Buah Naga-1
Buah Naga-1
Buah Naga-1
Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga
Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan
Amerika Selatannamun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti
Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel,
Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam
sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa
berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga
berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara
warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang Vietnam
yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy
orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa
Inggris sebagai dragon fruit (buah naga).
Macamnya
Nama buah naga diberikan pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan:
· Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih
· Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah
dan
· Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih
· Hylocereus costaricensis buah naga daging super merah.
Morfologi
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri dan bunga serta buah.
Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang di dalam tanah di batang atas
sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di
sudut batang. Di bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga
Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga
bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna
merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah
naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi
dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik seekor naga. Oleh sebab itu, buah
ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk segitiga, durinya pendek sekali dan tidak
mencolok, sampai mereka dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar mulai senja,
kalau kuncup bunga sudah sepanjang 30 cm. Itulah saatnya kita mengundang para
tetangga dan handai taulan pencinta bunga untuk menyaksikan mekarnya buah
naga.Mahkota bunga bagian luar yang krem itu mekar pada pukul sembilan (kira-kira),
lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benangsari yang
kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Itulah
sebabnya ia tersiar luas ke seluruh dunia sebagai night blooming cereus. Sambil mekar
penuh ini, ia menyebar bau yang harum. Ternyata bau ini disebar ke seluruh penjuru
angin malam, untuk menarik para kelelawar, agar sudi kiranya datang bertandang untuk
menyerbuki bunga itu. Dalam gelap gulitanya hutan belantara malam, mata kelelawar
memang kurang awas, tetapi hidungnya "tajam"
Sumber : http://garfazh.blogspot.com
BAB I. PENDAHULUAN
Perakaran buah naga umumnya dangkal, berkisar 20-30 cm. Namun, menjelang
produksi buah, biasanya perakaran bisa mencapai kedalaman 50-60 cm, mengikuti
perpanjangan batang berwarna cokelat yang tertanam di dalam tanah. Dengan
mengetahui daerah perakaran buah naga maka pemupukan dapat dilakukan sesuai
sasaran.
Umumnya, tanaman buah naga menghendaki pH tanah yang normal (pH 6-7).
Pada pH tersebut, tanaman akan tumbuh subur dan mampu berproduksi dengan baik.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa akar tanaman buah naga peka terhadap
kemasaman tanah (pH < 5). Apabila pH tanah di bawah 5 (masam), akar tanaman
menjadi pendek dan rusak. Akibatnya, pertumbuhan tanaman menjadi larnbat dan kerdil.
Namun demikian, ternyata buah naga yang ditanam di lahan gambut dengan pH 3,5-5,5
juga mampu berproduksi dengan baik.
b. Batang dan Cabang
Batang buah naga berwarna hijau kebiru-biruan atau kehitaman. Batang tersebut
berbentuk segitiga dan sekulen (banyak mengandung lendir). Pada jenis tertentu, seperti
Hylocereus polyrhizus, bila sudah dewasa batang dilapisi oleh lendir. Dari batang
tersebut, akan tumbuh cabang yang bentuk dan warnanya sama dengan batang. Cabang
tersebut berfungsi sebagai “daun” untuk proses fotosintesis. Fotosintesis berperan untuk
menghasilkan fotosiotat (cadangan makanan) yang penting selama pertumbuhan data
perkembangan tanaman buah naga. Pada batang dan cabang tanaman, tumbuh dots-dots
yang pendek dan keras. Duri tersebut terletak pada tepi sudut batang maupun cabang data
terdiri 4-5 buah duri pada setiap titik tumbuh.
c. Bunga
Sekilas, bunga mirip dengan kulit buah nenas. Seluruh permukaan bunga tertutup oleh
mahkota yang bersisik. Bentuknya corong memanjang, berukuran sekitar 30 cm. Kelopak
bunga berwarna hijau. Jika kelopak bunga berwarna merah, pertanda bahwa bunga tidak
akan menjadi buah. Selang beberapa had, akan terlihat mahkota bunga yang berwarna
putih di dalam kelopak bunga tersebut. Bunga akan mekar pada sore had dan akan mekar
sempurna pada malam had sekitar pukul 22.00 (night blooming cereus).
Saat mekar, mahkota bunga bagian dalam berwarna putih bersih. Di dalamnya
terdapat benang sari berwarna kuning dan akan mengeluarkan aroma harum. Sementara
di bagian tengahnya terdapat tangkai dan kepala putik. Keesokan harinya, setelah terjadi
penyerbukan, mahkota bunga akan layu. Hal tersebut menandakan awal dari tahap
pembuahan.
d. Buah
Bentuk buah ada yang bulat dan bulat panjang. Umumnya buah berada di dekat ujung
cabang atau pertengahan cabang. Buah bisa tumbuh lebih dari sates pada setiap cabang
sehingga terkadang posisi buah saling berdekatan. Kulit buah berwarna merah menyala
seat buah matang dengan sirip berwarna hijau, berukuran sekitar 2 cm. Seat matang
sempurna, daging buah sangat tebal, berair (inky), dan warna daging buah sangat
menawan (tergantung jenisnya). Daging buah dihiasi dengan tebaran biji-biji kecil
berwarna hitam pekat. Ketebalan knit buah sekitar 1-4 mm. Rata-rata bobot buah
umumnya berkisar 400-800 g/buah, tergantung jenis buah naga yang dibudidayakan.
e. Biji
Biji buah naga berwarna hitam dengan bentuk bulat kecil, pipih, dan sangat keras.
Sekilas, biji buah naga mirip dengan biji wijen. Setiap buah mengandung lebih dari 1.000
biji. Berbeda dengan buah berbiji lainnya, biji buah naga yang kecil itu dapat dimakan
bersama dengan daging buahnya.
Biji dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman secara generatif. Namun, cara
tersebut jarang dilakukan karena memerlukan waktu yang cukup lama sampai tanaman
berproduksi. Hasil buah dari biji pun belum tentu sesuai yang diharapkan karena sifat
keturunannya merupakan gabungan dari kedua induknya.
Namun, bagi para pemulia tanaman (breeder), biji merupakan plasma nutfah yang dapat
digunakan untuk menghasilkan varietas bar yang lebih baik (unggul).
Cara perbanyakan Buah Naga :
1. Perbanyakan Generatif.
Perbanyakan tanaman menggunakan biji perlu diperhatikan apakah berasal dari buah
yang sehat, tua, dan matang di pohon. Perbanyakan dengan biji memerlukan wakt yang
lama sebelum dipindah ke lahan, oleh karenanya metode ini jarang dilakukan petani.
Berdasarkan pengalaman, tingkat kebarhasilan penyemaian adalah sekitar 70%. Biji yang
telah diperoleh lalu disaring dengan menggunakan saringan teh. Daging buah dibuang
dengan cara menekannya pada penyaring sampai tersisa bijinya saja, kemudian biji
dibersihkan dengan air mengalir lalu diangin-anginkan sampai terlihat kering.
Media persemaian adalah campuran pasir : topsoil halus : pupuk dari kotoran unggas
= 1:1:1 media tersebut kemudian dihaluskan dan disterilisasi lalu di tempatkan di bawah
naungan. Jika media telah siap maka biji tanaman buah naga bisa langsung disebar di atas
media dan ditutup topsoil tipis kemudian dilakukan penyemprotan Ridomil. Setelah bibit
memiliki panjang 2-3 cm, lalu dipindahkan ke dalam polybag (15 cm x 20 cm) yang
berisi media campuran tanah:pasir:pupuk kandang = 1:1:1, tambahkan pupuk NPK
16:16:16 = 5 kg/200 ltr air untuk 10.000 polibag. Untuk mencegah cendawan aplikasikan
15 g Ridomil + 5 cc Atonik dalam 10 liter air / 15 m2. Setelah dua bulan bibit bisa
pindahkan ke lahan.
2. Perbanyakan Vegetatif.
Perbanyakan vegetatif tanaman buah naga merah bisa melalui setek. Stek berasal dari
batang atau cabang sehat, tua, dipilih dari tanaman yang telah berbuah 3-4 kali, amil stek
tanaman dengan memotongnya sepanjang 20-30 cm dengan gunting setek, kemudian
biarkan sampai getah mengering agar batang setek tidak mudah busuk. Lalu celupkan
pangkal batang dengan Rootone F untuk mempercepat inisiasi akar.
Nama buah naga atau dragon fruit mungkin disebabkan buah ini memiliki warna merah menyala
dan memiliki kulit dengan sirip hijau yang mirip dengan sosok naga dalam imajinasi dinegara
China. Dulu masyarakat China kuno sering menyajikan buah ini dengan meletakkannya diantara
dua ekor patung naga diatas meja altar dan dipercaya akan mendatangkan berkah.
Seperti didaerah asalnya Mexico dan Amerika, meskipun awalnya tanaman ini ditujukan untuk
tanamanan hias dalam perkembangannya masyarakat Vietnam mulai mengembangkan sebagai
tanaman buah, karena memang bukan hanya dapat dimakan, rasa buah ini juga enak dan
memiliki kandungan yang bermanfaat dan berkhasiat. Maka tanaman ini mulai dibudidayakan
dikebun-kebun sebagai tanaman yang diambil buahnya.
Buah naga masuk atau mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 2000, dan bukan dari budidaya
sendiri melainkan di impor dari Thailand. Padahal pembudidayaan tanaman ini relatif mudah dan
iklim tropis di Indonesia sangat mendukung pengembangannya.
Tanaman ini mulai dikembangkan sekitar tahun 2001, dibeberapa daerah di Jawa Timur di
antaranya Mojokerto, Pasuruan, Jember dan sekitarnya. Tetapi sampai saat inipun areal
penanaman buah naga masih bisa dibilang sedikit dan hanya ada di daerah tertentu karena
memang masih tergolong langka dan belum dikenal masyarakat luas.
Buah naga termasuk kelompok tanaman kaktus atau family Cactaceae dan subfamily
Hylocereanea. Termasuk genus Hylocereus yang terdiri dari dari beberapa species, dan
diantaranya adalah buah naga yang biasa dibudidayakan dan bernilai komersial.
Akar
Perakaran buah naga bersifat epifit, merambat dan menempel pada tanaman lain. Dalam
pembudidayaannya, dibuat tiang penopang untuk merambatkan batang tanaman buah naga ini.
Perakaran buah naga tahan terhadap kekeringan tetapi tidak tahan dalam genangan air terlalu
lama. Meskipun akar dicabut dari tanah, masih bisa hidup dengan menyerap makanan dan air
dari akar udara yang tumbuh pada batangnya.
Perakaran buah naga bias dikatakan dangkal, saat menjelang produksi hanya mencapai
kedalaman 50-60 cm, mengikuti perpanjangan batang berwarna coklat yang didalam tanah. Hal
inilah yang bias digunakan sebagai tolak ukur dalam pemupukan.
Supaya pertumbuhan akar bisa normal dan baik memerlukan derajat keasaman tanah pada
kondisi ideal yaitu pH 7. Apabila pH tanah dibawah 5, pertumbuhan tanaman akan menjadi
lambat dan menjadi kerdil. Dalam pembudidayaannya pH tanah harus diketahui sebelum maupun
sesudah tanaman ditanam, karena perakaran merupakan faktor penting untuk menyerap hara
yang ada didalam tanah.
Bunga
Buah
Buah berbentuk bulat panjang dan biasanya terletak mendekati ujung cabang atau batang. Pada
cabang atau batang bisa tumbuh lebih dari satu dan terkadang berdekatan. Kulit buah tebal
sekitar 1-2 cm dan pada permukaan kulit buah terdapat sirip atau jumbai berukuran sekitar 2 cm.
Biji
Biji berbentuk bulat berukuran kecil dan tipis tetapi sangat keras. Biji dapat digunakan
perbanyakan tanaman secara generatif, tetapi cara ini jarang dilakukan karena memerlukan
waktu yang lama sampai berproduksi. Biasanya biji digunakan para peneliti untuk memunculkan
varietas baru. Setiap buah mengandung lebih 1000 biji.
tanaman buah, sayur, dan tanaman konsumsi lain yang tumbuh di Indonesia.
Selain itu Indonesia juga sebagai Negara dimana penghasil hasil bumi yang
besar, namun dengan kurangnya tehnologi yang memadai hasil bumi tersebut
banyak yang tidak bisa di ekspor keluar negeri. Salah satu tanaman yang
sekarang sudah bisa diekspor yaitu buah. Di Indonesia banyak sekali tanaman
buah yang tumbuh. Didaerah dataran tinggi maupun daerah dataran rendah.
Tanaman semusim atau pun tahunan banyak sekali tumbuh di Negara kita
ini. Salah satubuah tahunan yaitu buah naga atau yang sering disebut sebagai
“Dragon Fruit” yang mana buah ini mempunyai nilai jual yang sangat tinggi
karena banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang buah naga dan
bagaimana cara budidaya buah naga itu sendiri. Buah naga masih tergolong
dalam tanaman kaktus yang hidup didaerah kering dan agak berpasir. Tanaman
ini mempunyai tulang daun yang banyak terkandung air sehingga tahan terhadap
panas.
Selain itu tanaman buah naga ini perlu sinar matahari penuh atau tidak ada
naungan karena jika ada naungan akan mempengaruhi produksi buah dan
pertumbuhan tanaman buah naga itu sendiri. Buah naga ada empat jenis yaitu
buah naga daging merah, buah naga daging putih, buah naga daging super red
dan buah naga daging kuning. Keempat jenis buah tersebut mempunyai
mempunyai perbedaan nilai jual pada buah tersebut. merupakan suatu badan
Sragen yang mana badan usaha ini bergerak dibidang agroindustri sebagai
petani dan suplayer. mempunyai berbagai produk yang disediakan yaitu buah
naga di pot, buah naga segar, minuman buah naga berfermentasi dan sirup buah
marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke
Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya
dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara
dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi
mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah
buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina
dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian
diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon
adalah :
Regnum : Plantae
Famili : Cactaceae
Subfamili : Hylocereanea
terdiri yaitu kulit kayu, kayu dan empulur. Empulur sangat sulit ditemukan
adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus, korteks,
dan floem. Felogen dapat ditemukan di bagian bawah epidermis. Pada kulit.
E. Morfologi Tanaman Buah naga
batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan
rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong
jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam,
dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan
jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini
mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada
awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga
bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu
sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh
pada tengah malam, karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming
cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini
digunakan pertama kali oleh Webber untuk tanaman budidaya yang dihasilkan
dari propagasi vegetatif. Jadi propagasi klonal adalah multiplikasi dari individu
gen identik melalui reproduksi aseksual sedangkan klon itu sendiri adalah satu
populasi tanaman derivat (turunan) dari satu individu tunggal yang dihasilkan
kemajuan kultur jaringan maka dewasa ini teknik-teknik kultur jaringan telah
satu contoh menarik dan klasik dari penerapan teknik kultur jaringan. Teknik ini
meristemnya yang dikenal sebagai teknik kultur pucuk (shoot tip culture) atau
menanam tunas lateral dengan satu atau lebih buku (Butenko, 1968).
Tujuan perbanyakan konvensional, misalnya stek, adalah merangsang
terbentuknya organ adventif (akar pada stek batang, akar dan tunas pada stek
daun dan stek akar) pada bahan stek dan jumlah bibit yang diperoleh dari satu
bahan stek umumnya hanya satu. Pada perbanyakan vegetatif secara invitro
tanaman kecil (plantlet) ini dipindahkan dari tabung kultur ke lapangan. Metode
sejak tahap persiapan dan perlakukan stok tanaman sampai tahap aklimatisasi .
(Bayliss, 1975).
tergantung pada bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan serta sangat
dipengaruhi oleh spesies atau varietas tanaman asal eskplan tersebut. Pada
tanaman yang responsif, hampir semua bagian tanaman (daun, akar, batang,
tanaman lainnya tunas adventif ini hanya dapat terbentuk pada bagian-bagian
tanaman tertentu saja seperti umbi lapis, embryo atau kecambah. Seperti halnya
melalui serangkaian tahap mulai inisiasi. Setelah eksplan berada pada kondisi
media perbanyakan (atau media yang sama dengan inisiasi: tergantung varietas)
untuk memperbanyak tunas-tunas adventif dari mata tunas adventif yang telah
Daftar Pustaka
Sejauh ini di Indonesi sistem budidaya buah naga di Indonesia masih menggunakan
bahan kimia, baik itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk
kimia yang berlebihan dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru
dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu. Sehingga
berdampak kerasnya tanah di sekitarnya.adapun budidaya tanaman buah naga sebagai
berikut :
1. Buah naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih
akan tumbuh baik pada ketinggian kurang dari 300 mdpl.
2. Sedangkan buah naga spesies Hylocereus costaricensis, yaitu buah naga dengan
daging super merah (super red) tumbuh baik pada ketinggian 0-100mdpl.
3. Sementara itu buah daga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga
dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah
dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl.
Tanaman buah naga lebih menyukai kondisi kering dibandingkan dengan kondisi
basah dengan curah hujan rendah yaitu 720 mm/tahun. Buah naga masih dapat
tumbuh pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi
rentang terserang penyakit busuk akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan
tanaman buah naga tidak tahan genangan air.
Tanaman buah naga juga membutuhkan penyinaran cahaya matahari penuh. Oleh
karena itu lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka
tanpa naungan. Lahan terbuka juga memberikan sirkulasi udara yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman. Susu udara ideal untuk pertumbuhan buah naga antara 26-
36 derajat C.
Kondisi tanah yang disukai adalah tanah yang gembur serta banyak mengandung
bahan organik dan hara. pH tanah optimal antara 6-7. Pada tanah masam
menyebabkan akar tanaman menjadi pendek dan rusak.
Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga tidak
memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu,
air harus tersedia dengan baik. Hindari lokasi yang mudah tergenang saat musim
hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif terhadap
kelebihan air.
Pemilihan lokasi budidaya buah naga perlu diperhatikan, hal ini bertujuan untuk
memenuhi syarat tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan buah naga. Pemilihan
lokasi yang tepat akan menjadi faktor pertama yang menentukan keberhasilan
budidaya buah naga.
Setelah menentukan lokasi budidaya maka langkah selanjutnya adalah melakukan
pengukuran pH tanah untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian pada
tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran bisa dilakukan dengan
kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa
dilakukan dengan cara zigzag.
B. Pembersihan Lahan
Lahan yang akan digunakan untuk budidaya buah naga perlu dibersihkan dari semak,
gulma, dan sampah. Semak atau pohon kecil yang tampak di lahan dipotong sampai
pangkal batan atau dicabut agar tidak tumbuh kembali. Sementara untuk cabang dan
ranting pohon yang sudah besar dipotong sampai pangkal cabang atau ranting. Gulma
yang tumbuh di lahan juga harus dibersihkan dengan cara dicangkul tipis-tipis.
Lahan yang sudah bersih kemudian dicangkul di sekitar daerah penanaman buah naga.
Pecangkulan bertujuan agar lapisan tanah bawah bisa tercampur dengan lapisan tanah
atas sehingga penyebaran humus atau bahan organik bisa merata ke seluruh lapisan tanah.
Dengan demikian, tanah menjadi gembur dan subur sehingga akar tanaman buah naga
dapat menyerap unsur hara dengan baik.Lahan dengan pH tanah < 6 harus dilakukan
pengapuran dengan dosis 1,2 ton/ha ditabur merata keseluruh lahan. Selanjutnya
pembuatan lubang tanam sesuai dengan model tiang panjatan yang digunakan.Setelah 1
minggu kemudian Lakukan pemupukan dengan menggunakan Pupuk Organik Nasa
yang berupa super nasa dengan dosis 3 Kg/ hektar.Siramkan di sekitar lubang
tanam.Dan jangan lupa tambahkan juga agensia hayati, seperti Natural Glio + pupuk
kandang yang telah di fermentasikan dulu selama 2 minggu.Lalu tutup tipis dengan tanah
di atas pupuk kandang yang telah di fermentasikan dengan Natural Glio tersebut. Natural
glio berfungsi untuk mencegah serangan penyakit setelah penanaman. Langkah
selanjutnya adalah membuat drainase berupa parit diantara baris tanaman. Pembuatan
drainase bertujuan untuk menampung kelebihan air pada saat musim hujan.
Keberhasilan budidaya buah naga tidak terlepas dari usaha penyiapan bibit yang
berkualitas. Bibit yang bagus , sehat, serta bebas hama penyakit merupakan beberapa ciri
bibit yang berkualitas. Bibit yang telah dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan
tanaman yang sehat dan mampu berproduksi optimal.Jumlah kebutuhan bibit tergantung
dengan sistem budidaya yang digunakan. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
Setelah tanah dan tiang panjatan dibuat, bibit yang telah siap harus segera ditanam
di lahan. Penanaman harus dilakukan dengan hati-hati.
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur.
Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan
budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi
pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan,
pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit
tanaman.Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa
yang berupa POC Nasa + Supur nasa + Hormonik yang di campurkan dengan
50 % pupuk kimia yang biasa di pakai. apabila tanaman sudah berbuah
ditambahkan Power nutrition supaya berbuah diluar musim serta menjaga kualitas
buah Naga tersebut.Dan untuk pengendalian hama bisa menggunaka pestisida
Organik nasa yang berupa Pestona ,BVR, Aero-810.
G. Pengairan
Pada dasarnya tanaman buah naga tidak membutuhkan irigasi khusus. Umumnya
pengairan dilakukan dengan sistem tadah hujan. Oleh karena akarnya yang sangat
lebat, sehingga buah naga tahan terhadap kekeringan. Namun buah naga tetap
memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya.
Kekurangan air selama fase vegetatif dapat membuat tanaman layu dan sulit
bertunas. Oleh karena itu penyiraman tetap dilakukan seminggu sekali hingga
tanaman berumur 6 bulan. Bila kondisi tanah terlalu kering, maka penyiraman
dilakukan 2-4 hari sekali, tergantung pada kondisi di lahan.
Pada fase generatif, yang ditandai dengan munculnya bunga dan buah, maka
penyiraman dilakukan setiap 10-14 hari sekali atau menyesuaikan kondisi bila
tanah terlalu kering. Kekurangan air pada fase ini bisa mengakibatkan bunga
rontok dan buah yang terbentuk tidak sempurna. Penyiraman dilakukan pada pagi
hari.
Selain dengan penyiraman, pengairan juga bisa dilakukan dengan cara
penggenangan. Caranya yaitu dengan perendaman air di parit sedalam kurang
lebih 20 cm. pemenuhan air di parit dilakukan selama 1-1,5 jam, setelah itu air di
parit harus segera dibuang atau dialirkan keluar.
Letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan
tidak salah bentuk. Pengaturan letak turut berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan tanaman.
Pengaturan dilakukan dengan pengikatan batang atau cabang ke tiang panjatan.
Pengikatan yang terlambat membuat pertumbuhan batang atau cabang
melengkung dan tidak teratur. Akibatnya cabang produktif tidak tumbuh ke atas.
Pengikatan dilakukan setiap 20-25 cm ke tiang panjatan.
Tali pengikat bisa menggunakan tali rafia atau tali lunak lainnya dengan
membentuk angaka 8.
Pengikatan jangan terlalu kencang agar batang atau cabang tidak terjepit yang
dapat mengakibatkan luka atau bahkan patah.
Selain itu tujuan pengikatan juga untuk mempermudah akar udara menempel pada
tiang panjatan sehingga memperkokoh posisi tanaman.
J. Pemupukan
Meskipun tanah telah menyediakan hara, akan tetapi ketersediaan haranya tidak
mencukupi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman
selanjutnya. Oleh karena itu, perlu diberi pupuk susulan atau pupuk tambahan.
Untuk pemupukan susulan bisa menggunakan Pupuk organik Nasa yang berupa
POC Nasa + Supur nasa + Hormonik yang di campurkan dengan 50 % pupuk
kimia yang biasa di pakai.
Apabila tanaman sudah berbuah ditambahkan Power nutrition supaya berbuah
diluar musim serta menjaga kualitas buah Naga tersebut.
Frekuensi pemberian pupuk dilakukan dua bulan sekali.
Untuk pengendalian hama bisa menggunaka Pestisida Organik Nasa yang
berupa Pestona ,BVR, Aero-810.Lakukan penyemprotan 15 hari sekali.
Tanaman yang sudah mulai berbungan ditandai dengan munculnya bunga pada
cabang produktif.
Biasanya akan muncul lebih dari satu bunga.
Seleksi bunga dilakukan saat bunga masih kecil, sehingga nutrisi tidak digunakan
untuk perkembangan bunga yang dibuang.
Pilih 5-6 bunga yang paling besar, sehat, berwarna cerah, dan segar pada setiap
cabang produktif dengan jarak antar bunga kurang lebih 30 cm.
N. Pemanenan
Waktu panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-09.00 atau sore hari antara
pukul 15.00-17.00. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dan tidak hujan. Hindari
panen pada kondisi lembab karena dapat memicu serangan patogen pada saat
penyimpanan.
Pemanenan buah naga harus dilakukan dengan benar untuk menjaga kualitas buah. Cara
dan tahap pemanenan adalah sebagai berikut :
Air cukup tersedia, karena tanaman Buah Naga ini peka terhadap kekeringan
dan akan membusuk bila kelebihan air serta Membutuhkan penyinaran cahaya
matahari penuh, untuk mempercepat proses pembungaan.Tapi Jangan kawatir
bagi anda yang mempunyai lahan kritis pun bisa di coba membudidayakan buah
naga ini,dengan syarat pupuk kandang harus cukup.
2. Persiapan Lahan
Persiapkan tiang penopang untuk tegakan tanaman Buah Naga ini, karena
tanaman Buah Naga ini tidak mempunyai batang primer yang kokoh. Dapat
menggunakan tiang dari kayu atau beton dengan ukuran 10 cm x 10 cm dengan
tinggi 2 meter, yang ditancapikan ke tanah sedalam40- 50 cm. Ujung bagian atas
dari tiang penyangga diberi besi atau kawat yang berbentuk lingkaran untuk
penopang dari cabang tanaman Buah Naga
Umumnya Buah Naga ditanam dengan stek, dibutuhkan bahan batang tanaman
dengan panjang 25 – 30 cm yang ditanam dalam polybag dengan media tanam
berupa campuran tanah, pasir, pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah bibit berumur 3 bulan bibit siap dipindah/ditanam di lahan.
Jadi Tunggu apa lagi,Jika anda mempunyai pekarangan atau lahan kosong,tidak
ada salahnya anda mencoba budidaya buah naga,karena prospek dan peluang
budidaya buah naga sangat cerah sekali.
Penanaman buah naga kini banyak yang diarahkan ke sistem budidaya organik. Buah naga
yang dihasilkan dari budidaya yang dilakukan dengan teknik budidaya organi memiliki
kualitas buah yang lebih baik dibandingkan buah naga yang dihasilkan dari budidaya secara
kimia. Keuntungan dari teknik budidaya buah naga secara organik adalah buah yang
dihasilkan sehat tanpa adanya residu bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia dan
lingkungan sekitar. Dengan demikian pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun
tanah oleh paparan pestisida bisa dikurangi. Disamping itu, penggunaan bahan organik juga
dapat mengembalikan kesuburan tanah, baik sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah,
sehingga tanah bisa digunakan untuk proses budidaya pertanian berkelanjutan. Sejauh ini
di Indonesi sistem budidaya buah naga di Indonesia masih menggunakan bahan kimia, baik
itu pemupukan maupun penggunaan pestisida. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan
dengan tidak diimbangi dengan pemberian pupuk organik justru dapat menurunkan tingkat
kesuburan tanah dalam kurun waktu tertentu. Tekstur tanah pertanian menjadi kurang
subur, keras dan tandus akibat aplikasi pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu
penggunaan pestisida dosis tinggi dapat menimbulkan residu bahan kimia pada hasil
produksi. Jika buah dengan paparan residu pestisida tinggi dikonsumsi oleh manusia secara
terus menurus, maka residu pestisida tersebut akan terakumulasi dan menjadi racun dalam
tubuh. Lihat selengkapnya tentang bahaya pestisida bagi kesehatan.
Syarat tumbuh tanaman buah naga tidak berbeda jauh dengan tanaman kaktus atau
tanaman gurun pasir lainnya. Karena berasal dari daerah gurun pasir yang panas dan kering
maka buah naga umumnya tumbuh baik di dataran rendah hingga menengah, yaitu buah
naga sepesies Hylocereus undatus, yaitu buah naga dengan daging putih akan tumbuh baik
pada ketinggian kurang dari 300 mdpl, sedangkan buah naga spesies Hylocereus
costaricensis, yaitu buah naga dengan daging super merah (super red) tumbuh baik pada
ketinggian 0-100mdpl. Sementara itu buah naga spesies Selenicereus megalanthus, yaitu
buah naga dengan kulit kuning, daging putih tanpa sisik, akan tumbuh baik pada daerah
dingin dengan ketinggian lebih dari 800 mdpl. Tanaman buah naga lebih cocok ditanam di
daerah kering, dibandingkan dengan yang memiliki iklim basah, dengan curah hujan yang
ideal untuk pertumbuhannya yaitu 720 mm/tahun. Namun buah naga masih dapat tumbuh
pada curah hujan tinggi yaitu antara 1.000-1.300 mm/tahun, akan tetapi selama
pertumbuhannya tersebut, buah naga rentan terserang penyakit, terutama penyakit busuk
akar dan busuk batang. Hal ini disebabkan tanaman buah naga tidak tahan genangan air,
sehingga jika kondisi tanahnya tergenang, maka akar tanaman buah naga kesulitan
mendapatkan suplai oksigen. Perakaran yang tidak mendapatkan suplai oksigen secara
normal, maka perakaran tersebut mudah terserang penyakit. Tanaman buah naga
merupakan jenis tanaman yang membutuhkan intensitas penyinaran cahaya matahari
penuh. Oleh karena itu, lokasi penanaman buah naga sebaiknya dilakukan di lahan terbuka
tanpa naungan. Lahan terbuka juga lebih memberi peluang untuk memberikan sirkulasi
udara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Suhu udara ideal untuk pertumbuhan buah
naga antara 26-36 derajat C. Kondisi tanah yang ideal adalah tanah yang gembur dan
porous, serta banyak mengandung bahan organik dan unsur hara. Hindari penanaman buah
naga pada tanah yang banyak mengandung logam berat dan garam. pH tanah optimal
untuk pertumbuhan buah naga antara 6-7. Penanaman buah naga pada tanah masam,
dengan pH tanah di bawah 6, akan menyebabkan pertumbuhan akar tanaman menjadi
pendek dan rusak. Akibatnya, akar tanaman buah naga tidak mampu menyerap unsur hara
dengan baik sehingga tanaman mengalami kekurangan unsur hara dan keterlambatan
pertumbuhan. Meskipun tahan terhadap kekeringan, bukan berarti tanaman buah naga
tidak memerlukan air. Air merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Oleh karena itu, air
harus tersedia dengan baik. Namun, pemberian air yang berlebihan juga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga. Oleh karena itu, hindari lokasi yang mudah
tergenang saat musim hujan, karena tanaman buah naga merupakan tanaman yang sensitif
terhadap kelebihan air. Genangan air akan menyebabkan kelembaban tanah tinggi
sehingga berpotensi menjadi tempat yang baik untuk pertumbuhan penyakit.