Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BAB I Askeb New

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 203

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Program prioritas

pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 dilaksanakan melalui

program Indonesia sehat dengan mewujudkan paradigma sehat, penguatan

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Upaya mewujudkan

paradigma sehat ini dilakukan melalui pendekatan keluarga dan gerakan

masyarakat hidup sehat.

Pembangunan kesehatan juga relevan dengan kesehatan ibu dan anak,

salah satu indikator untuk mengetahui tercapainya kesehatan ibu dan anak

adalah angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Tinggi rendahnya angka

kematian ibu dan bayi berhubungan erat dengan tingkat pelayanan kesehatan

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Angka Kematian Ibu

(AKI) di Indonesia berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015

adalah 305 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka KematianBayi (AKB)

sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2016 di Kalimantan

Tengah pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan terbilang cukup rendah,

yaitu sebanyak42,06%. (Kemenkes RI, 2016). Di Kalimantan Tengah tahun

2016 jumlah kematian ibu sebanyak 74 kasus, dan jumlah kematian bayi

sebesar 392 kasus (Dinkes Kalteng, 2016).

1
2

Di Sampit Kotawaringin Timur tahun 2018 kematian ibu bersalin sebanyak 1

kasus dan kematian bayi sebanyak 2 kasus (Puskesmas Baamang 1 Sampit,

2018).

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar

dapat dikelompokkan menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak

langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan

dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre

eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak

langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu

hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering

melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran). Tiga terlambat (terlambat

mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai

fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawatdaruratan)

(Kemenkes, 2010). Komplikasi yang menjadi penyebab kematian

terbanyakyaitu asfiksia, bayi berat lahir rendah, dan infeksi (Riskesdas,

2013).Pembangunan berkelanjutan atau sustainable development

goals(SDGs) menargetkan penurunan angka kematian ibu pada tahun

2030adalah 70/100.000 kelahiran hidup dan target angka kematian neonatal

pada tahun 2030 adalah 12/1.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015).

Upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB melalui Program

Perencanaan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan 10T dalam asuhan antenatal,

terdiri dari, Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Pemeriksaan tekanan

darah, Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), Pemeriksaan puncak rahim
3

(tinggi fundus uteri), Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ), Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan, Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet

selama kehamilan, Test laboratorium (rutin dan khusus), Tatalaksana kasus,

Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan. Pelayanan antenatal di fasilitas

kesehatan pemerintah maupunswasta dan praktik perorangan/kelompok perlu

dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif,

preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA,

gizi, pengendalian penyakit menular, penanganan penyakit kronis serta

beberapa program lokal dan spesifik lainnya sesuai dengan kebutuhan

program (Kemenkes RI, 2016). Menurut data yang penulis dapatkan di

Puskesmas Baamang 1 tahun 2018, periode bulan Januari – Oktober jumlah

ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama ANC sekitar 423 orang,

intranatal care (INC) 395 orang dan jumlah pasangan usia subur

yangmenjadi akseptor KB 672 orang.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun Laporan

Tugas Akhir (LTA) dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan

Berkesinambungandi Puskesmas Baamang 1 Sampit Kotawaringin Timur”

yang dilakukan secara komprehensif dimulai dari usia kehamilan 29 minggu,

persalinan, nifas, bayi baru lahir dan sampai dengan 6 minggu post partum

dan masa antara di Puskesmas Baamang 1 Sampit Kotawaringin Timur.


4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat

dirumuskanadalah : Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Berkesinambungan

pada Ny. R di Puskesmas Baamang 1 Sampit Kotawaringin Timur?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk menerapkan asuhan kebidanan berkesinambungan pada Hamil,

Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Baamang 1 Sampit

Kotawaringin Timur dengan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengumpulan Data Subyektif dan Obyektif asuhan kebidanan

berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir.

b. Melakukan Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan asuhan

kebidanan berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi

Baru Lahir.

c. Menyusun Perencanaan asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu

Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru Lahir

d. Melakukan implementasi penatalaksanaan asuhan kebidanan

berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi Baru

Lahir.Melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan asuhan

kebidanan berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi

Baru Lahir.
5

f. Membuat pencatatan Asuhan Kebidanan dengan metode SOAP asuhan

kebidanan berkesinambungan pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas dan Bayi

Baru Lahir

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis;

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah

wawasan tentang Asuhan Kebidanan Berkesinambungan.

2. Manfaat aplikatif;

a. Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil laporan asuhan berkesinambungan ini dapat dimanfaatkan sebagai

masukan dalam pemberian asuhan berkesinambungan pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir di Puskesmas Baamang 1 Sampit

Kotawaringin Timur”

b. Manfaat bagi profesi bidan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam

asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.

c. Manfaat bagi pemerintah

Agar pemerintah, pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan

lainnya dapat membuat kebijakan yang fokus dan terarah dari hasil

asuhan berkesinambungan ini dapat dijadikan sebagai salah satu

gambaran pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat


6

E. Keaslian

Studi kasus atau penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:

1. Helnida Zaini, (2016) dengan judul Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ny. I di BPM ”YEF2q” Kota Palangka Raya dengan

hasil ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal.

Asuhan kebidanan kehamilan yang dilakukan sebelumnya berbeda dengan

yang dilakukan sekarang, perbedaannya terletak pada usia kehamilan dan

pendampingan asuhan. Asuhan sebelumnya memulai melakukan asuhan

kebidanan kehamilan pada usia kehamilan 37 minggu dan asuhan yang

dilakukan sekarang dimulai pada usia kehamilan 29 minggu.

2. Mardhatillah, (2018) dengan judul Asuhan Kebidanan

Berkesinambungan pada Ny. S di Praktek Mandiri Bidan SM Kota

Palangka Raya dengan hasil ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

normal. Asuhan kebidanan yang di berikan sesuai standar pelayanan

kebidanan dan tidak ada komplikasi yang terjadi selama hamil dan

bersalin.

Perbedaan penelitian ini adalah perbedaan pasien, tempat dan waktu

dilakukan serta subyek dari pelaksanaan asuhan kebidanan ini.


7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kehamilan

1) Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional

(Prawirohardjo, 2014). Kehamilan yaitu pertumbuhan dan perkembangan

dari intra uterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan.Setiap

bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari induk telur

(ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk kedalam

sel telur.Saat melakukan hubungan seksual, cairan sperma masuk ke dalam

vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu

masuk ke dalam sel telur.Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi

dibagian yang mengembang dari tuba falopli.

Pada sekeliling sel telur banyak berkumpul sperma kemudian pada

tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah satu sel sperma dan

kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut fertilisasi.Ovum

yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut

getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim

untuk selanjutnya bersarang diruang rahim, Peristiwa ini disebut nidasi

7
8

(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7

hari (Sumarmi, 2015)

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah

bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan atau (gestasi)

berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama

menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena

dihitung mulai dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan

telur) yang terjadi dua minggu setelahnya. (Kamariyah, 2014).

Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu:

1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai usia kehamilan 12

minggu

2. Triwulan kedua dimulai dari usia kehamilan 13 minggu sampai usia

kehamilan 26 minggu

3. Triwulan ketiga dimulai dari usia kehamilan 27 minggu sampai usia

kehamial 40 minggu.

2) Proses Terjadinya Kehamilan

a. Ovum (sel telur)

Ovum merupakan sel terbesar pada badan manusia. Proses

pembentukan ovum disebut oogenesis, proses ini berlangsung di dalam

ovarium (indung telur). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai

sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.Saat

ovulasi, ovum keluar dari folikel ovarium yang pecah.Ovum tidak dapat

berjalan sendiri.Kadar estrogen yang tinggi meningkatkan gerakan tuba


9

uterine, sehingga silia tuba dapat menangkap ovum dan

menggerakkannya sepanjang tuba menuju rongga rahim.Pada waktu

ovulasisel telur yang telah masak dilepaskan dari ovarium. Dengan

gerakan menyapu oleh

fimbria tuba uterine, ia ditangkap oleh infundibulum. Selanjutnya

masuk ke dalam ampula sebagai hasil gerakan silia dan konsentrasi

otot. Ovum biasanya dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi dan akan

mati dalam 12 jam bila tidak segera dibuahi. Hormonhormon yang

berperan dalam oogenesis antara lain pada wanita usia reproduksi

terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya hipothalamus-hipofisis-ovarium.

Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing

hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH

(follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH dan

LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi

sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus

luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan merangsang

ovulasi. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat

menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun

menghambat (inhibitory/negatif feedbackpada saat fase luteal) sekresi

FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipotalamus. (Kuswanti, 2014).

b. Spermatozoa

Sperma mempunyai bentuk/ susunan yang sempurna yaitu kepala

berbenruk lonjong agak gopeng berisi inti (nucleus), diliputi oleh


10

akrosom dan membran plasma. Leher sperma menghubungkan

kepala dan bagian tengah sperma. Ekor sperma mempunyai

panjang kurang lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar

sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat Sama halnya ovum

yang melalui proses pematangan, sperma juga melalui proses

pematangan (spermatogenesis) yang berlangsung di tubulus

seminiferus testis. Meskipun begitu terdapat perbedaanya yang jelas

yaitu setelah melalui proses penggandaan/ replikasi DNA dan

pembelahan sel dengan jumlah kromosom yang sama

(mitosis) serta proses pembelahan sel dengan pengurangan materi

ginetik pada sel anak yang dihasilkan (meiosis) yaitu untuk satu

oogonium diploid menghasilkan satu ovum haploid matur/

matang, sedangkan untuk satu spermatogonium diploid

menghasilkan empat spermatozoa haploid matur. Pada sperma

jumlahnya akan berkurang tetapi tidak habis seperti ovum dan

tetap diproduksi meskipun pada lanjut asia. Sperma juga memiliki

enzim hyaluronidase yang akan melunakkan sel –sel graulosa (sel

pelindung ovum) saat berada dituba. Dalam 100 juta sperma pada

setiap mililiter air mani yang dihasilkan, rata-rata 3 cc tiap ejakulasi,

dengan kemampuanfertilisasi selama 2 – 4 hari, rata-rata 3 hari

(Holmes, 2011).

c. Pembuahan (fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu proses pertemuan atau penyatuan antara sel

mani dan sel telur. Fertilisasi terjadi di tuba fallopi, umumnya terjadi di
11

ampula tuba, pada hari ke-11 sampai ke-14 dalam siklus menstruasi.

Saat terjadi ejakulasi, kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ

reproduksi pria yang kurang lebih berisi 300 juta sperma. Ovum yang

akan dikeluarkan dari ovarium sebanyak satu setiap bulan, ditangkap

oleh fimbriae dan berjalan menuju tuba fallopi. Kadar estrogen yang

tinggi mengakibatkan meningkatnya gerakan silia tuba untuk dapat

menangkap ovum dan menggerakkannya sepanjang tuba. Setelah

menyatunya oosit dan membran sel sperma akan dihasilkan zigot yang

mempunyai kromosom diploid (44 kromosom dan 2 gonosom) dan

terbentuk jenis kelamin baru (XX untuk wanita dan XY untuk laki-laki)

(Kuswanti, 2014). Sekitar 24 jam setelah konsepsi, zigot mengalami

pembelahan menjadi 4 sel, 8 sel hingga 16 sel yang disebut

blastomer (sel yang dihasilkan dari pembelahan ovum yang sudah

dibuahi). Setelah tiga hari sl-sel tersebut akan membelah

membentuk buah arbei dari 16 sel tersebut atau disebut dengan

morula dalam waktu empat hari. Saat morula masuk kedalam

rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida lalu masuk

kedalam ruang sel yang ada dimassa sel dalam. Berangsur –angsur

ruang antar sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah

rongga (blastocoele) biasa disebut blastokista dalam waktu lima

hari. Pada sel bagian dalam disebut embrioblas dan bagian luar

disebut trofoblas. Seiring bergulirnya blastula menuju rongga

uterus, zona pellusida/ membran luar blastula akan menipis dan


12

akhirnya menghilang sehingga trofblas dapat memasuki dinding

rahim/ endometrium dan siap berimplantasi di dalam dinding uterus.

d. Pembelahan

Setelah itu Zigot akan membelah jadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel, 8 sel,

sampai dengan 16 sel disebut Bastomer (3 hari) dam membentuk

sebuah gumpalan bersusun longgal, setelah 3 hari sel sel tersebut akan

membelah membentuk sebuah arbei dari 16 seldisebut morula (4 hari).

Saat morula memasuki rongga Rahim, cairan mulai menembus zona

pellusidamasuk kedalam ruang antarsel yang adadi massa sel

dalam.Berangsur angsur ruang sel menyatudan akhirnya terbentuk

sebuah rongga atau Blastokel sehingga disebut Blastokista(4½ -5 hari)

Sel yang bagian dalam disebut embrioblast dan sel bagian luar disebut

troflobast. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga triblobas bisa

memasuki diding rahim (endometrium) dan siap ber implementasi (5½-

6 hari) dalam bentuk Blastokista tingkat lanjut.

e. Implantasi

Pada hari keenam, lapisan trofoblas blastosis bersentuhan dengan

endometrium uterus, biasanya terjadi di dinding posterior atas dan

mulai berimplantasi. Pada lapisan luar sel (trofoblas), dapat

mengeluarkan enzim proteolitik (enzim yang kaya protein) yang

melarutkan sebagian endometrium. Jaringan endometrium banyak

mengandung sel-sel desidua yaitu sel-sel besar yang banyak

mengandung glikogen dan mudah dihancurkan oleh trofoblas, lalu

sel-sel trofoblas (sinsitiotrofoblas) menyekresi enzim yang mengikis


13

endometrium untuk membantu penyediaan nutrisi bagi embrio

yang tengah berkembang serta membantu perlekatan embrio

pada endometrium.

Blastula berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk

ke dalam desidua, menyebabkan luka yang kemudian sembuh dan

menutup lagi. Saat nidasi terjadi sedikitperdarahan akibat luka

desidua (tanda hartman) (Megasari, 2015).

f. Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.

Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai.Pada

manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah

fertilisasi.Dalam 2 minggu pertama perkembangan hasil konsepsi,

tofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah

endometrium.Terbentuklah sinus introfoblastik yaitu ruangan-ruangan

yang berisi darahmaternal dari pembuluh-pembuluh darah yang

dihancurkan.Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-

ruangan interviler dimana vili korialis seolah-olah terapung-apung

diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta.Tiga

minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasi

dan mulai pembentukan vili korialis. Sirkulaksi darah janin ini berakhir

di lengkung kapilar (capillary loops) di dalam vili korialis yang ruang

intervilinya dipenuhi dengan darah maternal yang dipasok oleh arteri

spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterina. Vili korialis ini akan

bertumbuh menjadi suatu masa jaringan yaitu plasenta. Lapisan desidua


14

yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri disebut desidua

kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus

disebut desidua basalis, disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang

meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis.

Hasil konsepsi sendiri diselubungi jonjot-jonjot yang dinamakan vili

korialis dan berpangkal pada korion.Selsel fibrolas mesodermal

tumbuh disekitar embrio dan melapisi pula sebelah trofoblas.Dengan

demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi

korion.Selain itu, vili korialis yang berhubungan dengan desidua

basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan baik, di sini korion

disebut korion frondosum.Yang berhubungan dengan desidua

kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsibertumbuh

kearah cavum uteri sehingga lambat laun menghilang, korion yang

gundul disebut korion leave.Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh

dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.Plasenta yang

demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial.Di sini jelas tidak ada

percampuran darah antara darah janin dan darah ibu.Ada juga sel-sel

desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini

akhirnya membentuk lapisan fibronoid yang disebut lapisan nitabuch.

Ketika proses melahirkan plasenta terlepas dari endometrium pada

lapisan nitabuch ini.


15

3) Diagnosis Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin adalah

kira-kira280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43

minggu). Kehamilan dibagimenjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai

dari konsepsi sampai 12 minggu,triwulan II dari 12 sampai 28 minggu

dan triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.Diagnosis kehamilan dapat

ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksa klinis berdasarkan

tandadan gejala kehamilann

Dugaan kehamilan

Amenorea adalah berhentinya menstruasi disebabkan oleh kenaikan

kadar estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh corpus luteum.

Amenorea dapatdiartikan sebagai wanita tidak datang menstruasi 2

bulan berturut-turut.Amenorea mempunyai arti penting dalam dugaan

kehamilan hanya bila siklushaid sebelumnya berlangsung secara

teratur dan spontan. Penting diketahui tanggal dari hari pertama

mendapat haid terakhir untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran

partus. Rumus taksiran partusmenurut Naegele bila siklus haid sekitar

28 hari adalah tanggal dijumlah 7sedangkan bulan dikurangi 3. Selain

kehamilan, amenorea juga dapat terjadiakibat : ketegangan emosional,

penyakit menahun, obat-obat opioid dandopaminergik, penyakit

endokrin dan tumor ginekologi tertentu.

a) Nausea (mual) dan emesis (muntah).

Nausea dan emesis diderita oleh 50% ibu hamil. Gejala ini

mencapai puncak pada 8 – 12 minggu. Keluhan semakin berat


16

pada pagi hari (morning sickness). Derajat keluhan dipengaruhi

oleh ketegangan emosi

b) Hiperemesis gravidarum : mual muntah disertai dengan dehidrasi

dan ketonuria sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien.

Keadaan ini memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit

Keluhan mual disebabkan oleh kenaikan kadar hCG dimana pada

trimester I kadar hCG dapat mencapai 100 mIU/ml.

c) Mastodynia adalah payudara terasa nyeri dan kencang. Gejala ini

disebabkan oleh payudara membesar karena pengaruh hormon

estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada alveola

d) Quickening.

e) Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20

(primi gravida) dan umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida.

Gerakan janin pertama kali dapat digunakan untuk menentukan

umur kehamilan

f) Miksi wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering

kencing karena uterus yang mendesak vesica urinaria.

g) Konstipasi. Kesulitan buang air besar karena pengaruh hormone

progesteron yang menghambat peristaltik usus dan karena

perubahan pola makan.

h) Weight gain. Pertambahan berat badan ibu tidak selalu

berbanding lurus dengan pertambahan berat janin. Pertambahan

berat badan ibu ada artinya setelah umur 20 minggu.Umumnya


17

pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14

kg

i) Fatigue. Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun

kerja jantung dirasakan lebih berat pada umur 32 minggu.

j) Nail sign umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh

ujung kuku lunak dan lebih tipis.

k) Mengidam ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi

pada bulan-bulan pertama kehamilan.

l) inkope (pingsan) adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala

(sentral) sehingga menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.

m) Pigmentasi kulit. Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,

sering dijumpai pada muka (chloasma gravidarum), dinding perut

(striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti jaringan

parut), leher dan sekitar payudara.

Diagnosa pasti kehamilan (positive)

a) Detak jantung janin

Detak jantung janin dapat terdengar dengan menggunakan

tetoskop pada ibu yang bertubuh langsing pada kehamilan 17 -18

minggu. Detak jantung janin dapat terdengar pada kehamilan 10

minggu Dengan tehnik Doppler

b) Palpasi bagian janin

Bentuk tubuh janin sering dapat diperiksa melalui palpasi

abdomen pada kehamilan lebih dari 28 minggu. Gerakan janin

dapat dirasakan setelah kehamilan 18 minggu


18

c) Ultrasonografi

Tehnik ini sangat bermanfaat bagi pemantauan viabilitas

janin.Aktivitas jantung dapat dilihat pada kehamilan 5 – 6

minggu Ekstrimitas janin terlihat pada kehamilan 7 – 8 minggu

Gerakan jari tangan terlihat pada kehamilan 9 – 10 minggu.

4) Perubahan fisiologis pada Trimester III

Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita,

khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna.Dalam hal ini,

hormon estrogen dan progesteron mempunyai peranan penting.

Perubahan yang terdapat pada ibu hamil antara lain terdapat pada

uterus, sistem traktus urinarius, sistem respirasi,kenaikan berat

badan,sirkulasi darah, dan sistem muskulosteral (Pantiawati I, 2015)

a) Uterus

Pada trimester III lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan

berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua

karena otot-otot bagian atas uterus, SBR menjadi lebih lebar dan

tipis,tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan

segmen bawah yang lebih tipis. Batas itu dikenal sebagai lingkaran

retraksi fisiologis dinding uterus, di atas lingkaran ini jauh lebih tebal

daripada dinding SBR (Segmen Bawah Rahim)

b) Serviks uteri. Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak.

(Sulistyawati, A., 2011).

c) Vagina dan vulva


19

Oleh karena pengaruh estrogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina

dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah atau

kebiruan, kondisi ini disebut dengan tanda Chadwick (Sulistyawati, A.,

2011).

d) Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak

perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan

yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut.

(a) Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat

(b) Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli.

(c) Bayangan vena-vena lebih membiru

(d) Hiperpigmentasi pada aerola dan puting susu.

(e) Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna

kuning (Sulistyawati, A., 2011)

e) Sistem traktus urinarius

Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul

keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan

mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi hemodilusi

menyebabkan metabolisme air menjadi lancer

f) Sistem Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan

tulangnya dan ini terjadi ketika trimester akhir.Oleh karena itu,

peningkatan asuhan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang

kebutuhan.Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet


20

biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar

glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan

janin.Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg

dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg

untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki 12 minggu,

200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh.

Wanita hamil membuntuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.Pada

metabolism lemek terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350

mg atau lebih per 100 cc. hormone somatotropin mempunyai peranan

dalam pembentukan lemak pada payudara.Deposit lemak lainnya

tersimpan di badanm perut, paha dan lengan

Pada metabolism mineral yang terjadi adalah sebagai berikut.

(a) Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk

pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-

40 gram

(b) Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.

(c) Air.Wanita hamil cenderung mengalami retensi air

(Sulistyawati, A., 2011).

g) Sistem Respirasi

Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang

membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa

bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat

kesulitan bernafas.

h) Sistem Reproduksi
21

Sistem Reproduksi terdiri dari uterus. Uterus selama kehamilan akan

beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,

plasenta,amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan

yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama

kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa

minggu setelah persalinan.Pada perempuan tidak hamil uterus

mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama

kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu

menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir

kehamilan volume totalnya mencapai 5000 ml bahkan dapat mencapai

20.000 ml atau lebih dengan rata-rata 1100 g(Prawirohardjo, S, 2012).

i) Sirkulasi darah

Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak

pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkat hematokrit mencapai level

terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34 minngu masa sel darah

merah terus meningkat tetapi volume plasma tidak. Peningkatan sel

darah merah menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita dengan

hamil lanjut mengeluh sesak nafas dan pendek nafas.Hal ini

ditemukan pada kehamilan meningkat untuk memenuhi kebutuhan

bayi.

5) Perubahan psikologis pada Trimester III

Menurut Varney perubahan psikologis yang biasanya dialami ibu pada

masa ini adalah (Hutahaean, 2013) :


22

a) Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian. Ibu

menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, ibu

menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya dan ada

perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak kunjung lahir

pada waktunya

b) Ibu merasa khawatir karena di masa ini terjadi perubahan peran

persiapan ibu untuk menjadi orang tua). Selain khawatir karena

perubahan peran, ibu juga dikhawatirkan dengan kesehatan

bayinya.Ibu khawatir jika bayinya lahir cacat (tidak normal).Akan

tetapi, kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat

mengurangi rasa sakit ini

c) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester sebelumnya. Hal ini

dipengaruhi oleh perubahan bentuk perut yang semakin membesar

dan adanya perasaan khawatir terjadi sesuatu terhadap dirinya

6) Tanda bahaya kehamilan Trimester III

a) Perdarahan pervaginam

Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah

perdarahan pada trimester terakhir dalam kehamilan sampai bayi

dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal

adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu, disertai

dengan rasa nyeri (Pantiawati I,2015).

1) Plasenta Previa

Keadaan di mana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,

yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian


23

atau seluruh jalan lahir (Sulistyawati, A, 2011).Gejala-gejala

yang ditunjukkan seperti:

(a) Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, bisa

terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja

(b) Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak

pada bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak

dapat mendekati pintu atas panggul.

(c) Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka

pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak

2) Solusio plasenta

Adalah lepasnya plasenta sebelum waktunya.Secara normal

plasenta terlepas setelah anak lahir. Tanda dan gejalanya:

(a) Deteksi dini tempat pelepasan ke luar dari serviks dan

terjadilah perdarahan ke luar atau perdarahan tampak.

(b) Kadang-kadang darah tidak keluar, terkumpul di belakang

splasenta. (perdarahan tersembunyi/perdarahan kedalam).

(c) Solutio plasenta dengan perdarahan tersembunyi

menimbulkan tanda yang lebih khas (rahim keras seperti

papan) karena seluruh perdarahan tertahan di

dalam.Umumnya berbahaya karena jumlah perdarahan yang

keluar tidak sesuai dengan beratnya syok

(d) Perdarahan disertai nyeri, juga di luar his karena isi rahim.

(e) Nyeri abdomen pada saat dipegang.

(f) Palpasi sulit dilakukan


24

(g) Fundus uteri makin lama makin naik.

(h) Bunyi jantung biasanya tidak ada

b) Sakit Kepala yang Berat

Sakit kepala sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal

dalam kehamilan.Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah

serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat.Kadangkadang dengan sakit kepala yang hebat ibu

mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau

berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala

dari pre eklampsia.

c) Penglihatan kabur

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah dalam kehamilan. Tanda dan gejalanya adalah:

(a) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya

pandangan kabur dan berbayang.

(b) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang

hebat dan mungkin menandakan pre eklampsia.

d) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai

dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau pre eklampsia


25

e) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester ketiga

(a) Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses

persalinanberlangsung.

(b) Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm

(sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm.

(c) Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal

kala II

(d) Persalinan, bisa juga belum pecah saat mengedan.

f) Gerakan janin tidak terasa

(a) Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan trimester

ke-3.

(b) Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama

bulan ke 5 atau ke 6 beberapa ibu dapat merasakan gerakan

bayinya lebih awal.

(c) Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.

Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

g) Nyeri perut yang hebat

(a) Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah

bukan his seperti pada persalinan

(b) Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah

bukan his seperti pada persalinan syok yang membuat keadaan

umum ibu makin memburuk, dan disertai perdarahan yang


26

tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita harus waspada

akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta (Sulistyawati,

A,2011).

7) Ketidaknyamanan dalam Kehamilan Trimester III

Menurut Putri (2012). Ketidaknyamanan kehamilan trimester III dan

cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

a) Sering Buang air kecil, Sebabnya kerena akibat penekanan uterus juga

kepala janin, cara mengatasinya:

(a) Membatasi minum sebelum tidur

(b) Pakai duk yang bersih

(c) Latihan senam kegel

(d) Jika kencing terasa sakit cepat pergi kedokter

b) Sakit punggung Atas dan Bawah

Karena tekanan terhadap akar syaraf dan perubahan sikap badan pada

kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah kedepan

disebabkan perut yang membesar.Ini diimbangi dengan lordosis yang

berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus.

Berikut ini adalah cara mengatasi /yang dilakukan oleh ibu hamil:

(a) Gunakan posisi tubuh yang baik

(b) Tekukkan kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau

mengangkat apapun dari bawah

(c) Lebarkan kedua kaki dan tepatkan satu kaki sedikit didepan kaki

yang lain saat menekukkan kaki sehingga terdapat jarak yang

cukup saat bangkit dari posisi setelah jongkok.


27

(d) Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.

c) Konstipasi atau Sembelit

Konstipasi atau Sembelit selama kehamilan terjadi karena peningkatan

hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus

kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus

yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan

penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron)

yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya

menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan

warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak

perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses

karena pengaruh zat besi ini adalah normal ( Fitria Mawarni, 2015).

Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah;

(a) Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari

(b) Makanlah makanan yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-

buahan

(c) Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan

(Jogging).

(d) Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau

sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai

3 diatas

d)  Oedema

Disebabkan kerena berdiri terlalu lama, duduk kaki tergantung,

pakaian ketat dan kaki di tinggikan, kurang olah raga


28

Cara mengatasinya :

Minum air putih yang cukup. hindari posisi tegak lurus dalam waktu

yang lama.Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki

ditinggikan.Hindari kaos kaki atau stocking yang ketat, bila cara

diatas tidak hilang segera pergi kedokter. (Putri, 2012)

e) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu semua

penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Cara

mengatasinya pencegahan agar feces tidak keras, contoh makan sayur

yang berserat dan buah, misal buah pepaya. (Putri, 2012)

f) Insomnia

Sebabnya kerena gerakan bayi, kram otot, sering kencing dan sesak

nafas, cara mengatasinya:

Mandi air hangat, minum air hangat (susu, teh tanpa kafein dicampur

susu) sebelum tidur. Istirahat usap-usap punggung. (Putri, 2012)

g)  Varises

Varises pada wanita hamil sering dijumpai pada trimester terakhir dan

biasanya terdapat pada genetalia eksterna, kaki dan betis.Varise juga

terjadi pada orang yang mengalami gangguan dalam pembuluh darah.

(Maritalia, Dewi, 2012)

cara Mengatasi varises :

Hindari menyilangkan kaki, hindari periode berdiri lama. (Maritalia,

Dewi, 2012).
29

h) Sesak nafas

Peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada

pusat pernafasan untuk menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan

kadar O2 dan pembesaran uterus yang menyebabkan penekanan

pada diafragma.

Cara Mengatasi sesak nafas:

(a) Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernafasan

interkostal.

(b) Merentangkan tangan diatas kepala serta menarik nafas

panjang

(c) Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya

pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi.

i) Nyeri ligamentum rotundum.

Dapat terjadi di semester 2 dan 3. Sering terjadi akibat hypertrophy,

peregangan ligamentum selama kehamilan, dan tekanan pada uterus.

Cara Mengatasi nyeri ligamentum rotundum:

(a) Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal

lainnya letakkan diantara lutut sewaktu dalam posisi berbaring

miring.

(b) Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya

jika tidak terdapat kontraindikasi

(c) Mandi air hangat

(d) Tekuk lutut kearah abdomen


30

8) Kebutuhan Dasar Fisik Ibu hamil

Menurut Romauli (2011) Semakin tuanya usia kehamilan, kebutuhan

fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam dan harus terpenuhi.

Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu hamil dijabarkan sebagai

berikut:

a. Kebutuhan Oksogen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu

hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil

hingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu

yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Konsul dokter

bila ada kelainan atau gangguan pernapasan seperti asma dan lain-

lain

b. Kebutuhan Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang

mengandung protein, zat besi, dan minum cukup cairan (menu

seimbang)

1) Kalori

Sumber kalori utama adalah hidrat arang dan lemak.Bahan

makanan yang banyak banyak mengandung hidrat arang adalah

golongan padi-padian (misalnya beras dan jagung), golongan

umbiumbian (misalnya ubi dan singkong), dan sagu.

2) Protein
31

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.

Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi

akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang

berkualitas tinggi adalah susu. Sumber lain meliputi sumber

proteinhewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan kacang)

dan sumber protein nabati (misalnya kacang-kacangan seperti

kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe).

3) Mineral

Semua mineral dapat terpenuhi dengan makan-makanan sehari-hari

yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang

tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari.Untuk memenuhi

kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus,

forofumarat atau feroglukonat perhari dan pada kehamilan kembar

atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 mg/hari.

Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu

liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium.

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanan sayur dan

buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin.Pemberian

asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi.

c. Kebutuhan personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil.Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama


32

lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetalia).Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian

karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

kekurangan kalsium.

d. Kebutuhan Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.Tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi

makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika

lambung dalam keadaan kosong.Meminum air putih hangat ketika

dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik

usus.Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk

buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil

merupakan keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama

trimester I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

e. Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai

akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya

tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.

Koitus tidak diperkenankan bila terdapat perdararahan

pervaginan,riwayat abortus berulang, abortus/ partus prematurus

imminens, ketuban pecah sebelumnya waktunya.

f. Kebutuhan Mobilisasi
33

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan.Ibu hamil dapat dianjurkan untuk

melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan

menghindari gerakan menyentak, sehinggga mengurangi

ketegangan padatubuh dan menghindari kelelahan.

g. Kebutuhan istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang teratur

karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk

kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur pada

malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan

rilaks pada siang hari selama 1 jam.

9) Asuhan Antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan obstetric

untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

kegiatan-kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo,

2012)

Dalam melaksanakan pelayanan ANC , ada 10 standar pelayanan.

Standar minimal 10T menurut Depkes RI (2010) adalah sebagai

berikur:

a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan

b. Pengukuran ini dilakukan untuk memantau perkembangan tubuh

ibu hamil.Hasil ukur juga dapat dipergunakan sebagai acuan


34

apabila terjadi sesuatu pada kehamilan, seperti bengkak kehamilan

kembar, hingga kehamilan dengan obesitas.

Penambahan berat badan pada trimester I berkisar 0,5 kg setiap

bulan. Di trimester II-III, kenaikan berat badan bisa mencapai 0,5

kg setiap minggu. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan

berjumlah sekitar 20-90 kg dari berat badan sebelum hamil.

c. Pemeriksaan Tekanan Darah

Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau

tensi selalu dilakukan secara rutin.Tekanan darah yang normal

berada di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari 140/90

mmHg, gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia

bisa mengancam kehamilan Anda karena tekanan darah tinggi

(hipertensi)

d. Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)

Tujuan pemeriksaan puncak rahim adalah untuk menentukan usia

kehamilan. Tinggi puncak rahim dalam sentimeter (cm) akan

disesuaikan dengan minggu usia kehamilan. Pengukuran normal

diharapkan sesuai dengan tabel ukuran fundus uteri sesuai usia

kehamilan dan toleransi perbedaan ukuran ialah 1-2 cm. Namun,

jika perbedaan lebih kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan

ada gangguan pada pertumbuhan janin.

e. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian Imunisasi

Tetanus Toksoid (TT)


35

Pemberian imunisasi harus didahului dengan skrining untuk

mengetahui dosis dan status imunisasi tetanus toksoid yang telah

Anda peroleh sebelumnya.Pemberian imunisasi TT cukup efektif

apabila dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.

Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT untuk ibu yang belum pernah

Imunisasi (DPT/TT/Td)atau tidak tahu status imunisasinya.

Antigen Antigen Interval Lama waktuPer


(selang waktu perlindungan lindunga
minimal) n
TT1 Pada kunjungan 0 0%

antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99%

hidup
Sumber :Wahyuni. 2015

f. Pemberian Tablet Zat Besi

ada umumnya, zat besi yang akan diberikan berjumlah minimal 90

tablet dan maksimal satu tablet setiap hari selama kehamilan.

Hindari meminum tablet zat besi dengan kopi atau teh agar tidak

mengganggu penyerapan.

g. Pengukuan Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran ini merupakan satu cara untuk mendeteksi dini adanya

kekurangan gizi saat hamil. Jika kekurangan nutrisi, penyaluran

gizi ke janin akan berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan

terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat rendah. Cara


36

pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur mengukur jarak

pangkal bahu ke ujung siku, dan lingkar legan atas (LILA).

Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil kurang dari 23,5 Cm

menunjukkan Ibu Hamil beresiko melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah jika Ibu hamil memilik LILA < 23,5Cm atau

kurang Energi Kronis diberikan Pemberian Makanan Tambahan

h. Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar

hemoglobin, golongan darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit

menular seksual lainnya, dan rapid test untuk malaria. Penanganan

lebih baik tentu sangat bermanfaat bagi proses kehamilan.

i. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memantau, mendeteksi ,

dan menghindarkan faktor risiko kematian prenatal yang

disebabkan oleh hipoksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan,

dan infeksi. Pemeriksaan denyut jantung sendiri biasanya dapat

dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu

j. Tatalaksana Kasus

Anda berhak mendapatkan fasilitas kesehatan yang memiliki

tenaga kesehatan yang kompeten, serta perlengkapan yang

memadai untuk penanganan lebih lanjut di rumah sakit rujukan.

Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat membahayakan kehamilan,

Anda akan menerima penawaran untuk segera mendapatkan

tatalaksana kasus.
37

k. Temu Wicara Persiapan Rujukan

Temu wicara dilakukan setiap kali kunjungan.Biasanya, bisa

berupa konsultasi, persiapan rujukan dan anamnesa yang meliputi

informasi biodata, riwayat menstruasi, kesehatan, kehamilan,

persalinan, nifas, dan lain-lain.

Temu wicara atau konsultasi dapat membantu Anda untuk

menentukan pilihan yang tepat dalam perencanaan, pencegahan

komplikasi, dan juga persalinan.Pelayanan ini juga diperlukan

untuk menyepakati segala rencana kelahiran, rujukan,

mendapatkan bimbingan soal mempersiapkan asuhan bayi, serta

anjuran pemakaian KB pasca melahirkan.

1. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Manajeman Asuhan Kebidanan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang standar Asuhan kebidanan yang

meliputi :

a. Pengkajian

1) Data Subjektif

a) Identitas

(1) Nama : Untuk mengenal Ibu dan Suami

(2) Umur : Umur perlu dikaji guna mengetahui apakah klien

dalamkehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16

tahun dan di atas 35 tahun merupakan umur-umur yang


38

beresiko tinggi untuk hamil. Umur yang baik untuk kehamilan

maupun persalinan adalah 19-25 tahun. (Walyani, Elisabeth,

2015)

(3) Agama:Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan

penderita yang berkaitan dengan ketentuan agama. Antara lain

dalam keadaan yang gawat ketika memberi pertolongan dan

perawatan dapat diketahui dengan siapa harus berhubungan.

(4) Pendidikan

Menanyakan pendidikan tertinggi yang klien

tamatkan.Informasi ini membantu klinis memahami klien

sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca

tulisnya. (Walyani, Elisabeth, 2015)

(5) Suku/bangsa: Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi

dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya

kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang

memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi

pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian di

identifikasi, wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining

genetik. (Walyani, Elisabeth, 2015)

(6) Pekerjaan: status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi

pencapaian status gizi. Hal ini dapat dikaitkan antara asupan

nutrisi ibu dan tumbuh kembang janin dalam kandungan,yang

dalam hal ini dipantau melalui tinggi Fundus uteri.


39

(7) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan

dalam melalukan follow up terhadap perkembangan ibu.

b) Keluahan Utama: Keluhan utama adalah alasan kenapa klien

datang ke tempat bidan. Hal ini di sebut tanda atau gejala.

Dituliskan sesuai dengan yang di ungkapkan oleh klien serta

tanyakan juga sejak kapan hal tersebut di keluhkan oleh klien.

c) Riwayat Kesehatan

Dari data riwayat ini dapat kita gunakan sebagai penanda

(warning) akan adanya penyulit masa hamil. Adanya perubahan

fisik dan fisiologis pada masa hamil yang melibatkan seluruh

sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang

mengalami gangguan.

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien

yang perlu diketahui adalah apakah pasien pernah atau sedang

menderitapenyakit, seperti jantung, diabetes melitus, ginjal,

hipertensi/ hipotensi dan hepatitis (Romauli, 2011)

d) Riwayat Keluarga

Menurut (Manurung,2012) Data ini meliputi: penyakit

keluarga, yang bersifat penyakit keturunan (asma, diabetes

mellitus, haemophili, keturunan kembar) dan penyakit kronis.

Dengan mengidentifikasi adanya penyakit kesehatan keluarga

yang bersifat genetic dapat mengetahui adanya penyakit yang

mempengaruhi kehamilan secara langsung ataupun tak


40

langsung.Penyakit tersebut dapat muncul suatu saat yang

memperberatkondisi kehamilan saat ini.

e) Riwayat Haid

(a) Menarche

Usia wanita pertama haid bervariasai, antara 12-16 tahun.

Hal ini dipengaruhi oleh keturunan, keadaan gizi, bangsa,

lingkungan, iklim dan keadaan umum (Manuaba, 2010)

(b) Pola Mentruasi

Siklus menstruasi berlangsung 28 hari, sehingga disebut

yang teratur jika mundur 2 hari setiap bulannya.Menstruasi

teratur sangat penting bagi perhitungan masa subur. Siklus

menstruasi yang teratur dapat menunjukkan bahwa faal

ovarium cukup baik. Siklus yang normal biasanya 21-35

harisekali. Haid yang tidak teratur merupakan sebuah

penyimpangan bagi perempua

(c) Lama dan Banyaknya Menstruasi

Lama menstruasi ideal terjadi selama 4-7 hari. Perdarahan

kurang jika perdarahan sekitar 2-3 hari dengan pemakaian

pembalut < 1-2 buah sehari.Perdarahan banyak jika

menstruasi di atas 7 hari, apalagi disertai gumpalan darah

dengan pemakaian pembalut lebih dari 3 buah/hari sampai

penuh.

(d) Keluhan
41

Mengganggu pekerjaan sehari hari. Dismenorea dapat

disebabkan oleh kelainan anatomis uterus yaitu terlalu

ante/retrofleksi, terdapat mioma uteri, kanalis servikalis

yang sempit, polip endometrium atau serviks

(e) HPHT

Penting di ingat karena keterlambatan menstruasi bagi usia

subur berarti terdapat kemungkinan untuk hamil. Umur

kehamilan dan perkiraan tanggal persalinan dapat dihitung

berdasarkan durasi kehamilan 230-258 hari.

f) Riwayat obsteri yang lalu

Riwayat obstetri yang penting mencakup hal-hal berikut:

kehamilan (graviditas), kelahiran diatas usia viabilitas (sekitar

kehamilan 22 minggu), persalinan dan kelahiran preterm,

abortus spontan, dan abortus elektif, serta jumlah anak yang

hidup (paritas).

Masalah obstetri yang lalu yang perlu dperhatikan ialah:

perdarahan pervaginam, hipertensi akibat kehamilan, anemia,

diabetes kehamilan, infeksi (bakteri atau penyakit menular

seksual), dan imunodefisiensi (Kusmiyati, 2011)

g) Riwayat Kehamilan sekarang

Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun komplikasi yang

terjadi pada kehamilan yang sekarang. Hari pertama haid

terakhir digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal


42

persalinan dan usia kehamilan. Gerakan janin yang di rasakan

ibu bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.

h) Riwayat Pernikahan

Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan

mempengaruhi proses adaptasi terhadap kehamilan,persalinan,

dan masa nifasnya.

i) Riwayat keluarga Berencana

Untuk mengetahui penggunaan metode alat kontrasepsi ibu

secara lengkap dan untuk merencanakan penggunaan metode

kontrasepsi setelah masa nifas.

j) Pola Kebiasaan Sehari-Hari

(a) Pola Nutrisi

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain

daging tidak berlemak, ikan, telur, tahu tempe, susu,

brokoli, sayuran berwarna hijau tua, kacangkacangan, buah

dan hasil laut sepertiudang. Sedangkan makanan yang harus

di hindari oleh iu hamil yaitu hari dan produk olahan hati,

makan mentah atau setangah matang, ikan yang

mengandung merkuriseperti hiu dan marlinserta kafein

dalam kopi,the coklat maupun cola. Selain itu menu

makanan dan pengelolaannya harus sesuai dengan pedoman

umum gizi seimbang (Mochtar,2011)

(b) Pola istirahat


43

Istirahat cukup minimal 8 jam pada malam hari dan 2 jam

di siang hari. Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan

periode istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan

kehamilannya. Posisi miring kiri dianjurkan untuk

meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta

dengan mengurangi tekanan pada vena kava asendan

/hipotensi supine.

(c) Pola Eliminasi

Pada wanita hamil mungkin terjadi obstipasi karena kurang

gerak badan, peristaltik menurun karena pengaruh hormon

dan tekanan pada rektum oleh kepala (Indrayani,

2011:180).Sedangkan untuk BAK ibu trimester III

mengalami ketidaknyamanan yaitu sering kencing

(Romauli, 2011). Karena bagian terendah janin sudah

masuk rongga panggul sehingga rahim akan menekan

kandung kamih (Indrayani, 2011)

(d) Psikososial

Pada setiap trisemester kehamilan ibu mengalami

perubahan kondisi psikologis.Perubahan yang terjadi pada

trimester 3 yaitu periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Oleh karena itu ,pemberian arahan,saran dan

dukungan pada ibu tersebut akan memberikan kenyamanan

sehingga ibu dapat menjalankan kehamilan dengan lancer.


44

b. Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

(1) Keadaan umum

Kesadaran penderita sangat penting dinilai, dengan melakukan

anamnesis. Kesadaran dinilai baik jika dapat menjawab semua

pertanyaan (penderita sadar akan menunjukkan tidak ada kelainan

psikologis)

(2) Kesadaran

Mengetahui bagaimana kesadaran umum pasien apakah

composmentis/ apatis/ koma

(3) Tinggi badan Ibu hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm,

tergolong resiko tinggi (Romauli, 2011)

(4) Berat badan: Berdasarkan Body Mass Index (BMI) dasar

perhitungannya adalah BB kg/TB2 (dalam meter).

(5) LILA

> 23,5 cm. Jika < 23,5 merupakan indikator status gizi kurang,

sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR (Prawirohardjo dalam

Romauli, 2011 )

(6) Pemeriksaan tanda-tanda vital

Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila

tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih, atau


45

diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat berlanjut

menjadi pre eklampsia dan eklampsi kalau tidak ditangani dengan

tepat. Denyut nadi Pada keadaan santai denyut nadi ibu sekitar

60-80 x/menit. Jika denyut nadi ibu 100x/menit atau lebih,

mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan seperti

tegang, ketakutan atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan

berat, anemia sakit/demam, gangguan tyroid, gangguan jantung.

Pernafasan Pada dasarnya pernafasan yang normal 16-24 x/menit

apabila pernafasan.Suhu Suhu tubuh yang norma 36,5-37,5 ̊C.

suhu tubuh lebih dari 37 ̊C perlu diwaspadai adanya infeksi

b) Pemeriksaan fisik

1) Inspeks

(1) Muka

Edema muka menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit

ginjal, preeklamsi berat, kekurangan gizi, bentuk

anemia.Kloasma gravidarum serta hiperpigmentasi kulit, dahi,

dan pipi diakibatkan peningkatan melanocyte stimulating

hormone dari hipofisis anterior.

(2) Mata

Edema kelopak mata kemungkinan menderita hipoalbunemia,

tanda preeklamsi berat dan anemia. Konjungtiva pucat atau

cukup merah sebagai gambaran tentang anemianya (Kadar Hb)

secara kasar.

(3) Mulut & gigi


46

Periksa adanya karies, tonsillitis atau faringitis. Hal tersebut

merupakan sumber infeksi

(4) Leher Ibu hamil dengan pembesaran kelenjar tiroid

berhubungan dengan gangguan fungsi kelenjar tersebut.

(5) Payudara

Hiperpigmentasi areola payudara akibat pengaruh malanocyte

stimulating hormone dari hipofisis anterior. Puting susu

menonjol, kelenjar Montgomery tampak.

(6) Perut

Ada tidaknya bekas luka operasi atau operasi lainnya yang

dapat menjadi lokus minoris resistensi.makin membesar sesuai

usia kehamilan, hiperpigmentasi kulit seperti linea alba dan

striae gravidarum akibat pengaruh malanocyte stimulating

hormone. Terdapat bekas luka insisi atau tidak.

(7) Genetalia

Pengeluaran fluor karena infeksi dengan diagnosis banding

trikhomonas vaginalis atau kandida albikans serta infeksi

vaginosis bakterialis. Adanya kondiloma akuminata terjadi

karena infeksi virus, jika ukurannya besar sebaiknya persalinan

melalui SC

(8) Ekstremitas

Adanya varises sering terjadi karena kehamilan berulang dan

bersifat herediter. Edema tungkai sebagai tandakemungkinan


47

terjadinya preeklamsi, bendungan akibat kepala sudah masuk

PAP dan tekanan pada vena cava inferior

2) Palpasi

a) Leher Bendungan vena diakibatkan akibat penyakit

jantung. Perhatikan keadaan kPayudara Payudara teraba

atau tidak benjolan abnormal, setelah bulan pertama suatu

cairan berwarna kekuningan (kolostrum) diproduksi oleh

kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun

dapat dikeluarkan air susu belum dapat diproduksi karena

prolaktin ditekan oleh PIH. Pada kehamilan trimester akhir,

lobules dan alveolus telah terbentuk dan dipenuhi hasil

sekresinya. keadaan lain seperti kelenjar tiroid dan

pembengkakan kelenjar limfa.

b) Payudara Payudara teraba atau tidak benjolan abnormal,

setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan

(kolostrum) diproduksi oleh kelenjar-kelenjar asinus yang

mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan air susu

belum dapat diproduksi karena prolaktin ditekan oleh PIH.

Pada kehamilan trimester akhir, lobules dan alveolus telah

terbentuk dan dipenuhi hasil sekresinya.

c) Perut

(a) Leopold I
48

untuk menentukan tinggi pundus uteri dan menentukan

bagian apa yang terletak di fundus uteri apakah kepala

atau bokong pada letak membujur atau teraba kosong

jika letaknya melintang.

(b) Leopold II (palpasi lateral)

tangan pemeriksa diturunkan ke samping.Untuk

menentukan bagian mana janin yang berada di bagian

samping.Jika agak keras artinya punggung janin. Dapat

juga kepala atau bokong jika letaknya melintang .

(c) Leopold III (Maneuver pelvis)

pemeriksaan menghadap kaki pasien . Untuk

menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi)

(e) Leopold IV (Manuver Pawlik)

maneuver ini tidak selalu perlu .pada kepala yang sudah

masuk PAP sulit dilakukan. Untuk menentukan apakah

bagian terendah janin tersebut bagian terendah janin

tersebut, kepala dan bokong dan seberapa jauh

masuknya kedalam rongga pelvis.

c) Pemeriksaan Penunjang

(a) Glukosa dalam urin, untuk memastikan adanya DM. kemungkinan

glukosuria yang terjadi setelah makan,disebabkan intoleransi

insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi normal

(b) Protein urin, peningkatan protein urin terdapat pada penderita

preeklamsi, penyakit jantung, nefritis, dan sistitis. Hasil >3 g/24


49

jam dianggap sebagai indikasi pre-eklamsia ringan sampai sedang,

dan 5 g / 24 jam dianggap sebagai preeklamsia berat (Fraser, 2011)

(c) Pemeriksaan darah, pada pemeriksaan darah rutin dapat

menggambarkan keadaan gizi. Pada pemeriksaan TORCH, untuk

mengetahui adanya kumpulan penyakit yang dapat memberikan

gejala yang sama, misal kelainan congenital, retardasi mental, dan

abortus berulang. Pada pemeriksaan HI, dilakukan untuk

mengetahui kemungkinan terjadi infeksi vertical (ibu-janin) dan

bahaya infeksi horizontal (ibupenolong).Pada pemeriksaan

Hepatitis B, dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi vertikal.

Pada pemeriksaan VDRL digunakan untuk mengetahui adanya

infeksi sifilis yang dapat menimbulkan kelainan.

(d) Pemeriksaan USG Kegunaannya :

(1) Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan

(2) Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal

(3) Mengetahui posisi plasenta

( 4) Mengetahui adanya IUFD

c. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Perumusan diagnose kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur

kebidanan, seperti G2P1A0 usia 24 tahunusia kehamilan 30 minggu

fisiologis dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah disesuaikan

dengan kondisi ibu. Menurut Prawirohardjo (2012), keluahan yang

muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering kencing, nyeri

pinggang dan sesak nafas akibat pembesaran uterus serta rasa khawatir
50

akan melahirkan bayinya dan keselamatanya. Selain itu, konstipasi dan

sering lelah merupakan hal wajar dikeluhakan oleh ibuhamil

(Mochtar,2011).

d. Perencanaan ( Intervensi)

Membuat rencana tindakan sekarang atau yang akan datang , untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin atau

menjaga mempertahankan kesejahteraanya. Proses initermasuk kreteria

tujuan tertentu dari kebutuhan pasien yang harus dicapai dalam batas

waktu tertentu, tindakan yang diambal harus membantu pasien

mencapai kemajuan dalam kesehatan yang harus sesuai intruksi dokter

(tando, dkk 2014). Rencana tindakana disusun berdasarkan prorotas

masalah dan kondisi ibu, tindakan segera, tindakan antipasti dan

asuhan secara komperhensif.

Sesuai dengan Kemenkes RI (2013).Standar pelayanan antenatal

merupakan rencan asuhan pada ibu hamilyang minimal dilakukan pada

setiap kunjungan antenatal, antara lain timbang berat badan, kur tekan

darah, ukur LILA, ukur TFU, tentukan status imunisasi, dan berikan

imunisasi TTsesuai standar imunisasi , beri tablet tambah darah,

tentukan preswentasi janin dan hitung DJJ. Berikan konsling mengenai

lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan

relaksasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual,

kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalian dan


51

kelahiran bayi, berkan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan

lakukan tatalaksana.

e. Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan mengurangi

masalah pasien. Tindakan harus disetujuai oleh pasien, kecuali bila

tidak dilaksanakan membahayakan keselamatan pasien.Oleh kerena itu

pasien haus sebanyak mungkin menjadi bagian dari proses. Bila

kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau

disesuaikan ( Tando dkk, 2014).

Pelaksanaan asuhan kebidaanan pada ibu hamil disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,

efektif,efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam

bentuk promotif,preventif, kuratif, rehabilitative. Asuhan kebidanan

pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi

badan, mengukur tekanan darah,mengukur LILA, mengukur TFU,

menenukan status imunisasi dan memberikan imunisasi, sesuai status

imunisasi, memberkan tablet tambah darah, menentukan presentasi

janin dan menghitung DJJ, memberikan konsling mengenai lingkungan

yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan relaksasi,

perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan

eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalian dan kelahiran bayi,

berkan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana.

f. Evalusi
52

Tafsiran dari efek tindakan yang diambi merupakan hal penting untuk

keefektivitas asuhan yang diberikan. Analisis dari hasil yang dicapai

menjadi focus dari ketepatan nilai tindakan. Jika kreteria tujuan tidak

tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk mengembangkan

tindakan alternative sehingga mencapai tujuan.( Tando dkk, 2014)

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan

dengan ibu dan atau keluarga serta tindak lanjut sesuai dengan kondisi

ibu.Berikut adalah uraian evaluasi dari pelaksanaan.

1) Telah dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan, tekanan darah, LILA, dan TFU.

2) Status imunisasi tetanus ibu telah diketahui dan telah diberikan

iminisasi TT sesuai bdengan status imunisasi.

3) Telah diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan

4) Telah didapat presentasi janin dan denyut jantung janin

5) Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai lingkungan

yang bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi,

perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan seksual,kebutuhan

eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran

bayi.

6) Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium

7) Telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan

permasalahan yang dialami.


53

g. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Menurut Tando dkk (2014) Pendokumentasian dalam asuhan

kebidanan menggunakan pendekatan SOAP. Pencatatan dan

pendokumentasian dilakukan secara lengkap,akurat,singkat dan jelas

mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang tersedia atau di

tulis dalam bentuk SOAP.

1) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamesa dengan klien

2) O adalah data obyektif, mencacat hasil- hasil pemeriksaan terhadap

klien

3) A adalah hasil analisa,mencatat diagnose dan masalah kebidanan

4) P adalah pelaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

pelaksanaan yang dilakukan,seperti tindakan antisifatif, tindakan

segera,tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evalausi dan rujukan.

B. Persalinan

1. Konsep dasar persalinan

a. Definisi persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) .


54

Persalinan serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul pelepasan

dan pengeluaran plasenta serta selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah kehamilan 37 minggu) tanpa

disertai adanya penyulit. (Kumalasari, 2015)

b. Jenis-jenis persalian

a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung

dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir (Mira,

2009).

b. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar

dengan ekstrasi forsep, ekstraksi vakum dan sectio sesaria

(Rukiyah dkk, 2009).

c. Persalinan anjuran, Persalinan anjuran adalah bila kekuatan

yang di perlukan untuk persalinan di timbulkan dari luar

dengan jalan rangsangan misalnya Pitocin dan prostaglandin

(Sarwono, 2012).

c. Persalinan berdasarkan umur kehamilan

a) Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin

dapat hidup (viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia

kehamilan di bawah 28 minggu.

b) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada

umur kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi

prematur, berat ja Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah


55

partus pada umur kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat

badan di atas 2.500 gramnin antara 1.000-2.500 gram

c) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2

minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut

postmatur.

d) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat,

mungkin di kamar mandi, di atas kendaraan dan sebagainya

e) Partus percobaan adalah suatu penelitian kemajuan persalinan

untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo

Pelvic Disproportion (CPD) (Rohani dkk, 2011)

d. Penyebab Mualainya Persalinan

Menurut Sulistyawati dkk (2010), terjadinya persalinan belum

dapat diketahui.Besar kemungkinan semua factor bekerja bersama-

sama sehingga pemicu persalinan menjadi multifactor. Teori

kemungkinan terjadinya persalinan, antara lain:

a) Teori distensi Rahim

Otot Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melawati batas tersebut, terjadi kontraksi

sehingga persalinan dapat dimulai

b) Teori penurunan progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi pada saat kehamilan 28 minggu

karena terjadi penimbunan jaringan ikat. Pembuluh darah

mengalami penyempitan dan buntu.Produksi progesterone


56

mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitive

terhadap oksitosin.Akibatnya, otot tahim mulai berkontraksi

setelah mencapai tingkat penurunan progesterone.

c) Teori Oksitosin

Oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior.Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

sensitifitas otot Rahim sehingga sering terjadi kontraksi

Braxton Hicks.Dengan menurunnya konsentrasi progesterone

akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin meningkat.

d) Konsentrasi Prostaglandin

Meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan

oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil

menimbulkan kontraksi otot Rahim sehingga hasil konsepsi

dikeluarkan.Teori Prostagladin

e) Teori iritsi mekanis

Dibelakang serviks teletak ganglion servikalis (fleksus

frankenhauser), bila ganglion ini digeser dan ditekan (misalnya

oleh kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus.

f) Teori menuanya plasenta

Dengan bertambahnya usia kehamilan plasenta menjadi tua dan

menyebabkan vuli korialis mengalami perubahan sehingga

kadar estrogen dan progesterone menurun.


57

e. Tanda –tanda Persalinan

Salah satu tanda-tanda inpartu yaitu rasa sakit karena adanya his

yang telah kuat, sering, teratur, dan keluar lendir darah yang

disebabkan oleh robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-

kadang disertai keluarnya air-air (ketuban pecah secara spontan)

dan pada pemeriksaan dalam, serviks teraba pendataran dan diatasi

serviks (Saifuddin, 2010).

a) Tanda – tanda Persalian sudah dekat

(1) Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan

fundus karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul

yang disebabkan oleh:

(a) Kontraksi Braxton hicks

(b) Ketegangan otot perut

(c) Ketegangan ligament rotondum

(d) Gaya berat janin kepala kearah bawah

(2) Terjadinya His Permulaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesterone dan

estrogen semakin berkurang sehingga oksitosin dapat

menimbulkan kontraksi, yang lebih sering disebut hid

palsu. Sifat-sifat his palsu:

(a) Rasa nyeri ringan di bawah perut

(b) Tidak teratur


58

(c) Tidak ada perubahan serviks

(d) Durasi pendek

(e) Tidak bertambah jika beraktivitas

f. Tanda – tanda Permulaan persalinan

a) Terjadinya his persalinan

His persalinan memiliki sifat: a) Pinggang terasa sakit, yang

menjalar ke depan b) Sifatnya teratur, intervalnya makin

pendek dan kekuatannya makin besar c) Kontraksi uterus

mengakibatkan perubahan uterus

b) Bloody shiw (pengeluaran lendir disertai darah melaluivagina).

Pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina. Dengan his

permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di kanalis

servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah,yang

menjadikan perdarahan sedikit

c) Pengeluaran air tiba-tiba

Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.

Sebagian besar ketuban baru pecah

g. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan

Menurut Asrinah, dkk (2010) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi persalinan bagi seorang ibu yang akan bersalin.


59

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah

diantaranya sebagai berikut:

a) Faktor power, adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong

janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot

perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan

kerjasama yang baik, sempurna dan tenaga mengejan

b) Faktor passager, yaitu faktor janin, yang meliputi sikap janin,

letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.

c) Faktor passage (jalan lahir), dibagi menjadi : bagian keras ;

tulang-tulang panggul (rangka panggul), bagian lunak ; otot-

otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen

d) Faktor psikologi ibu keadaan psikologi ibu memengaruhi

proses persalinan. Dukungan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses

persalinan.

e) Faktor penolong, dengan pengetahuan dan kompetensi yang

baik yang dimiliki penolong, diharapkan kesalahan atau

malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi sehingga

memperlancar proses persalinan

h. Mekanisme Persalinan

Menurut Rohani et.al. (2010) mekanisme persalinan adalah sebaga

berikut:

a) Engagement
60

Kepala dikatakan telah menancap (engager) pada pintu atas

pinggul apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas

panggul. Pada nulipara, hal ini terjadi sebelum persalinan aktif

dimulai karena otot-otot abdomen masih tegnag sehingga

bagian presentasi terdorong ke dalam panggul.Pada multipara

yang otot-otot abdomennya lebih kendur kepala sering kali

tetap dapat digerakkan di atas permukaan panggul sampai

persalinan dimulai.

b) Penurunan

Penurunan kepala lebih lanut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan, disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi

segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung

fundus pada bokong janin.Dalam waktu yang bersamaan terjadi

relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan

dan dilatasi serviks.Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong

ke dalam jalan lahir.Penurunan kepala ubu juga dusebabkan

karena tekanan cairan intrauterine, kekuatan mengejan atau

adanya kontraksi otot-otot abdomen, kontraksi diafragma dan

meluruskan badan bayi.

c) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga

ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar.

Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah bawah ukuran

kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir, diameter


61

suboksipito-bregmentika (9,5 cm). fleksi ini disebabkan karena

anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari

pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar

panggul.

d) Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam pemutaran dari bagian depan memutar ke

depan kebawah simfisis. Putaran paksi merupakan suatu usaha

untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya untuk bidang tengah dan pintu atas panggul

e) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar

panggul, terjadilah ekstensi dari kepala. Hal ini disebabkan

karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah

ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi

untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu

mendesaknya ke bawah dan satunya disebabkan tekanan dasar

panggul yang menolaknya ke atas.Setelah suboksiput tertahan

pada pinggir bawah simfisis maka yang berhadapan dengan

suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas

perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya

dagu dengan gerakan ekstensi.

f) Putaran Paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala bayi memutar kembali

kearah punggung bayi untuk menghilangkan torsi pada leher


62

yang terjadi karena putaran paksi dalam.Gerakan ini disebut

putaran restitusi.Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga

belakang kepala berhadapan dengan ttuber ischiadicum

sepihak.Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar

yang sebenarnya dan disebabkan ukuran bahu menembatkan

diri dalam diameter antreroposterior dari pintu bawah panggul.

g) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah simfisis

dan menjadi hipomoklion untuk melahirkan bahu belakang.

Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan

anak lahir secara searah dengan paksi jalan lahir.

i. Asuhan Persalinan Normal

a) Asuhan Persalinan Kala I

(a) Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu

seperti suami, keluarga pasien atau teman dekat dan

memberikan dukungan seperti mengusap keringat,

menemani/membimbing jalan-jalan (mobilisasi),

memberikan minum, merubah posisi, dan memijat atau

menggosok pinggang

(b) Mengatur aktivitas dan posisi ibu, diperbolehkan

melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya, posisi

sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin ditempat


63

tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi

terlentang lurus.

(c) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his, ibu diminta

menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar, kemudian

dilepaskan dengan cara meniup tanpa sepengetahuan dan

seizin pasien/ibu

(d) Manjaga privasi ibu dalam persalinan, antara lain

menggunakan penutup atau tirai, tidak menghadirkan orang

lain tanpa sepengetahuan dan seizin pasien/ibu

(e) Penjelasan tentang kemajuan persalinan, perubahan yang

terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan

dilaksanakan dan hasil pemeriksaan.

(f) Menjaga kebersihan diri, membolehkan ibu untuk mandi,

menganjurkan ibu untuk membasuh sekitar kemaluannya

setelah buang air kecil/besar, mengatasi rasa panas dengan

cara menggunakan kipas angin atau AC di dalam kamar,

menggunakan kipas biasa, menganjurkan ibu untuk mandi

(g) Masase jika ibu suka lakukan pijatan/masase pada

punggung atau mengusap perut dengan lembut

(h) Pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan dan

mencegah dehidrasi.

(i) Mempertahankan kandung kemih tetap kosong

Memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang

bertujuan untuk mengurangi rasa kesendirian ibu selama


64

proses persalinan. Memantau kemajuan persalinan dengan

menggunakan partograf ( Saifuddin,2013)

b) Asuhan Persalinan Kala II

APN adalah 60 langkah standart asuhan yang dilakukan oleh

bidanuntuk melakukan asuhan selama asuhan persalinan kala II

berlangsung. peran bidan adalah memantau dengan seksama dan

memberikan dukungan serta kenyamanan kepada ibu, baik dari

segi emosi/perasaan maupun fisik, melaksanakan asuhan bersih

dan aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta

mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat

kesehatan yang tinggi, pencegahan komplikasi, terutama

perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan aksfiksia pada BBL

(Walyani, E 2015). Menurut Saifuddin,2013 asuhan sayang ibu

yang harus diperhatikan dan dilaksanakan pada kala II yaitu:

(a) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu, kehadiran

seseorang untuk mendampingi ibu agar merasa nyaman dan

menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu.

(b) Menjaga kebersihan diri, ibu tetap dijaga kebersihannya agar

terhindar dari infeksi. Bila ada darah lendir atau cairan ketuban

segera bersihkan.

(c) Mengipasi dan masase (menambah kenyamanan bagi ibu).

(d) Memberikan dukungan mental, untuk mengurangi kecemasan

atau ketakutan ibu dengan cara, menjaga privasi ibu, penjelasan


65

tentang proses dan kemajuan persalinan, penjelasan tentang

prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu.

(e) Mengatur posisi ibu yaitu dalam memimpin mengedan dapat

dipilih posisi jongkok, menungging, tidur miring, setengah

duduk, posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa

nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina, perineum,

dan infeksi

(f) Menjaga kandung kemih tetap kosong ibu dianjurkan untuk

berkemih sesering mungkin. Kandung kemih yang penuh dapat

menghalangi turunnya kepala ke dalam rongga panggul

(g) Memberi cukup minum dan mencegah dehidrasi

(h) Memimpin mengedan selama his, anjurkan ibu untuk

mengambil nafas, mengedan tanpa diselingi bernafas,

kemungkinan dapat menurunkan pH pada arteri umbilikus yang

dapat menyebabkan denyut jantung tidak normal

(i) Bernafas selama persalinan, minta ibu untuk bernafas selagi

kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga perineum

meregang pelan dengan mengontrol lahirnya kepala serta

mencegah robekan

(j) Pemantauan denyut jantung janin, periksa DJJ setelah setiap

kontraksi untuk memastikan janin tidak bradikardi (<120)

Selama mengedan yang lama, akan terjadi pengurangan aliran

darah dan oksigen ke janin.


66

(k) Melahirkan bayi, menolong kelahiran kepala dengan letakkan

satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat,

menahan perineum dengan satu tangan lainnya bila diperlukan,

mengusap muka bayi untuk membersihkan dari kotoran

lendir/darah, periksa tali pusat bila lilitan tali pusat terlalu

ketat, diklem pada dua tempat kemudian digunting antaradua

klem tersebut, sambil melindungi leher bayi, melahirkan bahu

dan anggota tubuh seluruhnya, tmpatkan kedua tangan pada sisi

kepala dan leher bayi, lakukan tarikan lembut kebawah sambil

menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke

punggung bayi seluruhnya, pegang erat bayi agar jangan

sampai jatuh, bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala

sampai seluruh tubuh, setelah bayi lahir dikeringkan dan

diselimuti dengan menggunakan handuk dan sejenisnya,

letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk menetek,

merangsang bayi biasanya dengan melakukan pengeringan

cukup memberikan rangsangan kepada bayi, dilakukan dengan

cara mengusap-ngusap pada bagian punggung atau menepuk

telapak kaki bayi.

c) Asuahan kala III

(a) Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin, dengan

penjepitan tali pusat dini akan memulai proses pelepasan

plasenta
67

(b) Memberikan oksitosin (oksitosin merangsang uterus

berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan placenta),

oksitosin 10U IM dapat diberikan ketika kelahiran bahu

depan bayi jika petugas lebih dari satu dan pastikan hanya

ada satu bayi tunggal, oksitosin dapat diberikan dalam 2

menit setelah kelahiran bayi jika hanya ada seorang petugas

dan hanya ada bayi tunggal, oksitosin 10U tidak tersedia,

rangsang puting payudara ibu, atau berikan ASI pada bayi

guna menghasilkan oksitosin alamiah.

(c) Melakukan Penegangan Tali Pusat Terkendali (PTT), satu

tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis

pubis, selama kontrakso tangan mendorong korpus uteri

dengan gerakan dorsokranial ke arah belakang dan kearah

kepala ibu, tangan yang satu memegang tali pusat dekat

pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat yang

terus menerus, dalam tegangan yang sama dengan tangan

ke uterus selama kontraksi, PTT dilakukan hanya setelah

uterus berkontraksi, ibu dapat juga memberitahu petugas

ketika ia merasakan kontraksi. Ketika uterus sedang tidak

berkontraksi tangan petugas dapat tetap berada pada uterus,

tapi bukan melakukan PTT, ulang langkah PTT pada setiap

kontraksi sampai plasenta lepas, begitu plasenta terlepas

keluarkan dari jalan lahir dengan menggerakkan tangan

atau klem pada tali pusat mendekati placenta, keluarkan


68

plasenta dngan gerakan kebawah dan keatas sesuai jalan

lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan

memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan

selaput ketuban

(d) Masase fundus segera setelah plasenta lahir, masase fundus

agar menimbulkan kontrakasi. Hal ini dapat mengurangi

pengeluaran darah dan mencegah pengeluaran post partum,

jika uterus tidak berkontraksi kuat selama 10-15 detik, atau

jika perdarahan hebat terjadi, mulailah segera melakukan

kompresi bimanual. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam

waktu 1-2 menit, ikuti protokol untuk perdarahan post

partum ( Saifuddin,2013).

d) Asuhan Persalinan Kala IV

(a) Ikat tali pusat, jika petugas sendirian dan sedang melakukan

MAK III persalinan, maka tali pusat diklem dan diguntung

dan berikan oksitosin. Segera setelah plasenta dan

selaputnya lahir, lakukan masase fundus agar berkontraksi,

baru tali pusat diikat, dan klem dilepas

(b) Pemeriksaan fundus dan masase, periksa fundus 15 menit

pada jam pertama dan setian 20-30 menit selama jam

kedua, jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai

menjadi keras, apabila uterus tidak berkontraksi, otot uterus

akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan


69

perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan

mencegah perdarahan postpartum

(c) Nutrisi dan dehidrasi, anjurkan ibu untuk minum untuk

mencegah dehidrasi, tawarkan ibu makanan dan minuman

yang disukainya

(d) Bersihkan ibu, perineum ibu dan kenakan pakaian bersih

(e) Istrahat, biarkan ibu beristrahat, ia bekerja keras melahirkan

bayinya, bantu ibu pada posisi yang nyaman

(f) Peningkatan hubungan ibu dan bayi, biarkan bayi berada

pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,

sebagai permulaan dengan menyusui bayinya

(g) Memulai menyusui, bayi sangat siap segera setelah

kelahiran, hal ini sangat tepat untuk memberikan ASI.

Menyusui juga membantu uterus berkontraksi

(h) Menolong ibu ke kamar mandi, jika ibu perlu ke kamar

mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu dan selamat

karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah

persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam

post partum

(i) Mengajari ibu dan anggota keluarga bagaimana memeriksa

fundus dan menimbulkan kontraksi, tanda-tanda bahaya

bagi ibu dan bayi (Saifuddin,2013).

j. Partograf
70

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk :

a) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam, menilai

kualitas kontraksi uterus dan penurunan bagian terbawah

b) Mendeteksi apakah persalinan berjalan secara normal. Dengan

demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama

c) Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi, kondisi

bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan

medikamentosa yang diberikan laboratorium, membuat

keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan

dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam

medic ibu bersalin dan BBL (JNPK-KR, 2017)

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan

membantu penolong persalinan untuk:

(a) Mencatat kemajuan persalinan

(b) Mencatat kondisi ibu dan janin

(c)Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan

kelahiran

(d)Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi

dini penyulit persalinan.


71

(e)Menggunakan informasi yang tersedia untuk keputusan

klinik yang sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2017).

Waktu pengisian partograf.

Waktu yang tepat untuk pengisian partograf adalah saat proses

persalinan telah berada dalam kala I fase aktif yaitu saat

pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm dan berakhir pada

pemantauan kala IV

Isi Partograf

Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh

informasi ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam,

kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan,

pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau

tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara pencatatan

partograf

Isi partograf antara lain:

1) Informasi tentang ibu a) Nama dan umur; b) Gravida, para,

abortus.; c) Nomor catatan medik/nomor puskesmas; d)

Tanggal dan waktu mulai dirawat; e) Waktu pecahnya selaput

ketuban.

2) Kondisi janin: a) Denyut jantung janin; b) Warna dan adanya

air ketuban; c) Penyusupan(molase) kepala janin

3) Kemajuan persalinan a) Pembukaan serviks; b) Penurunan

bagian terbawah atau presentasi janin; c) Garis waspada dan

garis bertindak
72

4) Xa` Waktu dan jam a) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.

5) Kontraksi uterus a) Frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit.

b) Lama kontraksi (dalam detik).

6) Obat-obatan yang diberikan a) Oksitosin. b) Obat-obatan

lainnya dan cairan IV yang diberikan

7) Kondisi ibu a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh. b)

Urin (volume, aseton atau protein).

Cara pengisian partograf.

Pencatatan dimulai saat fase aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm

dan berakhir titik dimana pembukaan lengkap.Pembukaan lengkap

diharapkan terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per

jam.Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis

waspada. Kondisi ibu dan janin dinilai dan dicatat dengan cara:

a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit

b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit

c) Nadi : setiap 30 menit.

d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam.

e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam.

f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam30 .

g) Produksi urin (2 – 4 Jam), aseton dan protein : sekali

Cara pengisian partograf adalah sebagai berikut:

1) Lembar depan partograf.


73

a) Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis

sebagai jam.Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu

merasakan mules.

b) Kondisi janin.

(1) Denyut Jantung Janin.

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit

(lebih sering jika terdapat tanda-tanda gawat janin).Setiap

kotak menunjukkan waktu 30 menit.Kisaran normal DJJ tertera

diantara garis tebal angka 180 dan 100.Bidan harus waspada

jika DJJ mengarah di bawah 120 per menit (bradicardi) atau

diatas 160 permenit (tachikardi).Beri tanda ‘•’ (tanda titik)

pada kisaran angka 180 dan 100. Hubungkan satu titik dengan

titik yang lainnya

(2) Warna dan adanya air ketuban.

Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan

vagina, menggunakan lambang-lambang berikut:

U : Selaput ketuban Utuh.

J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.

M : Air ketuban bercampur Mekonium.

D : Air ketuban bernoda Darah.

K : Tidak ada cairan ketuban/Kering.


74

(3) Penyusupan/molase tulang kepala janin

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan

antar tulang (molase) kepala janin.Catat temuan yang ada

di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan

lambang-lambang berikut:

0 : Sutura terpisah.

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : Sutura tumpang tindih tetapi masih dapat diperbaiki.

3 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.

Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan

kemungkinan adanya CPD ( cephalo pelvic disproportion).

b) Kemajuan persalinan.

Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi

serviks.

(1) Pembukaan serviks.

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada

partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan.Nilai dan

catat pembukaan serviks setiap 4 jam.Menyantumkan tanda

‘X’ di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya

pembukaan serviks.

(2) Penurunan bagian terbawah janin.


75

Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum

angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan.

Menuliskan turunnya kepala janin dengan garis tidak

terputus dari 0-5.Berikan tanda ‘0’ pada garis waktu yang

sesuai.

(3) Garis waspada dan garis bertindak.

(a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm

(jam ke 0), dan berakhir pada titik di mana pembukaan

lengkap (6 jam). Pencatatan dimulai pada garis

waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah

kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan

adanya penyulit.

(b) Garis bertindak, tertera sejajar dan disebelah kanan

(berjarak 4 jam) pada garis waspada. Jika pembukaan

serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan

garis bertindak maka menunjukkan perlu dilakukan

tindakan untuk menyelasaikan persalinan. Sebaiknya

ibu harus berada di tempat rujukan sebelum garis

bertindak terlampaui.

c) Jam dan waktu.

(a) Waktu mulainya fase aktif persalinan. Setiap kotak

menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif

persalinan.
76

(b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

Menyantumkan tanda ‘x’ di garis waspada, saat ibu masuk

dalam fase aktif persalinan.

(c) Kontraksi uterus.

(d) Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama

kontraksi dengan:

 titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya < 20 detik.

 garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

 Arsir penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya > 40 detik.

(e) Obat-obatan dan cairan yang diberikan.

(1) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai,

dokumentasikan satuan setiap 30 menit jumlah unit

oksitosin yang diberikan per volume cairan dan dalam

tetes per menit.

(2) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam kotak

yang sesuai dengan kolom waktunya.

(f) Kesehatan dan kenyamanan ibu

Bagian terakhir pada lembaran depan partograf berkaitan

dengan kesehatan dan keyamanan ibuyaitu tanda-tanda vital

dan volume urin, protein atau aseton.


77

2) Lembar belakang partograf.

Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang

berguna untuk mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kala

I, kala II, kala III, kala IV, bayi baru lahir.

a) Data dasar.

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat

persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan

merujuk, tempat merujuk, pendamping saat merujuk dan

masalah dalam kehamilan/ persalinan.

b) Kala I.

Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat

melewati garis waspada, masalah lain yang timbul,

penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaannya

c) Kala II.

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan,

gawat janin, distosia bahu dan masalah dan

penatalaksanaannya

d) Kala III. Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu

dini, lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali

pusat terkendali, masase fundus uteri, kelengkapan

plasenta, retensio plasenta > 30 menit, laserasi, atonia uteri,

jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan

hasilnya.

e) Kala IV.
78

Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh,

tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan

perdarahan.

f) Bayi baru lahir. Bayi baru lahir berisi tentang berat badan,

panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir,

pemberian ASI, masalah lain dan hasilnya.

k. Kebutuhan Dasar Ibu bersalin

Kebutuhan dasar ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne

meliputi:

a) Dukungan fisik dan psikologis

Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh

bidan, melainkan suami, keluarga, teman, maupun tenaga

kesehatan yang lain. Dukungan dapat dimulai sejak awal ibu

mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus

sesuai dengan aspek sayang ibu yaitu:

(a) Aman, sesuai evidence based dan menyumbangkan

keselamatan jiwa ibu;

(b) Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, serta emosional

serta merasa didukung dan didengarkan;

(c) Menghormati praktek budaya, keyakinan agama,

ibu/keluarga sebagai pengambil keputusan;


79

(d) Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum

memakai teknologi canggih; dan

(e) Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta

dapat dipahami oleh ibu.

b) Kebutuhan cairan dan nutrisi

Berdasar hasil penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan

padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak

disetujui.Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung

menurun.Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal

di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun

demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama

persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan

minum minuman yang manis dan berenergi.

c) Kebutuhan Eliminasi

Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu

difasilitasi agar membantu kemajuan persalinan dan pasien

merasa nyaman.Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk

bereliminasi secara spontan minimal 2 jam sekali selama

persalinan, apabila tidak mungkin dapat dilakukan kateterisasi.

Pengaruh kandung kemih penuh selama persalinan, sebagai

berikut:

(a) Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama

bila berada di atas spina isciadika

(b) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus


80

(c) Menimbulkan nyeri yang tidak perlu

(d) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II

(e) Memperlambat kelahiran plasenta dan

(f) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan

menghambat kontraksi uterus.

d) Posisi dan ambulasi

Persalinan merupakan peristiwa yang normal, tanpa disadari

dan mau tidak mau harus berlangsung.Selama persalinan,

pemilihan posisi dapat membantu ibu tetap tenang dan

rileks.Oleh karena itu, berikan pilihan posisi persalinan yang

aman dan nyaman.Tidur terlentang tidak perlu ibu lakukan

terus menerus selama persalinan, ibu dapat berdiri dan jalan-

jalan. Memberikan suasana yang nyaman dan tidak

menunjukkan ekspresi yang terburu–buru akan memberikan

kepastian pada ibu. Adapun posisi persalinan dapat dilakukan

dengan duduk/setengah duduk; merangkak; berjongkok/berdiri;

dan berbaring miring kekiri.

l. Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Pengambilan data ini dikelompokan menjadi dua data yaitu data

subyektif dan data obyektif

a. Pengkajian
81

1) Data Subjektif

a) Identitas

(1) Nama: untuk mengenal ibu dan suami

(2) Umur dalam hitungan tahun, apakah termasuk dalam

golongan usia reproduksi sehat

(3) Agama untuk mempermudah pendekatan

(4) Pendidikan untuk mengetahui tingkat intelektual

(5) Pekerjaan untuk mengetahui apakah pekejaannya

berpengaruh pada kehamilan

(6) Suku dan bangsa untuk mengetahui adat istiadat

kebudayaan dan kebiasaan yang mempengaruhi

kesehatan

(7) Alamat untuk mempermudah hubungan, mengetahui

jarak dengan sarana kesehatan, kondisi geografis dan

keadaan lingkungan tempat tinggal

b) Keluhan utama Yaitu hal-hal yang paling menonjol yang

dirasakan pasien saat pengkajian, seperti ibu merasakan

sakit pada perut dan pinggang akibat kontraksiyang

datang lebih kuat,sering dan teratur, keluarnya lender

darah dan keluarnya air ketuban dari jalan lahir

merupakantanda dan gejala persalinan yang akn

dikeluhakan oleh ibu menjelang akan bersalin(Mochtar,

2011).
82

c) Pola Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui selama dalam proses persalinan

kapan ibu makan dan minum terakhir, jenis makanan

yang ibu makan dan minum dan porsinya

d) Pola eliminasi

Perlu dikaji untuk mengetahui sebelum proses persalinan

kapan ibu BAB dan BAK terakhir

e) Pola istirahat

Dikaji untuk mengetahui apakah ibu kurang atau cukup

istirahat sebelum dan selama massa persalinan ini, pola

tidur malam sebelumnya.

2) Data Objektif

a) Pemeriksaan Umum

(a) Keadaan umum : Baik

(b)Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status kesadaran

ibu. Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu

mengalami kesadaran penuh dengan memberikan

respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan

(Hidayat, 2008)

(c)Keadaan emosional : stabil

(d) Berat badan : bertujuan menghitung penambahan berat

badan ibu
83

(e)Tanda tanda vital : Secara garis besar, pada saat

persalinan tanda tanda vital ibu mengalami peningkatan

karna terjadi peningkatan metabolism selama

persalinan. Tekanan darah meningkat selama kontraksi

yaitu peningkatan tekanan sistolik 10-20 mmHg dan

diastolic 5-10 mmHg dan saat diantara waktu kontraksi

tekanan darah akan kembali ketingkat sebum

persalinan. Rasa nyeri, takut dan khawatir dapat

semakin meningkat btekanan darah. Peningkatan suhu

normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih dari

0,5 °C sampai 1°C. frekuensi denyut nadi diantara

waktu kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama

periode menjelang persalinan. Sedikit peningkatan

frekuensi nadi dianggap normal. Sedikit peningkatan

frekuensi pernapasan masih normal selama persalinan

( Varney dkk,2007).

b) Pemeriksaan Fisik

(1) Muka : Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang

bervariasi pada wajahdan leher 9Choasma

gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating

Hormon ( Mochtar, 2011). Selain itu, penilaian

pada mu7ka juga ditujukan untuk ada tidaknya

pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji


84

kesimetriasan bentuk wajah ( hidayat dan Uliyah,

2008).

(2) Mata : Edema kelopak mata kemungkinan

menderita hipoalbunemia, tanda preeklamsi berat

dan anemia. Konjungtiva pucat atau cukup merah

sebagai gambaran tentang anemianya (Kadar Hb)

secara kasar (Manuaba, 2010)

(3) Payudara :Hiperpigmentasi areola payudara akibat

pengaruh malanocyte stimulating hormone dari

hipofisis anterior. Puting susu menonjol, kelenjar

Montgomery tampak.

(4) Ekstremitas : Tidak ada edema, tidak ada varises

dan reflek patella menunjukkan respons positif.

c) Pemeriksaan Khusus

(1) Obstetri

Abdomen

Inspeksi :Menurut Mochtar (2011) muncul garis-garis

pada permukaan kulit parut ( Striae gravidarum) dan

garis pertengahan pada perut (Linea Gravidarum)

akibat melanocyte Stimulating Hormon.

Palpasi : Leopold I Menentukan tinggi fundus uteri dan

bagian janin yang terdapat pada fundus. Leopold II

Untuk mengetahui bagian apa yang berada di sisi kiri

dan kanan perut ibu. Pada letak yang normal, teraba


85

bagian punggung janin di satu sisi perut ibu dan sisi

perut yang lain teraba bagian ekstremitas janin.

Leopold III Untuk mengetahui bagian apa yang terletak

di bagian bawah perut ibu. Pada keadaan normal teraba

kepala di bawah perut ibu.Leopold IV Untuk

mengetahui bagian janin sudah masuk pintu atas

panggul (PAP) atau belum.

Tafsiran tanggal persalinan : Bertujuan untuk

mengetahui apakah persalinanya cukup bulan,

premature atau postmatur.

Tafsiran berat badan janin (TBJ) :untuk mengetahui

tafsiran berat badan janin saat usia kehamilan trimester

III. Dengan rumus : (TFU - n)x155 = ... gram n = 13

jika kepala belum masuk pintu atas panggul (PAP) n =

12 jika kepala berada di atas PAP n = 11 jika kepala

sudah masuk PAP.

Denyut jantung janin : biasa di dengar pada kuadran

bagian punggung, 3 jari dibawah pusat ibu. Denyut

jantung janin yang normal 130-160 kali/menit.

Bagian terendah : Pada akhir trimester III menjelang

persalinan , presentasi normal janin adalah presentasi

kepala dengan letak memanjang dan sikap janin fleksi

(Cunningham, dkk 2009)


86

Kontaksi: Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi,

tergantung pada kala persalinan ibu tersebut. Kontraksi

pada awal persalinan mungkn hanya berlangsung 15

sampai 20 detik sedangkan pada kala Ifase aktif

berlangsung dari 45 sampai 90 detik dengan durasi rata-

rata 60 detik. Informasi mengenai ini membantu untuk

membedakan antara kontraksi persalinan sejati dan

persalian palsu (Varney dkk,2007)

d) Pemeriksaan Penunjang

(1) Hemoglobin (HB) Pemeriksaan darah pada kehamilan

trimester III perlu dilakukan untuk mengetahui terjadi

anemia atau tidak. Klasifikasi anemia menurut Rukiyah

(2011): Hb ≥11,0 gr% : tidak anemia Hb 9,0-10,9 gr% :

anemia ringan Hb 7,0-8,9 gr% : anemia sedang Hb ≤7,0

gr% : anemia berat

(2) Pemeriksaan USG Untuk mengetahui diameter

biparietal, gerakan janin, ketuban,Tafsiran Berat Badan

Janin (TBJ), tafsiran persalinan, denyut jantung janin

(DJJ).

(3) Pemeriksaan urine 1) Protein urine Pemeriksaan protein

urine perlu dilakukan pada kehamilan trimester III

untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda preeklampsia

pada ibu. Hasil pemeriksaan : Negatif (-) larutan tidak

keruh/jernih Positif 1 (+) larutan keruh Positif 2 (++)


87

larutan keruh berbutir Positif 3 (+++) larutan

membentuk awan Positif 4 (++++) larutan menggumpal

2) Glukosa urine Untuk mengetahui kadar gula dalam

urine Hasilnya : Negatif (-) : larutan tetap biru Positif 1

(+) : larutanberwarna hijau dan endapan kuning Positif

2 (++) : larutan berwarna kuning Positif 3 (+++) :

larutan berwarna orange endapan kuning Positif 4 (+++

+) : larutan berwarna merah bata.

1. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidaan

Perumusan Diagnosa dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Langkah awal dari perumusan masalah atau diagnosa

kebidanan adalah pengolahan atau analisa data yaitu menggabungkan dan

menghubungkan data satu dengan lainya sehingga tergambar fakta

(Sulistyawati, 2011)

2. Perencanaan (Intervensi)

Perencanaan ditentukan oleh langkah-langkah sebelunya yang

merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi

atau diantisifasi. Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi terkait juga dalam kerangka pedoman antisifasi bagi


88

wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati dkk,

2009).

3. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan rencana asuhan pada klien dan

keluarga. Mengarah atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan

aman (Ambarwati dkk, 2009)

4. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulang lagi proses

manajemen dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang diberikan

namun belum efektif dan merencanakan kembali yang belum terencana

(Rukiyah dkk, 2011

5. Pendokumentasian

Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan secara lengkap,akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang di temukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang

tersedia atau di tulis dalam bentuk SOAP.

1) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamesa dengan klien

2) O adalah data obyektif, mencacat hasil- hasil pemeriksaan terhadap

klien
89

3) A adalah hasil analisa,mencatat diagnose dan masalah kebidanan

4) P adalah pelaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan

yang dilakukan,seperti tindakan antisifatif, tindakan segera,tindakan

secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evalausi dan

rujukan.

2. Bayi Baru Lahir

a. Pengertian

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi

berusia satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan

berat badannya 2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

b. Ciri-ciri bayi baru lahir

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-

4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis,

bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan

tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar

dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung

120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan

rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai

APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting,


90

sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis

sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan

vagina dan uretra berlubang sertaadanya labia minora dan mayora,

mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam

kecoklatan (Dewi, 2010).

c. Klasifikasi Neonatus

Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa kasifikasi

menurut Marmi (2015) , yaitu :

1) Neonatus menurut masa gestasinya :

(a) Kurang bulan (preterm infant) : < 259 hari (37 minggu)

(b) Cukup bulan (term infant) : 259-294 hari (37-42 minggu

(c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau

lebih)

2) Neonatus menurut berat badan lahir :

(a) Berat lahir rendah : < 2500 gram

(b) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram

(c) Berat lahir lebih : > 4000 gram

3) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi

dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) :

(a) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)

(b) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

d. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normal

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah

transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan


91

lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif

dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada

bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan

atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-

20 per 1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan

yang terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah

potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan,

dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap

sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer, 2013)

Asuhan bayi baru lahir meliputi :

(a) Pencegahan Infeksi (PI)

(b) Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk

menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan

penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga

pertanyaan :

 Apakah kehamilan cukup bulan?

 Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?

 Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia

sehingga harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir

pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian

Kesehatan RI, 2013)

(c) Pemotongan dan perawatan tali pusat


92

Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada

bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan

mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks,

kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah

pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat

dengan satu tangan melindungi perut bayi.

Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat

atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat

(Kementerian Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali

pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga

tali pusat tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan

air, menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan

tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus (Lissauer, 2013)

(d) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi

tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk

melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,

menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan

berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu

pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan

berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari

satu payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013).


93

Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,

posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak

kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih

belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan

perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian

vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal)

kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu

(Kementerian Kesehatan RI, 2013).

(e) Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam,

kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi

(Kementerian Kesehatan RI, 2013).

(f) Pemberian salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata

diberikan untuk pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau

tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1%

atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus tepat

1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak

efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran

(Kementerian Kesehatan RI 2013).

(g) Pencegahan perdarahan

Melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri Semua

bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk

mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat

dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI,


94

2010). Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan

hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan

yang memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral

yang membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang

bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer,

2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir

(Lowry, 2014).

(h) Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha

kanan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan

setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah

penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat

menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

(i) Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) Pemeriksaan BBL bertujuan

untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang

lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas

tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL

terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak

lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7

hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (Kementerian Kesehatan RI,

2010).

(j) Pemberian ASI eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI

tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6

bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI

dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI


95

ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes

Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif

pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi

kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI

Ekslusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi

baru lahir dari upaya penculikan dan perdagangan bayi.

e. Tanda bahaya Bayi Baru Lahir

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda

kegawatdaruratan atau kelainan yang menunjukkan suatu penyakit.

Adapun tanda bahaya bayi batu lahir yaitu sebagi berikut:

(a) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

(b) Kehangatan tubuh (>38°C) atau terlalu dingin (< 36 °C)

(c) Kulit bayu kering (terutama 24 jam pertama), biru pucar atau

memar.

(d) Isapan saat menyusus lemah, rewel, sering muntah, dan

mengantuk berlebihan

(e) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, atau

berdarah.

(f) Terdapat tanda-tanda infeksi seperti suhu tubuh meningkat,

merah, bengkak, bau busuk, keluar cairan, dan pernapasan sulit

(megap-megap)
96

(g) Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses

lembek atau cair, berwarna hijau tua, dan terdapat lendr atau

darah

(h) Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang

atau menangis terus menerus.

f. Kunjungan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus menurut Kemenkes RI, 2014

adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh

tenaga kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode

0 sampai dengan 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan

maupun melalui kunjungan rumah. Frekuensi jadwal pelaksanaan

pelayanan kesehatan neonatus meliputi:

(a) Kunjungan neonatus ke-1 (KN 1) dilakukan kurun waktu 6-48

jam setelah lahir, dilakukan pemeriksaan pernafasan, warna

kulit, gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur panjang badan,

lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin

K1, hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan

kehilangan panas bayi.

(b) Kunjungan neonatus ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu

hari ke-3 sampai hari ke-7 setelah lahir, dilakukan pemeriksaan

fisik, penampilan dan perilaku bayi, nutrisi, eliminasi, personal

hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda bahaya yang

terjadi.
97

(c) Kunjungan neonatus ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu

hari ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir, dilakukan

pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi badan

dan nutrisinya (Rukiyah, 2013)

g. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Pengkajian fisik

Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan

informasi tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan

semua panca indra baik subjektif maupun objektif (Kumalasari,

2015)

a) Data Subyektif

(1) Identitas bayi dan orang tua Sebuah alat pengenal yang

efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan

harus tetap di tempatnya sampai waktu bayi

dipulangkan. Pada alat/ gelang identifikasi harus

tercantum : nama (Bayi, Nyonya), tanggal lahir, nomor

bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu ( Saifuddin,

2009).

(2) Keluhan utama Keluhan utama pada bayi baru lahir

adalah hipoglikemi, hipotermi dan ikterik. Terjadi

seborrhea, milliariasis , muntah dan gumoh, oral trush

(moniliasis/sariawan), diaper rush (Marmi, 2012)


98

(3) Riwayat Kesehatan Bayi Baru Lahir Yang penting dan

perlu dikaji dalam riwayat kesehatan bayi baru lahir

adalah:

Faktor Genetik Meliputi riwayat defek structural

metabolik dalam keluarga dan riwayat sindrom genetik

Faktor maternal Meliputi adanya penyakit jantung,

diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit hati,

hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan,

riwayat abortus, RH/isomunisasi (Muslihatun, 2010).

Faktor Perinatal Bidan harus mencatat usia ibu, periode

menstruasi terakhir, dan perkiraan waktu pelahiran.

Jumlah kunjungan pranatal dicatat bersama setiap

masalah pranatal yang ada.Semua hasil laboratorium

dan pengujian pranatal termasuk laporan ultrasonografi,

harus ditinjau.Kondisi pranatal dan kondisi intrapartum

yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan

bayi baru lahir.

(4) Pola kebiasaan sehari-hari

Pola nutrisi, Personal hygiene, pola eliminasi, Pola

aktivitas dan tidur ,psikososial.

b) Data Obyektif

1) PemeriksaanUmum

a) Keadaan umum

Composmentis (sadar penuh dan respon cukup terhadap

stimulus yang diberikan), apatis (acuh tak acuh terhadap


99

sekitar), somnolen (kesadaran lebih rendah, anak tampak

mengantuk, selalu ingin tidur, tidak responsive terhadap

rangsangan ringan dan masih memberi respon pada

rangsangan yang kuat), sopor (anak tidak memberikan

respon ringan maupun rangsangan yang kuat), koma (anak

tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun), delirium

(tingkat kesadaran paling bawah) (Muslihatun, 2010).

b) Tanda-tanda vital

(1) Pernafasan

Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali per menit,

tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase

ekspirasi (Muslihatun, 2010). Pernafasan bayi baru lahir

normal 30-60 kali per menit, tanpa retraksi dada dan tanpa

suara merintih pada fase ekspirasi (Muslihatun,

2010).Menghitung respirasi selama satu menit penuh

sambil mengamati gerakan perut dan dada.Tingkat normal

untuk respirasi adalah 40-60 napas / menit (CMNRP,

2013).

(2) Denyut jantung, Denyut jantung bayi baru lahir normal

100-160 kali per menit (Muslihatun, 2010). Bila > 160 kali

per menit (trakikardia) merupakan tanda tanda infeksi,

hipovolemia, hipertermia.Bila < 100 kali per menit

(brakikardia) merupakan tanda bayi cukup bulan sedang

tidur, atau kekurangan O2 (Kumalasari, 2015).


100

(3)Suhu

Suhu aksiler bayi baru lahir normal 36,50C sampai

37,50C (Muslihatun, 2010)

(4) APGAR SCORE

Tabel 2.2 Penilaian APGAR Score

Gejala 0 1 2
Appearance Selurug Ekstremitas Selruh
Warna kulit badan biru biru badan
merah
muda
Pulse(denyut Tidak ada <100x/men >100x/me
jantung) it nit
Gremace Tidak Merintih Menangis
Reflek merespon menangis
stimulasi lemah kuat
Activity Tidak ada lemah tidak Aktif
Tonus otot ada
Respition Tidak ada Lemah Menangis
pernafasan tidak kuat
teratur pernafasan
teratur
(5) Pemeriksaan Antropometr

Kisaran berat badan bayi adalah: 2500-4000 gram,

panjang badan sekitar 48-52 cm, lingkar kepalasekitar

32-37 cm, kira-kira 2 cm lebig besar dari lingkar dada

(30-35 cm).

c) Pemeriksaan Fisik Khusus

1) Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput

succedaneum, cephal haematoma, hidrosefalus, rambut

meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan

punggung (Muslihatun, 2010).


101

2) Wajah

Wajah harus tanpak simetris.Terkadang wajah bayi tampak

asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.

Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom

Down dan sindrom Piere-Robin. Perhatikan juga kelainan

wajah akibat trauma jalan lahir seperti laserasi, paresi

nervus fasialis (Kumalasari, 2015).

3) Mata

Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan

kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak congenital,

trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,

perdarahan subkonjungtiva (Muslihatun, 2010).

4) Hidung

Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan

lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Periksa adanya

pernafasan cuping hidung, jika cuping hidung

mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan

(Marmi, 2012).

5) Mulut

Bayi yang normal tidak terdapat trismus (tetanus, parotis,

ensefalitis), sianosis, halitosis (bau mulut tidak sedap,

hygiene buruk, dehidrasi, stomatitis), labio-gnato-


102

palatoschisis, oral thrush, lidah besar (Hipotiroid, Down

syndrome) (Anonim, 2012)

6) Telinga

Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.Pada

bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.Daun telinga

harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas

dibagian atas.Perhatikan letak daun telinga.Daun telinga

yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi

yang mengalami sindroma tertentu. (Kumalasari, 2015).

7) Leher

Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan

kerusakan pada fleksus brakhialis.Adanya lipatan kulit

yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan

adanya kemungkinan trisomi 21 (Marmi, 2012).

8) Klavukula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya

terutama pada bayi baru lahir dengan presentasi bokong

atau distosia bahu. Periksa adanya fraktur (Kumalasari,

2015)

9) Tangan

Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara

meluruskan kedua lengan ke bawah, kedua lengan harus

bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya

rusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari


103

perhatikan adanya polidaktili atau sindaktili (Kumalasari,

2015)

10) Kulit dan kuku

Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan

atau bercak hitam, tanda lahir/ tanda mongol, selama bayi

dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat

dianggap norma. Kelainan ini termasuk milia, biasanya

terlihat pada hari pertama atau selanjutnya (Muslihatun,

2010).

11) Dada

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.Apabila

tidak simetris kemungkinan bayi mengalami

pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragma.

Pernafasan yang normal dinding dada dan abdomen

bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau

interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan. Pada bayi

cukup bulan, puting susu sudah terbentuk baik dan tampak

simetris (Marmi, 2012)

12) Abdomen

Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,

perdarahan tali pusat, lembek saat menangis.Abdomen

harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan

gerakan dada saat bernafas. Kaji adanya pembengkakan

(Marmi, 2012
104

13) Punggung

Adakah benjolan/tumor atau tulang punggung dengan

lekukan yang kurang sempurna.

14) Ginetalia

Pada bayi laki-laki testis berada pada skrotum atau penis

berlubang.Pada perempuan vagina berlubang, uretra

berlubang, dan terdapat labia naora serta labia mayora

(Dewi, 2011).

15) Anus

Berlubang/tidak , posisi , fungsi sfingter ani adanya atresia

ani, meconium plug syndrome, megacolon (Muslihatun,

2010). Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya

(Marmi, 2012)

16) Tungkai kaki

Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan,

pes equinovarus / pes equinovalgus (Muslihatun, 2010).

17) Ekstermitas

Ukuran setiap tulang harus porposional untuk ukuran

seluruh tungkai dan tubuh secara umum.Tungkai harus

simetris harus terdapat 10 jari.Telapak harus terbuka secara

penuh untuk memeriksa jari ekstra dan lekukan telapak

tangan.Sindaktili adalah penyatuan atau penggabungan

jari-jari, dan polidaktili menunjukkan jari ekstra.Kuku jari


105

harus ada pada setiap jari.Panjang tulang pada ekstremitas

bawah harus dievaluasi untuk ketepatannya.Lekukan harus

dikaji untuk menjamin siimetrisitas.Bayi yang lahir dengan

presentasi bokong berisiko tinggi untuk mengalami

kelainan panggul kongenital (Walsh, 2007).Periksa posisi,

gerakan, reaksi bayi bila disentuh, dan pembengkakan

(Muslihatun, 2010).

d) Pemeriksaan Refleks

(1) Refleks Kedipan (glabelar reflex) Merupakan respons

terhadap cahaya terang yang mengindikasikan normalnya

saraf optic (Dewi, 2011)

(2) Refleks Mencari (rooting reflex) Ketika pipi atau sudut

mulut bayi disentuh, bayi akan menoleh ke arah stimulus

dan membuka mulutnya (Indrayani, 2013)

(3) Refleks menghisap (sucking reflex) Rangsangan puting

susu pada langitlangit bayi menimbulkan refleks

menghisap. (Wiknjosastro, 2008)

(4) Tonick neck reflex Letakkan bayi dalam posisi telentang,

putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas

terekstensi pada sisi kepala yang di putar, tetapi

ekstermitas pada sisi lain fleksi. Pada keadaan normal bayi


106

akan berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar

ke sisi pengujian saraf asesori (Dewi, 2011).

(5) Refleks menelan (swallowing reflex) Kumpulan ASI di

dalam mulut bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan

faring untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong

ASI ke dalam lambung bayi (Wiknjosastro, 2008)

(6) Refleks terkejut (morro reflex) Ketika bayi kaget akan

menunjukkan respon berupa memeluk dengan abduksi dan

ekstensi dari ekstermitas atas yang cepat dan diikuti

dengan aduksi yang lebih lambat dan kemudian timbul

fleksi (Indrayani, 2013)

(7) Grasping reflex Normalnya bayi akan menggenggam

dengan kuat saat pemeriksa meletakkan jari telunjuk pada

palmar yang ditekan dengan kuat (Dewi, 2011).

(8) Stapping reflex Bayi akan menunjukan respons berupa

gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke

ekstensi (Dewi , 2011).

(9) Babinsky reflex Ketika telapak kaki bayi tergores, bayi

akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki

hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi (Indrayani, 2013)

1. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Perumusan diagnose pada bayi baru lahir disesuaikan dengan

nomenklatur kebidanan, seperti neonates cukup bulan, sesuai masa


107

kehamilan (NCB SMK). Masalah yang dapat terjadi pada bayi baru lahir

adalah bayi kedinginan.

2. Perencanaan (Intervensi)

Membuat rencana tindakan sekarang atau yang akan datang untuk

mengusahakan tercapainya kondisi bayi baru lahir yang sebaik mungkin

atau menjaga mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan bayi

baru lahir menurut Kemenkes RI (2015) adalah:

a) Jaga bayi tetap hangat

b) Isap lender dari mulut dan hidung

c) Keringkan dan bungkus bayi dengan kain bersih

d) Pemantauan tanda bahaya

e) Klem, potonh dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2

menit setelah lahir.

f) Lakukan Inisiasi menyusui dini

g) Berikan suntik Vitamin K 1 mg intramuscular, di paha kiri

anterolateral setelah inisiasi menyusui dini

h) Beri salap mata antibiotic pada kedua mata

i) Pemeriksaan fisik

j) Beri Imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramusculerdi paha kanan

anterolateral,kira-kira 1-2 jam setelah pemberian Vitamin K

3. Implementasi

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada bayi,


108

mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengeringkan bayi dengan

handuk kering dan melakukan IMD, Memberikan Vitamin K 1 mg,

melakukan pencegahan infeksi pada tali puasat, kulit dan mata serta

memberikan imunisasi Hb-0( Bobak dkk, 2006)

4. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakuakn segera setelah melaksanakan asuhan

sesui kondisi bayi kemudian di catat, dikomunikasikan dengan ibu dan

atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi bayi.

a) Bayi dapat menangis dengan kuat dan bergerak aktif

b) Bayi telah dikeringkan dengan handuk dan telah dilakukan IMD

selama 1 jam.

c) Tali pusat bayi telah dirawat dengan benar

d) Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara di bedong

e) Bayi telah mendapatkan injeksi vitamin K 1 mg, salap mata dan

imunisasi Hb-0.

5. Pencatatan Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian dalam asuhan kebidanan menggunakan pendekatan

SOAP. Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan secara

lengkap,akurat,singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang

ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

formulir yang tersedia atau di tulis dalam bentuk SOAP.

a) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamesa dengan klien

b) O adalah data obyektif, mencacat hasil- hasil pemeriksaan terhadap

klien
109

c) A adalah hasil analisa,mencatat diagnose dan masalah kebidanan

d) P adalah pelaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan

yang dilakukan,seperti tindakan antisifatif, tindakan segera,tindakan

secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evalausi dan

rujukan.

3. Konsep Dasar Nifas

a. PengertianMasa Nifas

Masa nifas atau puerperieum dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan

pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini

dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta

penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,

imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo, 2014).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun

secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Saleha, 2013).

Menurut Saleha, 2013 tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah

sebagai berikut :
110

(1) Periode immediate postpartum Masa segera setelah plasenta lahir

sampai dengan 24 jam.Pada masa ini sering terdapat banyak

masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri.Oleh karena

itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi

uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah dan suhu

(2) Periode early postpartum (24 jam-1 minggu) Pada fase ini bidan

memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak adam

perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui

dengan baik.

(3) Periode late postpartum (1 minggu-5 minggu) Pada periode ini

bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari

serta konseling KB.

b. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

Perubahan fisiologis masa nifas Selama masa nifas, alat-alat interna

maupun eksterna berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum

hamil.Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi. Pada

masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan

yang terjadi antara lain sebagai berikut (Saleha, 2013) :

(1) Uterus Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang

berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan

antara umbilicus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari

kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut, sehingga


111

dalam dua minggu telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan

tidak dapat diraba lagi dari luar.

Tabel 2.3

Tinggi Fundus Uteri Dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi

Involusi TFU Berat Uterus


Bayi baru lahir Setinggipusat, 2jbpst* 1000 gram
1 minggu Setangah pusat symfisis 7500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas 500 gram
symfisis
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelun 30gram
hamil
Sitti Saleha, 2013.
*jbpst = jari di bawah pusat
(2) Lokia

Lokia adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu

lokia rubra, sanguilenta dan lokia serosa atau alba. Berikut ini

adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa

nifas :

1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah berisi darah segar dan

sisasisa selaput ketuban selama 2 hari pasca persalinan.

2) Lokia sanguilenta berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir yang keluar pada hari ke 3 sampai ke-7 pasca

persalinan.

3) Lokia serosa adalah dimulai dengan versi yang lebih pucat

dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk serum dan berwarna

merah jambu kemudian menjadi kuning.Cairan tidak

berdarah lagi pada hari ke-7 sampai ke-14 pasca persalinan.


112

4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke-

14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali

berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya.

Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri

atas leukosit dan sel sel desidua.Jumlah rata rata

pengeluaran lokia adalah kira-kira 240- 270 ml

(3) Endometrium Perubahan pada endometrium adalah timbulnya

thrombosis, degenerasi, dan nekrosis di tempat implantasi

plasenta. Pada hari pertama tebal endometrium 2,5 mm,

mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan

selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada

pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta.

(4) Serviks

Serviks menjadi sangat lembek, kendur dan terkulai. Serviks

akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitasnya yang

tinggi, lubang serviks lambat laun mengecil, beberapa hari

setelah persalinan diri retak karena robekan dalam persalinan.

Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti

keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum

(5) Vagina

Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium

merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara

berangsur-angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali

seperti ukuran seorang nulipara


113

(6) Payudara (Mammae)

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi

secara alami. Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan

payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan

makanan bagi bayi baru lahir setelah melahirkan.Sampai hari

ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai

bisa dirasakan.Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi

darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit.

(7) Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh

beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang

dapatmengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan

kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun.

(8) Sistem Perkemihan

Kandung kemih pada puerperium mempunyai kapasitas yang

meningkat secara relatif.Oleh karena itu, distensi yang

berlebihan, urine residual yang berlebihan dan pengosongan

yang tidak sempurna, harus diwaspadai dengan saksama. Ureter

dan pelvis renalis yang mengalami distensi akan kembali normal

pada dua sampai delapan minggu setelah persalinan..

(9) Sistem Muskuloskeletal


114

Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang

sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali

seperti sediakala.Tidak jarang ligament rotundum mengendur,

sehingga uterus jatuh ke belakang.Mobilitas sendi berkurang dan

posisi lordosis kembali secara perlahanlahan.

(10) Sistem Endokrin

Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi

seperti sebelum hamil.Hormon kehamilan mulai menurun segera

setelah plasenta keluar. Turunnya estrogen dan progesteron

menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita setelah melahirkan

melibatkan perubahan yang progesif atau pembentukan jaringan-

jaringan baru.

c. Proses Adaptasi Psikologis Pada Masa Nifas

Dalam memberikan dukungan dan support bidan dapat melibatkan

suami, keluarga dan teman di dalam melaksanakan asuhan sehingga

akan melahirkan hubungan antar manusia yang baik, antar petugas

dengan klien, dan antar klien sendiri. Dengan adanya a good human

relationship diharapkan akan memenuhi kebutuhan psikologis ibu

setelah melahirkan anak. Dalam penyesuaian masa nifas Reva Rubin

membagi dalam 3 periode/tahap yaitu (Saleha, 2013) :

(1) Taking in (1-2 hari post partum)


115

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada

dirinya, tubuhnya sendiri, mengulang-ulang menceritakan

pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru

melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala

kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, campur baur

dengan proses pemulihan.

(2) Taking hold (2-4 hari post partum)

Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan

khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya.

Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam

mengontrol diri. Berusaha untuk menguasai kemampuan untuk

merawat bayinya, cara menggendong dan menyusui, memberi

minum, mengganti popok. Wanita pada masa ini sangat sensitive

akan ketidakmampuannya, cepat tersinggung dan cenderung

menganggap pemberitahuan bidan atau perawat sebagai teguran,

maka hati-hati dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan perlu

memberi support.

(3) Letting go Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS.

Ibu mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi. Depresi post

partum sering terjadi pada masa ini.

d. Kebutuhan Dasar Ibu Pada Masa Nifas

Kebutuhan dasar pada ibu masa nifas menurut Saleha, 2013 adalah
116

1. Nutrisi dan cairan Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat

perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat

mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan

air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup

kalori, tinggi protein dan banyak mengandung cairan. Ibu yang

menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

(1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

(2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral,dan vitamin yang cukup.

(3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

(4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi,

setidaknya selama 40 hari pasca persalinan

2. Ambulasi

Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar

secepat mungkin bidan membimbing ibu post partum bangun dari

tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk

berjalan. Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu postpartum

telentang di tempattidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan.

Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dan tempat tidur

dalam 24-48 jam post partum.

3. Eliminasi

a. Buang Air Kecil Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam post

partum. Jika dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau
117

sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan

katerisasi.

b. Buang Air Besar Ibu post partum diharapkan dapat buang air

besar (defekasi) setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga

belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau

per rectal.

4. Personal

Hygiene Pada masa post partum, seorang ibu sangat rentan

terhadap infeksi.Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting

mencegah terjadinya infeksi.Kebersihan tubuh, pakaian, tempat

tidur dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.

5. Istirahat dan tidur

Hal hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan

istirahat dan tidur adalah sebagai berikut.

a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan

yang berlebihan.

b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah

tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau

beristirahat selagi bayi tidur.

6. Aktivitas seksual

Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas jika

secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua


118

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

e. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda bahaya nifas menurut Kemenkes RI (2013) adalah sebagai berikut :

(1)Perdarahan pervagina

(2)Sekret Vagina berbau

(3)Demam tinggi

(4)Nyeri perut hebat

(5)Kelelahan atau sesah

(6)Bengkak ditangan, wajah ,tungkai, atau sakit kepala, pandangan kabur

(7)Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan puting.

f. Asuhan pada Masa Nifas

Asuhan kebidanan pada masa nifas menurut (Saleha, 2013) adalah sebagai

berikut: Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis,

mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bola terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta

perawatan bayi sehari-hari dan memberikan pelayanan KB.

Adapun asuhan yang harus diberikan pada masa nifas menurut Kemenkes,

2015 adalah :

(1) Kunjungan Nifas 1/KF 1 (6 jam-3 hari setelah persalinan), tujuannya untuk :

a.Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu tubuh b. Pemantauan


119

jumlah darah dan pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina c.Pemeriksaan

payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan d. Pemberian kapsul Vit. A 2

kali yaitu satu kapsul segera setelah melahirkan dan satu kapsul setelah 24

jam pemberian kapsul Vit. Apertama e.Minum tablet penambah darah setiap

hari f. Pelayanan KB pasca persalinan

(2) Kunjungan Nifas 2/KF 2 (hari ke-4 sampai hari ke-28 setelah persalinan)

tujuannya untuk : a.Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu

tubuh b.Pemantauan jumlah darah yang keluar c.Pemeriksaan cairan yang

keluar dari vagina d.Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6 bulan

e.Minum tablet penambah darah setiap hari f. Pelayanan KB pasca persalinan

(3) Kunjungan Nifas/KF 3 (hari ke-29 sampai hari ke-42 setelah

persalinan)tujuannya untuk : a.Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan

dan suhu tubuh b.Pemantauan jumlah darah yang keluar c.Pemeriksaan cairan

yang keluar dari vagina d.Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Eksklusif 6

bulan e.Minum tablet penambah darah setiap hari f. Pelayanan KB pasca

persalinan.

1. Asuhan Kebidanan Pada masa Nifas

a. Pengkajian Data

1) Data Subyektif

Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai pendapat

terhadap situasi data kejadian.Informasi tersebut dapat ditentukan

dengan informasi atau komunikasi (Nursalam, 2008).

a) Identitas
120

(a) Nama Untuk menetapkan identitas pasti pasien karena

mungkin memiliki nama yang sama dengan alamat dan

nomor telepon yang berbeda (Manuaba, 2012).

(b) Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun

mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi.

Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden pre

eklampsia. Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden

diabetes tipe II (yang menyebabkan peningkatan insiden

diabetes kehamilan juga diagnosis tipe II); hipertensi kronis

yang menyebabkan peningkatan insiden pre eklamsia dan

abrupsio plasenta. Persalinanyang lama pada nulipara,

seksio sesarea, kelahiran preterm, IUGR, anomali

kromosom dan kematian janin (Varney et al, 2007).

(c) Agama Sebagai dasar bidan dalam memberikan dukungan

mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga sebelum

dan pada saat persalinan (Sulistyawati, 2010).

(d) Pendidikan Tingkat pendidikan yang rendah terutama jika

berhubungan dengan usia yang muda, berhubungan erat

dengan perawatan prenatal yang tidak adekuat (Walsh,

2012).

(e) Penghasilan Penghasilan yang terbatas sehingga

kelangsungan kehamilan dapat menimbulkan berbagai

masalah kebidanan (Manuaba, 2012)


121

b) Keluhan Utama Menurut Varney et al (2008), keluhan yang

sering dialami ibu masa nifas antara lain sebagai berikut :

(a) After pain Nyeri setelah kelahiran disebabkan oleh

kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yangterjadi secara

terus menerus. Nyeri yang lebih berat pada paritas tinggi

adalah disebabkan karena terjadi penurunan tonus otot

uterus, menyebabkan relaksasi intermitten (sebentar-

sebentar) berbeda pada wanita primipara tonus otot

uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi.

(b) Keringat berlebih Wanita pascapartum mengeluarkan

keringat berlebihan karena tubuh menggunakan rute ini dan

diuresis untuk mengeluarkan kelebihan cairan interstisial

yang disebabkan oleh peningkatan normal cairan

intraseluler selama kehamilan

(c) Pembesaran payudara disebabkan kombinasi, akumulasi,

dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan

kongesti. Kombinasi ini mengakibatkan kongesti lebih

lanjut karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi saat

pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ke- 3

pascapartum baik pada ibu menyusui maupun tidak

menyusui, dan berakhirsekitar 24 hingga 48 jam. Nyeri

tekan payudara dapat menjadi nyeri hebat terutama jika

bayi mengalami kesulitan dalam menyusu. Peningkatan


122

metabolisme akibat produksi air susu dapat menyebabkan

peningkatan suhu tubuh ringan.

(d) Nyeri luka perineum Beberapa tindakan kenyamanan

perineum dapat meredakan ketidaknyamanan atau nyeri

akibat laserasi atau episiotomi dan jahitan laserasi atau

episiotomi tersebut.

(e) Konstipasi Konstipasi dapat menjadi berat dengan

longgarnya dinding abdomen dan oleh ketidaknyamanan

jahitan robekan perineum derajat tiga (atau empat).

(f) Hemoroid Jika wanita mengalami hemoroid mereka

mungkin sangat merasa nyeri selama beberapa hari, jika

terjadi selama kehamilan, hemoroid menjadi taraumatis dan

menjadi edema selama wanita mendorong bayi pada kala II

persalinankarena tekanan bayi dan distensi saat melahirkan.

c) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

(a) Nutrisi Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500

kalori tiap hari. Makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup.

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (dianjurkan ibu

untuk minum setiap kali menyusui) (Saifuddin, 2014).

(b) Eliminasi Segera setelah pascapartum kandung kemih,

edema, mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat,

menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak


123

lengkap, dan residu urin yang berlebihan kecuali perawatan

diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik.

Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra

menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali

wanita mengalami infeksi saluran kemih. Diuresis mulai

segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima

pascapartum. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk

membuang kelebihan cairan interstisial dan kelebihan

volume cairan (Varney et al, 2008). Miksi dan defekasi

diatur sehingga kelancaran kedua sistem tersebut dapat

berlangsung dengan baik (Manuaba, 2012)

(c) Personal hygiene Mengajarkan pada ibu bagaimana

membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.

Sarankan pada ibu untuk mengganti pembalut atau kain

pembalut setidaknya dua kali sehariSarankan ibu untuk

mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya (Saifuddin, 2014).

(d) Istirahat Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, yaitu: mengurangi

jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses

involusi uterus dan memperbanyak perdarahan,

menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat

bayi dan dirinya sendiri (Saifuddin, 2014).


124

(e) Aktivitas Diskusikan pentingnya mengembalikan otototot

perut dan panggul kembali normal. Jelaskanbahwa latihan

tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu,

seperti mengurangi rasa sakit pada punggung (Saifuddin,

2014).

(f) Seksual Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami

istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat

memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa

rasa nyeri. Banyak budaya yang mempunyai tradisi

menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu,

misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.

Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan

(Saifuddin, 2014).

(g) Ketergantungan merokok dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah di dalam tubuh, termasuk pembuluh-

pembuluh darah pada uterus sehingga menghambat proses

involusi, sedangkan alkohol dan narkotika mempengaruhi

kandungan ASI yang langsung mempengaruhi

perkembangan psikologis bayi dan mengganggu proses

bonding antara ibu dan bayi (Manuaba, 2012).

2) Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum
125

(a) Keadaan umum guna mengetahui keadaan umum ibu

apakah keadaannya baik atau memperlihatkan respon yang

baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik

pasien tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan,

lemah atau buruk yaitu kurang atau tidak memberi respon

yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta pasien

sudah tidak mampu lagi untuk berjalan sendiri

(Sulistyawati, 2009).

(b) Kesadaran Tingkat kesadaran dari seorang klien bisa dibagi

menjadi 4 yaitu composmenthis, somnolen, koma dan

apatis (Nursalam, 2008).

(c) Tanda-Tanda Vital Pemeriksaan dilakukan untuk

mendeteksi secara dini adanya kegawatdaruratan dan untuk

memastikan keadaan umum ibu, batas normal TTV adalah

sebagai berikut: (1) Tekanan darah (TD) :100/60-140/90

mmHg (2) Nadi : Kurang dari 100x/menit (3) Suhu : 36–

37,50C. (4) RR : 18–25x/menit. (Aisyah, 2014).

b) Pemeriksaan Fisik

(a) Kepala

(1) Rambut Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah

rontok atau tidak.Rambut yang mudah dicabut

menandakan kurang gizi atau ada kelainan tertentu

(Sulistyawati, 2011).
126

(2) Muka dikaji apakah muncul cloasma gravidarum, yang

biasa muncul pada wanita hamil pada umur kehamilan

12 minggu karena pengaruh hormone kortikosteroid

palsenta (Wiknjosastro, 2007).

(3) Mata dikaji untuk mengetahui keadaan konjungtiva

dan sclera, kebersihan mata, ada kelainan atau tidak dan

adakah gangguan penglihatan seperti rabun

jauh/dekat(Sulistyawati, 2009).

(4) Hidung dikaji agar dapat mengetahui terdapat benjolan

atau tidak (Alimul, 2008).

(5) Telinga Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui

ketajaman pendengaran, letak, bentuk, benjolan, lesi, warna,

adanya benda asing pada saluran pendengaran eksternal,

membrane timpani (Varney, 2007).Mulut Dalam kehamilan

sering timbul stomatitis dan gingivitis yang mengandung

pembuluh darah dan mudah berdarah, maka perlu

perawatan mulut agar selalu bersih (Romauli, 2011). Selain

itu juga perlu dilakukan pengkajian pada gigi, yaitu tentang

kebersihan gigi, caries atau tidak serta gangguan pada mulut

(bau mulut) (Alimul, 2008)

(b) Lehar Dikaji untuk mengetahui apakah terdapat penonjolan

terutama pada kelenjar tyroid yang berhubungan dengan

kejadian abortus, hipertyroid dapat menyebabkan abortus

(Wiknjosastro, 2007).
127

(c) Payudara dikatakan normal jika keadaannya simetris,

bersih, terdapat hyperpigmentasi areola mammae, putting

susu menonjol. Putting susu yang menonjol mempengaruhi

reflex sucking yang dilakukan bayi. Hal ini dapat

mempengaruhiproduksi ASI dan dapat mempengaruhi

produksi hormone oksitosin (Aisyah, dkk. 2014).

(d) Abdomen Pada abdomen yang harus dilakukan adalah

pemeriksaan posisi uterus atau tinggi fundus uteri,

kontraksi uterus, dan ukuran kandung kemuh (Saifuddin,

2014)

(e) Genetalia Segera setelah melahirkan, perineum menjadi

kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala

bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke-5,

perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar

tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan

sebelum melahirkan (Sukarni, dkk. 2013).

(f) Ekstremitas Pemeriksaan ektremitas dilakukan untuk

mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varises,

reflex patella positif atau negative, betis merah lembek atau

keras (Wiknjosastro, 2007).

3) Pemeriksaan Penunjang
128

(a) Pemeriksaan Darah Pemeriksaan dan pengawasan Hemoglobin

(Hb) dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli

(Manuaba, 2012)

(b) Biakan dan uji sensitivitas Pemeriksaan ini dilakukan pada

luka, darinase, atau urin yang berguna untuk mendiagnosa

infeksi.

(c) Venografi Venografi merupakan metode yang palingakurat

untuk mendiagnosa thrombosis vena profunda.

(d) Ultrasonografi Dopplerreal-team dan Ultrasonografi Doppler

Berwarna Pemeriksaan menggunakan metode ini adalah

metode diagnostic yang tidak infasif untuk mendiagnosa

tromboflebitis dan thrombosis.

b. Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Pada langkah ini, bidan dituntut mampu mengantisipasi

masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang

akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah

atau diagnose potensial tidak terjadi, seperti subinvolusio, hematoma

nifas dan hematoma vulva (Sukarni, dkk. 2013).

c. Perencanaan
129

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi ibu, tidakan segera,tindakan antisifasi dan asuhan secra

komprehensif. Rencana tidakan asuhan kebidanan pada masa nifas

disesuaikan dengan kebijakan program nasional,antara lain:

1) Pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, lokhea dan

cairan pervaginam lainya serta payudara.

2) Berikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mengenai

kebutuhan ntrisi,eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini

dan aktivitas, seksual ,senam nifas ASI ekslusif ,cara menyusui

yang benar, perawatan payudara dan keluarga berencana.

3) Berikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

d. Implementasi

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan

rencana asuhan yang tekah disusun dan dilakukan secara

komprenhensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence baced

kepada ibu ataukeluarga dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitative, Pelaksanaan asuhana kebidanan pada masa

nifas adalah:

1) Melakukan pemeriksaan tanda tanda vital tinggi fundus uteri,

lokhea dan cairan pervaginam lainya serta payudara.

2) Berikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mengenai

kebutuhan nutrisi,eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi


130

dini dan aktivitas, seksual ,senam nifas ASI ekslusif ,cara

menyusui yang benar, perawatan payudara dan keluarga berencana.

3) Berikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

e. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan dengan

ibu dan atau keluarga serta tindak lanjut sesuai dengan kondisi ibu.

1) Telah dilakukan pemeriksaan tanda tanda vital tinggi fundus uteri,

lokhea dan cairan pervaginam lainya serta payudara

2) Ibu Mengerti dan menjelaskan kembali mengenai kebutuhan

nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini dan

aktivitas, seksual ,senam nifas ASI ekslusif ,cara menyusui yang

benar, perawatan payudara dan keluarga berencana

3) Ibu telah memilih metode kontrasepsi dan telah mendapatkanya

f. Pendokumentasian

Pencatatan dan pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang

tersedia atau di tulis dalam bentuk SOAP.

1) S adalah data subyektif, mencatat hasil anamesa dengan klien

2) O adalah data obyektif, mencacat hasil- hasil pemeriksaan terhadap

klien

3) A adalah hasil analisa,mencatat diagnose dan masalah kebidanan


131

4) P adalah pelaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

pelaksanaan yang dilakukan, seperti tindakan antisifatif, tindakan

segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evalausi dan rujukan.

F. Kerangka pikiran

Berdasarkan tinjauan teori tentang masa hamil, bersalin, nifas, dan


kunjungan ulang masa nifas maupun bayi baru lahir maka peneliti dapat
menyusun kerangka pikiran sebagai berikut :

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa
Dan Atau Masalah
Ibu Hamil 34 Kebidanan 1. Kesehatan Ibu
Minggu 3. Perencanaan sesuai 2. Kesehatan Janin
dengan teori
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Lapora Pelaksanaa
Asuhan Kebidanaan
132

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa
Dan Atau Masalah
Kebidanan 1. Kesehatan Ibu
Ibu Bersalin 3. Perencanaan sesuai
dengan teori
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Lapora Pelaksanaa
Asuhan Kebidanaan

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa
Dan Atau Masalah
Kebidanan 1. Kesehatan Bayi
Bayi baru lahir 3. Perencanaan sesuai segera setelah
dengan teori
lahir s/d 2 jam
4. Implementasi
5. Evaluasi
dan setelah 2
6. Lapora Pelaksanaa jam
Asuhan Kebidanaan

1. Pengkajian
2. Perumusan Diagnosa
Dan Atau Masalah
Kebidanan
3. Perencanaan sesuai 1. Kesehatan Ibu
Ibu Nifas
dengan teori 2. Kesehatan Bayi
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Lapora Pelaksanaa
Asuhan Kebidanaan

Gambar 2.1: Kerangka pikir asuhan kebidanan berkesinambungan pada Ibu


hamil,bersalin dan nifas serta bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014)
BAB III

METODE PENULISAN LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Jenis LTA

LTA di tulis berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan berkesinambungan

pada Ibu hamil, bersalin dan nifas ini dilakukan dengan menggunakan jenis

metode penelitian studi penelaahan kasus dengan cara meneliti suatu

permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang

mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu :

1. Waktu

Studi kasus dilakukan pada bulan Oktober 2018 – Januari 2019

2. Tempat

Studi kasus ini telah dilakukan di Puskesmas Baamang 1 Sampit

Kabupaten Kotawaringin Timur.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek yang digunakan dalam studi kasus dengan manajemen Asuhan

Kebidanan ini adalah ibu hamil normal mulai usia kehamilan 29 minggu pada

bulan Oktober 2018 di Puskesmas Baamang 1 Sampit Kotawaringin Timur

kemudian diikuti sampai ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir umur 6

minggu.
134

D. Instrumen Studi Kasus

Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara/anamnesa, observasi

dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan KEPMENKES

Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan :

1. Data Primer

Merupakan metoda pengumpulan data yang di peroleh dari ibu langsung

maupun dari keluarga ibu, data primer dqpat diperoleh dari melalui:

a. Wawancara/anamnesa

Merupakan pertemuan dua orang atau bertukar informasi dan ide,

Tanya jawab sehingga dapat di kontruksikan makna dalam topic

tertentu (Sugiyanto, 2014)

b. Pemeriksaan/Observasi

Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

secara langsung kepada ibu untuk mencari perubahan atau hal-hal

yang akan di kaji (Hidayat, 2012)

2. Data Sekunder

Untuk melengkapi data yang ada hubungannya dengan masalah yang

ditemukan maka peneliti mengambil data dengan studi dokumentasi yaitu

mendapatkan data dari dokumen atau catatan medik.


135

F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah :

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik, sebagai berikut :

a. Pada asuhan kebidanan kehamilan : tensimeter, stetoskop, linek,

timbangan berat badan, thermometer, jam, meteran, Hb Sahli set,

reduksi dan protein urin set, handscoon.

b. Pada asuhan kebidanan persalinan : alat pelindung diri, partus set,

heacting set, tensimeter, stetoskop, dopler, handscoon, klorin 0,5%,

air DTT.

c. Pada asuhan kebidanan nifas : tensimeter, stetoskop, timbangan berat

badan, thermometer, jam, handscoon.

d. Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir : stetoskop, timbangan berat

badan, thermometer, jam dan meteran, handscoon.

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara : format

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir.

3. Sumber data yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi :

catatan medik atau status pasien dan buku KIA.


136

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi Studi Kasus

Puskesmas Baamang I merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit. Puskesmas ini berada di Jalan Kapuas

No.41 Kelurahan Baamang Tengah, kecamatan Baamang. Puskesmas Baamang

I memiliki Jumlah Tenaga sebanyak 45 Orang. Terdiri dari Dokter Umum 3

orang, Dokter gigi 1 orang, Kesmas 2 orang, Perawat S1 1 orang, Perawat D3 9

orang, Perawat SPK 2 Orang, Perawat gigi 2 orang, D3 Bidan 5 orang, Bidan 6

orang, Analis D3 2 orang, Ahli gizi 2 orang, Farmasi D3 2 Orang,

Sanitarian/Kesling 1orang, Adminitrasi umum 6 orang, Cleaning Servis 2

orang. Puskesmas Baamang I juga memiliki Sarana Fisik Puskesmas Terdiri

dari Puskesmas Induk 1, Puskesmas Pembantu 2, Rumah Dinas 1, Jaminan

Persalinan (Jampersal) 1, dan Juga serana Transportasi, Komunikasi, Promosi

Kesehatan, pelayanan KIA dan Unit kegiatan berbasis masyarakat (UKBM)

sebagai wadah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (FPKTP)

B. Tinjauan Kasus

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

a. Pengkajian

Pada tanggal : 03 Oktober 2018

Pukul : 09.00 WIB

135
137

Nama Istri : Ny. R Nama Suami : Tn. L


Umur : 19 Tahun Umur : 19 Tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jaya Wijaya Alamat : Jl. Jaya Wijaya

Rt.23 Rt.23
Pada hari Rabu, 03 Oktober 2018, pukul 09.00 wib, Ny.R datang

ke Puskesmas Baamang I. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kelima

semasa kehamilannya, yaitu satu kali pada usia kehamilan 18 minggu,21

minggu,22 minggu,26 minggu dan 29 minggu. Ibu datang dengan keluhan

sering merasa sakit pinggang, yang mulai dirasakan saat usia kehamilan

masuk 8 bulan.

Riwayat psikososial status pernikahan sah, Lamanya pernikahan 8

bulan, respon ibu/keluarga terhadap kehamilan, mengharapkan kehamilan

dan senang, Jenis kelamin yang diharapkan keduanya diterima, bentuk

dukungan keluarga mengantar periksa hamil dan membantu pekerjaan ibu.

Susunan keluarga/Genogram

Ibu hamil

Laki-laki

Perempuan

Tidak ada adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan.

Pengambil keputusan dalam keluarga yaitu suami, rencana persalinan di


138

Puskemas. Penolong persalinan bidan, pendamping persalinan suami,

persiapan persalinan sudah disiapkan, Ny. R tidak pernah menggunakan KB.

Riwayat kehamilan yaitu Ny. R mengatakan HPHT tanggal 05-03-2018

dan TP 12-12-2018, Siklus haid 28 hari. Pergerakan janin pertama kali 20

minggu, Pergerakan janin yang dirasakan dalam 24 jam terakhir, 15 kali,

Tidak ada Tanda bahaya/penyulit. Imunisai TT1 waktu Kelas 1 SD,TT2 kelas

2 SD, Imunisasi TT 3, pada tanggal 6-08-2018 Riwayat kehamilan, ini

merupakan kehamilan pertama. Riwayat kesehatan/penyakit yaitu ibu

mengatakan tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, dan ( Tuberculosis)

TBC dalam keluarganya. Riwayat keturunan yaitu ibu mengatakan tidak ada

riwayat keturunan seperti gemeli. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan

tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti jantung, ( Diabetes Melitus) DM.

Riwayat kebiasaan yaitu, pola makan: 3 x sehari, Jenis makanan yang

dikonsumsi nasi, lauk pauk, sayuran. Jenis makan yang tidak disukai tidak

ada, tidak ada perubahan porsi makan normal, tidak ada alergi terhadap

makanan. Pola Eliminasi: BAB: 1x/sehari, konsistensi lunak, BAK: ± 6-

7xsehari, warna kuning jernih. Pola istirahat dan tidur: Tidur malam 7-8 jam,

Tidur siang 1/2-1 jam dan tidak ada masalah. Kebiasaan hidup sehari-hari ibu

tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan/jamu, dan tidak ada alergi obat-

obatan, tidak merokok, tidak minum beralkohol dan narkotika.

Aktivitas sehari-hari bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dan mengurus

rumah tangga. Hubungan seksual dalam kehamilan normal tidak ada keluhan.

Personal hygiene mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari, keramas 1 hari


139

sekali, ganti pakaian dalam dan luar setelah mandi. pemeriksaaan fisik

(objektif) kesadaran normal tanda-tanda vital yaitu respirasi 20 x/menit

tekanan darah 100/70x/menit nadi 80x/menit dan suhu tubuh 36c berat badan

sekarang 48kg berat badan sebelumnya 40kg tinggi badan 146 cm lila 25 cm

pemeriksaan headtotoe kepala dan rambut : warna rambut hitam distribusi

merata kebersihan bersih kekuatan tidak mudah rontok keadaan kulit kepala

bersih muka eodem tidak ada cloasma gravidarum tidak ada mata kunjungtiva

merah muda sclera tidak ikterik kemampuan penglihatan normal mulut bersih

tidak ada caries gusi tidak ada pembengkakan keadaan mukosa bibir lembab

telinga letak simetris kemampuan pendengaran normal pengeluaran telinga

tidak ada pengeluaran hidung tidak ada kemampuan penciuman normal leher

pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada, pembengkakan vena jugularis tidak

ada, pembengkakan getah benih tidak ada dada simetris, pergerakan dada

teratur mamae kesimetrisan simetris hiperpigmentasi aroela ada bentuk

payudara bulat mengantung keadaan puting susu menonjol cairan yang keluar

tidak ada abdomen warna/hiperpigmentasi tidak mengkilap bekas luka tidak

ada linea nigra strie ada palpasi : leopod I TFU 22 cm teraba bagian lunak dan

bisa di goyangkan di fundus lepod II teraba keras memanjang seperti papan

dibagian kanan ibu (punggung ) dibagian kanan ibu teraba bagian terkecil

janin leopod III persentasi kepala teraba bulat bisa digoyangkan leopod IV

bagian terendah janin belum masuk PAP 550 gram DJJ 140x/m genetalia ibu

mengatakan tidak ada eodem tetapi ada keputihan tidak berbau berwarna

putih tidak ada ambeyen (hemoroid) tidak ada bekas episiotomi kuku tidak
140

pucat reflek patella (+) kanan /kiri pemeriksaan penunjang HB 12,9 gram%

protein urin (-) glukosa (-)

b. Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan dan Kebutuhan

1) Diagnosa : G1P0A0 Usia kehamilan 29 minggu, janin tunggal

hidup presentasi kepala

2) Masalah : Resiko tinggi dan sering kencing

3) Kebutuhan : Penjelasan tentang resiko tinggi dan penyebab

sering kencing

c. Perencanaan

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin

baik. Tanda – tanda vital dalam batas normal

2. Jelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang di alami ibu merupakan hal

yang wajar, akibta dari janin yang semakin membesar sehingga

beban ibu semakin bertambah dan otot-otot pinggang ibu tertekan

sehingga mneyebabkan ibu sering sakit pinggang untuk itu ibu

sebaiknya menggunakan mekanisme tubuh yang baik dengan tidak

bekerja terlalu berat, tidak membungkuk berlebihan atau

mengangkat beban terlalu berat,dan tidak mengambil barang dengan

posisi membungkuk.

3. Jelaskan kepada ibu tentang resiko tinggi (resti) dampak dan

komplikasi antara lain: komplikasi perdarahan / kematian,depresi,

kelahiran premature dan berat badan lahir rendah ( BBLR )


141

4. Anjurkan ibu untuk menjaga pola makan yaitu minimal tiga kali

perhari dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang

serta perbanyak mengonsumsi sayuran hijau dan lauk-pauk, minum

air putih dan satu gelas susu.

5. Beritahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah (Fe)

agar bisa meningkatkan kadar Hb atau sel darah yang nantinya

sangat perlu untuk ibu dan janin setiap malam sebelum tidur satu

tablet diminum dengan air putih atau air jeruk saja serta

mengkonsumsi makanan dan sayuran yang banyak mengandung zat

besi seperti hati ayam,susu,daun singkong,daun pakis dan lain-lain

serta menjaga pola tidur yang baik maksimal 7-8 jam dan kontrol ke

fasilitas kesehatan terdekat. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola

istirahat yaitu ± 2 jam pada siang hari, dan ± 8 jam pada malam hari.

6. Anjurkan ibu menjaga kebersihan diri seperti mandi 2x/hari,

keramas, gosok gigi, ganti pakaian dalam, dan membersihkan area

kewanitaan setelah BAB atau BAK.

7. Jelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan trimester III,

yaitu : Perdarahan pervaginan,Sakit kepala yang hebat,Pandangan

kabur,Bengkak pada wajah, kaki dan jari-jari tangan,Gerakan janin

berkurang,Air ketuban keluar sebelum waktunya.

8. Jelaskan kembali kepada ibu tentang P4K, yaitu :

a. Taksiran persalinan

b. Pendamping persalinan
142

c. Tabungan ibu bersalin

d. Calon pendonor darah

e. Transportasi

f. Tempat persalinan

g. Penolong persalinan

h. Rencana penggunaan KB

9. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila

adakeluhan.

10. Lakukan pendokumentasian

d. Implementasi

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu

dan janin baik. Tanda – tanda vital dalam batas normal.

2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan yang di alami ibu

merupakan hal yang wajar, akibta dari janin yang semakin

membesar sehingga beban ibu semakin bertambah dan otot-otot

pinggang ibu tertekan sehingga mneyebabkan ibu sering sakit

pinggang untuk itu ibu sebaiknya menggunakan mekanisme

tubuh yang baik dengan tidak bekerja terlalu berat, tidak

membungkuk berlebihan atau mengangkat beban terlalu

berat,dan tidak mengambil barang dengan posisi membungkuk.

3. Menjelaskan kepada ibu tentang resiko tinggi (resti) dampak

dan komplikasi antara lain: komplikasi perdarahan /

kematian,depresi, kelahiran premature dan berat badan lahir


143

rendah ( BBLR )

4. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan yaitu minimal tiga

kali perhari dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan

seimbang serta perbanyak mengonsumsi sayuran hijau dan lauk-

pauk, minum air putih dan satu gelas susu.

5. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet tambah darah

(Fe) agar bisa meningkatkan kadar Hb atau sel darah yang

nantinya sangat perlu untuk ibu dan janin setiap malam sebelum

tidur satu tablet diminum dengan air putih atau air jeruk saja

serta mengkonsumsi makanan dan sayuran yang banyak

mengandung zat besi seperti hati ayam,susu,daun singkong,daun

pakis dan lain-lain serta menjaga pola tidur yang baik maksimal

7-8 jam dan kontrol ke fasilitas kesehatan terdekat.

Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat yaitu ± 2 jam

pada siang hari, dan ± 8 jam pada malam hari.

6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri seperti mandi

2x/hari, keramas, gosok gigi, ganti pakaian dalam, dan

membersihkan area kewanitaan setelah BAB atau BAK.

7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan

trimester III, yaitu : Perdarahan pervaginan,Sakit kepala yang

hebat,Pandangan kabur, Bengkak pada wajah, kaki dan jari-jari

tangan, Gerakan janin berkurang, Air ketuban keluar sebelum

waktunya.
144

8. Menjelaskan kembali kepada ibu tentang P4K, yaitu :

a. Taksiran persalinan

b. Pendamping persalinan

c. Tabungan ibu bersalin

d. Calon pendonor darah

e. Transportasi

f. Tempat persalinan

g. Penolong persalinan

h. Rencana penggunaan KB

9. Memberitahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau

bila ada keluhan.

10. Melakukan pendokumentasian.

e. Evaluasi

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

3. Ibu mengerti tentang resiko tinggi

4. Ibu bersedia menjaga pola makan.

5. Ibu bersedia minum obat tambah darah dan menjaga pola

istirahat dan tidur.

6. Ibu bersedia menjaga kebersihan diri.

7. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

8. Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan.


145

9. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 2 minggu lagi atau bila ada

keluhan.

10. Pendokumentasian telah dilakukan.

f. Pencatatan asuhan kebidanan/dokumentasi.

Dokumentasi ditulis dalam bentuk SOAP pada catatan perkembangan

Catatan Perkembangan :

Tabel 4.1 Kunjungan ulang Ibu Hamil

Tanggal Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil


Pengkajian

Kunjungan ke-2 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada tanggal 11


11 Oktober Oktober 2018, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
2018 kehamilan. Keluhan Pusing.
Pukul 08.30 wib
O  Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 Pemeriksaan tanda vital: TD 110/70, nadi 80x/m, suhu
36,50C, BB 49 Kg, TB 146 cm, lila 25 cm.
 Inspeksi dari kepala sampai kaki ( head to toe ) : tidak
di temukan kelainan.
 Palpasi :
leopold I, teraba bokong, TFU pertengahan pusat-px
(MD: 24 cm). Leopold II punggung kanan. Leopold III
bagian terendah janin kepala. Leopold IV kepala bayi
belum masuk pintu atas panggul (PAP). Tafsiran berat
badan janin (TBBJ) 1860 gram. Dilakukan penilaian
denyut janjung janin DJJ 150 kali permenit
 Perkusi : replek patella +/+ Oedama : -
A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 30
146

minggu janin tunggal hidup presentasi kepala


 Masalah : Pusing
 Kebutuhan : Informasi tentang Pusing
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin
hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 32 minggu.
Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan tentang cara mengatasi pusing pada ibu
dengan istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi, jangan berbaring telentang terlalu lama,
melakukan perubahan posisi jangan terlalu cepat misal
dari tiduran langsung berdiri seharusnya duduk dulu
baru berdiri.
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
seimbang, teratur dan tidak berpantangan dalam
makanan. Istirahat yang cukup dan teratur, tidur
malam minimal 6-7 jam, tidur siang minimal 1-2 jam
untuk mempersiapkan energi untuk melahirkan, posisi
tidurnya sebaiknya miring kiri dengan tujuan
melancarkan sirkulasi oksigen ke janin saat berbaring.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda tanda persalinan
seperti merasa kontraksi yang teratur, keluar lendir
darah dari jalan lahir
Hasil : ibu menerti tanda tanda persalinan
147

6. Meenjelaskan tentang persiapan persalinan baik


perlengkapan untuk ibu maupun persiapan bayi
termasuk P4K
Hasil : Ibu mengerti apa yang harus di siapkan saat
menjelang persalinan dan P4K
7. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu
lagi atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu mengerti dan mau kontrol ulang 2 minggu
lagi atau bila ada keluhan
Kunjungan ke-3 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada,
22 Oktober tanggal 22 Oktober 2018, Ibu mengatakan ingin
2018 memeriksakan kehamilan. Keluhan sakit pinggang.
Pukul 10.00 wib
O  Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 Pemeriksaan tanda vital: TD 110/70, nadi 80x/m, suhu
36,50C, BB 50 Kg, TB 146 cm, lila 25 cm.
 Inspeksi dari kepala sampai kaki ( head to toe ) : tidak
di temukan kelainan.
 Palpasi :
leopold I, teraba bokong, TFU pertengahan pusat-px
(MD: 24 cm). Leopold II punggung kanan. Leopold III
bagian terendah janin kepala. Leopold IV kepala bayi
belum masuk pintu atas panggul (PAP). Tafsiran berat
badan janin (TBBJ) 1860 gram. Dilakukan penilaian
denyut janjung janin DJJ 150 kali permenit
 Perkusi : replek patella +/+
 Oedama : -
A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 32
minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
 Masalah : Sakit pinggang
 Kebutuhan : Informasi tentang sakit pinggang
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin
148

hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 32 minggu.
Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Memberitahu ibu penyebab sakit pinggang karena
akibat dari janin yang semakin membesar sehingga
beban ibu semakin bertambah, dan otot-otot di
pinggang tertekan sehingga menyebabkan ibu sering
sakit pinggang. Untuk itu sebaiknya ibu menggunakan
mekanisme tubuh yang baik dengan tidak bekerja
terlalu berat, tidak membungkuk berlebihan atau
mengangkat benda berat, mengambil barang yang
terjatuh tidak dengan posisi membungkuk, dan tidak
memakai sepatu/sandal yang berhak tinggi
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
seimbang, teratur dan tidak berpantangan dalam
makanan. Istirahat yang cukup dan teratur, tidur
malam minimal 6-7 jam, tidur siang minimal 1-2 jam
untuk mempersiapkan energi untuk melahirkan, posisi
tidurnya sebaiknya miring kiri dengan tujuan
melancarkan sirkulasi oksigen ke janin saat berbaring.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda tanda persalinan
seperti merasa kontraksi yang teratur, keluar lendir
darah dari jalan lahir
Hasil : ibu menerti tanda tanda persalinan
149

6. Menjelaskan tentang persiapan persalinan baik


perlengkapan untuk ibu maupun persiapan bayi
termasuk P4K
Hasil : Ibu mengerti apa yang harus di siapkan saat
menjelang persalinan dan P4K
7. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu
lagi atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu mengerti dan mau kontrol ulang 2 minggu
lagi atau bila ada keluhan
Kunjungan ke-4 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada tanggal 6
6 November
November 2018, pukul 09.00 wib, Ibu mengatakan ingin
2018
Pukul 09.00 wib memeriksakan kehamilan. Tidak ada keluhan
O  Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 Pemeriksaan tanda vital: TD 110/70, nadi 80x/m, suhu
36,50C, BB 50 Kg, TB 146 cm, lila 25 cm.
 Inspeksi dari kepala sampai kaki ( head to toe ) : tidak
di temukan kelainan.
 Palpasi :
leopold I, teraba bokong, TFU pertengahan pusat-px
(MD: 24 cm). Leopold II punggung kanan. Leopold III
bagian terendah janin kepala. Leopold IV kepala bayi
belum masuk pintu atas panggul (PAP). Tafsiran berat
badan janin (TBBJ) 1860 gram. Dilakukan penilaian
denyut janjung janin DJJ 150 kali permenit
 Perkusi : replek patella +/+
Oedama : -
A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 34
minggu janin tunggal hidup presentasi kepala

P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin


hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik.
150

2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan


umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 34
minggu. Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
bergizi seimbang, teratur dan tidak berpantangan
dalam makanan. Istirahat yang cukup dan teratur,
tidur malam minimal 6-7 jam, tidur siang minimal 1-2
jam untuk mempersiapkan energi untuk melahirkan,
posisi tidurnya sebaiknya miring kiri dengan tujuan
melancarkan sirkulasi oksigen ke janin saat berbaring.
Hasil ibu : bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
4. Meenjelaskan tentang persiapan persalinan baik
perlengkapan untuk ibu maupun persiapan bayi
termasuk P4K
Hasil : Ibu mengerti apa yang harus di siapkan saat
menjelang persalinan dan P4K
5. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu
lagi atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu mengerti dan mau kontrol ulang 2 minggu
lagi atau bila ada keluhan
Kunjungan ke-5 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada tanggal 21
21 November
November 2018, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
2018
Pukul 09.10 wib kehamilan. Keluhan sakit pinggang.
O  Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 Pemeriksaan tanda vital: TD 110/70, nadi 80x/m, suhu
36,50C, BB 51 Kg, TB 146 cm, lila 25 cm.
 Inspeksi dari kepala sampai kaki ( head to toe ) : tidak
di temukan kelainan.
151

 Palpasi :
leopold I, teraba bokong, TFU pertengahan pusat-px
(MD: 24 cm). Leopold II punggung kanan. Leopold
III bagian terendah janin kepala. Leopold IV kepala
bayi belum masuk pintu atas panggul (PAP). Tafsiran
berat badan janin (TBBJ) 1860 gram. Dilakukan
penilaian denyut janjung janin DJJ 145 kali permenit
 Perkusi : replek patella +/+
Oedama : -
A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 36
minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
 Masalah : Sakit Pinggang
 Kebutuhan : KIE dan Sakit Pinggang
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin
hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik.
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 36
minggu. Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Memberitahu ibu penyebab sakit pinggang karena
akibat dari janin yang semakin membesar sehingga
beban ibu semakin bertambah, dan otot-otot di
pinggang tertekan sehingga menyebabkan ibu sering
sakit pinggang. Untuk itu sebaiknya ibu menggunakan
mekanisme tubuh yang baik dengan tidak bekerja
terlalu berat, tidak membungkuk berlebihan atau
mengangkat benda berat, mengambil barang yang
terjatuh tidak dengan posisi membungkuk, dan tidak
memakai sepatu/sandal yang berhak tinggi
152

Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang diberikan


4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang
bergizi seimbang, teratur dan tidak berpantangan
dalam makanan. Istirahat yang cukup dan teratur,
tidur malam minimal 6-7 jam, tidur siang minimal 1-2
jam untuk mempersiapkan energi untuk melahirkan,
posisi tidurnya sebaiknya miring kiri dengan tujuan
melancarkan sirkulasi oksigen ke janin saat berbaring.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
5. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu
lagi atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu mengerti dan mau kontrol ulang 1 minggu
lagi atau bila ada keluhan
Kunjungan ke-6 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada tanggal 27
27 November
November 2018, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
2018
Pukul 09.00 wib kehamilan. Keluhan sering pusing.
O  Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 Pemeriksaan tanda vital: TD 120/80, nadi 80x/m, suhu
36,50C, BB 51 Kg, TB 146 cm, lila 25 cm.
 Inspeksi dari kepala sampai kaki ( head to toe ) : tidak
di temukan kelainan.
 Palpasi :
leopold I, teraba bokong, TFU 2 jari bawah Fx (MD:
28 cm). Leopold II punggung kanan. Leopold III
bagian terendah janin kepala. Leopold IV kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul (PAP). Tafsiran berat
badan janin (TBBJ) 2635 gram. Dilakukan penilaian
denyut janjung janin DJJ145x/m kali permenit
 Perkusi : replek patella +/+
 Oedama : - Pemeriksaan penunjang protein urine (-),
153

reduksi urine (-), Hb 12,9 gr


A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 38
minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
 Masalah : pusing
 Kebutuhan : KIE dan pusing
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin
hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 38 minggu.
Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan tentang cara mengatasi pusing pada ibu
dengan istirahat yang cukup, makan makanan yang
bergizi, jangan berbaring telentang terlalu lama,
melakukan perubahan posisi jangan terlalu cepat misal
dari tiduran langsung berdiri seharusnya duduk dulu
baru berdiri.
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang di berikan
4. Mengingatkan ibu kembali untuk makan makanan
yang bergizi seimbang, teratur dan tidak
berpantangan dalam makanan. Istirahat yang cukup
dan teratur, tidur malam minimal 6-7 jam, tidur
siang minimal 1-2 jam untuk mrengatasi pusing
juga mempersiapkan energi untuk melahirkan,
posisi tidurnya sebaiknya miring kiri dengan tujuan
melancarkan sirkulasi oksigen ke janin saat
berbaring.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
154

5. Menganjurkan ibu untuk sering jalan pagi dan


olahraga ringan untuk melatih otot dasar panggul serta
pernapasan sehingga proses persalinan dapat berjalan
normal.
Hasil : ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda tanda persalinan
seperti merasa kontraksi yang teratur, keluar lendir
darah dari jalan lahir
Hasil : ibu menerti tanda tanda persalinan
7. Menjelaskan tentang persiapan persalinan baik
perlengkapan untuk ibu maupun persiapan bayi
termasuk P4K
Hasil : Ibu mengerti apa yang harus di siapkan saat
menjelang persalinan dan P4K
8. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu
lagi atau jika ada keluhan
Hasil : Ibu mengerti dan mau kontrol ulang 1 minggu
lagi atau bila ada keluhan
Kunjungan ke-7 S Ibu datang ke Puskesmas Baamang 1 pada tanggal 3
3 Desember
Desember 2018, Ibu mengatakan ingin memeriksakan
2018
Pukul 09.00 wib kehamilan. Keluhan sering kencing
O  Keadaan Ibu baik ,kesadaran compos mentis
 TTV : TD 100/70 mmhg, N 80x/menit, R 20x/menit,
suhu 360C, BB 51 kg
 Inspeksi : Pemeriksaan head to toe tidak ada kelainan
 Palpasi :
L1 : TFU 3 jari bawah PX, Fx (MD: 28 cm). Tafsiran
berat badan janin (TBBJ) 2635 gram
L2 : Punggung kanan
L3 : Presentasi kepala
155

L4 : Kepala sudah masuk PAP


 Auscultasi : DJJ 136x/menit
 Perkusi : +/+
A  G1 P0 A0, Umur ibu 19 tahun, usia kehamilan 39
minggu janin tunggal hidup presentasi kepala
 Masalah : sering kencing
 Kebutuhan : Informasi tentang sering kencing dan cara
mengatasi sering kencing
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal agar terjalin
hubungan baik
Hasil : Komunikasi terjalin baik
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
keadaan janin ibu baik, usia kehamilan ibu 39 minggu.
Tapsiran persalinan 12 Desember 2018.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Meenjelaskan pada ibu mengurangi minum air di
malam hari, agar ibu tidak sering kencing. Tetapi lebih
banyak minum di siang hari.
Hasil : Ibu mengerti penjelasan dan mau
melakukannya
4. Menganjurkan pada ibu untuk tetap mengkomsumsi
makanan bergizi dan bervariasi seperti sayur sayuran,
lauk pauk buah dan susu dalam jumlah yang kecil tapi
sering.
Hasil : Ibu mengetahui dan mau melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkomsumsi vitamin
yang di berikan
Hasil : Ibu mengerti dan tetap minum vitamin
6. Menganturkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
atau bila ada keluahan
156

Hasil : ibu bersedia kontro ulang 1 minggu atau jika


ada keluhan

2. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin


Kala 1
Pada tanggal : 17 Desember 2018
Pukul : 01.00 WIB

Identitas / Biodata

Nama Istri : Ny. R Nama Suami : Tn. L


Umur : 19 Tahun Umur : 19 Tahun
Suku/ : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
bangsa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Jaya Wijaya Alamat : Jl. Jaya Wijaya
Rt.23 Rt.23
a. Pengkajian
1) Data Subjektif
Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan ada rasa ingin melahirkan. Ini

merupakan kehamilan yang ketiga dan ibu tidak pernah mengalami

keguguran. Ibu merasa perutnya mules-mules menjalar sampai ke

pinggang dan ada keluar lendir-lendir bercampur darah dari jalan lahir

sejak pukul 22.00 WIB. HPHT ibu pada tanggal 05-03-2018.

2) Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
TTV : TD = 120/70 N = 80 x/menit
mmHg
R = 21 x/menit S = 36,6 ºC
157

Inspeksi : Dari hasil pemeriksaan head to toe tidak di


temukan adanya kelainan.
Palpasi : Leopold I : TFU MD = 30 cm
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Presentasi kepala).
Leopold : Kepala janin sudah masuk
IV PAP

TBBJ : 2945 gram


Auskultasi : DJJ 140 x/menit teratur
His : 4x dalam 10 menit lamanya 40 detik

Pemeriksaan : VT Pukul 06.00 WIB, vulva/vagina tidak ada kelainan, portio

Bimanual lunak, Ø 7 cm, ketuban Å menonjol penurunan H III

Pemeriksaan :
bagian terbawah janin sudah masuk pap
perlimaan

b. Diagnosa Masalah Kebidanan

Diagnosa : G1 P0 A0 41 minggu inpartu kala I fase aktif

Masalah : Tidak ada

c. Perencanaan

1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam

keadaan sehat.

2. Berikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu merasa nyaman taat

proses persalinannya.

3. Anjurkan ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi agar

menambah tenaga saat proses persalinan.

4. Anjurkan ibu untuk BAB dan BAK apabila ibu merasa ingin BAB atau
158

BAK agar tidak menggangu turunnya kepala bayi.

5. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman.

6. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

7. Lakukan persiapan alat partus set, seperti oksitosin, handuk bersih, kain

bersih, APD, handscoon, ½ kocher, 2 klem tali pusat, gunting

epiesietomi, jarum suntik.

8. Persiapkan perlengkapan ibu dan bayi.

9. Pantau kemajuan persalinan, DJJ setiap 30 menit, his dalam 10 menit,

PT setiap 4 jam

d. Implementasi.

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin dalam

keadaan sehat.

2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu agar ibu merasa nyaman

taat proses persalinannya.

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum diantara kontraksi agar

menambah tenaga saat proses persalinan.

4. Menganjurkan ibu untuk BAB dan BAK apabila ibu merasa ingin BAB

atau BAK agar tidak menggangu turunnya kepala bayi.

5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman.

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

7. Melakukan persiapan alat partus set, seperti oksitosin, handuk bersih,


159

kain bersih, APD, handscoon, ½ kocher, 2 klem tali pusat, gunting

epiesietomi, jarum suntik.

8. Mempersiapkan perlengkapan ibu dan bayi.

9. Memantau kemajuan persalinan, DJJ setiap 30 menit, his dalam 10

menit, PT setiap 4 jam.

e. Evaluasi.

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.

2. Dukungan telah diberikan.

3. Ibu bersedia mengikuti anjuran

4. Ibu mengerti tentang diberikan bidan.

5. Ibu sudah memilih posisi yang nyaman.

6. Ibu bersedia untuk beristirahat

7. Persiapan alat sudah siap.

8. Pakaian ibu dan bayi sudah disiapkan.

9. Pemantau persalian sudah dilakukan.

f. Pencatatan asuhan kebidanan/dokumentasi

Dokumentasi ditulis dalam bentuk SOAP pada catatan perkembangan.


161

Tabel 4.2 Asuhan Persalinan

1.kala 1

Tanggal pengkajian Manajemen Asuahn Kebidanan pada Ibu

Bersalin
Tanggal, 17-12- S Ny. R datang ke Puskesmas Baamang I, Ibu
Mengeluh Sakit perut mules-mules menjalar
2018 Pukul 01.00
sampai ke pinggang sejak pukul 22.00 Wib,
Wib.
serta keluar lender bercampur darah dari
jalan lahir, Ibu mengatakan hari pertama
haid terakhirnya tanggal 05-03-2018. Ibu
mengatakan selama ini gerakan janinnya
aktif
O keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis. Pemeriksaan tanda-tanda
vital tekanan darah 120/70 mmHg, nadi
80x/menit, RR 21 x/menit, suhu tubuh
36,60C, Dilakukan pemeriksaan palpasi,
leopold I: TFU terababagian bokong, tiga
jari bawah PX , leopold II: punggung kanan,
leopold III: teraba bagian kepala, leopold
IV: kepala sudah masuk PAP (Konvergen)
2/5. Auskultasi : DJJ : 140 x/menit, teratur.
Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam:
Vulva/vagina normal, tidak teraba benjolan
(massa) pada serviks, portio teraba tipis
lunak, Ø 4 cm, ketuban (+), bagian terbawah
adalah kepala, ubun-ubun kecil kiri depan,,
penurunan kepala Hodge II. His. Pada pukul
01:00 WIB, His 5x dalam 10 menit selama >
40 detik.
A G1 P0 A0 Usia ibu 19 tahun,usia kehamilan
41 minggu, inpartu kala 1 fase aktif
161

P a. Melakukan komunikasi interpersonal


agar terjalin hubungan baik dan rasa
saling percaya antara ibu dan bidan.
b. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janin baik
c. Melakukan informed consent kepada ibu
dan keluarga untuk persetujuan
pertolongan persalinan
d. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu sudah
memasuki proses persalinan
e. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi drngan
cara menarik nafas panjang keluarkan
secara perlahan melalui mulut
f. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum.
g. Mengnjurkan keluarga untuk
mendampingi dan memberikan ibu
dukungan saat melahirkan
h. Memberikan motivasi kepada ibu agar
ibu tenang dan menikmati proses
persalinannya
i. Mempersiapkan alat-alat .obat-obatan,
APD bayi,partus set dan resusitasi set
untuk melakukan pertolongan
persalinan\
j. Mengobservasi kemajuan persalinan
Hasil : Pukul 01.00 Wib, Pembukaan 4
cm, porsio tipis ketuban +, kepala H2,
sarung tangan lendir darah, his 5x dalam
10 menit selama 10 detik.
Pukul 04.00 Wib pembukaan 10 cm,
162

porsio tidak teraba. Ketuban pecah


spontan, air ketuban jernih, his 5x10.
Kuat dan sering Djj 132 x/m penurunan
H4.
k. Mencatat semua temuan di lembaran
patograf.

2. Kala II

Tanggal pengkajian Manajemen Asuahn Kebidanan pada Ibu Bersalin


Tanggal, 17-12-2018 S Ibu mengatakan ketubannya sudah pecah
pukul 04:00 WIB, perutnya semakin mules,
Pukul 04.00 Wib.
semakin sering, dan dorongan kuat untuk
meneran seperti ingin BAB.
O keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis. Pemeriksaan tanda-tanda vital
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit,
RR22 x/menit, suhu tubuh 36,60C,
Pemeriksaan bimanual jari pada jam 04.00
wib, Pembukaan 10 cm porsio tidak teraba
ketuban pecah spontan , jernih His 5x10. Kuat
dan sering Djj 132 x/m, Penurunan H4.
Tampak tanda gejala kala II: Perinium tampak
menonjol, Vulva vagina dan spinter ani
membuka.
A Inpartu kala II
P Kala II melakukan pertolongan Persalianan
sesuai Asuahan Persalinan Normal (APN) .
1. Memastikan kelengkapan persalinan,
bahan dan obat obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir.Untuk
resusitasi tempat datar, rata, bersih,
163

kering, dan hangat 2 kain dan 1 handuk


bersih dan kering penghisap lendir, lampu
sorot 60 watt dengan jarak 60 cm diatas
tubuh bayi. Menyiapakan oksitosin 10
unit dan alat suntik steril sekali pakai
dalam partus set.
2. Memakai clemek plastic yang bersih
3. Melepas semua perhiasan yang di pakai,
cuci tangan di bawah air mengalir dengan
sabun lalu keringkan tangan dengan
handuk yang kering dan bersih
4. Memakai sarung tangan dengan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril untuk
pemeriksaan dalam
5. Masukan oksitosin 10 unit kedalam
tabung suntik
6. Membersihkan vulva dan perineum seka
dengan hati-hati dari depan kebelakang
dengan menggukan kapas atau kasa yang
sudah dibasahi air DTT. Jika intoitus
vagina, periniun, anus terkontaminasi
tinja bersikan dengan menggunakan kapas
dari depan ke belakang .buang kapas atau
kasa pembersih dalam wadah yang sidah
tersedia.
7. Melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan servik
sudah lengkap.
8. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara
mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan clorin 0,5%dan kemudian
164

melepaskannya dalam keadaan terbalik


serta merendamnya selama sepuluh
menit. Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan di lepaskan.
9. Memeriksa denyut jantung jenin setelah
kontraksi berakhir memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal ( 120-160
x/menit).
10. Memberitahu ibu bahwa pembukaan
sudah lengkap dan janin dalam keaadaan
baik bantu ibu menentukan posisi yang
nyaman dan sesuai keinginan.
11. Meminta bantuan keluarga untuk
menyiapkan posisi ibu meneran.
12. Melakukan bimbingan meneran saat ibu
merasa ada dorongan yang kuat untuk
meneran.
13. Mempersiapkan pertolongan persalinan
14. Meletakan handuk bersih di atas perut ibu
( untuk mengeringkan bayi), jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, letakan kain bersih yang
dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
15. Membuka tutup partus set dan perhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan .
16. memakai sarung tanggan DTT pada
kedua tangan
17. Setelah tampak kepala bayi membuka
vulava dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang di
lapisi kain bersih dan kering letakan
tangan lain di kepala bayi untuk mrnahan
165

posisi depleksi dan membantu lahirnya


kepala, anjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernafas cepat dan
dangkal.
18. Dengan lembut menyeka muka, mulut
dan hidung bayi dengan kain kasa atau
kasa yang bersih.
19. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan
tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi, jika tali pusat melilit
leher secara longgar, lepaskan lewat atas
bagian kepala bayi.
20. Menunggu hingga kepala bayi lahir
melakuakan putaran paksi luar secara
spontan.
21. Setelah kepala melakukan putar paksi
luar, pegang secara biparietal. Anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan
lembut kepala kearah bawah arkus pubis
dan kemaluan dengan lembut menarik
keatas dan kearah luar untuk melahirkan
bahu posterior
22. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan
bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan lutut
sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan
dan siku sebelah atas.
23. Setelah tubuh dan lengan lahir,
penelusuran tangan atas berkelanjutan ke
punggung bokong dan kaki, pegang
kedua mata kaki dengan ibu jari dan jari-
166

jari lainnya.
Hasil: Bayi lahir normal pukul 04.30 Wib.
Jenis kelamin laki-laki BB 2600 kg, PB
48 cm.

3. Kala 3

Tanggal pengkajian Manajemen Asuahn Kebidanan pada Ibu Bersalin

Tanggal 17-12-2018 S Ibu mengatakan perutnya masih mules

Pukul 04.35 Wib.


O Keadaan umum baik Kesadaran Compos mentis
Inspeksi: Perdarahan ± 100 cc
Tali pusat tampak memanjang, ada semburan
darah tiba-tiba
Palpasi:Uteus teraba bulat dan kontraksi keras,
TFU setinggi pusat, dan kandung kemih kosong
A Kala III
P Melakukan Manajemen kala III pengeluarkan
placenta sesuai asuhan persalinan normal (APN)
1. Memeriksa kembali uterus untuk
memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda
(gemelli). Hasil : bayi lahir tunggal
2. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
Hasil : ibu bersedia disuntik
3. Menyuntikan oksitosin 10 unit (IM) di 1/3
distal lateral paha, 1 menit setelah bayi lahir.
4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva.
5. Meletakkan satu tangan di atas kain pada
perut ibu (diatas simfisi), untuk mendeteksi
kontraksi. Tangan lain memegang klem
167

untuk menegangkan tali pusat.


Hasil : uterus berkontraksi
6. Menegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah belakang-atas (dorso kranial) secara
hati-hati
Hasil : penegangan tali pusat telah dilakukan
dan telah ada pergeseran tali pusat.
7. Melanjutkan dorongan ke arah cranial
hingga plasenta dapat dilahirkan, jika
placenta tidak lahir selama 15 menit beri
dosis ulang oksitosin 10 unit IM.
Hasil : plasenta dapat dilahirkan, pukul 04.35
Wib
8. Melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketubah tersebut.
9. Melakukan masase uterus, meletakkan
telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi
10. Menilai perdarahan periksa kedua sisi
placenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Masukan plasenta ke dalam kantung plastic
atau tempat khusus.
11. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina
dan perineum, lakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
168

12. Menempatkan semua peralatan dalam


larutan clorin 0.5% selama 10 menit. Cuci
dan bilas peralatan setelah dekontaminasi.
13. Membuang bahan-bahan yang terkontaminsi
dalam tempat sampah yang sesuai.
14. Membersihkan ibu dengan menggunakan air
desinfeksi tingkat tinggi. Sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
15. Memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu
memberikan ASI dan anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang di inginkan.
16. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan
clorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
17. Mencelup sarung tangan kotor kedalam
larutan clorin 0.5% dengan membalikan
sarung tangan bagian dalam ke luar dan
merendamnya dalam larutan clorin 0,5%
selama 10 menit.
18. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
yang mengalir kemudian keringkan dengan
handuk kering dan bersih.
19. Memasang sarung tangan DTT kembali pada
kedua tangan.
20. Memberikan tetes mata antibiotic,
profilaksis dan vitamin K 1 mg, di paha kiri
anterolateral.
21. Setelah 1 jam memberikan vitamin K 1 mg,
beri imunisasi Hepatitis B di kanan
anterolateral.
22. Melepas kedua sarung tangan
169

23. Mencuci kedua sarung tangan dengan sabun


dan air mengalir.
24. Melengkapi partograf ,Halaman depan dan
belakang , periksa tanda-tanda vital dan
asuhan kala IV.
Hasil : Pukul 04.40 Wib placenta lahir
lengkap.

4. Kala IV

Tanggal Pengkajian Manajemen Asuhan Ibu Bersalian


Tanggal 17-12-2018 S Ibu mengatakaperutnya masih
Pukul : 04.40 Wib. terasa mules.
O KU ibu baik, kesadaran compos mentis TTV.
TD 110/80 mmHg, N 80x/menit, R
20x/menit, suhu 36,7 C, pemeriksaan
perdarahan 100 cc,kontraksi uterus keras.
TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih
kosong.
A Kala IV
P 1. Memastikan uterus berkontraksi dengan
baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Hasil : uterus berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
2. Membiarkan bayi tetap melakukan
kontak kulit ibu bayi, di dada ibu paling
sedikit 1 jam ,
3. Setelah 1 jam lakukan penimbangan dan
pengukuran panjang badab bayi.
Hasil : sudah di lakukan penimbangan
pada bayi BB 2600 gram, PB 48 cm.
4. Melakukan pemantauan kontraksi dan
170

mencegah perdrahan pervagina.


5. Mengajarkan kepada ibu/keluarga cara
menilai kontraksi dan melakukan masase
searah jarum jam
Hasil : Ibu sedang masase pada perutnya.
6. Mengevaluasi dan estimasi jumlah
kehilangan darah
Hasil : darah yang keluar 60 cc
7. Memeriksa nadi ibu dan pastikan
keadaan umum ibu baik dan pemantauan
2 jam postpartum.
Hasil : k/u ibu baik, tekanan darah :
110/70 mmHg, RR : 20x/menit, nadi
80x/menit
8. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru
lahir, memastikan kondisibaik.
Pernapasan bayi (normal 40-60
kali/menit) dan temperature tubuh
(normal 36,5-37,5 C) setiap 15 menit.
Hasil : pernapasan bayi 50x/menit dan
suhu 36,8 0C.

3. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Pada tanggal : 17 Desember 2018

Pukul : 04.45 WIB

a. Pengkajian

Pada tanggal 17 Desember 2018, pukul 04.45 WIB, bayi Ny. R.

lahir di Puskesmas Baamang I. Selama ibu mengandung anak pertama,


171

kenaikan berat badan yang dialaminya sebesar 10 kg. Pada saat hamil,

keadaan Ny. R baik dan sehat. Makan dan minum Ny. R saat hamil baik,

Ny. R tidak minum jamu-jamuan atau obat-obatan di luar obat yang

diberikan oleh bidan.

Persalinan berlangsung selama 3 jam 30 menit, dimulai dari Kala I

(Fase Aktif: ø 5 cm - ø 10 cm) dan Kala II selama 1 jam. Ketuban pecah

sendiri pada pukul 01.00 WIB dengan warna jernih dan tidak berbau ± 400

cc. Komplikasi pada saat persalinan tidak ada, baik pada Ny. R ataupun

bayi Ny. R.

Keadaan bayi Ny. R pada saat lahir segera menangis kuat, warna

kulit kemerahan, cacat (-), caput (-), cephal (-), anus (+), tali pusat normal,

tidak dilakukan tindakan resusitasi. Setelah dikeringkan, bayi Ny. R

langsung diletakkan di dada Ny. R dan diselimuti untuk Inisiasi Menyusui

Dini (IMD) setelah lahir selama 1 jam. Setelah 1 jam IMD, bayi dibawa

untuk melakukan penimbangan dan pengukuran. Dari pemeriksaan


LK
didapati hasil BB: 2.600 gram, PB: 48cm, /LD: 31/30 cm dan suhu 36,3oC.

Kemudian bayi Ny. R langsung diberikan salep mata dan disuntikkan

vitamin K1 pada paha sebelah kiri sebanyak 0,5 mg. Setelah 1 jam

pemberian vitamin K1, bayi Ny. R disuntik imunisasi HB0 pada paha kanan

0,5 cc. Refleks bayi Ny. R, semua dalam keadaan baik dan normal.

Bayi diikuti dari berusia 0 hari hingga 28 hari, kunjungan neonatus

1 dan 2 termasuk dalam 5 hari saat memandikan bayi sampai tali pusat

puput, kemudian usia ke-28 hari dilakukan kunjungan neonatus yang ke-3

S : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 17 Desember 2018 pukul 04.45


172

WIB, dengan usia kehamilan 41 minggu, lahir spontan pervaginam segera

menangis.
O : Keadaan umum : Baik, bayi menangis kuat, kulit bayi kemerahan,

tonus otot aktif .

Jenis Kelamin : Perempuan

TTV : HR = 135x/m

R = 52x/m

S = 36,7°C

BB = 2.600 gram

LK = 31 cm

LD = 30 cm

PB = 48 cm

Anus (+), cacat (-), caput (-)

b. Diagnosa
Bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan, umur 1 jam

Masalah : Tidak ada

c. Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bayinya, bahwa

bayi dalam keadan baik dan tanda-tanda vitaldalam batas normal.

2. Lakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi maupun bidan

dengan cara :

- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

- Gunakan sarung tangan disetiap tindakan dengan prinsip steril

- Lakukan tindakan perawatan tali pusat dengan cara membalut


173

tali pusat dengan kasa steril dan tidak membubuhi apapun pada

tali pusat

3. Jelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif yaitu dengan memberikan

ASI selama 6 bulan pertama tanpa memberikan makanan tambahan

dan menganjurkan ibu menyusui bayinyasesering mungkin setiap 2

jam sekali.

4. Jaga kehangatan bayi dengan tidak mendekatkan benda-benda yang

padat berkontak dengan kulit bayi, dan pendinginanmelalui aliran

udara di sekitar bayi.

5. Beritahu ibu dan keluarga untuk menghubungi tenagamedis jika ada

keluhan.

d. Implementasi

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bayinya,

bahwa bayi dalam keadan baik dan tanda-tanda vital dalam batas

normal.

2. Melakukan tindakan pencegahan infeksi pada bayi maupun bidan

dengan cara :

- Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

- Menggunakan sarung tangan disetiap tindakan dengan prinsip

steril

- Melakukan tindakan perawatan tali pusat dengan cara

membalut tali pusat dengan kasa steril dan tidak membubuhi


174

apapun pada tali pusat

3. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif yaitu dengan

memberikan ASI selama 6 bulan pertama tanpa memberikan

makanan tambahan dan menganjurkan ibu menyusui bayinya

sesering mungkin setiap 2 jam sekali.

4. Menjaga kehangatan bayi dengan tidak mendekatkan benda-benda

yang padat berkontak dengan kulit bayi, dan pendinginan melalui

aliran udara di sekitar bayi.

5. Memberitahu ibu dan keluarga untuk menghubungi tenaga medis

jika ada keluhan.

e. Evaluasi

1. ibu dan keluarga mengetahui hasil

pemeriksaan bayinya

2. tindakan pencegahan infeksi sudah

dilakukan.

3. ibu mengerti tentang penjelasan yang di

berikan.

4. ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

5. ibu dan keluarga mengerti.

f. Pencatatan asuhan kebidanan/dokumentasi.

Dokumentasi ditulis dalam bentuk SOAP pada catatan perkembangan


175

Tabel 4.3 Asuhan Bayi Baru Lahir

Tanggal Pengkajian Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru lahir


Tanggal 17-12-2018 S Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehet
Pukul 04.45 Wib
O Keadaan umum bayi baik : warna kulit
kemerahan, reflek baik, tonus otot aktif/baik..
A Bayi Baru lahir normal
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal dengan
orang tua bayi agar terjalin hubungan yang
baik
Hasil : Komunikasi berjalan dengan baik
2. Mengeringkan dan menghangatkan bayi di
ats perut ibu .
Hasil : Suhu tubuh bayi dalam keadaan
hangat.
3. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali
pusat
4. Melakukan Inisiasi menyusui dini (IMD)
selama 1 jam
5. Memberikan vitamin K 1 mg, dan salap
mata 1%
6. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir
7. Memberi imunisasi Hepatitis B di kanan
anterolateral
8. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dini dengan bayi, dan menjaga
personal hygiene bayi dengan cara
mengganti popok bayi jika basah.
9. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan
ASI secara bertahap setiap 2 jam atau jika
bayi merasa haus yang di tandai bayi
Nampak rewel, walaupun ASI belum lancer
keluar.
176

Hasil : Ibu mengerti apa yang dijelaskan


bidan
BBL 6 Jam pasca S Ibu mengatakan bayi bergerak aktif, reflek
persalinan mengisap kuat dan menangis kuat.
Tanggal 17-12-2018
Pukul 10.30 Wib
O Keadaan umum bayi baik : reflek mengisap
kuat, bayi menetek kuat, ASI belum begitu
lancer, denyut jantung 140x/menit, RR
48x/menit, suhu 36 ˚C, BB 2600 gram, PB 48
cm, LK 39 cm, LD 31 cm, BAK 1 kali, tali
pusat terbungkus kasa steril, pemeriksaan Head
To toe tidak ada kelainan.
A Bayi Baru lahir 6 Jam
P 1. Melakukan komunikasi terapeutik antar
ibu,keluarga dan bidan
Hasil : komunikasi berjalan baik
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada
ibu bahwa bayi dalam keaadaan baik
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
bayi.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap
hangat dan mencegah terjadinya
Hipotermi/kedinganan dengan cara
membedong bayi dengan kain yang bersih dan
kering serta tutup kepala bayi dengan topi.
Hasil : Suhu tubuh bayi dalam keadaan
hangat.
4. Menganjurkan ibu agar tetap memberikan ASI
secara bertahap setiap 2 jam atau jika bayi
merasa haus yang di tandai bayi Nampak
rewel, walaupun ASI belum lancer keluar.
Hasil : Ibu mengerti apa yang dijelaskan bidan
177

5. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda


bahaya pada bayi baru lahir yaitu: tidak dapat
menyusui, kejang, batuk/tidak sadar demam
tinggi >37,5 ˚C, nafas cepat> 60x/menit atau
nafas lambat, , <30x/menit, pucat merintih,
tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
dalam 24 jam setelah bayi lahir, puser tampak
kemerahan meluas kedinding perut,
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang
tanda bahaya bayi baru lahir.
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bidan
akan melakukan monitoring tumbuh kembang
bayi, sesuai jadwal kunjungan rumah bayi
baru lahir.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang
kunjungan rumah bidan

Tabel 4.4 Kunjungan Bayi Baru Lahir

Kunjungan ke 1
Tanggal 18-12-2018
Pukul : 09.00 Wib di rumah pasien
S Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusui kuat, menangis
kuat, BAB dan BAK ada
O Keadaan umum baik, TTV:HR: 137 kali/menit, RR: 52 kali/menit,
Suhu 36,8 °C, Antropometri : PB : 48 cm
Pemeriksaan Head to Toe: Tidak ditemukan kelainan
A Bayi Baru lahir usia 1 hari
P 1. Melakukan komunikasi terapeutik antar ibu,keluarga dan bidan
Hasil : komunikasi berjalan baik
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu bahwa bayi dalam
keaadaan baik
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat dan mencegah
178

terjadinya Hipotermi/kedinganan dengan cara membedong bayi


dengan kain yang bersih dan kering serta tutup kepala bayi dengan
topi.
Hasil : Suhu tubuh bayi dalam keadaan hangat.
4. Menjaga personal hygiene bayi dengan cara memandikan bayi dengan
air hangat,sabundan shampoo, mengganti popok bayi jika basah dan
kotor oleh BAB dan BAK.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi/ memberikan ASI setiap
2 jam, kemudian bayi di sendawakan setelah minum ASI
Hasil : Ibu mengerti dan ASI tetap di berikan
6. Melakukan perawatan tali pusat dengsn cara membungkus tali pusar
dengan kasa steril yang kering dan bersih,jangan memberikan apapun
di atas tali pusat bayi.
Hasil : perawatan tali pusat sudah dilakukan.
Kunjungan ke 2
Tanggal 23-12-2019
Pukul : 08.30 Wib di rumah pasien
S Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu kuat, menangis
kuat, BAB dan BAK ada, bayi tidak ada keluhan tali pusat sudah puput.
O Keadaan bayi baik, reflek isap kuat, bayi minum ASI, bayi bergerak
aktif dan warna kulit kemerahan.
A Bayi usia 6 hari
P 1. Melakukan komunikasi terapeutik antar ibu,keluarga dan bidan
Hasil : komunikasi berjalan baik
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu bahwa bayi dalam
keaadaan baik
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi/ memberikan ASI setiap
2 jam, kemudian bayi di sendawakan setelah minum ASI, bayi disusui
pada payu dara secara bergantian.
Hasil : Ibu mengerti dan ASI tetap di berikan
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas untuk mendapatakan imunisasi BCG, dan Polio1, jika bayi
berumur 1 bulan
179

Hasil : Ibu mengerti dan mau membawa bayinya imunisasi


Kunjungan ke 3
Tanggal 11-01-2019
Pukul : 09.00 Wib di rumah pasien
S Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bergerak aktif, menyusu
kuat, menangis kuat, BAB dan BAK lancar, bayi sudah mendapatkan
imunisasi BCG dan Polio1.
O Keadaan bayi baik, tampak sehat, TTV BB 3000 gram, PB 50 cm,RR
50x/menit, Ispeksi head to toe tidak ada kelainan
A Bayi usia 24 hari
P 1. Melakukan komunikasi terapeutik antar ibu,keluarga dan bidan
Hasil : komunikasi berjalan baik
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu bahwa bayi dalam
keaadaan baik
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayi/ memberikan ASI setiap
2 jam, kemudian bayi di sendawakan setelah minum ASI, bayi disusui
pada payu dara secara bergantian.
Hasil : Ibu mengerti dan ASI tetap di berikan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya dan tetap
menjaga kehangatan bayinya serta tetap memberi ASI Ekslusif selama
6 bulan
Hasil : Ibu mengerti dan mau melakukannya.
5. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas untuk mendapatakan imunisasi DPT/HB, dan Polio2, jika
bayi berumur 2 bulan dan melajutkan imunisasi dasar lengkap sampai
usia 2 tahun.
Hasil : Ibu mengerti dan mau membawa bayinya imunisasi

4. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

a. Pengkajian

Pada tanggal : 18 Desember 2018

Pukul : 09.00 WIB


180

Setelah 6 jam Post Partum, dilanjutkan langsung dengan asuhan

nifas. Saat dilakukan anamnesa, Ny. R mengatakan bahwa selama

kehamilan ini, Ny. R melakukan 12 kali kunjungan ulang ke fasilitas

kesehatan untuk kontrol kehamilannya. Total perdarahan ibu dari proses

persalinan sampai 2 jam Post Partum ± 200 cc. Ny. R tampak tenang dan

interaksi Ny. R kepada bayinya baik. Ny. R makan dan minum seperti

biasanya untuk memulihkan tenaganya.

Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. R, secara

keseluruhan keadaan umum Ny. R baik, tekanan darah 110/70 mmHg,

nadi 82 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 oC. Pada pemeriksaan

mammae, terdapat kolustrum. Palpasi pada abdomen didapati TFU 2 jari

di bawah pusat, teraba keras, kandung kemih ibu kosong. Selama 2 jam

Post Partum Ny. R tidak ada BAK maupun BAB. Pada pemeriksaan

genitalia terlihat pengeluaran pervaginam yaitu lochea rubra.Setelah

pemeriksaan selesai, ibupun beristirahat.

Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali, kunjungan pertama

yaitu 6 jam postpartum, kunjungan ke-2 sampai kunjungan ke-4 yaitu

terhitung dari hari ke-6 setelah post partum,14 hari setelah post partum

dan 6 minggu setelah post partum.

Selama masa nifas, tidak ada komplikasi yang terjadi. Asuhan

yang diberikan selama kunjungan masa nifas yaitu menganjurkan ibu

menjaga pola makan dan minum serta istirahatnya, memotivasi ibu untuk

tetap dan lebih sering memberi ASI pada bayinya, melakukan perawatan
181

payudara, memompa ASI, memberitahu tentang tanda bahaya nifas dan

konseling KB.

S : - Ibu mengatakan senang karena anaknya sudah lahir dengan selamat.


- Ibu mengatakan masih merasa lelah setelah proses melahirkan.
O : Keadaan umum : Baik, kesadaran compomentis.

TTV : TD = 110/80 mmHg N = 80 x/menit

R = 20 x/menit S = 36,5°C

Muka : Odema (-)

Mata : Conjungtiva merah muda, sklera : Tidak ikterik

Payudara : tidak ada masa dan nyeri tekan, puting susu menonjol,

pengeluaran ASI

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik

Ekstremitas : atas dan bawah tidak ada oedema

Perdarahan : ± 200cc

Perineum : tidak ada lacerasi

b. Diagnosa Kebidanan
P1 A0 6 jam post partum.

c. Perencanaan

1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan masa nifas dimana tanda-tanda vital normal, kontraksi baik

dan alat-alat kandungan akan kembali normal setelah 41 hari

melahirkan

2. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang dan

minum air putih

3. Anjurkan ibu untuk menjaga pola istirahatnya


182

4. Anjurkan ibu agar menjaga kebersihan dirinya denganmandi

2 kali sehari, mengganti pembalut minimal 2 kalisehari atau apabila

basah dan kotor

5. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif untuk bayinya

6. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas

7. Ingatkan ibu untuk rutin meminum roborantia dari bidan, dan

konsumsi tablet fe 1x1

8. Anjurkan ibu untuk control ulang ke fasilitas kesehatan 1

minggu lagi atau bila ada keluhan

d. Implementasi

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalamkeadaan

masa nifas dimana tanda-tanda vital normal, kontraksi baik dan alat-

alat kandungan akan kembali normal setelah 40 hari melahirkan.

2. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang dan

minum air putih.

3. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahatnya.

4. Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan dirinya dengan mandi

2 kali sehari, mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau

apabila basah dan kotor.

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif untuk

bayinya.

6. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

7. Mengingatkan ibu untuk rutin meminum roborantia dari bidan, dan

konsumsi tablet fe 1x1.


183

8. Menganjurkan ibu untuk control ulang ke fasilitas kesehatan 1

minggu lagi atau bila ada keluhan

e. Evaluasi

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu bersedia mengikuti anjuran

3. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

4. Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

5. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang telah diberikan

6. Ibu mengetahui tanda bahaya masa nifas

7. Ibu mau meminum obat-obatan yang diberikan

8. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan

f. Pencatatan asuhan kebidanan/dokumentasi

Dokumentasi ditulis dalam bentuk SOAP pada catatan perkembangan.

Tabel. 4.5 Asuhan Ibu Nifas

Tanggal pengkajian Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


Tanggal 17-12-2018 S Ibu mengatakan senang telah melahirkan
Pukul 09.00 Wib anak laki-laki. Ibu mengatakan rasa mules
6 jam post partum di pada bagian perutnya masih ada, rahimnya
rumah pasien teraba keras dan darah yang keluar tidak
banyak.
O keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis. Pemeriksaan TTV: tekanan
darah ibu 110/80 mmHg, nadi 80 kali
permenit, respirasi 20x/menit,
suhu tubuh 36,50C. Pemeriksaan fisik: head to
toe normal, pada payudara puting susu
menonjol, cairan yang keluar kolostrum. Pada
184

pemeriksaan abdomen TFU 2 jari di bawah


pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong.
Pada pemeriksaan genitalia lochea rubra
berwarna merah segar dan berbau khas
dengan konsistensi cair, oedema (-),
perdarahan ± 50 cc.
A PI A0 , 6 jam postpartum
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan ibu baik dn tidak ada
msalah selama proses persalian dan post
partum
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara
bertahap dan menjelaskan rasa mules yang
ibu rasakan pada perutnya adalah kontraksi
Rahim dan itu normal
Hasil : Ibu melakukan mobilisasi dan
mengerti penjelasan yang di berikan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup agar tubuh tidak lelah
Hasil : Ibu mengikuti anjuran yang di
berikan
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri terutama jika pembalut
terasa kotor dan penuh bisa cepat
digantikan dengan yang bersih dan kering.
Mengganti pembalut sesering mungkin,
membersihkan kemaluan dari depan ke
belakang. Bila ada luka perineum mencuci
luka perineum dengan air dan sabun 3-4
kali sehari, menghindari pemberian obat
trandisional,menjaga perineum tetap bersi
dan kering, Kontrol ulang maksimal
185

seminggu setelah persalinan untuk


pemeriksaan penyembuhan luka, mencuci
tangan sebelum dan sesudah BAB/BAK
5. Melakukan Observasi TTV, kontraksi
uterus, pengeluaran pervagina dan kandung
kencing
Hasil : Pemantauan di lakukan dan tidak ada
masalah selama 6 jam post pasrtum
6.Memberikan tablet tambah darah serta
memberitahu aturan pakai. FE 1X1 malam,
dan Vitamin A
Tanggal 23-12-2018 S Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan tidak
Pukul 09.00 Wib berpantang makan,bisa tidur malam dengan
Hari ke-6 postpartum tenang bayi tidak cerewet.
di rumah Pasien
O Keadaan umum baik Kesadaran
Composmentis
TTV:TD: 100/80 mmHg, N: 80 kali/menit,
RR:20x/menit, S:36,5 °C. Pemeriksaan Fisik
Head to toe normal, Payudara: teraba padat
(lump) dan tetapi tidak nyeri tekan, kedua
puting menonjol, ASI (+) Genitalia:
perdarahan normal, lochea sanguinolenta,
kemerahan (-), oedema (-).TFU 2 jari diatas
simfisis, kontraksi baik.
A PI A0, hari ke-6 post partum
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan ibu baik dan tidak ada
msalah selama proses persalian dan post
partum
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi secara
bertahap dan menjelaskan rasa mules yang
186

ibu rasakan pada perutnya adalah kontraksi


Rahim dan itu normal
Hasil : Ibu melakukan mobilisasi dan
mengerti penjelasan yang di berikan.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup agar tubuh tidak lelah
Hasil : Ibu mengikuti anjuran yang di
berikan
4. Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi
bagi ibu yang menyusui. Dimana ibu harus
mengkonsumsi 500 kk/ hari, usahakan
banyak makanan bergizi seimbang.
Terutama tempe tahu, telor dan susu.
Hasil: Ibu mengetahui dan mau
mengkonsumsinya.
5. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI
sesering mungkin pada bayinya dan jangan
memberikan susu tambahan .
Hasil : Ibu Mau memberikan ASI pada
bayinya
6. Memberitahu ibu dan keluarga tentang
tannda bahaya masa nifas: perdarahan
hebat dari jalan lahir , keluar cairan busuk
dari jalan lahir , demam > 2 hari, bengkak
pada kaki dan tangan , pusing hebat, kejang
dan nyeri perut , payudara panas ,
kemerahan, dan tidak BAB > 3 hari.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang
tanda bahaya nifas.
7. Mengajarkan ibu tentang perawatan
payudara sendiri setiap sehabis mandi
Tanggal 02-01-2019 S Ibu mengatakan tidak ada keluhan ,
Pukul 08.30 Wib pengeluaran pervagina sudah berkurang , ibu
187

2 minggu post partum tetap bersemangat menyusui bayinya.


di rumah Pasien
O Keadaan umum baik Kesadaran
Composmentis
TTV:TD: 100/80 mmHg, N: 80 kali/menit,
RR:20x/menit, S:37 °C. Pemeriksaan Fisik
Head to toe normal, pengeluaran ASI lancer,
loche serosa,TFU tidak teraba, BAK dan
BAB +.
A P1 A0, 2 minggu post partum
P 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
ibu bahwa keadaan ibu baik dn tidak ada
masalah selama proses persalian dan post
partum
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2. Menjelaskan tentang kebutuhan nutrisi bagi
ibu yang menyusui. Dimana ibu harus
mengkonsumsi 500 kk/ hari, usahakan
banyak makanan bergizi seimbang.
Terutama tempe tahu, telor dan susu.
Hasil Ibu mengetahui dan mau
mengkonsumsinya.
3. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI
sesering mungkin pada bayinya dan jangan
memberikan susu tambahan .
Hasil : Ibu Mau memberikan ASI pada
bayinya
Tanggal 30-01-2019 S Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu tetap
Pukul 09.00 Wib semangat menyusui bayinya, dan ibu sudah
6 minggu postpartum melakukan rutinitas pekerjaan rumah seperti
di rumah pasien biasa
O Keadaan umum baik Kesadaran
Composmentis
TTV:TD: 100/80 mmHg, N: 80 kali/menit,
188

RR:20x/menit, S:37 °C. Pemeriksaan Fisik


Head to toe normal, pengeluaran ASI lancar,
loche Alba, TFU tidak teraba, BAK dan BAB
+.
A P1 A0, 6 minggu post partum
P 1. Melakukan komunikasi interpersonal
dengan ibu
Hasil: Komunikasi berjalan lancer
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital
dalam batas normal.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Melakukan kembali konseling KB pasca
salin dan membantu ibu memilih KB yang
akan digunakan ibu. Menganjurkan ibu
untuk memilih KB yang tidak mengganggu
produkdi ASI, seperti KB alami (MAL), KB
jangka panjang (implan dan IUD) dan KB
jangka pendek (kondom, mini pil dan KB
suntik 3 bulan)
Menjelaskan kepada ibu bahwa metode
kontasepsi jangka panjang seperti implan
dan IUD dianjurkan bagi pasangan yang
tidak ingin memiliki anak lagi, karena
kemungkinan terjadi hamilnya lebih kecil
daripada metode lainnya.
Hasil: konseling telah dilakukan dan ibu
ingin tetap menggunakan KB suntik 3
bulan.
4. Menanyakan kepada apakah ibu mengalami
masalah atau kesulitan selama masa nifas.
Hasil: ibu mengatakan tidak ada masalah
selama masa nifas
189

5. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri


ke fasilitas kesehatan apabila ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran
6. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri
ke fasilitas kesehatan apabila ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melaksanakan anjuran

C. Pembahasan

Pada studi kasus ini penulis akan menjelaskan hasil dari asuhan

kebidanan yang di berikan pada Ny. R usia 19 tahun GI PI A0 yang dilakukan

mulai dari tanggal 03 Oktober 2018 sampai dengan 6 minggu post partum,

tanggal 31 Januari 2019, di Puskesmas Baamang 1 Sampit Kotawaringin

Timur kemudian di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subjektif, Objektif,

Asessment, dan Planning). Berikut hasil yang didapat dari asuhan kebidanan

komprehensifyang telah dilakukan:

1. Masa Kehamilan

Pertama kali yang dilakukan penulis adalah melakukan anamnesa

kepada pasien, diperoleh data hari pertama haid terakhir ibu adalah 05-03-

2018.Menghitung tapsiran persalinan dengan rumus Neagle, tapsiran

persalinan ibu adalah 12-12-2018.

Berdasarkan hasil pengkajian, ibu telah melakukan kunjungan

pemeriksaan kehamilan sebanyak 12 kali, 1 kali pada trimester I, 4 kali

pada trimester II, 7 kali pada trimester III. Sehingga kunjungan ANC ibu

tidak ada kesenjangan dengan teori. Sesuai dengan teori Kemenkes RI


190

(2015) ibu hamil setidaknya melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan sebanyak 4 kali, terbagi pada 1 kali saat trimester I, 1 kali saat

trimester II, 2 kali kunjungan saat trimester III.

Saat hamil ibu mengeluh sakit pinggang, sering pusing dan sering

kencing .Berdasarkan keluhan yang ibu alami, ibu mengeluhkan sakit

pinggang dan berdasarkan hasil pengkajian perawatan diri sehari-hari yang

kurang. Konseling yang diberikan penulis adalah memberitahu ibu seiring

dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan mengadakan

penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran janin. Untuk mencegah dan

mengurangi keluhan sakit pinggang perlu adanya sikap tubuh yang baik

seperti memakai sepatu tanpa hak dan jangan terlalu sempit.Memposisikan

tubuh saat mengangkat beban, yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan

beban terfokus pada lengan, tidur dengan posisi kaki ditinggikan, duduk

dengan punggung tegak, menghindari duduk atau berdiri terlalu

lama.Keluhan yang ibu alami adalah ketidaknyamanan, sehingga tidak ada

kesenjangan teori (Sulistyawati, A., 2011).Memberitahu ibu untuk

meningkatkan perawatan sehari-hari seperi minum 10 gelas per hari.

Istirahat yang cukup, tidur malam minimal 6-7 jam, tidur siang atau

berbaring minimal 1-2 jam, cuci tangan sebelum dan sesudah makan,

sebelum dan sesudah BAK/BAB,jangan terlalu melakukan pekerjaan

yangberat, minta tolong suami atau keluarga lain membantu pekerjaannya

agak ibu tidak terlalu lelah dan tidak sakit pinggang (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan keluhan yang ibu alami. Mengeluhkan sering pusing,

hasil pengkajian baik dan hasil laboratorium Hb 12 gr, pusing bisa


191

diakibatkan oleh aliran darah berkurang akibat penekanan pembuluh darah

oleh berat badan janin. Berat badan bayi akan menekan pembuluh darah di

kaki, panggul, dan tubuh bagian bawah, terutama saat ibu hamil berbaring

telentang sehingga tekanan darah menurun, dan juga pengaruh psikologis

ibu yang terlalu cemas dengan kehamilanya.(Allert Noya, 2018).Cara

mengatasinya, makan teratur, cukup minum air putih, gunakan pakaian

yang longgar dan rajin bergerak (melancarkan system sirkulasi).

Berdasarkan teori bahwa pada akhir kehamilan Hutahaen (2013),

bahwa kepala janin sudah mulai turun dan kandung kencing tertekan

sehingga ibu mengeluh sering kencing.Cara mengatasnya yaitu membatasi

minum sebelum tidur.

Pelaksanaan asuhan kehamilan Ny. R menggunakan program

standar asuhan kebidanan 10T. Pertama,mengukur tinggi badan ibu, tinggi

badan ibu adalah 146 cm, hal ini tidak ada kesenjangan teori karena

berdasarkan Kemenkes RI (2015) bila tinggi badan <145 cm, maka faktor

resiko panggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara normal.

Kemudian menimbang berat badan, berat badan ibu 51 kg, sebelum hamil

ibu mengatakan berat badannya 41 Kg, sehingga terdapat kenaikan berat

badan 10 Kg Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa,

peningkatan berat badan yang dianjurkan adalah 4 Kg pada kehamilan

trimester I. 0,5 Kg/Minggu pada kehamilan trimester II sampai III,

sehingga penambahan berat badan antara 8,5-12,5 Kg (Sulistyawati, A.,

2011).
192

Kedua, mengukur tekanan darah ibu. Tekanan darah ibu adalah

100/70 mmHg. Hal ini sesuai dengan teori Kemenkes RI (2015), tekanan

darah normal adalah 120/80 mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau

sama dengan 140/90 mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah

tinggi) dalam kehamilan.

Ketiga, mengukur lingkar lengan atas (LILA). LILA ibu adalah 26

cm, hal ini tidak ada kesenjangan dengan teori. Karena bila <23,5 cm

menunjukkan ibu hamil menderita kurang energi Kronis (Ibu hamil KEK)

dan berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Keempat, pengukuran tinggi rahim. Mengukur tinggi fundus uteri

untuk mengetahui tuanya kehamilan dengan mengukur dari tepi atas

simfisis sampai fundus uteri. Tinggi rahim ibu pada usia kehamilan 29

minggu adalah pertengahan pusat-px, MD: 28 cm. Usia kehamilan 36

minggu 29 cm, usia 37 minggu 30 cm dan usia 38 minggu 29 cm. hal ini

sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan (Sulistyawati, A.,

2011).

Kelima, menentukan letak janin (presentasi janin) dan menghitung

denyut jantung janin. Menentukan presentasi janin dengan leopold,

presentasi janin ibu adalah presentasi kepala. Menghitung denyut jantung

janin menggunakan linek. Kisaran denyut jantung janin setiap kali

pemeriksaan adalah 135-145 kali per menit. Hal ini sesuai dengan teori

tidak ada kesenjangan. Karena apabila pada trimester III bagian terbawah

janin bukan kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada

kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari
193

120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit menunjukkan ada

gawat janin (Kemenkes RI, 2015).

Keenam, menentukan status imunisasi tetanus Toksoid (TT).

Tujuan dari imunisasi TT ini adalah untuk mencegah tetanus pada Ibu dan

Bayi. berdasarkan hasil pengkajian ibu telah mendapatkan imunisasi TT

sebanyak 1 kali. Penyuntikan imunisasi TT3 pada Ny.Rdilakukan pada

usia kehamilan 21 minggu pada tanggal 06-08--2018.

Ketujuh, pemberian tablet tambah darah. Penulis tidak memberikan

tablet tambah darah, karena berdasarkan hasil pengkajian ibu masih

memiliki tablet tambah darah. Hal ini sesuai dengan teori ibu hamil sejak

awal kehamilan minum tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90

hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari untuk mengurangi

rasa mual (Kemenkes RI, 2015).

Kedelapan, melakukan tes laboratorium. Menurut Kemenkes RI

(2015) tes laboratorium yang diperlukan adalah, tes golongan darah

untukmempersiapkan donor darah bagi ibu hamil bila diperlukan. Tes

hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu anemia, tes pemeriksaan urine

apakah didalam urine ibu terdapat protein dan atau glukosa urine. Tes

pemeriksaan darah lainnya seperti malaria, HIV, Sifilis dan lain-lain.

Berdasarkan hasil pengkajian golongan darah ibu O. penulis melakukan

pemerikaan laboratorium sederhana dengan Hb sahli untuk mengukur Hb

ibu, reduksi urine untuk mengetahui glukosa dalam urine ibu, protein urine

untuk mengetahui protein dalam urine ibu. Hasilnya adalah Hb ibu 12

gr/dl, Sehingga terdapat kesenjangan teori (Kemenkes RI, 2015).


194

Kesembilan, melakukan konseling. Memberikan penjelasan sesuai

dengan keluhan yang ibu rasakan, perawatan kehamilan.

Kesepuluh, tatalaksana temu wicara dan penanganan kasus

(Mufdillah,2010). Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnese

pemeriksan fisik dan pemeriksaan khusus kebidanan secara Inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi tidak di temukan adanya kelainan. Dengan

demikian kehamilan ibu normal, kehamilan normal adalah kehailan yang

tidak ada rieayat obstrerik yang buruk serta pemeriksan fisik dan

laboratorium yang normal ( Saifuddin, 2009).

2. Masa Persalinan

Pengkajian yang dilakukan secara langsung dengan ibu melalui

anamnesa pada tanggal 17-12-2018 pukul 18.00 WIB Ny.R datang ke

Puskesmas Baamang 1.Ibu mengatakan perutnya mules-mules, sakitnya

menjalar ke pinggang. Sudah ada keluar lendir darah dari vagina , belum

ada keluar air-air. Hasil pemeriksaan didapat tanda-tanda vital dalam batas

normal, His 3x/10 menit selama >35 detik dan pembukaan serviks 4 cm

Berdasarkan teori, keluarnya lendir bercampur darah dari kemaluan

hal tersebut menunjukkan ibu dalam masa inpartu. Salah satu tanda-tanda

inpartu yaitu rasa sakit dikarenakan adanya kontraksi uterus yang

mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10

menit), pada pemeriksaan dalam terjadi penipisan dan pembukaan serviks,

cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina (JNPK-KR, 2017).


195

Dihitung sejak pertama kali keluar lendir darah pada pukul 22:00

WIB, Kala I pada kasus ini diperkirakan berlangsung selama ± 6 jam. .

Data ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kala fase laten

dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka

kurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten berlangsung antara 6 hingga 8

jam,(Erawati, 2010).

Pada kala II asuhan persalinan yang diberikan pada Ny. R hasil

pemeriksaan semuanya dalam batas normal, dari pembukaan lengkap (10

cm) sampai dengan bayinya lahir dengan waktu 30 menit. Dalam teori

persalinan, kala II pada primipara berlangsung ±1jam (Erawati, 2010).

Persalinan berlangsung spontan pervaginam pada pukul 04.30 WIB lahir

bayi laki-laki menangis kuat kulit kemerahan dan bernapas spontan.

Perdarahan saat Kala II ± 100 cc. Dalam hal ini terdapat kesenjangan

antara teori dan lapangan bahwa proses persalinan kala II 30 menit. Hal ini

di kerenakan oleh beberapa faktor seperti His yang adekuat, faktor janin

dan faktor jalan lahir sehingga proses persalinan dengan cepat ( Erawati,

2010).

Kala III berlangsung 10 menit, plasenta dan selaputnya lahir

lengkap pada pukul 04.40 WIB. Kasus ini sesuai dengan teori kala III,

yaitu plasenta akan lahir spontan dalam waktu 5 sampai dengan 15 menit

setelah bayi lahir (JNPK-KR, 2017). Pada asuhan kala III telah dilakukan

manajemen aktif kala III dengan memberikan suntikan oksitosin dalam 1

menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat


196

terkendali, masase fundus uteri. Tujuan dari MAK III adalah membuat

uterus berkontraksi lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,

mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah selama kala III

berlangsung. Keuntungan melakukan asuhan MAK III ini adalah

persalinan kala tiga yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan

darah, mengurangi kejadian retensio plasenta (JNPK-KR, 2017). Hal ini

sesuai dengan teori yang menyatakan setelah plasenta lahir tingggi fundus

uteri 2 jari dibawah pusat (Sulistyawati, 2010). Pada kala IV dilakukan

observasi setiap 15 menit pada jam pertama, dan setiap 30 menit pada jam

kedua. Dari hasil observasi Ny. R melewati 2 jam postpartum dengan

kondisi baik. Pemantauan telah dilakukan sesuai dengan Asuhan

Persalinan Normal untuk Kala IV persalinan. Dan ibu melewati kala IV

persalinan secara fisiologis dengan tanda-tanda vital dalam batas normal,

tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 20 kali/menit,

dan suhu tubuh 36,7 °C. Estimasi jumlah darah yang hilang pada kala III

±100 ml dan kal a IV ±100 ml.Data yang didapat sesuai dengan teori

Asuhan Persalinan Normal (APN) kehilangan darah ini belum mencapai

500 ml yang didefinisikan sebagai perdarahan pascasalin (JNPK-KR,

2017).

3. Bayi Baru lahir

Bayi Ny. R lahir cukup bulan, masa kehamilan 41 minggu,

lahirspontan pukul 23.10 WIB, tidak ditemukan adanya masalah,

menangis spontan dan kuat, tonus otot baik (+), warna kulit kemerahan,
197

jenis kelamin laki laki, anus (+) dan tidak ada cacat bawaan. Pada bayi

lahir dilakukan asuhan, yaitu jaga kehangatan, keringkan , potong dan ikat

tali pusat tanpa membubuhi apapun, tidak segera melakukan IMD, karena

setelah jepit-potong-ikat tali pusat melakukan timbang ukur dan

membungkus tali pusat terlebih dahulu, kemudian melakukan IMD dengan

cara kontak kulit bayi dengan ibu, melakukan pemeriksaan antropometri,

memberi salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata untuk mencegah

infeksi, vitamin K1 1 Mg/0,5cc intramuskular di 1/3 paha bagian luar

sebelah kiri anterolateral setelah IMD. Setelah 1 jam pemberian vitamin

K1, diberikan imunisasi HB0 0,5 cc untuk mencegah infeksi Hepatitis B.

Hal ini sesuai dengan penatalaksanaan bayi baru lahir normal, (JPN-KR,

2017).

Dilakukan kunjungan neonatus selama beberapa kali yaitu pada

hari ke 3, minggu ke 2 dan minggu ke 4.Dari hasil pemeriksaan selama

kunjungan bayi dalam keadaan sehat, tidak ditemukan adanya kelainan,

bayi diberikan ASI dan menyusu dengan baik. Kunjungan yang dilakukan

ini sesuai dengan kunjungan bayi baru lahir (neonatus) menurut Dewi

(2010) yaitu KN 1 pada 6-48 jam, KN 2 pada hari ke 3 -7 dan KN 3 pada

hari ke 8 – 28.

Pada kunjungan pertama yang dilakukan penulis, asuhan bayi baru

lahir dilakukan untuk memberikan KIE tentang kebutuhan bayi baru lahir,

memastikan kehangatan tubuh bayi tetap terjaga, memastikan bayi

mendapatkan ASI eksklusif, mencegah infeksi dan perawatan tali pusat

sesuai dengan tujuan asuhan pada KN 1 menurut Dewi (2010).


198

Pada kunjungan kedua yang dilakukan penulis, asuhan yang

diberikan sama dengan KN1 yaitu memastikan kehangatan tubuh bayitetap

terjaga, memastikan bayi mendapatkan ASI eksklusif, mencegah infeksi

dan pada saat kunjungan ini tali pusat bayi sudah puput. Asuhan yang

diberikan ini sesuai dengan tujuan asuhan pada KN 2 menurut Dewi

(2010).

Pada kunjungan ketiga yang dilakukan penulis, asuhan yang

diberikan adalah memastikan bayi mendapatkan ASI eksklusif, mencegah

infeksi dan memastikan tidak terjadi tanda bahaya pada bayi baru

lahir.Selain itu juga diberikan KIE mengenai imunisasi BCG untuk bayi

saat berusia 1 bulan.Asuhan yang diberikan ini sesuai dengan tujuan

asuhan pada KN 3 menurut Dewi (2010).

Terdapat kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan

karena pada kunjungan kedua dilaksanakan di rumah pasien dan tidak ada

timbangan bayi.

4. Masa Nifas

Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi. Kunjungan masa nifas pada Ny. R dilakukan pada 6

jam post partum, 2 hari post partum, 2 minggu post partum dan 6 minggu

post partum.Pada kunjungan pertama nifas, 6 jam postpartum tanggal 17-

12-2018, pukul 09:00 WIB. Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules

pada bagian perutnya masih ada, rahimnya teraba keras dan darah yang
199

keluar tidak banyak.TTV dalam batas normal, pemeriksaan fisik head to

toe normal, payudara puting menonjol dan keluar kolostrum, TFU 2 jari di

bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, lochea rubra,

perdarahan ± 50 cc. Ibu sudah bisa berjalan, melakukan aktivitas ringan,

menyusui bayinya, sudah buang air kecil.

Kunjungan kedua dilakukan pada hari ke-2 postpartum, tanggal 19-

12-2018. Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan tidak berpantang

makan,bisa tidur malam dengan tenang bayi tidak cerewet. TTV dalam

batas normal, head to toe normal, payudara putting menonjol dan keluar

ASI, lochea sanguinolenta, TFU 2 jari di atas simfisis, kontraksi baik,

kandung kemih kosong. Pada kunjungan ketiga, 2 minggu postpartum

pada tanggal 02-01-2019. Ibu mengatakan tidak ada keluhan , pengeluaran

pervagina sudah berkurang , ibu tetap bersemangat menyusui bayinya.

TTV dalam batas normal, head to toe normal, payudara teraba padat, nyeri

tekan dan bengkak, kedua putting menonjol, putting tidak lecet, ASI

keluar, ibu tidak bersedia untuk dilakukan pemeriksaan genetalia,

berdasarkan anamnesa keluar cairan putih (lochea alba).Pada kunjungan

keempat, 6 minggu postpartum pada tanggal 30-01-2019. Ibu mengatakan

tidak ada keluhan, ibu tetap semangat menyusui bayinya, dan ibu sudah

melakukan rutinitas pekerjaan rumah seperti biasa. TTV dalam batas

normal, head to toe normal.Kunjungan nifas dilakukan untuk menilai

status gizi ibu dan bayi, mencegah, mendetaksi masalah-masalah yang

terjadi pada masa nifas, Menurut (Saifuddin dkk, 2013). Bahwa bidan

dapat memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas melalui kunjungan


200

rumah, yang dapat di lakuka pada hari Pertama dan kedua, minggu kedua

dan minggu keenam, setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses

pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi bayi terutama penangan tali

pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta

memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum,

kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,

Pemberian ASI,imunisasi dan KB. Dalam hal ini tidak terdapat

kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan yang di lakukan pada Ny. R usia 19

tahun mulai dari kehamilan, persalianan, BBL, nifas dan KB dapat di

sumpulkan

1. Pengkajian Ny. R sejak hamil, bersalin BBL, nifas dan KB, Asuhan

kebidanan yang diberikan sesuai dengan pendekatan manajemen

kebidanan dengan pola piker varney. Selama hamil ibu mengeluh pusing,

sering kencing dan sakit pinggang, proses persalinan berlangsung spontan

dengan baik, tidak terdapat penyulit, bayi baru lahir segera menangis,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, BB 2600 gram, PB 48 cm, tidak

ada cacat bawaan masa nifas dilalui normal tidak ada komplikasi. Setelah

40 hari ibu setuju menggunakan kontrasepsi suntikan.

2. Diagnosa dan masalah kebidanan masa kehamilan G1 P0 A0 usia

kehamilan pertama kontak 29 minggu janin tunggal hidup. Masalah:

pusing, sering kencing dan sakit pinggang, persalianan aterm usia

kehamilan 41 minggu, janin tunggal hidup, infartu kala 1 aktif. Pada bayi

baru lahir diagnose neonatus 0-6 minggu. Kemudian diagnose nifas yaitu

masa nifas 2 jam postpartum – 6 minggu postpartum.

3. Asuhan kebidanan menyeluruh pada Ny. R melalui pendekatan

manajemen kebidanan secara langsung di lapangan tempat melakukan

asuhan pasa Ny. R menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas ringan,


203

mengkonsumsi makanan yang bergizi , memberikan ASI sesering

mungkin pada bayinya dan mengajarkan ibu untuk menjaga personal

hygine / kebersihan dirinya terutama mengganti pembalut agar tidak

lembab dan menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi.

4. Evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. R melalui pendekatan manajemen

kebidanan. Ibu mengerti dan melaksankan anjuran yang di berikan. Ibu

mengalami kehamilan, persalinan, nifas, dengan aman selamat BBL sehat

5. Pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada Ny. R dilakukan sesuai

dengan metode SOAP.

B. Saran

1. Bagi Klien dan masyarakat

Diharapkan klien dapat turut serta memperhatiakn kesehatan diri dan

anggota keluarganya dengan rutin melakukan kunjungan ke tenaga

kesehatan dan mendapatkan info kesehatan yang sesuai dengan kondisi,

sehingga klien lebih aktif mencari informasi kesehatan yang diinginkan

dan menjadikan derajat kesehatan diri dan keluarganya lebih baik.

Paradigma sehat masyarakat dapat berubah, sehingga melakukan

persalinan di fasilitas kesehatan .

2. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan kesempatan untuk memperluas lingkup lahan praktik di

lapangan sehingga diharapkan mahasiswa dapat lebih mahir dan mengenal

berbagai macam kasus di lahan praktik yang tidak diterangkan dalam

referensi atau literatur yang ada, termasuk yang tidak diberikan di dalam
203

kegiatan perkuliahan serta memberikan dukungan dalam penyusunan

laporan asuhan kebidanan berkesinambungan dengan menyediakan bahan

referensi di perpustakaan agar dapat memperkaya referensi dalam

penyusunan laporan tugas akhir.

3. Bagi Profesi Bidan

Meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam melaksanakan asuhan

kebidanan, melengkapi fasilitas di lapangan untuk memberikan pelayanan

yang berkualitas dan menunjang dalam pelayanan yang di berikan, selalu

update mengenai informasi tentang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai