Laporan PKL Botani Tumbuhan Tinggi
Laporan PKL Botani Tumbuhan Tinggi
Laporan PKL Botani Tumbuhan Tinggi
TUMBUHAN TINGGI
(TPB 17218)
INVENTARISASI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI DI KAWASAN
PERKEMAHAN UFO TAMAN HIJAU DAUN DESA MANDIKAPAU
DISUSUN OLEH:
MAHASISWA TADRIS BIOLOGI ANGKATAN 2018
DOSEN PENGAPU:
AGUSTINA AMBAR PERTIWI, M. PD.
ASISTEN DOSEN:
NUR PUTRI LESTARI SA’DIYAH
MUHAMMAD FAHRUJANI ANSYAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurtu (Petasai, M.S., 1986) tumbuhan terbesar di belahan bumi
mana saja dengan spesies yang berbeda-beda. Khususnya indonesia juga
memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak, baik flora maupun
fauna. Sebagai warga negara indonesia patut dapat berbangga dengan
kekayaan tumbuhan yang tidak dimiliki negara lain. Dimana lebih kurang
30.000 sampai 40.000 jenis tumbuhan yang tersebar dari aceh sampai
papua, dari daratan rendah hingga dataran tinggi dari daerah tropik hingga
daerah sejuk, jenis-jenis pohon di indonesia pun juga sangat
banyak.Beragamnya jenis tumbuhan yang ada di bumi ini khususnya di
indonesia ditunjukkan dengan adanya variasi bentuk, penampilan serta
ciri-ciri yang lainnya, sehingga berdasarkan hal tersebut mendorong
diperlukannya pengelompokkan agar mudah dalam mengenali,
mempelajari dan memahami jenis tumbuhan yang ada. Suatu cara
pengelompokkan makhluk hidup baik itu tumbuhan maupun hewan agar
mudah dalam mengenali, mempelajari dan memahami yaitu dengan suatu
sistem klasifikasi. Cabang ilmu khususnya ilmu biologi yang mempelajari
suatu makhluk hidup disebut taksonomi. Taksonomi bergantung pada
golongan makhluk hidup yang dijadikan objek sstudinya, apabila yang
merupakan objek studinya adalah tumbuhan maka istilah yang digunakan
adalah taksonomi tumbuhan.
Menurut (Harborne, 1999)pada dasarnya tumbuhan dikelompokkan
menjadi beberapa golonan dari beberapa aspek, diantaranya
dikelompokkan kedalam tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat
rendah. Dimana tumbuhan tingkat tinggi ini dibagi lagi menjadi
Pteridophyta ( tumbuhan paku/penghasil spora), Gymnospermae (
tumbuhan biji terbuka), dan angiospermae ( tumbuhan biji tertutup ).
Sedangkan contoh dari tumbuhan tingkat rendah adalah alga dan fungi.
Untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing pengelompokan
tersebut, maka perlu diadakannya suatu pengamatan yang kemudian
dilanjutkan dengan identifikasi agar dapat mengetahui termasuk
kelompom jenis tumbuhan apa yang diidentifikasi tersebut.
Menurut (Yang H., Zhang N, 2009) pengamatan tentang
keanekaragaman hayati dari tumbuhan selain untuk mengetahui
karakteristik dari tumbuhan juga dapat menambah wawasan keilmuan
tentang tumbuhan. Sehingga diharapkan bisa menyatu dengan alam dan
mengerti apa yang alam inginkan tanpa merusaknya. Selanjutnya
identifikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam taksonomi
tumbuhan. Untuk dapat mengamati dan mengidentifikasi jenis-jenis
tumbuhan tersebut secara langsung maka dilakukan suatu praktik kuliah
lapangan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan jenis
tumbuhan yang ada sesuai dengan teori yang telah dipelajari. Praktek
kuliah lapangan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang di gunakan
untuk mengembangkan teori dan praktek pada mata kuliah botani
tumbuhan. Kegiatan ini diadaka oleh pihak program studi tadris biologi
fakultas tarbiyah dan keguruan UIN Antasari Banjarmasin yang sedang
duduk di semster 4 dan mengontrak mata kuliah tersebut. Kegiatan ini
dilakukan di kawasan Mandikapau salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia.
Setelah kegiatan praktek kuliah lapangan ini dilakukan, tidak
begitu saja hasil yang di dapatkan tidak dilaporkan tetapi semua hasil yang
telah di dapat di buat laporan dan mempresentasikannya . Hal ini bertujuan
agar mahasiswa mampu menjelaskan dan memaparkan kembali hasil yang
telah di dapat baik itu kepada kelompok lain dan asisten dosen maupun
kepada dosen pengampu mata kuliah botani tumbuhan tinggi.
B. Rumusan Masalah
Apa gambaran umum dan teori dasar serta klasifikasi dan manfaat
dari spesies yang di temukan di kawasan Mandikapau salah satu desa yang
terletak di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan.
C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktik kerja lapangan ini yaitu:
1. Praktikan dapat mengenal beerbagai jenis tumbuhan yang jarang di
jumpai di lingkungan tempat tinggal.
2. Praktikan dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan.
3. Praktikan dapat mengklasifikasikan berbagai jenis tumbuhan tersebut
sesuai dengan hirarki botani tumbuhan tinggi.
4. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dari berbagai jenis tumbuhan
meliputi ciri morgologi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun mafaat dilakukannya praktik kerja lapangan ini yaitu:
1. Untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang berbagai jenis
tumbuhan.
2. Untuk dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan.
3. Untuk dapat mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan sesuai dengan
hirarki botani tumbuhan tinggi.
4. Untuk dapat mengetahui karakteristik dari berbagai jenis tumbuhan
meliputi ciri morfologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
akhirnya memasuki jaringan ovul. Divisi Pinophyta terdiri dari 3
anak devisi yaitu Cycadophytina, Pynophytina, dan Gnetophytina.
1) Anak Divisi Cycadophytina
Tumbuhan menyerupai palem atau tumbuhan paku,
daun umumnya majemuk, kayu lunak, strobilus jantan kalau
ada sederhana, ovul dengan satu integumen.
a) Kelas Lyginopteridopsida
Tumbuhan menyerupai pohon dengan daun-daun
besar seperti daun tumbuhan paku, beberapa menyerupai
liana. Organ-rgan penghasil serbuk sari dan biji terdapat
pada daun-daun; mikropsorangia berkelompok dalam
struktur pelindung yang disebut kupula. Hidup pada periode
Devon sampai periode Kretaseus.
b) Kelas Bennettitopsida
Tumbuhan serupa pakis haji yang telah punah,
hidup pada periode Trias sampai Kretaseus. Daun menyirip,
strobilus dengan ovul terdapat pada megasporofil tunggal
sedangkan mikrosporofil berbentuk daun majemuk terdapat
pada dasar strobilus.
c) Kelas Cycadopsida
5
Tumbuhan serupa palm atau paku, hidup periode
Trias (zaman Mesozoik) sampai sekarang. Daun majemuk
menyirip membentuk mahkota di ujung batang. Batang
dengan empilur dan korteks padat, mengandung saluran
resin. Tumbuhan berumah dua, biji terdapat pada
megasporofil yang tergabung dalam strobilus kecuali pada
Cycas dimana megasporofil tersusun spiral pada batang
seperti halnya daun. Mikrosporofil tersusun dalam strobilus
jantan (Cronquist, 1991)
2) Anak divisi Pinophytina
Tumbuhan dengan daun tunggal, kayu tidak
mempunyai trakea, relatif padat. Mikrostrobilus tunggal, ovul
dengan satu integumen.
a) Kelas Ginkgoopsida
Gambar 2. Ginkgobiloba
Sumber: (Invasive, 2001)
6
b) Kelas Cordaitopsida
7
Podocarpaceae, Cephalotaxaceae, dan Araucariaceae,
sedangkan suku Palissyaceae sudah punah.
f) Bangsa Taxales
Pohon atau perdu dari periode Trias sampai
sekarang. Anggota utamanya yang masih hidup tetap hijau
dengan daun tersusun spiral. Daun linearis, seperti jarum.
Stobilus jantan serupa kerucut. Ovul soliter, terminal pada
cabag yang termodifikasi. Pada taxus ovul diliputi sebagian
oleh arilus yang berdaging. Terdapat 5 marga yang masih
hidup dengan sekitar 20 jenis dalam satu suku Taxaceae.
3) Anak divisi Gnetophytina
Tumbuhan Gymnospermae yang problematik dengan
morfologi yang menarik. Strobilus jantan maupun strobilus
betina majemuk. Embrio dengan dua kotiledon.
a) Bangsa Ephedrales
Perdu bercabang banyak, hidup di daerah padang
pasir. Daun berhadapan atau dalam lingkaran, berbentuk
sisik atau jarum. Batang ada yang berbuku-buku. Sudah
terdapat trakea pada xilem. Strobilus serupa kerucut. Satu
suku Welwitschiaceae dengan satu jenis Welwitschia
mirabilis dari Namibia (Afrika Barat Daya).
b) Bangsa Gnetales
8
Liana, perdu atau pohon. Daun berhadapan dengan
urat daun menyirip dengan pola seperti jala yang mirip
dengan tumbuhan Dycotylodenae. Terdapat trakea pada
kayu. Strobilus tidak menyerupai kerucut. Satu suku
Gnetaceae dengan satu marga Gnetum terdapat di hutan
hujan tropis di Asia, Amerika Selatan dan Afrika.
b. Ciri-ciri dari beberapa famili yang mewakili Phynophyta
1) Suku Cycadaceae (pakis haji-pakis hajian)
Pohon serupa palm atau perdu, jarang bercabang,
kadang-kadang mempunyai tuber (Zamia, Bowenia, Stangeria).
Empulur besar, pada kulit batanng terdapat saluan lendir. Daun
majemuk pinnatus, tersusun spiral, terkumpul di ujung batang
membentuk mahkota. Daun muda menggulung seperti daun
paku. Tumbuhan berumah dua, strobilus terletak terminal,
uniseksual. Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil
(stamen) yang tersusun spiral, masing-masing membawa
banyak mikrosporangia (kantung sari) pada permukaan
bawahnya. Mikrospora (serbuk sari) halus. Megasporofil atau
karpel dari strobilus betina bisa tersusun satu sama lain seperti
pada Cycas) atau kompak (marga yang lain). Setiap
mikrosporofil membawa 2 atau lebih ovula di pinggirnya. Biji
biasanya besar serupa drupa.
Suku terdiri dari sekitar 10 marga dengan 100 jenis.
Tersebar di daerah tropis dan subtropis terutama Meksiko,
Hindia Barat, Amerika Selatan, Australia dan Afrika Selatan.
Suku Cycadaceae kadang-kadang dibagi menjadi 3 suku
tersendiri yaitu Cycadaceae, Stangeriaceae, dan Zamiaceae.
Perbedaanya di dasarkan pada sifat-sifat daun. Contoh Cycas
rumphii Miq.
9
(Sumber: Navikataman, 2019)
2) Suku Gingkoaceae
Pohon terdapat saluran-saluran resin. Daun tersebar
bentuknya seperti kipas, sering bercangap dua dan urat daun
dikotom. Tumbuhan beruumah dua. Strobilus jantan keluar dari
ketiak daun, tanpa braktea, membawa banyak sporofil. Setiap
miksrosporofil membawa mikrosporangia. Ovula banyak
terdapat pada batang pendek terdiri dari pasangan-pasngan
yang bertangkai (satu dari setiap pasang sering gugur). Setiap
ovul dengan semacam kerah pada dasarnya (mungkin sisa dari
megasporofil). Biji serupa drupa dengan integumen luar
berdaging dan integumen dalam keras.
Suku ini hanya memiliki 1 jenis yang masih hidup yaitu
Gingko biloba L., berasal dari Cina. Sekarang ditanam di
taman-taman atau pinggir jalan di Jepang, Eropa, dan Amerika.
10
(Sumber: Wikipedia, 2003)
3) Suku Podocarpaceae
Perdu atau pohon. Daun tersebar, tersusun spiral atau
berhadapan, berbentuk sisik, jarum atau lanset. Pada
Phyllocladus daun tereduksi dan terdapat
filokladium/kladodium yaitu cabang yang berubah bentuk atau
fungsinya menjadi seperti daun. Tumbuhan umumnya berumah
dua. Strobilus terletak diketiak daun. Strobilus jantan banyak
membawa miksosprofil yang tersusun spiral. Setiap
mikrosporofil membawa dua mikrosporangia. Mikrospora
bersayap. Strobilus betina membawa satu ovul (jarang beberapa
ovul) yang diliputi oleh satu lapisan sukulen yang disebut
epimatium dan duduk pada suatu reseptakulum yang terdiri dari
sisik-sisik yang bersatu. Biji bisa seluruhnya diliputi epimatium
(seperti pada marga Podocarpus) dan sebagian tertanam pada
arilus berbentu cawan (Phyllocladus). Embrio dengan dua
kotiledon. Suku Podocarpaceae terdiri dari 7 marga dengan
sekitar 150 jenis, terutama yang terdapat di belahan bumi
bagian Selatan. Contohnya Podocarpus polystachyus R.Br.
11
(Sumber: Flora faunaweb, 2010)
12
(Sumber:SHnet , 2019)
13
(Sumber: Wikipedia, 2010)
6) Suku Cupressaceae
Pohon atau perdu umumnya mengandung resin. Daun
berbentuk sisik atau (jatang) berbentuk jarum, letaknya
berhadapan atau lingkaran, jarang tersusun spiral (Juniperus
dan Actinostrobus). Tumbuhan berumah satu atau jarang
berumah dua (Thuja orientalis). Strobilus jantan kecil, umunya
terminal pada cabang pendek membawa 2-24 mikrosporofil
yang tersusun bersilangan atau dalam lingkaran. Terdapat
braktea untuk setiap strobilus, braktea terletak dalam filotaksis
yang sama dengan sisik vegetatif. Mikrosporofil melebar
membentuk sisik yang besar membawa 2-7 mikrosporangia di
sisi bawahnya. Strobilus betina kecil terminal pada cabang
yang pendek, membawa sejumlah sisik-sisik yang tersusun
bersilangan atau dalam lingkaran. Sisik tersebut
(makrosporofil) merupakan persatuan sisik ovul dan braktea.
Setiap sisik membawa 1-20 ovula. Strbilus betina yang masak
mengkayu (Thuja, Cupressua) atau berdaging (Juniperus) biji
tidak bersayap atau dengan 2-3 sayap. Embrio umumnya
mempunyai 2 kotiledon. Suku ini mempunyai 19 marga dan
130 jenis, tersebar luas sebagian di belahan bumi Utara (Thuja,
Cupressus, Juniperus) sebagian di belahan bumi Selatan
14
(Callitris, Widdringtonia, Actinostrobus, Papuacedrus).
Contohnya Thuja orientalis L.
Gambar Daun
Thuja orientalis L.
(Sumber: Gajic,2014)
7) Suku Taxodiaceae
Pohon, umumnya tanpa saluran resin pada batang. Daun
berebntuk sisik sampai berbentuk jarum, kadang-kadang
dimorfik, persisiten atau gugur. Tumbuhan berumah satu,
15
strobilus jantan kecil, tersusun serupa bulir. Strobilus betina
mengayu, bulat, terminal, sporofil membawa 2-9 ovula.
Braktea dan sisik ovul bersatu sebagian atau seluruhnya. Biji
dengan 2-3 sayap, embrio dengan 2-9 kotiledon. Suku ini
mempunyai sekitar 10 marga dengan 16 jenis, di Asia Timur,
Tasmania dan Amerika Utara. Contohnya Cunninghamia
lanceolata (Lamb.) Hook.
8) Suku Taxaceae
Perdu atau pohon banyak bercabang. Daun tetap hijau
tersebar dalam dua baris dengan 3 garis hijau terang dan 2 garis
hijau gelap disebelah bawah, linearis atau lineolanseolatus.
Mikrosporofil berbentuk perisai, membawa 6-8 mikrosporangia
terdapat pada strobilus. Ovul tunggal, terminal dengan arilus
berdaging dan sering bewarna terang, embrio dengan 2
kotiledon. Suku Taxeceae terdiri dari sekitar 5 marga dan 20
jenis di belahan bumi Utara, ke selatan sampai ke Mexico,
Sulawesi dan Kaledonia Baru. Ccontohnya Taxus media dan
Taxus baccata Linn.
16
Gambar Pohon
Taxus media
(Sumber: Corky, 2006)
9) Suku Ephedraceae
Perdu bercabang banyak, batang berfotosintesis, daun tereduksi
berbentuk sisik, berhadapan. Tumbuhan biasanya berumah dua.
Stobilus jantan biasanya aksiler, amjemuk, berhadapan atau
dalam lingkaran 3-4 pada nodus. Strobilus betina memanjang
berhadapan atau dalam lingkaran terdiri dari 3-4 strobili pada
nodus, dengan beberapa pasang bractea. Ovul tunggal,
terminal, dengan 2 intgumen yang mengeras atau serupa bakka,
seering bewarna merah, embrio dengan 2 kotiledon. Suku
Ephedraceae mempunyai satu marga, Ephedra dengan sekitar
40 jenis di Amerika dan Eurasia. Contohnya Ephedra
aquisetina.
17
Gambar Pohon
Ephedra equisetina.
(Sumber: Horti, 2006)
18
perianthium yang berdaging. Ovul mempunyai 2 integumen
yang membungkus nusellus. Setiap integumen terbuka pada
bagian apeks. Integumen dalam bagian apeks berakhir pada
tabung mikrosporofil. Setelah biji masak integumen luar
mengeras. Embrio dengan 2 kotiledon. Endosperm dibentuk
oleh sel-sel gametofit betina sendiri. Sel-sel endosperm yang
poliploid dihasilkan dari fusi nuklei pada gametofit betina.
Suku Gnetaceae terdiri dari 1 marga Gnetum, dengan sekitar 30
jenis tersebar di daerah tropis. Contohnya Gnetum gnemon L.
2. Divisi Magnoliophyta
Diantara tumbuhan yang menghuni bumi saat ini,
Magnoliophyta mempunyai jumlah jenis terbesar dan mendiami lebih
banyak tipe habitat dari pada tumbuhan golongan lainnya. Bentuk
hidup mencakup pohon, perdu, herba, liana yang bersifat perennial
maupun anual. Ukurannya dari lemna yang hanya beberapa milimeter
sampai pohon raksasa. Radiasi adaptasi dari Magnoliophyata
mengahsilkan tumbuhan parasit, saprofit dan epifit. Tumbuhan
insectivora seperti kantong semar memperlihatkan bentuk daun yang
19
agak menyimpang. Keanekaragaman struktur bunga merupakan sifat
lain yang menarik dari Magnoliophyta, disini bunga diartikan sebagi
struktur yang terdiri dari kaliks, korola, stamen dan karpel.
Divisi Magnoliophyta mencakup semua tumbuhan berbiji
tertutup. Kelompok alami ini terdiri dari dua anak kelompok besar
yaitu tumbuhan berkeping biji dua (dicotiledon) dan tumbuhan
berkeping biji satu (Monocotiledon). Untuk mematuhi aturan-aturan
pada Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan, digunakan nama latin
untuk untuk tiap kategori yaitu kelas Magnoliopsida untuk tumbuhan
berkeping biji dua dan Liliopsida untuk tumbuhan berkeping biji satu.
a. Kelas Magnoliopsida
Divisi Magnoliophyta terdiri dari 2 kelas, 11 anak kelas, 83
bangsa, 383 suku dan sekitar 219.300 jenis. Kelas Magnoliopsida
(enam anak kelas, 64 bangsa, 318 suku dan sekitar 169.400 jenis)
Anak kelas Magnoliidae (delapan bangsa, 39 suku, dengan sekitar
11.000 jenis). Mencakup tumbuha berkeping biji dua yang
memiliki satau atau lebih sifat primitif. Muncul sekitar 122 juta
tahun yang lalu pada periode Kretaseus Bawah. Bunga umumnya
mempunyai beberapa tepal, sering terdiftensiasi menjadi sepa dan
petal tetapi kadang-kadang apetal. Stamen banyak dan masak
dalam pola sentripetal. Polen binukleat dan “monosulcate”.
Ginaesium apokarp engan ovul yang bitegmik dan
“crassinucellate”. Magnolialesa dalah bangsa yang terbesar. Anak
kelas Magnoliidae mempunyai senyawa-senyawa kimia untuk
pertahanan diri, sebagian besar taksa menghasilkan alkaloid
isoquionolin (Cronquist, 1981).
Anak kelas Hamalidae (11 bangsa, 24 suku dan sekitar
3400 jenis). Merupakan anak kelas yang terkecil dalam
Magnoliopsida. Muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu periode
Kretaseus bawah yang ditandai oleh penyerbukan oleh angin dan
bagian-bagian bunga yang tereduksi, sering uniseksual. Kecuali
20
beberapa taksa dari Urticales, kebanyakan hidupnya berupa
tumbuhan berkayu, dan sering suku-sukunya mempunyai jenis-
jenis yang sedikit jumlahnya. Pada kelompok yang telah maju,
bunga tersusun dalam pembungaan spika. Perhiasan bunga tidak
ada atau tidak terdifrensiasi, ovulnya tunggal. Dalam beberapa fase
dalam evolusinya, Hamamelidae mulai menggunakan tanin sebagai
senyawa kimia untuk pertahan diri terhadap herbivora.
Anak kelas Caryophyllidae (3 bangsa, 14 suku dan sekitar
11.000 jenis). Sebagian besar berupa herba, beberapa suku
merupakan tumbuhan sukulen dan halofit Dari catatan fosil diduga
bahwa Caryophyllidae mulai muncul sekitar 70 juta tahun yang
lalu. Perhiasan bunga secara morfologi lebih kompleks dan
beragam. Anggotanya yang primitif hanya mempunyai 1 lingkaran
perhiasan bunga dan dari sini berkembang menjadi berbagai
perhiasan bunga yang termodifikasi dengan sepal dan petalnya
yang jelas. Stamen masak dalam urutan sentifugal dan
menghasilkan polen yang trinukleat. Ovul bitegmik dan
“crassinucellate” kampilotropus atau amfitropus; embrio yang
masak sering diliputi dengan perisperm. Betalain (semacam
pigmen) diketemukan pada banyak suku dari bangsa
Caryophyllales. Bangsa Caryophyllales sering juga disebut
centrospermae merupakan bangsa yang terbesar dengan sekitar
10.000 jenis. Caryophyllales mempunyai plastida pembuluh tapis
tipe P yang khas.
Anak kelas Dilleniidae (13 bangsa, 78 suku dan sekitar
25.000 jenis). Berbeda dengan anak kelas Magnolidae, anak kelas
Dilleniidae mempunyai ginasim sinkarpus kecuali pada bangsa
Dilliniales yang apokarpus. Stamen masak secara sentrifugal
dengan polen yang binukleat kecuali pada suku Cruciferae yang
trinukleat. Ovula yang unitegmik atau bitegmik dengan endosperm
yang “crassinucellate” sampai “tenuinucellate”. Banyak
21
anggotanya merupakan tumbuhan berkayu. Polen yang mewakili
anak kelas Dillenidae diketemukan berupa fosil dari sekitar 100
juta tahun yang lalu pada awal periode kretaseus bawah.
Anak kelas Rosidae (18 bangsa, 114 suku, dan sekitar
58.000 jenis). Dari segi jumlah suku, snak kelas ini merupakan
anak suku yang terbesar, sedangkan dari jumlah jenis kurng lebih
sama dengan Asteridae. Bunganya mempunyai banyak stamen
yang masak dengan urutan sentripetal. Ovula bitegmik atau
unitegmik, “crassinucellate” atau tenuinucellate. Korola polipetal
meskipun beberapa ada yang apetal atau simpetal. Diduga muncul
sekitar 100 juta tahun yang lalu pada periode Kretaseus bawah.
Anak kelas Asteridae (11 bangsa, 49 suku dan sekitar
56.000 jenis). Sekitar sepertiga dari jumlah jenisnya termasuk suku
Asteraceae (compositae) yang merupakan suku terbesar dalam
Magnoliopsida. Bunganya simpetal, jarang sekali yang apetal atau
polipetal. Stamen beberapa letaknya berselang dengan petal.
Gineaium biasanya mempunyai dua karpel dengan ovula yang
unitegmik dan “tenuinucellate”. Asteridae adalah anak kelas dari
Magnoliopsida yang paling maju secara evolusi dan paling muda,
mulai muncul sekitar 63 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti sekarang
memperkuat dugaan rupa-rupanya Asteridae diturunkan dari garis
Rosidae. (Indrawan dkk, 2007).
b. Kelas Liliopsida
Kelas Liliopsida terdiri dari lima anak kelas, 19 bangsa, 63
suku dan sekitar 49.00 jenis. Anak kelas Alismatidae (empat
bangsa, 16 suku dan sekitara 500 jenis). Herba akuatik atau
menempati tempat-tempat yang lembab. Kebanyakan mempunyai
ginaesium yang apokarpus dan polennya trinukleat. Kalau sudah
masak biji tidak mempunyai endosperm. Terdapat dua sel tetangga
(“subsidiary cells”) sekeliling stomatanya. Anak kelas ini
22
mempunyai sifat-sifat yang primitif. Catatan fosil menunjukkan
bahwa anak kelas ini muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu.
Anak kelas Arecidae (empat bangsa, lima suku, denga
sekitar 5600 jenis). Bentuk hidupnya bervariasi dari Lamna yang
ukurannya hanya beberapa milimeter sampai pohon palem yan
besar. Sekitar 50% dari jumlah jenisnya adalah pohon. Bunga-
bunga umumnya kecil, sering tersusun dalam pembungaan spadiks
yang dilindungi oleh sludang spatha. Sel tetangga pada stomata
umumnya empat, tetapi bisa dua atau tiga. Beberapa jenis
mempunyai sifat-sifat yang bukan tipe Liliopsida seperti daun lebar
dengan urat daun jala. Kecuali pada bangsa Arales semua
anggotanya mempunyai pembuluh trakea. Lebih dari setangah
jumlahnya merupakan anggta Arecales yang hanya mempunyai
satu suku yaitu Arecaceae. catatn fosil menunjukkan bahwa
Arecidae muncul pada periode Kretaseus atas, sekitar 80 juta tahun
yang lalu.
Anak kelas Commelinidae (enam bangs, 16 suku dan
sekitar 16.200 jenis). Sebagian besar adalah herba, habitatnya
berkisar antar akuatik sampai tersterial bahkan epifit. Bunga bisa
mempunyai sepal dan petal, perhiasan bunga berbentuk sekam atau
bulu kasar, atau tanpa perhiasn bunga. Pada anggota Commelinidae
yang dianggap primitif penyerbukan dibantu oleh serangga,
sedangkan yang lebih maju dengan bunga yang terduksi
penyerbukan dibantu oleh angin. Polen umumnya trinukleat, jarang
yang binukleat. Sekitar 50% dari jenis-jenisnya termasuk suku
Graminae (Poaceae) dan sekitar 30% lagi termasuk Cyperaceae.
Fosil yang paling tua umurnya sekitar 85 juta tahun yang lalu,
sedangkan suku Graminae (suku yang diaggap lebihmaju) muncul
sekitar 60 juta tahun yang lalu.
Anak kelas Zingeberidae (dua bangsa, sembilan suku dan
sekitar 3800 jenia). Sebagian besar anggota anak kelas
23
Zingiberidae hidup di daerah tropis, teresterial atau epifit. Bunga
beraturan atau tidak beraturan, mempunyai kelenjar nektar, dan
ovarium yang inferus. Kedua bangsa yaitu Bromeliales dan
Zingiberales nyata berbeda, meskipun disatukan dalam anak kelas
ini nampak sifat-sifat utam ayng lainnya berkembang secara bebas.
Dibedakan dari Liliopsida yang lain dalam hal adnya nektar pada
bunga dan bunga epiginius.
Anak kelas Lilidae (dua bangsa, 19 suku dan sekitar 25
jenis). Anak kelas ini mempunyai ginaesium yang sinkarp denga
sepal dan petal yang petaloid. Bunga terdaptasi dengan baik untuk
penyerbukan dengan serangga. Kabanyakan adalah herba yang
tersterial atau epifit. Daun linearis dengan urat daun yang sejajar
sampai daun lebar dengan urat daun seperti jala.ovarium sering
inferus. Sel tetangga pada stomata biasanya tidak ada, tetapi
kadang-kadang terdapat dua atau lebih sel tetangga. Lebih dari
80% jumlah jenis-jenisna termasuk ke dalam famili Liliaceae dan
Orchidaceae. Fosil dari polen bangsa Liliales menunjukkan bahwa
mereka mulai muncul pada periode Kretaseus atas sekitar 70 juta
tahun yang lalu.
24
Menurut (Wardani, 2018) menyatakan bahwa pule pandak memiliki
fungsi sebagai Akar pule pandak, dikutip dari
biodiversitas.mipa.uns.ac.id, mengandung lebih dari 50 macam alkaloid,
beberapa di antaranya sudah berhasil diisolasi seperti reserpina,
resinamina, ajmalina, dan serpentina. Bahan aktif itu berkhasiat sebagai
pencegah naiknya suhu badan, obat penenang, obat tekanan darah tinggi,
dan menormalkan denyut jantung.
Tanaman pule pandak, menurut peneliti dari Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor,
dikutip dari Jurnal Natur Indonesia 14(1), Oktober 2011: 68-72 ISSN
1410-9379, merupakan tanaman obat potensial untuk dikembangkan. Di
samping dibutuhkan sebagai bahan baku obat tradisional juga digunakan
sebagai bahan untuk fitofarmaka, karena pule pandak mengandung
beberapa senyawa di antaranya reserpin, rescinamine dan ajmalin yang
digunakan sebagai obat penurun tekanan darah tinggi, tranquilizer
(penenang), dan gangguan pada sistem sirkulator.
Kandungan alkaloid Rauvolfia serpentine, Benth., dikutip dari
academia.edu, telah berhasil diisolasi pertama kali oleh Muller, Schlitter,
dan Bein pada tahun 1952. Tanaman ini mengandung lebih dari 21
macam alkaloid, dan sekarang tidak kurang dari 50 macam alkaloid telah
dapat diisolasi di antaranya reserpina, reserpinina, recinamina, yohimbina,
ajmalina, ajmalinina, ajmalicina, serpentina, dan serpentinina.
Pule pandak berkhasiat antara lain sebagai pencegah kenaikan suhu
badan, obat penenang, obat tekanan darah tinggi, dan menormalkan
denyut jantung. Dua jenis utamanya adalah reserpin dan yohimbin yang
termasuk ke dalam golongan monoterpenoid indol alkaloid (AIM).
Akar Rauvolfia serpentina, Benth., dikutip dari circ.ahajournals.org, telah
digunakan di India selama ratusan tahun untuk sejumlah penyakit. Sejak
1949, tercatat laporan klinis tentang terapi Rauvolfia serpentina pada 50
kasus hipertensi esensial, dan telah memperoleh pengakuan universal
sebagai terapi untuk tekanan darah tinggi.
25
Menurut Singh, et all, dalam laporan penelitian yang berjudul
“Spectrophotometric determination of Rauwolfia alkaloids: estimation of
reserpine in pharmaceutical”, Analytical Science 20: 571-573, tahun
2004, reserpin berpotensi sebagai antihipertensi dan mempunyai efek
sedatif, sedangkan yohimbin bermanfaat dalam mengobati arteriosklerosis
dan impotensi.
Tim peneliti dari Departemen Ayurveda, Sekolah Ilmu Farmasi, Lovely
Professional University, Phagwara, Punjab, India, meneliti farmakobotika
dan farmakologis Rauvolfia serpentina yang telah digunakan sejak
periode pra-veda untuk pengobatan gigitan ular, sengatan serangga,
hipertensi, insomnia, gangguan psikologis, gastrointestinal gangguan,
epilepsi, luka, demam dan skizofrenia.
Kandungan alkaloid utama dari Rauvolfia serpentine, reserpin, dapat
menjadi obat antihipertensi. Akarnya telah digunakan di India sejak lama,
terutama untuk hipertensi. Tanaman ini juga digunakan sebagai obat
penenang dan hipnotik.
3. Meniran atau lamtoro
Lamtoro memiliki rasa khas seperti petai, hal ini membuat meniran dapat
dijadikan sebagai bahan konsumsi.
Menurut (Kurniawan, 2020) menyatakan bahwa tanaman lamtoro dapat
digunakan sebagai bahan bakar, bahan bangunan, pupuk hijau, bahan
baku pembuat kertas, dan sebagai pakan ternak, selain itu dapat pula
dijadikan obat-obatan herbal.Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan
mampu mengahasilkan O2, pencegah erosi.
4. Licuala spinose (palem kipas )
Menurut (Vaile, 2016) menyatakan bahwa palem jenis ini berguna
sebagai ornamen, dekorasi, atap, pembungkus makanan, tongkat,
pengikat, bahan membuat topi, dan dimakan sebagai sayuran. Selain itu
juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta
pencegah erosi.
26
5. Gadok (Bischofia javanica)
Menurut (Nainggolan, 2019) menyatakan bahwa tanaman ini dapat
digunakan sebagai bahan baku rumah tangga seperti mebel, jembatan,
tiang, interior, alat pertanian, ukiran, bahan perwarna, anti leukimia, anti
imflamasi, anti mikroba, anti alergi, mengobati luka bakar, dan
merangsang pertumbuhan rambut. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk
menghalau hama penyakit, ramuan untuk memasak daging, mengobati
luka, diare, maag, dan asam lambung dapat juga dijadikan obat kumur.
Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2,
serta pencegah erosi.
6. Salam koja
Menurut (Kakakid, 2019) menyatakan bahwa salam koja berfungsi untuk
bumbu kari, mengatasi anemia, menjaga kesehatan mata, menjaga
kolesterol, kesehatan hati, obat diare, anti bakteri, anti imflamasi,
menyehatkan rambut, obat diabetes, melancarkan pencernaan, mengatasi
infeksi kulit, mendapatkan keturunan, baik untuk wanita hamil, serta
meminimalkan efek samping kemoterapi. Selain itu juga mampu
menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
7. Ligustrum Lucidum
Menurut (Moreno, 2016) menyatakan bahwa ditanam untuk tujuan
tanaman hias, dan digunakan sebagai pagar diselurh dunia. Sselain itu
juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta
pencegah erosi.
8. Pleiblastus (Megathyrsus maximum)
Menurut (Smith, 2019) menyatakan bahwa tanaman ini berfungsi sebagai
pakan ternak, potong-bawa, silase dan jerami. Selain itu juga mampu
menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
9. Genistoma Ligustrifolium
Tanaman ini mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta
pencegah erosi, dapat juga dijadikan kayu bakar.
10. Ketapang
27
Menurut (Putri, 2018) menyatakan bahwa tanaman ini memiliki manfaat
sebagai tanaman hias, peneduh dari sinar matahari, menyejukkan sekitar,
menyerap polusi, meningkatkan konsentrasi. Selain itu juga mampu
menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, pencegah erosi, serta
bagian dalam buahnya dapat dimakan
11. Zingiber officinale (jahe merah)
Menurut (Saretta, 2020) menyatakan bahwa jahe merah berfungsi untuk
meghangatkan badan, meradakan batuk dan sakit tenggorokkan,
mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh, meringankan sakit kepala,
mengatasi rematik, obat diet, obat penyakit jantung, mengurangi radang
usus, mengurangi sakit pencernaan, membantu meningkatkan sistem imun
tubuh, serta obat asma. Selain itu juga mampu menyerap CO 2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
12. Entada pursaeta
Menurut (Cahyono, 2019) Menyatakan bahwa tanaman ini buahnya
biasanya dijadikan anak kecil sebagai mainan trasional. Selain itu juga
mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah
erosi.
13. Karamunting (Melastoma malabathirum)
Menurut (Sunata, 2019) menyatakan bahwa tanaman ini berfungsi sebagai
obat anti kanker, mencegah sakit jantung, menyembuhkan luka, obat
tradisional, buahnya dapat dimakan dicampur dengan es, gula dan air
untuk dijadikan minuman dingin. Selain itu juga mampu menyerap CO 2
dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
14. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Menurut (Putri, 2018) menyatakan bahwa rumput teki dapat digunakan
untuk melancarkan sistem pencernaan darah, mengatasi kejang, memiliki
sifat anti imflamasi, melancarkan sistem peredaran darah, menurunkan
demam, memperbaiki siklus menstruasi, dan dapat juga untuk merawat
kulit. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan
O2, serta pencegah erosi.
28
15. Akasia (Acasia mangium)
Menurut (Putri, 2016) menyatakan bahwa akasia dapat dijadikan parfum,
tanaman hias, astrigen, mengatasi ejakulasi dini, diabetes, menghambat
longsor, peneduh jalan, mencegah hipertensi, perabot rumah tangga,
konstruksi rumah, dll. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
16. Mengkudu (keumeudee)
Menurut (Margareth, 2019) menyatakan bahwa tanaman ini berfungsi
untuk mencegah kanker, anti mikroba, menghindari kerusakan otak
karena stroke, menurunkan kolesterol, mengobati anti arthitis, dan
mengatasi demam. Selain itu juga mampu menyerap CO 2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
17. Pohon ramping (Drimys winteri)
Menurut Budiatma, (2019) menyatakan bahwa kulit tanaman ini berguna
sebagai obat-obatan. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
18. Timun tata (Amydrium)
Menurut Uluk, (2001) menyatakan bahwa tanaman ini dapat dijadikan
sebagai makanan dan obat. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan
mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
19. Gaharu (Aquilana hirta)
Menurut Setiawan, (2020) menyatakan bahwa tanaman ini berguna untuk
dijadikan parfum, obat-obatan, kosmetik, dupa, hio dan setanggi. Selain
itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, pencegah
erosi.
20. Psychotia viridis
Menurut Ruiz, (2014) menyatakan bahwa tanaman ini berguna untuk
halusinogen dan memperpanjang masa mabuk pada minuman keras,
meningkatkan aksi alkoloid, serta sebagai pemoles halus. Selain itu juga
mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah
erosi.
29
21. Psychotia umbellifera
Menurut (Hidayat, 2011) menyatakan bahwa tanaman ini dapat digunakan
sebagai obat. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
22. Cinnamomun tamala
Menurut (Flora, 2016) menyatakan bahwa tanaman ini bernama lain kayu
manis yang berfungsi sebagai pengharum dalam masakan, mengatur gula
darah, meningkatkan energi, mengurangi kadar kolesterol, mengurangi
kanker, meningkatkan hormon progesteron, menurunkan produksi
tostesteron, mencegah penyakit jantung, menyehatkan pembuluh darah,
mengurangi peradangan, mencegah parkinson, mengobati tumor otak,
mengobati alzheimer, mengobati meningitis, mengobati nyeri sendi,
mengobati flu, menurunkan berat badan, mengobati asam lambung,
mengobati kerontokan rambut, mengobati sakit gigi, mengobati
kemandulan, mengobati infeksi kandung kemih, mengobati susah buang
angin, mengobati jerawat. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan
mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
23. Syzygium jambos
Menurut (Fern, 2019) menyatakan bahwa buahnya dapat dimakan dengan
dijadikan selai jely permen dll, selain itu juga dapat dijadikan sebagai
obat, minyak esensial dapat dijadikan bahan parfum. Selain itu juga
mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah
erosi.
24. Carya sp
Tanaman ini mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta
pencegah erosi, batangnya dapat dibuat menjadi kayu bakar.
25. Dalbergia latifolia
Menurut (Triyanti, 2019) menyatakan bahwa kayu tumbuhan ini berfungsi
sebagai bahan baku mebel, table ware, alat musik, interior panel mobil dll.
Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2,
serta pencegah erosi.
30
26. Eugnia involucrate
Menurut (Fern, 2019) menyatakan bahwa buah mentah dapat dijadikan
jely dan buah masak dapat dimakan langsung, kayunya dapat dijadikan
gagang alat dan alat pertanian lainnya, kayunya dapat dijadikan arang.
Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2,
serta pencegah erosi.
27. Vitex trifolia L.
Menurut Nastiti menyatakan bahwa tanaman ini berguna sebagai obat
chikungunya. Selain itu juga mampu menyerap CO 2 dan mampu
mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
28. Oncidium sphacelatum
Menurut (Onchi, 2018) menyatakan bahwa tanaman ini berjenis anggrek
anggrekan, fungsi tanaman anggrek biasanya dijadikan tanaman hias.
Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2,
serta pencegah erosi.
29. Mammea
Tanaman ini berfungsi sebagai menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan
O2, serta pencegah erosi.
30. Cinnamomum osmophloem
Menurut (Flora, 2016) menyatakan bahwa tanaman ini bernama lain kayu
manis yang berfungsi sebagai pengharum dalam masakan, mengatur gula
darah, meningkatkan energi, mengurangi kadar kolesterol, mengurangi
kanker, meningkatkan hormon progesteron, menurunkan produksi
tostesteron, mencegah penyakit jantung, menyehatkan pembuluh darah,
mengurangi peradangan, mencegah parkinson, mengobati tumor otak,
mengobati alzheimer, mengobati meningitis, mengobati nyeri sendi,
mengobati flu, menurunkan berat badan, mengobati asam lambung,
mengobati kerontokan rambut, mengobati sakit gigi, mengobati
kemandulan, mengobati infeksi kandung kemih, mengobati susah buang
angin, mengobati jerawat. Selain itu juga mampu menyerap CO2 dan
mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
31
31. Garcinia cowa
Menurut Darwati, (2015) menyatakan bahwa tanaman ini berguna sebagai
antioksidan, antimikroba, sitotoksik dan antimalaria. Selain itu juga
mampu menyerap CO2 dan mampu mengahasilkan O2, serta pencegah
erosi.
32. Citharexylum spinosum
Menurut (Fern, 2019) menyatakan bahwa buah mentahnya dapat
dimakan, dapat dijadikan obat sariawan anak-anak, rebusan kulit dapat
dijadikan sebagai obat untuk pilek, kayunya dapat digunakan sebagai
bahan bangunan, arang dll. Selain itu juga mampu menyerap CO 2 dan
mampu mengahasilkan O2, serta pencegah erosi.
32
tajam. Tanaman diplot pertama ini rata-rata memiliki habitus perdu,
semak, pohon. Terkstur tanahnya gembur, berwarna coklat, tidak terlalu
basah dan tidak terlalu kering. Plot kedua berjarak beberapa meter dari
plot pertama di plot ini terdapat beberapa tumbuhan liar dan juga
tumbuhan yang sering kita jumpai seperti tumbuhan jahe yang paling
banyak mendominasi di plot kedua ini, selain itu juga banyak pepohonan
yang berpariasi mulai dari besar hingga kecil. Selanjutnya plot ketiga
dilokasi plot ketiga ini berjarak beberapa meter dari plot pertama dan
kedua, plot ini masih sangat rimbun dengan tanaman yang beragam, ciri
dari plot ketiga ini tempatnya kering tidak berair dan kebanyakan dari
plot ini diisi oleh tumbuhan rumput belanga dan tumbuhan kipas,
terdapat juga tanaman yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu
tanaman mengkudu walaupun tidak terlalu medominasi.
2. Zona II dihutan kedua berjarak sekitar 10 meter dari zona pertama di
zona kedua ini juga terbagi atas tiga plot yaitu lanjutan dari zona pertama
yaitu plot keempat, kelima, dan keenam yang masing-masing plot nya
berukuran 10x10m. Plot keempat juga di buat bedekatan dengan jalan,
diplot ini memiliki struktur tanah yang lembab dan subur, banyak sekali
tumbuhan yang bervariasi mulai dari tumbuhan yang besar hingga kecil,
di plot ini juga terdapat lubang besar seperti bekas galian, tumbuhan yang
medominasi di plot ini adalah tumbuhan birdlime. Selanjutnya plot
kelima plot ini dibuat berhadapan dengan plot keempat, letaknya juga
berdekatan dengan jalan ciri lokasi nya, memiliki tanah yang subur,
tanaman di sana rata-rata memiliki habitus perdu, pohon, semak , untuk
tekstur tanah gembur, berwarna coklat. Didalam plot terdapat sekitar 3
lubang kering yang tertutup daun dan ranting, yang nampaknya bekas
galian yang sudah lama, tumbuhan yang mendominasi pada plot ini yaitu
ceri rio grande. Trakhir plot keenam berjarak beberapa meter dari plot
empat dan lima lebih kedalam hutan, ciri nya pada plot ini memiliki
tanah yang subur berwarna coklat, dan bertekstur gembur, dengan
ditumbuhi banyak tanaman yang membuat rimbun. Tanaman disana rata-
33
rata memiliki habitus pohon, semak, dan perdu. Dan tanamana yang
tumbuh mendominasi di plot keenam ini adalah Mammae atau nama
lokalnya adalah tumbuhan Jambu agung
Zona II Zona I
34
BAB III
METODE PENELITIAN
35
8. Pisau/cutter
9. Millimeter blok
10. Plastik gula
11. Plastik klip
12. Plastik besar
13. HP
B. Bahan
1. Sampel semua jenis tumbuhan tingkat tinggi di hutan Desa Mandi
Kapau Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Kalimantan
Selatan.
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini menggunakan dua tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi lokasi penelitian.
b. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan lokasi penelitian. Dimana dilokasi tersebut dibagi lagi
menjadi beberapa plot dengan ukuran plot 10x10.
b. Mengambil semua jenis tumbuhan yang telah di dapat pada
pengambilan sampel.
c. Mengumpulkan semua jenis tumbuhan yang di dapat.
d. Mengamati morfologi semua jenis tumbuhan yang di dapat.
e. Mengelompokkan semua jenis tumbuhan yang ditemukan.
f. Melakukan identifikasi dengan menggunakan panduan pertelaan.
g. Melakukan analisis data.
3.6 Analisis Data
Data penelitian yang diperoleh di analisis secara deskriptif berikut:
Mengidentifikasi jenis tumbuhan tingkat tinggi yang ditemukan dengan
menggunakan pustaka, pustaka yang digunakan sebagai berikut:
1. Steenis (2013)
36
2. Tjitrosoepomo (2013)
3. Website internet
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
38
pursaetha
Melastoma
13 Karamunting malabathricum 0 0 4 0 0 0 4
L.
Cyperus
14 Rumput teki 0 0 2 0 0 0 2
rotundus
Acacia
auriculiformis
15 Akasia auri 0 0 1 0 0 0 1
A. Cunn. Ex
Benth
Morinda
16 Mengkudu 0 0 1 0 0 0 1
citrifolia L.
Pohon
17 Drimys winteri 0 0 0 6 0 0 6
ramping
18 Timun tata Amydrium 0 0 0 7 0 0 7
19 Gaharu Aquilira hirta 0 0 0 4 0 0 4
Psychotria
20 Nasi-nasi 0 0 0 8 0 0 8
viridis
Psichotia
21 - 0 0 0 10 0 0 10
umbellitera
Cinnamomun
22 Salam india 0 0 0 0 3 0 3
tamala
Jambu Syzyggium
23 0 0 0 0 6 0 6
mawar jambos
24 Carya Carya sp. 0 0 0 0 1 0 1
Dalbergia
25 Sonokeling 0 0 0 0 2 0 2
latifolia
Ceri Rio Eugnia
26 0 0 0 0 5 0 5
Grande involucrata
Vitex trifolia
27 Legundi 0 0 0 0 4 0 4
L.
Anggrek
Cymbidium
28 empat 0 0 0 0 0 3 3
ensifolium
musim
Syzygium
29 Jambu bol 0 0 0 0 0 5 5
malaccense
Cinnamomun
30 Kayu manis 0 0 0 0 0 4 4
osmophloem
31 Asam kandis Garcinia cowa 0 0 0 0 0 5 5
Bunga Citharexylum
32 0 0 0 0 0 3 3
mayang sari spinosum
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui untuk jenis tumbuhan
tinggi yang ditemukan pada kedua Zona penelitian adalah spesies Pule pandak
(Rauvolvia sperentina) yaitu berjumlah sebanyak 39 buah. Kemudian dari tabel
39
tersebut juga diketahui bahwa jenis tumbuhan tinggi yang ditemukan di Hutan
Mandi Kapau juga berbeda-beda. Adapun spesies yang ditemukan pada Zona I
(Kelompok 1,2 dan 3) adalah Dioscorea hamiltoni, Rauvolvia serpentine,
Phyllantus urinaria L., Licuala spinosa, Bischofia javanica Blume, Murraya
koenigi, Ligustrum lucidum, Panicum maximum, Geniostoma lingustrifolium,
Terminalia catappa, Zingiber officinale, Entada pursaetha, Melastoma
malabathricum L., Cyperus rotundus, Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth,
Morinda citrifolia L. Dan pada Zona II (Kelompok 4,5, dan 6) menemukan
beberapa spesies tumbuhan tinggi, yaitu Dioscorea hamiltoni, Rauvolvia
serpentine, Phyllantus urinaria L., Licuala spinosa., Bischofia javanica Blume,
Murraya koenigi, Ligustrum lucidum, Geniostoma lingustrifolium, Drimys winteri,
Amydrium, Aquilira hirta, Psychotria viridis, Psichotia umbellitera, Cinnamomun
tamala, Syzyggium jambos, Carya sp, Dalbergia latifolia, Eugnia involucrate,
Vitex trifolia L., Cymbidium ensifolium, Syzygium malaccense, Cinnamomun
osmophloem, Garcinia cowa, Citharexylum spinosum.
Deskripsi tentang jenis-jenis tumbuhan tingkat tinggi yang ditemukan pada
tabel 1 dapat dilihat seperti pada penjelasan di bawah ini:
1. Dioscorea hamiltoni
Klasifikasi:
Divisi : Plantae
Kelas : Liliopsida
Ordo : Dioscoreales
Famili : Dioscoreaceae
Genus : Dioscorea
Spesies : Dioscorea hamiltoni
40
ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk (emarginatus), tekstur daun
seperti kertas, permukaan daun berbulu halus, dan tulang daun melengkung.
Pada tanaman ini tidak kami jumpai adanya bunga serta umbi. Mungkin
dikarenakan tanaman yang kami temukan masih berumur muda dan belum
dewasa. Discorea hamiltoni termasuk dalam suku gadung-gadungan dan
merupakan tanaman umbi-umbian. Tumbuhan ini merambat dan arah
rambatannya berputar ke arah kanan. Batangnya agak berduri. Discorea
hamiltoni termasuk dalam tumbuhan dikotil.
Menurut (Solikin, 2009), Hasil karakterisasi morfologi aksesi
Dioscorea hamiltoni menunjukkan keragaman untuk sifat kualitatif daun,
batang, dan umbi. Morfologi daun meliputi bentuk daun seperti jantung,
bentuk ujung daun runcing, warna daun hijau, warna tulang daun hijau, warna
tangkai daun hijau, dan permukaan daun berbulu halus, daun tunggal, tulang
daun menyirip, tepi daun rata. Ada yang memiliki daun tunggal atau
majemuk. Ukuran daun juga beragam dengan panjang 6,0–24,0 cm dan lebar
6,5–24,0 cm. Keragaman juga terlihat pada jumlah umbi per tanaman, ukuran
umbi, bentuk umbi, percabangan umbi, dan warna umbi. Jumlah umbi per
tanaman ada yang tunggal dan ada pula yang jumlahnya 2–5, serta di atas 5
umbi per tanaman.
Kunci determinasi Dioscorea hamiltoni menurut (Steenis, 2013) dalam
buku flora yaitu: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9a (golongan 4)-41b-42b-43a-44b-45a-
46b-47a
Famili: Dioscoreaceae
1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati sedikit-dikitnya dengan benang
atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .............................................................. 2
2b. Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) ............................ 3
3b. Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat berkas tersebut di atas................ 4
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas ......................................... 6
6b. Dengan daun yang jelas 7
41
7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya ................ 9
9a. Tumbuh-tumbuhan memanjat atau membelit.(golongan 4) 41
41b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara. Daun tidak
silindris............................................................................ ..42
42b. Tumbuhan tidak demikian .................................................................................... 43
43a. Daun berhadapan atau dalam karangan ................................................................ 44
44b. Daun tunggal ......................................................................................................... 45
45a. Daun bertulang melengkung atau menjari, yaitu pasangan tulang daun
yang paling bawah menuju ke dekat atau sampai pada ujung daun ...................... 46
46b. Bunga tidak merupakan bunga bongkol demikian dengan pembalut ................... 47
47a. Tulang daun dihubungkan oleh banyak urat daun yang jalannya sejajar.
Bunga merupakan bunga bulir. Daun tenda bunga 6, lepas,
kehijauan......Discoreaceae
Famili discoreaceae termasuk dalam suku anggota tumbuhan berbunga.
Dalam famili ini tergabung tumbuhan merambat dengan adanya umbi yang
banyak diantaranya dapat dimakan, seperti gadug, gembili, gembolo, dan
uwi-uwian. Pada tumbuhan liar, akar-akarnya seringkali berduri. Batang
tanaman tumbuh tegak, memanjat dan melingkar. Bagian dasar batang
berduri dan bagian atas tidak berduri. Famili ini bisa tumbuh mencapai 3-5
meter.
Dibawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Discorea
hamiltoni, yaitu:
42
Batang Discorea hamiltoni Bunga Discorea hamiltoni
43
pertumbuhan yang melilit. Keragaman batang terlihat pada warna batang,
ukuran batang, ada tidaknya duri pada batang, diameter batang, serta arah
lilitan.
Menurut (Flach dan Rumawas, 1996), tanaman umbi potensial
umumnya tidak dibudidayakan secara intensif dan tumbuh melilit pada
tanaman keras yang ada. Tanaman tersebut biasanya mulai tumbuh pada
musim hujan dan mulai dipanen pada musim kemarau. Uwi-uwian telah
dibudidayakan sebagian petani Indonesia, namun karena desakan pangan
”modern” maka tanaman umbi-umbian tersebut tersingkir. Keberadaan uwi-
uwian (Dioscorea sp.) di lapangan tidak selalu ada pada setiap musim.
Spesies ini memiliki ragam morfologi yang cukup luas, terdiri dari atas
Dioscorea hamiltoni, Dioscorea bulbifera (huwi buah), Disocorea
nummularia (huwi upas), Dioscorea pentaphylla (huwi sawut/fibrous yam),
Dioscorea pentaphyla, Dioscorea alata, Dioscorea esculenta (gembili),
Disoscorea hispida (gadung), dan beberapa subspesies lainnya. Secara
umum, yang membedakan satu subspesies dengan subspesies lainnya adalah
arah lilitan dan bentuk batang, ada tidaknya duri pada batang, bentuk dan
jumlah helaian daun, ada tidaknya buah di atas atau biasa disebut “katak”
atau “aerial bulbil”, bentuk umbi, jumlah dan ukuran umbi, serta warna umbi
44
2. Pule Pandak (Rauvolvia serpentine)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Raulvolvia
Spesies : Rauvolvia serpentine
45
Kunci determinasi Pule Pandak (Rauvolvia serpentine) yaitu: 1b-2b-
3b-4b-6b-7b-9a-41b-42b-43b-44b-45b-48b-49b-51a-52a. Apocenaceae
1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya
dengan benangsari atau putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga...................................................................................2
2b. Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
ataumembelit (denganbatang, poros daun atau tangkai daun)
………………………………………………………………………3
3b. Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam
berkas tersebut diatas..................................................................4
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput.
Daun dan (atau)bunga berlaian dengan yang diterangkan di atas …..6
6b. Dengan daun yang jelas ………………….....................................7
7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupain
................................................................................................9
9a Tumbuh-tumbuhan memanjat atau membelit1) (golongan 4) ...........41
41b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara. Daun tidak
cylindris……………………………………………..…………………..42
42b.Tumbuhan tidak demikian…………………….............................43
43a. Daun berhadapan atau dalam karangan ……………….................44
44b. Daun tunggal …......................................................................45
45b. Bertulang menyirip ………………………………….………........48
48b. Tumbuh-tumbuhan tak berduri dan tak berduri tempel ………..…49
49b. Kelopak lain…………..............................................................50
50b. Daun bertepi rata atau bergerigi tak jelas, bergerigi atau
berringgit.Karangan bunga berbentuk lain ………………....................51
51a. Tumbuh-tumbuhan bergetah (ditusuk atau diiris) ….....................52
52.a. Bunga kuning emas, besar ...……………………..…....….........
Apocynaceae
46
Fam. 105. Apocynaceae
Pohon, perdu atau semak, sering memanjat, sering bergetah. Daun
tunggal, seluruhnya berhadapan atau dalam karangan, tanpa daun penumpu,
bertepi rata. Bunga dalam anak payung, malai rata atau malai, jarang berdiri
senddiri, beraturan, berkelamin 2, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak
kebanyakan berbagi 5 atau bercangap. Mahkota berdaun lekat, dengan letak
yang berputar. Benang sari tertancap pada tabung mahkota berseling dengan
lekukan. Kepala sari beruang 2. Tonjolan dasar bunga biasanya tidak ada,
sering terdiri dari sisik. Bakal buah kebanyakan 2, terpisah, tetapi dihubungkan
dengan tangkai putik beruang 1 atau 2. Tangkai putik 1. Kepala putik bergigi 2
atau bercangap 2. Buah batu atau buah bumbung 1 atau 2, kadang-kadang buah
kotak yang berkatup.
Menurut penelitian (Woodson, 1957) Pule pandak atau disebut juga akar
tikus termasuk family Apocynaceae bersama-sama dengan pulai, tapak dara,
alamanda serta jeluntung. Secara morfologi sendiri Rauvolvia serpentine
47
merupakan tumbuhan yang tergolong perdu (kecil/semak). Memerlukan
pelindung. Tinggi tanaman ini antara 15-40 cm dengan tumbuhan di bawah
tanah atau akar lebih besar dari bagian tumbuhan di atas tanah.
Menurut (Basori, 1993) mengemukakan bahwa akar pule pandak sangat
khas, berkerut-kerut membentuk alur tertentu dan kulit akar mulai mengelupas.
Biasanya akar yang menancap ke bawah adalah tunggal, tetapi tidak sedikit
yang bercabang. Sistem perakaran masuk ketanah dengan berkelok-kelok
(bengkok) dan membesar. Pada titik pertemuan batas antara batang dan akar
terjadi pembengkokan yang berakibat antara posisi batang tidak lurus dengan
akar (tidak satu garis lurus). Warna akar coklat muda sampai ke putih-putihan,
berbau khas dan rasanya sangat pahit. Rata-rata panjang akar 39.87 cm. akar
biasanya lebih panjang dari pada batang.
Bagian batang mempunyai panjang antara 7-34 cm, berwarna keputih-
putihan dengan kulit yang sering mengelupas. Biasanya batang membesar dan
tidak panjang (tinggi) yang disebabkan oleh pola pertumbuhan yang tergantung
musim. Cirri khas lain dari batang pule pandak adalah bila dilukai
mengeluarkan getah berwarna kuning. Daun pule pandak berukuran panjang
rata-rata 12,74 cm dan lebar rata-rata 4,8 cm sehingga berbentuk lanset dengan
cirri khas daunnya halus, rasanya pahit, tidak berbulu. Daun tunggal menempel
pada batang dengan pola tataletak daun berkarang. Warna daun hijau muda
sampai hijau tua, warna bagian atas lebih gelap dari bagian bawah.
Menurut (Cronquist, 1993) bunga pule pandak muncul tunas paling atas
walaupun kadang-kadang ada yang muncul dari ketiak cabang atau samping.
Bunga berwarna ungu muda atau putih dan berubah menjadi merah tua setelah
usianya tua. Pule pandak berbunga sepanjang tahun dan diperlukan waktu 6
bulan 3 hari dari bunga sampai buah masak siap panen. Bentuk buah bulat kecil
dengan diameter 0,3-0,5 cm, dalam satu buah terdapat 1-2 biji. Buah muda
berwarnna hijau tua dan setelah tua berwarna ungu kehitam-hitaman. Kulit
buah sangat tipis, mengeriput setelah agak kering dan akhirnya menempe pada
tempurung biji yang keras setelah kering.
48
Adapun aspek botani atau pemanfaatan tumbuhan ini untuk masyarakat
Mandikapau yang dipaparkan oleh seorang narasumber dan merupakan salah
satu masyarakat desa Mandikapau yaitu akarnya yang biasa digunakan untuk
menyembuhkan tekanan darah tinggi dengan cara merendam akar yang telah
bersih dan dikeringkan dalam air panas serta diminum secara rutin. Selain itu
manfaat lain dari tumbuhan ini adalah sakit kepala, bisul serta luka akibat
gigitan ular atau kalajengking.
49
morfologinya, selanjutnya saya mengamati pada sifat daunnya. Tata letak
daunnya berhadapan dengan bagian daun yang tidak lengkap. Dikatakan tidak
lengkap karena daun pada tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria L.) tidak
memiliki pelepah. Bangun daun pada tumbuhan ini adalah memanjang.
Pangkal daunnya membulat dengan ujung daun membulat. Memiliki tepi daun
yang rata dengan urat daun yang sejajar. Daun pada tumbuhan meniran
(Phyllanthus urinaria L.) licin dengan daun yang berwarna hijau.
Pada saat pengamatan, saya tidak menemukan buah yang aa pada
tumbuhan meniran (Phyllanthus urinaria L.). Mungkin ada beberapa hal yang
menyebabkan tidak berbuahnya tumbuhan ini antara lain, karena umur yang
belum mencukupi ataupun hal-hal yang lainnya.
Kunci determinasi
1b Tumbuhan dengan bunga sejati, sedikitnya dengan benang sari dan (atau)
putik.Tumbuh-tumbuhan berbunga……......…………....................... ...... 2
2b Tiada alat pembelit, tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros, atau tangkai
daun…...................................................... ................................................. 3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut di
atas…………..……..………………...……………….........……........4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan bunga
berlainan dengan yang diterangkan
diatas.………………..…….............................................................6
6a Tidak berdaun atau tanpa daun yang
jelas………………………………………..………...........…..............34
34b Ranting .....................................................................................................37
37a batang teba; dan berdaging (Succulent). Tumbuh-tumbuhan yang bergetah
(Jika ditusuk atau diiris). Batang bersegi beralur atau
….......................................................................67. Euphorbiaceae
Kunci determinasi 1b- 2b- 3b-4b-6a-34b-37a. Palmae.
50
Di bawah ini terdapat gambar bagian dari tumbuhan Licuala spinose, yaitu:
51
4. Licuala spinosa
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Subclassis : Arecidae
Ordo : Arecales
Familia : Aracaceae
Genus : Licuala
Species : Licuala spinosa
52
terlepas dari tangkainya maka warnanya berubah menjadi warna coklat. Daun
dari jenis palem kipas ini bisa dijadikan sebagai bahan untuk membuat
kerajinan seperti kipas tikar dan sebagainya, karena daun ini memiliki tekstur
yang tidak terlalu rapuh dan jika sudah tua inya akan bertambah kuat dan
cocok untuk dijadikan sebagai bahan kerajinan.
Buah pada tanah palem kipas ini berbentuk bulat-bulat agak sedikit
lonjong dengan warna buah berwarna hijau ketika masih muda dan berwarna
merah jiga sudah tua atau sudah matang. Buah pada palem kipas ini layaknya
seperti buah pada jenis palem yang lainya yaitu seperti pada tanaman kolang-
kaling dan menurut saya tanaman ini mirip buahnya dengan tanaman kolang-
kaling. Tanaman palem kipas ini sering digunakan sebagai penunjuk kea rah
jalan dan juga bisa dijadikan sebagai tanaman hias yang mana tanaman ini
sering gterdapat di pekarangan rumah orang-orang.
Kunci determinasi
1b Tumbuhan dengan bunga sejati, sedikitnya dengan benang sari dan
(atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga……......…………..........2
2b Tiada alat pembelit, tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros, atau tangkai
daun…......................................................................................3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
di atas…………..……..………………...……………….........…….6
6b Dengan daun yang jelas…………..………………………………….7
7a Tumbuhan semacam palem, kerap kali batangnya tidak bercabang dan
mempunyai berkas daun yang berupa lingkaran; kadang-kadang tidak
berbatang. Daun besar, menyirip atau berbentuk kipas
………......................................................................................... …...8
8a Bunga dengan tenda bunga berbilang 3, berkumpul merupakan bunga
tongkol, yang bercabang atau tidak, kerap kali tertancap di ketiak. Di
waktu muda tongkol diliputi oleh satu seludang bunga atau
lebih.................................................................................21. Palmae
Kunci determinasi 1b- 2b- 3b-6b-7a-8b-21. Palmae.
53
Pohon atau tanaman memanjat, dengan batang yang kerapkali tidak
bercabang dan mempunyai bekas daun berbenmk cincin, kadang-kadang
dari batang yang terletak di atas tanah atau akar n'mpang dapat keluar
beberapa batang (membentuk rumpun). Daun menyirip (palem menyirip)
atau bentuk kipas (palem kipas), dengan pelepah daun atau pangkal
tangkai daun yang melebar. Kmangan bunga (tongkol bunga) kerapkali
pada ketiak daun, kadang-kadang terminal; yang mudah kerapkali
keseluruhannya dikelilingi oleh satu seludang daun atau lebih, atau (daun)
tangkai dan cabang samping mempunyai seludang kecil. Blmga duduk
pada cabang yang berdaging tebal atau kerapkali tenggelam di dalamnya,
berkelamin 1, jarang berkelamin 2, kerapkali banyak menghasilkan madu.
Tenda bunga dalam 2 lingkaran dengan jumlah masing-masing 3, bebas
atau bersatu dengan yang lain, kerapkali tebal dan ulet. Benang sari 6, 9
atau lebih, jarang 3. Daun buah 3, bebas atau bersatu; bakal buah beruang
1-3; tiap ruang 1 bakal biji. Buah buni atau buah batu, kadang-kadang tiap-
tiap daun buah tumbuh terpisah menjadi sebuah yang berbiji. Biji
kebanyakan dengan putik lembaga seperti tanduk pada buah batu besar
melekat dengan lapisan terdalam dari dinding buah.
Di bawah ini terdapat gambar bagian dari tumbuhan Licuala
spinose, yaitu:
54
Gambar. 4c daun Licuala spinose Gambar. 4d buah Licuala
(Sumber: Dokumen pribadi, spinose
\
2020) (Sumber:nPixabay, 2018)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Bischofia
Spesies : Bischofia javanica Blume.
(Sumber: Cronquist, 1983)
Menurut hasil pengamatan pada batang tanaman ini bercabang-cabang,
arah tumbuh tegak lurus, berkayu, keras dan kuat, bentuk batang bulat, tanpa
mata kayu, termasuk dalam tumbuhan menahun. Kulit batang luar memecah
dan bersisik berwarna coklat kemerahan hingga keunguan, di sebelah dalam
berwarna merah jambu, menyerat dan mengeluarkan getah merah bening,
encer atau agak kental seperti jeli. Daun berwarna hijau dengan panjang 4-8
inci, bentuk daun lonjong berlekuk tiga serta meruncing ke ujung daun. Letak
daun spiral/melingkar, mempunyai tangkai daun panjang, tepinya beringgit
hingga bergerigi halus, bertulang daun menyirip, sisi atas mengkilap. Buah
tidak memecah, bulat, bergetah, bergaris tengah berwarna hitam kebiruan jika
masak, dengan 1-2 biji di setiap ruang, biji berwarna coklat, lonjong, panjang.
Kunci determinasi tanaman Gadog menurut (Steenis, 2013) dalam buku
flora yaitu:
55
1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
sari atau putik. Tumbuh tumbuhan
berbu.................…….……………........................ ................................. 2
2b. Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-yumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun, tangkai
daun)…….................………….. ............................................................ 3
3b. Daun tidak berbenuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
diatas…………………...................….………………………………4
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di
atas…….........…...................... ............................................................... 6
6b. Dengan daun yang jelas………................…….........................................7
7b.Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupain…..........9
9b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit….....................10
10b. Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset……........................11
11b. Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jarring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang serong ke
atas………...........................................................................................…12
12b. Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali……................................................................................................…..13
13b. Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain…………................................…....14
14b. Semua daun duduk berhadapan………...........................……………..16
16a. Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap
sama bercangap menyirip rangkap (golongan 10)……….......................239
239a. Tumbuh-tumbuhan yang mengandung getah (batang, tangkai daun, urat
daun dipotong atau ditusuk)…………….........................………………240
240b. Getah putih….......………................................................………….241
241a. Bunga tidak jelas, mempunyai 4 kelenjar, “mahkota bunga” berlepasan.
Buah lepas dalam 3 kendaga yang berbiji satu………….67. Euphorbiaceae
Jadi urutan kunci determinasi tanaman gadog yaitu:
56
1b-22b-3-3b-4-4b-6-6b-7-7b-9-9b-10-10b-11-11b-12-12b-13-13b-14-14b-16-
16a-139-139a-140-140b-141-141a
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Ephorbiaceaea
memiliki ciri habitusnya pohon, perdu semak, kadang-kadang berair,
kerapkali mengandung getah. Daun tersebar, jadang-kadang berhadapan,
tunggal atau majemuk meenjari, kerap kali dengan daun penumpu. Ujung
tangkai daun atau pangkal helaian daun kerap kali dengan kelenjar. Bunga
berkelamin satu, berumah satu atau 2, bunga betina dan jantan kadang-kadang
berbeda besar =, kadang-kadang tersususun dalam, yang dikatakan cyathium.
Tenda bunga tunggal atau rangkap, kadang-kadang tidak ada. Tonjolan
menebal dasar bunga kerapkali ada. Benang sari satu sampai banyak. Lepas
atau melekat. Bakal buah menumpang, beruang 2 sampai 4. Bakl biji beruang
1 sampai 2 Buah bermacam-macam.
Dibawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan gadog yaitu:
57
Gambar. 5a daun Gadog Gambar. 5a buah Gadog
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Ajaib, M. dan Khan. Z.
U, Rajbongshi, 2012)
58
6. Salam Koja (Murraya koenigii)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Murraya
Spesies : Murraya koenigii L.
59
dikotil. Pangkal daunnya tumpul dengan ujung daunnya runcing. Tepi
daunnya rata dan urat daunnya yaitu memiliki satu ibu tulang yang berjalan
dari pangkal ke ujung dan bersusun dari tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke
samping, ke luar tulang cabang, sehingga susunannya akan memperlihatkan
bentuk sirip. Tekstur daun mengkilap pada permukaan atasnya, dan
dibawahnya buram pada permukaan bawah. Warna permukaan atas daun
adalah hijau tua mengkilap dan permukaan bawahnya hijau muda.
Bagian bunga berwarna putih kecil, berkelompok dan memlk aroma
yang wangi. Adapun buahnya berukuran kecil dan memiliki warna hitam
Buahnya merupakan buah sejati yaitu buahnya terbentuk dari bakal buah, atau
paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah
gugur, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus (buah telanjang).
Kunci determinasi Salam Koja (Murraya koenigii) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ................... 2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) ............................ 3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas................................................................................................ 4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. ........................................ 6
6b Dengan daun yang jelas ........................................................................ 7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya ...
.............................................................................................................. 9
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit ...................... 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ............................... 11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang serong
ke atas............................................................................................................. 12
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
60
Sekali.............................................................................................................. 13
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ....................................................... 14
14a Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan ........................... 15
15a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 8) .........................................109
109b Tanaman daratan (tumbuh) di antara tanaman bakau .........................119
119b Tanaman lain ......................................................................................120
120b Tanaman tanpa getah ..........................................................................128
128b Daun lain. Bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar..........................................................................................................129
129b Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang..................................................................135
135b Daun tidak berbentuk kupu-kupu berlekuk dua .................................136
136b Susunan tulang daun menjari atau menyirip.......................................139
139b Tidak ada bekas berbentuk cincin yang melingkar pada cabang........140
140b Kelopak tanpa kelenjar demikian .......................................................142
142b Cabang tidak demikian .......................................................................143
143b Sisik demikian tidak ada .....................................................................146
146a Tanaman (bukan buahnya) berduri temple atau berduri (buah diabaikan)
............................................................................................................147
147b Tanaman berkayu ...............................................................................150
150a Tangkai daun melebar, nyata beruas dengan helaian daun. Daun bila
diremas berbau harum, pada cahaya menerus terlhat nyata kelenjer minyak
...................................................................................... 62.Rutaceae
1b Anak daun, 3 atau lebih ......................................................................2
2b Daun menyirip ....................................................................................4
4b Ranting tidak berduri. Poros daun tidak bersayap. Anak daun tanpa bau
minyak anis. Benang sari kebanyakan ................................................
5.Murraya
61
Jadi, urutan kunci determinasi Salam koja, yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-
129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146a-147b-150b-150a-
62.Rutaceae.1b-2b-4b-5.Murraya
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Rutaceae
adalah jenis pohon atau perdu, jarang semak. Daun berhadapan atu berseling,
tunggal atau majemuk, dengan kelenjar minyak transparan. Bunga beraturan,
kebanyakan berkelamin 2 dalam anak payung, tandan atau mala. Kelopak
berjumlah 4-5, bersatu atau tidak. Mahkota kebanyakan berjumlah 4-5,
berdaun lepas. Benang sari 4-5 atau 8-10, jarang 6, jarang lebih daripada 10,
kepala sari beruang 2. Tonjolan dasar bunga beringgit atau berlekuk, di dalam
benang sari. Bakal buah menumpang, seperti juga buahnya, bentuknya sangat
berbeda. Buah buni kotak, buni atau batu atau buah berbelah.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan salam koja
(Murraya koenigii), yaitu:
62
Gambar. 6c batang Murraya Gambar. 6d bunga Murraya
koenigii koenigii (Sumber: Darwin,
(Sumber: Darwin, 2015) 2015)
63
mengenal jenis tanaman ini dan juga kegunaannya. Adapun menurut (Edwin,
2007) menjelaskan bahwa salam koja (Murraya koenigii) atau disebut daun
kari memiliki bentuk daun kari ini bisa dibilang mirip dengan daun
belimbing. Ukuran daun ini juga lebih kecil dan warna daunnya lebih
mengkilap daripada daun belimbing. Walaupun kecil banyak orang
mengatakan bahwa daun yang ada pada salam koja ini sering dikatakan
seperti daun jeruk. Selain itu baunya yang khas membuat banyak yang
menyebutnya seperti langu. Namun, setelah dikelola di masakan maka bau
langunya akan hilang dan lebih menggoda. Berbeda dengan daunnya yang
berbau sangat langu. Namun, jika anda menemukan bunganya maka baunya
bisa dikatakan cukup wangi. Kalau anda sering melihat bunga kemuning
maka baunya mirip sekali seperti bunga tersebut. Sebab, tanaman ini masih
satu jenis dengan bunga kemuning. Dan bunga yang ada memang terbilang
bergerombol satu sama lainnya.
Salam koja sama dengan tanaman sejenis jeruk yang sangat kecil.
Karena masih sejenis dengan genus jeruk-jerukan. Untuk buah yang dimiliki
oleh Daun kari ini mempunyai bentuk seperti ukuran biji kacang tanah dan
mirip seperti kacang hijau. Akan tetapi, setelah dimasak buah salam koja akan
berubah menjadi berwarna ungu. Buah daun kari ini juga kandungan yang
dimilikinya sangatlah banyak. Salah satunya kandungan vitamin C
didalamnya. Tapi, meskipun buah ini memiliki kandungan vitamin C yang
banyak. Buah daun kari ini sangat beracun. Jadi , anda sebaiknya jangan
sampai memakan buah daun kari kebanyakan. Sebab, dapat membahayakan
tubuh anda khususnya pencernaan.
64
7. Ligustrum lucidum
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Oleaceae
Genus : Ligustrum
Spesies : Ligustrum lucidum
65
benang sari. Adapun buahnya berukuran kecil dan memiliki warna hujan saat
muda. Buahnya merupakan buah sejati yaitu buahnya terbentuk dari bakal
buah.
Kunci determinasi Ligustrum licudum menurut (Steenis, 2013) dalam
buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ……..2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun.......3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas……………………………………………… .........4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas… …......6
6b Dengan daun yang jelas ............................................ ……………...7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem…………………… ……..9
9a tumbuh-tumbuhan memanjat atau membelit (golongan 4). …....41
41b tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara. Daun tidak
silidris ....................................................................... ………….....42
42b Tumbuhan tidak demikian. ....................................... …………….43
43a Daun berhadapan atau dalam karangan. ................... …………….44
44b Daun tunggal. ........................................................... …………….45
45b Bertulang menyirip. .................................................. …………….48
48b Tumbuh-tumbuhan tidak berduri dan tidak berduri tempel... ……49
49b kelopak lain. ............................................................. …………….50
50b Daun bertepi rata atau bergerigi tidak jelas, bergerigi atau
beringgit. Karangan bunga bebentuk lain. ................ …………….51
51b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah. ............................... …………….53
53b Bunga beraturan. Benang sari 2 (bunga tabung membelah). .....103.
Oleaceae
1a Panjang daun 7,5 sampai 10 cm…………………………………2
66
2a Panjang daun 10- 15 cm, mengakumulasi, tepi daun
hijau…………………………………………………….L.lucidum
Jadi, urutan kunci determinasi Ligustrium lucidum, yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9a-41b-42b-43a-44b-45b-48b-49b-50b-51b-53b. 103.
Oleceae-1a.2a. Ligustrum- Ligustrium lucidum.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Oleaceae
memiliki habitus pohon, tumbuh-tumbuhan memanjat atau perdu, sering
berkayu. Daun berhadapan, tunggal atau majemuk. Daun penumpu tidak ada.
Bunga dalam anak payung atau malai, beraturan, biasanya berkelamin 2.
Kelopak bentuk lonceng, terpancung atau dengan gigi atau lekukan. Daun
mahkota berlekatan dan bertaju 4 sampai lebih atau lepas dan kadang-kadang
teratur berlekatan berpasangan dengan perantaraan benag sari; mahkota
jarang yang tidak ada seluruhnya. Benag sari 2; tangkai sari pendek; kepala
sari beruang 2. Tidak ada tonjolan dasar bunga. Bakal buah menumpang,
beruang 2. Tangkai putik 1. Buah buni, buah batu atau buah kotak yang
berkatup 2. Biji 1-4.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Ligustrum
licudum yaitu:
67
Gambar. 7c Buah Ligustrum Gambar. 7d Bunga Ligustrum
licudum licudum
68
dengan daun kasar, tidak berbulu, dan tersusun rapi. Daunnya yang relatif
besar berwarna hijau gelap (panjang 4-24 cm dan lebar 2,5-8 cm) tampak
mengkilap. bunga-bunga putihnya yang kecil (sekitar 6 mm) ditumbuhkan
dalam kelompok bercabang besar (panjang 8-25 cm) di ujung batang. 'beri'
hitam kebiruannya (panjang 5-10 mm) ditanggung dalam kelompok-
kelompok besar yang menarik. Batang dan Daun Batang dan daunnya tidak
berambut (yaitu gundul) dan batang yang lebih muda bundar (yaitu terete)
dan berwarna kehijauan. Batang dan cabang yang lebih tua biasanya
mengembangkan kulit berwarna keabu-abuan yang relatif halus saat matang,
yang secara longgar ditutupi dengan struktur kecil yang terangkat putih (yaitu
lentisel). Namun, cabang-cabang yang menghasilkan buah sering berubah
warna menjadi oranye atau kemerahan.
Menurut (Steenis, 2013) daunnya bervariasi mulai dari berbentuk telur
dalam garis besar (yaitu bulat telur) hingga lonjong (yaitu berbentuk bulat
panjang) dalam bentuk dan ditanggung pada tangkai pendek (yaitu tangkai
daun) dengan panjang 10-30 mm. Daun ini (panjang 4-24 cm dan lebar 2,5-8
cm) tidak berbulu (yaitu gundul), teksturnya kasar, dan disusun di sepanjang
batang. Permukaan atasnya berwarna hijau tua dan mengkilap dalam
penampilan, sedangkan bagian bawahnya lebih pucat dan kusam (yaitu
daunnya berubah warna). Mereka memiliki seluruh margin, ujung runcing
(yaitu apeks akut) dan basis bulat (yaitu tumpul).
Bunga-bunga kecil (sekitar 6 mm) berwarna putih atau krem dan
memiliki empat kelopak (panjang 2-5 mm) yang menyatu di pangkalan
menjadi tabung yang sangat pendek (yaitu tabung corolla). Mereka juga
memiliki empat sepal kecil (panjang 1,5-2 mm) dan dua benang sari. Bunga-
bunga ini ditumbuhkan dalam kelompok bercabang besar (panjang 8-25 cm)
di ujung cabang (yaitu di malai terminal). Mereka ditanggung langsung pada
cabang-cabang cluster bunga atau pada tangkai pendek (yaitu tangkai bunga)
sepanjang 1-3 mm (yaitu mereka sessile atau sub-sessile). Berbunga sebagian
besar terjadi selama musim semi dan musim panas. Buah kecil (panjang 5-10
mm dan lebar 4-6 mm) berry-like (sebenarnya drupes) yang berubah menjadi
69
kebiruan atau hitam keunguan saat matang. Buah ini berbentuk lonjong (yaitu
ellipsoid) atau bundar (yaitu bulat) dan masing-masing biasanya mengandung
dua biji. Biji memiliki permukaan bergaris dan panjangnya sekitar 5 mm.
Buah hadir selama musim gugur dan musim dingin. Reproduksi dan Dispersa
Tumbuhan ini bereproduksi dengan biji, yang mudah disebarkan oleh burung
pemakan buah (yaitu pemakan buah) dan hewan lainnya. Mereka juga dapat
disebarkan oleh air dan limbah kebun yang dibuang. Tandan buah matang
juga digunakan dalam rangkaian bunga.
Dampak lingkungan Ligustrum lucidum dianggap sebagai gulma
lingkungan atau gulma lingkungan potensial di Victoria, New South Wales,
Queensland dan ACT. Saat ini menjadi yang paling memprihatinkan di
Queensland tenggara, di mana ia menempati peringkat di antara 20 tanaman
paling invasif teratas, dan New South Wales bagian timur. Spesies ini
menyebabkan kerusakan lingkungan yang luas dan signifikan, dan baru-baru
ini terdaftar sebagai gulma lingkungan prioritas di tujuh wilayah Pengelolaan
Sumber Daya Alam. Produksi benih tahunannya sangat besar, dapat
menyerang komunitas hutan hujan yang relatif utuh, dan dengan cepat
mengungguli vegetasi riparian. Ligustrum lucidum dapat membentuk semak-
semak yang lebat, terutama di daerah pesisir, yang menaungi dan menggusur
spesies hutan hujan. Ini dapat mengubah habitat yang tersedia untuk hewan
asli, menciptakan ekosistem yang didominasi oleh gulma, dan mengganggu
akses hewan ke koridor alami.
Di New South Wales privet daun lebar Ligustrum lucidum telah
menjadi gulma invasif hutan hujan, parit, dan tepian sungai di distrik pesisir
utara dari Bega, di pantai selatan jauh, dan pedalaman ke Wyalong Barat.
Populasi buah berlimpah dari gulma ini mendukung jumlah tinggi currawong
pai ( Strepera graculina ) di New South Wales, mengganggu keseimbangan
ekologis alami dan secara negatif mempengaruhi burung asli lainnya. Ini
didistribusikan secara luas di seluruh tenggara Queensland dan juga dapat
ditemukan di Atherton Tablelands, di Queensland utara. Populasi naturalisasi
kecil juga ada di Victoria timur laut dan selatan, di mana ia dianggap sebagai
70
ancaman potensial terhadap padang rumput, hutan, vegetasi riparian dan
hutan sclerophyll.
71
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut
diatas…………………………………………………………………..4.
4a : Bangsa rumput atau menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun
sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelepah. Bunga-
bunga merupakan bulir, terdapat di ketiak sekam (sisik tipis)..............5
5b : Batang kerap kali bersegi 3, kadang-kadang bersegi 2 atau lebih, kadang-
kadang bulat, kerpa kali mempunyai banyak saluran udara. Ibu tangkai
bunga tidak berbuku. Tidak terdapat lidah. Sekam tak pernah
berjarum………...…………………………………...…20.Cyperaceae
Jadi urutan kunci determinasi Rumput Benggala (Panicum maximum), yaiyu :
1b-2b-3b-4a-5b-20. Cyperacea.
Dibawah ini terdapat gambar bagian-bagian tumbuhan Rumput benggala
(Panicum maximum)
72
Gambar. 8c batang Panicum Gambar. 8d bunga Panicum
maximum maximum
(Sumber : Dok. Pribadi, 2020) (Sumber : Dok. Pribadi, 2020)
Menurut (Harta, 2014) Rumput benggala merupakan rumput yang
berasal dari Afrika tropika dan sub tropika. Masuk ke Indonesia tahun 1865
dan dibudidayakan karena nilai gizi yang tinggi sebagai makanan ternak.
Ciri-ciri rumput benggala : bentuk rumpun dan tingginya bisa mencapai
1,25 m, tergantung varietasnya. Batang tegak, sedikit berbulu, daun lebar,
bunga membentuk mayang berbiji sehingga mudah rontok, agak tahan pada
kondisi tanah kering dan naungan tetapi tidak tahan genangan air. Rumput
benggala mengandung protein kasar 5,5% - 7,5% tergantung varietas.
Rumput benggala bisa dibudidayakan dengan biji dan pols, bisa juga
dengan stek batang. Jarak tanam 60 x 660 cm atau disesuaikan dengan kondisi
tanah. Umur pemanenan 90 hari setelah tanam dengan interval pemotongan
pada musim hujan (30 - 40 hari) dan musim kemarau (50 – 60 hari), tinggi
pemotongan sebaiknya 5 - 10 cm dari permukaan tanah. Produksi berat segar
100 sampai 150 ton/ha/tahun (hasil setiap panen dengan interval pemotongan
setiap 45 hari berkisar 8 - 12 ton bobot segar), yang berarti dapat mencukupi
kebutuhan pakan ternak sapi kurang lebih 10 - 13 ekor pada kondisi berat
badan 300 kg dengan kebutuhan hijaun sapi per ekor 10% BB.
Karakteristik Rumput P. maximum yang dikenal dengan nama Guinea
grass, buffalo grass, green panic (Inggris), Herbe de Guinee, panic eleve
(Perancis), rumput benggala (Indonesia), suket londo (Jawa), rebha luh-
buluhan (Madura), rumput kuda, rumput benggala (Malaysia), yakinni
(Thailand) dan Co ke to (Vietnam). Rumput ini berasal dari Afrika Tropik dan
73
telah dibudidayakan disemua daerah tropis maupun subtropik, karena nilainya
sangat tinggi sebagai makanan ternak. Awal penyebaran rumput dari Afrika
Timur dibawa ke India Barat sebelum tahun 1756 dengan tujuan sebagai
produksi biji pakan burung. Kemudian ke Singapura tahun 1876 dan Filipina
19beradaptasi baik di Asia Tenggara. Menurut HAYNE (1950) masuk ke
Indonesia pertama yaitu di Jawa yang dikoleksikan pada tahun 1865 dekat
Jatinegara dan Van Romburgh dalam buku Aanteekeningen Cultuurtuin dalam
Cultuurtuin (Kebun Tanaman) setelah 30 tahun dilaporkan dalam Laporan
Kebun Raya Bogor sebagai makanan ternak dengan nama Panicum spectabile
NESS (namun tidak tepat) karena sangat baik tumbuhnya sehingga dianjurkan
pembudidayaannya.
Jenis rumput ini yang telah dikoleksi cukup lama namun
pemanfaatannya masih kurang populer dibanding dengan rumput gajah, yang
telah dianjurkan oleh pemerintah sehingga rumput benggala ditinggalkan.
Kemudian pada tahun 1974 hingga sekarang Balai Penelitian Ternak
mengintroduksikan kembali dari Australia dengan beberapa cultivar yang
hingga saat ini telah dikoleksi dan tumbuh baik ada 8 kultivar. Namun
pemanfaatan sebagai pakan ternak masih terbatas dan belum banyak
dibudidayakan. Karakteristik rumput benggala adalah tanaman tumbuh tegak
membentuk rumpun mirip padi. Termasuk rumput tahunan, kuat, berkembang
biak yang berupa rumpun/pols yang sangat besar, dengan akar serabut
menembus dalam tanah, batangnya tegak, berongga tak berbulu. Tinggi
tanaman 1,00 – 1,50 m, dengan seludang-seludangnya berbulu panjang pada
pangkalnya, lidah kadang-kadang berkembang biak. Daun bentuk pita yang
sangat banyak jumlahnya itu terbangun garis, lancip bersembir kasar, berwarna
hijau, panjang 40–105 cm dengan lebar 10–30 mm.
Menurut (Bahar, 2000) bunga majemuk dengan sebuah malai yang
panjangnya 20–45 cm, tegak, bercabang--cabang, acapkali diselaputi lapisan
lilin putih. Bulir berbunga 2 yang panjangnya 3 x 4 mm, bentuk lonjong. Buah
yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dan mudah rontok sehingga masalah
74
serius untuk produksi biji. Panjang biji 2,25–2,50 mm, tiap kg biji mengandung
1,2– 1,5 juta butir.
Rumput ini dapat tumbuh pada tanah berbatuan dengan lapisan tanah
tipis, bahkan pada tanah yang drainase buruk serta toleran pada keadaan kering
yang tidak terlampau parah dan tahan naungan. Pada intensitas cahaya 30-50%
masih berproduksi normal. Budidaya Dalam rangka pengembangan dan
pemanfaatan rumput benggala sebagai hijauan pakan ternak telah dilakukan
introduksi beberapa kultivar unggul.
Hasilnya menunjukkan bahwa rumput P. maximum cv Guinea dengan
interval pemotongan 3 sampai 8 minggu yang diberi pupuk Urea 900 kg ha- 1
th-1, TSP dan KCl masing-masing 450 kg ha- 1 th-1 menghasilkan hijauan
segar. Melihat keadaan demikian, bahwa dengan semakin panjang interval
pemotongan semakin meningkat produksi segar maupun bahan keringnya.
Peningkatan produksi pada umur potong empat minggu sampai 8 minggu
ratarata 63,2%. Kenaikan produksi tertinggi pada pemotongan 8 minggu
namun jika dihubungkan dengan nutrisi maka pada interval potong 4 minggu
adalah protein kasar tertinggi dengan produksi yang tidak jauh berbeda dengan
yang lebih lama interval potong. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
pemotongan yang tepat sebagai rumput potong pada umur 4 minggu dan
setelah umur tersebut tanaman kefase generatif dimana tidak ada lagi
penambahan bobot daun karena telah mencapai pertumbuhan maksimum.
75
9. Geniostoma ligustrifolium
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Traceophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Loganiaceae
Genus : Geniostoma
Spesies : Geniostoma lingustrifolium
76
ini tipis seperti kertas. Warna daun kenanga adalah hijau tua. Bagian bunga
kenanga ini lengkap.
Kunci determinasi tumbuhan Geniostoma lingustrifolium menurut A.Cunn
(1839) dalam buku Flora Of New Zealand, yaitu:
1b Tanaman holofitik...............................................................................7
7b Bukan tanaman liana ..........................................................................20
20a Tanaman semak atau pohon ...............................................................21
21b Daun berkembang dengan baik ..........................................................27
27b Daun sederhana...................................................................................34
34a Daun berhadapan ................................................................................35
35a Daun tetap ...........................................................................................36
36b Daun tanpa bulu penyengat ................................................................37
37a Daun rata.............................................................................................38
38b Tanaman berkayu tahunan ..................................................................39
39b Tanaman tanpa duri ............................................................................40
40b Kelopak bunga 5 cuping, mahkota bunga 5-4 cuping, benang sari 5
sampai 4. ....................................................................... 64. Loganiaceae
Fam 64. Loganiaceae
1b Tanaman berkayu atau semak, bunga 5 mahkota
2b Tanaman tegak atau menyebar, daun tidak kurang
dari 20 mm................................................................................... 3. Geniostoma
Jadi, urutan kunci determinasi Geniotoma ligustrifolim yaitu:
1b-7b-20a-21b-27b-34a-35a-36b-37a-38b-39b- 40b.Loganiaceae - 1b-2b- 3.
Geniostoma.
Dijelaskan oleh (Allan, 1982) dalam buku Flora of New Zealand, famili
Loganiaceae memiliki habitus herba atau semak dan pohon tahunan atau
abadi. Pohon berukuran sedang atau kadang-kadang besar sampai 25 (-55) m,
kulit pohon pecah-pecah sangat tidak teratur, coklat gelap, bagian dalam kulit
coklat sampai kuning. Daunnya berwarna hijau terang dan obovate-lonjong,
ujungnya biasanya pendek hingga panjang meruncing, urat sekunder agak
menonjol ke bawah tidak jelas, tangkai daun panjang, dan sebagian bebas dari
77
tangkai daun berstipula bulat. Perbungaan aksilar, dengan bracteola pada atau
di bawah tengah, bunga harum, corolla tabung sempit saluran berbentuk,
berbentuk kepala stigma. Bunga kehijauan yang memiliki aroma yang khas.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Geniostoma
ligustrifolium, yaitu:
78
Gambar.9d buah Geniostoma
ligustrifolium
(Sumber: Jack, 2019)
79
mengungkapkan benih yang disimpan dalam plasenta pulpa membesar hanya
memperlihatkan ujung gelapnya.
80
Ketapang (Terminalia catappa) termasuk tumbuhan dikotil karena
memiliki akar tunggang (radix primaria). Akar ketapang termasuk akar
tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu akar tunggang berbentuk kerucut
panjang yang tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak sehingga memberi
kekuatan pada batang dan dapat membuat daya serap terhadap air dan zat
makanan menjadi lebih besar.
Ketapang memiliki batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang keras
dan kuat. Bentuk batang bulat (teres) dengan permukaan beralur (sulcatus),
yaitu jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas. Kulit batang
berwarna abu-abu kecoklatan. Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus),
yaitu memiliki arah lurus ke atas. Sistem percabangan ketapang monopodial
karena batang pokok terlihat jelas. Sedangkan untuk arah tumbuh cabangnya
pada ketapang ialah mendatar (horizontalis), yaitu antara cabang dengan
batang pokok memebentuk sudut kurang lebih 90 derajat C.
Daun ketapang termasuk daun tidak lengkap kareba hanya terdiri atas
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina).
Tangkai berbentuk seperti bentuk tangkai daun tumbuhan pada umumnya,
yaitu berbentuk silinder dengan sisi agak pipih dan menebal pada pangkalnya.
Helai daun berbentuk bundar telur terbalik. Helaian di pangkal berbentuk
jantung, pangkal dengan kelenjar di kiri-kanan ibu tulang daun di sisi bawah.
Daun ketapang memiliki daun berambut halus di sisi bawah dan berbentuk
lebar dibagian tengah daun, ujung daun meruncing, tepi daun yang merata,
daging daun tipis dan memiliki tulang daun menyirip. Daun-daun sebagian
besar berjejalan di ujung ranting.
Bunga Ketapang (Terminalia catappa) berukuran kecil, berwarna
kuning dan terkumpul dalam bulir yang berada dekat ujung ranting dengan
panjang kurang lebih 8–25 cm. Bunga ketapang tidak memiliki mahkota,
memiliki kelopak berjumlah 5 yang memiliki bentuk seperti piring atau
lonceng ukuranny akurang lebih 4–8 mm dan berwarna putih atau krim.
Benang sari berada dalam 2 lingkaran yang tersusun masing – masing 5.
81
Bentuk dari buah pohon katapang ini seperti buah almond. Buahnya
termasuk buah batu berbentuk bulat telur gepeng, bersegi atau bersayap
sempit denga ukuran 2,5-7 x 4–5,5 cm berwarna hijau-kuning-merah atau
ungu kemerahan saat telah masak Besar buahnya kira-kira 4–5,5 cm. Buah
katapang berwarna hijau tetapi ketika tua warnanya menjadi merah
kecoklatan. Kulit terluar dari bijinya licin dan ditutupi oleh serat yang
mengelilingi biji tersebut.
Menurut (Syamsuhidayat dkk, 1991) tumbuhan ketapang (Terminalia
catappa L.) memiliki batang bertajuk rindang dengan cabang-cabang yang
tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat. Daun tersebar, sebagian besar
berjejalan di ujung ranting, bertangkai pendek atau hampir duduk. Helaian
daun bulat telur terbalik, dengan panjang 8-38 cm dan lebar 5-19 cm, dengan
ujung lebar dan pangkal yang menyempit, helaian di pangkal bentuk jantung,
dibagian sisi bawah pangkal daun terdapat kelenjar di kiri-kanan ibu tulang
daun, permukaan atas licin dan bagian bawah berambut halus, berwarna
kemerahan jika akan rontok. Bunga berukuran kecil, terkumpul dalam bulir
dekat ujung ranting, panjang 4-8. Buah berbentuk bulat telur gepeng, bersegi
atau bersayap sempit
Kunci determinasi ketapang (Terminalia catappa) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .............2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) ....3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas. ..............................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. .................6
6b Dengan daun yang jelas .................................................................7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya
.....................................................................................................9
82
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit ...............10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ........................11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas. .......................................................................12
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
Sekali .............................................................................................13
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain.................................................14
14a Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan ....................15
15a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 8) ....................................109
109b Tanaman daratan (tumbuh) di antara tanaman bakau ....................119
119b Tanaman lain..................................................................................120
120b Tanaman tanpa getah .....................................................................128
128b Daun lain. Bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar ...........................................................................................129
129b Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang. ..................................................135
135b Daun tidak berbentuk kupu-kupu berlekuk dua .............................136
136b Susunan tulang daun menjari atau menyirip ..................................139
139b Tidak ada bekas berbentuk cincin yang melingkar pada cabang ...140
140b Kelopak tanpa kelenjar demikian ..................................................142
142b Cabang tidak demikian ..................................................................143
143b Sisik demikian tidak ada ................................................................146
146b Tanaman tidak berduri atau tidak berduri tempel (buah diabaikan)
.....................................................................................................154
154b Bunga tidak dalam bongkol dengan daun pembalut sedemikian ...155
155b Bunga tidak tertanam pada tangkai daun .......................................156
156a Bakal buah tenggelam ....................................................................157
157a Pohon atau perdu ...........................................................................158
158b Tidak demikian ..............................................................................159
83
159 Benang sari paling banyak 10. ......................................................160
160 Mahkota bunga beraturan .......................................... Combretaceae
Combretaceae
Pohon atau perdu, kerap kali liana. Daun berhadapan atau tersebar,
tunggal, tanpa daun penumpu. BUnga dalam tandan atau bulir, beraturan,
berkelamin 2, kadang-kadang berkelamin 1 dan brambut 1, biasanya
protoginis. Taju kelopak 4-5 atau tidak ada. Benang sari 4-10. Tangkai
putik 1. Buah kering, bersegi atau bersayap, beruang 1, berbiji 1, tidak
membka atau sedikit membuka.
1a Mahkota tidak ada. Pohon. ........................................... 1. Terminalia
Pohon kerapkali dengan taju yang jelas bertingkat (pohon), tinggi 10-35
m. dau tersebar, sebagian besar terkumpul diujung ranting, bulat telut terbalik
oval, seperti kulit, dekat sebelum rontok merah, panjang 15-31 cm, dengan
pangkal yang membulat bentuk jantung, pada pangkal dibawah kedua sisi dari
ibi tulang daun dengan kelenjar. Bulir dibagian bawah dengan bunga tidak
berkelamin 2 atau bunga betina dan diatas dengan bunga jantan atau bunga
tidak berkelamin. Tepi kelopak bertaju 5, berbentuk piring atau lonceng, pada
bunga bawah panjangnya 4-8 mm, putih. Benang sari dalam 2 lingkaran lima-
lima, pada yang berkelamin 2, dan bunga jantan munculkeluar jauh, pada
bunga betina dan tidak berkelamin lebih pendek dan steril. Tangkai putik,
sangat pendek atau tidak ada. Buah batu bersegi 2,5-7 kali 4-5,5 cm,
kerapkali merah tua. Dipantai yang tidak berawa dan tepi muara sungai. Juga
kerapkali ditanam untuk buahnya yang dapat dimakan. Katapang, Ind, S, J,
Md, Indonesische amandelboom, N. ............................ Terminalia catappa L.
Jadi, urutan kunci determinasi ketapang (Terminalia catappa L.), yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-
129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156a-157a-158b-
159b-160b. Combretaceae 1a. Terminalia-Terminalia catappa L.
84
Gambar. 10a akar Ketapang Gambar. 10b daun Ketapang
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
85
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Ibu Lina
salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang ketapang,
ternyata tidak banyak yang mengenal jenis tanaman ini dan juga
kegunaannya. Akantetapi dari beberapa literature aspek botani dari
tanaman ketapang ialah daun ketapang umumnya digunakan sebagai obat
di Asia Selatan untuk mengobati dermatitis dan hepatitis. Ekstrak yang
berasal dari daun Terminalia catappa memiliki aktivitas antibakteri antara
lain terhadap spesies E. coli dan Salmonell shigella. Menurut (Mohale
dkk, 2009) daun Terminalia catappa juga telah terbukti melindungi
penyakit hati akut yang disebabkan oleh beberapa hepatotoxicants.
Analisis HPLC dari ekstrak daun ketapang menunjukkan adanya
antioksidan dan hasil isolasi teridentifikasi untuk senyawa asam elagat.
Asam elagat yang terisolasi menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat
dalam sistem uji yang digunakan. Daun ini memiliki aktivitas antiparasit,
anti jamur, dan anti-inflamasi.
Buah ketapang yang masak dan dapat dipanen selanjutnya
dikeringkan. Inti buahnya yang seperti kacang almond dikeringkan dan
dibuat serbuk. Yang selanjutnya diekstraksi menjadi minyak untuk
mendapatkan biodiesel. Biodiesel adalah salah satu bahan bakar alternatif
yang ramah lingkungan,tidak mempunyai efek terhadap kesehatan yang
dapat dipakai sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang dapat
menurunkan emisi bila dibandingkan dengan minyak diesel. Biodiesel
terbuat dari minyak nabati yang berasal dari sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Bahan baku yang berpotensi sebagai bahan baku pembuat
biodiesel antara lain adalah biji buah ketapang.
86
11. Jahe Merah (Zingiber officinale)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale
(Sumber : Cronquist, 1981)
87
pilek biasa. Dalam bentuk segar, kering, bubuk, atau sebagai minyak atau
jus dan kadang ditambahkan ke makanan olahan, nyeri otot menurunkan
kadar kolestrol dan komestik dan masih banya lagi manfaat lainnya. Yang
mana sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai jamu.
Aroma dan rasa unik dari jahe berasal dari minya alamai yaitu gingerol.
Gingerol adalah senyawa bioaktif utama jahe yang mana berkasiat
menjadi obat karna memiliki antiinflamasi dan antioksidan yang kuat.
88
tipe-tipe jahe di dunia ini yang memiliki cirri dan karakteristik tersendiri. Klon-
klon jahe di India dibedakan berdasarkan tempat tumbuhnya dan masing-
masing memiliki karakteristik tersendiri misalnya: klon jahe Rio de Janeiro,
Cina, Marau, Winantody, Nadia, Thirgpui, dan Narasapattam.
Menurut (Santoso, 1994) jahe termasuk dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit
(Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Lenguas
galanga) dan lain-lainnya. Menurut para ahli, suku temu-temuan ini kalau
dirinci kira-kira terdiri dari 47 genera dan 1.400 spesies, yang tersebar baik di
daerah tropik maupun subtropik. Sementara itu, di Asia Tenggara dapat
ditemukan 80-90 jenis Zingiber, yang konon berasal dari India Timur,
Malaysia dan Irian. Akan tetapi, jahe paling banyak diminati orang di antara
berbagai jenis Zingiber tersebut.
Menurut (Setyawan, 2002) pada dunia pertanian, dikenal tiga varietas
jahe berdasarkan ukuran dan warna kulit rimpangnya, yaitu jehe gajah (badak),
jahe emprit (biasa) dan jahe merah (berem). Kegunaan praktis ketiganya
kadang-kadang berbeda . Jahe gajah yang ukurannya besar, berkulit putih atau
kuning dan rasanya tidak terlalu pedas dapat diolah sebagai manisan dan
asinan. Jahe emprit yang ukurannya lebih kecil, berkulit putih atau kuning dan
sangat pedas sering digunakan untuk bumbu masakan dan obat. Jahe merah
yang ukurannya sedang dan berkulit merah umumnya digunakan untuk obat.
Jahe ini yang paling umum ditanam dan sering diperdagangkan berdasarkan
daerah asalnya.
Menurut (Purwatiningsih et al., 2003) zat-zat yang terkandung di dalam
rimpang jahe antara lain : vitamin A, vitamin B, vitamin C, lemak, protein,
pati, asam organik, oleoresin (gingerin), dan zingeberin. Rimpang jahe banyak
memiliki kandungan kimia, yang diantaranya minyak atsiri 0,6 –
3%, zingibere60% dan zingiberole menguap, serta zat pedasgingerol. Karena
kandungan kimianya, jahe banyak bermanfaat bagi manusia, yaitu sebagai obat
tradisional terutama karminatif dan stimulansia. Efek biologi jahe dikaitkan
89
dengan senyawa yang berasa pedas. Senyawa ini mempunyai efek memacu
reseptor termoregulasi yang akan mempengaruhi usus dan sekresi empedu
secara reflektoris.
Kunci determinasi :
1b – 2b - 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b - 14a – 15a – 109b –
119b – 120b – 128b – 129a – 130b – 132a (familia Zingiberaceae ).
90
129a. Mempunyai upih daun yang nyata memeluk batang, kadang-kadang
mempunyai selaput bumbung yang memeluk batang ......................................... 130
130b. Tulang lateral lain… ................................................................................. 132
132a. Batang yang berdaun tegak terputar serupa tangga .. Familia Zingiberaceae.
91
sehingga daun tersebut mengering. Pada suhu rendah di bawah , di samping
umur tanaman jahe menjadi semakin panjang, timbulnya anakan juga lebih
lama. Tanaman Zingiber officinale Rosc. memiliki daun lengkap yang
mempunyai alat tamahan berupa lidah daun (ligule) yang permukaannya tidak
berbulu. Daun dari tanaman jahe ini merupakan tipe daun tunggal memiliki
warna hijau tua pada bagian permukaan atas dan berwarna hijau muda pada
permukaan bawahnya. Pada bagian tepi daun memiliki permukaan yang rata,
bangun daun (circum scipto) berupa lancet (lanceolatus), ujung daun (apex)
bentuknya runcing (acutus) dan pangkal daunnya (basis) runcing (acutus).
Tulan daun (nervus) memliki bentuk menyirip (penninervis), tepi daun (margo)
rata (integer) dan daging daunnya (intervenium) tipis seperti selaput
(membranaceus). Permukaan helaian bagian atas licin (laevis), sedangkan
permukaan bawah suram (opacus).
Menurut (Sudewo, 2004) jahe (Zingiber officinale Rosc.) mempunyai
karakteristik batang agak keras dan berbentuk bulat, berwarna hijau muda yang
diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman sekitar 49,16. Menurut
(Tjitrosoepomo, 2005) sifat batang dari tanaman jahe yaitu herbaceous dengan
permukaan batang licin (laevis). Sifat percabangannya yaitu monopodial,
sedangkan sifat cabang batang tegak (fastigiatus). Pada bagian pangkalnya
batang berwarna putih kekuningan. Periode hidup tanaman jahe termasuk
tanaman tahunan (parennis). Jahe ini mempunyai rimpang relatif kecil,
bentuknya agak pipih berwarna putih sampai kuning, seratnya agak kasar,
aromanya agak tajam, rasanya pedas, panjang akar 20,55 - 21,10 cm, diameter
akar 4,78 – 5,90 mm, panjang rimpang 16,13 – 31,70 cm, tinggi rimpang 7,86
– 11,10 cm, dan berat rimpang 1,11 – 1,58 kg.
Menurut (Setyawan, 2002).Akar tanaman jahe (Zingiber
officinale Rosc.) merupakan akar tongkat yang berupa serabut dan akar tongkat
tersebut lebih sering dikenal dengan nama ―rimpang‖ (rhizome). Warna
rimpangnya adalah putih kekuningan. Menurut (Santoso, 1994) bunga tanaman
Zingiber officinale Rosc. merupakan bunga bertipe majemuk tak terbatas yang
terletak di ujung batang dan ujung batang semu. Jenis kelamin bunga jahe
92
(Zingiber officinale Rosc.) merupakan bunga banci (hermaphrodites) yaitu
bunga yang memiliki benang sari maupun putik pada satu bunga dan
mempunyai simetri tunggal (zigomorf) Bunga jahe mempunyai kelopak yang
berbentuk tabung berjumlah 3 buah. Daun mahkota (corolla) sebanyak 3 buah
yang melekat pada staminoidea. Staminoidea tersebut berjumlah 3 buah yang
salah satu bagiannya berhadapan dengan benang sari yang serupa dengan daun
mahkota (corolla) dan dua lainnya berukuran kecil. Pada bunga jahe memiliki
tangkai putik sangat langsing yang bagian ujungnya terjepit diantara kedua
stamen. Memiliki bakal buah yang tenggelam, beruang 3 dengan 3 papan biji
(placenta) yang menempel pada dinding bakal buah.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2005) buah Zingiber officinale Rosc.
merupakan buah kendaga yang mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi
tiap bagian buah kemudian pecah lagi sehingga dengan itu biji dapat terlepas
dari biliknya yang terkatup 3 atau berdaging tidak membuka. Bakal buah
tenggelam, beruang 3, tiap ruang berisi banyak bakal biji yang tersusun dalam
2 baris. Buah pada tanaman ini memiliki kelopak yang tidak gugur dibagian
atasnya berupa buah kendaga yang membuka dengan rusaknya dinding yang
kemudian menjadi kasap berbenjol-benjol. Zingiber officinale Rosc. Memiliki
bakal biji yang jumlahnya banyak. Biji berbentuk bulat atau berusuk,
mempunyai salut atau selaput iji (arillus), endosperm banyak, lembaga memiki
jumlah yang banyak dan ukurannya kecil.
93
12. Entada pursaetha
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Entada
Spesies :Entada pursaetha
(Sumber: Nielsen, 1992)
Berdasarkan hasil pengamatan, Entada pursaetha memiliki habitus
liana. Liana adalah suatu habitus tumbuhan yang dalam pertumbuhannya
memerlukan kaitan atau objek lain agar ia dapat bersaing mendapatkan
cahaya matahari. Liana dapat pula dikatakan tumbuhan yang merambat,
memanjat, atau menggantung, namun akarnya tetap di dalam tanah.
Periodisitas dari tumbuhan ini adalah pirenial karena dapat mencapai umur
hingga ratusan tahun. Pada saat pengamatan, bagian dari tumbuhan ini yang
terlihat jelas adalah daun dan batang atau rantingnya. Sedangkan akarnya
tidak terlihat dalam tanah dan tumbuhan saat itu sudah sangat besar. Pada saat
itu juga tidak ditemuka bunga dan buah-bijinya.
Berdasarkan hasil pengamatan, daun Entada pursaethatermasuk daun
tidak lengkap, karena tidak memiliki pelepah daun. Tumbuhan ini memiliki
daun berbentuk bulat telur. Ujung daun berbentuk meruncing, sedangkan
pangkalnya membulat. Tepi daun rata. Urat daun menyirip. Duduk daun
berhadapan, dan warna daun adalah hijau. Sedangkan batangnya berbentuk
lurus dengan arah tumbuh batang tegak lurus, walaupun ada yang
melengkung.Permukaan batang kasar.
94
Kunci Determinasi:
1b Ujung helaian pinak daun melancip hingga menumpul atau bergubang
atau bercangap 2, polong berbentuk lurus atau agak melengkung, biji
membundar… ....................................................................................... 2
2b Anak daun sekunder (pinnula) berjumlah 3—4(5) pasang per pinna,
endokarp berkayu… ................................................... Entada pursaetha
Kunci determinasi Entada pursaetha :
1b – 2 – 2b– Entada pursaetha
Liana, batang spiral. Daun majemuk menyirip ganda; rakis 6—8 cm,
gundul; anak daun primer (pinna) 2 pasang; anak daun sekunder (pinnula)
3—4(—5) pasang per pinna, membundar telur sungsang hingga menjorong-
melanset, 2,3—7 × 1,3—3,5 cm, pangkal membundar, membaji, atau
asimetri, ujung melancip hingga menumpul atau bergubang atau bercangap 2.
Perbungaan tersusun dalam bulir, aksilar, panjang 12—25 cm; bunga duduk;
daun kelopak bunga memangkuk; daun mahkota bunga berlekatan, bercuping
5, putih; benang sari putih. Buah lurus atau agak melengkung, panjang hingga
200 cm; segmen buah menyegiempat; kulit buah berkayu, keras; endokarp
berkayu. Biji membundar, pipih, 3,5—4 × 1 cm, cokelat mengilap. Sebaran di
Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil
(Lombok, Sumbawa, Flores), Maluku, dan Papua (Nielsen, 1981). Habitat:
Daerah sekitar sungai, hutan primer dan sekunder, atau hutan pantai pada
ketinggian 0—400 m dpl. Sinonim: Entada rheedii.
95
Gambar 12c. Daun Entada Gambar 12d. Bunga Entada
pursaetha. Sumber : (Dok. Pribadi, pursaetha. Sumber : (Hoveka, 2017)
96
7-15 cm, kulit luar berkayu, kulit dalam bertekstur seperti kulit. Biji memipih,
4-6 cm x 3-5 cm, tebal 1 cm, coklat.
Menurut (Sabaruddin, 2011), masyarakat Sumbawa di Indonesia
memberikan nama yang berbeda-beda terhadap tumbuhan ini, yaitu Ksela,
Kayu Ksela, dan Lonto Ksela. Penelitian-penelitian farmakologi terhadap
tumbuhan ini menunjukkan bahwa tanaman obat ini berkhasiat
untuk: Penyakit saluran pencernaan, demam, sakit kuning, sakit persendian,
dan masih banyak lagi. Tumbuhan ini mengandung senyawa seperti Alkaloid,
tiramin, dopamin, glukosida, saponin, dan Minyak essensial. Bagian yang
dipergunakan adalah kulit batang, batang, daun, akar, dan daging biji.
Menurut (Priyanti, dkk, 2018), suku Fabaceae merupakan anggota dari
bangsa Fabales yang dicirikan dengan buah bertipe polong. Suku ini
terdistribusi secara luas di seluruh dunia dan terdiri atas 18.000 jenis yang
tercakup dalam 650 marga. Genus Entada mewadahi jenis-jenis berperawakan
perdu dengan buah berukuran kecil hingga liana yang buahnya berukuran
raksasa. Secara umum, bagian batang tumbuhan yang berasal dari genus
Entada tidak dilindungi oleh duri. Daun Entada pursaetha berupa daun
majemuk menyirip ganda dan tidak mengatupkan anak daunnya jika
tersentuh. Pada setiap anak daun primer (pinna) terdiri atas sepasang hingga
banyak anak daun sekunder (pinnula) yang duduk berhadapan atau berseling.
Anak daun primer bagian terminal tidak berkembang normal, namun
termodifikasi menjadi sulur. Perbungaan Entada pursaethaberupa tandan atau
bulir yang muncul dari bagian ketiak daun. Pada setiap perbungaan terdapat
bunga berkelamin jantan dan banci. Daun kelopak bunga saling berlekatan,
sementara daun mahkota bunga saling berlepasan atau hanya berlekatan di
bagian pangkal saja. Benang sari berjumlah 10 helai dan berlepasan,
sedangkan putik hanya berjumlah satu helai dalam setiap bunga.
Menurut (Priyanti, dkk, 2018) buah Entada pursaethamerupakan
polong bersegmen yang akan lepas saat buah sudah masak dan tiap segmen
hanya mengandung satu buah biji. Buah biasanya berbentuk lurus,
melengkung, atau spiral dengan panjang mencapai 150 cm. Ketebalan kulit
97
buahnya juga sangat bervariasi, mulai dari tipis seperti kertas hingga kulit
yang menebal dan berkayu. Pada umumnya, Entada memiliki biji yang
berukuran besar dengan lebar hingga 7 cm, pipih atau terkompres. Selain itu,
permukaan bijinya juga diselimuti oleh lapisan kulit yang keras dan kedap air.
Di Asia Tenggara, kulit batang dan biji Entada pursaethadipakai sebagai
pereda rasa sakit dan obat gatal, sedangkan bagian bijinya saja digunakan
untuk mengobati kolik pada anak kecil. Penelitian terkini di bidang
farmakologi menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji Entada
pursaethamemiliki aktivitas biologi sebagai antibakteri dan antiulserogenik.
Pada saat wawancara aspek botani mengenai Entada pursaethakepada salah
satu warga Desa Mandikapau sekitar, diketahui bahwa warga sekitar tidak
tahu manfaatnya, karena Entada pursaethajuga jarang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
98
coklatsedangkan batang mudanya bewarna hijau. Arah tumbuh cabang
condong ke atas (fagitatus).Daun berwarna hijau dan merupakan daun
tunggal, karena pada satu tangkai daun terdapatsatu helai daun. Bentuk
bangun daun jorong (ellipticus). Ujung daun tumpul (obtusus).Pangkal daun
pasak (cuneate). Tepi daun rata (integer). Pertulangan daun
menyirip(penninervis) dengan tiga vena utama. Daging daun seperti
perkamen (perkamenteus), tipistetapi cukup kaku. Permukaan atas daun
gundul (glaber) berwarna hijau tua. Permukaanbawah daun berambut halus
(tomentosus) berwarna hijau pucat.
Dari pengamatan diketahui bahwa.Tumbuhan ini mempunyai ciri khas
berupa rambu-rambut halus (tomentose) yang terdapatpada beberapa bagian
tubuh, seperti permukaan bawah daun dan permukaan batang muda. Daun
bertangkai, berhadapan, memanjang atau bulat telur memanjang dengan
ujung runcing. Kedua belah sisinya berbulu. Bunga mengelompok pada ujung
cabang, berwarna ungu muda, berbunga sepanjang tahun. Buah karamunting
termasuk buah buni, kulit buah warna coklat muda, bulat seperti vas bunga.
Daging buah warna ungu, rasanya manis, pada kulit buah terdapat banyak
biji, buah yang telah matang kulitnya pecah.
Kunci determinasi Karamunting (Melastoma malabathricum L.) menurut
(Steenis, 2013) dalam buku flora, yaitu:
1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .................................................. 2
2b. Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun)
................................................................................................................. 3
3b. Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat berkas tersebut di
atas .......................................................................................................... 4
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan degan yang diterangkan di atas..................................... 6
6b. Dengan daun yang jelas .......................................................................... 7
99
7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang
menyerupainya ........................................................................................ 9
9b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit............... 10
10b. Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ....................... 11
11b. Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan menjadi jelas
dari jaring urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke
samping dan yang serong ke atas................................................... 12
12b. Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali .............................................................................................. 13
13b. Tumbuh-tumbuhan berebntuk lain. ............................................... 14
14b. Semua daun duduk berhadapan..................................................... 16
16a. Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan
10). ............................................................................................... 239
239b. Tumbuh-tumbuhan tanpa getah....................................................243
243b. Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain......................................244
244a. Pada kedua sisi ibu tulang daun terdapat tulang daun melengkung
yang kuat, 1 atau 2 pasang, lebih-lebih yang berjalan dari pagkal
daun sampai dekat ujung daun (bertulang daun
bengkok). ..................................................................................... 245
245b. Bunga tidak tersusun dalam bongkol demikian. ......................... 246
246b. Herba yang kuat, perdu atau pohon-pohonan. ............................ 247
247b. Perdu atau rumput-rumputan yang berambut. Bunga berbilangan 5.
Daun tak berbaukayu manis ..................... Fam 95. Melastomaceae
Jadi, urutan kunci determinasi Karamunting (Melastoma malabathricum
L.),yaitu:
1b - 2b -3b - 4b - 6b – 7b - 9b - 10b - 11b – 12b - 14b – 16a – 239b – 243b
– 244a – 245b – 246b – 247b..................................Fam 95.
Melastomaceae
100
Fam 95. Melastomaceae
Semak, perdu, liana atau pohon. Daun berhadapan atau berkarang
tunggal, biasanya menyirip bongkok yang mencolok dengan ibu tulang 3 –
7. Bunga kebanyakan berkelamin 2, berbilangan 3 – 6. Bunga kelopak
kebanyakan berbentuk periuk lonceng, memanjang diatas bakal buah atau
tidak, daun mahkota bebas. Benang sari tertancap pada tabung kelopak.
Sebanyak daun mahkota 2 kali lipat. Kepala sari beruang 2, tepung sari
sering menjadi bebas melalui lubang ujung, penghubung sari sering
dengan tambahan. Bakal buah setengah atau seluruhnya tenggelam. Jarang
menumpang atau dihubungkan anatara sekat dengan tabung kelopak.
Beruang 1 banyak, buah kotak atau buah buni,biji 1 atau lebih.
1b. Taju kelopak tanpa tambahan demikian, benang sari brganti dengan
lebih pendek dan panjang. Penghubung sari di bawah ruang sari
memanjang. Pada sisi perut dengan dua tambahan.
2.Melastoma.
Perdu; tinggi 0,5-4m. Cabang yangmuda bersisik. Daun bertangkai,
berhadapan memenjang atau bulat telur memanjang, dengan ujung
runcing, bertulang daun 3,2-20 kali 1-8 cm, kedua belah sisinya berbulu.
Bunga bersama-sama 5-18, pada ujung dan diketiak daun yang tertinggi,
berbilangan 5-(4-6). Tabung kelopak berbentuk lonceng, bersisik, taju
kebanyakan lebih pendek daripada tabung, bersisik, rontok, berseling
dengan sejumlah gigi kecil. Daun pelindung bersisik, langsing, 5 kali 22
mm, tidak menutupi kuncup. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 2-
3 cm, ungu merah, jarang putih. Benang sari 10-(8-12); memanjang dari
penghubung sari di bawah ruang sari pada benang sari yang panjangnya 6-
16 mm, pada yang pendek 2-7 mm. Bakal buah beruang 5-(4-6),
dihubungkan oleh bingkai terhadap tabung kelopak. Buah buni berbentuk
periuk, membuka melintang secara tak teratur, dimana terlepas bingkai biji
yang merah tua. Biji berbentuk kerang. Padang rumput, semak, hutan
kecil; 5-2.000 m. Harendong, S, Senggani, J.
101
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari Karamunting
(Melastoma malabathricum L.), yaitu:
102
Gambar 13d. Batang Gambar 13e. Daun
karamunting. (Sumber: karamunting. (Sumber:
repo.stkip-pgri, 2019) Istikmalia, 2017)
103
diyakini sebagai obat herbal oleh rakyat Cina, India dan Indonesia.
Temuan ilmiah mengungkapkan pemanfaatan senduduk sebagai obat
seperti obat luka, diare, wasir, disentri, sakit perut. Adapun bagian yang
digunakan adalah daun, tunas, kulit, biji dan akar dari tumbuhan senduduk.
Penemuan lain juga mengungkap senduduk dapat digunakan secara
farmakologi, seperti antiseptik, antiinflamasi, antitoksik dan antioksidan.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2007) tumbuhan senduduk atau
karamunting merupakan suku melastomataceae yang umumnya berupa
semak, perdu atau pohon. Daun berhadapan atau berkarang, tunggal,
biasanya dengan 3-9 tulang yang melengkung, jarang bertulang menyirip
tanpa daun penumpu. Habitus karamunting merupakan tanaman perdu,
tinggi 0,5 - 4m, cabang yang muda bersisik. Daun bertangkai, berhadapan,
memanjang atau bulat telur memanjang dengan ujung runcing, bertulang
daun 3-20 kali 1-8 cm. Kedua belah sisinya berbulu. Bunga mengelompok
pada ujung cabang, berwarna ungu muda, berbunga sepanjang tahun. Buah
buni, kulit buah warna coklat muda, bulat seperti vas bunga. Daging buah
warna ungu, rasanya manis, pada kulit buah terdapat banyak biji, buah
yang matang kulitnya pecah. Senduduk berkembang biak dengan biji.
Menurut (Djauhariyah dkk, 2004) senduduk atau karamunting
tumbuh liar di lahan terbuka atau terlindung, pada tanah kering atau
lembab. Tumbuh di daratan rendah sampai ketinggian 2000 m dpl.
Tumbuhan ini merupakan gulma pada tanaman keras, seperti karet, kelapa,
kelapa sawit dan jati.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
Munha, Bapak Romansi, dan Ibu Jinardzah salah satu masyarakat yang
tinggal di desa Mandi Kapau tentang karamunting (Melastoma
malabathricum L.). Manfaat dari buah tanaman ini adalah bisa dimakan.
Karena buah karamunting (Melastoma malabathricum L.) ini memiliki
rasa yang manis. Namun, untuk manfaat dari bagian lain tumbuhan
karamunting ini seperti akar, batang, dan daun mereka kurang
mengetahuinya.
104
14. Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus :Cyperus
Species :Cyperus rotundus
(Cronquist, 1981)
105
Batang dari rumput teki ini memiliki penampang segitiga yang tumbuh
tajam ke atas.Kemudian daunya tumbuh dengan tiga jajaran dasar yang
panjangnya sekitar 5-20 cm, biasanya terdiri dari 4-10 helai daun yang
tumbuh pada pangkal daun. Adapun bunga dari rumput teki ini mengalami
biseksual dan kepala bunga memiliki 3-8 bias tak sama. Berbunga majemuk
berupa butir dengan jumlah sekitar5-25 bunga.Bunganya berwarna kuning
kecoklatan dan berbentuk seperti paying.
Kunci Determinasi:
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, srdikit-dikitya dengan benang
sari (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga ......................................................................................................... 2
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
memblit (dengan batang, poros daun, atau
tangkai)… ...................................................................................................... 3
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas tersebut
di atas ............................................................................................................. 4
4a : Bangsa rumput atau menyerupainya. Daun mempunyai tulang daun
sejajar atau melengkung, tak berduri, dengan pangkal berpelapah. Bunga-
bunga merupakan bulir, terdapat di ketik sekam (sisik tipis)......................... 5
5b : Batang kerap kali bersegi 3, kadang-kadang bersegi 2 atau lebih, kadang-
kadang bulat, kerpa kali mempunyai banyak saluran udara. Ibu tangkai bunga
tidak berbuku.Tidak terdapat lidah.Sekam tak pernah berjarum.......
...................................................................................................20.Cyperaceae
1b: Anak bulir tidak berdiri sendiri ................................................................ 2
2b : Anak bulir terkumpul menjadi keseluruhan berbentuk
paying ............................................................................................................. 3
3a : Sekam berhadapan. Batang pada ujung sutu umbi yang pada suatu
pelikaan berbau harum .................................................................. 3.Cyperus.
Jadi, kunci determinasi Rumput teki (Cyperus rotundus) adalah: 1b-2b-3b-4a-
5b…………20. Cyperaceae-1b2b-3a ............. 3.Cyperus.
106
Menurut (Yanti, 2019) rumput teki atau dalam bahasa latin disebut
dengan Cyperus rotundus merupakan salah satu jenis rumput semu menahun
yang tingginya dapat mencapai 10 cm hingga 100 cm. Rumput ini sangat
mudah ditemukan, seperti di sawah dan di ruang terbuka. Umumnya, rumput
teki sering dianggap oleh masyarakat sebagai gulma atau keberadaannya tidak
dikehandaki karena dapat menimbulkan kerugian.Walaupun sering di anggap
tumbuhan gulma rumput teki sangat bermanfaar dalam dunia pendidikan,
seperti di gunakan sebagai bahan praktikum dan penelitian.Rumput teki
sangat adaktif memiliki kemampuan beradaptasi pada segala kondisi tanah
dengan dengan sangat baik serta terkenal sangat sulit di berantas atau di
control prkembangannya. Berikut morfolgi dari rumput teki yang perlu
diketahui:
a. Rumput teki termasuk dalam rumput semu menahun
b. Tingginya sekitar 1-100 cm.
c. Batang rumputnya membentuk segitiga menajam ke rah atas
d. Memiliki daun antara 4-10 helai dan terkumpul di pangkal daun.
e. Akar dan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun seperti pita berseling
berjajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dan memanjang antara
10-30 cm dengan lebar mencapai 3-6 cm.
f. Bunga tumbuhan rumput teki adalah bunga majemuk berupa bulir dan
berjumlah sekitae 7-25 bunga, dengan bentuk seperti paying serta
memiliki warnna kuning atau kecoklatan.
g. Memiliki umbi yang menjalar, berbentuk kerucut besar pada pangkalny,
memiliki rambut halus, berwarna kecoklatan, berukuran panjang sekitar
1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10 cm, dan biasanya berkumpul berupa
rumput.
107
Gambar 1. Akar Rumput Teki Gambar 2. Batang Rumput Teki
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Echal, 2017)
108
karena dapat tumbuh besar dan tinggi, dapat menghambat pertumbuhan
tanaman lain yang ada di sekitarnya. Padahal rumput teki ini mempunya
beberapa manfaat contoh akarnya sebagai obat kejang bagi manusia.Namun
kebanyakn orang tidak mengetahui kegunaan teki-tekian yang satu ini.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rosidae
Familia : Mimosaceae
Genus :Acacia
Species :Acacia auriculiformis A.
Cunn. Ex Benth
109
menjadi akar utama atau akar primer. Akar tunggang ini biasa disebut juga
dengan akar besar.
Akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn.Ex Benth.)mempunyai
sifat batang yaitu percabangannya monopodial karena sumbu utama batang
dari bawah hingga atas terlihat jelas. Sedangkan arah tumbuh batangnya
yaitu tegak lurus (erectus), jika arah tumbuhnya ke atas.Kemudian dalam
bentuk batangnya terlihat bulat dengan permukaan batang kasar.Warna dari
batang Akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn.Ex Benth.)yaitu hijau
ketika masih muda dan ketika sudah dewasa warna tersebut akan berubah
menjadi hitam kecokelatan. Permukaan batangnya yaitu kasar, karena pada
permukaannya rata.
Akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.)mempunyai
sifat daun diantaranya yaitu tata letak daunnya tersebar yaitu tiap buku-buku
hanya terdapat satu daun saja, maka tata letak daun tersebut disebut dengan
tersebar (folia sparsa). Walaupun disebut tersebar namun jika diteliti
ternyata ada hal-hal yang sifatnya teratur.Sedangkan bagian daunnya tidak
lengkap karena tumbuhan ini hanya mempunyai tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina).Sedangkan daun yang termasuk daun lengkap harus
memenuhi tiga bagian yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina), dan upih daun atau pelepah daun (vagina).Sedangkan pangkal
daunnya yaitu runcing dengan ujung daun meruncing (acutus), jika kedua
tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas
dan pertemuannya pada puncak daun yang membentuk suatu sudut lancip
(<90o).Sedangkan tepi daun rata maksudnya tidak ada gerigi-gerigi atau
lekukan pada tepi daun tersebut.Sedangkan warna daunnya yaitu hijau,
dengan permukaan atas nya hijau tua sedangkan di bawah permukaan
daunnya hijau muda. Namun, ketika sudah dewasa atau tua warna daun ini
akan berubah menjadi cokelat.
Akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.)merupakan
bunga majemuk yang muncul pada bagian ketiak daun. Bunga dari
tumbuhan ini sangat lembut dan memiliki warna yaitu putih, bunga dalam
110
satu pohon ini sangat banyak sekali.Tumbuhan ini termasuk bunga lengkap
yaitu harus memiliki semua kelengkapan bunga meliputi perhiasan bunga
dan alat kelamin bunga meliputi kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan
benang sari.Kelopak bunga terletak di bagian paling luar bunga dan sangat
berguna untuk menyelimuti mahkota bunga di dalam kondisi kuncup.
Fungsi utama dari kelopak bunga yaitu melindungi mahkota bunga
kompilasi masih kucup dan kelopak bunga akan terbuka jika mahkota bunga
mulai mekar. Biasanya kelopak bunga warna dan bentuknya menyerupai
daun.Mahkota bunga merupakan bagian bunga yang paling indah karena
warnanya yang warna warni. Keindahan mahkota bunga yang menarik para
serangga untuk hinggap dan membantu proses penyerbukan pada bunga.
Putik (stigma) dilakukan sebagai tempat masuknya polen yang diperoleh
dari kepala sari. Kemudian polen ini akan ditransfer ke bagian ovarium atau
inti telur bunga melalui tabung serbuk sari. Sedangkan benang sari
merupakan bagian penting dalam bunga.Benang sari merupakan organ
reproduksi jantan pada bunga.Dalam benang sari terdiri dari beberapa
bagian seperti tangkai sari, ujung tangkai sari dan kepala sari atau bunga.
Biasanya, bunga terdiri dari empat kotak sari yaitu mikrosporangia.
Sedangkan buah dari tumbuhan ini yaitu berbentuk bulat lonjong, berwarna
hijau saat masih muda, kemudian akan berubah menjadi warna cokelat
setelah tua.
Kunci determinasi
54a Daun majemuk ................................................................................. 55
55a Daun menyirip rangkap. Buah berduri tempel atau berbulu kasar dan
tajam .............................................................................................. 56
56b Bunga bongkol. Buah polongan, pecah-pecah menjadi ruas yang
masing-masing berisi sebuah biji .................................................. 58
Mimosaceae
1b Tumbuh-tumbuhan berduri atau tidak berduri tempel ....................... 6
6b Tumbuh-tumbuhan tanpa duri tempel, tetapi dengan duri penumpu. 7
111
7b Daun menyirip rangkap, sirip 2-8 pasang .......................................... 7
Acacia
Kunci determinasi akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.)
54a-55a-56b-58. Mimosaceae-1b-6b-7b.Acacia
Menurut (Steenis, 2013) akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn.
Ex Benth.)termasuk tumbuhan perdu yang tegak, kadang-kadang
menyerupai pohon; tinggi 1-3m. Daun dengan 2-8 pasang sirip yang
panjangnya 10-35 cm. Anak daun 8-20 per sirip, memanjang bentuk garis
dengan ujung bulat dan dangkal miring, panjang 3-8 mm. Tangkai bongkol
0,5-4 cm dengan pembalut yang tersembunyi oleh karena bunga. Bongkol 1-
7 dalam ketiak, kuning cerah, sangat berbau enak, diameter kurang lebih
1,5 cm. Kelopak bergigi 5, bersatu membentuk lonceng, seperti selaput
hijau, tinggi 1 mm. Mahkota berbentuk tabung, tinggi kurang lebih 2 mm,
bertaju 5. Benang sari banyak, lepas, kuning, panjang 0,5 cm. Bakal buah
gundul. Polongan bertangkai pendek, buat silindris, dengan sambungan
yang lebar dan pipih, benkok, gundul, akhirnya hitam, panjang 4-7,5 cm,
tidak membuka. Biji sampai 15, di dalam daging buah.Dari Amerika tropis,
di daerah kering menjadi liar; 1-250 m.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan akasia
auri (Acacia auriculiformis A. Cunn. Ex Benth.)yaitu:
112
Gambar15c. Batang akasia auri Gambar15d. Bunga akasia auri
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Kemang, 2018)
113
Benth.)termasuk periodisitas pirenial yaitu tumbuhan yang dapat mencapai
umur sampai bertahun-tahun dan belum juga mati. Bahkan ada juga yang
dapat mencapai umur sampai ratusan tahun. Tanaman ini memiliki
ketinggian hingga 30 m, diameter 80 cm, dengan sistem perakaran akar
tunggang, yang mana akar ini terlihat sangat jelas bagian akar pokoknya
sehingga dinamakan akar tunggang. Bentuk daunnya seperti daun telinga
(aurikula), dengan panjang 10-20 cm dengan lebar 2-6 cm. Pada bagian
bunganya berbentuk bulir bertangkai pendek, panjangnya bisa mencapai
0,2-0,5 cm. Satu bunga terdiri dari 50-100 bunga yang berukuran kecil
berwarna kuning. Ternyata tanaman ini mempunyai buah yang polong, satu
polong mengandung 2-5 biji.Berwarna hitam kecokelatan dan
mengkilat.Persyaratan tempat tumbuh akasia auri (Acacia auriculiformis A.
Cunn.Ex Benth.)tidak membutuhkan syarat tempat tumbuh yang khusus,
dengan kata lain dapat tumbuh pada lahan miskin dan tidak subur, seperti
pada lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah alluvial serta tanah
yang memiliki pH rendah 4,2. Secara umum dapat tumbuh pada ketinggian
antara 30-130 meter, dengan curah hujan bervariasi antara 1.000-4.500 mm
setiap tahun. Seperti jenis pionir yang cepat tumbuh dan berdaun lebar, jenis
ini sangat membutuhkan sinar matahari, dengan demikian apabila terdapat
naungan akan tumbuh kurang sempurna dengan bentuk tinggi dan kurus.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
Munha, Bapak Romansi, dan Ibu Jinardzah salah satu masyarakat yang
tinggal di desa Mandi Kapau tentang akasia auri (Acacia auriculiformis A.
Cunn. Ex Benth.). Manfaat dari kayu tanaman ini antara lain kayunya bisa
dioleh menjadi campuran bahan parfum. Meskipun pada dasarnya kayunya
memiliki aroma seperti air kencing namun bisa diolah menjadi salah satu
campuran parfum. Proses penyulingan parfum dari kayunya bisa dilakukan
dengan campuran beberapa bahan kayu lain. Kayu tanaman ini bisa
dimanfaatkan sebagai hiasan.Beberapa jenis kayu yang sudah dibiarkan
membatu secara alami bisa dirubah menjadi tanaman hias seperti
bonsai.Kayu akasia bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat
114
konstruksi rumah.Di beberapa daerah di Indonesia kayu akasia
dipotong menjadi berbagai macam bentuk kontruksi rumah.Kayu
akasia auri (Acacia auriculiformis A. Cunn.Ex Benth.)memang sangat
keras dan baunya tidak disukai oleh ngengat karena itu banyak disukai
sebagai bahan rumah. Pohon ini bisa tumbuh di daerah yang rawan
seperti lereng-lereng, karena itu pohonnya bisa bermanfaat untuk
mencegah banjir dan tanah longsor.Kayu dari pohon akasia auri
(Acacia auriculiformis A. Cunn.Ex Benth.)juga bisa dimanfaatkan
untuk membuat serat kertas. Serat kertas banyak digunakan untuk
membuat bahan-bahan pengemas kertas, kardus dan sebagai bahan
pokok untuk industri yang memakai kertas.
115
16. Megkudu (Morinda citrifolia L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
116
Pada satu bonggol tumbuh lebih dari 90 mahkota bunga berwarna putih,
berbentuk tabung seperti terompet yang tumbuh secara bertahap 1 –3
mahkota bunga setiap 3 hari. Bonggol tersebut merupakan bakal buah.
Buahnya berupa buah buni majemuk, yang berkumpul menjadi satu,
bertangkai pendek, bentuk bulat lonjong, Permukaan buah tidak rata,
berbintik-bintik dan berkutil. Buah muda berwarna hijau, semakin tua
kulit buah agak menguning, dan buah yang matang berwarna putih
menguning dan transparan. Buah yang matang dagingnya lunak berair dan
bau busuk.
Bagian bunga lengkap, karena memiliki 6 bagian dasar bunga,
yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik
sari, dan benang sari. Adapun buahnya berukuran kecil dan memiliki
warna merah tua keunguan. Buahnya merupakan buah sejati yaitu
buahnya terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat
sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur, umumnya merupakan
buah yang tidak terbungkus (buah telanjang).
Menurut (Nuryati, 2003).Pohonnya tidak terlalu besar, dengan
tinggi, tingginya 3-8 m. Batangnya bengkok-bengkok berdahan kaku,
memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang coklat
kekuningan, beralur dangkal, tidak berbulu, anakcabangnya segi empat.
Tajuknya hijau seperti daun. Batang mengkudumudah dibelah setelah
dikeringkan dan bisa digunakan sebagai kayu bakar dan tiang. Di bidang
pertanian kayu mengkududigunakan untuk menopang tanaman lada.
Menurut (Peter, 2000) .daunnya besar dan tunggal. Daun
kebanyakan bersilang berhadapan, bertangkai, bulat telur lebar hingga
bentuk elips, kebanyakandengan ujung runcing, sisi atas hijau tua
mengkilat, sama sekali gundul, 5-17 cm. Daun penumpu
bentuknyabervariasi, kadang bulat telur, bertepi rata, hijau kekuningan,
gundul, dengan panjang 1,5 cm, dibawah karangan bunga selalu cukup
tinggi dan tumbuh menjadi satu. Peruratan daun menyirip.Daun
117
mengkududapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizinya tinggi karena
banyak mengandung vitamin A.
Menurut (Steenis,1975) perbungaan mengkudu bertipe bongkol
dengan tangkai 1-4 cm, rapat, berbunga banyak,tumbuh di ketiak. Bunga
berbau harum dan mahkotanyaberbentuk tabung, terompet, putih, dalam
lehernya berambut wol, panjangnya tabung bisa mencapai 1,5 cm. Benang
sari berjumlah 5, tumbuh jadi satu dengan tabung mahkota
hinggaberukuran cukuptinggi, tangkai sari berambut wol. Kelopak bunga
tumbuh menjadibuah yang bulat atau lonjong seperti telur ayam.
Permukaan buah terbagi dalam sel-sel poligonal (bersegi banyak)yang
berbintik-bintik atau berkutil. Bakal buah pada ujungnya berkelopakdan
berwarna hijau kekuningan. Awalnyabuahberwarna hijau ketika masih
muda, dan menjadi putih kekuningan menjelang buahnya masak dan
setelah benar-benar matang menjadi putih transparandan lunak. Daging
buah tersusun atas buah-buah batu yangberbentuk pyramid atau bentuk
memanjang segitigadan berwarna coklat kemerahan.
Menurut (Djauhariya et al. 2006) biji mengkuduberwarna hitam,
memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas.
Bijinyatetap memiliki dayatumbuh tinggi, walaupun telah disimpan
selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan.
Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6
bulan, tinggi tanamandapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan
pembuahandimulai pada tahun ke-3 dan berlangsung terus-menerus
sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkuduadalah sekitar
25 tahun.
Menurut (Hirazumi et al. 1999) dalam pengobatan tradisional,
mengkudu di-gunakan untuk obat batuk, radang amandel, saria-wan,
tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal,
radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, lever, kencing manis,
cacing-an, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan
kegemukan (Wijayakusuma et al. 1992). Hasil penelitian akhir-akhir ini
118
mengungkapkan bahwa mengkudu dapat digunakan sebagai obat tumor
dan kanker
Kunci determinasi
1.b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga........................2
2.b Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun ................ 3
3.b Daun tidak berbentuk jarum ataupu idak terdapat dalam berkas
tersebut di atas .................................................................................... 4
4.b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
(atau) bunga berlaian dengan yang diterangkan di atas ................... 6
6.b Dengan daun yang jelas ..................................................................... 7
7.b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya ...9
9.b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit ................ 10
10.b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet ..................... 11
11.b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas .......................................................................... 12
12.b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali ....................................................................................................... 13
13.b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ............................................... 14
14.b Semua daun duduk berhadapan… ................................................ 16
16.b Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 10) ...... 239
239.b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah .............................................. 243
243.b Tidak hidup dari tumbuhan lain ................................................. 244
244.b Susunan tulang daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian
tulang daun menyirip, menjari atau sejajar..................................... 248
248.b Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti
jala .................................................................................................. 249
119
249.b Daun tidak mempunyai serabut demikian. Bunga berbentuk lain
.................................................................................................. 250
250.b Rumput rumputan. Setidaknya cabangnya tidak berkayu …… 266
266.b Bunga tak tersusun dalam bongkol dengan pembalut yang
demikian…..................................................................................... 267
267.b Bunga tidak tersusun demikian susunannya, biasanya tunggal atau
dalam tandan, bulir atau malai.
273b Karangan bunga tidak demikian… ............................................. 276
276b Buah tidak membuka dengan tutup….........................................278
278a Pada tiap ruas batang pada kedua sisi batang, diantara tangkai daun,
terdapat sehelai daun penutup. Rumput-rumputan yang
menjalar ..................................................................... 116. Rubiaceae
116. (Rubiaceae)
Pohon perdu atau herba kadang kadang memanjat, dengan daun yang
biasanya bersilang berhadapan atau kadang kadang berkarang,. Daun
kebayakan bertepi rata. Daun penumpu terletak antara tangkai daun,
berlekatan berpasangan, kadang kadang berbagi dalam taju. Bunga ketiak
atau terminal, kadang kadang tunggal, kebanyakan dalam berbagai
bentuk karangan bunga beraturan, kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan
mahkota berdaun lekat. Benang sari sama banyak dengan taju mahkota
dan berseling dengannya., tertacap pada tabung atau leher mahkota.
Kepala sari beruang. Bakal buah seluaruhnya atau sebagian tersbesarnya
tenggelam, beruang sampa banyak. Tangkai putik 1. Buah sangat
120
bermacam macam : buah kotak, buah buni, buah batu atau pecah dalam
kendaga. Biji 1 hngga banyak tiap ruang.
1b. perdu atau pohon tegak ....................................................................... 3
3b. tidak terdapat taju kelopak sedemikian. Mahkota berwarna lain… 4
4b. mahkota tidak rangkap. Semua bagian bunga berkembang normal…5
5a. bunga dalam bingol. Bakal buah berlekatan satu sama yang lain, buah
melebur melebur menjadi berdaging......................................... 5. Morinda
121
Di bawah ini terdapat gambar gambar bagian dari tumbuhan Morinda
citrifolia L. yaitu :
122
Gambar 16e bunga Morinda Gambar 16f buah Morinda
citrifolia L. citrifolia L.
(Sumber:Marchelin, 2018) (Sumber:Marchelin, 2018)
123
17. Pohon Ramping (Drimys winteri)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Trachaeophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Canellales
Famili : Winteraceae
Genus : Drimys
Spesies : Drimys winteri
124
akar tidak dapat dibedakan dengan mudah. Menurut (Greenaway, 1997),
pohon adalah tumbuhan berkayu yang tumbuh dengan tinggi minimal 5 meter
(16 kaki). Pohon mempunyai batang pokok tunggal yang menunjang tajuk
berdaun dari cabang-cabang di atas tanah. Pohon tersusun oleh banyak
bagian. Di bawah tanah, akar mengambil air dan mineral dari dalam tanah.
Air dan mineral tersebut dibawa ke atas, yaitu daun melalui batang yang
dilindungi oleh kulit kayu (pegagan). Cabang merupakan bagian yang
menyokong daun, bunga dan buah dari pohon tersebut. Sedangkan tajuk
pohon disusun oleh ranting, cabang, dan dedaunan. Bunganya bersifat
hemafrodit.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2016), bahwa tipe percabangan batang
simpodial adalah apabila batang utama dan cabang batang tidak dapat
dibedakan dengan jelas. Menurut (Tjitrosoedirdjo, 2014), bahwa
Magnoliaceae (Wintericeae), memiliki habitus pohon/perdu, pada buku
banyak rongga dengan sel bulat berisi minyak ethereal (terpenoid beraroma)
dengan alkaloid, biasanya tipe benzylisoquinoline. Suku ini memiliki harus
yang aromatik. Menurut (Kristiani, 2008) Pemanfaatan tumbuhan ini adalah
sebagai obat kuat pada kaum lelaki suku Arfak. Pemakaiannya secara
langsung dari batang yang telah mengering, kemudian dikikis bagian kulit
dan diseduh menggunakan air panas (tradisional knowledge). Metabolit
sekunder merupakan senyawa yang disintesis tanaman yang digolongkan
menjadi lima yaitu glikosida, fenol, flavonoid, dan alkaloid. Senyawa-
senyawa tersebut bermanfaat bagi tanaman itu sendiri maupun bagi serangga,
hewan dan manusia. Menurutnya famili Wintericeae sama dengan famili
Magnoliceae.
Kunci determinasi Pohon Ramping (Drimys winteri) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1bTumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit – dikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh – tumbuhan berbung...................... 2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) ...................... 3
125
3b Daun tidak berbentuk jaruk atau tidak terdapat dalamberkas tersebut di
atas ........................................................................................................... 4
4b Tumbuh – tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumpu. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas ................................... 6
6b Dengan daun yang jelas ........................................................................... 7
7b Bukan tumbuh – tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya..... 9
9b Tumbuh – tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit .................... 10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ............................. 11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang
serong ke atas. ................................................................................... 12
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali ................................................................................................. 13
13b Tumbuh – tumbuhan berbentuk lain. .................................................. 14
14a Daun tersebar, kadang – kadang sebagian berhadapan ....................... 15
15a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai bersangap
menyirip rangkap (golongan 8). ........................................................ 109
109a Tanaman air dan tanaman rawa ....................................................... 110
110b Benang sari dan daun bunga paling banyak 8. ................................ 111
111b Daun mahkota tidak berumbai ........................................................ 112
112b Tulang daun sejajar atau bertulang melengkung ............................. 117
117b Tanaman tanpa getah. Bunga putih, ungu atau biru. ....................... 119
119b Tanaman lain ................................................................................... 120
1120b Tanaman tanpa getah..................................................................... 128
128b Daun lain, bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar. ........................................................................................... 129
129b Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang .................................................... 135
135b Daun tidak berbentuk kupu, berlekuk dua....................................... 136
136b Susunan tulang daun menjari atau menyirip. .................................. 139
126
139a Daun penumpu meninggalkan bekas yang berbentuk cincin
melingkari cabang. Bunga besar, tunggal. ........... 49. Magnoliaceae
Jadi, urutan kunci determinasi Pohon Ramping (Drimys winteri)
yaitu:
1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 9b – 10b – 11b – 12b – 13b – 14a – 15a –
109a – 110b – 111b – 112b – 129b – 135b – 136b – 139a – 49.
Magnoliaceae
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili
Magnoliaceae bahwa pohon atau perdu. Daun tersebar, tunggal. Daun
penumpu besar, membungkus tunas ujung, pada waktu rontok
meninggalkan bekas berbentuk cincin pada ranting dan kerapkali
meninggalkan bekas suatu coretan pada tangkai daun. Bunga beraturan,
berkelamin 2. Perhiasan bunga 6 sampai banyak, lepas, dalam karangan
atau spiral. Kelopak dan mahkota tidak selalu dapat dibedakan dengan
jelas. Dasar bunga bentuk tiang. Benang sari banyak. Bakal buah
menumpang, kerapkali banyak, dalam spiral, lepas atau dengan yang lain
melekat, beruang 1. Bakal biji 2 sampai banyak. Buuah serupa kayu atau
berdaging, membuka atau tidak.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Pohon
Ramping (Drimys winteri), yaitu:
127
Gambar 20c batang Drimys Gambar 20d daun Drimys
winteri winteri
(Sumber:EleNZ, 2020) (Sumber: Dok. Pribadi, 2020
128
18. Timun tata (Amydrium)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Trachiophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Amydron
Species : Amydrium
129
yang rata, urat daun melengkung. Memiliki tekstur daun yang licin dan
seperti kertas dengan warna yang hijau muda.
Kunci determinasi Timun tata (Amydrium) menurut (Steenis, 2013) dalam
buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ..............2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun)......3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas. ................................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. ..................6
6a Tidak berdaun atau tanpa daun yang jelas (gologan 3) .................34
34b Ranting atau ruas batang bersegi atau bulat .................................. 37
37b Batang tidak succulent. Tumbuh-tumbuhan tidak bergetah .......... 38
38b Batang tidak merupakan massa seperti benang yang tidak teratur.39
39a Rumput-rumputan (herba). Bunga merupakan bunga tongkol
dengan seludang dari sumbu. Tangkai karangan bunga bulat, licin
bernoda, tidak bercabang................................................22..Araceae
Jadi, urutan kunci determinasi Timun tata (Amydrium), yaitu:
1b-2-2b-3-3b-4-4b-6-6a-34-34b-37-37b-38-38b-39-39a-22.Araceae.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Araceae
(Talas-talasan), memiliki ciri habitusnya herba atau perdu tidak berambut,
menahun, kerapkali dengan umbi atau akar rimpang. Daun sangat berbeda
bentuk, kadang-kadang selama berbunga tidak ada. Bunga terkumpul
menjadi tongkol tidak bercabang, yang pangkalnya mempunyai daun
pelindung (spatha, seludang). Bunga berjejal rapat pada sumbu tongkol,
berkelamin 2 atau berkelamin 1 dan berumah 1, bunga jantan diatas bunga
betina, kadang-kadang terpisah oleh suatu ruang yang kosong atau suatu
jalur bunga mandul. Tenda bunga ada atau tidak ada. Bakal buah
menumpang, beruang 1-banyak; ruang dengan 1 biji atau banyak. Tangkai
130
putik dan benang sari sangat berbeda. Buah buni, kadang pecah tidak
beraturan. Biji 1 sampai banyak.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Timun tata
(Amydrium), yaitu:
Gambar. 18a akar Timun tata Gambar. 18b daun Timun tata
(Amydrium) (Amydrium)
(Sumber: Doc.Pribadi, 2020) (Sumber: Doc.Pribadi, 2020)
131
yang dapat dibudidayakan di zona iklim subtropis tropis dan lembab
dalam posisi yang sangat bercahaya, tetapi tidak dibawah sinar matahari
langsung.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Ibu Eli
salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang timun
tata, ternyata tidak banyak yang mengenal dan mengetahui kegunaan dari
tumbuhan ini.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Aquilira
Spesies : Aquilira hirta
132
dibedakan yang mana batang utama dan yang mana batang cabang. Arah
tumbuh dari tanaman gaharu adalah tegak lurus. Bentuk batang dari
tanaman gaharu adalah bulat. Tanaman gaharu memiliki permukaan
batang yang kasar dan terlepasnya kerak.
Tanaman gaharu juga memiliki sifat-sifat daun, yakni tata telak
daunnya adalah berhadapan. Bagian daun dari tanaman gaharu tidak
lengkap, sebab tanaman ini tidak memiliki pelepah daun. Bentuk daun
dari tanaman gaharu adalah jorong. Pangkal daun tanaman ini adalah
meruncing, ujung daun tanaman ini adalah jorong. Pada bagian ujung
daunnya tanaman ini memiliki bentuk meruncing. Tepi daun dari
tanaman gaharu adalah rata dengan urat daun yang menyirip. Tekstur
daun dari tanaman gaharu adalah seperti kertas dan memiliki warna yang
hijau. Warna hijau pada daun gaharu disebabkan daun ini memiliki
kandungan klorofil dan dengan adanya zat klorofil ini, daun gaharu dapat
melakukan proses fotosintesis.
Tanaman gaharu memiliki sifat bunga yakni memiliki bagian bunga
yang tidak lengkap, hal ini disebabkan bunga tanaman gaharu tidak
memiliki kelopak bunga. Bunga gaharu memiliki 2 jenis kelamin, yakni
jantan dan betina, hal ini disebabkan pada bunga gaharu terdapat putik
dan benang sari. Ukuran dari bunga tanaman ini tergolong kecil
dibandingkan bunga-bunga pada tanaman lain.
Kunci determinasi tanaman gaharu (Aquilira hirta) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b. Tumbu-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari atau putiik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ....................... 2
2b. Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) .......... 3
3b. Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
di atas .................................................................................................. 4
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas .............................. 6
133
6b. Dengan daun yang jelas ....................................................................... 7
7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya 9
9b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit ................... 10
10b. Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset .......................... 11
11b. Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jarring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas ........................................................................... 12
12b. Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali ................................................................................................. 13
13b. Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ................................................... 14
14a. Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan ....................... 15
15a. Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 8) ..................................... 109
109b. Tanaman daratan (tumbuh) di antara tanaman bakau .................. 119
119b. Tanaman lain................................................................................ 120
120b. Tanaman tanpa getah ................................................................... 128
128b. Daun lain. Bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar ............................................................................................ 129
129b. Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang .................................................... 135
135b. Daun tidak berbentuk kupu-kupu berlekuk dua ........................... 136
136b. Susunan tulang daun menjari atau menyirip................................ 139
139b. Tidak ada bekas berbentuk cincin yang melingkar pada cabang.140
140b. Kelopak tanpa kelenjar demikian ................................................ 142
142b. Cabang tidak demikian ................................................................ 143
143b. Sisik demikian tidak ada .............................................................. 146
146b. Tanaman tidak berduri atau tidak beduri tempel (buah diabaikan)154
154b. Bunga tidak dalam bongkol dengan daun pembalut sedemikian.155
155b. Bunga tidak tertanam pada tangkai daun ..................................... 156
156b. Bakal buah menumpang............................................................... 162
162b. Ujung tangkai daun tanpa kelenjar .............................................. 163
134
163b. Rumput-rumputan atau setida-tidaknya bukan bunga yang
berbilangan 3................................................................................... 167
167b. Bung tidak demikian .................................................................... 169
169b. Bunga tak bertaji .......................................................................... 171
171a. Tangkai sari saling berlekatan seluruhnya atau sendirian pada
pangkalnya hingga membentuk tiang atau tabung (berbekas 1)
kadang-kadang salah satu dari benang sarinya lepas (berbekas 2)
atau hanya yang paling dalam lepas................................................ 172
172b. Tidak demikian ............................................................................ 173
173b. Bunga beraturan ........................................................................... 174
174b. Benang sari banyak ...................................................................... 176
176a. Benang sari bersatu dalam tabung yang panjang. Kelapa sari
beruang 1. Tanaman sering dengan kulit liat sekitar batang, biasanya
berambut ...................................................................... 75. Malvaceae
Jadi, urutan kunci determinasi Ceri Rio Grande (Eugnia
involucrata), yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-
128b-129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156b-
162b-163b-167-169b-171a-172b-173b-174b -
176a ....................... 75.Malvaceae
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, family Malvaceae
merupakan tanaman sema atau perdu, jarang pohon, kerapkali dengan
rambut bintang. Daun tersebar, tunggal, kerapkali bertulang daun
menjari, kebanyakan dengan daun penumpu. Bunga beraturan,
kebanyakan berkelamin 2. Kelopak tambahan kerap kali ada. Kelopak
berdaun lekat, bertaju 5 atau bergigi 5. Daun mahkota 5, satu dengan
yang lainnya melekat pendek dan melekat juga dengan tabung sari.
Benang sari 15 sampai banyak, berberkas 1. Kepala sari beruang 1. Bakal
buah menumpang, beruang 3 sampai banyak, ruang berbiji 1 atau lebih.
Tangkai putik sebanyak atau dua kali sebanyak ruang, seluruhnya atau
135
sebagian melekat. Buah kotak membuka dengan katup atau dengan celah
atau buah yang pecah-pecah dalam kendaga.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan gaharu
(Aquilira hirta):
136
Gambar. 19e Buah Aquiliria
hirta
(Sumber: Wafiqah, 2014)
137
mm, berbulu, ujung biji berparuh pada pangkal biji bentuk pasak,
panjang 10 mm, warna hitam mengkilap berukuran panjang 2 cm, jumlah
biji 1. Anakan jenis ini, bentuk daunnya jorong dan tersusun berhadapan.
Tananaman gaharu banyak dijumpai di Lereng bukit dan dataran
rendah sampai dengan ketinggian 300 m dpl. Berdasarkan aspek
botaninya, daun gaharu digunakan untuk teh (di Batam). Bagi masyarakat
pedalaman Sumatera, gaharu dimanfaatkan antara lain sebagai dupa
untuk upacara ritual dan keagamaan, pengharum tubuh dan ruangan,
bahan kosmetik, obat-obatan sederhana, parfum, aroma terapi, sabun dan
body lotion. Bijinya dimakan oleh burung. Kayu dimakan oleh larva
kumbang. Pada hasil wawancara kami dengan salah satu warga yang ada
di Mandikapau, menurut (Eli, 2020) tanaman gaharu dapat digunaan
sebagai bahan baku dupa dan parfum.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Trachaeophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Psychotria
Spesies : Psychotria viridis
138
tumbuhan dengan periodisitas annual yaitu tumbuhan yang memiliki
umur yang pendek, umurnya kurang dari satu tahun atau satu tahun sudah
mati atau paling banyak dapat mencapai umur satu tahun. Nasi-nasi ini
memiliki bagian-bagian akar seperti pangkal akar, batang akar, ujung
akar, dan cabang akar. Memiliki sistem akar tunggang yaitu akar
utamanya terlihat dengan jelas dan mudah untuk dibedakan.
Pada bagian batang nasi-nasi (Psychotria viridis) memiliki tipe
percabangan simpodial. Tipe percabangan simpodial ini adalah yaitu jika
batang pokok yang ada sangat sulit untuk membedakannya. Artinya
antara batang pokok dan cabang ukurannya hampir sama dan sangat suit
untuk menentukan mana yang batang pokok dan mana yang cabang. Pada
arah tumbuh batangnya tegak lurus yaitu batang pada nasi-nasi
tumbuhnya ke atas dengan posisi tegak. Bentuk pada batang nasi-nasi
adalah bulat. Permukaan batangnya memiliki permukaan yang kasar.
Dapat diketahui dengan memegang bagian batangnya.
Pada bagian daun nasi-nasi (Psychotria viridis) termasuk ke
dalam daun tunggal. Karena dalam satu tangkai hanya terdapat satu daun.
Tata letak daunnya berhadapan. Karena antara daun yang satu dengan
yang didepannya berada pada tempat yang berhadapan. Nasi-nasi adalah
tumbuhan dengan sifat daun yang tidak lengkap karena tidak mempunyai
pelepah. Hanya terdiri dari tangkai daun dan helaian daun saja yang
disebut daun bertangkai. Pada daun ini nasi-nasi memiliki bentuk atau
bangun daun jorong jika panjang : lebar = 8:3,5. Pada pangkal daunnya
yaitu runcing. Ujung pada daunnya membulat, yaitu seperti ujung yang
tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, sehingga ujung daun
merupakan semacam suatu busur. Pada tepi daunnya rata artinya antara
pangkal hingga ujung tidak adanya torehan. Pada tulang daunnya
termasuk dalam jenis tulang daun menyirip, jika ibu tulang bercabang-
cabang ke arah samping sehingga tampak seperti susunan sirip-sirip pada
ikan. Tekstur daun pada nasi-nasi yaitu licin. Daunnya terlihat berwarna
hijau tua.
139
Bunga nasi-nasi (Psychotria viridis) termasuk ke dalam bunga
majemuk karena dalam satu tangkai bunga terdapat lebih dari satu bunga.
juga termasuk ke dalam bunga tidak lengkap. Karena hanya memiliki
mahkota bunga, putik, dan benang sari namun tidak memiliki kelopak.
Mempunyai mahkota bunga yang berwarna putih kehijauan dengan
jumlah mahkota sebanyak 5 helai. Bagian putik dan benang sarinya
terletak pada satu bunga dan letaknya berada di tengah mahkota bunga.
Mempunyai biji yang berukuran kecil dengan bentuk biji yang lonjong.
Kunci determinasi nasi-nasi (Psychotria viridis) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
239b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah ................................................. 243
243b Tidak tumbuh dari tumbuh-tumbuhan lain ................................ 244
244b Susunan tulang daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian
besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar ....... 248
248b Daun tulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti jala
...................................................................................................249
249b Daun tak mempunyai serabut demikian. Bunga berbentuk lain
...................................................................................................250
250b Rumput-rumputan. Setidak-tidaknya cabangnya tidak berkayu
...................................................................................................266
266b Bunga tak tersusun dalam bongkol dengan pembalut yang
demikian....................................................................................
...................................................................................................267
267b Bunga tidak demikian susunannya; biasanya tunggal atau dalam
tandan, bulir atau bertangkai ..................................................... 273
273b Karangan bunga tidak demikian ................................................ 276
276a Buah membuka dengan tutup .....................................................278
278b Tidak terdapat daun penumpu. Tumbuh-tumbuhan berdiri tegak
................................................................................166. Rubiaceae
140
Jadi, urutan kunci determinasi Nasi-nasi (Psychotria viridis), yaitu:
239b-243b-244b-248b-249b-260b-266b-267b-273b-276a-278b-116.
Rubiaceae.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili
Rubiaceaea memiliki ciri habitusnya pohon atau herba, dengan daun
yang tersusun biasanya bersilang berhadapan atau kadang-kadang
berkarang. Daun kebanyakan bertepi rata. Bunga diketiak daun atau
terminal, kadang-kadang tunggal, kebanyakan dalam karangan bunga
beraturan, kebanyakan berkelamin dua, kelopak dan mahkota berdaun
lekat. Benang sari sama banyak dengan taju makhota dan berseling
dnegannya, tertancap pada taabung atau leher mahkota. Kepala sari
beruang. Bakal buah seluruhnya ataau sebagian besar tenggelam, beruang
sampai banyak. Tangkai putik 1. Buah snagat bermacam-macam: buah
kotak, buah buni, buah baatu atau pecah dalam kendaga. Biji 1 hingga
banyak tiap ruang.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan nasi-
nasi (Psychotria viridis), yaitu:
141
Gambar 20e daun Psychotria Gambar 20f bunga Psychotria
viridis viridis
(Sumber: Arkha, 2020) (Sumber: Arkha, 2020)
142
silindris, mempunyai pembuluh tapis dengan perforasi sederhana. Daunnya
termasuk daun tunggal, dengan tata letak daun opposite atau berhadapan dan
jaraang yang tersebar. Terdapat stipula interpetiolus, biasanya terdapat colleter
di permukaan dalam stipula, dan stomata parasitic. Bunga termasuk bunga
majemuk dengan mahkota 4-5. Memiliki kandungan alkaloid, tannin, saponin,
dan antrakuinon.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Ibu (Eli, 2020)
salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang, ternyata tidak
banyak yang mengenal nasi-nasi (Psychotria viridis) biasanya yang digunakan
adalah bagian seluruh tanamannya. Nasi-nasi (Psychotria viridis) memiliki
banyak manfaat misalnya saja untuk obat- obatan. Namun tanaman ini juga
dapat disalahgunakan karena manfaatnya juga bisa menjadi bahan pembuatan
obat-obatan terlarang yang dapat menyebabkan halusinasi yang tinggi dan
memabukkan.
143
21. Psychotia umbellitera
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Psychotia
Spesies : Psychotia umbellitera
(Sumber: Roxb, 1799)
(Sumber: Rusdianto, 2006)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada Psychotia
umbellitera, memiliki habitus berupa pohon atau berkayu, yaitu tumbuhan
berkayu yang tumbuhnya biasanya dengan ukurannya yang besar dan juga
tinggi, dimana pertumbuhan percabangannya jauh dari permukaan tanah. atau
perawakan dari tumbuhan ini adalah pohon atau berkayu, yaitu tumbuhan
berkayu yang tumbuhnya biasanya dengan ukurannya yang besar dan juga
tinggi, dimana pertumbuhan percabangannya jauh dari permukaan tanah.
Psychotia umbellitera merupakan tumbuhan yang berperiodisitas perennial,
dimana tumbuhan yang berperiodisitas perennial ini adalah tumbuhan yang
dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun. Menurut (Rosanti, 2013)
tumbuhan perennial sering disebut juga sebagai tumbuhan tahunan atau
menahun. Kadang-kadang juga dinamakan dengan tumbuhan yang keras.
Tumbuhan perennial ini dapat terus melakukan siklusnya sampai bertahun-
tahun. Biasanya semakin tua atau semakin lama tumbuhan itu hidup maka
akan terlihat dari lingkaran tahunan yang terdapat pada pohon tumbuhan
tersebut. Adapun sifat akar atau sistem perakaran dari Psychotia umbellitera
berdasarkan hasil pengamatan termasuk ke dalam sistem perakaran tunggang.
Sistem dengan perakaran tunggang adalah dimana akar pokok dari tumbuhan
yang diamati dapat dibedakan dengan jelas dari cabang-cabangnya. Hal ini
dikarenakan pertumbuhan cabang tidak sama cepatnya dengan pertumbuhan
144
akar pokok, sehingga batang akar atau akar pokok dapat dibedakan dari
cabang-cabangnya. Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat dari
(Tjitrosoepomo, 2018) yang menyatakan bahwa pada sistem perakaran
tunggang, akar lembaga pada tumbuhan ini terus menjadi akar pokok yang
bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang
berasal dari akar lembaga ini disebut dengan akar tunggang (radix primaria),
susunan akar yang demikan ini biasanya hanya terdapa pada tumbuhan
berkeping dua (Dikotil) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Adapun percabangan batang pada tumbuhan Psychotia umbellitera
termasuk jenis percabangan monopodial, dimana pada percabangan
monopodial ini batang pokok atau batang utamanya tampak jelas. Hal ini
dikarenakan batang utama lebih besar dan lebih panjang, atau batang
utamanya lebih terlihat jelas dan dapat dibedakan antara batang utama dengan
cabang-cabang batangnya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari
(Rosanti, 2013) yang menyatakan bahwa pada percabangan secara
monopodial, batang pokoknya selalu nampak jelas. Hal ini disebabkan karena
batang pokok lebih besar dan lebih panjang dari pada cabang-cabangnya.
Arah tumbuh batang pada tumbuhan Psychotia umbellitera ini adalah tegak
lurus hal ini dikarenakan bidang pada tempat dia hidup itu datar. Pernyataan
diatas sesuai dengan pendapat dari (Nugroho, 2005) bahwa tumbuhan yang
batangnya tegak lurus menyesuaikan dengan bidang dia hidup atau tinggali
yaitu bidang datar. Bentuk batang pada Psychotia umbellitera ini bulat
dengan jenis permukaan batang yang kasar ketika diamati.
Adapun daunnya termasuk ke dalam daun majemuk. Hal tersebut
dikarenakan daun Psychotia umbellitera memiliki cabang-cabang tangkai
atau tangkai anak daun (petiololus) yang melekat pada satu tangkai atau ibu
tangkai daun (Petiolus communis), dan baru pada cabang tangkai atau anak
daun itu terdapat helaian daunnya atau anak daun (foliolum) sehingga pada
satu ibu tangkai daun terdapat lebih dari satu helaian daun. Pernyataan diatas
sesuai dengan pendapat dari (Rosanti, 2013) yang menyatakan bahwa dalam
menentukan suatu daun tunggal atau daun majemuk, perhatikan
145
kedudukannya pada batang. Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu
helaian daun saja, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Sedangkan
jika tangkai daunnya bercabang-cabang dan helaian daunnya terletak pada
cabang-cabang ini, maka daun tersebut dinamakan daun majemuk. Daun
Psychotia umbellitera yang jenis daun majemuk menyirip ganjil. Menurut
(Tjitrosoepomo, 2018) daun menyirip ganjil biasanya terdapat satu anak daun
yang menutup ujung ibu tangkai daunnya. Ditinjau dari jumlah anak daunnya
didapati bilangan yang benar-benar ganjil jika anak daun berpasangan, sedang
di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri atau berjumlah satu
helai saja. Pernyataan diatas juga diperkuat lagi oleh (Rosanti, 2013) yang
menyatakan bahwa anak-anak daun tersusun dalam jumlah ganjil di kiri dan
kanan ibu tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai daun tidak terputus dan
ditemukan satu anak daun, maka dapat dipastikan bahwa daun tersebut
merupakan daun majemuk menyirip ganjil. Daun Psychotia umbellitera yang
di amati memiliki anak daun dengan ukuran yang sedang tidak besar tidak
juga dengan ukuran yang kecil. Ibu tangkai daun Psychotia umbellitera ini
berwarna hijau. Daun Psychotia umbellitera yang di amati bentuk bangun
daunnya jorong memiliki ujung daun yang rompang atau rata, dengan pangkal
daun yang tumpul. Tepi daunnya rata dengan warna daun hijau. Adapun
pertulangan dari daun Psychotia umbellitera ini termasuk daun dengan
pertulangan menyirip.
Aspek botani dari Psychotia umbellitera yaitu akar digunakan untuk
mengobati lambung dan sakit menelan. Akar dapat dibuat lotion dan
digunakan untuk mandi bagi penderita demam. Di Indochina dapat digunakan
sebagai obat susah menelan, rematik, membasuh luka, dan sakit lambung
(Lemmens. 2003)
Kunci determinasi:
1b : Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga.....................…2
2b : Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai)……………..…3
146
3b : Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas.............................................................................................4.
4b : Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau)
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas……………………6
6b : Dengan daun yang jelas......................……………………..............…7
7b : Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupain.......9
9b : Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit………….10
10b : Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet………………..11
11b : Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang
serong ke atas……..................……………..................................……….12
12b:Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun
sama..................................................................…...………………….......13
13b : Tumbuh-tumbuhan bentuk lain………………………………..14
14b : Semua daun duduk berhadapan…………………………………16
16a : Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 10)………239
239b: Tumbuh-tumbuhan tanpa getah……………………………...243
243b: Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain……...............………….244
244b: Susunan bertulangan daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian
besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar……………...248
248b: Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti
jala…........................................................................................................249
249b: Daun tak mempunyai serabut demikian. Bunga berbentuk
lain……...............................................................................................….250
250a: Pohon atau perdu.....................................………………………...251
251a: Di antara tiap pasangan daun setidak-tidaknya pada puncak batang
pada kedua sisi batang terdapat 1 daun penumpu (daun penumpu
interpetiolair) atau bekasnya…………………………............................252
252b: Daun penumpu tidak rontok. Daun mahkota berlekatan. Benang sari
kebanyakan sama banyak dengan daun mahkota…………..116. Rubiaceae
147
Fam 116. Rubuceae
Pohon perdu atau herba, kadang-kadang memanjat, dengan daun
yang biasanya bersilang berhadapan atau kadang-kadang berkarang. Daun
kebanyakan bertepi rata. Daun penumpu terletak antara tangkai daun,
verlekatan berpasangan, kadang-kadang terbagi dalam taju. Bunga diketiak
atau terminal, kdang-kadang tunggal, kebanyakan berkelamin 2, kelopak
dan mahkota berdaun lekat. Benang sari sama banyak dengan daun taju
mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada tabung atau leher
mahkota. Kepala sari beruang sampai banyak. Tangkai putik 1. Buah
sangat bermacam-macam: buah kotak, buah buni, buah batu atau pecah
dalam kendaga. Biji 1 hingga banyak tiap ruang.
148
22. Daun Salam India (Cinnamomun tamala)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum tamala
149
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbu-tumbuhan berbunga ......................2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) ....................3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut di
atas ........................................................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas………….. ..............6
6a Tidak berdaun atau tanpa daun yang jelas (golongan 3). ........................ 34
34b Ranting atau ruas batang bersegi atau bulat. ........................................... 37
37b Batang tidak succulent. Tumbuh-tumbuhan tidak bergetah ................... 38
38a Batang membelit satu sama lain, berbentuk benang, berwarna jingga
sampai kuning, mempunyai alat penghisap. Benalu .......... 52. Lauraceae
1a Pohon atau perdu...................................................................................2
2b Daun semuanya atau sebagian besar berhadapan atau secara berpasangan
mendekati satu dengan yang lain, bertulang daun 3 – 5. ......................
....................................................................................... 3. Cinnamomum
1b- 2-2b - 3 3b - 4-4b- 6 -6a -34b -37. -37b - 38- 38a. 52. lauraceae.
52. Lauraceae. 1a – 2 – 2b. 3. Cinnamomum.
150
tulang daun lateral dari bagian atas tidak menonjol. Daun yang muda
berwarna merah. Bunga malai yang bercabang, duduk di ketiak dengan
cabang yang berambut abu-abu. Buah buni bulat memanjang, merah, hanya
dengan pangkalnya yang tersembunyi dalam tenda bunga.
151
Gambar. 22c Daun Salam
India (Cinnamomun tamala)
(Sumber: Pioneer, 2018)
152
23. Jambu mawar (Syzygium jambos)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Myrtaceae
Spesies : Syzygium jambos.
(Sumber: Alston, 1753)
Berdasarkan hasil pengamatan, Jambu mawar (Syzygium jambos.)
memiliki habitus perdu yaitu tumbuhan berkayu yang memiliki beberapa
batang yang bercabang di dekat akarnya. Periodisitasnya pirenial yaitu
tumbuhan menahun (memiliki hidup yang lama). Adapun sifat akarnya
tunggang, yaitu memiliki akar utama yang terlihat jelas dan dapat dibedakan
dengan cabang-cabang akar. Sifat batangnya, memiliki percabangan
monopodial, yaitu batang utamanya terlihat jelas dan dapat dibedakan antara
batang dan cabang karena memiliki batang utama yang lebih besar. Kemudian
arah tumbuh cabangnya tegak lurus, bentuk batang bulat, dan permukaan
batangnya beralur seperti retak-retak dan licin.
Daunnya tunggal, tersusun secara berhadapan. Bagian daunnya tidak
lengkap, merupakan daun bertangkai karena hanya memiliki tangkai dan
helaian daun saja. Bentuk daun lonjong lanset. Menurut (Tjitrosoepomo,
2013) dalam bukunya Morfologi Tumbuhan, menjelaskan bahwasannya daun
yang memiliki bentuk jika panjang : lebar = 3-5 : 1. Pangkal daunnya runcing
dengan ujung daunnya runcing. Tepi daunnya rata dan urat daunnya yaitu
memiliki satu ibu tulang yang menonjol pada bagian bawah dan urat daun
berbentuk tangga. Tekstur daun berkilau pada permukaan atasnya berwarna
hijau tua, kasar pada bawahnya berwarna hijau muda,
153
Bagian bunga lengkap, karena memiliki 6 bagian dasar bunga, yaitu
tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik sari, dan
benang sari. Adapun buahnya berukuran kecil dan memiliki warna merah
keputihan hingga merah tua. Buahnya merupakan buah buni berbentuk
gasing.
Kunci determinasi Jambu mawar (Syzygium jambos.) menurut (Steenis, 2013)
dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ..........2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) ..3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas. ............................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. ..............6
6b Dengan daun yang jelas ...............................................................7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya
.....................................................................................................9
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit .............10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ......................11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas. .....................................................................12
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
Sekali ...........................................................................................13
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ..............................................14
14a Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan ..................15
15a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 8) ..................................109
109b Tanaman daratan (tumbuh) di antara tanaman bakau ..................119
119b Tanaman lain ...............................................................................120
154
120b Tanaman tanpa getah ...................................................................128
128b Daun lain. Bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar .........................................................................................129
129b Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang. ................................................135
135b Daun tidak berbentuk kupu-kupu berlekuk dua ..........................136
136b Susunan tulang daun menjari atau menyirip ...............................139
139b Tidak ada bekas berbentuk cincin yang melingkar pada cabang 140
140b Kelopak tanpa kelenjar demikian ................................................142
142b Cabang tidak demikian ................................................................143
143b Sisik demikian tidak ada ..............................................................146
146b Tanaman tidak berduri atau tidak berduri tempel (buah diabaikan)
.....................................................................................................154
154b Bunga tidak dalam bongkol dengan daun pembalut sedemikian 155
155b Bunga tidak tertanam pada tangkai daun.....................................156
156a Bakal buah tenggelam .................................................................157
157a Pohon atau perdu .........................................................................158
158a Ujung kelopak bangun piala, mudah rontok. Daun bila diremas
barum, kerapkali berselaput lilin .............................. 94. Myrtaceae
2b Buah buni berbiji 1-6, kebanyakan berbiji 1. Juga bagian muda
gundul. Tabung kelopak diperpanjang di atas bakal buah; tepi
kelopak dalam stadium kuncup dengan taju bebas atau gigi kecil
......................................................................................... 3. Eugenia
(Sekarang dinamakan juga Syzygium)
Jadi, urutan kunci determinasi Jambu mawar (Syzygium jambos.), yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-
129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156a-157a-158a-
94. Myrtaceae-2b. Eugenia- Syzygium jambos..
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Myrtaceae
(Bangsa Jambu) memiliki ciri habitusnya pohon atau perdu dengan arah
tumbuhnya tegak lurus. Daunnya tersusun berhadapan, berseling atau
155
tersebar, tepi daun rata, dengan kelenjar minyak (dapat dilihat dengan cahaya
menerus). Tidak memiliki daun penumpu. Bunga tersusun beraturan, sering
kali berkelamin 2, berjumlah 4-5. Daun pelindung kecil. Kelopak berdaun
lekat; tabung seringkali di atas bakal buah buah diperpanjang; tepi terkadang
sebelum mekar rontok seperti tudung, taju 3-5. Daun mahkota lepas atau
melekat menjadi cawan, terkadang rontok sebelum mekar. Benang sari
banyak. Tonjolan dasar bunga bentuk cincin atau cawan, menutupi tabung
kelopak. Bakal buah (setengah) tenggelam, beruang 1 atau banyak. Tangkai
putik 1. Buanya merupakan buah buni, batu, kotak atau buah keras dan
memiliki 1 biji atau lebih.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan jambu mawar
(Syzygium jambos.), yaitu:
156
Gambar. 23c bunga Gambar. 23d batang
Syzygium jambos Syzygium jambos
(Sumber: Ijoe, 2018) (Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
Menurut (Morton, 1987) Jambu mawar alias jambu kraton adalah anggota
suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara,
khususnya di wilayah Malaysia. Dinamai demikian karena buah jambu ini
memiliki aroma wangi yang khas seperti mawar. Tanaman ini dapat tumbuh
pada berbagai tipe tanah, dengan drainase, dapat ditanam di daerah pantai
sampai pegunungan setinggi 1.200 m di atas permukaan laut. Postur pohon
jambu mawar tidak terlalu besar, tingginya mencapai 10 m. Batangnya
berwarna coklat pucat, dengan percabangan rendah dan melebar. Memiliki
sistem perakar tunggal, daunnya berbentuk lanset, tebal, licin. Ketika masih
muda warnanya merah muda mengkilat, selanjutnya menjadi hijau tua bila
157
sudah tua. bunganya berwarna putih atau krem pucat, besar, mencolok dan
baunya harum. Tangkainya pendek dan biasanya terletak pada ujung cabang-
cabang yang berdaun. Buah jambu mawar berbentuk hampir bulat, agak
lonjong atau melebar pada dasarnya, garis tengahnya 4-5 cm. Bila sudah
masak warnanya kuning pucat atau kehijau-hijauan, dengan kulit yang licin
dan agak keras. Warna bijinya coklat dan jumlahnya satu sampai dua.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
Darwadi salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang
Jambu mawar (Syzygium jambos), ternyata tidak banyak yang mengenal jenis
tanaman ini dan juga kegunaannya. Adapun menurut (Sharma et al., 2013)
menjelaskan bahwa Jambu mawar (Syzygium jambos) secara empiris
digunakan sebagai agen diuretik pada pengobatan reumatoid, penurun panas,
sakit gigi, rematik dan penyakit saluran cerna karena adanya senyawa
skualen, asam ursolat, asam anardat, mirsetin, mirisitrin, dan asam galat.
Menurut (Morton, 1987) rebusan daun jambu mawar dapat diterapkan pada
penyakit diare dan juga berfungsi sebagai ekspektoran dan pengobatan untuk
rematik. Jus daun digunakan sebagai obat penurun panas. Bubuk daun
digunakan untuk menggosok tubuh pasien cacar untuk efek pendinginan
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili :Fabaceae atau
Papilionaceae
Genus : Dalbergia
Spesies : Dalbergia latifolia
158
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, pada sonokeling
(Dalbergia latifolia) memiliki habitus atau perawakan dari tumbuhan ini
adalah pohon atau berkayu, yaitu tumbuhan berkayu yang tumbuhnya
biasanya dengan ukurannya yang besar dan juga tinggi, dimana pertumbuhan
percabangannya jauh dari permukaan tanah. atau perawakan dari tumbuhan
ini adalah pohon atau berkayu, yaitu tumbuhan berkayu yang tumbuhnya
biasanya dengan ukurannya yang besar dan juga tinggi, dimana pertumbuhan
percabangannya jauh dari permukaan tanah. Sonokeling (Dalbergia latifolia)
merupakan tumbuhan yang berperiodisitas perennial, dimana tumbuhan yang
berperiodisitas perennial ini adalah tumbuhan yang dapat mencapai umur
sampai bertahun-tahun. Menurut (Rosanti, 2013) tumbuhan perennial sering
disebut juga sebagai tumbuhan tahunan atau menahun. Kadang-kadang juga
dinamakan dengan tumbuhan yang keras. Tumbuhan perennial ini dapat terus
melakukan siklusnya sampai bertahun-tahun. Biasanya semakin tua atau
semakin lama tumbuhan itu hidup maka akan terlihat dari lingkaran tahunan
yang terdapat pada pohon tumbuhan tersebut. Adapun sifat akar atau sistem
perakaran dari sonokeling (Dalbergia latifolia) berdasarkan hasil pengamatan
termasuk ke dalam sistem perakaran tunggang. Sistem dengan perakaran
tunggang adalah dimana akar pokok dari tumbuhan yang diamati dapat
dibedakan dengan jelas dari cabang-cabangnya. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan cabang tidak sama cepatnya dengan pertumbuhan akar pokok,
sehingga batang akar atau akar pokok dapat dibedakan dari cabang-
cabangnya. Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat dari (Tjitrosoepomo,
2018) yang menyatakan bahwa pada sistem perakaran tunggang, akar
lembaga pada tumbuhan ini terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar
lembaga ini disebut dengan akar tunggang (radix primaria), susunan akar
yang demikan ini biasanya hanya terdapa pada tumbuhan berkeping dua
(Dikotil) dan tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae).
Adapun percabangan batang pada tumbuhan sonokeling (Dalbergia
latifolia) termasuk jenis percabangan monopodial, dimana pada percabangan
159
monopodial ini batang pokok atau batang utamanya tampak jelas. Hal ini
dikarenakan batang utama lebih besar dan lebih panjang, atau batang
utamanya lebih terlihat jelas dan dapat dibedakan antara batang utama dengan
cabang-cabang batangnya. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat dari
(Rosanti, 2013) yang menyatakan bahwa pada percabangan secara
monopodial, batang pokoknya selalu nampak jelas. Hal ini disebabkan karena
batang pokok lebih besar dan lebih panjang dari pada cabang-cabangnya.
Arah tumbuh batang pada tumbuhan sonokeling (Dalbergia latifolia) ini
adalah tegak lurus hal ini dikarenakan bidang pada tempat dia hidup itu datar.
Pernyataan diatas sesuai dengan pendapat dari (Nugroho, 2005) bahwa
tumbuhan yang batangnya tegak lurus menyesuaikan dengan bidang dia hidup
atau tinggali yaitu bidang datar. Bentuk batang pada sonokeling (Dalbergia
latifolia) ini bulat dengan jenis permukaan batang yang kasar ketika diamati.
Adapun daunnya termasuk ke dalam daun majemuk. Hal tersebut dikarenakan
daun sonokeling (Dalbergia latifolia) memiliki cabang-cabang tangkai atau
tangkai anak daun (petiololus) yang melekat pada satu tangkai atau ibu
tangkai daun (Petiolus communis), dan baru pada cabang tangkai atau anak
daun itu terdapat helaian daunnya atau anak daun (foliolum) sehingga pada
satu ibu tangkai daun terdapat lebih dari satu helaian daun. Pernyataan diatas
sesuai dengan pendapat dari (Rosanti, 2013) yang menyatakan bahwa dalam
menentukan suatu daun tunggal atau daun majemuk, perhatikan
kedudukannya pada batang. Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu
helaian daun saja, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Sedangkan
jika tangkai daunnya bercabang-cabang dan helaian daunnya terletak pada
cabang-cabang ini, maka daun tersebut dinamakan daun majemuk. Daun
sonokeling (Dalbergia latifolia) yang jenis daun majemuk menyirip ganjil.
Menurut (Tjitrosoepomo, 2018) daun menyirip ganjil biasanya terdapat satu
anak daun yang menutup ujung ibu tangkai daunnya. Ditinjau dari jumlah
anak daunnya didapati bilangan yang benar-benar ganjil jika anak daun
berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri
atau berjumlah satu helai saja. Pernyataan diatas juga diperkuat lagi oleh
160
(Rosanti, 2013) yang menyatakan bahwa anak-anak daun tersusun dalam
jumlah ganjil di kiri dan kanan ibu tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai
daun tidak terputus dan ditemukan satu anak daun, maka dapat dipastikan
bahwa daun tersebut merupakan daun majemuk menyirip ganjil. Daun
sonokeling (Dalbergia latifolia) yang di amati memiliki anak daun dengan
ukuran yang sedang tidak besar tidak juga dengan ukuran yang kecil. Ibu
tangkai daun sonokeling (Dalbergia latifolia) ini berwarna hijau. Daun
sonokeling (Dalbergia latifolia) yang di amati bentuk bangun daunnya jorong
memiliki ujung daun yang rompang atau rata, dengan pangkal daun yang
tumpul. Tepi daunnya rata dengan warna daun hijau. Adapun pertulangan dari
daun sonokeling (Dalbergia latifolia) ini termasuk daun dengan pertulangan
menyirip. Bunganya berukuran kecil, dan terkumpul dalam sebuah malai dan
tumbuh di bagian ketiak daun. Sedangkan buahnya berbentuk polong-
polongan berwarna coklat. Biasanya berisi 1-4 butir biji yang lunak
kecoklatan, polong tidak memecah ketika masak.
Kunci Determinasi:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan
berbunga.................................................................... ...................2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuh dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun)..................3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
diatas...................................................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas..............................6
6b Dengan daun yang jelas......................................................................7
7b Bukan tumbuh- tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya..9
9a Tumbuhan-tumbuhan memanjat 1 atau membelit.............................41
41b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dengan akar udara. Daun tidak
silindris..............................................................................................42
161
42b Tumbuhan tidak demikian.................................................................43
43b Daun tersebar.....................................................................................54
54a Daun majemuk...................................................................................55
55b Daun menyirip ganjil atau berbilangan 3. Buah tidak berduri
tempel................................................................................................57
57b Benang sari sebanyak-banyaknya 10. Bakal buah 1. Buah polongan
atau buah buni...................................................................................58
58b Daun lain. Tajuk bunga lepas, zigomorf, jarang kuning. Benang sari
10. Buah polongan...................................................60. Papilionaceae
Kunci determinasi dari sonokeling (Dalbergia latifolia)
1 – 1b – 2 – 2b – 3 – 3b – 4 – 4b – 6 – 6b – 7 – 7b – 9 – 9a – 41 – 41b – 42
– 42b – 43 – 43b – 54 – 54a – 55 – 55b – 57 – 57b – 58 – 58b – 50.
Papilionaceae atau 1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9a – 41b – 42b – 43b –
54a – 55b – 57b – 58b – Papilionaceae.
Menurut (Stennis, 2013) dalam buku flora, pada famili Fabaceae
atau Papilionaceae habitsunya biasanya pohon, kerapkali memanjat.
Daunnya berseling atau tersebar, dengan daunnya yang termasuk daun
majemuk. Bunganya berkelamin 2, dalam karangan yang berbeda-beda,
kerapkali zigomorf mencolok. Kelopaknya bersatu. Daun mahkota
kebanyakan berjumlah 5, lepas atau hampir lepas, 2 yang terbawah
bersama-sama membentuk lunas, kerapkali berlekatan satu dengan yang
lain, diapit antara 2 sayap disebelahnya, daun mahkota terata, benderanya,
dalam periode tunasmembungkus yang lain. Benang saru kebanyakan 10,
kerapkali 9 bersatu dan 1 lepas, jarang lebih dari 1 lepas, ruang sari 2,
bakal buah menumpang, beruang satu. Polongan membuka atau tidak
membuka atau patah dalam ruas. Biji satu atau banyak.
162
Gambar. 25a akar Dalbergia Gambar. 25b daun Dalbergia
latifolia latifolia
(Sumber:Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Zendrato, 2016)
163
Menurut (Martawijaya, 1981) sonokeling atau sonobrits termasuk
ke dalam famili Papilionaceae, dengan tinggi pohon sampai 43 m dengan
diameter batang dapat mencapai 150 cm. Batang sonokeling kebanyakan
berlekuk dan tidak berbanir, dengan kayu teras berwarna cokelat-ungu dan
memiliki garis-garis berwarna lebih tua sampai hitam. Sonokeling tumbuh
di daerah dengan musim kemarau sedang sampai kering pada ketinggian 0
sampai 600 m dpl , optimum pada ketinggian 250 sampai 500 m dpl, dapat
tumbuh baik di tanah yang berbatu dan tidak subur. Kayu sonokeling
termasuk kelas kuat II dan kelas awet I yang dapat digunakan untuk bahan
venir hias, kayu lapis, disukai untuk pembuatan mebel (lemari, meja,
kursi), daun pintu, ukiran dan lain-lain. Menurut (Heyne, 1987) sonokeling
nama latinnya adalah Dalbergia latifolia dengan nama sinonim
Amerimnon latifolium. Daun majemuk menyirip gasal. Terdiri atas 5
sampai 7 anak daun yang yang berseling. Ukuran anak daunnya tidak
sama. Pohon sonokeling (Dalbergia latifolia) memiliki bunga berukuran
kecil dengan panjang sekitar 0,5 sampai 1 cm. Bunga terkumpul dalam
malai yang tumbuh di ketiak. Buah sonokeling berupa buah polong
berwarna cokelat dengan bentuk lanset memanjang dan meruncing di
bagian pangkal dan ujungnya. Buah berisi 1-4 butir biji polong berwarna
kecokelatan yang agak lunak.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
Darwadi salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang
sonokeling (Dalbergia latifolia), menyebutkan kegunaan dari jenis
tanaman ini adalah sebagai pembuatan kayu mebel. Adapun menurut
(Mawartawijaya, 1981) menjelaskan sonokeling (Dalbergia latifolia)
dimanfaatkan kayunya untuk pembuatan perabot rumah tangga dan barang
kerajinan. Bagi industri perkayuan, kayu sonokeling dikenal memiliki
kualitas yang sangat baik, dalam hal tekstur dan serat kayu maupun
kekuatan dan keawettannya. Tekstur atau pola serat pada kayu sonokeling
sangat indah dengan warna ungu bercoret-coret hitam atau kadang
memiliki warna hitam keunguan berbelang dengan cokelat kemerahan.
164
25. Ceri Rio Grande (Eugnia involucrata)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eugnia
Spesies : Eugnia involucrata
165
pangkal ke ujung dan bersusun dari tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke
samping, ke luar tulang cabang, sehingga susunannya akan memperlihatkan
bentuk sirip. Tekstur daun licin pada permukaan atasnya, dan sedikit kasap
pada permukaan bawah. Warna permukaan atas daun adaah hijau tua
mengkilap dan permukaan bawahnya hijau muda.
Bagian bunga lengkap, karena memiliki 6 bagian dasar bunga, yaitu
tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik sari, dan
benang sari. Adapun buahnya berukuran kecil dan memiliki warna merah tua
keunguan. Buahnya merupakan buah sejati yaitu buahnya terbentuk dari
bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang
lazimnya telah gugur, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus
(buah telanjang).
Kunci determinasi Ceri Rio Grande (Eugnia involucrata) menurut
(Steenis, 2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ..........2
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) ..3
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas. ............................................................................4
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. ..............6
6b Dengan daun yang jelas ...............................................................7
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya
.....................................................................................................9
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit .............10
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ......................11
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring
urat daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan
yang serong ke atas. .....................................................................12
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
166
Sekali ...........................................................................................13
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ..............................................14
14a Daun tersebar, kadang-kadang sebagian berhadapan ..................15
15a Daun tunggal, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap sampai
bercangap menyirip rangkap (golongan 8) ..................................109
109b Tanaman daratan (tumbuh) di antara tanaman bakau ..................119
119b Tanaman lain ...............................................................................120
120b Tanaman tanpa getah ...................................................................128
128b Daun lain. Bukan rumput-rumputan yang merayap, dan mudah
berakar .........................................................................................129
129b Tidak ada upih daun yang jelas, paling-paling pangkal daun sedikit
atau banyak mengelilingi batang. ................................................135
135b Daun tidak berbentuk kupu-kupu berlekuk dua ..........................136
136b Susunan tulang daun menjari atau menyirip ...............................139
139b Tidak ada bekas berbentuk cincin yang melingkar pada cabang 140
140b Kelopak tanpa kelenjar demikian ................................................142
142b Cabang tidak demikian ................................................................143
143b Sisik demikian tidak ada ..............................................................146
146b Tanaman tidak berduri atau tidak berduri tempel (buah diabaikan)
.....................................................................................................154
154b Bunga tidak dalam bongkol dengan daun pembalut sedemikian 155
155b Bunga tidak tertanam pada tangkai daun.....................................156
156a Bakal buah tenggelam .................................................................157
157a Pohon atau perdu .........................................................................158
158a Ujung kelopak bangun piala, mudah rontok. Daun bila diremas
barum, kerapkali berselaput lilin .............................. 94. Myrtaceae
2b Buah buni berbiji 1-6, kebanyakan berbiji 1. Juga bagian muda
gundul. Tabung kelopak diperpanjang di atas bakal buah; tepi
kelopak dalam stadium kuncup dengan taju bebas atau gigi kecil
......................................................................................... 3. Eugenia
167
Jadi, urutan kunci determinasi Ceri Rio Grande (Eugnia involucrata),
yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15a-109b-119b-120b-128b-
129b-135b-136b-139b-140b-142b-143b-146b-154b-155b-156a-157a-158a-
94. Myrtaceae-2b. Eugenia- Eugnia involucrata.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Myrtaceae
(Bangsa Jambu) memiliki ciri habitusnya pohon atau perdu dengan arah
tumbuhnya tegak lurus. Daunnya tersusun berhadapan, berseling atau
tersebar, tepi daun rata, dengan kelenjar minyak (dapat dilihat dengan cahaya
menerus). Tidak memiliki daun penumpu. Bunga tersusun beraturan, sering
kali berkelamin 2, berjumlah 4-5. Daun pelindung kecil. Kelopak berdaun
lekat; tabung seringkali di atas bakal buah buah diperpanjang; tepi terkadang
sebelum mekar rontok seperti tudung, taju 3-5. Daun mahkota lepas atau
melekat menjadi cawan, terkadang rontok sebelum mekar. Benang sari
banyak. Tonjolan dasar bunga bentuk cincin atau cawan, menutupi tabung
kelopak. Bakal buah (setengah) tenggelam, beruang 1 atau banyak. Tangkai
putik 1. Buanya merupakan buah buni, batu, kotak atau buah keras dan
memiliki 1 biji atau lebih.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Ceri
Rio Grande (Eugnia involucrata), yaitu:
168
Gambar. 26c batang Eugnia Gambar. 26d bunga Eugnia
involucrata involucrata
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Fern, 2019)
169
Adapun dari buah Eugnia involucrata (Ceri Rio Grande) memiliki bentuk lain
yang lebih besar, dimana panjangnya bisa mencapai 5 cm dan lebar 3 cm
dengan daging yang lebih keras dan rasa yang manis.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
(Darwadi) salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang
Ceri Rio Grande (Eugnia involucrata), ternyata tidak banyak yang mengenal
jenis tanaman ini dan juga kegunaannya. Adapun menurut (Lorenzi, 2002)
menjelaskan bahwa Ceri Rio Grande (Eugnia involucrata) memiliki tekstur
kayu yang rapat, cukup berat, elastis dan dapat bertahan lama. Biasanya
digunakan untuk membuat gagang perkakas dan alat pertanian lainnya. Juga,
biasanya kayunya digunakan untuk membuat arang. Sedangkan pada buahnya
biasanya untuk dikonsumsi. Buah yang masih mentah dijadikan sebagai jeli,
yang mana buahnya memilki daging buah yang tebal, berdaging, memiliki
rasa yang segar dengan rasa buah yang manis atau asam.
170
26. Tanaman Legundi (Vitex trifolia L.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophtyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Verbenaceae
Genus : Vitex
Spesies : Vitex trifolia L.
171
yang memiliki bentuk jorong yaitu jika panjang : lebarnya = 1 1/2-2 : 1.
Pangkal daunnya runcing dengan ujung daunnya runcing. Tepi daunnya rata
dan urat daunnya menjari yaitu memiliki susunan seperti jari tangan. Tekstur
daun halus pada permukaan atasnya, dan kasap pada permukaan bawah.
Warna permukaan atas daun adalah hijau tua mengkilap dan permukaan
bawahnya hijau muda.
Bagian bunga lengkap, karena memiliki 6 bagian dasar bunga, yaitu
tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik sari, dan
benang sari. Adapun buahnya buah tipe drupe, duduk, berair atau kering
dengan dinding yang keras. Buahnya merupakan buah sejati yaitu buahnya
terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa
bagian bunga yang lazimnya telah gugur, umumnya merupakan buah yang
tidak terbungkus (buah telanjang).
Kunci determinasi Legundi (Vitex trifolia) menurut (Steenis, 2013)
dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .................. 2.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat
atau membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun).......... 3.
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
diatas ................................................................................................... 4.
4b Tumbuhan-tummbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan
atau bunga berlainan dengan yang diterapkan diatas .......................... 6.
6b Dengan daun yang jelas ....................................................................... 7.
7b Bukan tumbuhan-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya9.
9b Tumbuhan tidak memnjata dan tidak membelit ................................ 10.
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset............................ 11.
172
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dapat dibedakan jelas dari
jarring urat dan dari anak cabang tulang daun yang kesamping dan
yang serong keatas. ........................................................................... 12.
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali ................................................................................................. 13.
13b Tumbuhan-tmbuhan berbentuk lain................................................... 14.
14b Semua daun duduk berhadapan ......................................................... 16.
16a Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi
menyiri… ......................................................................................... 239.
239b Tumbuhan-tumbuhan tanpa getah .................................................... 243.
243b Tidak hidup dari tumbuhan lain ....................................................... 244.
244b Susunan tulang daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian besar
tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar........................ 248.
248b Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti
jala.................................................................................................... 249.
249b Daun tidak mempunyai serabut. Bunga berbentuk lain.................... 250.
250a Pohon atau perdu .............................................................................. 251.
251b Tidak terdapat daun penumpu atau daun penumpu berbentuk lain 253.
253a Karangan bunga berupa bongkol dan terdiri dari banyak bunga yang
berjajal ...................................................................... 109.Verbenaceae.
1a Daun majemuk menjari berbilangan 3-5 .................................. 1. Vitex.
Jadi, urutan kunci determinasi Tanaman Legundi (Vitex trifolia), yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a-239b-243b-244b-248b-
249b-250a-251b-253a-109. Verbenaceae-1a. Vitex- Vitex trifolia.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, family verbenaceae
merupakan tumbuhan semak, perdu atau pohon, sering memanjat. Daun
berhadapan atau karangan, tunggal atau majemuk, tanpa daun penumpu.
Bunga zigomorf, berkelamin 2. Kelopak berdaun lekat, terpancung atau
dengan gigi taju 2-6, tetap , melekat. Mahkota berdaun lekat, dengan tepian
173
yang sering berbibir 2 sedikit atau banyak, bertaju 4-5. Benang sari hampir
seluruhnya 4, kadang-kadang 2, terletak pada tabung mahkota, lepas, sama
atau berberkas 2; kepala sari beruang 2. Staminodia ada atau tidak. Tonjolan
dasar bunga kecil. Bakal buah menumpang, atau beruang dua, dengan 1 bakal
biji tiap ruang. Tangkai putik di ujung. Buah batu berdaging atau berair,
kadang-kadang buah pecah atau buah kotak.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Ceri
Lagundi (Vitex trifolia), yaitu:
174
Gambar. 26e buah Vitex
trifolia
175
27. Anggrek empat musim (Cymbidium ensifolium)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Familia : Orchidaceae
Genus : Cymbidium
Species : Cymbidium ensifolium
176
dan termasuk ke dalam daun yang memiliki bagian tidak lengkap karena daun
ini tidak mempunyai tangkai daun. Kemudian bentuk daunnya garis,
berpangkal daun rata dan ujung yang runcing.
Daun anggrek ini memiliki tepi yang rata artinya tidak bertoreh-toreh
dan mempunyai pertulangan daun sejajar (rectinervis) yang biasanya terdapat
pada daun-daun bangun garis yang mempunyai satu tulang di tengah yang
besar membujur daun, serta tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan
nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulang tadi.
Tekstur pada daun ini licin dan seperti kertas yaitu tipis tetapi cukup tegar
serta mempunyai warna hijau. Bunga pada tanaman kenanga ini termasuk
bunga tidak lengkap karena tidak mempunyai kelopak bunga.
Kunci determinasi anggrek (Cymbidium ensifolium) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ................... 2.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) .................. 3.
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
di atas. .................................................................................................. 4.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. ............................... 6.
6b Dengan daun yang jelas ....................................................................... 7.
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya ... 9.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membeli ................... 10.
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ........................... 11.
11a Tulang daun dan urat daun sejajar satu dengan lainnnya menurut
panjang daun, tebal tulang daun, urat daun kerapkali hanya berbeda
sedikit. Daun kebanyakan berbentuk garis sampai lanset, kerapkali
177
tersusun dalam 2 baris. Pangkal daun kerapkali jelas dengan pelepah
yang memeluk batang. Bunga kerapkali berbilang 3.
Kebanyakan berupa herba dengan akar rimpang, umbi, atau umbi lapis
(golongan 5) ...................................................................................... 67.
67b Tepi daun rata atau berduri temple sangat kecil ................................ 69.
69b Daun tidak merupakan karangan ....................................................... 70.
70b Daun lain ........................................................................................... 71.
71b Jika mempunyai batang, tidak memutar demikian ............................ 72.
72a Batang dekat ruas mengeluarkan akar udara yang berwarna abu-abu.
Bunga zingomorf ....................................................... 35. Orchidaceae.
1b Batang hanya pada pangkalnya atau seluruhnya membesar serupa
umbi...................................................................................................... 3.
3b Bantang pendek, membesar menjadi berbentuk umbi. Daun terkumpul
pada umbi semu. Daun kelopak lateral lepas dari kaki tiang ............... 4.
4b Epifit. Karangan bunga menggantung. Daun tebal dan
Berdaging ....................................................................... 5. Cymbidium.
Jadi, urutan kunci determinasi anggrek empat musim (Cymbidium
ensifolium), yaitu: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11a-67b-69b-70b-71b-72a-35.
Orchicaceae-1b-3b-4b-Cymbidium.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, family Orchidaceae
genus Cymbidium merupakan tumbuhan epifit, tinggi 1-1,5 m. umbi semu
pendek, dipeluk oleh 5-6 daun. Tangkai daun dan pelepah daun berlunas,
pendek, helaian daun bentuk garis, berlunas sedikit, 45-80 x 4,5-5 cm.
Karangan bunga tidak bercabang, jarang, lemas, panjang 80-130 cm, bunga
berjarak. Daun pelindung segi tiga, panjang kurang lebih 1 cm. Daun kelopak
dan 2 daun mahkota lateral berbetuk lanset, dengan ujung runcing, cokelat
hijau sampai cokelat, panjang kurang lebih 3 cm. Panjang bibir 2,5 cm,
bertaju 3, separuh bagian bawah merah, kecoklatan, ungu, dari dalam
bergaris-garis lebih muda dan dengan 2 tonjolan membujur, taju ujung
178
melengkung ke belakang, bulat telur terbalik, dengan ujung melekuk ke
dalam, putih, pada pangkalnya satu noda yang kekuningan, di atasnya noda
ungu besar yang bertepi putih, taju samping sepanjang 1 cm melekat pada taju
tengah, taju samping segi tiga, runcing, merah dengan tepi kuning, tiang
bersayap lemah, panjang kurang lebih 2 cm, merah ungu dengan garis-garis
kuning, sepanjang tepi dengan garis-garis membujur yang kuning. Kepala sari
kuning. Buah bentuk spul, menggantung, panjang 7 cm dengan tiang di ujung
yang tidak rontok dan menjadi kayu. Pada bermcam-macam pohon, 1-1.350
m, juga banyak ditanam di halaman.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan anggrek
empat musim (Cymbidium ensifolium), yaitu:
179
Gambar. 28c batang Gambar. 28d bunga
Cymbidium ensifolium Cymbidium ensifolium
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020) (Sumber: Yanti, 2016)
180
merupakan hasil kegiatan-kegiatan pemuliaan yang dilakukan orang, sehingga
memiliki jenis-jenis budidaya tertentu.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Bapak
(Ahmad) salah satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang
anggrek (Cymbidium ensifolium), beliau menyebutkan bahwa kebanyakan
tanaman anggrek ini ditanam untuk memperindah halaman rumah atau
sebagai tanaman hias.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium malaccense
181
Bentuk daun lonjong menjorong, ukurannya besar dengan panjang antara 15 –
38 cm dan lebar 7 – 20 cm. Helaiannya tebal dan agak kaku seperti jangat.
Ketika muda berwarna kemerahan, setelah dewasa berubah menjadi hijau tua
di sebelah atas dan hijau muda di bagian bawah. Permukaan daun bertekstur
lembut dan mengilap. Tulang daunnya menyirip, tampak menonjol di
permukaan daun.
Karangan bunganya muncul pada bagian ranting yang tidak berdaun,
sering pula muncul pada cabang dekat batang utama. Tangkainya pendek.
Bunga tumbuh menggerombol, satu kelompok berisi 1 – 12 kuntum.
Warnanya merah agak keunguan, mahkotanya berbilangan 4, garis tengah
bunga 5 – 7 cm. Tabung kelopaknya panjang, sekitar 1,5 – 2 cm. Helai
mahkota berwarna merah, bentuknya lonjong atau bulat telur atau bundar
dengan ukuran sekitar 1,5 – 2 cm. Benang sarinya banyak, panjangnya sampai
dengan 3,5 cm. Panjang tangkai putik 3 – 4,5 cm. Bunga jambu bol
berkelamin ganda (biseks). Aromanya lembut. Tipe buah buni dengan bentuk
bulat menjorong seperti lonceng dengan panjang 5 – 10 cm dan lebar 2,5 – 7,5
cm. Warna jambu bol jamaika merah muda ketika masih muda, kemudian
berangsur menjadi merah, dan merah kehitaman setelah benar-benar matang.
Varietas lainnya memiliki warna buah kuning keunguan atau keputihan atau
merah dengan semburat putih ketika matang. Kulit buah tipis, licin, dan
berlilin sehingga tampak mengilap.
Daging buah padat dan lembut, tebalnya 0,5 – 2,5 cm. Warnanya putih.
Tekstur buah renyah ketika digigit, berair, rasanya asam manis hingga manis,
kadang ada sedikit rasa sepat, dan aromanya memiliki wangi yang khas.
Bijinya sebutir, berbentuk bulat atau oval, berwarna kecoklatan di bagian luar
dan hijau di bagian dalam, dengan tekstur keras. Ukuran cukup besar,
diameternya 2,5 – 3,5 cm. Kadang-kadang buah tidak berbiji. Pohon jambu
bol dapat hidup hingga puluhan tahun.
182
Untuk varietas lokal yang biasa ditanam ada jenis jambu bol merah
Cianjur, jambu putih Congkili, dan varietas baru yang genjah Si Mojang yang
dapat dipanen tiga kali dalam setahun. Banyaknya variasi tanaman jambu bol
disebabkan oleh metode perbanyakan dari biji. Jambu bol jamaika merupakan
salah satu varietas unggulan dengan ukuran buah besar, rasanya sangat manis,
dan berair. Buah merupakan buah buni, berbentuk menjorong, berdiameter 5-8
cm, berwarna merah tua, kuning keunguan, atau keputihan, daging buah
berwarna putih dengan banyak sari buah dan wangi yang khas, asam manis
sampai manis. Bijinya sebutir, bulat kecokelatan, tiap buah hanya mempunyai
satu biji.
Menurut (Morton, 1987) jambu bol, sudah dikenal luas di dunia dengan
nama malay rose atau malay ap ple. Jambu bol diperkirakan berasal dari
Malaysia, umumnya dibudidayakan mulai dari Jawa, Filipina, Vietnam dan
juga Bangladesh dan India Selatan Jambu bol dapat ditemui di mana-mana
dan penyebarannya hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan air laut.
Kadang-kadang dijumpai di hutan-hutan sekunder tua dan biasanya
berasosiasi dengan jambu kopo (Syzygium zollingrianum). Tanaman tahunan
ini dapat hidup sampai puluhan tahun. Dua jenis jambu bol lokal yang biasa
ditanam adalah jambu bol merah Cianjur dan jambu bol putih Congkili..
Jambu bol, , sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Maluku.
Rebusan kulit kayunya digunakan untuk mengobati sariawan. Orang Melayu
menaruh bubuk daun kering jambu bol di atas lidah yang retak. Akar pohon
jambu bol digunakan untuk obat untuk gatal. Di Kamboja, air seduhan daun,
buah, dan bijinya, dipakai untuk mengatasi demam. Jus daun yang
dihancurkan dioleskan sebagai lotion kulit dan ditambahkan ke bak mandi.
Secara umum, pohon jambu bol merupakan tanaman dataran rendah
yang sanggup hidup hingga ketinggian 1200 mdpl. Tanaman ini
membutuhkan suplai air yang konstan sehingga akan tumbuh dengan sangat
baik jika ditanam di dekat kolam atau aliran air. Membutuhkan sinar matahari
183
sebanyak 40 – 80%. Pengairan sedang. Curah hujan yang dibutuhkan 500 –
3000 mm/tahun. Temperatur ideal 18 – 28oC, kelembapan udara 50 – 80%.
Menyukai tanah subur, gembur, dan berlempung, banyak mengandung bahan
organik dengan drainase yang baik.
Tidak hanya buahnya yang bermanfaat, bagian-bagian tanaman yang
lain pun memiliki manfaat yang cukup besar. Mulai dari batangnya yang
cukup keras, kuat, dan berat dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
selama tidak terkena tanah. Hanya saja karena cenderung mudah melengkung
dan sulit diolah, kayu batang jambu bol yang berwarna kemerahan lebih
banyak digunakan sebagai bahan pembuatan kerajinan. Seluruh bagian
tanaman jambu bol menunjukkan aktivitas antibiotik, baik untuk tekanan
darah dan respirasi.
Kunci determinasi Jambu Bol (Syzygium malaccense) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang sari dan (atau) putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ............... 2.
2b Tiada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai) ........................... 3.
3b Daun tidak berbentuk jarum ataupun tidak terdapat dalam berkas
tersebut di atas ..................................................................................... 4.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan (atau)
bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas................................ 6.
6b Dengan daun yang jelas ...................................................................... 7.
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya ... 9.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit .................. 10.
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi rozet ........................... 11.
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang
serong ke atas .................................................................................... 12.
184
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali.................................................................................................. 13.
13b Tumbuh-tumbuhan bentuk lain ......................................................... 14.
14b Semua daun duduk berhadapan......................................................... 16.
16a Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 10)… ...... 239.
239b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah........................................................ 243.
243b Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain.......................................... 244.
244b Susunan bertulangan daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian
besar tulang daun tersusun menyirip, menjari atau sejajar .............. 248.
248b Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti jala
..........................................................................................................249.
249b Daun tak mempunyai serabut demikian. Bunga berbentuk lai… 250.
250a Pohon atau perdu… .......................................................................... 251.
251b Tidak terdapat daun penumpu atau daun penumpu berbentuk lain…
..........................................................................................................253.
253b Bunga tunggal, tandan, bulir, pajung atau malai… .......................... 254.
254b Susunan tulang daun tidak demikian…........................................... 255.
255a Kelopak sobek di atas bagian tengahnya, setengah bagian atasnya
terlepas menurut bentuk mangkuk (tutup kelopak). Daun umumnya
berselaput lilin, jika diremas berbau kayu putih… 94. Myrtaceae.
2a Buah buni berbiji banyak. Bagian muda berambut. Tabung kelopak
tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah; tepi kelopak
sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian
membelah menjadi 2-5 taju yang tidak sama .................... 2. Psidium.
185
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Ceri Rio
Grande (Eugnia involucrata), yaitu:
Gambar. 27a akarj ambu bol Gambar. 27b daun jambu bol
(Syzygium malaccense) (Syzygium malaccense)
(Sumber: Ansar, 2014) (Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
186
Gambar. 27e buah jambu bol
(Syzygium malaccense)
(Sumber: Ferdo, 2015)
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisio : Tracheophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Family : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum osmophloem
187
asli, dan memiliki bentuk seperti serabut. Percabangan monopodial karena
sumbu utama batang dari bawah hingga sampai atas terlihat jelas. Arah
tumbuh batang yaitu tegak lurus dengn bentuk batang bulat, dan mempunyai
permukaan batang yang kasar.
Sifat daun dari tumbuhan ini yaitu daun tunggal, yaitu daun yang hanya
satu terdapat pada tangkai daun, tata letak daun yaitu berhadapan, dengan
bagian daun yang tidak lengkap, lengkap karena tidak memiliki pelepah daun.
Daun yang lengkap apabila daun tersebut mempunyai tiga bagian yaitu
pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina).
Bentu daun pada Cinnamomum osmophloem yaitu jorong yaitu jika
perbandingan panjang : lebar = 1 ½-2 : 1. Pangkal daun pada melinjo
berbentuk meruncing dengan ujung daun yang meruncing. Tepi daunnya rata,
memiliki urat daun yang menyirip. Serta tekstur daun seperti kertas dengan
warna daun hijau. Bagian bunga tidak lengkap karena tidak ada salah satu
bagian bunga yang ada syarat bunga lengkapnya yaitu tidak memiliki kelopak.
Buahnya termasuk buah buni yaitu buah yang berdaging yang terbentuk dari
bakal buah tunggal.
Kunci determinasi kayu manis (Cinnamomum osmophloem) menurut
(Steenis, 2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan benang
sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .................................. 2.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) ..................... 3.
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut di
atas.......................................................................................................... 4.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan diatas................................... 6.
6b Dengan daun yang jelas ......................................................................... 7.
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya ...... 9.
188
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit ..................... 10.
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset .............................. 11.
11b Tidak demikian, ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang kesamping dan yang serong
keatas .................................................................................................... 12.
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali .................................................................................................... 13.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain ....................................................... 14.
14b Semua daun duduk berhadapan ............................................................ 16.
16a Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip rangkap
sampai bercangap menyirip rangkap ................................................... 239.
239b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah........................................................... 243.
243b Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain............................................. 244.
244a Pada kedua sisi ibu tulang daun terdapat tulang daun melengkung yang
kuat, 1 ayau 2 pasang, lebih-lebih yang berjalan dari pangkal daun
sampai dekat ujung daun (bertulang daun bengkok) ........................... 245.
245b Bunga tidak tersusun dalam bongkol demikian .................................. 246.
246b Herba yang kuat, perdu atau pohon-pohonan ..................................... 247.
247a Pohon tidak berambut, bunga berbilangan 3. Daun jika diremas berbau
harum (bau kayu manis) ................................................... 52. Lauraceae.
1a Pohon atau perdu .................................................................................... 2.
2b Daun semuanya atau sebagian besar berhadapan atau secara berpasangan
mendekati satu dengan yang lain, bertulang daun 3-5 ... 3. Cinnamomum.
Jadi, urutan kunci determinasi kayu manis (Cinnamomum osmophloem),
yaitu: 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a-239b-243b-244a-
245b-246b-247a-52. Lauraceae-1a-2b-3. Cinnamomum osmophloem.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Lauraceae
memiliki ciri pohon, perdu, kadang-kadang semak yang membelit, kerapkali
aromatis. Daun tersebar, berhadapan atau dalam karangan semu, tunggal, tepi
189
rata, tanpa daun penumpu. Bunga beraturan, berkelamin 2 atau 1; kadang-
kadang berumah 2. Perhiasan bunga tidak dapat dibedakan dengan jelas antara
kelopak dan mahkota. Tenda bunga bersatu, kerapkali 4×3, lingkaran terdalam
kerapkali dikurangi menjadi staminodia. Ruang sari 2 atau 4, selalu membuka
dengan katup. Bakal buah menumpang, beruang 1, bakal biji 1. Tangkai putik
1. Buah seperti buah buni, jarang serupa buah batu atau berkayu, tidak
membuka, kerapkali seluruhnya atau sebagian diselubungi oleh tabung tenda
bunga.
Dibawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan kayu manis
(Cinnamomum osmophloem
190
Gambar 30e. Biji Cinnamomum
osmophloem
(Sumber: Alika, 2015)
Menurut (Fredy, 2017) tinggi tanaman kayu manis berkisar antara 5-15
m, kulit pohon berwarna abu-abu tua berbau khas, kayunya berwarna merah
coklat muda. Daun tunggal, kaku seperti kulit, letak berseling, panjang
tangkai daun 0,5-1,5 cm, dengan 3 buah tulang daun yang tumbuh
melengkung. Bentuk daun elips memanjang, panjang 4-14 cm, lebar 1,5-6 cm,
ujung runcing, tepi rata, permukaan atas licin warnanya hijau, permukaan
bawah bertepung warnyanya keabu-abuan. Daun muda berwarna merah pucat.
Bunganya berkelamin dua atau bunga sempurna dengan warna kuning.
Ukurannya kecil. Kelopak bunga berjumlah 6 helai dalam dua rangkaian.
Bunga ini tidak bertajuk bunga. Benang sarinya besrjumlah 12 helai yang
terangkai dalam empat kelompok, kotak sarinya beruang empat. Persariann
berlangsung dengan bantuan serangga. Buahnya buah buni berbiji satu dan
berdaging. Bentuknya bulat memanjang. Warna buah muda hijau tua dan buah
tua ungu tua. Panjang buah sekitar 1,3-1,6 cm, dan diameter 0,35-0,75 cm.
Panjang biji 0,84-1,32 cm dan diameter 0,59-0,68 cm.
Saat dilakukan wawancara mengenai aspek botani kepada Ibu Lily salah
satu masyarakat yang tinggal di desa Mandi Kapau tentang tumbuhan kayu
manis (Cinnamomum osmophloem), ternyata kayu manis dapat dimanfaatkan
salah satunya sebagai bahan makanan seperti rempah-rempah, dengan
191
memasukkan kayu manis tadi kedalam masakan maka masakan tersebut akan
mengeluarkan aroma wangi dari kayu manis tersebut, sehingga membuat
makanan itu sendiri lebih enak. Menurut (Laila, 2016) tanaman kayu manis
mengandung senyawa kimia yang bermanfaat seperti minyak atsiri, alkohol,
dan karbohidrat. Dan juga bisa dimanfaatkan untuk mengkontrol gula darah
dan juga menurunkan kadar kolestrol selain dimanfaatkan sebagai rempah-
rempah. dari hasil wawancara salah satu ibu yang ada di desa Mandi Kapau
manfaat dari kayu manis itu sendiri yaitu dimanfaatkan untuk bahan makanan
seperti rempah-rempah.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia cowa
192
batang dan cabang karena memiliki batang utama yang batangnya kasar lebih
besar. Kemudian arah tumbuh cabangnya tegak lurus, dan bentuk batang
bulat.
Menurut (Dweckdata, 2010) tinggi pohon pada tanaman garcinia cowa
ini dapat dapat mencapai 20 meter, diameter batang mencapai 0,5 meter.
Pohonnya bercabang-cabang, pada cabang tumbuh anak cabang dan
selanjutnya ranting, memiliki kulit kayu yang halus. Kulit kayunya licin,
berwarna kelabu pucat, mempunyai getah berwarna bening.
Menurut (Kementerian Pertanian, 2014) daunnya berbentuk lonjong
sempit, berukuran 20-30 cm x 6-8 cm, berwarna hijau tua, daun pucuk ada
berwarna merah dan hijau muda, mendaging, berkilap, tulang tengahnya
menonjol ke sebelah bawah lembaran daun, peruratan bergelombang,
berwarna agak gelap. Tangkai daun mencapai 2,5 cm. Ciri-ciri pohon
berumah satu berbentuk piramid dan oblong, daun ellip, kaku dan tebal. Daun
berseling berhadapan seperti daun manggis tetapi lebih panjang dan sempit.
Dan menurut (Pangsuban et al., 2007) bunga pada tanaman ini bersifat
hermaprodit atau monoseksual, sehingga mampu berkembang biak dengan
bunga yang berasal dari pohon yang sama. merupakan tanaman berumah dua
(Diecius). Tanaman ini berbunga pada daerah hutan hujan tropis. Bunganya
memiliki empat kelopak yang berwarna merah tua dan pada pinggir setiap
kelopak berwarna kuning. Berbunga tanaman di hutan hujan tropis terutama
hermaprodit, dengan sebagian besar spesies menghasilkan bunga yang
mengandung kedua perempuan (putik) dan laki-laki (benang sari) organ
seksual G. atroviridis, bunga mengandung androecia dan gynoecia pada
bagian structural.
Menurut (Pangsuban et al., 2007) buahnya terletak pada ujung ranting,
berbentuk bulat agak pipih dengan diameter 7-10 cm. Bentuk buah bulat agak
pipih dengan permukaan bergelombang dan memiliki alur sebanyak 12-16
alur. Bobot buah berkisar antara 250-600 gram. Buah muda berwarna hijau
193
dan buah matang berwarna kuning dengan bertekstur lunak. Tanaman Asam
kandis terbagi dua menurut bunganya, yang berbunga jantan dan pohon yang
berbunga betina. Pohon berbunga jantan tidak menghasilkan buah, yang
berbunga betina menghasilkan buah. Bunga jantan terdiri dari beberapa
kuntum yang bersatu di ujung ranting, sedangkan bunga betinanya menyendiri
dan ini nantinya menjadi buah. Asam kandis selama ini dikategorikan oleh
masyarakat Sumatera Utara atas dua macam jenis buah, yaitu asam kandis tipe
batu dan tipe air. Asam kandis tipe batu berukuran kecil, sedangkan asam
gelugur tipe air berukuran besar dan mengandung lebih banyak air.
Dan menurut (Hutajulu dan Eddy, 2014) buah asam kandis umumnya
memiliki beberapa biji namun ada juga yang tidak memiliki biji. Biji tanaman
asam gelugur diselaputi lapisan daging buah bening yang agak tipis. Biji
memipih, panjangnya mencapai 1,5 cm, dibungkus oleh daging buah yang
berwarna jingga cerah (Purba, 2004). Salah satu Garcinia yang selama ini
sudah dimanfaatkan oleh masyarakat tumbuhan ini memiliki banyak manfaat
seperti digunakan sebagai bumbu masakan, sebagai obat–obatan, dan juga
bisa digunakan sebagai makanan ringan. Di Riau daun muda tanaman ini
digunakan dalam pengobatan tradisional ibu – ibu setelah hamil. Selama ini
dikategorikan oleh masyarakat Sumatera Utara atas dua macam jenis buah,
yaitu asam gelugur tipe batu dan tipe air. Asam kandis tipe batu berukuran
kecil, sedangkan asam gelugur tipe air berukuran besar dan mengandung lebih
banyak air.
Kunci determinasi asam kandis (Garcinia cowa) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-sedikitnya dengan
benang sari dan atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga .................. 2.
2b Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros, daun atau tangkai daun) ................. 3.
194
3b Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat dalam berkas tersebut
di atas. ................................................................................................. 4.
4b Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan dengan yang diterangkan di atas. .............................. 6.
6b Dengan daun yang jelas ...................................................................... 7.
7b Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem, atau yang menyerupainya .. 9.
9b Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat dan tidak membelit .................. 10.
10b Daun tidak tersusun demikian rapat menjadi roset ........................... 11.
11b Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat
daun dan dari anak cabang tulang daun yang ke samping dan yang
serong ke atas. ................................................................................... 12.
12b Tidak semua daun duduk dalam karangan atau tidak ada daun sama
sekali ................................................................................................. 13.
13b Tumbuh-tumbuhan berbentuk lain .................................................... 14.
14b Semua daun duduk berhadapan......................................................... 16.
16a Daun tunggal, berlekuk atau tidak, tetapi tidak berbagi menyirip
rangkap sampai bercangap menyirip rangkap (golongan 10) .......... 239.
239b Tumbuh-tumbuhan tanpa getah........................................................ 243.
243b Tidak hidup dari tumbuh-tumbuhan lain.......................................... 244.
244b Susunan daun tidak demikian, seluruhnya atau sebagian besar tulang
daun tersusun menyirip, menjari, atau sejajar.................................. 248.
248b Daun bertulang menyirip atau menjari, susunan urat daun seperti
jala.................................................................................................... 249.
249b Daun tidak memiliki serabut demikian. Bunga berbentik lain ......... 250.
250a Pohon atau perdu .............................................................................. 251.
251b Tidak terdapat daun penumpu atau daun penumpu berbentuk lain 253.
253b Bunga tunggal, tandan, bulir, payung atau malai ............................. 254.
254a Tulang cabang (daun) sangat banyak, rapat satu dengan yang lain,
serong ke atas lurus sejajar. Tangkai putik 1 benang sari
195
banyak ............................................................................ 80. Guttiferae.
1a Pangkal tangkai daun bentuk pelepah. Bakal buah beruang 2 sampai
banyak, ruang bakal biji 1 kepala putik duduk atau hampir duduk.
Buah buni berdinding tebal ..................................................... Garcinia.
Jadi, urutan kunci determinasi dari asam kandis (Garcinia cowa), yaitu:
1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12b-13b-14b-16a-239b-243b-244b-248b-
249b-250a-251b-253b-254a-80.Guttiferae-1a.Garcinia.
Dijelaskan oleh (Steenis, 2013) dalam buku flora, famili Guttiferae
(Bangsa manggis) memiliki ciri habitusnya pohon atau semak dengan arah
tumbuhnya tegak lurus. Daunnya tersusun berhadapan, berseling tunggal,
bertulang daun menyirip. Sering kali tidak memiliki daun penumpu. Bunga
tersusun beraturan, sering kali berkelamin 1 atau 2, berumah 1 atau 2. Daun
kelopak atau mahkota kerap kali lepas, bervariasi anatara 2-7. Benang sari
banyak, lepas atau bersatu dengan beberapa macam cara, bentuk snagta
berbeda, kadang-kadang semua atau sebagiantidak sempurna. Bakal buah
menumpang, beruang 1 sampai banyak, bakal biji 1 sampai lebih per ruang.
Buah kotak buni berdinding tebal.
Di bawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan Garcinia
cowa:
196
Gambar. c batang Garcinia Gambar. d buah Garcinia cowa
cowa (Sumber: Fern, 2014)
(Sumber: Dok. Pribadi, 2020)
197
31. Bunga Mayang Sari (Citharexylum spinosum)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Asteridae
Ordo : Lamiales
Familia : Verbenaceae
Genus : Citharexylum
Spesies : Citharexylum spinosum L.
198
tampak jelas, lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Arah
tumbuh bunga mayang sari (Citharexylum spinosum L.) tegak lurus, karena
pertumbuhan batangnya lurus ke atas. Bentuk batang bunga mayang sari
(Citharexylum spinosum L.) bulat, permukaan pada batangnya kasar dan
bekas-bekas daunnya terlihat jelas.
Sifat pada daun bunga mayang sari (Citharexylum spinosum L.)
mempunyai tata letak daunnya berhadapan, karena pada buku-buku batang
berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun
dibawahnya. Bunga mayang sari (Citharexylum spinosum L.) mempunyai
daun yang tidak lengkap karena hanya mempunyai tangkai daun (Petiolus),
helaian daun (Lamina), dan bunga mayang sari (Citharexylum spinosum L.)
tidak memiliki pelapah daun (Vagina). Bentuk bunga mayang sari
(Citharexylum spinosum L.) memanjang, karena panjang:lebar = .
199
Kunci determinasi anggrek (Cymbidium ensifolium) menurut (Steenis,
2013) dalam buku flora, yaitu:
1b. Tumbuh-tumbuhan dengan bunga sejati, sedikit-dikitnya dengan
benang atau putik. Tumbuh-tumbuhan berbunga ................................ 2.
2b. Tidak ada alat pembelit. Tumbuh-tumbuhan dapat juga memanjat atau
membelit (dengan batang, poros daun atau tangkai daun) .................. 3.
3b. Daun tidak berbentuk jarum atau tidak terdapat berkas tersebut di
atas....................................................................................................... 4.
4b. Tumbuh-tumbuhan tidak menyerupai bangsa rumput. Daun dan atau
bunga berlainan degan yang diterangkan di atas................................. 6.
6b. Dengan daun yang jelas ...................................................................... 7.
7b. Bukan tumbuh-tumbuhan bangsa palem atau yang menyerupainya ... 9.
9b. Tumbuh-tumbuhan tidak memanjat atau membelit .......................... 10.
10b. Daun tidak tersusun sedemikian rapat atau menjadi roset ................ 11.
11b. Tidak demikian. Ibu tulang daun dapat dibedakan jelas dari jaring urat
daun dan dari cabang anak tulang daun yang ke samping dan serong ke
atas..................................................................................................... 12.
12a. Semua daun dalam karangan. Terdapat jelas batang yang berdaun
(golongan 6) ...................................................................................... 84.
84b Perdu atau pohon ............................................................................... 88.
88b. Tidak demikian.................................................................................. 89.
89b. Perdu ................................................................................................. 91.
91a. Bunga bulir rapat serupa bongkol ............................ 109. Verbenaceae.
Jadi, urutan kunci determinasi bunga mayang sari
(Citharexylum spinosum L.), yaitu; 1b-2b-3b-4b-6b-7b-9b-10b-11b-12a-84b-
88b-91a-109 Verbenaceae.
Menurut (Steenis, 2013) tumbuhan ini termasuk semak, perdu atau
pohon, sering memanjat. Daun berhadapan atau dalam kamngan, tunggal atau
majemuk, tanpa daun penumpu. Bunga zigomorf, berkelamin 2. Kelopak
200
berdaun lekat, terpancung atau dengan gigi taju 2-6, tetap melekat. Mahkota
berdaun lekat, dengan tepian yang sering berbibir 2 sedikit atau banyak,
bertaju 4-5. Benang sari hampir seluruhnya 4, kadang-kadang 2, terletak pada
tabung mahkota, lepas, sama atau berberkas 2; kepala sari beruang 2.
Staminodia ada atau tidak. Tonjolan dasar bunga kccil. Bakal buah
menumpang, atau beruang 2; dengan 1-2 bakal biji tiap ruang, atau beruang 4,
dengan 1 bakal biji tiap ruang. Tangkai putik di ujung. Buah batu berdaging
atau berair, kadang-kadang buah pecah atau buah kotak.
Dibawah ini terdapat gambar bagian-bagian dari tumbuhan bunga
mayang sari (Citharexylum spinosum L.), yaitu:
201
Menurut (Tjitrosoepomo, 2000) family verbenaceae adalah tumbuhan
herbaceus yang mana merupakan famili dari tumbuhan yang disebut semak
belukar ataupun pohon dengan ranting-ranting jelas berbentuk segi empat,
jelas kelihatan terutama pada ujung-ujung yang masih muda. Daun tunggal
tanpa daun penumpu, duduknya berhadapan, jarang tersebar atau berkarang.
Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos. Kelopak berlekuk atau bergigi,
dapat bervariasi dari, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk buluh yang
nyata, berbilangan jarang, kebanyakan dengan taju-taju mahkota yang tidak
sama besar, sedikit miring, tidak jelas berbibir. Benang sari biasanya tidak
sama panjang, jarang, hanya ditambah yang mandul, atau sama sekali tidak
ada. Bakal buah menumpang, tersusun dari daun buah yang tepinya melipat ke
dalam membentuk sekat, hingga bakal buah terbagi-bagi dalam beberapa
ruang. Salah satu daun kadang-kadang tereduksi, sehingga bakal buah hanya
beruang 2. Pada setiap daun buah terdapat 2 bakal biji yang apotrop atau
anatrop, menempel pada tepi daun buah. Tangkai putik pada ujung bakal buah
tidak terbagi. Buahnya buah batu yang berisi 2, 4 atau 8 biji. Biji dengan
sedikit endosperm, lembaga lurus.
202
4.2 Pembahasan
4.2.1 Jenis Tumbuhan Tingkat Tinggi di Hutan Desa Mandi Kapau
Adapun jenis tumbuhan tingkat tinggi yang ditemukan di hutan desa
Mandi Kapau bermacam-macam, ditemukan 32 spesies yang berbeda di
enam titik zona di hutan yaitu:
Pada Zona I (Kelompok 1) ditemukan 8 spesies dan seperti Dioscorea
hamiltoni, pula pandak, meniran atau lamtoro, Licuala spinose (palem
kipas), gadok (Bischofia javanica), salam koja, Ligustrum Lucidum, dan
daun duku.
Pada Zona I (Kelompok 2) ditemukan 6 spesies seperti pula pandak,
Licuala spinose (palem kipas), gadok (Bischofia javanica), salam koja,
Zingiber officinale (jahe merah), dan Entada pursaeta.
Pada Zona I (Kelompok 3) ditemukan 10 spesies seperti Dioscorea
hamiltoni, pula pandak, karamunting (Melastoma malabathirum), Licuala
spinose (palem kipas), gadok (Bischofia javanica), pleiblastus (Megathyrsus
maximum) rumput teki (Cyperus rotundus), akasia (acasia mangium),
Genistoma Ligustrifolium dan mengkudu (Keumeudee).
Pada Zona II (Kelompok 4) ditemukan 10 spesies seperti pula pandak,
meniran atau lamtoro, Licuala spinose (palem kipas), salam koja, Ligustrum
Lucidum, pohon ramping (Drimys winteri), Timun tata (Amydrium), Gaharu
(Aquilana hirta), Psychotia viridis, dan Psychotia umbellitera.
203
(tumbuhan berbiji tertutup). Dalam sistem klasifikasi baru misalnya
Cronquist (1981), dan Radford (1986) tumbuhan berbiji dibagi menjadi dua
divisi yaitu Pinophyta (anak divisi tumbuhan biji terbuka atau
Gymnospermae) dan divisi Magnoliophyta (anak divisi tumbuhan biji
tertutup dalam sisitem Engler), bahkan terdapat lagi divisi Progymono
spermatophyta, leluhur dari Gymnospermae mempunyai struktur anatomi
seperti Gymnospermae tetapi berbiak dengan spora, terdapat pada periode
Devon sampai Karbon bawah. Klasifikasi dalam tulisan ini akan mengikuti
sistem klasifikasi yang baru. Sifat utama dari divisi Pinophyta adalah bijinya
yang “telanjang” yang tumbuh kurang lebih terdedah ke udara pada
permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai di antara daun-
daun. Sebagai bandingan biji Magnoliophyta (Angiospermae) tumbuh di
atas jaringan bakal buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk
sari dari Pinophyta berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari
tumbuh dari tiap serbuk sari menembus jaringan ovul. Sebaliknya serbuk
sari Magnoliophyta tidak langsung bersentuhan dengan ovul, tetapi hinggap
pada bagian kepala putik (stigma) dari putik (pistilum) dimana ia
berkecambah.
Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa spesies yang
paling banyak ditemukan di kawasan hutan Desa Mandi Kapau adalah Pada
kelompok III (Zona I), IV (Zona II), dan VI (Zona II) dengan jumlah spesies
10 spesies, hal ini dikarenakan kawasan tersebut jarang dikunjungi manusia
dan masih banyak tumbuhan- tumbuhan yang tumbuh dikawasan tersebut
sehingga banyak spesies yang masih hidup dan tinggal dikawasan ini.
Sebenarnya pada Kelompok I, II, dan V, juga jarang dikunjungi manusia
hanya saja pada zona tersebut terdapat sedikit tumbuhan yang termasuk ke
dalam tumbuhan tingkat tingggi.
Berdasarkan hal tersebut ternyata antara Zona I dan Zona II memiliki
jenis tumbuhan tingkat tinggi yang berbeda-beda. Hal ini dapat diasumsikan
bahwa faktor habitatlah yang menentukan keberadaan tumbuhan tersebut
khususnya kelembapan tanah yang berpengaruh pada hidupnya tumbuhan
tersebut.
204
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian lapangan yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kelimpahan jenis tumbuhan di
desa Mandikapau yang terbagi dalam 6 kelompok atau 6 plot pada Zona
I dan II, yaitu:
a. Kelompok 1 atau plot 1 (Zona I) menemukan tumbuhan Dioscorea
hamiltoni, pula pandak, meniran atau lamtoro, Licuala spinose
(palem kipas), gadok (Bischofia javanica), salam koja, Ligustrum
Lucidum, dan daun duku.
b. Kelompok 2 atau plot 2 (Zona I) menemukan tumbuhan pula pandak,
Licuala spinose (palem kipas), gadok (Bischofia javanica), salam
koja, Zingiber officinale (jahe merah), dan Entada pursaeta.
c. Kelompok 3 atau plot 3 (Zona I) menemukan tumbuhan Dioscorea
hamiltoni, pula pandak, karamunting (Melastoma malabathirum),
Licuala spinose (palem kipas), gadok (Bischofia javanica),
pleiblastus (Megathyrsus maximum) rumput teki (Cyperus rotundus),
akasia (acasia mangium), Genistoma Ligustrifolium dan mengkudu
(Keumeudee).
d. Kelompok 4 atau plot 4 (Zona II) menemukan tumbuhan pula
pandak, meniran atau lamtoro, Licuala spinose (palem kipas), salam
koja, Ligustrum Lucidum, pohon ramping (Drimys winteri), Timun
tata (Amydrium), Gaharu (Aquilana hirta), Psychotia viridis, dan
Psychotia umbellitera.
e. Kelompok 5 atau plot 5 (Zona II) menemukan tumbuhan pula
pandak, meniran atau lamtoro, gadok (Bischofia javanica),
Cinamomun tamala, Genistoma Ligustrifolium Syzygium jambos,
Cary asp, Dalbergia latifolia, Eugnia involucrate, dan Vitex trifolia
L.
f. Kelompok 6 atau plot 6 (Zona II) menemukan tumbuhan meniran
atau lamtoro, Licuala spinose, Ligustrum Lucidum, pleiblastus
205
(Megathyrsus maximum), Cymbidium ensifolium, Jambu bol,
Cinnamomum osmophloem, Garcinia cowa, Citharexylum spinosum.
2. Morfologi umum dari masing-masing divisi Spermatophyta,
Magnoliophyta, dan Tracheophyta yang ditemukan di hutan desa
mandikapau yakni, divisi Spermatophyta (Vitex Tripolia, Bischofia
javanica Blume., Rhodomyrtus tomentosa, Murraya koenogii) yang
memiliki ciri-ciri tumbuhan berbiji, memiliki akar, batang dan daun
sejati dan menghasilkan bunga sehingga disebut Anthophyta, memiliki
plastida, sel eukariotik, memiliki berkas pengangkut berupa xylem,
reproduksi melalui penyerbukan dan pembuahan. Divisi Magnoliophyta
(Citharexylum spinosum L., Garcinia cowa, Morinda citrifolia L.,
Licuala spinosa, Uraniria L., Rauvolvia serpentine, Mamae, Enada
pursaetha, Acacia, Cyperus rotundus, Dalbergia latifolia, Syzygium
jambos, Cinnamomun tamala, Psychotia umbellitera, Carya sp.,
ligustrum lucidum, Terminalia cattapa, Panicum maximum) yang
memiliki ciri-ciri tumbuhan dengan biji tertutup, memiliki bunga
sesungguhnya, daun bervariasi baik bentuk, ukuran dan pertulangan, biji-
biji tumbuh didalam jaringan bakal buah atau struktur bunga yang lain.
Dan Divisi Tracheophyta (Cinnamomum osmophloem, Eugnia
involucrate, Aquilira hirta, Amydrium, Psychotria viridis, Drimys
winteri, Zingiber officinale, Geniostoma ligustrifolium) yang memiliki
ciri-ciri mempunyai akar, batang dan daun, terdapat pembuluh angkut
xilem dan floem, bentuk tumbuhan bervariasi ada yang bercabang dan
ada juga yang tidak, daun muda menggulung, dan cara hidup secara
epifit dan sprofit.
5.2 SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian serupa pada zona lainnya selain dari beberapa
zona yang telah ditentukan untuk mengetahui distribusi tempat yang
terdapat tumbuhan di Desa Mandi Kapau tersebut.
2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut lagi mengenai pola
distribusi tumbuhan yang ada di Desa Mandi Kapau .
206
3. Diharapkan adanya penambahan foto pada sampel tumbuhan yang ada di
lapangan agar kita mengetahu tumbuhan apa saja yang sudah didapatkan
pada lapangan yang kita amati
4. Sebaiknya kita sebagai mahasiswa dan juga sebagai masyarakat dapat
menjaga dan memelihara kelestarian hutan agar tumbuhan tingkat tinggi
tetap terjaga.Sehingga kita dapat mempertahankan fungsi hutan
sebagaimana mestinya.
5. Dengan diadakannya kuliah lapangan ini diharapkan dapat membangun
kesadaran setiap individu untuk lebih memperhatikan dan juga
mencintai lingkungan sekitarnya tidak hanya di dalam hutan saja.Dengan
lingkungan yang beragam dan pengelolaan yang baik nantinya dapat
menciptakan keselarasan hubungan antara lingkungan dan juga
pemakainya,sehingga saling menguntungkan satu sama lain.
6. Dengan adanya praktek kerja lapangan ini untuk kedepannya mahasiswa
lebih mempersiapkan dan lebih memperhatikan kelengkapan alat yang
diperlukan saat dilapangan karena hal tersebut sangat berperan penting
dalam penelitian nantinya.
207
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, A.P. dan B. Sarwono, Khasiat dan Manfaat Mengkudu, Jakarta: Agro Media
Pustaka, 2002.
Basori, S.A., Studi Ekologi Tumbuhan Obat Pule Pandak (Rauvolfia serpentine
Benht.) di BKPH Selogender KPH Randublatung Perum Perhutani Unit 1
Jawa Tengah, Skripsi, Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan,
Fakultas Kehutanan IPB, 1993.
208
20Karamunting%20Rhodomyrtus%20tomentosa%20%28Ait.%29%20Hassk
.pdf, Pada tanggal 29 Februari 2020.
Bendle, Bunga Geniostoma ligustrifolium, Diakses melalui
http://www.terrain.net.nz/friends-of-te-henui-group/trees-native-botanical-
names-g-to-l/hange-hange.html, 2017, Pada tanggal 1 maret 2020.
Bernatal, Saragih,Potensi Anti Mikroba Ekstak Kulit Kayu Sikkam (Bischofia
Javanica Blume) Terhadap Bakteri Patogen Dan Perusak Makanan. Tesis
Program Pasca Sarjana, Bandung: IPB, 2001.
Bhandari, M.R. and J. Kawabata, Bitterness and toxicity in wild yam (Dioscorea sp.).
Plant Foods Human: Nepal, 2005.
Budiatma, Hisham, Apa Itu Magnoliacea, Diakses melalui https://usaha321.net/apa-
itu-magnoliaceae, 2019, Pada tanggal 29 Februari 2020.
Budiawan, Gambar: Lansida Rumput Teki (Cyperus Rotundus), Diakses melalui
http://images.app.goo.gl/GBG8aYwN8yfUnTk4A, 2019, Pada tanggal 29
Februari 2020.
Cahyono, MD, Ragam Bentuk Dan Fungsi Dolanan Bocah Berlatar Budaya Etnik
Jawa Kuno Kini, Diakses melalui
https://patembayancitralekha.com/2019/10/09/ragam-bentuk-dan-fungsi-
dolanan-bocah-berlatar-budaya-etnik-jawa-kuno-kini/, 2019, Pada tanggal
29 Februari 2020.
Conn,B,J, A taxonomic revision of Geniostoma subg. Geniostoma (Loganiaceae),
Journal Blumea-Biodiversity, Evolution and Biogeogrphy of Plants, 26: 245-
364, 1980.
Conrad’s, Jim, Gambar Bunga Ketapang, Diakses melalui
https://www.backyardnature.net/yucatan/almond-t.htm, Pada 29 Februari
2020.
Corky, Gambar Taxus media, Diakses melalui
https://www.flickr.com/photos/wbla/5298478780, 2006, Pada tanggal 3
Maret 2020.
209
Dasuki,U.D., Sistematika Tumbuhan Tinggi, Bandung: Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, 1991.
Djauhariya, E., Rahardjo, M., & Ma’mun, Karakterisasi Morfologi dan Mutu Buah
Mengkudu, Buletin Plasma Nutfah, 12 (1), 1-8, 2006.
Dweckdata, Asam Gelugur, Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2010.
Dwi, Gambar Strobilus Melinjo, Diakses melalui
http://ferrydwirestuhendra.blogspot.com/2012/08/deskripsi-gnetum-
gnemonmelinjo.html, 2012, Pada tanggal 10 Februari 2020.
Echal, Gambar Morfologi Tumbuhan Rumput Teki, Diakses melalui
http://images.app.goo.gl/jT6pmgBry9cM9j17, 2017, Pada tanggal 29
Februari 2020.
Edwin,Penjelasan Tentang Salam Koja (Murraya koenigii), Jurnal Bology Sains,
2007
Ele NZ,Gambar Batang Drimys winter, Diakses melalui https://toptropicals.com/cgi-
bin/garden_catalog/cat.cgi?search_op=and&keyword_op=and&language=e
&number=1&v1=frz&user=tt&sale=1&first=483, 2020, Pada tanggal 1
Maret 2020.
210
usg=ALkJrhgaYY-9EWm-ydlcPuPjLm3qyonLTQ, 2014, Pada tanggal 29
Februari 2020.
Flora, Fauna, Penjelasan Jenis Serta Manfaat Kayu Manis Bagi Kesehatan, Diakses
melalui https://www.faunadanflora.com/manfaat-kayu-manis-bagi-kesehatan/,
2018, Pada tanggal 29 Februari 2020.
211
Harijono, T. Estiasih, W.B. Sunarharum, dan I. K. Suwita, Efek hipoglikemik
polisakarida larut air gembili (Dioscorea sp.) yang diekstrak dengan
berbagai metode. J. Teknol. dan Industri Pangan, 2012.
212
Istikmalia, Daun Karamunting. Diakses melalui:
https://www.istikmalia.com/2017/04/manfaat-karamunting-buah-ngehits-
zaman-pra-sekolah.html, 2017, Pada tanggal 29 Februari 2020.
213
Loupok, Gambar Bunga Gaharu, Diakses melalui
http://tropical.theferns.info/image.php?id=Aquilaria+hirta, 2019, Pada tanggal
29 Februari 2020.
Nastiti, Nia Sari, dkk, Pengaruh Ekstrak Daun Legundi Vitex trifolia Linn Terhadap
Kematian Larva Aedes Albopictus, Diakses melalui
https://www.neliti.com/id/publications/57553/pengaruh-ekstrak-daun-legundi-
214
vitex-trifolia-linn-terhadap-kematian-larva-aedes, 2011, Pada tanggal 28
Februari 2020.
Nielsen, J. Finding Usability Problems Through Heuristic Evaluation, United States:
Monterey Publisher, 1992.
Nurman, Rusdianto, Gambar Strobilus Thuja orientalis L., Diakses melalui
http://rusdiantonurman.blogspot.com/2014/08/pinophyta-2.html, 2014, Pada
tanggal 3 Maret 2020.
Nuryati Y, Pengaruh Inokulasi Cacing Tanah(Pontoscolex corethrurusFr Mull)
Terhadap Sifat Fisika, Kimia Tanahdan Pertumbuhan Tanaman Kacang
Hijau (Vigna radiataL.Wilczek) Varietas Walet. Jurnal Matematika dan Sains.
9:175-182, 2003.
215
Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Press,
2018.
Purba, M, Kimia SMA Kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2015.
Purseglove, J.W., Brown, E.G., Green, C.L and Robbins, S.R.J., Spices, London and
New York: Longman, 447-531, 1981.
Purwatiningsih, Lukman Hakim, Pengaruh Air Perasan Rimpang Jahe terhadap
Toksisitas Akut Propanol dan Kinidin pada Mencit. Majalah Farmasi
Indonesia. 14 (2) : 312-315, 2003.
Purwono, Diakses melalui http://etheses.uin-
malang.ac.id/646/6/09620093%20Bab%202.pdf, 2008, Pada tanggal 2 maret
2020.
Putri Desyana, 5 Manfaat Pohon Ketapang Kencana Untuk Lingkungan, Diakses
melalui https://manfaat.co.id/manfaat-pohon-ketapang-kencana/amp, 2018,
Pada tanggal 3 Maret 2020.
Putri, Desyana, 11 Manfaat Pohon Akasia Bagi Lingkungan dan Kesehatan, Diakses
melalui :https://www.google.com/amp/s/manfaat.co.id/manfaat-pohon-
akasia/amp, 2016, Pada tanggal 3 Maret 2020.
Putri, Tiara, Manfaat Rumput Teki Untuk Kesehatan Salah Satunya Mengatasi
Kejang, Diakses melalui
https://lifestyle.okezone.com/amp/2018/01/02/481/1838955/7-manfaat-
rumput-teki-untuk-kesehatan-salah-satunya-mengatasi-kejang?page=2, 2018,
Pada tanggal 3 Maret 2020.
Rainha, Psychotria viridis, Diakses melalui https2.mlstatic.com/chacrona-psychotria-
viridis-sements-rainha-chacruna-p-muda-D-NQ-NP-6169591-
MLB29742612130-032019-O.webp, 2020, Pada tanggal 2 Maret 2020.
Rosanti, Dewi, Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga, 2013.
Rukmana, Rahmat, Tanaman Herba. Yogyakarat: Kanisius, 2003.
Ruter, Johan, Gambar Pohon Cunninghamia lanceolata (Lamb.) Hook, Diakses
melalui https://www.invasive.org/browse/detail.cfm?imgnum=1603542, 2011,
Pada tanggal 3 Maret 2020.
Sabaruddin, Kayu Ksela Entada pursaetha, Diakses melalui
http://nagavitbahan.spanaturo.com/kayu-ksela-entada-pursaetha, 2011, Pada
tanggal 2 Maret 2020.
216
Saifullah, Bunga Karamunting. Diakses melalui
https://steemit.com/aceh/@saifullah99/karamunting-1c68d4defc541, 2017,
Pada tanggal 2 Maret 2020.
217
Sugiarto, Dewi, Asteriidae, Diakses melalui https://docplayer.info/49763134-Fajrul-
Ihsan-faramita-mutmainah-kemala-dina-fitria-lita-witasari-widdy-
hardiyanti.html, 2020, Pada tanggal 2 Maret 2020.
Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi
kedua, Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 1991.
Tambahani, Jahe Merah, Diakses melalui https://cdn.idntimes.com/content-
images/community/2019/07jahe-merah, 2019, Pada tanggal 22 Februari
2020.
Tjitrosoepomo, G, Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2005.
Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2013.
Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2016.
Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007.
Tjitrosoepomo, Gembong, Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2005.
Tjitrosoepomo, Gembong, Spermatophyta, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2010.
Tjitrosoepomo, Gembong, Taksonomi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2010.
Tjitrosoepomo, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2000.
218
Tom, Gambar Drimys winter, Diakses melalui
http://www.panglobalplants.com/plants-for-sale/drimys-winteri-var-
chilensis/shrubs/2061/, 2020, Pada tanggal 1 Maret 2020.
Waha, L.G, Sehat dengan Mengkudu. MSF Group, Jakarta. hlm. 1-44, 2001.
Wardani, DM, Pule Pandak, Tanaman Fitofarmaka Berpotensi Antihipertensi,
Diakses melalui http://www.satuharapan.com/read-detail/read/pule-pandak-
tanaman-fitofarmaka-berpotensi-antihipertensi, 2018, Pada 2 Maret 2020.
Wardani, Manfaat Dan khasiat Jahe Merah, Diakses melalui
http://www.satuharapan.com/read.detail/read/Manfaat-dan-khasiat-jahe-
merah, 2017, Pada tanggal 20 Februari 2020.
Wijayakusuma, H.M., H.S. Dalimarta, A.S. Wirian, T. Yaputra, dan B. Wibowo,
Tanaman Berkha-siat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini, Jakarta. IV:109-
112, 1992.
Woodson, R.E., H.W. Youngken, E, Rauwolfia: Botany, Pharmacognosy, Chemistry
and Pharmacology, Boston: Little, Brown and Company, 1957.
219
Yang H., Zhang N., Li X., He L., and Chen J, New nonadjacent bis-THF ring
acetogenins from the seeds of Annona squamosa., Fitoterapia, 2009.
Yati, Elvi, Mudah Menanam Terung Kiat, Manfaat dan Budi daya. Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer, 2019.
220
LAMPIRAN
FOTO HASIL WAWANCARA
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2
KELOMPOK 3 KELOMPOK 4
KELOMPOK 5 KELOMPOK 5
221
KELOMPOK 6 KELOMPOK 6
ZONA I ZONA II
222
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok I: 1) Rini Puja Kusuma 4) Rizki Rizaldi Mahyudinata
2) Nur Amanah 5) Reka Selviani
3) Nur Siva 6) Monica
No. Nama spesies Nama lokal Jumlah Pemanfaatan oleh
masyarakat
1. Dioscorea Tanaman 1 Pakan ternak
hamiltoni rambat
2. Rauvolfia Pula pandak 8 Getahnya untuk
serpentina membuat damar
3. Licuala Palem kipas 18 Tanaman hias
spinosa
4. Bischofia Gadok 1 Untuk penghijauan
javanica
5. Salam koja 1 -
6. Phyllantus sp. Meniran 2 -
7. Ligustrum 2 -
lucidum
8. Ketapang 1 Untuk penghijauan
223
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok II: 1) Nikmah hidayah 4) Ika Lestari
2) Nur Sari 5) Rusdianur
3) Mawaddah Medika A 6) Aula Rajiyah
No. Nama spesies Nama lokal Jumlah Pemanfaatan
oleh masyarakat
1. Rauvolfia Pula pandak 3 Untuk obat sakit
serpentina pinggang
2. Licuala spinosa Palem kipas 15 Buahnya dapat
dimakan
3. Licuala spinosa Palem kipas 15 Jarang digunakan
4. Bischofia Gadok 1 Jarang digunakan
javanica
5. Salam koja 110 Untuk pakan
ternak
6. Zingiber Jahe merah 2 Jarang digunakan
officinale masyarakat
7. Entanda 4 Buahnya dapat
pursaeta dimakan
224
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok III: 1) Nurul Latifah 4) Miftahur Rahmah
2) Nur Emil 5) Suaidah
3) Nida Zahra Al-Banna 6) Galuh Sya’banunisa EMT.
No. Nama spesies Nama lokal Jumlah Pemanfaatan
oleh masyarakat
1. Dioscorea Tanaman 3 Untuk obat sakit
hamiltoni rambat pinggang
2. Rauvolfia Pula pandak 15 Buahnya dapat
serpentina dimakan
3. Licuala spinosa Palem kipas 15 Jarang digunakan
4. Bischofia Gadok 1 Jarang digunakan
javanica
5. Panicum Rumput 110 Untuk pakan
maximum benggala ternak
6. Genistroma - 2 Jarang digunakan
ligustrifolium masyarakat
7. Melastroma Karamunting 4 Buahnya dapat
malabathrium dimakan
8. Cyperus Rumput teki 2 Untuk
rotundus menyembuhkan
luka
9. Acasia Akasia 1 Kayunya dapat
mangium digunakan untuk
membuat rumah
dan buahnya
dijadikan obat
10. Keumeudee Mengkudu 1 Buahnya dapat
225
dimakan dan
dijadikan obat.
Sari buahnya
untuk obat asam
urat.
226
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok IV : 1) Nurul Fajriyah 4) Nani rosnita
2) Rizqa Amalia Salsabella 5) Wisnu Wardana
3) Maulidya Muslimah 6) Hellyatunisa
Pemanfaatan
N Oleh
o Nama Spesies Nama Lokal Jumlah
. Masyarakat
1 Ligustrum lucidum Privet cina 5 -
Getahnya untuk membuat
2Rauvolfia serpentina Pule pandak 6
damar
3 Licuala spinosa Palem kipas 7 Bahan pembungkus ketupat
227
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok V : 1) Rindah Listiyanti 4) Rahma Salsabilla
2) Maryana 5) Gusti Hafifah
3) Nor Widyawati 6) Fazry
No. Nama spesies Nama lokal Jumlah Pemanfaatan oleh
masyarakat
1. Rauvolvia Pule pandak / 3 Getahnya untuk
serpentina panting membuat damar
2. Cinnamomun Salam india 3 Untuk penyakit
tamala darah tinggi
3. Syzygium Jambu mawar 4 Jarang digunakan
jambos
4. Bischofia Gadok 2 Untuk penghijauan
javanica
5. Carya sp. Carya 1 Hiasan / tanaman
hias
6. Phyllantus sp. Meniran 3 Obat diabetes,
antibiotik
7. Dalbergia Sonokeling 2 Kayu meubel
latifolia
8. Eugnia Ceri Rio 5 -
involucrata Grande
9. Vitex trifolia L. Legundi 4 Buahnya dimakan
228
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN (PKL)
BOTANI TUMBUHAN TINGGI
Asisten Dosen: 1) Nur Putri Lestari Sa’diyah
2) Muhammad Fahrujani Ansyar
Kelompok VI : 1) Aulia Rahmi 4) Hendra
2) Wahidatul akhyar 5) Rahma Media Ananda
3) Siti Nor Khalisah 6) Anisa Amalia
No. Nama spesies Nama lokal Jumlah Pemanfaatan oleh
masyarakat
1. Cymbidium Anggrek 3 Tanaman hias
ensifolium
2. Sesbania Semak hias 2 Menurunkan darah
punicea
3. Syzygium Jambu bol 5 Dimakan buahnya
malaccense
4. Pleioblastus Rumput- 9 -
rumputan
5. Cinnamomun Kayu manis 4 Bahan masakan
osmophloeum
6. Theobroma Pohon kakau 6 Bahan masakan
gandiflorum
7. Garcinia cowa Asam kandis 5 Bahan masakan
8. Citharexylum Pokok Mayang 3 Tanaman hias
spinosum Sari
9. Melastoma Harendog 3 Tanaman hias
malabathricum
229