Makalah Investasi Saham
Makalah Investasi Saham
Makalah Investasi Saham
Nama Kelompok :
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Investasi Saham dan Obligasi” dapat
diselesaikan dengan lancar sebagai salah satu tugas matakuliah Pengentar Akuntansi II.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih
baik. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang………………………………………………………….. 3-4
b. Rumusan masalah………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Investasi Saham……………………………………………….. 5
b. Jenis-Jenis Saham…………………………………………………………. 6-7
c. Teknik Analisis Investasi Saham………………………………………….. 7-8
d. Penilaian Investasi Saham………………………………………………… 9
e. Tujuan Penilaian Investasi Saham………………………………………… 9
f. Contoh Kasus Investasi Saham…………………………………………… 10-13
2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dimasa dewasa ini banyak dari kalangan masyarakat yang menjalankan kegiatan
inventasi. Investasi pada dasarnya adalah kreatifitas seseorang untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam berinvestasi terdapat begitu banyak alternatif yang dapat digunakan
oleh masyarakat pemodal untuk melakukan investasi yang di inginkan, misalnya investasi
dapat dilakukan antara lain menabung, membeli tanah dan bangunan, membeli emas,
maupun membeli surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Namun, dari begitu
banyaknya alternatif investasi, masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif
yang dapat memberikan dia keuntungan yang besar.
Beberapa orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti,
tanah, emas adalah alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi di
alternatif ini selain memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko yang cukup
besar. Misalnya saja berinvestasi dengan cara membeli properti (rumah dan tanah),
mungkin masyarakat pemodal beranggapan bahwa berinvestasi di alternatif ini sangat
menjanjikan karena harganya semakin lama semakin tinggi padahal alternatif ini
memiliki risiko yang cukup tinggi seperti tergusur ataupun kebakaran.
Saham dan obligasi merupakan alternatif investasi yang sangat menjanjikan,
namun, masih banyak masyarakat pemodal yang belum menanamkan kelebihan dananya
untuk berinvestasi di saham dan obligasi di karenakan masyarakat pemodal belum
mengetahui keuntungan yang dapat diberikan saham dan obligasi. Dalam kegiatan
investasi tersebut pada umumnya dikoordinasikan oleh suatu lembaga, yaitu bursa efek,
yang mana dalam kegiatannya selalu diawasi oleh BAPEPAM. Dalam kegiatan investasi
tersebut, sebagaimana yang kita ketahui bersama pada pasar modal terdapat beberapa
instrument investasi yang sering digunakan sebagai alternatif kegiatan investasi ini
Secara sederhana saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik
perusahaan dan yang menerbitkan kertas tersebut merupakan pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut.
Di Indonesia sampai saat ini semua obligasi yang diterbitkan adalah obligasi atas
Unjuk. Contoh obligasi atas Unjuk dapat dilihat seperti spesimen obligasi yang bunga
18% pertahun. Kalau diamati tanggal 1 Februari 1997, kupon bunga sebanyak 32 lembar
dilampirkan pada obligasi tersebut dan setiap 3 bulan secara berurutan dapat dilepaskan
untuk memperoleh pembayaran. Keseluruhan obligasi ini mempunyai nilai nominal Rp.
50 Milyar.
3
Berbeda dengan obligasi atas Nama untuk pokok pinjaman, nama pemilik
tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunga. Sedangkan bagi obligasi atas
Nama untuk bunga, nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi. Nama dan
alamat pemilik dicatat perusahaan emiten untuk memudahkan dalam pengiriman bunga.
Kemudian bagi obligasi atas Nama untuk pokok dan bunga, nama pemilik tercantum
dalam sertifikat obligasi, akan tetapi tidak ada kupon dan bunga langsung disampaikan
kepada pemilik yang namanya tercantum diperusahaan emiten.
b. Rumusan Masalah
a. Pengertian Investasi Saham
b. Jenis-Jenis Saham
c. Teknik Analisis Investasi Saham
d. Penilaian Invvestsi Saham
e. Tujuan Penilaian Investasi Saham
f. Contoh Kasus Investasi Saham
g. Pengertian Investasi Obligasi
Contoh Kasus Investasi Obligasi
4
BAB II PEMBAHASAN
Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah memiliki hak sebagian
kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin banyak saham yang kita beli maka semakin
banyak pula bagian kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan tetapi, selain keuntungan
juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara lain :
1. Resiko Financial: Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak
mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.
2. Resiko Pasar: Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan maupun
saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga, kebijaksanaan pemerintah,
pertumbuhan ekonomi maupun manajemen perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi
perusahaan – perusahaan secara keseluruhan.
3. Resiko Psikologis: Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi perubahan harga pasar
saham berdasarkan optimisme atau pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan atau
penurunan harga saham.
5
b. Jenis – jenis Saham
Saham dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain :
Common Stocks )Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan
suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan
mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta
kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa ini merupakan
saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar modal. Yang termasuk dalam
jenis saham biasa, antara lain :
Blue Chip Stock: Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat menghasilkan
pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden tunai
Income stock: Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya lebih tinggi
dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun sebelumnya
Growth Stock ( Well Known ): Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan
selama beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di atas rata-
rata emiten saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi dan gaya publikasi yang
tampak glamour dalm memperbaiki peningkatan atau penurunan harga saham
Growth Stock ( Leasser-Known ): Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi
pemimpin dalam individunya. Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang lebih
tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir
Saham Spekulatif ( Speculative Stock ): Saham yang emitennya tidak bisa secara
konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk
mendapatkan penghasilan yang baik di masa yang aan datang
Saham Bersiklus ( Cylical Stock ): Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi
makro atau kondisi bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang
mengalami ekspansi
Saham Bertahan (Defensive atau Counter Cyclical Stock ): Jenis saham yang tidak
mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi ekonomi karo maupun situasi bisnis secara
umum
StMempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham biasa. Saham preferen lebih
aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan
dan pembagian deviden terlebih dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar saham
preferen yang dipegangnya dengan saham biasa dan pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibandingkan dengan pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen
lebih dulu . Ada beberapa jenis saham preferen :
6
deviden pada setiap tahun dengan mengabaikan laba atau rugi - Nomkumulatif:
Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk mendapatkan deviden pada setiap
tahun dengan mengalami laba setiap tahunnya
Saham Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi - Partisipasi: Hak untuk mendapatkan
tambahan deviden apabila ada kelebihan deviden setelah dibagikan kepada hak saham
biasa dan preferen
Nonpartisipasi : Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden apabila ada kelebihan
deviden
a) Analisis Fundamental
Analisis fundamental berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan
analisis ini para investor dapat mengetahui bagaimana operasional suatu perusahaan yang
nantinya akan menjadi milik investor. Data yang digunakan adalah data historis, yaitu data yang
telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan
keadaan keuangan sebenarnya pada saat analisis dilakukan. Investor akan mempelajari laporan
keuangan perusahaan, yang terdiri dari neraca, laporan rugi/laba serta laporan perubahan modal.
Selain itu kita juga bisa melihat kebijakan-kebijakan apa yang akan direncanakan oleh
perusahaan. Untuk melakukan analisis fundamental maka terdapat dua metode yang dapat
dilakukan dalam menyaring saham yang dapat kita jadikan sebagai pusat perhatian :
TOP Down
Mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sektor – sektor industri
mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi tersebut. Lamkah
selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sektor – sektor industri mana yang memiliki
kinerja yang baik dan baru kemudian emilih saham perusahaan mana yang memiliki kinerja
7
terbaik dalam sektor tersebut
Bottom – Up
Memulai analisa dari saham - saham perusahaan mana yang memiliki kinerja yang baik,
kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya, lalu dianalisa sektor industri mana yang
berkinerja paling baik. Dan kemudian memperbandingkan kondisi makro terhadap sektor
industri tesebut, sehingga sektor industri yang dipilih akan benar – benar menjadi alternatif
terbaik dan mempresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi
b) Analisis Teknik
Analisis ini cukup sering dipakai oleh calon investor, dan biasanya data yang digunakan
berupa grafik, atau program komputer. Meskipun analisis teknikal paling banyak digunakan oleh
investor, tetapi kenyataannya dalam berbagai penelitian di pasar modal Indonesia cenderung
menggunakan analisis fundamental. Sementara penelitian yang menggunakan analisis teknikal
hanya melakukan analisis teoritis. Analisis teknikal akan tepat digunakan apabila kondisi pasar
modal tidak efisien . Analisis Teknikal berdasarkan pada tiga prinsip utama:
c) Analisis Ekonomi
Indikator yang digunakandalam analisis ekonomi adalah GDP ( Gross Domestic
Product). Bagus atau tidaknya pertumbuhan ekonomi dilihat dari kesejahteraan masyarakat serta
diikuti dengan kegiatan pasar modal.
8
d. Penilaian Investasi Saham
Penilaian saham dapat diartikan sebagai suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi suatu bisnis atau ekuitas pada saat tertentu.
Halim (2003) dalam Astuti (2006:31) menyatakan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam
penilaian saham, yaitu :
1. Pendekatan Nilai Intrinsik Nilai intrinsik saham adalah nilai nyata ( True Value ) atau
seharusnya dari saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaan.
Dan calon investor menghitung nilai intrinsik saham untuk memutuskan strategi
investasinya
2. Pendekatan Nilai Pasar Mempertimbangkan suatu harga saham individual
dibandingkan dengan indikator – indikator lain di pasar saham . Jika seorang analis yakin
bahwa suatu saham adalah lebih berharga menurut harga pasar daripada harga yang
diminta, maka pembelian saham dapat direkomendasikan.
3. Pendekatan Nilai Buku Nilai buku perlembar saham adalah nilai aktiva bersih ( Net
Assets ) yang dimiliki pemilik dengan memilih satu lembar saham. Dan nilai buku dilihat
dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan
1. Penilaian saham dilakukan untuk menentukan apakah saham yang akan dibeli/ atau dijual
akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan.
2. Untuk memberikan gambaran pada manajemen atas estimasi nilai saham suatu
perusahaan yang akan digunakan untuk rujukan manajemen sebagai pertimbangan
kebijakan atas saham perusahaan bersangkutan.
3. Berguna untuk mencari harga wajar suatu saham.
4. Digunakan untuk membedakan nilai saham menjadi nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsik.
5. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan.
9
f. Contoh Kasus Investasi Saham
10
Perhitungan :
25% (Rp 40.000.000) = Rp 10.000.000
Pada tanggal 1 Maret, PT Refa memperoleh 4.000 lembar dari 50.000 lembar saham biasa
yang beredar PT Refi seharga 40,5 ditambah biaya komisi sebesar Rp 150.000. Pada
tanggal 8 Juli, deviden tunai sebesar Rp 1.750 per lembar dan deviden saham 2% diterima.
Pada tanggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga 52,5 dikurangi biaya komisi
Rp 55.000
Investasi dalam saham PT Refi 16,200,000
Biaya komisi 150,000
Kas 16,350,000
Perhitungan :
4.000 x 40,5 x 100% = Rp 16.200.000
Biaya komisi = Rp 150.000
Kas = Rp 16.350.000
Kas 7,324,000
Pendapatan deviden 7,000,000
Deviden saham 324,000
Perhitungan :
Rp 1.750 x 4.000 = Rp 7.000.000
2% (Rp 16.200.000) = Rp 324.000
Kas 5,195,000
Biaya Komisi 55,000
Investasi dalam saham PT Refi 4,050,000
Laba penjualan saham PT Refi 1,200,000
Perhitungan :
1.000 x 5.250 = Rp 5.250.000
1.000 x 4.050 = Rp 4.050.000
Laba = Rp 1.200.000
11
PT Merah memperoleh 70.000 lembar saham biasa PT Putih dengan total biaya Rp
1.960.000.000 sebagai investasi jangka panjang. PT Putih memiliki 280.000 lembar saham
biasa yang beredar. PT Merah menggunakan metode ekuitas untuk investasi tersebut. PT
Putih melaporkan laba bersih Rp 3.000.000.000 untuk periode berjalan. PT Putih
membayar deviden tunai Rp 3.800 per lembar biasa selama periode berjalan.
Kas 266,000,000
Investasi dalam saham PT Putih 266,000,000
Perhitungan :
Rp 3.800 x 70.000 = Rp 266.000.000
PT Jasmine merupakan perusahaan yang menjual produk produk kecantikan dalam jumlah
grosir.
3 Jan'10 Membeli 4.000 lembar saham biasa yang beredar milik PT Mawar pada harga 55
ditambah biaya komisi dll Rp 480.000. PT Mawar memiliki 100.000 lembar saham
Investasi dalam saham PT Mawar 22,000,000
Kas 22,000,000
Perhitungan :
4.000 x 55.000 = Rp 22.000.000
5 Des'10
Kas 2,900,000
Pendapatan deviden 2,900,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
Rp 100 x 4.000 = Rp 400.000
2 Jan'11 Memperoleh hak pengendali dari PT Melati dengan membeli 32.000 lembar
12
saham seharga Rp 540.000.000 langsung dari pendiri PT Melati. PT Melati memiliki
128.000 lembar saham yang beredar.
Investasi dalam saham PT Melati 540,000,000
Kas 540,000,000
6 Jul'11 Menerima deviden tunai rutin Rp 1.250 per lembar dan deviden saham 4% dari PT
Mawar
Kas 11,300,000
Pendapatan deviden 2,500,000
Deviden saham 8,300,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.250 x 4.000 = Rp 2.500.000
4% x 4.000 x Rp 55.000 = Rp 8.800.000
23 Okt'11 Menjual 800 lembar saham PT Mawar Rp 68.000. Pialang mengurangi biaya
komisi dan lain lain Rp 140.000, dan membayar sisanya.
Kas 54,260,000
Biaya komisi 140,000
Investasi dalam saham PT Mawar 44,000,000
Laba penjualan saham PT Mawar 10,400,000
Perhitungan :
800 x Rp 68.000 = Rp 54.400.000
800 x Rp 55.000 = Rp 44.000.000
Laba = Rp 10.400000
10 Des'11 Menerima deviden dengan jumlah baru yaitu Rp 1.500 per lembar dari PT
Mawar
Kas 2,400,000
Pendapatan deviden 2,400,000
Perhitungan :
6/12 x Rp 1.500 x 3.200 = Rp 2.400.000
13
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Dibutuhkan analisis saham yang bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan
kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut.nilai intrinsik
menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.pedoman yang
dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalued
(harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan Apabila saham
tersebut telah dimiliki.
2. Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai overvalued
(harganya terlalu mahal) dan karenanya seharusnya dijual.
3. Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan
berada dalam kondisi keseimbangan.
b. Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang adalah
tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal
untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis saham hanya ada
beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan
nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis : harga
pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.
Harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur
sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar
(harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan
mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua
asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus
berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
14
DAFTAR PUSTAKA
* http://www.belajarinvestasi.net/saham/kamus-istilah-dalam-saham-glossary
* http://bisnistradingonline.blogspot.co.id/2010/03/karakter-tiap-saham-berbeda.html
* http://www.bisnisemas1.com/jenis-jenis-saham.htm
* http://ihsansaidi.blogspot.co.id/2013/07/makalah-saham.html
* http://dksaragih.com/hukum/perusahaan/peralihan-hak-atas-saham/
15