Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

SAP Dislokasi Kelompok 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DISLOKASI

Oleh Mahasiswa Unsrit

Kelompok 4

Nama-nama Anggota :

1. Maria Sibau (18 061 026)


2. Manuella Mait (18 061 009)
3. Sandy Larumunde (18 061 055)
4. Gabriel Rombon (18 061 066)
5. Fernando Rachman (18 061 037)

UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON

FAKULTAS KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Manajemen Dislokasi

Sub Topik : Mengenalkan mengenai Manajemen dislokasi yang meliputi


pengertian dislokasi dan pentingnya penanganan saat dislokasi, jenis-
jenis dislokasi dan penanganan terhadap dislokasi

Sasaran : Mahasiswa Universitas Sariputra Indonesia Tomohon khususnya laki


laki

Hari/Tanggal : Selasa / 29 September 2020

Waktu : 09.30-10.00 WIB

Tempat : Aula lantai 1 Universitas Sariputra Indonesia Tomohon

Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan Unsrit kelompok 4

I. Analisis Data
a. Kebutuhan Peserta Didik
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth, 2010). Dislokasi dapat terjadi saat ligamen memberikan jalan
sedemikian rupa sehingga tulang dapat berpindah dari posisinya yang normal
di dalam sendi.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kasus
dislokasi yang banyak terjadi yaitu dislokasi sendi bahu, yaitu sekitar 95%
dislokasi sendi bahu anterior, 4% dislokasi posterior, 0.5% dislokasi superior.
Sedangkan pada pinggul sering ditemukan dislokasi pinggul anterior yaitu
sekitar 90% dari semua jenis dislokasi HIP. Di Indonesia , menurut penelitian
yang dilakukan di RSUP Dr.Mohammad Hoesien Palembang ditemukan
bahwa dari pasien yang terdiri dari 39 laki-laki dan 16 perempuan. Sebanyak
26.1% penderita berusia 14-24 tahun dan 70.9% diderita oleh laki-laki.
Dislokasi merupakan cedera yang umum dan dapat menyerang siapa
saja, akan tetapi olahragawan mempunyai resiko tinggi terjadinya dislokasi.
Selain itu orang yang beraktifitas berat serta berulang dapat juga menyebabkan
dislokasi. Sehingga dislokasi memerlukan penanganan yang tepat dan cepat.

2
Maka perlu adanya penyuluhan dan promosi kesehatan mengenai bagaimana
cara melakukan penanganan pertama pada saat dislokasi.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan dan promosi kesehatan diharapkan mahasiswa
UNSRIT mampu menerapkan manajemen dislokasi dalam kehidupan sehari-hari
khususnya ketika terjadi dislokasi saat berolahraga.
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti pendidikan dan promosi kesehatan selama 20 menit diharapkan
mahasiswa UNSRIT mampu :
a. Mengetahui mengenai dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
b. Mengetahui penyebab dan jenis-jenis dislokasi
c. Mengetahui penanganan saat terjadi dislokasi
IV. Materi (Terlampir)
a. Pengertian dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
b. Penyebab dislokasi
c. Jenis-jenis dislokasi
d. Penanganan saat dislokasi
V. Media
Power point (LCD/slide), ceramah dan leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan a. Memberikan salam a. Menjawab
5 menit b. Memperkenalkan diri salam
c. Menyampaikan maksud b. Mendengarkan
dan tujuan materi dan
pendidikan dan promosi memperhatikan
kesehatan c. Peserta
d. Menyampaikan kontrak mendengarkan
waktu dan tempat dan
dilaksanakan pendidikan memperhatikan
dan promosi kesehatan pemateri
d. Peserta
menyetujui
kontrak waktu
dan tempat
2. Penyajian a. Menanyakan a. Peserta
Materi pengetahuan peserta menjawab
10 menit tentang dislokasi. pertanyaan dari

3
“teman-teman apakah pemateri
tahu apa itu dislokasi dan b. Peserta terlihat
kenapa kita harus sangat senang
melakukan penanganan dengan pujian
yang tepat pada tersebut
dislokasi? ” c. Peserta
b. Memberikan apresiasi mendengarkan
terhadap jawaban yang dan mencoba
diberikan oleh peserta memahami
c. Menjelaskan materi materi yang
pengertian dislokasi dan disampaikan
pentingnya penanganan pemateri
yang tepat pada kasus d. Peserta
dislokasi menjawab
d. Menanyakan pada dengan
peserta tentang dislokasi antusias
apa yang pernah dialami. e. Peserta terlihat
“Apakah temen-temen sangat senang
ada yang pernah dengan pujian
mengalami dislokasi? tersebut
Kalau pernah pada f. Peserta sangat
bagian mana yang kooperatif
mengalami dislokasi?” ketika
e. Mengapresiasikan diberikan
jawaban peserta materi
f. Mengajarkan peserta cara
melakukan penanganan
terhadap dislokasi
3. Penutup a. Menanyakan pemahaman a. Peserta
5 menit peserta setelah diberikan menjawab
materi terkait materi
b. Menanyakan yang telah
kesanggupan peserta diberikan
untuk melakukan b. Peserta
tindakan/penanganan saat bersedia untuk
dislokasi melakukan
c. Menyimpulkan materi tindakan
d. Mengucapkan salam tersebut
penutup c. Peserta
mendengarkan
pemateri
d. Peserta
menjawab
salam dari
pemateri

4
Evaluasi Outcome :
1. Peserta mengerti tentang dislokasi dan pentingnya penanganan dislokasi
2. Peserta memahami jenis-jenis dislokasi yang sering terjadi
3. Peserta dapat menerapkan penanganan dislokasi yang efektif

5
MATERI

A. Definisi Dislokasi

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak


lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth,2010). Dislokasi sendi merupakan keadaan di mana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Dislokasi ini dapat terjadi
pada komponen tulangnya saja yang bergeser atau seluruh komponen tulang terlepas
dari tempat yang seharusnya (Mansjoer, 2008).

Jadi, dislokasi adalah tulang-tulang yang berhubungan dengan sendi tidak


berhubungan secara normal bisa terjadi karena tulangnya bergeser ataupun terlepas
baik sebagian maupun seluruhnya.

B. Penyebab Dislokasi

Dislokasi disebabkan oleh :

a. Cedera Olahraga
b. Kecelakaan kendaraan
c. Trauma akibat benturan dengan benda keras

C. Jenis Dislokasi

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Dislokasi Kongenital
Suatu bentuk kelainan pada persendian yang ditemukan pada bayi baru
lahir. Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
b. Dislokasi Patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang
berkurang
c. Dislokasi Traumatik
Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari
jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi,

6
ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang
dewasa.

Berdasarkan tempat terjadinya :


a. Dislokasi sendi rahang (mandibula)
b. Dislokasi sendi bahu
c. Dislokasi sendi siku
d. Dislokasi panggul
e. Dislokasi patella (tempurung lutut)

D. Penatalaksanaan Dislokasi

Penanganan dislokasi meliputi penanganan secara medis dan non medis.

1. Medis
a. Farmakologi
Pemberian obat-obatan : analgesik non narkotik
- Analsik
Berfungsi untuk mengatasi nyeri otot, sendi, nyeri pinggang. Efek
samping : granulosit.
- Bimastan
Berfungsi untuk menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi
akut atau kronik termasuk nyeri persendian,nyeri otot, maupun
nyeri persalinan. Efek samping : mual,muntah, agranulositosis,
leukopenia.
b. Pembedahan (Operasi orthopedi)
Operasi orthopedik adalah operasi yang dilakukan oleh dokter spesialis
ortopedi untuk menangani kondisi-kondisi yang berhubungan dengan
tulang, maupun persendian.
Jenis-jenis operasi orthopedi :
a. Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat kesejajaran
tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan
pemajanan tulang yang patah
b. Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang telah direduksi
skrup,plat,paku,dan pin logam

7
c. Graft tulang : penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun
heterolog) untuk memperbaiki penyembuhan untuk menstabilisasi
atau mengganti tulang yang berpenyakit
d. Penggantian sendi total : penggantian kedua permukaan artikuler
dalam sendi dengan logam atau sintesis.

2. Non Medis
a. Dislokasi reduksi
Reposisi ketempat semula dengan menggunakan anestesi jika terjadi
dislokasi
b. Dengan RICE (Rest, Ice, Compression, elevation)
-R : Rest (istirahat)
Mengistirahatkan sendi yang mengalami dislokasi. Jangan terlalu
banyak mengerakkan sendi yang cedera dan hindari gerakan yang
memicu rasa sakit
-I : Ice (kompres dingin)
Letakkan es pada sendi yang teruka untuk mengurangi rasa sakit dan
peradangan.
-C : Compression (kompresi)
Kompresi adalah tindakan pembalutan cedera dengan alat perban atau
bandage untuk menghindari penumpukan cairan yang disebabkan oleh
pembengkakan. Selain untuk menghindari pembengkakan, metode
kompresi dapat juga sebagai penyangga atau pengfiksasi gerakan
ekstremitas yang mengalami dislokasi
-E : Elevation (elevasi)
Elevasi bertujuan sebagai fasilitator suplai darah melalui pembuluh
darah. Pembengkakan pada ekstremitas biasanya terjadi karena tidak
lancarnya pembuluh darah vena ke jantung.

E. Pentingnya Penanganan Dislokasi

Seseorang yang mengalami dislokasi sendi harus segera mendapatkan


pertolongan secara tepat. Dengan adanya penundaan penanganan pada dislokasi sendi

8
hanya akan membuat proses penanganan medisnya menjadi sulit. Jika dislokasi tidak
segera diobati, kondisi ini bisa menyebabkan beberapa komplikasi, seperti :

- Kerusakan saraf dan pembuluh darah di sekitar sendi


- Sobeknya otot, ligamen, dan jaringan penghubung otot dengan tulang
(tendon) pada sendi
- Peradangan pada sendi yang mengalami dislokasi
Dan yang lebih berbahaya lagi jika mengalami nekrosis avaskular dimana
sendi dapat hancur.

Oleh karena itu, dislokasi sendi tidak boleh diremehkan atau hanya dianggap
sebagai memar atau terkilir biasa. Penanganan yang keliru dan terlambat dapat
merugikan kesehatan bagi penderita.

9
Daftar Pustaka

Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3.


Jakarta: Penerbit Buku EGC.

Mansjoer, A., (2008) Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal, Jakarta: EGC

10

Anda mungkin juga menyukai