Sap Osteoporosis
Sap Osteoporosis
Sap Osteoporosis
OSTEOPOROSIS
III. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet osteoporosis
IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5mnt • Mengucap salam dan terimakasih atas kedatangan para peserta.
• Memperkenalkan diri dan apresiasi. Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama.
2. Inti 15 mnt • Menyampaikan materi tentang pengertian ostreoporosis
• Menyebutkan tentang macam-macam osteoporosis.
• Menjelaskan tentang faktor pentebab osteoporosis
• Mengetahui diagnosa setelah tinbul gejala
• Menyebutkan tentang pencegahan dan pengobatab osteoporosis Mendengarkan dan
memperhatikan.
3. Diskusi 25 mnt Meminta peserta untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas.
Peserta mengajukan pertanyaan.
4. Penutup 5 mnt • Menyimpulkan hasil penyuluhan.
• Memberi saran-saran.
• Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan.
• Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan mengucapkan salam. Peserta menjawab
salam.
VI. Materi
OSTEOPOROSIS
A. Pengertian
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa
massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas
jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
B. Macam-macam
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga
pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
2. Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan
dengan :
a. Kelainan hepar
b. Kegagalan ginjal kronis
c. Kurang gerak
d. Kebiasaan minum alkohol
e. Pemakai obat-obatan/corticosteroid
f. Kelebihan kafein
g. Merokok
C. Faktor penyebab
1. Osteoporosis postmenopausal
terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa
mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki
resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit
putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit
hitam.
2. Osteoporosis senilis
kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan
dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan
pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi
pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali
lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis
dan postmenopausal.
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder,
yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini
bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid,
paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-
kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan
dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik
merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon
yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas
dari rapuhnya tulang.
D. Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita
osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala.
Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang
sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan
kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang
belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera
ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari
punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika
disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan
menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika
beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal
dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan
sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah
tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di
daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles.
Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara
perlahan
E. Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis
ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan
lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa
diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan
pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah
DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak
menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna
untuk: - wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis - penderita yang
diagnosisnya belum pasti - penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara
akurat.
F. Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi: - Mempertahankan atau meningkatkan
kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup - Melakukan olah raga
dengan beban - Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). Mengkonsumsi
kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya
kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan
tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita
setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya
semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah
1,5 gram kalsium.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan
kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen
membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum
bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-
6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah
menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko
patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang
mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi
tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis,
bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan
terapi sulih hormon.
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita,
terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D
dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita
osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron)
atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis. Alendronat
berfungsi: - mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
- meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul - mengurangi
angka kejadian patah tulang. Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum
dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak
boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran
pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring,
minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang
yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah
tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan
atau semprot hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi
tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak
dianjurkan. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan
tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya
tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya
rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya
diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau
diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung
yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan
dilakukan terapi fisik.
Kebutuhan kalsium:
Kebutuhan kalsium yang ada disesuaikan dengan usia.
Usia 1-3 tahun perlu 500 mg/per hari.
Usia 4-8 memerlukan 800 mg/per hari
Usia 9-18 perlu 1.300 mg/per hari.
Usia 19-50 butuh 1.000 mg/per hari.
Usia >50 tahun butuh sekitar 1.200 mg/per hari.
Tujuan diit osteoporosis
1) Membantu mencegah terjadinya osteoporosis
2) Membantu mengurangi kerapuhan masa tulang lebih lanjut
3) Agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya.
4) Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan.
5) Meningkatkan asupan kalsium dari makanan.
Syarat Diet
1. Meningkatkan asupan kalsium. Kalsium merupakan mineral utama yang
diperlukan pada waktu pembentukan tulang, dan diperlukan asupan yang cukup
untuk memaksimalkan kepadatan tulang.
2. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan
3. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen laktase
4. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan pada pasien,
berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium per hari dan
400 IU vitamin D per hari bagi wanita
5. Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam, aerobik, dayung, dll.
6. Jelaskan kepada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang postif secara dini
dalam kehidupannya
7. Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang
berlebihan; kebiasaan ini dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine.
Bahan makanan sumber kalsium: susu dan produknya, bayam, ikan salmon,
tahu, kacang almond, brokoli, turkey, jeruk, kailan, roti, pisang, daging sapi. Zat gizi
lain yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kadar kalsium di darah adalah
vitamin D. Vitamin D mempunyai peran dalam meningkatkan penyerapan kalsium
di usus dan juga penyerapan kembali kalsium di ginjal. Selain itu diperlukan fosfor.
Fosfor merupakan mineral yang diperlukan juga dalam pembentukkan tulang,
diperlukan asupan yang cukup dari fosfor untuk memaksimalkan massa tulang. Akan
tetapi konsumsi fosfor terlalu tinggi, misalnya fosfor yang terdapat pada soft drink,
dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. Demikian juga dengan
konsumsi protein hewani yang terlalu tinggi, akan meningkatkan pengeluaran
kalsium melalui urine. Akan tetapi hubungan antara asupan protein dengan resiko
terjadinya osteoporosis masih belum jelas.
Protein tetap diperlukan karena protein merupakan komponen penting dari
tulang, protein juga diperlukan untuk menjaga produksi hormon dan faktor
pertumbuhan yang diperlukan dalam pembentukkan tulang. Kekurangan protein akan
meningkatkan resiko terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Protein dari
hewani kaya akan sulfur yang memberikan suasana asam di tubuh, untuk
menetralisirnya dikeluarkan kalsium dari tulang. Akan tetapi bila asupan kita juga
mengandung sayur, buah-buahan dan juga protein nabati, makanan tersebut akan
memberikan suasana basa sehingga tubuh tidak perlu mengambil kalsium dari tulang
untuk menetralisirnya.
Berdasarkan penelitian, asupan yang mengandung kalium, magnesium, buah,
sayur, dan protein nabati berhubungan dengan Body Mass Density yang tinggi. Akan
tetapi hati-hati dengan asupan garam yang tinggi, karena akan meningkatkan
pengeluaran kalsium melalui ginjal. Untuk itu sebaiknya makanan yang kita
konsumsi tidak mengandung tinggi garam. Selain garam, kafein juga mempunyai
efek negatif terhadap kalsium. Hubungan negatif antara kafein dengan kehilangan
massa tulang terjadi pada wanita yang sudah menopause dengan asupan kalsium di
bawah 800 mg/hari dan kopi yang dikonsumsi lebih dari 2 cangkir. Kafein
mempunyai efek meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine dan menghambat
pernyerapan kalsium di usus.
Sebagai kesimpulan, nutrisi merupakan salah satu hal yang penting untuk
diperhatikan, untuk membantu menurunkan resiko terjadinya osteoporosis. Nutrisi
yang dikonsumsi sebaiknya mengandung cukup berbagai zat gizi yang dibutuhkan,
baik sumber kalsium, protein, vitamin D, kalium, magnesium, fosfor. Makanan yang
dikonsumsi sebaiknya mengandung cukup sumber protein baik hewani maupun
nabati, sayur dan buah. Sebaiknya kita membatasi asupan alkohol, soft drink,
makanan yang terlalu asin dan kafein.
Disarankan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang
lengkap, cukup asupan protein juga mengkonsumsi makanan yang berasal dari
nabati. Perbedaan diit ini dengan makanan biasa
1) Bahan makanan yang digunakan berkalsium tinggi dan makanan sumber vitamin
D
2) Sebagian besar protein yang digunakan golongan nabati
3) Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium dibatasi
4) Mengkonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup
5) Menghindari konsumsi alkohol
6) Bila terlalu gemuk, jumlah kalori dibatasi
Snack Nagasari
Tepung beras 50 gr 8 sdm
Pisang Ambon 40 gr 1 bh
Santan 5 gr 1 sdm
Gula Pasir 20 gr 2 sdm
13.00 Nasi
Nasi 100 gr ¾ gls
Daging bumbu cincang Daging sapi 35 gr 1 ptg
Sayur asam
Daun melinjo 15 gr 1 sdm
Terong 25 gr ¼ gls
Kacang panjang 25 gr ¼ gls
Jagung pipil kng 10 gr 1 sdm