Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Buah Naga-1

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

Buah Naga

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatannamun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel,
Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam
sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa
berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga
berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara
warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam
yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy
orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa
Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).

Macamnya
Nama buah naga diberikan pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan:
· Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih
· Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah
dan
· Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih
· Hylocereus costaricensis buah naga daging super merah.

Morfologi
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri dan bunga serta buah.
Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang di dalam tanah di batang atas
sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di
sudut batang. Di bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga
bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna
merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah
naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi
dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik seekor naga. Oleh sebab itu, buah
ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk segitiga, durinya pendek sekali dan tidak
mencolok, sampai mereka dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar mulai senja,
kalau kuncup bunga sudah sepanjang 30 cm. Itulah saatnya kita mengundang para
tetangga dan handai taulan pencinta bunga untuk menyaksikan mekarnya buah
naga.Mahkota bunga bagian luar yang krem itu mekar pada pukul sembilan (kira-kira),
lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benangsari yang
kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Itulah
sebabnya ia tersiar luas ke seluruh dunia sebagai night blooming cereus. Sambil mekar
penuh ini, ia menyebar bau yang harum. Ternyata bau ini disebar ke seluruh penjuru
angin malam, untuk menarik para kelelawar, agar sudi kiranya datang bertandang untuk
menyerbuki bunga itu. Dalam gelap gulitanya hutan belantara malam, mata kelelawar
memang kurang awas, tetapi hidungnya "tajam"

Pembudidayaan buah naga


Orang biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji.
Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur
hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan cukup
baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Kota Malang berada 400-700
dpl, sangat cocok untuk budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang
cukup sejuk, namun mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan modal untuk
pertumbuhan buah naga merah . Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan
ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga
apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat
sekali. Dalam waktu 1 tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih.
Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia,
sementara ini data yang diperoleh baru daerah : Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan,
Bayuwangi, dan Kulon Progo. Dengan luas areal masing-masing tidak lebih dari 3 ha
Manfaat Buah Naga
Dibalik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak
orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah.
Memang belum ada penelitian pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya
dari jenis buah kaktus, kita percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten,
kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat
karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan. (id.wikipedia)

Sumber : http://garfazh.blogspot.com

morfologi tanaman buah naga

BAB I. PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Pembungaan merupakan pertanda bahwa suatu tanaman sedang berada dalam
kondisi generatif. Dalam botani bunga merupakan salah satu cara pengelompokan
tanaman dalam taxonomi. Tanaman yang sedang berbunga memiliki aktivitas
metabolisme yang berbeda dengan tanaman yang berada dalam fase vegetatifnya. Fase
generatif tanaman tersebut lebih memfokuskan penggunaan karbohidrat dan senyawa-
senyawa lain bagi pembentukan biji.Kemampuan setiap jenis tanaman untuk melakukan
pembungaan berbeda baik dalam waktu pembungaan maupun waktu masaknya benang
sari dan kepala putik.
Perkawinan antar spesies merupakan salah satu cara yang digunakan dalam
meningkatkan keragaman genetik bahan pemuliaan. Keragaman tersebut nantinya akan
diseleksi untuk mendapatkan varietas yang memiliki sifat unggul. Varietas bersifat
unggul tersebut yang nantinya dapat dilepas sebagai varietas unggul.
Proses penyerbukan ditandai dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik.
Setiap jenis tanaman memiliki cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami.
Penyerbukan tanaman oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun untuk
mendapatkan produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses penyerbukan
tanaman secara alami itu sendiri.
1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Mempelajari proses penyerbukan dari berbagai spesies bunga
2.      Mengetahui morfologi bunga dari berbagai spesies tanaman
3.      Mempelajari berbagai tipe bunga.
4.      Melihat perbedaan tanaman yang menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Morfologi Tanaman Buah Naga
Buah naga merupakan kelompok tanaman kaktus atau famili Cactaceae (subfamili
Hylocereanea). Buah ini termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari beberapa spesies, di
antaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial tinggi.
Beberapa  manfaat buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula
darah. Memang belum ada penelitian pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat
asalnya dari jenis buah kaktus,  buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium
dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen
penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan.
Klasifikasi buah naga adalah sebagai berikut :
Divisi            : Spermatophyta(tumbuhanberbiji)
Subdivisi      : Agiospermae (berbiji tertutup)
Kelas            : Dicotyledonae (berkeping dua)
Ordo             : Cactales
Famili           : Cactaceae
Subfamily    : Hylocereanea
Genus           : Hylocereus
Ada beberapa spesies dari buah naga, yaitu :
- Hylocereus undatus (daging putih)
- Hylocereus polyrhizus (daging merah)
- Hylocereus costaricensis (daging super merah atau super red)
- Selenicereus megalanthus (kulit kuning, daging putih, tanpa sisik)
Di antara keempat jenis buah naga di atas, hanya tiga jenis pertama yang banyak
dibudidayakan di Indonesia yaitu H. undatus, H. polythizus, dan H. costaricensis.
Hylocereus undatus paling banyak ditanam lantaran jenis ini yang pertama kali masuk ke
Indonesia. Berbeda dengan tiga jenis lainnya, jenis Selenicereus megalanthus berkulit
kuning, tanpa sisik, dan ada semacam mata bekas duri seperti nanas.
Secara morfologis, tanaman buah naga termasuk tanaman tidak lengkap karena
tidak memiliki daun. Untuk beradaptasi dengan lingkungan gurun, tanaman buah naga
memiliki duri di sepanjang batang data cabangnya guna mengurangi penguapan.
Tanaman buah naga merupakan tanaman memanjat dan bersifat epifit. Di habitat aslinya,
tanaman ini memanjat tanaman lain untuk tumbuh. Meskipun akarnya yang di dalam
tanah dicabut, tanaman buah naga masih bisa bertahan hidup karena terdapat akar yang
tumbuh di batang. Akar aerial (akar udara) tersebut mampu menyerap cadangan
makanan dari udara.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman buah naga dari akar, batang
dan cabang, bunga, buah, serta biji :
a.    Akar
Buah naga mampu bertahan di daerah kering karena kemampuan akar beradaptasi
dengan baik pada kondisi kekeringan (kurang air). Namun, akar tanaman buah naga
umumnya tidak tahan terhadap genangan air dalam jangka waktu yang lama. Jika
tergenang, akar tanaman buah naga akan membusuk. Selain akar yang terdapat di dalam
tanah, tanaman buah naga juga memiliki akar yang tumbuh di batang. Akar tersebut biasa
disebut akar aerial (akar udara). Akar ini bersifat epifit yang berfungsi untuk menempel
dan merambat pada tanaman lain. Jadi, meskipun akar dicabut data tanah, tanaman tetap
bisa hidup dengan cara menyerap makanan dan air dari akar udara yang tumbuh pada
batang.

        Perakaran buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. Namun, menjelang
produksi buah, biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti
perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Dengan
mengetahui daerah perakaran buah naga maka pemupukan dapat dilakukan sesuai
sasaran.
Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal (pH 6-7).
Pada pH tersebut, tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi dengan baik.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap
kemasaman tanah (pH < 5). Apabila pH tanah di bawah 5 (masam), akar tanaman
menjadi pendek dan rusak. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi larnbat dan kerdil.
Namun demikian, ternyata buah naga yang ditanam di lahan gambut dengan pH 3,5-5,5
juga mampu berproduksi dengan baik.
b.      Batang dan Cabang
Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau kehitaman. Batang tersebut
berbentuk segitiga dan sekulen (banyak mengandung lendir). Pada jenis tertentu, seperti
Hylocereus polyrhizus, bila sudah dewasa batang dilapisi oleh lendir. Dari batang
tersebut, akan tumbuh cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Cabang
tersebut berfungsi sebagai “daun” untuk proses fotosintesis. Fotosintesis berperan untuk
menghasilkan fotosiotat (cadangan makanan) yang penting selama pertumbuhan data
perkembangan tanaman buah naga. Pada batang dan cabang tanaman, tumbuh dots-dots
yang pendek dan keras. Duri tersebut terletak pada tepi sudut batang maupun cabang data
terdiri 4-5 buah duri pada setiap titik tumbuh.

c.       Bunga
Sekilas, bunga mirip dengan kulit buah nenas. Seluruh permukaan bunga tertutup oleh
mahkota yang bersisik. Bentuknya corong memanjang, berukuran sekitar 30 cm. Kelopak
bunga berwarna hijau. Jika kelopak bunga berwarna merah, pertanda bahwa bunga tidak
akan menjadi buah. Selang beberapa had, akan terlihat mahkota bunga yang berwarna
putih di dalam kelopak bunga tersebut. Bunga akan mekar pada sore had dan akan mekar
sempurna pada malam had sekitar pukul 22.00 (night blooming cereus).
 Saat mekar, mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih. Di dalamnya
terdapat benang sari berwarna kuning dan akan mengeluarkan aroma harum. Sementara
di bagian tengahnya terdapat tangkai dan kepala putik. Keesokan harinya, setelah terjadi
penyerbukan, mahkota bunga akan layu. Hal tersebut menandakan awal dari tahap
pembuahan.
d.      Buah
Bentuk buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah berada di dekat ujung
cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari sates pada setiap cabang
sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan. Kulit buah berwarna merah menyala
seat buah matang dengan sirip berwarna hijau, berukuran sekitar 2 cm. Seat matang
sempurna, daging buah sangat tebal, berair (inky), dan warna daging buah sangat
menawan (tergantung jenisnya). Daging buah dihiasi dengan tebaran biji-biji kecil
berwarna hitam pekat. Ketebalan knit buah sekitar 1-4 mm. Rata-rata bobot buah
umumnya berkisar 400-800 g/buah, tergantung jenis buah naga yang dibudidayakan.
e.       Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat kecil, pipih, dan sangat keras.
Sekilas, biji buah naga mirip dengan biji wijen. Setiap buah mengandung lebih dari 1.000
biji. Berbeda dengan buah berbiji lainnya, biji buah naga yang kecil itu dapat dimakan
bersama dengan daging buahnya.
Biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Namun, cara
tersebut jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup lama sampai tanaman
berproduksi. Hasil buah dari biji pun belum tentu sesuai yang diharapkan karena sifat
keturunannya merupakan gabungan dari kedua induknya.
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan plasma nutfah yang dapat
digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang lebih baik (unggul).
Cara perbanyakan Buah Naga :
1.      Perbanyakan Generatif.
Perbanyakan tanaman menggunakan biji perlu diperhatikan apakah berasal dari buah
yang sehat, tua, dan matang di pohon. Perbanyakan dengan biji memerlukan wakt yang
lama sebelum dipindah ke lahan, oleh karenanya metode ini jarang dilakukan petani.
Berdasarkan pengalaman, tingkat kebarhasilan penyemaian adalah sekitar 70%. Biji yang
telah diperoleh lalu disaring dengan menggunakan saringan teh. Daging buah dibuang
dengan cara menekannya pada penyaring sampai tersisa bijinya saja, kemudian biji
dibersihkan dengan air mengalir lalu diangin-anginkan sampai terlihat kering.
Media persemaian adalah campuran pasir : topsoil halus : pupuk dari kotoran unggas
= 1:1:1 media tersebut kemudian dihaluskan dan disterilisasi lalu di tempatkan di bawah
naungan. Jika media telah siap maka biji tanaman buah naga bisa langsung disebar di atas
media dan ditutup topsoil tipis kemudian dilakukan penyemprotan  Ridomil. Setelah bibit
memiliki panjang 2-3 cm, lalu dipindahkan ke dalam polybag (15 cm x 20 cm) yang
berisi media campuran tanah:pasir:pupuk kandang = 1:1:1, tambahkan pupuk NPK
16:16:16 = 5 kg/200 ltr air untuk 10.000 polibag. Untuk mencegah cendawan aplikasikan
15 g Ridomil + 5 cc Atonik dalam 10 liter air / 15 m2. Setelah dua bulan bibit bisa
pindahkan ke lahan.
2.      Perbanyakan Vegetatif.
Perbanyakan vegetatif tanaman buah naga merah bisa melalui setek. Stek berasal dari
batang atau cabang sehat, tua, dipilih dari tanaman yang telah berbuah 3-4 kali, amil stek
tanaman dengan memotongnya sepanjang 20-30 cm dengan gunting setek, kemudian
biarkan sampai getah mengering agar batang setek tidak mudah busuk. Lalu celupkan
pangkal batang dengan Rootone F untuk mempercepat inisiasi akar.

Mengenal Buah Naga


Buah naga atau dragon fruit memang belum lama dikenal, dibudidayakan, dan diusahakan di
Indonesia. Tanaman dengan buahnya berwarna merah dan bersisik hijau ini merupakan
pendatang baru bagi dunia pertanian di Indonesia dan merupakan salah satu peluang usaha
yang menjanjikan dan pengembangan tanaman buah naga sangat bagus dibudidayakan
didaerah tropis seperti di Indonesia.

Sejarah Penyebaran Buah Naga.


Tanaman kaktus ini berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah, dan Amerika Utara dan saat
ini sudah menyebar diseluruh penjuru dunia. Di daerah asalnya buah naga ini dinamai pitahaya
atau pitaya roja. Penduduk disana sering memanfaatkan buah ini untuk dihidangkan sebagai
buah konsumsi segar dimeja hidangan.

Tetapi dalam perkembangannya buah naga lebih dikenal sebagai


tanaman dari Asia karena sudah dikembangkan secara besar-
besaran di beberapa Negara Asia terutama Negara Vietnam dan
Thailand. Pada awalnya tanaman ini ditujukan sebagai tanaman
hias, karena bentuk batangnya segitiga dan berduri pendek dan memiliki bunga yang indah mirip
dengan bunga Wijayakusuma berbentuk corong dan mulai mekar disenja dan akan mekar
sempurna pada malam hari. Karena itulah tanaman ini juga dijuluki night blooming cereus.

Nama buah naga atau dragon fruit mungkin disebabkan buah ini memiliki warna merah menyala
dan memiliki kulit dengan sirip hijau yang mirip dengan sosok naga dalam imajinasi dinegara
China. Dulu masyarakat China kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya diantara
dua ekor patung naga diatas meja altar dan dipercaya akan mendatangkan berkah.

Seperti didaerah asalnya Mexico dan Amerika, meskipun awalnya tanaman ini ditujukan untuk
tanamanan hias dalam perkembangannya masyarakat Vietnam mulai mengembangkan sebagai
tanaman buah, karena memang bukan hanya dapat dimakan, rasa buah ini juga enak dan
memiliki kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat. Maka tanaman ini mulai dibudidayakan
dikebun-kebun sebagai tanaman yang diambil buahnya.

Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya
sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan
iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.

Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di
antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal
penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena
memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.

Klasifikasi Buah Naga


Divisi               : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi         : Agiospermae (berbiji tertutup)

Kelas                : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo                : Cactales

Famili              : Cactaceae

Subfamily        : Hylocereanea

Genus              : Hylocereus

Species            : - Hylocereus undatus (daging putih)

  - Hylocereus polyrhizus ( daging merah)

  - Hylocereus costaricensis (daging merah super)

  - Selenicereus megalanthus (kulit kuning, tanpa sisik)

 
Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan subfamily
Hylocereanea. Termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari dari beberapa species, dan
diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial.

Morfologi Buah Naga.


Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman
memanjat. Di habitat aslinya tanaman ini memanjat
tanaman lainnya untuk menopang dan bersifat epifit
masih bisa hidup meskipun akarnya yang ditanah
dicabut karena masih bisa memperoleh makanan dari
udara melalui akar yang tumbuh dibatangnya. Secara
morfologis tanaman ini termasuk tanaman tidak
lengkap karena tidak memiliki daun.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut morfologi tanaman


buah naga dari akar, batang dan cabang, bunga , buah
dan biji :

Akar

Perakaran buah naga bersifat epifit, merambat dan menempel pada tanaman lain. Dalam
pembudidayaannya, dibuat tiang penopang untuk merambatkan batang tanaman buah naga ini.
Perakaran buah naga tahan terhadap kekeringan tetapi tidak tahan dalam genangan air terlalu
lama. Meskipun akar dicabut dari tanah, masih bisa hidup dengan menyerap makanan dan air
dari akar udara yang tumbuh pada batangnya.

Perakaran buah naga bias dikatakan dangkal, saat menjelang produksi hanya mencapai
kedalaman 50-60 cm, mengikuti perpanjangan batang berwarna coklat yang didalam tanah. Hal
inilah yang bias digunakan sebagai tolak ukur dalam pemupukan.

Supaya pertumbuhan akar bisa normal dan baik memerlukan derajat keasaman tanah pada
kondisi ideal yaitu pH 7. Apabila pH tanah dibawah 5, pertumbuhan tanaman akan menjadi
lambat dan menjadi kerdil. Dalam pembudidayaannya pH tanah harus diketahui sebelum maupun
sesudah tanaman ditanam, karena perakaran merupakan faktor penting untuk menyerap hara
yang ada didalam tanah.

Batang dan Cabang

Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau


keunguan. Batang tersebut berbentuk siku atau segitiga dan
mengandung air dalam bentuk lender dan berlapiskan lilin
bila sudah dewasa. Dari batang ini tumbuh cabang yang
bentuk dan warnanya sama dengan batang dan berfungsi
sebagai daun untuk proses asimilasi dan mengandung
kambium yang berfungsi untuk pertumbuhan tanaman. Pada
batang dan cabang tanaman ini tumbuh duri-duri yang keras
dan pendek. Letak duri pada tepi siku-siku batang maupun
cabang dan terdiri 4-5 buah duri disetiap titik tumbuh.
 

Bunga

Bunga buah naga berbentuk corong memanjang berukuran


sekitar 30 cm dan akan mulai mekar di sore hari dan akan
mekar sempurna pada malam hari. Setelah mekar warna
mahkota bunga bagian dalam putih bersih dan didalamnya
terdapat benangsari berwarna kuning dan akan
mengeluarkan bau yang harum.

Buah

Buah berbentuk bulat panjang dan biasanya terletak mendekati ujung cabang atau batang. Pada
cabang atau batang bisa tumbuh lebih dari satu dan terkadang berdekatan. Kulit buah tebal
sekitar 1-2 cm dan pada permukaan kulit buah terdapat sirip atau jumbai berukuran sekitar 2 cm.

Biji

Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan tipis tetapi sangat keras. Biji dapat digunakan
perbanyakan tanaman secara generatif, tetapi cara ini jarang dilakukan karena memerlukan
waktu yang lama sampai berproduksi. Biasanya biji digunakan para peneliti untuk memunculkan
varietas baru. Setiap buah mengandung lebih 1000 biji.

Anatomi Tanaman Buah Naga(Hylocereus undatus)

A.   Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara agraris yang beriklim tropis sehingga berbagai

macam tanaman dapat tumbuh dan berkembang di Negara Indonesia. Banyak

tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di Indonesia.

Selain itu Indonesia juga sebagai Negara dimana penghasil hasil bumi yang

besar, namun dengan kurangnya tehnologi yang memadai hasil bumi tersebut

banyak yang tidak bisa di ekspor keluar negeri. Salah satu tanaman yang

sekarang sudah bisa diekspor yaitu buah. Di Indonesia banyak sekali tanaman

buah yang tumbuh. Didaerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah.

Tanaman semusim atau pun tahunan banyak sekali tumbuh di Negara kita

ini. Salah satubuah tahunan yaitu buah naga atau yang sering disebut sebagai
“Dragon Fruit” yang mana buah ini mempunyai nilai jual yang sangat tinggi

karena banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang buah naga dan

bagaimana cara budidaya buah naga itu sendiri. Buah naga masih tergolong

dalam tanaman kaktus yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman

ini mempunyai tulang daun yang banyak terkandung air sehingga tahan terhadap

panas.

Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada

naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi produksi buah dan

pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri. Buah naga ada empat jenis yaitu

buah naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga daging super red

dan buah naga daging kuning. Keempat jenis buah tersebut mempunyai

keunggulan masing – masing dan mempunyai ciri yang berbeda sehingga

mempunyai perbedaan nilai jual pada buah tersebut. merupakan suatu badan

usaha yang berada di daerah desa Dukuhan, Prampalan, Krikilan, Masaran,

Sragen yang mana badan usaha ini bergerak dibidang agroindustri sebagai

petani dan suplayer. mempunyai berbagai produk yang disediakan yaitu buah

naga di pot, buah naga segar, minuman buah naga berfermentasi dan sirup buah

naga. Ini pengelolaan agroindustrinya dilakukan dengan baik sehingga dapat

meningkatkan produktivitas dan pendapatan bagi petani buah naga.

B.   Deskripsi Tanaman Buah Naga (Hylocereus Undatus)


Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari

marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika

Tengah dan Amerika Selatannamun sekarang juga dibudidayakan di negara-


negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat

ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus

hanya mekar pada malam hari.

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke

Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya

dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara

dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi

mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah

buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina

dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian

diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon

fruit (buah naga).

C.   Taksonomi Tanaman Buah Naga

 Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau family

Cactaceae dan Subfamili Hylocereanea. Adapun klasifikasi buah naga tersebut

adalah :

Regnum        : Plantae

Devisi           : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)

Subdevisi      : Angiospermae (biji tertutup)

Kelas              : Dicotyledonae (berkeping dua)

Ordo               : Cactales

Famili             : Cactaceae
Subfamili       : Hylocereanea

Genus            : Hylocereus

Spesies          : Hylocereus undatus (dagingmerah)

  

D.  Struktur Anatomi Batang Dikotil


 

Struktur Anatomi Batang Dikotil Struktur Anatomi Batang Dikotil –

Susunan Anatomi Batang Dikotil Struktur Anatomi batang tumbuhan dikotil

terdiri yaitu kulit kayu, kayu dan empulur. Empulur sangat sulit ditemukan

pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar daribatang tumbuhan dikotil

adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks,

dan floem. Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis. Pada kulit.
E.   Morfologi  Tanaman Buah naga

             Gambar.1 morfologi tanaman buah naga

Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga,

dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang

dalam tanahpada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang

batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan

tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak

rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong

seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk

jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam,

dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan

jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini

disebut buah naga.


Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak

mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada

awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga

bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu

disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang

sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh

pada tengah malam, karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming

cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini

untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.

F.     Perbanyakan Buah Naga

Propagasi klonal invitro dikenal dengan istilah mikropropagasi. Kata klon

digunakan pertama kali oleh Webber untuk tanaman budidaya yang dihasilkan

dari propagasi vegetatif. Jadi propagasi klonal adalah multiplikasi dari individu

gen identik melalui reproduksi aseksual sedangkan klon itu sendiri adalah satu

populasi tanaman derivat (turunan) dari satu individu tunggal yang dihasilkan

melalui reproduksi aseksual. Seiring dengan perkembangan pemahaman dan

kemajuan kultur jaringan maka dewasa ini teknik-teknik kultur jaringan telah

digunakan untuk berbagai tujuan termasuk industri bibit tanaman. Teknik

perbanyakan mikro (mikropropagasi) telah lama digunakan dan merupakan salah

satu contoh menarik dan klasik dari penerapan teknik kultur jaringan. Teknik ini

dilakukan dengan cara menanam eksplan berupa pucuk beserta jaringan

meristemnya yang dikenal sebagai teknik kultur pucuk (shoot tip culture) atau

menanam tunas lateral dengan satu atau lebih buku (Butenko, 1968).
Tujuan perbanyakan konvensional, misalnya stek, adalah merangsang

terbentuknya organ adventif (akar pada stek batang, akar dan tunas pada stek

daun dan stek akar) pada bahan stek dan jumlah bibit yang diperoleh dari satu

bahan stek umumnya hanya satu. Pada perbanyakan vegetatif secara invitro

umumnya digunakan tidak hanya untuk merangsang terbentuknya organ

tanaman (akar, batang dan daun) namun juga memperbanyaknya sebelum

tanaman kecil (plantlet) ini dipindahkan dari tabung kultur ke lapangan. Metode

yang dapat dilakukan dalam mikropropagasi tanaman dilakukan secara bertahap

sejak tahap persiapan dan perlakukan stok tanaman sampai tahap aklimatisasi .

Di atas telah dijelaskan bahwa mikropropagasi dilakukan dalam beberapa

tahapan. Tahapan-tahapan ini bukan hanya menjelaskan prosedur

mikropropagasi, namun juga menjelaskan saat perubahan pada lingkungan

kultur Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap rhizogenesis termasuk

auksin, karbohidrat, pencahayaan, dan fotoperiode. Pada beberapa kultur

jaringan auksin memacu pembentukan akar, sedangkan adanya auksin eksogen

dapat menghambatnya dan rhizogenesis dapat distimulasi oleh anti-auksin

(Bayliss,  1975).

Keberhasilan pembentukan tunas adventif secara langsung ini sangat

tergantung pada bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan serta sangat

dipengaruhi oleh spesies atau varietas tanaman asal eskplan tersebut. Pada

tanaman yang responsif, hampir semua bagian tanaman (daun, akar, batang,

meristem, dll.) dapat dirangsang membentuk organ adventif, namun pada

tanaman lainnya tunas adventif ini hanya dapat terbentuk pada bagian-bagian
tanaman tertentu saja seperti umbi lapis, embryo atau kecambah. Seperti halnya

teknik mikropropagasi lainnya, tunas adventif secara langsung ini terbentuk

melalui serangkaian tahap mulai inisiasi. Setelah eksplan berada pada kondisi

aseptis dan tunas mulai tumbuh, eksplan dapat langsung disubkulturkan ke

media perbanyakan (atau media yang sama dengan inisiasi: tergantung varietas)

untuk memperbanyak tunas-tunas adventif dari mata tunas adventif yang telah

terbentuk pada tahap sebelumnya. Tunas-tunas tersebut selanjutnya dipisahkan,

diakarkan dan diaklimatisasi untuk memproduksi tanaman lengkap dan utuh

yang dapat tumbuh dalam keadaan alamiah.

Daftar Pustaka

Kristanto, D., 2008. Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.


Penebar Swadaya .Bandung.
Lakitan, B., 1995. Hortikultura Teori, Budidaya dan Pasca Panen. PT Raja Grfindo
Persada, Jakarta.
Renasari, Novita., 2010.Budidaya Tanaman Buah naga super Red Diwana Bekti
Handayani.Fakultas Pertanian , Surakarta.
Sari, Yunita.,2010.  Uji Viabilitas dan Perkembangan Serbuk Sari Buah Naga Putih
(Hylocereus undatus  (Haw.) Britton & Rose), Merah (Hylocereus polyrhizus
(Web.) Britton & Rose) dan Super  Merah (Hylocereus costaricensis (Web.)
Britton & Rose) Setelah Penyimpanan. Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran.
        Jurnal Biologi XIV(1).39-44.
Cara Budidaya Tanaman Buah Naga

Buah Naga adalah salah satu buah yang


tidak asing lagi bagi pertanian di indonesia.Disaat ini dengan membudidayakan buah
naga secara organik, dapat dihasilkan buah dengan kualitas yang lebih baik. Keuntungan
dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang dihasilkan sehat tanpa
adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar.
Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah oleh paparan
pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organik juga dapat
mengembalikan kesuburan tanah, sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya
pertanian berkelanjutan.

Sejauh ini di Indonesi sistem budidaya buah naga di Indonesia masih menggunakan
bahan kimia, baik itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk
kimia yang berlebihan dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru
dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu. Sehingga
berdampak kerasnya tanah di sekitarnya.adapun budidaya tanaman buah naga sebagai
berikut :

SYARAT TUMBUH TANAMAN BUAH NAGA


 Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus
atau tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang
panas dan kering maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah
hingga menengah, yaitu :

1. Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih
akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl.
2. Sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan
daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl.
3. Sementara itu buah daga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga
dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah
dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.

 Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering dibandingkan dengan kondisi
basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun. Buah naga masih dapat
tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi
rentang terserang penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan
tanaman buah naga tidak tahan genangan air.
 Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh
karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka
tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-
36 derajat C.
 Kondisi tanah yang disukai adalah tanah yang gembur serta banyak mengandung
bahan organik dan hara. pH tanah optimal antara 6-7. Pada tanah masam
menyebabkan akar tanaman menjadi pendek dan rusak.
 Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak
memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu,
air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim
hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap
kelebihan air.

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA BUAH NAGA

 Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk
memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan
lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan
budidaya buah naga.
 Setelah menentukan lokasi budidaya maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan
kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa
dilakukan dengan cara zigzag.

TEKNIK  BUDIDAYA BUAH NAGA

A. Persiapan Lahan Budidaya Buah Naga

Persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta


pengolahan lahan.Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga dibuthkan tiang
panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang
panjatan dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk
kelompok atau pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa
tahun karena umur tanaman buah naga yang panjang.

B. Pembersihan Lahan

Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan dari semak,
gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai
pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan
ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma
yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.

C. Pengolahan lahan Dan Pemupukan Dasar

Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga.
Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah
atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah.
Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga
dapat menyerap unsur hara dengan baik.Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan
pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya
pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.Setelah 1
minggu kemudian Lakukan pemupukan dengan menggunakan Pupuk Organik Nasa
yang berupa super nasa dengan dosis 3 Kg/ hektar.Siramkan di sekitar lubang
tanam.Dan jangan lupa tambahkan juga agensia hayati, seperti Natural Glio  + pupuk
kandang yang telah di fermentasikan dulu selama 2 minggu.Lalu tutup tipis dengan tanah
di atas pupuk kandang yang telah di fermentasikan dengan Natural Glio tersebut. Natural
glio berfungsi untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah
selanjutnya adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan
drainase bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan.

D. Persiapan Pembibitan Tanaman Buah Naga

Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang
berkualitas. Bibit yang  bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri
bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan
tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal.Jumlah kebutuhan bibit tergantung
dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu  :

1. Perbanyakan generatif adalah perbanyakan menggunakan biji buah naga.


Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan generatif yaitu dapat diperoleh
bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah. 1 buah naga minimal
berisi 1.000 biji. Namun cara ini kurang populer dan jarang dilakukan oleh
pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan
sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif.
Disamping itu untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga aga
susah, karena harus dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi bijii
yang berkualitas juga sulit dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan
memiliki penampakan yang sama. Oleh karena itu, pada artikel ini hanya akan
dibahas tentang teknik dan cara perbanyakan vegetatif.
2. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunaka bagian
dari tanaman itu sendiri. Teknik perbanyakan ini membutuhkan biaya yang mahal,
tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan
pada fase pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif
yaitu kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat
kecil.Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya
buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat
keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan
bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan
induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.

E. Penanaman buah Naga

 Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam
di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati.

 Penanaman yang tidak benar akan mengakibatkan bibit stress dan


pertumbuhannya terhambat.
 Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag jangan sampai pecah
karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami kerusakan
akar.
 Selain itu, kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Penanaman
yang terlalu dalam akan membuat bibit mudah terserang penyakit busuk batang.

F.  Pemeliharaan Tanaman Buah Naga

 Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur.
Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan
budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi
pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan,
pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit
tanaman.Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa
yang berupa POC Nasa + Supur nasa + Hormonik yang di campurkan dengan
50 % pupuk kimia yang biasa di pakai. apabila tanaman sudah berbuah
ditambahkan Power nutrition supaya berbuah diluar musim serta menjaga kualitas
buah Naga tersebut.Dan untuk pengendalian hama bisa menggunaka pestisida
Organik nasa yang berupa Pestona ,BVR, Aero-810.

G.  Pengairan

 Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya
pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat
lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap
memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
 Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit
bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga
tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman
dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
 Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka
penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila
tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga
rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi 
hari.
 Selain dengan penyiraman, pengairan juga bisa dilakukan dengan cara
penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit sedalam kurang
lebih 20 cm. pemenuhan air di parit  dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di
parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar.

H.  Penyulaman Tanaman

 Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang mati disebabkan


karena serangan hama, penyakit, atau sebab lain.
 Tujuan dari penyulaman yaitu agar tanaman bisa berproduksi optimal dan
efisiensi lahan tetap tinggi. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah tanam
hingga tanaman berumur 2 bulan.

I.  Pengikatan Batang Atau Cabang

 Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan
tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan tanaman.
 Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan.
 Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan batang atau cabang
melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas.
 Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan.
 Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan
membentuk angaka 8.
 Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang
dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah.
 Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada
tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.

J.  Pemupukan

 Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak
mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan.
 Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa yang berupa
POC Nasa + Supur nasa + Hormonik yang di campurkan dengan 50 % pupuk
kimia yang biasa di pakai.
 Apabila tanaman sudah berbuah ditambahkan Power nutrition supaya berbuah
diluar musim serta menjaga kualitas buah Naga tersebut.
 Frekuensi pemberian pupuk dilakukan dua bulan sekali.
 Untuk pengendalian hama bisa menggunaka Pestisida Organik Nasa yang
berupa Pestona ,BVR, Aero-810.Lakukan penyemprotan 15 hari sekali.

K. Pemangkasan Tanaman Buah Naga


 Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga
menunjang pertumbuhan yang baik.
 Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian tanaman yang
tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus.
 Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas
baru dan buah karena berkompetisi dengan batang produktif dalam memperoleh
hara.

L.  Seleksi bunga dan buah

 Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada
cabang produktif.
 Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga.
 Seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan
untuk perkembangan bunga yang dibuang.
 Pilih 5-6  bunga yang paling besar, sehat, berwarna cerah, dan segar pada setiap
cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 cm.

M.  Sanitasi Kebun

 Sanitasi kebun merupakan kegiatan membersihkan kebun dari gulma atau


tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas pangkasan, serta perawatan
saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat musim hujan.
 Tujuan dari Snitasi  tersebut adalah untuk mencegah penyebaran hama penyakit,
menjaga kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara
antara tanaman buah naga dengan gulma.
 Batang atau cabang bekas pangkasan segera dikumpulkan dan dimusnahkan saat
melaukan pemangkasan.
 Pengendalian gulma dilakukan dengan melakukan penyiangan rutin.
 Pencangkulan di sekitar titik tanam dilakukan dengan hari-hati agar tidak merusak
perakaran tanaman buah naga.

N. Pemanenan

Ciri-Ciri buah naga siap panen :

1. Umur buah mencapai 50-55 hari sejak setelah muncul bunga.


2. Warna kulit buah mengkilat dengan sisik berubah dari hijau menjadi kemerahan.
3. Mahkota buah telah mengecil.
4. Kedua pangkal buah keriput dan kering.
5. Bentuk buah bulat sempurna dan besar dengan bobot diperkirakan 400-600 g.

Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau sore hari antara
pukul 15.00-17.00. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. Hindari
panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen pada saat
penyimpanan.
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara
dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :

 Kenakan sarung tangan agar tidak melukai kulit buah.


 Gunakan gunting atau alat potong lain yang tajam untuk memotong tangkai buah.
 Potong buah tepat pada tangkainya, lakukan dengan hati-hati, jangan sampai
melukai kulit buah maupun percabangan tempat buah tersebut.
 Bungkus buah yang telah dipanen dengan koran dan diletakkan ke dalam
keranjang dengan posisi tangkai buah menghadap ke bawah. Bagian bawah
keranjang dilapisi dengan daun kering atau kertas koran.
 Bagian atas buah juga dilapisi dengan daun kering atau kertas koran untuk
mengurangi tekanan buah pada lapisan di atasnya.
 Tinggi lapisan buah tidak lebih dari 3 lapis agar buah bagian bawah tidak
menerima beban terlalu berat.

Membudidayakan Buah Naga

1. Persyaratan Tumbuh Tanam Buah Naga


Ditanam di dataran rendah, pada ketinggian 20 – 500 m diatas permukaan iaut
Kondisi tanah yang gembur, porous, banyak mengandung bahan organik clan
banyak mengandung unsur hara, pH tanah 5 – 7

Air cukup tersedia, karena tanaman Buah Naga ini peka terhadap kekeringan
dan akan membusuk bila kelebihan air serta Membutuhkan penyinaran cahaya
matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan.Tapi Jangan kawatir
bagi anda yang mempunyai lahan kritis pun bisa di coba membudidayakan buah
naga ini,dengan syarat pupuk kandang harus cukup.

2. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman Buah Naga ini, karena
tanaman Buah Naga ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat
menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan
tinggi 2 meter, yang ditancapikan ke tanah sedalam40- 50 cm. Ujung bagian atas
dari tiang penyangga diberi besi atau kawat yang berbentuk lingkaran untuk
penopang dari cabang tanaman Buah Naga

Sebulan sebelum budi daya/menanam buah naga, terlebih dahulu dibuatkan


lubang tanah dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak tanam 2 m x 2,5 m,
sehingga dalam 1 hektar terdapat sekitar 2000 lubang tanam penyangga

Setiap tiang/pohon penyangga itu dibuat 3 – 4 Lubang tanarn dengan jarak


sekitar 30 cm dari tian penyangga.
Lubang tanam Buah Naga tersebut kemudian diberi pupuk kandang(usahakan
pupuk kandang yang telah matang,jangan yang masih basah) sebanyak 5 – 10
kg dicampur dengan tanah

3. Persiapan bibit Buah Naga dan penanaman Buah Naga


Buah naga dapat diperbanyak dengan cara :
Stek dan Biji

Umumnya Buah Naga ditanam dengan stek, dibutuhkan bahan batang tanaman
dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam
berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.

4. Pemeliharaan Tanaman Buah Naga


Pengairan Buah Naga
Pada tahap awal perturnbuhan pengairan dilakukan 1 – 2 hari sekali. pemberian
air pada Buah naga berlebihan akan menyebabkan terjadinya pembusukan
Pemupukan Buah Naga

Pernupukan tanaman Buah Naga diberikan pupuk kandang, dengan interval


pemberian 3 bulan sekali, sebanyak 5 – 10 Kg.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Pada Tanaman Buah


Naga
Sementara belum ditemukan adanya serangan hama clan penyakit yang
potensial. Pembersilhan lahan atau pengendalian gulma dilakukan agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman Buah Naga
Pemangkasan Buah Naga

Batang utama ( primer ) dipangkas, setelah tinggi mencapai tiang penyangga


( sekitar 2 m ), clan ditumbuhkan 2 cabang sekunder, kemudian dari masing-
masing cabang sekunder dipangkas lagi clan ditumbuhkan 2 cabang tersier yang
berfungsi sebagai cabang produksi.

5. Panen Buah Naga


Setelah tanaman umur 1,5 – 2 tahun, mulai berbunga dan berbuah. Pemanenan
pada tanaman buah naga dilakukan pada buah Naga yang memiliki ciri – ciri
warna kulit merah mengkilap, jumbai / sisik berubah warna dari hijau menjadi
kernerahan. Pemanenan dilakulkan dengan menggunakan gunting, buah dapat
dipanen saat buah mencapai umur 50 hari terhitung sejak bunga mekar
Dalam 2 tahun pertama. setiap tiang penyangga mampu menghasilkan buah 8
s / d 10 buah naga dengan bobot sekitar antara 400 – 650 gram
Musim panen terbesar buah naga terjadi pada bulan September hingga Maret
Umur produktif tanaman buah naga ini berkisar antara 15 – 20 tahun

Jadi Tunggu apa lagi,Jika anda mempunyai pekarangan atau lahan kosong,tidak
ada salahnya anda mencoba budidaya buah naga,karena prospek dan peluang
budidaya buah naga sangat cerah sekali.

Berbagi Ilmu Menanam Buah Naga ( Dragon Fruit )

PENANAMAN BUAH NAGA

 Penanaman buah naga kini banyak yang diarahkan ke sistem budidaya organik. Buah naga
yang dihasilkan dari budidaya yang dilakukan dengan teknik budidaya organi memiliki
kualitas buah yang lebih baik dibandingkan buah naga yang dihasilkan dari budidaya secara
kimia. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang
dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan
lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun
tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organik juga
dapat mengembalikan kesuburan tanah, baik sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah,
sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan. Sejauh ini
di Indonesi sistem budidaya buah naga di Indonesia masih menggunakan bahan kimia, baik
itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru dapat menurunkan tingkat
kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu. Tekstur tanah pertanian menjadi kurang
subur, keras dan tandus akibat aplikasi pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu
penggunaan pestisida dosis tinggi dapat menimbulkan residu bahan kimia pada hasil
produksi. Jika buah dengan paparan residu pestisida tinggi dikonsumsi oleh manusia secara
terus menurus, maka residu pestisida tersebut akan terakumulasi dan menjadi racun dalam
tubuh. Lihat selengkapnya tentang bahaya pestisida bagi kesehatan. 

SYARAT TUMBUH TANAMAN BUAH NAGA

Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau
tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering
maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu buah
naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik
pada ketinggian kurang dari 300 mdpl, sedangkan buah naga spesies Hylocereus
costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada
ketinggian 0-100mdpl. Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu
buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah
dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl. Tanaman buah naga lebih cocok ditanam di
daerah kering, dibandingkan dengan yang memiliki iklim basah, dengan curah hujan yang
ideal untuk pertumbuhannya yaitu 720 mm/tahun. Namun buah naga masih dapat tumbuh
pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi selama
pertumbuhannya tersebut, buah naga rentan terserang penyakit, terutama penyakit busuk
akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air,
sehingga jika kondisi tanahnya tergenang, maka akar tanaman buah naga kesulitan
mendapatkan suplai oksigen. Perakaran yang tidak mendapatkan suplai oksigen secara
normal, maka perakaran tersebut mudah terserang penyakit. Tanaman buah naga
merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas penyinaran cahaya matahari
penuh. Oleh karena itu, lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka
tanpa naungan. Lahan terbuka juga lebih memberi peluang untuk memberikan sirkulasi
udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan buah
naga antara 26-36 derajat C. Kondisi tanah yang ideal adalah tanah yang gembur dan
porous, serta banyak mengandung bahan organik dan unsur hara. Hindari penanaman buah
naga pada tanah yang banyak mengandung logam berat dan garam. pH tanah optimal
untuk pertumbuhan buah naga antara 6-7. Penanaman buah naga pada tanah masam,
dengan pH tanah di bawah 6, akan menyebabkan pertumbuhan akar tanaman menjadi
pendek dan rusak. Akibatnya, akar tanaman buah naga tidak mampu menyerap unsur hara
dengan baik sehingga tanaman mengalami kekurangan unsur hara dan keterlambatan
pertumbuhan. Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga
tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air
harus tersedia dengan baik. Namun, pemberian air yang berlebihan juga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga. Oleh karena itu, hindari lokasi yang mudah
tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif
terhadap kelebihan air. Genangan air akan menyebabkan kelembaban tanah tinggi
sehingga berpotensi menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan penyakit. 

PERSIAPAN TEKNIS BUDIDAYA BUAH NAGA 


Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk memenuhi
syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan lokasi yang tepat
akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga. Setelah
menentukan lokasi agribisnis budidaya buah naga maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian
pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan
kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan
dengan cara zigzag. PELAKSANAAN BUDIDAYA BUAH NAGA Persiapan Lahan Budidaya Buah
naga Setelah lokasi penanaman ditentukan dan melakukan pengukuran pH tanah maka
dilanjutkan dengan persiapan lahan untuk budidaya. Persiapan tersebut mencakup
pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, serta pengolahan lahan. Buah naga
merupakan tanaman merambat sehingga dibutuhkan tiang panjatan untuk menopang
pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk atau model tiang panjatan yang digunakan
dalam budidaya buah naga ada macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau
pagar. Tiang panjatan yang digunakan harus dipastikan kuat dan mampu bertahan selama
beberapa tahun karena tanaman buah naga tergolong tanaman yang berumur panjan.
Tiang panjatan buah naga dengan bentuk tunggal Tiang panjatan bentuk tunggal bisa
menggunakan tiang buatan yang terbuat dari beton atau tiang panjatan hidup dengan
memanfaatkan batang tanaman hidup. Tiang panjatan tunggal dapat digunakan untuk
menopang empat tanaman yang berproduksi dengan produktifitas rata-rata 3 kg per-
tanaman. Para pembudidaya buah naga biasanya menggunakan tiang panjatan yang
terbuat dari beton atau pipa PVC. Bentuk tiang panjatan bisa persegi, bulat, segitiga atau
bentuk yang lain sesuai dengan selera pembudidaya. Untuk tiang panjatan yang berbentuk
persegi dibuat dengan ukuran 10 cm x 10 cm, bentuk bulat dibuat dengan diameter 10 cm,
dan bentuk segitiga dibuat dengan panjang sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan antara 1,5-2
meter. Jika jarak tanam buah naga 2,5 m x 2 m dan setiap tiang panjatan ditanami 4
tanaman maka untuk lahan selua 1 ha dibutuhkan sekitar 2.000 tiang panjatan dan 8.000
bibit buah naga. Alternatif lain selain menggunakan tiang beton pembudidaya buah naga
bisa menggunakan tiang panjatan hidup, yaitu tiang panjatan yang dibuat dengan
memanfaatkan batang pohon hidup, misal tanaman angsana. Jati, jaranan, dan
Clerecedae. Artinya tiang panjatan berupa tanaman hidup yang memiliki perakaran cukup
dalam dan tanaman tersebut harus tahan pemangkasan berat karena buah naga harus
terkena sinar matahari langsung agar bisa berproduksi secara optimal. Oleh karena itu,
tiang panjatan hidup harus sering dipangkas apabila sudah menutupi batang dan cabang
buah naga. Tiang panjatan hidup harus memiliki tinggi minimal 2 m dan berdiameter
minimal 10 cm karena jika diameter kurang dari 10 cm dikhawatirkan tidak kuat menopang
pertumbuhan buah naga. Penggunaan tiang jenis ini lebih menghemat biaya daripada tiang
beton meskipun tidak sekuat dan tahan lama seperti itang beton. Namun demikian dengan
adanya tiang panjatan hidup juga membutuhkan tambahan pupuk sehingga menambah
biaya pemeliharaan. Tiang panjatan ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman
sekitar 50 cm agar tiang berdiri kokoh dan kuat menyangga tanaman. Pada ujung tiang
bagian atas diberi besi melingkar dengan diameter 30-60 cm berbentuk seperti stir mobil.
Tujuan pemasangan besi melingkar ini adalah untuk menyediakan tempat yang berfungsi
sebagai penopang cabang dan anak cabang tanaman buah naga. Apabila besi beton dirasa
cukup mahal bisa menggunakan ban sepeda motor, ban mobil, atau bisa juga para-para
dari kayu yang berbentuk menyilang. Jika menggunakan ban, agar bar kuat perlu
dimasukkan ke dalam besi penyangga. Bila menggunakan ban luar mobil yang dibelah,
maka ban tersebut perlu diikat pada besi penyangga agar lebih kuat. Tiang panjatan buah
naga dengan bentuk kelompok (double rowing) Berbeda dengan tiang panjatan tunggal,
model tiang panjatan double rowing mirip dengan tiang untuk menjemur pakaian. Dalam
hal ini, tiang panjatan tersebut bisa digunakan sebagai tempat rambatan lebih dari satu
tanaman buah naga. Kelebihan dari tiang panjatan kelompok adalah dapat dibuat dengan
biaya yang lebih murah serta teknik pembuatan yang lebih efisien, dibanding tiang
panjatan tunggal, karena bisa digunakan sebagai tempat rambatan untuk banyak tanaman
buah naga. Namun, tiang panjatan kelompok ini juga memiliki kelemahan yaitu perawatan
yang sulit karena cabang tanaman bisa saling terkait satu sama lain dan kurang tahan
terhadap beban tanaman yang terlalu berat. Cara pembuatan tiang panjatan ini adalah
dengan menghubungkan dua buah tiang menggunakan kawat tebal sebagai penyangga
batang tanaman buah naga dengan jarak antar tiang 4 meter. Tiang dibuat dengan tinggi
2-2,5 meter, kemudian dipendam sedalam kurang lebih 50 cm. Tebal tiang kurang lebih
15x15 cm dan terbuat dari beton atau cor. Agar tidak mudah roboh saat menopang beban
sulur atau cabang tanaman buah naga, maka perlu dibuatkan penguat dari besi. Ujung
tiang diberi palang yang dipasang melintang dan menyatu dengan tiang beton tersebut.
Palang terbuat dari besi dengan panjang kurang lebih 50-60 cm, sehingga antara tiang
beton dan palang besi membentuk huruf T. Ujung palang tersebut dihubungkan dengan
ujung palang pada tiang lainnya menggunakan kawat yang kuat dan tahan karat, sehingga
bentuk kedua tiang yang dihubungkan tersebut menyerupai tempat jemuran. Dari kedua
kawat penghubung tiang panjatan ini dipasang kawat vertikal menuju kearah masing-
masing titik tanam. Kawat vertikal ini yang akan digunakan sebagai penopang batang
utama buah naga. Sistem panjatan double rowing dengan panjang 4 meter dapat
digunakan untuk menampung buah naga sebanyak 20-26 buah tanaman. Jarak tanam
antarbaris 30 cm dan antartanaman 1 m dengan model penanaman zigzag. Tujuan
penataan tata letak penanaman buah naga tersebut untuk mengoptimalkan intensitas sinar
matahari sehingga cahaya yang tersebar lebih merata. Pembersihan Lahan Penanaman
Buah Naga Pembersihan lahan yang akan digunakan sebagai tempat penanaman buah naga
perlu dilakukan agar proses penanaman dan persiapan tidak mengalami kesulitan. Semak
atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai pangkal batan atau dicabut agar
tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan ranting pohon yang sudah besar
dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma yang tumbuh di lahan juga harus
dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis. Pengolahan Lahan Dan Pemupukan Dasar
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga.
Pencangkulan ini bertujuan untuk memecah tanah menjadi agregat-agregat kecil dan
membalik tanah agar aerasi tanah lebih baik. Selain itu pecangkulan juga bertujuan agar
lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah atas sehingga penyebaran humus
atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah. Dengan demikian, tanah menjadi
gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga dapat menyerap unsur hara dengan
baik. Lahan dengan pH tanah di bawah 6 harus dilakukan pengapuran dengan dosis 1,2
ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya pembuatan lubang tanam sesuai
dengan model tiang panjatan yang digunakan. Pada sistem panjatan tunggal, pengolahan
tanah hanya dilakukan disekitar tiang panjatan saja. Buat lubang tanam tanam di sekitar
tiang panjatan dengan ukuran 40 cm x 40 cm, kedalaman lubang kurang lebih 30 cm.
Masukkan media tanam ke dalam lubang tanam yang terdiri dari campuran tanah, pupuk
kandang, dan pasir/sekam bakar dengan perbandingan 1:1:1. Setelah itu lakukan
penyiraman pada media tanam hingga basah dan biarkan terkena sinar matahari selama
satu minggu. Agar pertumbuhan dan produksi tanaman buah naga optimal, berikan asam
humat dan asam fulvat. Tambahkan juga agensia hayati, seperti fungisida/bakterisida
organik untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah selanjutnya
adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan drainase
bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan. Berbeda dengan
pengolahan tanah sistem panjatan tunggal. Pada sistem panjatan kelompok (double
rowing) pengolahan tanah dilakukan dengan membuat alur penanaman diantara dua tiang
beton yang sudah dipersiapkan. Alur yang berfungsi sebagai lokasi atau tempat penanaman
buah naga, dibuat kurang lebih sepanjang 4 m dengan lebar galian 40-60 cm. Arah alur
sesuai dengan arah kawat pengikat batang, yaitu diantara dua tiang betong. Kemudian
media tanam ditebar merata ke dalam alur yang telah dibuat. Komposisi media tanam
yang digunakan dalam satu alur adalah 20 kg tanah top soil, 20 kg pupuk kandang, dan 20
kg sekam bakar. Aduk bahan tersebut hingga merata kemudian dimasukkan ke dalam
lubang alur. Setelah semua media dimasukkan ke dalam alur kemudian dilakukan
penyiraman pada media hingga basah. Biarkan media tanam yang sudah dimasukkan ke
dalam lubang terkena sinar matahari selama satu minggu. Penngeringan bertujuan agar
media tanam terbebas dari patogen atau penguapan akibat proses dekomposisi. Agar
pertumbuhan dan produksi tanaman buah naga optimal, berikan asam humat dan asam
fulvat. Tambahkan juga agensia hayati, seperti fungisida/bakterisida organik untuk
mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Persiapan Pembibitan Tanaman Buah
naga Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang
berkualitas. Bibit yang vigor, sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri
bibit yang berkualitas dan memenuhi syarat. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik
akan menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal. Selain itu
kualitas bibit juga bisa ditentukan dari kualitas induk. Jika induk tanaman buah naga
memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dengan kualitas buah yang bagus, maka besar
kemungkinan bibit yang dihasilkan juga memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan
induknya. Jumlah kebutuhan bibit tergantung dengan sistem budidaya yang digunakan.
Jika mengguanakan sistem tiang panjatan tungal maka dibutuhkan bibit buah naga
sebanyak 1.000 batang/ha. Tetapi jika menggunakan sistem panjatan kelompok maka
kebutuhan bibit buah naga akan lebih banyak lagi, yaitu 10.400 batang/ha. Oleh karena
itu, pengadaan dan penyiapan bibit harus dilakukan secara intensif agar tidak terjadi
kekurangan bibit setelah penanaman. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif adalah
perbanyakan menggunakan biji buah naga. Keuntungan menggunakan teknik perbanyakan
generatif yaitu dapat diperoleh bibit dalam jumlah yang banyak dengan biaya yang murah.
Setiap butir buah naga minimal berisi 1.000 biji. Namun cara ini kurang populer dan jarang
dilakukan oleh pembudidaya buah naga karena membutuhkan waktu yang sangat lama dan
sedikit lebih sulit jika dibandingkan dengan teknik perbanyakan vegetatif. Disamping itu
untuk mendapatkan biji yang bernas dan berkualitas juga aga susah, karena harus
dibutuhkan buah yang benar-benar tua dan sehat. Seleksi bijii yang berkualitas juga sulit
dilakukan karena ukuran biji yang sangat kecil dan memiliki penampakan yang sama. Oleh
karena itu, pada artikel ini hanya akan dibahas tentang teknik dan cara perbanyakan
vegetatif. Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunaka bagian
dari tanaman itu sendiri. Teknik perbanyakan ini membutuhkan biaya yang mahal, tetapi
tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan pada fase
pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu
kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat kecil. Metode
perbanyakan vegetatif yang paling mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit pada
budidaya buah naga adalah dengan teknik stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki
tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan
bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya.
Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan. Sebelum melakukan penyetekan harus
dipilih batang atau cabang tanaman yang baik, sehat, tua, berwarna hijau gelam, dan
sudah pernah berbuah paling tidak 3-4 kali dengan panjang minimal 30 cm. Keberhasilan
stek ditentukan oleh calon batang yang digunakan. Batang tanaman buah naga yang pernah
berbuah pertumbuhannya akan cepat, kokoh, dan mudah membentuk tunas. Sedangkan
batang atau cabang yang masih muda mengandung banyak air sehingga lebih rentan
terserang penyakit. Batang atau cabang tanaman buah naga yang memenuhi kriteria
tersebut akan lebih cepat keluar akar sehingga pertumbuhan tanaman juga lebih cepat
yang ditandai dengan keluarnya tunas-tunas baru. Setelah menentukan batang atau cabang
tanaman buah naga yang akan digunakan untuk perbanyakan dengan cara stek batang,
maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan terhadap calon batang atau
cabang tanaman buah naga yang akan digunakan. Untuk membedakan bagian bawah dan
atas batang yang telah dipotong, maka potongan dibuat meruncing pada bagian bawah,
dengan demikian bekas potongan pada bagian atas batang akan membentuk huruf V.
Kemudian angin-anginkan batang stek hingga getahnya mengering atau kurang lebih selama
2-3 hari. Stek ditanam pada polibag yang sudah diisi media dengan komposisi 1 tanah, 1
pupuk kandang, dan 1 sekam bakar. Polybag diletakkan di atas bedengan yang sudah
disiapkan dengan jarak 20 cm x 20 cm. Bedengan dibuat dengan lebar 100 cm. Langkah
selanjutnya tempat persemaian ditutup dengan plastik sungkup transparan dengan
ditopang menggunakan bambu yang dipasang melengkung. Selama pembibitan kondisi
media harus dijaga agar tidak kekeringan. Tunas baru akan muncul setelah bibit berumur
kurang lebih 2 minggu. Pada umumnya, batang atau cabang stek yang sehat akan
mengeluarkan lebih dari satu tunas secara bersamaan. Sisakan satu tunas yang paling besar
dan sehat dengan petumbuhan yang kokoh. Perempelan tunas harus dilakukan secara rutin
agar suplai nutrisi bisa dioptimalkan untuk pertumbuhan tunas yang dipelihara. Setelah 3
minggu, stek mulai mengeluarkan akar dan tanaman sudah tampak vigor. Pada umur ini
plastik sungkup sudah bisa dibuka pada pagi hari dan ditutup lagi saat menjelang petang
agar bibit memperoleh sinar matahari langsung. Namun jika kondisi hujan, plastik sungkup
tetap dibiarkan menutupi bibit agar media penanaman tidak terlalu basah. Bibit siap
ditanam pada umur 3-5 bulan. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan cara
menjaga sanitasi lingkungan, baik di bedengan maupun polybag. Kelembaban pada areal
penanaman harus selalu dijaga agar bibit stek tidak mengalami kekeringan. 
Namun yang perlu diperhatikan adalah pada saat melakukan penyiraman, harus dihindari
pemberian air yang berlebihan agar tidak terjadi genangan yang berpotensi menimbulkan
serangan penyakit, terutama penyakit akar. Gulma yang tumbuh di sekitar arel pembibitan
juga harus dibersihkan agar tidak terjadi persaingan dalam memperoleh intensitas sinar
matahari dan penyerapan unsur hara. Selain itu, gulma yang tumbuh di sekitar areal
pembibitan juga berpotensi menjadi inang hama dan penyakit. Jika bibit terserang hama
penyakit lakukan pengendalian secara terpadu. Jika serangan ringan, pengendalian hama
penyakit cukup dilakukan secara manual. Sebagai pencegahan, lakukan penyemprotan
rutin menggunakan pestisida organik maupun agensia hayati 1 minggu sekali. Penanaman
Buah Naga Setelah lahan penanaman buah naga selesai dipersiapkan, pemindah tanaman
bibit stek yang telah siap, kurang lebih berumur tiga bulan, bisa segera dilakukan.
Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan akibat teknis
penanaman yang tidak benar, sehingga dapat mengakibatkan bibit stress dan
pertumbuhannya terhambat. Perhatikan pada saat penanaman media dalam polybag
jangan sampai pecah karena akan membuat bibit kesuliatan beradaptasi akibat mengalami
kerusakan akar. Penanaman jangan terlalu dalam karena dapat mengakibatkan bibit
mudah terserang penyakit busuk batang. Penanaman yang ideal kurang lebih 20% dari
panjang bibit. Teknis penanaman sistem tiang panjat tunggal berbeda dengan penanaman
pada sistem tiang panjat berkelompok. Pada penanaman sistem tiang panjatan tunggal
penanaman dilakukan dengan jarak tanam 10 cm dari tiang panjatan. Keempat bibit buah
naga ditanam mengelilingi tiang panjatan. Ikat keempat bibit tersebut pada tiang panjatan
menggunakan tali yang lunak agar bibit tidak mudah jatuh. Lakukan pengikatan dengan
hati-hati, jangan terlalu kuat sehingga mengakibatkan batang tanaman terluka. Batang
tanaman yang terluka akan mudah terserang penyakit, terutama busuk batang. Lakukan
penyiraman setelah penanaman selesai agar bibit bisa cepat beradaptasi dengan
lingkungan barunya. Teknik penanaman buah naga dengan sistem double rowing dilakukan
dengan cara mengikuti lajur di antara dua tiang panjatan. Bibit buah naga ditanam tidak
jauh dari kawat yang dipasang secara vertikal dengan titik tanam berpola zigzag.
Pemeliharaan Tanaman Buah Naga Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap
dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang
mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara
intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan
susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit
tanaman. Pengairan Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus.
Umunya pengairan pada budidaya buah naga dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh
karena akarnya yang sangat lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun,
hal ini tidak berarti bahwa tanaman buah naga tidak memerlukan air. Pengairan harus
diberikan secara terukur untuk menopang pertumbuhan dan perkembangannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit bertunas.
Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga tanaman buah naga
berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman dilakukan 2-4 hari
sekali, tergantung pada kondisi di lahan. Pada fase generatif, yang ditandai dengan
munculnya bunga dan buah, maka penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau
menyesuaikan kondisi bila tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa
mengakibatkan bunga rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Waktu penyiraman
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Selain dengan penyiraman, pengairan juga
bisa dilakukan dengan cara penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit
sedalam kurang lebih 20 cm. Pengeleban dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di
parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar. Pada sistem agribisnis pertanian yang
telah dilakukan dengan teknologi modern, kegiatan pengairan biasanya dilakukan
menggunakan sprinkler dengan bantuan instalasi pompa air menggunakan motor.
Penyulaman tanaman Penyulaman merupakan kegiatan pemeliharaan yang
menitikberatkan pada penggantian tanaman yang mati disebabkan karena serangan hama,
penyakit, atau sebab lain. Tujuan dari penyulaman yaitu melakukan efisiensi lahan agar
tidak terjadi kekosongan akibat adanya kematian pada bibit yang ditanam. Selain itu,
penyulaman juga bertujuan untuk mengoptimalkan hasil produksi dalam kegiatan budidaya
buah naga. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam hingga
tanaman berumur 2 bulan setelah tanam. Pengikatan batang atau cabang Letak dan posisi
pertumbuhan batang atau cabang tanaman buah naga perlu diatur agar pertumbuhannya
normal, tertata, dan tidak salah bentuk. Disamping itu, pengaturan letak dan posisi batang
atau cabang juga bertujuan untuk mempermudah pemeliharaan, sehingga biaya
pemeliharaan yang dikeluarkan lebih efisien. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap
kecepatan pertumbuhan tanaman.Dengan pengatura pertumbuhan batang atau cabang,
maka peluang tanaman buah naga untuk memperoleh intensitas sinar matahari lebih
optimal. Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan.
Pengikatan harus dilakukan tepat waktu, yaitu saat batang atau cabang masih dalam
kondisi yang lemas, sehingga mudah diarahkan. Jika pengikatan yang dilakukan terlambat,
akan membuat pertumbuhan batang atau cabang melengkung dan tidak teratur. Akibatnya
cabang produktif tidak tumbuh ke atas. Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang
panjatan. Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan
membentuk angaka 8. Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak
terjepit yang dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah. Selain itu tujuan pengikatan
juga untuk mempermudah akar udara menempel pada tiang panjatan sehingga
memperkokoh posisi tanaman. Pemupukan susulan Meskipun tanah telah menyediakan
hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak mencukupi untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan tanaman selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau
pupuk tambahan. Pada budidaya buah naga dengan sistem organik pemberian pupuk
tambahan dilakukan menggunakan pupuk kandang atau bahan organik lain yang sudah
difermentasi. Dosis pemberian pupuk organik sebanyak 2-5 gram/tanaman pada fase
vegetatif dan 5-10 gram/tanaman pada fase generatif. Frekuensi pemberian pupuk
dilakukan dua bulan sekali. Pupuk diberikan dengan cara menggali lubang disekitar
tanaman, jangan terlalu dekat dengan batang karena bisa melukai akar tanaman,
kemudian ditaburkan dan segera ditutup dengan tanah. Setelah semua pupuk ditutup
dengan tanah, lakukan penyiraman agar pupuk mudah bereaksi dan terserap oleh akar
tanaman. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi buah naga berikan nutrisi
tanaman organik, asam humat dan asam fulvat, maupun hormon organik 7 hari sekali.
Untuk penggunaan hormon tumbuhan (ZPT) sintesis, sebaiknya memahami fungsi dari
hormon (ZPT) sintesis yang akan digunakan. Pemangkasan tanaman buah naga
Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk yang baik sehingga menunjang
pertumbuhan yang baik. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk membuang bagian
tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang kerdil atau kurus. Batang atau cabang
tanaman yang tidak produktif akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, terutama dalam pembentukan tunas baru dan buah, karena batang atau cabang
tidak produktif tersebut akan berkompetisi dengan batang produktif dalam suplai nutrisi
atau unsur hara yang diserap oleh tanaman dan telah diubah dengan melalui proses
fotosintesis. Pemangkasan vegetatif cabang tanaman buah naga Pemangkasan vegetatif
untuk membentuk batang pokok dilakukan setelah bibit ditanam. Tunas yang tumbuh dari
bibit dipertahankan hanya 1-2 tunas saja. Pilih tunas atau cabang yang sehat, kokoh dan
berwarna hijau gelap. Tunas yang berbentuk tidak sempurna, dengan ujung membulat,
juga harus dipangkas. Tunas yang dipelihara akan menjadi batang utama untuk
dipertahankan hingga berukuran 130-150 cm. Jika telah mencapai tinggi yang diinginkan
maka segera dipangkas sekitar 5-10 cm dari ujung batang. Bekas pangkasan dioles dengan
larutan fungisida/bakterisida organik untuk menghindari infeksi cendawan atau bakteri.
Dengan pemangkasan batang akan merangsang tumbuhnya cabang produktif yang seragam.
Tunas baru yang muncul di bagian bawah juga harus dipangkas. Pemangkasan generatif
cabang tanaman buah naga Setelah pemangkasan vegetatif di bagian pangkal batang
utama, maka akan muncul cabang produktif secara alami pada ujung batang tersebut.
Umumnya akan muncul 4-5 cabang produktif. Lakukan seleksi pada cabang produktif
tersebut dan pilih 3-4 cabang yang paling besar, sehat, kekar, dan berwarna hijau gelap.
Pemangkasan tetap dilakukan pada setiap tunas baru yang muncul di cabang produktif
hingga cabang produktif mencapai ukuran 70-100 cm. Saat cabang produktif telah
mencapai ukuran tersebut, segera pangkas 5-10 cm dari ujung cabang. Setelah dilakukan
pemotongan pada ujung cabang produktif, maka pemangkasan dilakukan terhadap semua
tunas baru yang muncul pada tanaman buah naga. Pemotongan tunas tersebut bertujuan
agar nutrisi yang diserap tanaman digunakan secara optimal untuk pembentukan bunga dan
buah. Yang perlu diperhatikan adalah setiap kali melakukan pemangkasan harus segera
diikuti dengan pengolesan larutan pestisida organik pada bekas pangkasan tersebut. Seleksi
bunga dan buah Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga
pada cabang produktif. Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga. Oleh karena itu,
seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan untuk
perkembangan bunga yang dibuang. Pilih 2-3 bunga yang paling besar, sehat, berwarna
cerah, dan segar pada setiap cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30
cm. Sanitasi Kebun Penanaman Buah Naga Sanitasi kebun merupakan kegiatan
membersihkan kebun dari gulma atau tumbuhan pengganggu, batang atau cabang bekas
pangkasan, serta perawatan saluran irigasi agar tidak menimbulkan genangan air saat
musim hujan. Tujuan dari kegiatan tersebuat adalah untuk mencegah penyebaran hama
penyakit, menjaga kelembaban areal pertanaman, dan pengurangi perebutan unsur hara
antara tanaman buah naga dengan gulma. Batang atau cabang bekas pangkasan segera
dikumpulkan dan dimusnahkan saat melaukan pemangkasan. Caranya dengan menyediakan
wadah dan langsung memasukan bekas pangkasan tersebut ke dalam wadah agar tidak
tercecer. Tujuan pengumpulan bekas pangkasan adalah untuk mengindari terjadinya
infeksi penyakit pada bekas tanaman tersebut yang berpotensi menular pada tanaman
sehat. Pengendalian gulama dilakukan dengan melakukan penyiangan rutin. Pada budidaya
buah naga organik, pengendalian gulma dianjurkan tidak menggunakan herbisida, karena
bagaimanapun herbisida mengandung bahan aktif yang berpotensi mencemari lingkungan.
Penyiangan dilakukan secara kultur teknis menggunakan cangkul atau dengan mencabut
langsung terhadap gulma yang tumbuh disekitar titik tanam. Pencangkulan di sekitar titik
tanam dilakukan dengan hari-hati agar tidak merusak perakaran tanaman buah naga. 

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT TANAMAN BUAH NAGA SECARA ORGANIK 


Tanaman buah naga tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap serangan hama dan
penyakit, seperti halnya tanaman kaktus lain yang memiliki ketahanan sukup tinggi
terhadap serangan hama dan penyakit. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tanaman buah
naga yang kita budidaya selamanya terhindar dari hama penyakit. Oleh karena itu, upaya
pengendalian hama penyakit tersebut tetap harus diterapkan sebagai sebuah kesatuan
dalam proses agribisnis budidaya buah naga. Kerusakan akibat serangan hama dan penyakit
tidak hanya menurunkan kualitas dan kuantitas produksi, tetapi bila tidak dikendalikan dan
serangan semakin parah juga dapat mematikan tanaman. Oleh karena itu, sejak dini harus
dilakukan pengontrolan tanaman dan identifikasi terhadap organisme pengganggu tanaman
yang menyerang.

Anda mungkin juga menyukai