalah penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi susunan hati
nomal oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang mengalami
regenerasi yang tidaj berhubungan dengan susunan normal (Anderson, 2001). Sirosis
adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang digantikan oleh jaringan parut(fibrosis)
yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini mempengaruhi stuktur normal
dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara
bertahap kehilangan fungsinya
1.1.2 Klasifikasi Sirosis Hepatis
Secara klinis sirosis hati dibagi menjadi : Sirosis hati kompensata, yang berarti
belum adanya gejala klinis yang nyata. Sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-
gejala dan tanda klinik yang jelas. Sirosis hati kompensata merupakan kelanjutan dari
proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat tidak terlihat perbedaanya secara klinis, hanya
dapat dibedakan melalui biopsi hati. Secara morfologi, Sherrlock membagi sirrosis hati
berdasarkan besar kecilnya nodul, yaitu makronoduler (Ireguler, multilobuler),
mikronoduler (reguler, monolobuler) kombinasi antara bentuk makronoduler dan
mikronoduler. Menurut Gall seorang ahli penyakit hati, membagi penyakit sirosis hati atas
sirosis postnekrotik, atau sesuai dengan bentuk sirosis makronoduler atau sirosis toksik atau
subcute yellow, atrophy sirosis yang terbentuk karena banyak terjadi jaringan nekrosis.
Nutrisional sirosis, atau sesuai dengan bentuk sirosis mikronoduler, sirosis
alkoholik, Laennec´s cirrhosis atau fatty cirrhosis. Sirosis terjadi sebagai akibat kekurangan
gizi, terutama faktor lipotropik. Sirosis Post hepatic, sirosis yang terbentuk sebagai akibat
setelah menderita hepatitis. Shiff dan Tumen secara morfologi membagi atas sirosis portal
laennec (alkoholik nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah
portal. Sering disebabkan oleh alkoholis kronis. Sirosis pascanekrotik, dimana terdapat pita
jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi
sebelumnya. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
Bagian hati yang terlibat terdiri atas ruang portal dan periportal tempat kanalikulus
biliaris dari masing-masing lobulus hati bergabung untuk membentuk saluran empedu baru.
Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan jaringan yang berlebihan terutama terdiri atas
saluran empedu yang baru dan tidak berhubungan yang dikelilingi oleh jaringanparut.
1.1.3 Tanda dan gejalan
Tanda dan gejala yang dialami pasien sirosis hepatis adalah sebagai berikut (Price &
Wilson, 2006; Smeltzer & Bare, 2002).
a. Perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan kurang, perasaan perut kembung/begah,
dan berat badan menurun.
b. Bila sudah timbul komplikasi kegagalan hati: gangguan tidur, demam yang tidak
terlalu tinggi, gangguan pembekuan darah (perdarahan gusi, epistaksis), icterus dengan
urin berwarna pekat seperti the, hematemesis, melena, perut membesar dan terjadi
asites, kaki bengkak, nyeri pada perut, sapai dengan penurunan kesadara
1.1.4 Patofisiolog
i
Multifaktor penyebab :
malnutrisi Sirosis Hepar
kolestasis kronik
toksik/ infeksi
metabolic : DM Kelainan jar. Parenkim hati Fungsi hati terganggu Inflamasi akut Nyeri
alcohol
Hepatitis Virus B dan C
Ggn. Metabolisme bilirubin Ggn. Metabolisme protein Asam amino relative (albumin, globulin)
Kronis
Peningkatanmelena
tekanan hidrostatik, peningkatan permeabilitas vaskuler Ikterik
Perdarahan gastrointestinal : hematemesis Penumpukan garam empedu dibawah kulit
Lemak tidak diemulsikan dan tdk dapat diserap oleh usus halus
Diare
Resiko ketidakseimbangan
elekrolit
Definisi
Kondisi volume cairan intravaskuler, intertinal, dan/atau intraseluler
Ekspektasi Membaik
Kriteria Hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang Meningkat
menurun meningkat
Kekuatan nadi 1
Turgor kulit 1
Output urine 1
Pengisian vena 1
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
meningkat menurun
Ortopnea 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5
Paroxysmal nocturnal
1 2 3 4 5
dyspnea (PND)
Edema anasarka 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Distensi vena juguralis 1 2 3 4 5
Suara nafas tambahan 1 2 3 4 5
Kongesti paru 1 2 3 4 5
Perasaan lemah 1 2 3 4 5
Keluhan haus 1 2 3 4 5
Konsentrasi urine 1 2 3 4 5
Memburu Cukup Cukup
Sedang Membaik
k Memburuk Membaik
Frekuensi Nadi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Tekanan nadi 1 2 3 4 5
Membrane mukosa 1 2 3 4 5
Jugular Venous
1 2 3 4 5
Pressure (JVP)
Kadar Hb 1 2 3 4 5
Kadar Ht 1 2 3 4 5
cental Venous Pressure
1 2 3 4 5
(CVP)
Refluks hepatojugular 1 2 3 4 5
Berat badan 1 2 3 4 5
Hepatomegaly 1 2 3 4 5
Oliguria 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Status Mental 1 2 3 4 5
Suhu Tubuh 1 2 3 4 5
Definisi
Keutuhan kulit atau jaringan
Ekspetasi mningkat
Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun Sedang meningkat
menurun meningkat
Elasitias 1 2 3 4 5
Hidrasi 1 2 3 4 5
jaringan 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Keruskaan jaringan 1 2 3 4 5
Kerusakan lapisan kulit 1 2 3 4 5
Nyeri 1 2 3 4 5
Pendarahan 1 2 3 4 5
Kemerahan 1 2 3 4 5
Hematoma 1 2 3 4 5
Pigmentasi abnormal 1 2 3 4 5
Jaringan parut 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Abrasi kornea 1 2 3 4 5
Cukup
memburu Cukup
memburu sedang membaik
k membaik
k
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Tekstur 1 2 3 4 5
Pertumbuhan rambut 1 2 3 4 5
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola penuaian volume cairan intravaskuler
Tindakan
Observasi
- Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Rekuensi nadi meningkat, nadi teraba
lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun,
membrane mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat, haus,
lemah)
- Monitor intake output cairan
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified Trendelenbung
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan
- Anjurkan mengindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis, NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
- Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, plasmanate)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data terkait pengaturan keseimbanagn cairan
Tindaka
Observasi
- Memonitor frekuensi dan kekuatan nadi
- Memonitor frekuensi napas
- Memonitor tekanan darah
- Memonitor berat badan
- Memonitor waktu pengisian kapiler
- Memonitor elastisitas atau turgor kulit
- Memonitor jumlah warna dan berat jenis urine
- Memonitor kadar albumin dan protein total
- Memonitor hasil pemeriksaan serum
- Memonitor intake output cairan
- Identifikasi tanda gejala hypovolemia
- Indentifikasi factor resiko ketidak seimbangan cairan
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan jika perlu
Defisit nutrisi D.0055
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuni kebutuhan metabolisme
Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Letidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatakan kebutuhan metabolisme
5. Faktor ekonomi
6. Faktor psikologis
Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang
Tindakan
Observasi
- idnentifiasi status nutrisi
- identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- identifikasi makanan yang disukai
- identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutien
- monitor asupan makanan
- monitor berat badan
Terapeutik
- lakukan oral hyegine
- fasilitasi menentukan pedoman diet
- sajikan makanan secara menarik
- berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- berikan suplemen makanan
Edukasi
- anjurkan posisi duduk
- ajarkan diet yang diprogramkan
kolaborasi
- kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan
Definisi
Mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan asupan gizi
Tindakan
Observasi
- idnetifikasi faktor yang memepengaruhi asupan gizi
- identifikasi pperubahan berat badan
- identifikasi kelainan pada kulit
- identifikasi kemampuan menelan
- identifikasi kelainan rongga mulut
- identifikasi kelainan eliminasi
- monitor mual dan muntah
- monitor asupan oral
- monitor warna konjungtiva
- monitor hasil lab
Terapeutik
- timbang berat badan
- ukur antropometrik komposisi tubuh
- hitung perubahan berat badan
- atur interval pemamtauan sesuai kondisi pasien
Edukasi
- jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- informasikan hasil pemantauan
Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Cukup
Cukup meningka
Menurun Sedang meningka
menurun t
t
Prosi makan yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
pengunyah
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
menelan
Pengetahuan ttg
1 2 3 4 5
makanan sehat
Sikap terhadap
1 2 3 4 5
makanan
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Perasaan cepat
1 2 3 4 5
kenyang
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
diare 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Cukup
memburu sedang membaik
k membaik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
IMT 1 2 3 4 5
Frekuensi makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bisisng usus 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Eliminasi fekal L.04033`
Definisi
Proses defekasi normal yang disertai dengan pengeluaran feses mudah dan
konsistensi frekuensi serta bentuk feses normal
Ekspetasi membaik
Kriteria hasil
Cukup
Cukup meningka
Menurun sedang meningka
menurun t
t
Kontrol pengeluaran
1 2 3 4 5
fese
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan defekasi lama
1 2 3 4 5
dan sulit
Mengejan saat
1 2 3 4 5
defekasi
Diistensi abdomen 1 2 3 4 5
Terasa massa pada
1 2 3 4 5
rektal
Urgency 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Kram abdomen 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Cukup
memburu sedang membaik
k membaik
k
Konsistensi feses 1 2 3 4 5
Frekuensi defekasi 1 2 3 4 5
Peristaltik usus
Defisini: Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi ringan sehingga
berat dan konstan
Ekspetasi membaik
Cukup
Cukup Meningka
Menurun Sedang meningka
Menurun t
t
Kemampuan menuntaskan
1 2 3 4 5
aktivitas
Cukup Cukup
Meningkat Sedang menurun
meningkat menurun
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
Meringis 1 2 3 4 5
Sikap protektif 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Menarik diri 1 2 3 4 5
Berfokus pada diri sendiri 1 2 3 4 5
Diaforesis 1 2 3 4 5
Perasaan depresi (tertekan) 1 2 3 4 5
Perasaan takut mengalami
1 2 3 4 5
cedera ulang
Anoreksia 1 2 3 4 5
Perineum terasatertekan 1 2 3 4 5
Uterus teraba membulat 1 2 3 4 5
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Cukup
Memburu Sedang Membaik
k Membaik
k
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
Definisi
Keadekuatan aliran darah pembuluh darah distal untuk menunjang fungsi jaringan.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
Denyut nadi perifer 1 2 3 4 5
Penyembuhan Luka 1 2 3 4 5
Sensasi 1 2 3 4 5
Cukup Cukup
Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Warna kulit pucat 1 2 3 4 5
Edema perifer 1 2 3 4 5
Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5
Parastesia 1 2 3 4 5
Kelemahan Otot 1 2 3 4 5
Kram Otot 1 2 3 4 5
Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Nekrosis 1 2 3 4 5
Cukup
Memburu Cukup
Memburu Sedang Membaik
k Membaik
k
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Akral 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah rata - rata 1 2 3 4 5
Indeks ankie-brachial 1 2 3 4 5
Definisi
Kemampuan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri
Ekspektasi Meningkat
Kriteria Hasil
Cukup
Cukup
Menurun Sedang Meningka Meningkat
Menurun
t
Pergerakan Ekstremitas 1 2 3 4 5
Kekuatan otot 1 2 3 4 5
Rentang gerak (ROM) 1 2 3 4 5
Cukup
Meningka Cukup
Meningka Sedang Menurun
t Menurun
t
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku sendi 1 2 3 4 5
Gerakan tidak terkoordinasi 1 2 3 4 5
Gerakan terbatas 1 2 3 4 5
Kelemahan Fisik 1 2 3 4 5
Definisi
Mengidentifikasi dan merawat area local dengan keterbatasan sirkulasi perifer
Tindakan
Observasi
- Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
brachial index)
- Identiifkasi factor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
- Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
- Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
- Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasakn perfusi
- Hindara penekanan dan pemasangan tourniquet pada area dan cedera
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Lakukan hidrasi
Edukasi
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan penurun,
kolesterol, jika perlu
- Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah secara teratur
- Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
- Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis. Melembabkan kulit kering pada
kaki)
- Anjurkan program rehabilitasi vascular
- Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh, minyak
ikan, omega 3)
- Inormasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangkan rasa)
Definisi
Mengidektifikasi dan mengelola ketidaknyamanan pada perubahan sensasi perifer
Tindakan
Observasi
- Identiikasi penyebab perubahan sensasi
- Identiikasi penggunaan alat pengikat, protesis, sepatu, dan pakaian
- Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
- Periksa perbedaan sensasi panas dan dingin
- Periksa kemampuan mengidentifikasi lokasi dan tekstur benda
- Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
- Monitor perubahan kulit
- Monitor adanya tromboslebitis dan tromboemboli vena
Terapeutik
- Hindari pemakaian benda – benda yang berlebihan suhunya (terlalu panas atau dingin)
Edukasi
- Anjurkan penggunaan thermometer untuk menguji suhu air
- Anjurkan penggunaan sarung tangan termal saat memasak
- Anjurkan memakai sepatu lembut dan berumit rendah
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kortikosteroid, jika perlu
1. BIODATA :
Identitas pasien Jurnal 1 Jurnal 2
Nama Tn. L Tn. B. L
No reg 3929424 1234567
Umur 41 Tahun 45 Tahun
Jenis Kelamin Laki – laki Laki - laki
Agama Islam Krisnten
Alamat Cakung (Jakarta Timur) Tarus
Pendidikan Tidak Terkaji SMP
Pekerjaan Tukang amplas kayu dan Wiraswata
tukang ojek
Tanggal MRS 19 Juni 2014 28 Mei 2018
Tanggal pengkajian 19 Juni 2014 28 Mei 2018
Golongan Darah
Diagnosa Medis Serosis Hepatis Serosis Hepatis
2. KELUHAN UTAMA
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien mengatan terasa nyeri pada perut, nyeri Pasien mengatakan kepala terasa pusing saat
seperti ditusuk-tusuk pada perut bagian atas bangun tidur, pusing bertambah apabila pasien
sebelah kanan dan kiri, lamanya kurang lebih 3 terkejut saat bangun tidur, dan jika suhu
sampai 10 menit, dan munculnya tidak tentu. ruangan meningkat. Jika pasien mengalami
Hal yang dilakukan bila nyeri muncul adalah pusing upya yang dilakukan pasien duduk
dengan istirahat dan tiduran, dan nyeri pun tenang dan sejenak memejamkan mata.
berkurang
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien mengatakan perut semakin membesar Pasien mengatakan pusing yang dialami sudah
sejak 4 hari sebelum masuk RS dan nyeri perut berlangsung selama 1 minggu. Faktor pencetus
yang terus- menerus. Nyeri seperti ditusuk- yang menimbulkan keluhan pusing bertambah
tusuk pada perut bagian atas sebelah kanan dan adalah jika pasien tiba-tiba terkejut dari tidur ,
kiri, lamanya kurang lebih 3 sampai 10 menit, dan jika suhu ruangan meningkat. Jika Pasien
dan munculnya tidak tentu. Hal yang mengalami pusing upaya yang dilakukan untuk
dilakukan bila nyeri muncul adalah dengan mengatasi keluhan tersebut, ia akan duduk
istirahat dan tiduran, dan nyeri pun berkurang. tenang dan sejenak memejamkan mata. Pasien
Perut terasa begah, tapi napas tidak sampai mengatakan memiliki riwayat sakit gastritis,
sesak. Pasien juga mengatakan nafsu makan jika penyakit ini kambuh pasien mengatakan
turun, mual, dan muntah. Muntah terjadi di akan makan untuk mengurangi nyeri pada
rumah, tidak banyak, isi makanan, muncul lambung.
setiap pasien baru saja selesai makan, tidak ada
darah, ataupun berwarna hitam. Tn. L juga
sempat satu kali buang air besar dengan
konsistensi cair dan berwarna hitam, urin
berwarna pekat seperti teh. Batuk, demam,
atau pun bengkak pada kaki tidak
dialami Tn.L.
Jurnal 1 Jurnal 2
Istri pasien mengatakan Tn. L sebelumnya Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit
tidak pernah dirawat di RS, hanya berobat gastritis, jika penyakit ini kambuh pasien
jalan saja. Pada Pebruari 2014, Tn.L sempat mengatakan akan makan untuk mengurangi
mengalami mual hebat, kemudian berobat ke nyeri pada lambung. Pasien belum pernah
salah satu RS dan dilakukan pemeriksaan dirawat di rumah skait sebelum ini, pasien
laboratorium, hasilnya adalah nilai SGOT dan mengatakan sering merokok, dalam sehari
SGPT mengalami peningkatan. Tn. L hanya dapat menghabiskan sebungkus rokok. Pasien
diberikan obat (nama obat lupa). Dua minggu juga sering mengkonsumsi alkohol jenis bir
kemudian, Tn.L kontrol kembali dan dilakukan bintang dan kopi, pasien mengatakan sudah
pemeriksaan laboratorium, hasil SGOT dan mengkonsumsi alkohol sejak berusia 20 tahun
SGPT masih tinggi dan dikatakan menderita
hepatitis. Tn.L kemudian diberikan obat
kembali (salah satu obat yang diingat adalah
lesichol) dan dianjurkan untuk rawat jalan saja
(tidak dilakukan pemeriksaan USG abdomen
saat itu). Pada saat itu, badan pasien tidak
menguning, perut tidak membesar, kaki tidak
bengkak, tetapi terjadi penurunan berat badan
yang ekstrim (kurang lebih 20 kg dalam 3
bulan).
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit Pasien mengatakan bahwa ada keluarga
seperti Diabete Melitus, Hipertensi. Dan juga menderita penyakit keturunan yaitu hipertensi.
tidak mengalami penyakit menular seperti HIV
dan TBC.
Genogram :
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien seorang yang beragama muslim, dan keluarga mengatakan pasien jarang mengikuti
pasien rajin mejalanakan sholat lima waktu. gerja karena malas , pasien juga tidak
Pasien menerima penyakit yang di alaminya mengikuti kegiatan keagamaan
dan pasien selalu berdoa kepada Tuhannya atas
penyakit yang dideritanya dan pasien yakin
penyakit yang dideritanya adalah suatu cobaan,
dan pasien percaya bahwa Tuhan yang akan
menyembuhkan dan pasien percaya bahwa
penyakitnya ini ada obatnya
7. POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas,
kebersihan dan seksual ).
8.
JURNAL 1 JURNAL 2
No Activity Sebelum Sakit Sesudah Sakit Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Daily Living
(ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Jumlah : Jumlah : Jumlah: Jumlah :
Nutrisi dan Jenis : Jenis : Jenis: Jenis :
Cairan 1) Nasi : Nasi : ½ 1) Nasi : 1 1) Nasi : 1
1(porsi) (porsi) (porsi) (porsi)
2) Lauk : Lauk : 2) Lauk : 2) Lauk :
ada/tidak, ada/tidak, ada/tidak, ada/tidak,
nabati/hewani nabati/hewani nabati/hewani nabati/hewani
3) Sayur : Sayur : 3) Sayur : 3) Sayur :
ada/tidak ada/tidak ada/tidak ada/tidak
4) Minum :.800 Minum :.......... 4) Minum :2000- 4) Minum :
cc/hari ..........cc/hari 2500 cc/hari 1.200=1500....
Pantangan : Pantangan : Pantangan : ...........cc/hari
Tidak ada Pantangan :
Tidak ada
Kesulitan Kesulitan Kesulitan
Makan/Minu Makan/Minum Makan/Minum Kesulitan
m: : : Makan/Minum
Tidak Kesulitan Pasien : tidak ada
mengatakan
Usaha mengatasi tidak ada mual Usaha mengatasi
kesulitan : dan muntah kesulitan : tidak Usaha mengatasi
Tidak ada saat makan, ada kesulitan : tidak
naffsu makan ada
ada, hanya saja
pasien
membatasi
makannya
karena
khawatir peut
terasa begah.
Usaha
Mengatasi
Kesulitan :
Diet pasien
diet hati IV
2100 kalori
(lunak 1700
kalori, cair
hepatosol
2x100 cc) dan
roti isi untuk
malam sebagai
porsi keempat
2. Pola BAK : 3-4 x/hari BAK : 3- BAK 4-5..x/hari BAK :2-3 x/hari
Eliminasi Jumlah :- cc 4.x/hari Jumlah :.cc (menggunakan
Warna urin Jumlah :1000 pempers
seperti teh dan .cc BAB : 1-2 /hari Jumlah :. cc
pekat, jumlahnya Pasien Konsistensi :
seperti biasa, mengatakan warna kuning BAB : 1x/hari
tidak ada urin tampak kecoklatan, bau Konsistensi :
keluhan nyeri kuning pekat busuk sesuai tidak keras,
saat BAK (pasien dengan apa yang berwarna kuning
BAB : 1-2 mendapat dimakan kecoklatan
x/hari terapi Lasix
Konsistensi : 2x40mg iv)
cair berwarna BAB : 1-2 Masalah dan cara Masalah dan cara
hitam 1 kali x/hari mengatasi: tidak mengatasi: tidak
(riwayat Konsistensi : ada ada
konsumsi tablet warna kuning,
at besi/obat dan konsistensi
penambah darah) padat lunak
Masalah dan
cara mengatasi Masalah dan
cara
mengatasi:
:
3. Pola istirahat Siang : 1-2 jam Siang : 2 jam Siang : 3 jam Siang : 3 jam
Tidur (jarang
sekali) Sore : 2 jam Sore: - jam Sore :- jam
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, Pasien tampak lemah, mengalami anoreksia,
kesadaran pasien composmentis perut tampak membesar,
9. TANDA-TANDA VITAL
Jurnal 1 Jurnal 2
Suhu Tubuh 360 C Suhu Tubuh 37,50 C
Denyut Nadi 112 x/menit Denyut Nadi 98 x/menit
Tekanan Darah 120/80 mmHg Tekanan Darah
Pernafasan 18 x/menit Pernafasan
TT/TB 64,5 kg/ 155 cm TT/TB
10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Jurnal 1 Jurnal 2
Kepala normosefal, kulit kepala bersih, - Kepala dan leher: saat dilakukan
mata simetris, sklera putih, konjungtiva pemeriksaan fisik pada pasien
merah muda, telinga bersih, tidak ada didapatkan pasien mengeluh kepala
epitaksis ataupun perdarahan gusi, pada terasa pusing. Saat diinspeksi bentuk
bagian leher tidak didapatkan pembesaran kepala dan wajah simetris, tidak ada
kelenjar getah bening ataupun pembesaran nyeri tekan dan udem, rambut beruban,
kelenjar tiroid penyebaran rambut merata, wambut
tidak mudah rontok, kulit kepala bersih,
tidak tampak adanya lesi dan massa
- Pendengaran : pasien tidak mengalami
gangguan pendengaran
- Hidung ; pasien tidak mengalami
gangguan penciuman
- Tenggorokan dan mulut: keadaan mulut
pasien, keadaan gigi tidak lengkap,
tampa karies pada gigi dan pasien tidak
mengalami gangguan menelan, mukosa
bibir tampak pucat
Jurnal 1 Jurnal 2
Inspeksi : pemeriksaan yang dilakukan di Tidak terkaji
daerah ketiak pasien tampak bersih terdapat
bulu rapi dan tampak bersih, tidak tampak
benjolan maupun luka jahita.
Palpasi: tidak tampak nyeri tekan didaerah
ketiak maupun pada daerah sekitar payudara,
tidak teraba benjolan, tidak ada tanda tanda
pembekakan
E. Pemeriksaan Jantung :
Jurnal 1 Jurnal 2
Inspeksi dan palpasi: tidak tampak pasien tidak merasakan nyeri dada , saat
pulserasi pada jantung, tidak tampak diinspeksi didapakan kesadaran pasien
pembekakan yang tampak dari luar yang composmentis dengan GCS 15 , bentuk
menandakan adanya ketidak nornalan dada normal , bibir tampak pucat , Capilary
pada bentuk jantung, dan tidak tampak refill < 2 detik , tampak udem pada kaki +
ictus cordis, saat dilakukan palpasi 1 mm, vena jugularis tidak teraba . Saat
jantung tidak terapa pulserasi pada ICS V diperkusi, tidak ada tanda-tanda
sinistes, teraba ictus cordis karena pembesaran jantung, bunyi jantung normal
denyutan dinding thorax pada ICS V
midclavikula sinister, tidak ada tanda-
tanda sianosis, CRT 2 detik, tidak ada
edema dibagian tangan dan kaki, nadi
apical teraba, vena jugularis teraba.
Perkusi : batas jantung pada ICS II area
aorta pada sebelah kanan dan pulmonal
pada sebelah kiri), ICS V mid sternalis
kiri (pada area katup trikuspid atau
ventrikel kanan) ICS V mid clavikula kiri
( pada area katup mitral). Batas jantung
atas pada ICS II mid sternalis, kiri : ICS
V midclavikula kiri, Bawah : ICS V dan
batas kanan pada ICS IV midsternalis
kanan
F. Pemeriksaan Abdomen :
Jurnal 1 Jurnal 2
Auskultasi bising usus aktif di empat warna abdomen cokelat , tampak ada lesi
kuadran, bunyi bising usus 10 x/menit, pada bagian abdomen kanan bawah akibat
perut tampak buncit dan besar, Spider nevi gesekkan ikat pinggang . tampak asites(+)
tidak ada, tampak hemotum ukuran 5x5cm pada abdomen kuadran kanan atas.
di daerah umbilicus, hasil perkusi Lingkar perut 78 cm Didapatkan Bising
didapatkan Hiing dullnes positif, pada usus pasien 16 kali/ menit , tidak ada nyeri
palpasi tidak adan nyeri tekan ataupun nyeri tekan pada abdomen. Keadaan rectal
lepas, pasien mengatakan tidak ada riwayat normal , tidak ada luka dan hemmoroid
benturan/suntukan di area tersebut, tiba
tiba ada membiru di ruang boarding.
Lingkat perut: batas atas 99cm, tengah 98
cm, dan bawah 96cm
Genetalis : tidak terdapat tanda – tanda Genetalis : tidak terdapat tanda – tanda
infeksi maupun kelainan pada genetalia infeksi maupun kelainan pada genetalia
Anus : tidak terdapat pembesaran Anus : tidak terdapat pembesaran
hemoroid, tidak ada luka, tidak ada hemoroid, tidak ada luka, tidak ada
pembengkakan pembengkakan
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
Jurnal 1 Jurnal 2
Pada ekstremitas didapatkan kekuatan otor pasien mengatakan sejak lahir mengalami
sama kuat kelumpuhan pada kaki kanan. Tidak ada
MMT nyeri otot dan sendi, kekuatan otot normal
MMT:
5 5 4 4
5 5
Keterangan: 0 4
0=paralisis total Keterangan:
1=tidak ada gerakan, terba / terlihat 0=paralisis total
kontraksi otot 1=tidak ada gerakan, terba / terlihat
2=gerakan otot penuh menentang gravitasi kontraksi otot
dengan bantuan/sokongan 2=gerakan otot penuh menentang gravitasi
3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi dengan bantuan/sokongan
4=gerakan normal melawan gravitasi 3=gerakan nornal untuk melawan gravitasi
dengan sedikit tahanan 4=gerakan normal melawan gravitasi
5= gerakan normal penuh melawan dengan sedikit tahanan
gravitasi dengan tahanan penuh 5= gerakan normal penuh melawan
gravitasi dengan tahanan penuh
I. Pemeriksaan Neurologi :
Jurnal 1 Jurnal 2
Nilai kesadaran pasien compsomentis yaitu Pasien mengalami penurunan kesadaran
kesdaran normal sadar penuh dan dapat GCS 3-5-3
menjawab semua pertanyaan tentang Eyes = 3 pasien dapat membuka mata
sekelilingnya dengan gcs 15 mengikuti perintah
Eyes = 4 dapat membuka mata secara Verbal = 5 pasien dapat menjawab semua
spontan pertanyaan yang diajukan dengan benar
Erbal 5= dapat berorientasi dengan baik dan sadar penuh terhadap orientasi
Motorik 6=dapat mengikuti perintah secara Motorik = 3 pasien hanya menekuk dan
baik memutar bahu saat diberi rangsangan nyeri
Pemeriksaan refkel patela baik, pupil
isokor. Tidak ada riwayat kejang dan
kelumpuhan. kordinasi gerak dapat
dijangkau seluruhnya
Jurnal 1 Jurnal 2
1. Cefotaxime 3x1 gr Iv 1. Ranitidin 2x1 mg/Iv
2. Furosemide 2x40 mg Iv 2. Aminofusing hepar inus 1x 500 cc/Iv
3. Omeperazole 2x40 mg Iv 3. Pro Albumin infus 2x200 mg/IV
4. Vitamin K 2x10 mg Iv 4. Sucrafat 3x 2g/oral
5. Spironoloctone 2x100 mg po 5. Spiro 1x 100 mg/oral
6. Propranolol 2x10 mg po 6. Furosemid 3x 40 mg/ oral
7. Lactulax 3x15 cc PO 7. Paracetamol 3x 500 mg/oral
8. Sucralate 4x15 cc PO 8. Albumin tablet 3x 500 mg/ oral
9. Vitamin B1 2x 1 mg/ oral
Jurnal 1 Jurnal 2
Pasien dan keluarga berharap agar pasien Pasien dan keluarga berharap agar pasien
segera sembuh dan dapat melaksanakan segera sembuh dan dapat melaksanakan
aktivitas sehari hari seperti biasa, dan dapat aktivitas sehari – hari seperti bisa dan dapat
berkumpul dengan keluarga. Pasien berharap berkumpul dengan keluarga.
bisa melakukan aktivitasnya sebagai kepala
rumah tangga dan tulang punggung bagi
keluarganya dengan baik tanpa suatu halangan,
jika pasien sakit kehidupan sehari – hari
keluarga akan menjadi sedikit terganggu, dan
anak – anaknya merasa sedih ayahnya harus di
rawat di rumah sakit
Kediri , ……………………….
Tanda Tangan Mahasiswa,
Meilinda
(Meilinda Krisna Puspasari)
ANALISA DATA
DS: pasien mengatakan Ketidak mampuan menelan Defisit Nutrisi DS : pasien Serosis Hepar Perfusi Perifer tidak
merasakan mual dan muntah makanan mengatakan efektif
makan tidak habis hanya ¾ merasa pusing
porsi saat bangun tidur
DO: dan duduk lama
1. Pasien menunjukkan DO: - Pasien tampak
ekspresi mual dan lemah
muntah - Konjungtiva
2. Pasien hanya pucat/ anemis
menghabiskan - Mukosa bibir
makanan ¾ tampak pucat
3. Mukosa bibir kering - TD : 90/60 mmHg
4. Pasien tampak pucat - Hb : 7.7
- Hasi USG : sirosis
hati
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. 24/09/2020 Defisit Nutrisi berhubungan 26/9/2020 2. 24/09/2020 Perfusi perifer tidak efektif 26/09/2020
dengan ketidak mampuan
Meilinda berhubungan dengan
Meilinda
menelan makanan ditandai serosis hepat ditandai
dengan pasien mengatakan dengan pasien mengatakan
merasakan mual dan muntah merasakan pusing saat
makan tidak habis hanya ¾ bangun tidur dan duduk
porsi. Pasien menunjukkan lama, pasien tampak lemah,
ekspresi mual dan muntah, konjungtiva pucat/anemis,
pasien hanya menghabiskan mukosa bibir tampak pucat,
makanan ¾, mukosa bibir tekanan darah 90/60
kering, bibir tampak pucat mmHg, Hb 7.7, hasil USG:
Serosis Hati
2. SIKI : Integritas kulit dan jaringan (L.14125) 2. SIKI : Integritas kulit dan jaringan (L.14125)
a. Elastis 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4 k. Elastis 3 Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu
44
1. 1 12.00 S: 1. 1 12.00 S:-
Sesak tidak ada, perut begah tidak ada, O:
perut terasa lebih enak dan nyaman setelah 1. Piting udem 1 mm (+ 1 )
cairan yang di perut diambil. 2. Asietas pada perut kuadaran kanan atas , lingkar
O: perut 76 cm
1. TTV: TD 105/70 mmHg; nadi 3. Penumpukan cairan : Masukan – haluaran :
88×/menit, kuat dan teratur; suhu 1220cc-1200 cc =20 cc
360C, dan RR 16×/menit. A: masalah Hipervolemi belum teratasi
2. BB 62,5 kg (turun 2 kg dari yang P : Intervensi Dilanjutkan
kemarin)
3. Lingkar perut: batas atas 97,5 cm
(turun 1,5 cm dari sebelumnya),
tengah 98 cm (sama dengan
sebelumnya), bawah 96 cm (sama
dengan sebelumnya)
4. Nilai albumin 2,82 gr/dl (nilai
albumin 29-5-14 adalah 2,5 gr/dl)
5. Edema tungkai tidak ada
6. Auskultasi paru: masih terdengar
ronchi halus pada kedua apikal paru
7. Distensi vena jugularis tidak ada
8. Asites masih tampak, shifting
dullness positif
9. Balance cairan perhari (26-5-2014
sampai 27-5-2014) = -2330 cc/hari
Intake=1350 cc; IVFD 700 cc (pasien
mendapat infus gelosfusin postpungsi
asites), minum 650 cc
Output=3680 cc; urin 980 cc, pungsi
asites 2,1 L, IWL 600 cc
10. Pasien mengikuti program pengobatan:
spironolactone 100mg sudah diminum
A: Masalah Keperawatan Hipervolemi belum
teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
2 12.00 S: 2 12.00 S: pasien mengatakan pusing berkurang
Mual dan muntah tidak ada, nafsu makan O:
baik, makan pagi habis ¾ porsi 1. konjungtiva masih pucat
O: 2. Mukosa bibir anemis
1. Pasien menghabiskan 1 porsi makan 3. TD : 100/60 mmHg
siangnya 4. Nadi : 80x/ menit
2. Susu hepatosol 100cc jam 10 diminum habis
3. Pasien tidak menunjukkan ekspresi mual 5. RR : 18x/ menit
ataupun muntah 6. Suhu : 37.5 derajat celcius
4. Sucralfate 10cc A : masalah belum teratasi
sudah diminum P : intervensi dilanjutkan
pasien A:
5. Nutrisi mulai adekuat
A: Masalah keperawatan Defisit Nutrisi belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
2. 1. 12.00 S: 2. 1. 12.00 S:
Sesak dan perut terasa begah tidak ada 1. pasien mengatakan menganti pempers 3 kali
O: 2. saat diganti pempers penuh
1. TTV: TD 110/70 mmHg; nadi 3. pasien mengatakan minum 3 gelas kecil (240 cc)
92×/menit, kuat dan teratur; suhu 360C, 4. pasien mengatakan :
dan RR 18×/menit. 5. masukan : oral : 720 cc + parenteral : 500 cc
2. BB 62,5 kg (sama dengan yang 6. haluaran : 1100 cc
kemarin)
3. Lingkar perut: batas atas 97 cm (turun O:
0,5 cm dari sebelumnya), tengah 98 cm 1. tidak ada piting udem
(sama dengan sebelumnya), bawah 96 2. asietas pada perut kuadaran kanan atas
cm (sama dengan sebelumnya) 3. Penumpukan cairan :
4. Edema tungkai tidak ada Masukan – haluaran : 1220cc-1100 cc = 20 cc
A : masalah keperawatan Hipervolemi A : masalah belum teratasi , pasien pulang
teratasi sebagian P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dilanjutkan
46
2 12.00 S:
1. Mual dan muntah tidak ada, nafsu makan
baik, makan pagi habis 1 porsi, perut terasa
nyaman, dab BAB lancar setiap hari.
2. Makan putih telur kemarin 4 butir
O:
1. Pasien menghabiskan 1 porsi makan siangnya
2. Susu hepatosol 100cc jam 10 diminum habis
3. Pasien tidak menunjukkan ekspresi mual
ataupun muntah
4. Sucralfate 10cc sudah diminum pasien
5. Pasien tampak lebih segar dan bergairah
A : Defisit nutrisi teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DATAR PUSTAKA