MINA Revisi
MINA Revisi
MINA Revisi
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami kelompok 5 dan kelompok 6 Program Studi D-IV Keperawatan Lawang Poltekkes
Kemenkes Malang dapat menyelesaikan laporan desiminasi praktik manajemen keperawatan
di ruang Mina RSI Masyithoh. Dengan terselesaikannya laporan ini, kami mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Widia Yuniarti Ningsih S.Kep, Ns selaku Kepala Ruang dan Pembimbing Klinik di
Ruang Mina RSI Masyithoh Bangil
2. Ibu Tri Nataliswati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembimbing Institusi Poltekkes Kemenkes
Malang
Kami menyadari bahwa laporan desiminasi praktik manajemen keperawatan yang
kami buat ini masih banyak kekurangan dan perlu adanya perbaikan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun. Agar laporan
ini menjadi lebih sempurna dari sebelumnya.
Demikianlah laporan ini kami buat, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENGKAJIAN
4
LEMBAR PENGESAHAN
NIP: NIP:
NIP:
5
BAB I
PENDAHULUAAN
Keuntungan dari MAKP Tim antara lain asuhan keperawatan yang diberikan
bermutu tinggi dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan,dukungan,
proteksi, informasi dan advokasi. Selain itu pembagian tugas yang jelas dan dilakukan
6
sesuai peran akan meringankan beban kerja perawat. Hal ini dapat meningkatkan
kepuasan bagi pasien, perawat dan perawat dan tenaga kesehatan lainnya sehingga
tercapai suatu pelayanan yang paripurna.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
c. Menentukan rumusan masalah
d. Memprioritaskan masalah
e. Menyusun rencana strategi : (1) Peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3) Discharge
Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde Keperawatan, (7)
Sentralisasi Obat
f. Melaksanakan rencana strategi : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3)
Discharge Planning, (4) Timbang Terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde
Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat.
g. Melakukan evaluasi pelaksanaan : (1) peran MAKP Primer, (2) Supervisi, (3)
Discharge Planning, (4) Timbang terima, (5) Dokumentasi, (6) Ronde
Keperawatan, (7) Sentralisasi Obat
1.3 Manfaat
a. Bagi Pasien dan Keluarga
7
1. Mendapatkan pelayanan yang optimal
2. Tercapainya kepuasan klien dan keluarga yang ada di ruang Mina secara optimal
b. Bagi Perawat Ruang Mina
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan atau komunikasi yang adekuat antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien
serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas, dan disiplin diri perawat
c. Bagi Rumah Sakit
1. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Mina yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional
2. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan motode SWOT serta menyusun
rencana strategi
3. Mempelajari penerapan model keperawatan professional (MAKP)
d. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan kritis dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan
2. Dapat memperoleh pengalaman nyata dalam pengelolaan perawatan profesional.
8
BAB II
PENGKAJIAN
Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi
pengumpulan data, analisa SWOT, dan identifikasi masalah.
9
2.1.6 Metode penugasan
Di ruang mina saat ini adalah MAKP tim. Pengembangan model asuhan keperawatan
tim terdiri atas anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi 2 tim dalam satu shift pagi atau
bahkan hanya terdiri 1 tim tergantung dari jumlah perawat yang sedang dijadwalkan
dinas. Dalam setiap tim tersebut, terdapat 1 orang penanggung jawab, 1 atau 2 katim,
dan masing- masing 1 perawat pelaksana. Sedangkan untuk shift sore dan malam
hanya terdapat 1 tim yang terdiri dari hanya 2 atau 3 orang.
10
2.2.1 TENAGA DAN PASIEN (M1 - Man)
2.2.1 Tenaga
1. Struktur Organisasi
Kepala Ruangan
Clinical Instruktur
KATIM 1 KATIM 2
Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi Ruang Mina RSI Masyithoh Bangil.
11
Struktur organisasi Ruang Mina dilaksanakan berdasarkan garis komando, dari
struktur jabatan tertinggi yaitu kepala ruangan di bawahnya terdapat Clinical Instruktur ,
Katim 1 dan Katim 2 yang masing-masing membawahi Perawat Pelaksana. Masing-masing
peran disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya, namun di ruang Mina job disc perawat
belum terlihat jelas dalam pelaksanaannya.
1. Tenaga Keperawatan
Tabel 2.1 Tenaga Keperawatan di Ruang Mina RSI Masyithoh Bangil.
12
Lailatul Fitria. Perawat Penata
7 14.2.074 BCLS, SE, PPGD
Amd.Kep Pelaksana Muda/III a
Perawat
10 Khoirun Nisa D3 Kep
Pelaksana
Baharuddin, Perawat
11 D3 Kep BTCLS
Amd.Kep Pelaksana
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa sertifikat yang telah dimiliki oleh
hampir semua perawat adalah:
13
2 D3 Keperawatan PNS : 5
BLUD : 4
2
1. S1 Keperawatan 18%
11
9
2. D3 Keperawatan x 82%
11
3. Tenaga Medis
Tabel 2.4 Tenaga Medis Di Ruang Mina RSI Masyithoh
No Tenaga Medis Jumlah
1 Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2
2 Dokter Spesialis Jantung 1
3 Dokter Spesialis Saraf 1
14
3. Jam Penyuluhan
15 menit x 17 orang = 255 menit = 4 jam
KEBUTUHAN PERAWAT
2. Pembagian perawat/shift
Pagi (P) = 47% x 9 orang perawat = 4 orang
Sore (S) = 35% x 9 orang perawat = 3 orang
Malam (M) = 17% x 9 orang perawat = 2 orang
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas di Ruang Mina adalah 9 orang.
5. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin tanggal 22 Maret 2017 di dapati gambaran
kapasitas tempat tidur di ruang Mina yaitu 23 bed dengan rincian sebagai berikut :
Table 2.6 Jumlah tempat tidur di Ruang Mins RSI Masyithoh 22 Maret 2017
No Shift Kelas 1 Kelas II Kelas III BOR
0 bed 9 bed 14 bed 17
1 Pagi 23
100% = 73,91%
( kosong) (1 kosong) (5 kosong)
0 bed 9 bed 14 bed 12
2 Sore 23
100% = 52,17%
( kosong) (4 kosong) (7 kosong)
0 bed 9 Bed 14 bed 14
3 Malam 34
100% = 60,86%
(kosong) (3 kosong) (6 kosong)
15
emphathy (empati) . Jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri dari 4 jawaban yaitu jawaban
sangat tidak puas, jawaban tidak puas, jawaban puas, jawaban sangat puas.
2.1.2 Pasien
Pasien Masuk
Rawat Mina
- Pulang Paksa
- Pulang Sembuh
- Pindah Ruangan
- Di Rujuk
16
2.2.2 SARANA DAN PRASARANA (M2 MATERIAL)
1. Lokasi
Ruang Mina merupakan bagian dari ruang perawatan di Irna Medik RSI Masyithoh .
Ruang Mina terletak di lantai 3 atau lantai paling atas dari RSI Masyithoh. Adapun dalam
Ruang Mina terbagi beberapa ruang yaitu nurse station, mushola, kamar mandi pasien dan
kamar mandi perawat. Nurse station di dalamnya terdapat meja antara lain berisi map-map
yang berisi status pasien (denah terlampir).
17
4. Peralatan Kesehatan
Tabel 2.8 Inventaris Alat di Ruang Mina RSI Masyithoh
Kondisi
No. Nama Barang Jumlah
Baik Rusak Sisa
1. Ambubag Dewasa 1 1 - 1
2. Ambubag Anak 1 - 1 0
3. Bengkok kecil 1 1 - 1
Bak instrumen
4. 10 6 4 6
besar
Bak instrumen
5. 2 2 - 2
kecil
6. Kom 2 2 - 2
7. Gunting perban 1 - 1 0
8. Gunting AJ 2 1 1 1
Gunting bengkok
9. 3 2 1 2
besar
10. Spatel lidah 1 1 - 1
15. Korentang 1 1 - 1
16. Mortil 1 1 - 1
22. Timbangan 1 1 - 1
18
23. GDA 1 1 - 1
26. Sterilisator 1 1 - 1
27. Nebulizer 1 1 - 1
28. ECG 1 1 - 1
30. Suction 1 1 - 1
31. Troli 3 3 - 3
32. Pispot 5 3 2 3
33. Urinal 4 3 1 3
35. Torniquet 1 1 - 1
36. Manometer 5 3 2 3
5. Ruang Penunjang
a. Kamar mandi
b. Ruang tata usaha/administrasi
c. Ruang mushola
6. Dokumentasi
a. Dokumen absensi karyawan
b. Dokumen absensi mahasiswa
c. Daftar inventaris alat kesehatan dan non-alat kesehatan
d. Daftar pegawai bidang keperawatan
e. Dokumen penerimaan logistic
f. Surat keluar dan masuk
g. Standar asuhan keperawatan
h. Buku laporan harian
i. Buku timbang terima
j. Buku injeksi
19
k. Buku penerimaan obat
l. Surat Rujuk
m. Surat keterangan alih rawat
n. Lembar resep
o. Blanko Transfusi
p. Surat keterangan kematian
q. Bon
r. Surat pengajuan perintah rujuk
s. Surat keterangan opname
t. Surat keterangan menunggu penderita
u. Surat pengembalian obat
20
27 Melepas kateter
28 Perawatan kateter pada wanita
29 Perawatan kateter pada laki laki
30 Irigasi kandung kemih
31 Menyiapkan dan memberikan huknah rendah
32 Menyiapkan dan memberikan huknah tinggi
33 Menyiapkan dan memberikan gliserin dengan spuit
34 Irigasi mata
35 Persiapan kulit untuk pembedahan
36 Merawat luka ulkus dekubitus
37 Merawat luka bakar
38 Perawatan trakeostomi
39 Perawatan kolostomi
40 Mengganti balutan luka
41 Perawatan luka kotor
42 Perawatan luka bersih
43 Perawatan tampon epistaksis
44 Mengangkat jahitan luka
45 Mengukurr tekanan darah
46 Menghitung denyut nadi
47 Menghitung pernafasan
48 Mengukur suhu axilia
49 Mengukur suhu rextal
50 Mengukur suhu di mulut
51 Menimbang berat badan
52 Menyiapkan dan memberikan kompres hangat
53 Menyiapkan dan memberikan kompres basah
54 Menghitung BMR
55 Memberikan oksigen dengan nasal kanul
56 Memonitoring tabung oksigen dan oksigen sentral
57 Penanganan pasien tirah baring
58 Memandikan pasien ditempat tidur
59 Menjaga keselamatan pasien di tempat tidur
60 Menolong pasien BAB
61 Menolong pasien BAK
62 Melakukan rendam bokong
63 Membersihkan mulut pasien
64 Menyisir rambut pasien
65 Membantu pasien untuk tidur
66 Melaksanakan ambulasi dini
67 Melakukan pelayanan spiritual kepada pasien
68 Membimbing pasien menghadapai sakaratul maut
69 Mengawasi tingkat kesadaran pasien
70 Melakukan resusitsi jantung paru
21
71 Merawat jenazah
72 Memindahkan pasien
73 Perawatan isolasi
74 Menggati linen kotor dengan pasiensiatas tempat tidur
75 Memberi posisi sem fowler
76 Memberi posisi trendelenberg
77 Mengatur posisi lithotomi
78 Memasang bidai
79 Memasang bidai leher
80 Memeriksa gula darah dengan glukotest stick
81 Merekam ECG
82 Fisioterapi dada
83 Mencuci tangan cara biasa
84 Pengguanaan masker
85 Penggunaan sarung tangan disposible
86 Pemasangan WSD
87 Mempersiapkan larutan desinfektan
88 Pengguanaan tutup kepala
89 Sterilisasi
90 Persiapan pasien untuk pemeriksaan radiodiagnostik
91 Mempersiapkan pasien pre operasi di ruangan
92 Memindahkan pasien ke meja operasi
93 Melaksanakan komunikasi secara langsung
94 Memberikan penyuluhan secara individu
95 Pengiriman bahan pemeriksaan ke laboratorium
96 Menimbang berat badan bayi
97 Memandikan bayi
98 Memandikan bayi dengan minyak
99 Menggantu pakaian bayi
100 Pertolongan bayi baru lahir
101 Inisiasi menyusu dini
102 Identifikasi ibu dan bayi baru lahir
103 Perawatan payudara
104 Membimbing ibu menyusui
105 Mengeluarkan asi
106 Episiotomi
107 Ampiotomi
108 Penjahit luka peritoneum
109 Persiapan pasien kutettage
110 Perawatan pasien dengan ketuban pecah dini
111 Pengawasan infeksi pada masa nifas
112 Perdarahan post partum
113 Perawatan luka post op sectio cecarea
114 Terapi blue light pada bayi
22
115 Memberikan asi melalui NGT
116 Memberikan terapi melalui vena umbilikus
117 Penangan bayi dengan atresia ani
118 Penangan bayi dengan meningocole
119 Penangan bayi denganhidrosepalus
120 Penangan bayi hipothermi
121 Penangan bayi dengan RDS
122 Penanganan neonatus dengan celah bibir palatum
123 Penangan bayi dengan talipes
124 Vulva hygine
125 Memelihara dan memotong kuku
126 Melakuakan timbang terima
127 Menerima pasien masuk ruang rawat inap
128 Melaksanakan program orientasi pada pasien
129 Menyiapkan pasien pulang dari ruang rawat inap
130 Mempersiapkan psien pindah kelas di ruang rawat inap
23
2.2.3 METODE PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN (M3-METHODS)
1. Penerapan Sistem MAKP
Berdasarkan hasil pengkajian terhitung mulai 20 Maret 2017 - 1 April 2017 maka
model asuhan keperawatan professional yang dilakukan di ruang Mina saat ini adalah MAKP
tim. Pengembangan model asuhan keperawatan tim terdiri atas anggota yang berbeda- beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
2 tim dalam satu shift pagi atau bahkan hanya terdiri 1 tim tergantung dari jumlah perawat
yang sedang dijadwalkan dinas. Dalam setiap tim tersebut, terdapat 1 orang penanggung
jawab, 1 atau 2 katim, dan masing- masing 1 perawat pelaksana. Sedangkan untuk shift sore
dan malam hanya terdapat 1 tim yang terdiri dari hanya 2 orang (tidak ada pekarya kesehatan
dalam ruangan). Dalam pelaksanaannya, MAKP tim ini belum maksimal karena tidak
seimbangnya jumlah perawat dengan jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya sehingga
MAKP yang berjalan tidak maksimal.
2. Timbang Terima
Timbang terima : Berdasarkan hasil observasi dan wawancara didapatkan data bahwa
seluruh perawat menyatakan bahwa laporan timbang terima berisi laporan kondisi pasien
(berdasarkan diagnosa medis), program tindakan keperawatan/ terapi obat dan injeksi, jumlah
kapasitas pasien. Berdasarkan dari hasil observasi tiap pelaksanaan timbang terima di Ruang
Mina saat ini untuk shift malam ke shift pagi telah dilaksanakan. Sedangkan shift pagi ke
shift siang dan sore ke malam timbang terima dilakukan hanya sebatas laporan jaga sambil
berkeliling ke pasien. Kegiatan timbang terima dilakukan jika terdapat semua perawat
berkumpul terutama saat pagi dipimpin oleh karu. Saat pagi ke siang dipimpin oleh ketua
tiam. Perawat pada shift malam melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada
shift pagi disertai pencatatan di buku operan. Setelah selesai, perawat langsung kembali ke
pasien dan melaksanakan tugasnya, dan melakukan evaluasi tindakan keperawatan ketika
dilakukan observasi tanda tanda vital.
Hambatan yang dialami adalah tingginya beban kerja perawat, timbang terima telah di
dokumentasikan dengan lengkap beserta rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
saat pergantian shift.
3. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh kelompok pada tanggal 20
Maret 2017 1 April 2017 didapatkan hasil sebagai berikut:
24
Kepala ruangan mendukung dilaksanakannya supervisi keperawatan dan staf perawat
sebenarnya mempunyai kemauan untuk berubah. SOP tentang tindakan keperawatan juga
ada. Supervisi internal yang dilakukan oleh kepala ruangan kepada staf belum dilaksanakan
dengan baik. Pelaksanaan yang dilakukan terbatas pada saat timbang terima pagi dan sore
dengan menanyakan masalah yang dihadapi dan memantau hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan, tetapi belum terdokumentasi secara optimal. Format untuk pelaksaan supervisi
ada. Tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi yang telah dilaksanakan adalah diusulkan ke
unit untuk mendapatkan pelatihan dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
4. Discharge Planning
Discharge Planning dilakukan pada pasien yang akan KRS dilakukan HE (Health
Education) secara lisan. Pasien diberikan kartu kontrol, dan mendapat kartu discharge
planning.
5. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruangan mina sudah diterapkan, untuk alur penerimaan obat
sendiri adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan kepada keluarga pasien
untuk mengambil resep di depo farmasi. Kemudian semua obat, baik obat oral dan obat
injeksi diberikan pada perawat jaga yang nantinya akan di berikan dan diinjeksikan kepada
pasien saat jam injeksi dan jam minum obat.
6. Dokumentasi Keperawatan
Sampai saat ini sistem pendokumentasian yang berlaku di ruang mina adalah sistem
SOR (Souerce Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari
berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter, perawat, Hambatan dalam pelaksaan
adalah :
a. Pengisian pendokumentasian belum lengkap hanya 60-70% yang mengisi lengkap
(dalam SOAP).
b. Lembar informed consent, dan pengkajian penerimaan pasien sudah dilaksanakan.
c. Format laporan harian perawat masih mengarah pada diagnosa dan terapi medis,
kondisi umum, jawaban atas advice dokter dan tindakan rutin. Belum ditemukan
laporan tentang masalah keperawatan yang muncul pada pasien.
25
Tabel 2.10 Lembar Dokumentasi Ruang Mina RSI Masyitoh Bangil
26
2.2.4 M4-MONEY
2.2.4 Pembiayaan (Money/M4)
Pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan), sumber dana operasional ruangan,
pendanaan alat kesehatan, pendanaan fasilitas kesehatan bagi pasien, dan pendanaan bahan
kesehatan (habis pakai) berasal dari rumah sakit yang diterima dari biaya individu pasien
dan kerjasama dengan pihak BPJS bagi pasien yang memiliki kartu BPJS. Sedangkan
sumber dana kesehatan berasal dari rumah sakit yaitu dari dana jasa medik dan jasa
pelayanan, berupa uang yang diberikan berdasarkan remonerasi, yaitu tingkat pendidikan,
pangkat, dan lama kerja. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas yang diperoleh dari
JPKTH bagi tenaga honorer, dan ASKES bagi tenaga PNS. Pembiayaan pasien sebagian
besar berasal dari BPJS, Sedangkan yang lain dari JAMKESMAS dan biaya sendiri. Biaya
perawatan saat ini sesuai kelas perawatan di Ruang mina terdiri dari Ruang Kelas II, Ruang
Kelas III.
Berdasarkan akumulasi data penangung jawab pasien rawat inap 20 maret sampai
1april 2017 diperoleh hasil presentase rawat inap dengan perincian BPJS, UMUM. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa besar keuntungan yang diperoleh rumah sakit
cenderung sedikit.
27
Tabel 2.11 Persyaratan Administrasi Rawat Inap
BPJS UMUM
1. Pasien yang akan masuk rawat inap Pasien umum tidak perlu
hanya menyiapkan kartu BPJS atau menyiapkan surat apapun, karena
ASKES serta KTP yang telah di foto semua biaya ditanggung oleh
copy, dengan lembar jaminan rawat pribadi.
inap dari rumah sakit.
Tidak termasuk obat-obatan, bahan habis pakai, penunjang medik dan jasa medik.
2.2.5 M5-MACHINE
1. Jumlah Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada hari Senin tanggal 20 Maret 2017
didapatkan BOR ruang Mina sebesar 100%. Kapasitas tempat tidur pasien di Ruang Mina
RSI Masyitoh Bangil yaitu 23 tempat tidur.
28
2. Alur Pasien
a. Alur Pelayanan Rawat Inap
Rawat Inap
Pemeriksaaan
Pengobatan/tindakan
Bagian administrasi
29
b. Alur Penderita Keluar Rumah Sakit
Petugas TU Unit
Ke Kepala Unit
Tim Pengendali
Petugas TU Unit
Kaluar dari RS
30
5 DM
6 Lain-lain
4. Produk
Ruang Mina memiliki keunggulan dalam menangani kasus kegawatan
penyakit dalam dan kasus kegawatan neurologis. Selain itu, ruang pandan juga
memiliki keunggulan dalam perawatan luka gangrene,
Ruang ini juga dipergunakan sebagai tempat praktik mahasiswa kesehatan
seperti POLTEKKES Malang, AKPER Pemkot Pasuruan, SMKN 2 Sukorejo
serta mahasiswa Stikes PPNI Mojokerto.
5. Promosi
Ruang Mina sebagai bagian dari RSI Masyitoh Bangil melakukan berbagai
promosi kesehatan melalui marketing yang sudah ada dari RSI Masyitoh Bangil
(melalui membagikan leaflet yang berisikan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya, serta berbagai poster dan banner yang diletakkan di beberapa
sudut RS). Selain itu, promosi dilakukan melalui penyuluhan kesehatan yang
dilakukan oleh beberapa mahasiswa praktik.
a. ANALISA SWOT
Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub system dalam
MAKP yang meliputi : 1) Penerapan MAKP, 2) Penerimaan Pasien Baru, 3)
Timbang Terima, 4) Supervisi, 5) Discharge Planning, 6) Dokumentasi
Keperawatan.
31
D3 Kep = 11 Orang
32
antara perawat dan
mahasiswa praktik
Manajemen
keperawatan sehingga
bisa memberikan
gambaran tentang
MAKP.
TOTAL 1 2,7
THREATENED
1. Adanya tuntutan dari 0,4 2 0,8
pasien untuk
pelayanan yang lebih
professional
2. Makin tinggi 0,3 2 0,6
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
3. Adanya 0,3 3 0,9
penanggungjawaban
legalitas bagi pasien
TOTAL 1 2,3
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
Internal Faktor (IFAS)
A. STRENGHT
33
dan prasarana yang ada
di rumah sakit.
34
2. Pemeliharaan dan 0,6 3 1,8
perawatan yang tidak
berkesinambungan
3. Adanyatuntutan yang
tinggi dari masyarakat
untuk melegkapisarana
dan prasarana
TOTAL 1 3
3 MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
A. STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi 0,2 4 0,8 S W = 3,3
dan motto sebagai 3,0 = 0,3
acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan.
2. Sudah ada Model 0,2 2 0,4
MAKP yang
digunakan, yaitu tim.
3. Mempunyai Standar 0,1 3 0,3
Asuhan Keperawatan.
4. Mempunyai Protap 0,1 4 0,4
setiap tindakan.
5. Terlaksananya 0,2 4 0,8
komunikasi yang
adekuat : Perawat dan
tim kesehatan lain.
6. Adanya kepuasaan 0,2 3 0,6
pasien terhadap kinerja
perawat (83 %).
TOTAL 1 3,3
B. WEAKNESS
1. Sebagian pegawai 0,4 3 1,2
kurang jelas job
description-nya.
2. Model MAKP tim 0,3 3 0,9
namun tindakan dari
ruangan masih
dilakukan secara
fungsional (seperti
injeksi, rawat luka).
3. Pelaksanaan model tim 0,3 3 0,9
belum sesuai harapan.
TOTAL 1 3,0
b. Eksternal Faktor (EFAS)
35
C. OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa D4 0,3 4 1,2 O T = 4,0 3,0
keperawatan Praktika = 1,0
manajemen
keperawatan.
2. Adanya kerjasama 0,3 4 1,2
yang baik antara
Institusi Jurusan
Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
3. Adanya kebijakan RS 0,4 4 1,6
dalam pelaksanaan
peningkatan SDM.
TOTAL 1 4,0
D. THREATENED
1. Adanya tuntutan 0,4 3 1,2
masyarakat yang
semakin tinggi
terhadap peningkatan
pelayanan keperawatan
yang lebih profesional.
2. Persaingan RS yang 0,6 3 1,8
semakin ketat dalam
penerapan MAKP.
TOTAL 1 3,0
4 Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
A. STRENGTH
1. Bidang perawatan dan 0,3 3 0,9 S W = 2,5
ruangan mendukung 3,3 = -0,8
adanya kegiatan ronde
keperawatan.
2. Banyaknya kasus- 0,2 3 0,6
kasus medik yang
memerlukan perhatian
khusus, seperti : CVA
3. Tenaga kesehatan yang 0,3 2 0,6
lengkap, terdiri dari
ahli gizi, dokter
spesialis, rodiologist.
4. SDM yang sudah 0,2 2 0,4
berpengalaman
36
dibidang interna.
TOTAL 1 2,5
B. WEAKNESS
1. Ronde keperawatan 0,4 3 1,2
belum pernah
dilaksanakan di ruang
Interna 1.
2. Karakteristik tenaga 0,3 3 0,9
yang memenuhi
kualifikasi belum
merata.
3. Tidak adanya format 0,3 4 1,2
ronde keperawatan.
TOTAL 1 3,3
b. External Factor (EFAS)
C. OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,5 3 1,5 O T =2,5 2,0
praktek yang akan = 0,5
menerapkan ronde
keperawatan di ruang
interna 1.
2. Adanya kesempatan 0,5 2 1,0
dari Karu untuk
mengadakan ronde
keperawatan pada
perawat dan
mahasiswa praktik.
TOTAL 1 2,5
D. THREATHENED
1. Adanya tuntutan yang 0,5 2 1,0
lebih tiggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan yang lebih
profesional.
37
STRENGHT
1. Adanya hubungan 0,3 3 0,9 S W = 2,7
kerja sama yang baik 3,0 = -0,3
antara kepala ruangan
dengan staf
2. Adanya kemauan 0,15 2 0,3
perawat untuk berubah
3. Kepala ruangan 0,15 2 0,3
mendukung kegiatan
supervise, baik yanga
terjadwal maupun
yang tidak terjadwal
4. Kepala ruangan mendukung 0,2 3 0,6
kegiatan supervise, baik yanga
terjadwal maupun yang tidak
terjadwal
5. Adanya SOP untuk 0,2 3 0,6
beberapa tindakan
TOTAL 1 2,7
WEAKNESS
1. Belum ada prosedur 0,3 3 0,9
pelaksanaan supervise
2. Tidak ada format 0,3 3 0,9
penilaian supervise
3. Kurangnya program 0,4 3 1,2
pelatihan dan
sosialisasi tentang
supervise
TOTAL 1 3,0
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
38
1. Adanya mahasiswa 0,2 2 0,4 O T = 2,8 2,6
Jurusan Keperawatan = 0,2
yang akan praktik
manajemen
2. Adanya kerjasama 0,2 3 0,6
yang baik antara
Institusi Jurusan
Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
3. Adanya kebijakan RS 0,3 3 0,9
tentang
pengembangan
profesional
keperawatan
4. Adanya kegiatan 0,3 3 0,9
supervise yang
dilakukan secara
umum oleh bidang
keperawatan klinik
TOTAL 1 2,8
THREATENED
1. Adanya kompetisi 0,6 3 1,8
beberapa RS mengenai
kegiatan keperawatan
2. Adanya kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat yang
tinggi terhadapa mutu
kesehatan
TOTAL 1 2,6
6 Timbang Terima
a. Internal Faktor (IFAS)
39
STRENGHT
1. Kepala ruangan 0,3 3 0,9 S W = 3,2
memimpin kegiatan 3,0 = 0,2
timbang terima
2. Adanya laporan jaga 0,2 4 0,8
tiap shift
3. Adanya kemauan 0,3 3 0,9
perawata untuk
melakukan timbang
terima
4. Adanya buku khusus untuk 0,2 3 0,6
pelaporan timbang terima
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1. Isi timbang terima 0,3 3 0,9
belum terfokus pada
masalah keperawatan,
masih pada masalah
medis
2. Alur timbang terima 0,2 3 0,6
masih belum optimal
3. Kegiatan timbang 0,3 3 0,9
terima masih hanya
dilakukan pada shift
pagi
4. Belum ada diskusi 0,2 3 0,6
setelah berkeliling ke
pasien
TOTAL 1 3,0
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
40
1. Adanya mahasiswa 0,5 2 1,0 O T= 2,5 2,0
Jurusan Keperawatan = 0,5
yang akan praktik
manajemen
2. Adanya kerjasama 0,5 3 1,5
yang baik antara
Institusi Jurusan
Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
TOTAL 1 2,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,5 2 1,0
lebih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Meningkatnya 0,5 2 1,0
kesadaran masyarakat
tentang tanggung
jawab dan tanggung
gugat perawata
sebagai pemberi
asuhan keperawatan
TOTAL 1 2,0
7 Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya kemampuan 0,2 3 0,6 S W = 3,3
untuk memberikan 3,2 = 0,1
41
pendidikan kesehatan
kepada
pasien/keluarga
2. Ada format Discharge 0,3 4 1,2
Planning sebelumnya
3. Adanya surat kontrol 0,3 3 0,9
4. Ada format resume 0,2 3 0,6
untuk pasien pulang
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
1. Keterbatasan waktu 0,2 4 0.8
perawat dalam
memberikan penkes
2. Belum dilakukan 0,2 3 0,6
Discharge Planning
untuk pasien pulang
3. Pemberian penkes 0,2 3 0,6
dilakukan secara lisan
setiap pasien/keluarga
tanpa memakai media
4. Keterbatasan anggaran 0,2 3 0,6
untuk format
Discharge Planning
5. Tidak adanya 0,2 3 0,6
pendokumentasian
Discharge Palnning
TOTAL 1 3,2
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,5 4 2,0 O T = 3,5 3,0
Jurusan Keperawatan = 0,5
42
yang akan praktik
manajemen
2. Adanya kerjasama 0,5 3 1,5
yang baik antara
Institusi Jurusan
Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
TOTAL 1 3,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 0,6 3 1,8
lebih tinggi dari
masyarakat untyk
mendapatkan
pelayanan
keperawatan yang
profesional
2. Makin tingginya 0,4 3 1,2
kesadaran masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
TOTAL 1 3,0
8 Dokumentasi
Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana 0,6 3 1,8 S W = 3,0
dan prasarana untuk 2,8 = 0,2
pendokumentasian
2. Sistem 0,4 3 1,2
pendokumentasian
laporan harian untuk
43
evaluasi menggunakan
system PIE
TOTAL 1 3,0
WEAKNESS
1. Jumlah pasien dan 0,3 3 0,9
beban kerja yang
tinggi sehingga
pendokumentasian
belum optimal
2. SAK belum 0,2 3 0,6
dilaksanakan secara
optimal
3. Pengawasan terhadap 0,3 3 0,9
sistematika
pendokumentasian
kurang dilaksankan
secara optimal
4. Dokumentasi asuhan 0,2 2 0,4
keperawatan tidak di
lenkapai segera saat
pasien masuk ruah
sakitdan dirawat
TOTAL 1 2,8
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program 0,3 3 0,9 O T = 3,0 2,5
pelatihan yang dapat = 0,2
membantu perawat
dalam melaksanakan
pendokumentasian
yang benar
44
2. Peluang perawat untuk 0,3 3 0,9
meningkatkan
pendidikan
(pengembangan SDM)
3. Kerjasama yang baik 0,4 3 1,2
antar perawat dan
mahasiswa
TOTAL 1 3,0
THREATENED
1. Adanya tingkat 0,5 3 1,5
kesadaran yang tinggi
dari pasien dan
keluarga tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat
2. Persaingan antar RS 0,5 2 1,0
dalam memberikan
pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 2,5
9 Peneriman Pasien Baru
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sudah ada format 0,4 3 1,2 S W = 3,0
penerimaan pasien 2,5 = 0,5
baru dan tata tertib
pasien
2. Ada tanggapan positif 0,6 3 1,8
dari pasien dan
keluarga terhadap
pelayanan
TOTAL 1 3,0
45
WEAKNESS
1. Kurang tersedianya 0,5 2 1,0
waktu yang banyak
bagi perawatuntuk
mengorientasikan
pasien dan keluarga
2. Penerimaan pasien 0,5 3 1,5
baru belum sesuai alur
TOTAL 1 2,5
b. Eksternal Faktor
(EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa 0,5 3 1,5 O T = 3,0 - 2,7
Jurusan Keperawatan = 0,3
yang akan praktik
manajemen
2. Adanya kerjasama 0,5 3 1,5
yang baik antara
Institusi Jurusan
Keperawatan dan
bidang keperawatan
klinik
TOTAL 1 3,0
THREATENED
1. Adanya tuntutan 0,3 3 0,9
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan keprawatan
yang professional
2. Makin tinggi 0,3 2 0,6
kesadaran
masyarakat akan
46
pentingnyakesehatan
3. Persaingan antar 0,4 3 1,2
RumahSakit swata
yang smakin ketat
TOTAL 1 2,7
47
1. Ronde keperawatan. Sebelum ronde keperawatan belum pernah
dilaksanakan oleh ruangan dikarenakan keterbatasan sumberdaya
manusia baik dalam kuantitas juga dari tingkat BOR yang tinggi yang
berakibat pada mobilitas pasien yang tinggi.perlu di agendakan adanya
ronde keperawatan untuk kasus-kasus tertentu
2. Pada prioritas kedua, masalah kedua yang di ambil adalah supervisi.
Kepala ruangan mendukung dilaksanakannya supervisi. Kepala ruang
mendukung dilaksanakannya supervisi keperawatan dan staf perawat
sebenarnya mempunyai kemauan untuk berubah. SOP tentang tindakan
keperawatan juga sudah ada. Supervisi internal yang dilakukan oleh
ruangan kepaa staf belum dilaksanakan dengan baik.
3. Masalah ketenagaan menjadi bagian dari permasalahan untuk keempat.
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan untuk jumlah tenaga
keperawatan di ruang interna 1 yaitu 19 orang, sedangkan kebutuhan
perawatyang diperlukan sebanyak 21 orang yang di ambil dari tingkat
ketergantungan pasien di ruang Interne 1.
4. Discharge planning menjadi prioritas masalah ketiga karena pernah
dilaksanakan sebelumnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya
manusia baik dalam kuantitas maupun kualitas juga dari tingkat BOR
yang tinggi yang berakibat pada mobilisasi yang tinggi hal ini tidak
dilaksanakan lagi.
Diacharge planing selanjutnya dilakukan selama pasien dirawat akan
tetapi belum terekomendasi sementara pada pasien yang akan KRS
dilakukan HE (Health Education) secara lisan. Pasien juga diberikan
Discharge Summary dan kartu kontrol, belum adadischarge planning.
5. Model asuhan keperawatan profesional yang dilakukan di ruang Interne
1 saat ini adalah MAKP tim. Dalam pelaksanaanya, MAKP tim ini
belum maksimal karena tidak seimbangnya jumlah perawat dengan
jumlah pasien dan tingkat ketergantungan sehingga MAKP yang
berjalan adalah MAKP fungsional yang berdasar orientasi tugas.
Perawat melaksanakan tugas (tindakan tertentu) berdasar jadwal
kegiatan yang ada.
48
6. Berdasar hasil observasi dan wawancara didapatkan data bahwa seluruh
perawat menyatakan bahwa laporan timbang terima berisi laporan
kondisi pasien (berdasar diagnosa medis), program/ terapi, jumlah
kapasitas, namun belum ditemukan laporan tentang masalah
keperawatan yang muncul pada pasien. Oleh karena itu, timbang terima
adalah masalah prioritas keenam.
7. Pada prioritas kedelapan, didapatkan dokumentasi masalah karena
pengisian pendokumentasianya belum lengkap hanya 60%-70% yang
mengisi lengkap (dalam SOAP), lembar informed consent,dan
pengkajian penerimaan pasien sudah dilaksanakan. Format harian
perawat masih mengarah pada diagnosa dan terapi medis, kondisi
umum, jawaban atas advice dokter dan tindakan rutin. Belum
ditemukan laporan tentang masalah keperawatan yang muncul pada
pasien.
8. Berdasarkan hasil observasi didapatkan data di interna 1 terdapat 3
ruang, meliputi ruang alamanda kelas 1, teratai kelas 2 dan kemuning
kelas 3. Tiga ruang tersebut dijadikan satu antara pasien penyakit dalam
dan penyakit neuro mengakibatkan kurangnya ruangan yang
membedakan antara ruang neuro dan penyakit dalam.
9. Berdasarkan hasil observasi di dapatkan data seluruh ruang di interne 1
tidak terdapat indentitas pasien, di bed pasien ataupun gelang identitas
pasien. Terdapat kejadian pasien tertukar ruangan karena tidak ada
identitas pasien pada bed pasien atau gelang identitas pasien.
a. PRIORITAS MASALAH
Masalah Skor Analisis swot Prioritas
IFAS EFAS
49
Ronde keperawatan -0,8 0,5 1
Supervisi -0,3 0,2 2
MI -0,1 0,4 3
Discharge Planning 0,1 0,5 4
Dokumentasi 0,2 0,2 5
Timbang Terima 0,2 0,5 6
MAKP 0,3 1,0 7
Keperawatan 0,5 0,3 8
M2 0,7 0,3 9
50
Dalam penerapannya MAKP model Tim memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Kelebihan metode ini adalah:
a) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan
koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas
terhambat.
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
d) Akontabilitas dalam tim kabur.
Dalam pelaksanaannya MAKP model Tim dibagi menjadi beberapa peran yaitu
kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Masing- masing peran
memiliki uraian tugas tersendiri.
51
c. Menyunsun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan koordinator
ruangan
2. Melaksanakan fungsi pergerakkan dan pelaksanaan, meliputi :
a. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
Mina
b. Menyunsun jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai
dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan tenaga lain yang akan
bekerja di ruang rawat inap
d. Memberikan orientasi kepada siswa/ mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawat sebagai lahan praktek
e. Memberi orientasi kepada pasien/ keluarganya meliputi : peraturan rumah
sakit, tata tertib ruang rawa, failitas yang ada dan cara penggunaannya
serta kegiatan rutin sehari- hari
f. Membimbing tenaga keperawatan untu melaksakan pelayanan/ ashuan
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan
g. Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu-waktu dengan staff keperawatan
dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
h. Memberi kesempatan kepada staff keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah dengan koordinasi koordinator ruangan
i. Mengupayakan pengandaan peralatan dan obat- obatan sesuai denagan
kebutuhan berdasarkan ketentuanrumah sakit
j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selaludalam
keadaan siap pakai
k. Mendampingi visit dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila
ada perubahan program pengobatan pasien
l. Mengelompokka pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi/ non infeksi, untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan
52
m. Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar. Hal ini penting
untuk tindakan keperawatan
n. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan ruang rawat
o. Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat
p. Meneliti/ memeriksa pengisisan daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien
q. Meneliti dan memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
dengan program dietnya
r. Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa perawtan di ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke bagian
medical record bila pasien keluar pulang dari ruangan rawat inap
s. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta
kegiatan laninnya di ruang rawat, disampaikan kepada atasannya
t. Membimbing siswa/ mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang
rawatnya sebagai lahan praktek
u. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/ keluarga sesuai kebutuhan
dasar dalam batas kewenangannya
Uraian tugas ketua tim keperawatan penyakit dalam yaitu :
1. Melaksanakan Asuhan Keperawatan
2. Melaksanaka tugas ilmiah
3. Mengatur dan membagi tugas anggota TIM
4. Melaporkan kerusakan sarana dan prasarana kepada unit terkait ataupun
kepada penanggung jawab seksi
5. Melaporkan kepada koordinator keperawatan apabila ada kejadian luar
biasa
6. Melakukan bimbingan kepada peserta didik terutama dalam hal bimbingan
ketrampilan
7. Menghadiri rapat koordianasi
8. Membuat laporan jaga dan melakukan serah terima jaga
53
9. Menjaga kedisiplinan pelaksanaan kegiatan anggota TIM agar selalu
sesuai protap
10. Menjamin kelancara alur pelayanan
11. Menjalin komunikasi yang efektif antar anggota TIM maupun dengan TIM
yang lain
12. Memberi tugas kepada anggota TIM
13. Menegur, memberikan saran dan nasehat saran dan nasehat kepada
anggota TIM
14. Meminta saran ataupun memberikan masukan kepada koordinator
keperawatan
15. Memberikan usulan kepada dokter jaga dalam hal teknis pelayanan
Uraian tugas perawat pelaksana penyakit dalam yaitu :
1. Menyiapkan fasilitas dan lingkungan ruangan untuk kelancaran pelayanan
serta memudahkan pasien dalam menerima pelayanan
2. Mengkaji kebutuhan pasien
3. Melakukan tindakan darurat sesuai kebutuhan pasien, khusunya pada
kasus darurat tinggi, kolaps, perdarahan, keracunan, henti napas, henti
jantung
4. Membantu pasien selama pemeriksaan dokter
5. Melaksanankan tindakan pengobatansesuai program pengobatan yangtelah
ditentukan oleh dokter
6. Memberi penyuluhan kesehatan secara perorangan/ kelompok sesuai
kebutuhan
7. Merujuk pasien kepada anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kebutuhan untuk pemeriksaan diagnostik, tindakan pengobatan dan
perawatan lanjutan
8. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan sesuai dengan kebutuhan
yang berlakudi ruangan
9. Memelihara peralatan medis keperawatan
10. Bekerja secara kooperatif dengan anggota tim kesehatan dalam
menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik antara anggota tim
54
11. Menyarankan kunjungan ulang, terutama pasien yang pertama kali
berkunjung sesuai program pengobatan
12. Melaporkan adanya temuan penyakit infeksi atau menular kepada dokter/
atasanya sesuai program pengobatan
13. Melaksanakan tugas sore, malam dan hari libur secara bergilir apabila
dibutuhkan
14. Mengikuti pertemuanberkala yang diadakan oleh penanggung jawab
perawatan unit rawat inap
15. Menigkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan, melalui
pertemuan- pertemuan ilmiah
16. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatn yang
tepatdan benar sesuai standar asuhan keperawatan
17. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis yang disertai dengan pengamatan langsung pada semua
pasien
18. Menyiapkan pasien yang akan pulang
19. Mengantar pasien yang akan pulang sampai keluar pintu ruang rawat
1. Langkah-langkah supervisi :
a. Pra supervisi
a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
b) Supervisor menetapkan tujuan supervisi.
b. Supervisi.
55
a) Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan
bersama-sama PP dan PA.
b) Supervisor meneliti dokumentasi status pasien.
c) Supervisor mendapat hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan.
d) supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan
pembinaan.
e) Supervisor mengklasifikasi supervisor memanggil PP dan PA yang
perlu dilakukan pembinaan.
f) Supervisor mengklasifikasi permasalaan yang ada.
c. Evaluasi
a) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
b) Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP dan
PA.
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi
b. Supervisi merupakan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen,
kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan sesui
standart
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara
supervisor dan perawat pelaksana
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas dan motivasi
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberikan kepuasan klien,
perawat dan manajer.
3. Fungsi dan peran supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi
keperawatan, adalah mempertahankan keseimbangan manajemen
56
pelayanan keperawatan, manajemen sumberdaya, dan manajemen yang
tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung
pelayanan keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan
evaluasi keperawatan.
4. Tugas supervisor
a. Mempertahankan standart praktek keperawatan.
b. Menilai kwalitas asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan,
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Mendapatkan kemampuan perawat.
e. Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.
5. Teknik Supervisi
a. Secara langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berjalan.
Supervisor terlibat dalam kegiatan, memberikan reward dan
perbaikan.
Prosesnya:
a) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan
keperawatan didampingi supervisor.
b) Selama proses, supervisor memberikan dukungan,
reinforcement dan petunjuk.
c) Supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi setelah
kegiatan selesai, yang bertujuan untuk menguatkan cara yang
telah sesuai dan memperbaiki kekurangan dan reinforcemen
positif dari supervisor.
b. Secara Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun
lisan.supervisor tidak terlibabat atau melihat langsung apa yang
terjadi di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta.
Umpan balik dapat memberikan secara tertulis.
57
Ka. Bid Perawatan
Kepala Ruang
Menetapkan kegiatan dan tujuan serta
instrument/ alat ukur Supervisi
Feed back PP 2 PP 2
Koreksi atau
pemecahan
Reward/ Reinforcement Kualitas Pelayanan Meningkat
Penerapan Supervisi
58
c. Waktu : Minggu Ke- I
d. Rencana kegiatan :
1. Membuat konsep supervisi keperawatan
2. Menentukan materi supervisi keperawatan
3. Membuat format, alat ukur atau instrument supervisi
4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama- sama perawat ruangan
e. Kriteria Evaluasi :
1. Struktur
1) Menetukan penanggungjawab supervisi keperawtan
2) Menyusun konsep supervise keperawatan
3) Menetukan materi supervisi
2. Proses
1) Melaksanakan supervise keperawatan bersama pegawai ruangan dan
supervisor
2) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervise keperawatan
3. Hasil
1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervise secara optimal.
2) Supervisor mengevaluasi hasil supervise.
3) Supervisor menghasilkan reward/feed back pada PP dan PA.
3.2.4 Timbang Terima
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan
laporan yang berkenaan dengan keadaan pasien.
1. Metode pelaporan
1) Perawat yang bertanggung jawab terhadap klien melaporkan langsung
kepada perawat penanggung jawab berikutnya dengan membawa
laporan timbang terima.
2) Pelaksanaan timbang terima dapat dilaksanakan di ruang perawat,
kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi klien satu-persatu terutama
pada klien yang memiliki masalah khusus serta memerlukanobservasi
lebihlanjut
59
KLIEN
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN KEADAAN
KLIEN
Prosedur pelaksanaan
60
c. Asalah keperawatan yang masih muncul
d. Intervensi keperawatan yang belum/akan dilakukan
e. Intervensi keperawatan yang sudah dilakukan
f. Intervensi kolaboratif
g. Perawat yang melakukan timbng terima dapat melakukan klarifikasi,
Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
dipertimbangkan atau terhadap hal-hal yang kurang jelas.
h. Mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat, dan padat
i. Lama timbang terima untuk tiap klien tidak lebih dari tiga menit,
kecuali dalam kondisi khusus memerlukan ketergantungan yang rumit.
Penerapan Timbang Terima
61
10. Mendokumentasikan hasil timbang terima
a. Kritria Evaluasi
1. Struktur :
1) Menentukan penanggung jawab timbang terima.
2) Menyusun teknik timbang terimabersama-sama dengan staf
keperawatan.
3) Menentukan materi timbang terima.
4) Status pasien disiapkan.
5) Persiapan buku laporan dan buku pesanan khusus.
2. Proses:
1) Melaksanakan timbang terima bersama karu dan staf keperawatan pada
pergatian shift
2) Timbang terima dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung
jawab shift.
3) Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinah
ataupun yang akan berdinas.
3. Hasil:
1) Perawat mampu melaporkan hasil timbang terima yang berisi
(identitas, diagnose medis, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dan belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif, rencana umum
pasien).
2) Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.
3) Dapat meningkatkat komunikasi anter perawat.
4) Menjalin hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar perawat.
5) Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan berkesinambungan.
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hokum. Komponen dari dokumentasi mencakup aspek
komunikasi, proses keperawatan, standar keperawatan.
62
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan
klien, merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hokum dan etika
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan
bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap,
jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan atau perawat.
Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya dihindari adanya
penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan
perawat untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini
juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru
secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan
klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga
kesehatan.
4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan
dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan
klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang
dapat digunakan sebagai bahan atau referensi pmbelajaran bagi siswa atau
profesi keperawatan.
6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung
informasi yangdapat digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan
ilmu keperawatan.
63
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana
peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
64
b. Tiap lembar data diisi problem intevensi dan evaluasi.
4) Pada kolom problem ditambahkan data subyektif dan obyektif.
5) Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian
masalah ditandai dengan I (intervensi), nomor masalah dicatat dan di
buat oleh PP.
6) Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasi dengan tanda E (evaluasi) dan nomor masalah,
berisi tentang jam dan paraf perawat.
7) Setiap masalah yang diidentifikasi di evaluasi minimal tiap 8 jam (setiap
pergantian jaga).
4. Keuntungan :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperawatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah di gambarkan
5. Kerugian :
1) Tidak dapat untuk pencatatatn semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan
6. Bagian dari dari dokumentasi keperawatan.
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem.
1) Nama klien
2) Umur
3) No register
4) Diagnosis media
5) Diagnosis keperawatan
6) Kolom tanggal dan jam
7) Kolom problem
8) Kolom intevensi
9) Evaluasi
10) Kolom tanda tangan
65
Penerapan Dokumentasi keperawatan
2. Proses :
a. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi).
b. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian do
catat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
66
c. Diagnosis keperawatan disusun berdasarkan klasifikasi dan
analisa data yang akurat.
d. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian
dari catatan yang permanen.
e. Observasi dicatat secara akurat, lengkap sesuai urutan waktu.
f. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selama
dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon
klien terhadap tindakan.
g. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang
diharapkan klien.
3. Hasil :
Mahasiswa mampu menerapkan pendokumentasian secara baik dan
benar.
67
3. Perawat primer memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan
pasien dan keluarga untuk keluarga untuk perawatan di rumah
tentang : auran diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas
yang harus di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu di bawa saat
kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
4. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk mencoba mendemontrasikan pendidikan kesehatan yang telah
diajarkan.
5. Perawat primer memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untuk bertanya bila belum mengerti.
3. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning :
1. Karu melakukan evaluaasi perencanaan pulang.
2. Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien dan
keluarga jika dapan melakukan dengan benar apa yang sudah
dilaksanakan.
3. Follow up.
69
b. Waktu : Minggu I
Pelaksanaan tanggal 08 juni 2016
c. Rencana strategi :
1. Menentukan penanggung jawab discharge planning.
2. Menentukan materi discharge planning.
3. Menentukan klien yang akan dijadikan subjek discharge planning.
4. Menyiapkan peralatan, status, kartu discharge planning.
5. Menentukan jadwal pelaksanaan discharge planning.
6. Melaksanakan discharge planning.
d. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
1. Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan
2. Penyusunan struktur pelaksanaan discharge planning.
2. Evaluasi proses
1. Discharge Planning dilaksanakan pada semua pasien pulang.
2. Materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Evaluasi hasil
1. Terdokumentasi pelaksanaan pasien pulang.
2. Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah tentang
: aturan diet, obat yang harus diminum di rumah, aktivitas yang
harus di bawa pulang, rencana kontrol, yang perlu dibawa saat
kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan khusus.
70
a. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/
perawat primer/ perawat yang diberi delegasi.
b. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
c. Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan
mengantar ke tempat yang telah ditetapkan.
d. Perawat bersama karyawan lain memindahkan pasien ke
tempat tidur (apabila pasien datang dengan branchard/kursi
roda) dan berikan posisi yang nyaman.
e. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
f. Kaji keadaan umum klien.
g. Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai format.
h. Barang-barang untuk pasien diinventaris, yang diletakkan
dialmari pasien yang tidak diperlukan pasien dibawa pulang
oleh keluarganya.
i. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkin perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang :
1. Letak kamar perawat, dokter, kamar mandi/WC dan dapur.
2. Jam berkunjung : Senin s/d Minggu pukul 16.00-17.00
WIB
3. Minggu dan hari libur pukul 10.30 11.30 WIB.
4. Persaratan menunggu apabila diperlukan : penunggu
adalah keluarga yang terdekat dan masing-masing pasien
hanya boleh satu penunggu.
5. Administrasi ruangan yang perlu diketahui :
a. Sentralisasi obat
b. Tata cara pembayaran jasa RS
6. Dokter, nama kepala ruangan, perawat penanggung jawab
pasien dan tenaga non keperawatan yang akan
berhubungan dengan pasien.
71
j. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah disampaikan.
k. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
mendatangani informed concent.
l. Perawat mempersilahkan anggota keluarga yang lain untuk
keluar.
Penerapan Penerimaan pasien baru
72
c. Pasien diberi penjelasan tentang orientasi ruangan, perawatan
(temasuk Sentralisasi obat), medis, serta tata tertib ruangan.
d. Perawat melakukan komunikasi terapentik den gan klien dan
keluarga.
3. Evaluasi hasil
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis,
serta tata tertib ruangan
c. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat.
73
74
2.4 PLAN OF ACTION
Penanggung
No Problem Data Tujuan Kegiatan Indikator Keberhasilan Waktu
Jawab
1. Supervisi 1. Supervisi belum Mampu 1. Menyiapkan konsep 1. Supervisi dilakukan Minggu
terlaksana dan belum menerapkan supervisi, alur, sesuai dengan jadwal, I-II
terdapat form supervisi format, alat ukur minimal 2x dalam 1
penilaian. keperawatan atau instrument bulan.
2. Belum mempunyai dengan benar supervisi. 2. Supervisi dilaksanakan
alur dan format yang 2. Memotivasi kepala sesuai dengan tugas
baku dalam ruangan untuk pokok dan fungsi.
pelaksanaan melaksanakan 3. Adanya alur dan format
supervise. supervisi mandiri supervisi.
3. Kurangnya program secara rutin.
pelatihan dan 3. Melaksanakan
sosialisasi tentang supervisi
supervisi. keperawatan
bersama-sama
perawat ruangan.
75
4. Mendokumentasikan
hasil pelaksanaan
supervisi
keperawatan.
2. MI-Man 1. Berdasarkan Meningkatkanl 1. Berkolaborasi 1. Terjalin kerjasama Minggu I-
penghitungan kualitas kinerja dengan perawat yang baik antara III
kebutuhan tenaga dan peran ruangan dalam mahasiswa dan perawat
perawat di ruangan, perawat pada memberi asuhan ruangan dan
seharusnya perawat pasien keperawatan, pada meningkatnya
jaga pagi 9 orang, pasien di ruangan. kepuasan pasien
tetapi hanya ada 7 2. Meningkatkan kerja terhadap pelayanan
orang (kurang 2 sama dengan keperawatan di
orang), dan perawat keluarga penunggu ruangan.
jaga sore 6 orang pasien dalam 2. Berkurangnya beban
tetapi hanya ada 4 pelaksanaan kerja perawat.
orang (kurang 2 intervensi 3. Perawat tahu model
orang), dan perawat keperawatan. MAKP yang
jaga malam 4 orang 3. Meningkatkan seharusnya ada.
dan yang jaga 4 pengetahuan dan 4. Kebutuhan perawat
76
orang. pengalaman perawat sesuai dengan tingkat
2. Belum terlihat jelas dengan praktek ketergantungan 1 orang
jobdisk dari masing- MAKP yang perawat dengan 2
masing anggota tim mahasiswa lakukan. pasien.
3. Sebagai perawat, 4. Perencanaan jumlah 5. Adanya Job
yaitu sebesar 100 % perawat sesuai Description untuk
belum pernah dengan jumlah masing-masing peran
mengikuti pelatihan kebutuhan pasien. perawat.
Manajemen 5. Menyusun Job
Keperawatan hanya Discribtion sesuai
sebanyak 4 orang dengan tugas pokok
yang mengikuti dan fungsinya.
pelatihan manajemen
bangsal
3. M3-Metode 1. Sudah ada Model Terlaksananya 1. Sosialisasi dan 1. MAKP primary Minggu I-
MAKP MAKP yang MAKP primary mendiskusikan nursing diterapkan III
digunakan nursing MAKP primary secara baik sehingga
modifikasi tim. nursing tercipta
2. MAKP belum 2. Merencanakan profesionalisme kerja
77
dilaksanakan dengan kebutuhan tenaga perawat dengan
optimal, pelaksanaan perawat peningkatkan kepuasan
tindakan berfokus 3. Melakukan pasien 80 %
pada model pembagian peran
fungsional. perawat
2. 3. Pelaksanaan 4. Menentukan
model MPKP belum diskripsi tugas dan
sesuai harap tanggung jawab
perawat
5. Melakukan
pembagian tenaga
perawat
6. Membantu
penerapan model
MAKP yang sudah
ada
4. Timbang 1. Isi timbang terima Timbang terima 1. Menulis 1. Timbang terima Minggu I-
Terima belum terfokus pada dilakukan secara dokumentasi laporan dilakukan di nurse II
masalah optimal dan tindakan station dan di pasien.
78
keperawatan, masih terdokumentasi keperawatan sesuai 2. Isi timbang terima
terfokus pada kondisi pasen. tentang masalah
masalah medis. 2. Menyampaikan keperawatan yang
2. Format timbang kepada shift sudah dan belum
terima belum selanjutnya dengan teratasi
mencakup nama dan lengkap. 3. Timbang terima
paraf perawat pada 3. Tanya jawab antar terdokumentasi
kedua shift perawat shift untuk dengan baik
3. Pelaksanaan timbang lebih
trima masih belum mengoptimalkan
optimal, khususnya tindakan yang
dari shift pagi ke dioperkan/ yang
sore dan sore ke akan dilakukan pada
malam. shift selanjutnya.
2. 4. Isi timbang terima
belum
terdokumentasikan
secara baik dan
benar.
79
5. Dokumentasi 1. SAK belum Pendokumentasia 1. Mendiskusikan 1. Penggunaan standar Minggu I -
dilaksanakan secara n keperawatan format pengkajian terminology III
optimal. dapat dijalankan dan (pengkajian, diagnose,
2. Pengawasan dengan baik dan pendokumentasian perencanaan,
terhadap sistematika benar serta sesuai dengan kasus pelaksanaan, evaluasi)
pendokumentasian berkelanjutan. di ruangan Interna 1 2. Data yang relevan dan
kurang dilaksanakan 2. Merevisi format bermanfaat
secara optimal. pengkajian diagnose dikumpulkan kemudian
3. Dokumentasi keperawatan, dicatat sesuai dengan
Asuhan Keperawatan perencanaan, prosedur pencataan
tidak dilengkapi pelaksanaan, dan yang permanen.
segera saat paien evaluasi. 3. Diagnose keperawatan
masuk rumah sakit 3. Menyiapkan yang disusun
dan dirawat. format/pendokument berdasarkan klasifikasi
asian keperawatan dan analisa data yang
4. Melaksanakan akurat.
pendokumentasian 4. Rencana tindakan
bersama perawat keperawatan ditulis dan
ruangan. dicatat sebagai bagian
80
5. Sosialisasi petunjuk dari catatan yang
teknis pengisian. permanen.
5. Observasi dicatat
secara akurat, lengkap
dan sesuai urutan
waktu
6. Evaluasi dicatat sesuai
dengan urutan waktu
meliputi selama
dirawat, dirujuk,
pulang ataupun
perubahan status klien,
respon klien terhadap
tindakan.
7. Rencana tindakan yang
direvisi, berdasarkan
hasil yang diharapkan
klien.
6. M2 1. Pemeliharaan dan Sarana dan 1. Melengkapi fasilitas 1. Mengoptimalkan SDM Minggu
81
Material perawatan diri sarana prasarana yang ada di ruangan untuk memanfaatkan I III
Sarana dan dan prasarana ruangan Interna 1 2. Merawat sarana dan fasilitas yang ada
prasarana penunjang kesehatan terawat cukup prasarana secara 2. Sarana dan prasarana
yang belum yang belum optimal. baik berkala dan lebih terawat cukup baik (ada
dilaksanakan 2. Sarana administrasi intensif beberapa yang rusak)
secara penunjang untuk
optimal dokumentasi belum
dimanfaatkan secara
optimal.
7. M4 Money 1. Jasa intensif untuk Keteraturan 1. Mengusulkan 1. Meningkatkan Minggu
Pembayaran pelayanan dan jasa administrasi adanya billing name semangat kerja perawat I - III
medic yang (keuangan) disetiap tindakan 2. Pasien membayar
diberikan sama untuk 2. Menjalankan alur sesuai tariff yang
semua perawat pembayaran pada ditetapkan
2. System administrasi setiap jenis
terpusat pada pembiayaan
pembagian usaha
8. M5 Market 1. Nilai BOR mencapai Pemasaran bisa 1. Mengusulkan Kepuasan pasien terpenuhi Minggu
Pemasaran 100% pada tangga 8 diunggulkan peningkatan mutu dan meningkat menjadi 80 II III
82
Juni 2016 dalam menangani pelayanan terus % 90 %
2. Nilai BOR dalam 4 kegawatan menerus sehingga
bulan terakhir rata penyakit dalam member kesan
rata 100% dan neurology terbaik bagi klien
2. Melakukan
penilaian indicator
mutu pelayanan
83
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
84
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
85
86