LAPORAN WKJ Aida
LAPORAN WKJ Aida
LAPORAN WKJ Aida
KEPERAWATAN KOMUNITAS
i
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul Laporan Keperawatan Komunitas.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak memperoleh informasi dari
berbagai sumber referensi yang bisa dijadikan acuan. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritikan yang konstruktif dari para pembaca sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan lebih sempurna.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menempati peringkat kedua dunia setelah Brazil dalam hal
keanekaragaman hayati. Sebanyak 5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia,
15,3% nya terdapat di Indonesia. Luar biasanya, keanekaragaman hayati
Indonesia banyak yang berpotensi untuk dijadikan obat, dan potensi hayati
yang luar biasa ini perlu dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk kesehatan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), definisi obat
tradisional (OT) adalah bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bagian hewan,
mineral, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang digunakan secara
turun-temurun untuk pengobatan. Obat tradisional juga sering disebut Obat
Bahan Alam (OBA). Dengan kata lain, obat tradisional adalah obat-obatan
dari bahan alami yang diolah berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat,
kepercayaan, maupun kebiasaan penduduk di suatu daerah. Terdapat beberapa
persyaratan agar jamu dapat digunakan di fasilitas kesehatan. Persyaratan
tersebut meliputi tersedianya jamu yang aman berdasarkan uji toksisitas,
memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah serta berkualitas agar dapat
digunakan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan ruang lingkup kesehatan yang
melibatkan partisipasi dari masyarakat serta petugas kesehatan seperti dokter,
farmasi, perawat dan petugas kesehatan lainnya. Dalam bidang keperawatan,
kesehatan masyarakat dipelajari di dalam keperawatan komunitas.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
1
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977).
Pelayanan keperawatan komunitas diwujudkan dalam bentuk asuhan
keperawatan komunitas. Salah satu perencanaan dalam asuhan keperawatan
komunitas berupa terapi komplementer. Terapi ini dapat digunakan sebagai
pendukung ataupun pengganti terapi medis konvensional. Salah satu bagian
dari terapi komplementer adalah terapi herbal. Terapi herbal jamu merupakan
terapi yang sudah digunakan secara turun temurun dari nenek moyang,
sehingga masyarakat tidak meragukan lagi manfaat dari terapi herbal ini. Oleh
karena itu pelaksanaan terapi tersebut dapat dengan mudah diterapkan dalam
masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perawat mempunyai peran yang besar untuk
memberikan pelayanan langsung mengenai terapi komplementer herbal jamu
pada masyarakat. Dengan melihat potensi yang ada, pemerintah kabupaten
Tegal ingin mewujudkan konsep pelayanan kesehatan jamu yang terintegrasi
dengan program pariwisata, kesehatan dan pendidikan melalui sebuah
program yang diberi nama “WISATA KESEHATAN JAMU (WKJ)
KALIBAKUNG KABUPATEN TEGAL”
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum wisata kesehatan jamu.
2. Mahasiswa dapat menggambarkan hasil pengamatan ditinjau dari segi
komunitas
2
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
3
Pada tahun 2012, WKJ masih berada di bawah naungan Dinas
Pariwisata. Kemudian pada tahun 2013 WKJ telah lepas dari naungan Dinas
Pariwisata dan sudah memiliki ijin untuk mendirikan bangunan. Baru setelah
itu WKJ mendirikan bangunan Saintifikasi Jamu. Pada tahun 2014 WKJ
sudah memiliki pasien sekitar 20-30 pasien. Dalam WKJ sendiri sudah
memiliki 5 etalase tanaman obat. Namun hanya 60-70% yang bisa digunakan
karena sisanya masih dalam proses penelitian. Jenis tanaman yang telah
ditanam beraneka jenis tanaman obat yang bekerjasama dengan B2P2TO-OT
(Balai Besar Pengembangan Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional)
Tawangmangu.
4
6) Daun Sirih
Sebagai antiseptik dan berfungsi. Biasanya digunakan untuk
penggunaan luar seperti keputihan dan obat kumur. Daun sirih jarang
diminum karena mengandung antiseptik terlalu tinggi jadi
dikhawatirkan bakteri yang menguntungkan bagi tubuh kita dapat
mati.
7) Daun Lagundi
Berkhasiat untuk meredakan batuk, mulai dari TBC sampai
bronkhitis. Rasanya sepat agak pahit, saat dikunyah dan menghirup
udara maka tenggorokan akan terasa lega.
8) Daun Duduk
Berkhasiat sebagai antihemoroid dan antikolesterol. Berfungsi untuk
mengatasi obesitas.
9) Jati Belanda
Efeknya adalah pencahar. Namun tidak menyebabkan diare berlebih.
Berfungsi sebagai antikolesterol, anti obesitas.
10) Buah Mengkudu
Berkhasiat sebagai imunomodulator dan anti hipertensi. Bagian yang
digunakan adalah buah dan daunnya. Buah yang baik adalah buah
yang tidak terlalu matang dan belum terjatuh dari pohonnya.
11) Brotowali
Fungsinya sebagai antidiabetes. Bagian yang digunakan adalah
batangnya. Pengolahannya harus dirajang dan dijemur/di oven karena
dalam satu hari batang akan menjamur apabila tidak dikeringkan.
Namun jarang dipakai karena apabila telah menggunakan daun
sambiloto maka tidak boleh digabung dengan brotowali. Hal ini
menyebabkan kadar gula dapat turun secara drastis. Dipakai apabila
kadar gula seseorang mencapai 500-600mg/dL.
5
12) Daun Kepel
Tanaman yang mempunyai daun muda yang berwarna merah.
Daunnya berfungsi sebagai anti asam urat.
13) Sambiloto
Berfungsi sebagai antidiabetes. Rasanya sangat pahit. Bagian yang
dipakai adalah daun, batang dan akar.
14) Daun Saga
Berfungsi untuk meredakan batuk. Apabila dikonsumsi terlalu banyak
akan menyebabkan rasa kantuk.
15) Daun Salam
Berfungsi sebagai anti diabetes, anti kolesterol dan anti asam urat.
16) Rosemary
Mempunyai aroma wangi. Berfungsi untuk batuk. Bagian yang
digunakan adalah keseluruhan tanaman.
17) Temu Ireng
Berfungsi anti cacing dan menambah nafsu makan.
18) Daun Dewa
Berkhasiat untuk encok dan kesehatan jantung karena mengandung
digoksin.
19) Daun Pegagan
Berkhasiat untuk mengobati jerawat, kecerdasan anak maupun
memperlancar peredaran darah otak perifer. Misalnya pusing,
hipertensi, dan stroke.
20) Kapulaga
Yang digunakan adalah buahnya untuk anti kembung, dispepsia dan
pelega perut.
21) Daun Katuk
Berkhasiat untuk memperlancar ASI.
22) Kumis Kucing
Berfungsi sebagai diuretik untuk terapi hipertensi.
6
23) Nilam
Baunya wangi dan biasa digunakan untuk campuran pewangi pakaian.
24) Kayu Manis
Berkhasiat mengobati diabetes. Bagian yang digunakan biasanya
adalah kulitnya. Namun kandungan daun dan akarnya sama dengan
kulitnya.
25) Rumput Bolong
Fungsi utama sebagai anti mialgia yaitu pegal-pegal dan loyo.
26) Cabe Jawa
Fungsinya sebagai antimialgia. Bagian yang dipakai buahnya. Dapat
digunakan juga untuk lemah syahwat.
27) Stevia
Rasanya manis dan berfungsi sebagai pemanis pengganti gula tebu
bagi penderita diabetes.
28) Kemuning
Berfungsi sebagai antikolesterol.
29) Lengkuas
Fungsinya sebagai obat penyakit kulit seperti dermatitis, kurap, kudis.
Bisa diminum maupun digosok-gosok pada kulit.
30) Echinacea Purpurea
Berfungsi sebagai imunomodulator. Bagian yang digunakan seluruh
bagian tumbuhan.
31) Som Jawa
Berfungsi untuk mengobati lemah syahwat. Bagian yang digunakan
adalah akarnya.
32) Kunyit Putih
Sebagai antikanker. Yang digunakan adalah rimpangnya.
33) Temu Putih
Sebagai antikanker. Yang digunakan adalah rimpangnya. Masa panen
10-11 bulan saat daunnya sudah mulai layu.
7
34) Sambang Colok
Fungsi utama untuk penambah darah, hemoroid dan dismenor.
Rasanya seperti bayam.
35) Tapak Lima
Berfungsi untuk diuretik dan kebugaran. Akar bisa dimanfaatkan
untuk lemah syahwat.
2. Tahap Pengolahan
1) Panen / pengumpulan
Tanaman obat dipanen dan dikumpulkan. WKJ biasa mendapat
tanaman obat dari kebun maupun membeli dari petani
2) Penimbangan
Setelah proses panen/pengumpulan, tanaman obat ditimbang dan
diperoleh berat kotor
3) Sortasi basah
Tanaman yang telah ditimbang kemudian disisihkan batangnya
(bagian yang tidak diperlukan) kemudian diambil daun dewasanya saja
(bagian yang diperlukan)
4) Penimbangan
Setelah proses sortasi basah, tanaman obat ditimbang kembali dan
didapatkan berat bersih
5) Pencucian
Setelah ditimbang kembali, tanaman obat dicuci selama 5-10 menit.
Ciri khas tanaman obat yang sudah bersih adalah air rendaman sudah
tidak keruh.
6) Penirisan
Setelah air rendaman jernih kemudian tanaman ditiriskan
7) Penjemuran
Setelah itu tanaman obat dikeringkan menggunakan mesin pengering
hybrid selama 2 hari hingga didapatkan kadar air nya 30-40%.
8) Pemaksimalan pengeringan
8
Setelah itu tanaman obat masih harus dikeringkan kembali agar
maksimal menggunakan oven selama 6-12 jam dengan suhu < 60 oC.
Tujuannya adalah agar tanaman dapat bertahan lama dan tidak
membusuk atau berjamur
9) Sortasi kering
Kemudian tanaman obat tadi disortasi kering
10) Pengepakan / pengemasan
Setelah proses sortasi, tanaman obat bisa mulai dikemas untuk
diberikan kepada pasien.
3. Peluang jika diaplikasikan ke komunitas
Peluang dapat dilihat dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
berobat ke Klinik Saintifikasi Jamu yaitu hanya sebesar Rp 23.000. Harga
ini termasuk sangat terjangkau untuk masyarakat dengan ekonomi
menengah kebawah. Dengan rincian harga Rp 8.000 untuk biaya periksa
dokter dan Rp 15.000 untuk biaya tujuh bungkus obat yang diminum
selama satu minggu.
Selain itu, peluang juga dapat dilihat dari manfaat obat. Dengan bahan
baku alami, obat yang didapatkan dari Klinik sangat aman dan tidak
menimbulkan banyak efek samping seperti obat konvensional. Maka dari
itu pengobatan di Klinik Saintifikasi Jamu dapat lebih dipertimbangkan
untuk menjadi pilihan utama daripada di Klinik biasa dengan obat bahan
kimia.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Lokasi WKJ terletak di desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang,
dengan jarak dari Pusat Pemerintahan Kab Tegal (Slawi) kurang lebih 7 km
atau terletak di Obyek Wisata kolam renang, arena outbond serta bumi
perkemahan Kalibakung. Kondisi saat ini WKJ memiliki gedung Pelayanan
Klinik saintifikasi jamu, dengan SDM yang telah tersedia dalam pelayanan
WKJ terdiri dari Dokter umum terlatih, Apoteker, perawat dan Tenaga
penyuluh/pemandu Wisata Jamu yang professional. Selain itu WKJ juga
memiliki pelayanan Etalase Tanaman Obat yang telah dibuat sejak tahun
2010.
Hasil dari pengamatan didapatkan total 35 jenis tanaman yang berbeda
disertasi khasiat masing-masing tanaman. Tahap pengolahan meliputi
panen/pengumpulan, penimbangan, sortasi basah, penimbangan kembali,
pencucian, penirisan, penjemuran, pemaksimalan pengeringan, sortasi kering,
kemudian terakhir pengepakan/pengemasan. Peluang pengaplikasian pada
komunitas dapat dilihat dari keterjangkauan biaya berobat dan efek samping
minimal dari obat bahan alami.
B. SARAN
1. Untuk STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi waktu kunjungan yang
dilakukan di WKJ sebaiknya di tambah agar lebih mendalami pengobatan
saintifikasi jamu.
2. Untuk WKJ perlu meningkatkan promosi dan sosialisasi saintifikasi jamu
ke masyarakat luas karena masih banyak masyarakat khususnya
Kabupaten Tegal yang belum mengetahui adanya WKJ.
10
LAMPIRAN
11
Jati Belanda Daun Kepel Sambiloto
12
Pengepakan Penimbangan Resep Pengemasan
13