Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Operation & Supply


Chain Management

Manajemen Proyek

Sekolah Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

06
Pasacasarjana Magister 201411003 Tim Dosen
Manajemen

Abstract Kompetensi
Konsep dasar Manajemen Proyek 1. Memahami konsep tentang
meliputi : a. Perencanaan Proyek b. Manajemen Proyek 2. Memahami
Penentuan Jadwal Proyek c. konsep tentang Perencanaan Proyek
Pengendalian Proyek d. Teknik 3. Memahami Penentuan Jadwal dan
Manajemen Proyek : PERT dan pengendalian Proyek 4. Memahami
CPM Teknik Manajemen Proyek
Pentingnya Manajemen Proyek

Sebuah Proyek merupakan keterkaitan kegiatan yang memiliki tujuan sama, dilakukan oleh
sekelompok orang atau tim, dan dalam jangka waktu tertentu. Manajemen proyek sendiri diartikan
sebagai aktivitas perencanaan, pengarahan, dan pengendalian sumber daya untuk memenuhi tujuan
dengan keterbatasan waktu, biaya, dan persyaratan teknik (kualitas). Konsep manajemen proyek
banyak digunakan utnuk kebutuhan pembangunan konstruksi, penjadwalan produksi, penjadwalan
system perawatan mesin atau pabrik, peluncuran produk baru bersama bagaian pemasaran, dan
lainnya. Umum nhya terdapat beberapa karakter dari sebuah proyek :
1. Memiliki tujuan dan hasil yang spesifik
2. Ada jangka waktu mulai dan penyelesaian
3. Melibatkan pihak-pihak (atau orang-orang) dengan keahlian sendiri-sendiri, sehingga
memebentuk tim dengan keahlian yang beragam
4. Tersedia sumber daya yang terbatas (waktu, biaya, dan material)
5. Ada urutan kegiatan logis dan saling terkait
6. Ada hasil akhir yang disepakati oleh semua pihak terkait.
7. Keterlambatan pada kegiatan yang bersifat kritis akan mengakibatkan penyelesaian
proyek menjadi terlambat.

Beikut ini merupakan jenis-jenis proyek :


1. Pure Project
Proyek ini melibatkan semua orang dan mengalokasikan waktunya hanya untuk proyek ini.
Keuntungan dari proyek jenis ini adalah manajer proyek memiliki kekuasaan penuh terhadap
proyek, anggota kelompok bertanggungjawab kepada satu atasan yang sama, dapat
memperpendekjalur komunikasi, serta adanya kebanggaan tim, motivasi, dan komitmen yang
tinggi. Sementara itu, kekurangan adalah adanya duplikasi sumber daya, dan kurangnya
transper keahlian dari luar tim.

2. Structuring Project
Kelebihannya adalah anggota tim dapat bekerja untuk bebrapa proyek, dan keahlian tiap
orang tetap bisa diterapkan di posisi kerjanya. Kekurangannya adalah respons kepada
konsumen lambat dan motivasi tim bisa menurun karena banyaknya proyek yang harus
dikerjakan bersamaan.

‘20 Operation Suppy Chain Management


2 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
3. Matrix Project
Dalam proyek ini satu proyek dikerjakan oleh beberapa orang dari beberapa departemen yang
berbeda. Kelebihannya adalah dapat meningkatkan komunikasi antarunit (departemen kerja),
semua orang tetap berjalan, berdasarkan kebijakan perusahaan, dan dapat mengefisiensikan
jumlah orang dengan keahlian yang sama di dalam proyek yang sama. Kekurangannya adalah
terlalu banyak aatasan/pemimpin, sehingga progress bisa tergantung pada kemampuan
negosiasi atasan kepada atasan lainnya.

Fase Manajemen Proyek

1. Perencanaan (sebelum proyek). Fase ini meliputi penyiapan tujuan, penggambaran


proyek, dan pengorganisasian tim.
2. Penentuan jadwal. Fase ini berkaitan dengan orang, uang, dan pasokan untuk aktivitas-
aktivitas tertentu dan mengaitkan aktivitas-aktivitas satu asama lain.
3. Pengendalian (selama proyek). Di sini perusahaan mengawali sumber daya, biaya,
kualitas, dan anggaran. Hal itu juga mengubah atau mengubah rencana dan memindahkan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan akan waktu dan permintaan biaya.

Ada beberapa contoh yang terdapat dalam sebuah manajemen proyek,


1. Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan melalui proses manajemen yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan
mengalokasikan sumber-sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang
memuaskan sesuai sasaran yang diinginkan.

2. Proyek Penelitian
Kegiatan utama dari proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka
menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan, serta ruang lingkup kerja yang dilakukan sering
mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Tujuan proyek dapat berupa
memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan atau metode sistem produksi.

3. Proyek Produksi Manufaktur


Proyek produksi manufaktur merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya
untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

‘20 Operation Suppy Chain Management


3 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Sasaran dari organisasi ini antara lain adalah untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu atau
memaksimalisasi keuntungan, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang baik, serta
berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.

4. Proyek Pelayanan Manajemen


Proyek Pelayanan Manajemen Sangat berkaitan erat dengan fasilitas nonfisik atau jasa dari
perusahaan. Misalnya Peningkatan produktivitas dari karyawan, pengembangan sistem informasi
manajemen perusahaan, dan termasuk manajemen proyek itu sendiri.

5. Proyek Padat Modal


Proyek padat modal merupakan Proyek yang membutuhkan modal besar, seperti pembebasan tanah
yang luas, pembelian barang maupun pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas atau
produk.

Daur Hidup Proyek

‘20 Operation Suppy Chain Management


4 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Gambar PROJECT PLANNING, SCHEDULING, AND CONTROLLING

‘20 Operation Suppy Chain Management


5 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
INDUSTRI YANG MENERAPKAN MANAJEMEN PROYEK

 Telekomunikasi………………………………………10 %
 Management systems…………..........…….......……… 6 %
 Konstruksi ……..……...……………………….……… 7 %
 Information technology (IT)….……………….......... 10 %
 Sofware/computers…………………………………... 11 %
 Lain-lain (berbagai industri, termasuk perbankan
 manufacturing, militer, industri)…...,,,........….......... 56 %

KEMAMPUAN MANAJER PROYEK

Memilih dan mengembangkan suatu tim operasional dari awal mulai.


o Kepemimpinan dan manajemen.
o Mengantisipasi masalah, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
o Mengintegrasikan project stakeholders.
o Fleksibilitas operasional.
o Merencanakan, mempercepat dan melaksanakan berbagai hal
o Melakukan negosiasi dan mengajak berperan (merayu)
o Mengerti kondisi lingkungan dalam proyek yang sedang dikerjakan.
o Mereview, memonitor dan melakukan pengendalian.
o Didalam administrasi kontrak, lingkup pekerjaan dan perubahan lingkup.
o Untuk mengelola di dalam suatu lingkungan yang memiliki perubahan terus
menerus.
o Membuat pelanggan puas

KEAHLIAN KHUSUS MANAJER PROYEK

General Management Knowledge & Skills


 Financial management & accounting
 Purchasing & procurement
 Sales & marketing
 Contract & commercial law
 Manufacturing & distribution

‘20 Operation Suppy Chain Management


6 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
 Logistic & suply chain
 Strategic, tactical,& operation planning
 Organization structures, behavior, personnel administration, compentation, benefits, carrer
paths.
 Health and safety practices
 Information technology

Interpersonal Skills
 Influencing the organization
 Leadership
 Motivation
 Negotiation and conflict management
 Problem Solving

Application Area Knowledge, Standards & Regulations


 Functional departments.
 Technical elemens,
 Management specializations,
 Industry groups.
 Standard & regulation

Understanding the Project Environment


 Cultural & social environment
 International & political environment.
 Physical environment

KEY STAKEHOLDER

 Project manager
 Customer - user
 Performing organization
 Project team members
 Project management team
 Sponsor
 Influencers

‘20 Operation Suppy Chain Management


7 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
PROJECT ORGANIZATION

Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Ia menjadi organisasi
tersendiri dalam staf teknis tersendiri., adminsitrasi tersendiri dan ikatan dengan organisasi berupa
laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara periodik. Pimpinan proyek dapat melakukan
pengadaan sumber daya dari luar seperti subkontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut
tidak tersedia atau tidak efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal.

‘20 Operation Suppy Chain Management


8 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Kriteria/ pertimbangan untuk memilih organisasi proyek:
1. Frekuensi adanya proyek baru
2. Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3. Ukuran proyek
4. Kompleksitas hubungan
5. Ketidakpastian
6. Keunikan
7. Pentingnya faktor biaya

Secara umum ada beberapa dasar: dalam penyusunan struktur organisasi, antara lain:
1. Berdasar produk. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan jenis produk yang
dihasilkan
2. Berdasar Lokasi. Perusahaan membagi organisasinya berdasarkan wilayah produksi atau
wilayah pemasaran
3. Berdasar Proses Perusahaan membagi organisasi berdasarkan proses produksi
4. Berdasar Pelanggan Perusahaan membagi organisasi berdasarkan karakteristik pelanggan
5. Berdasar Fungsi. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan fungsi-fungsi yang diperlukan
dalam organisasi seperti pemasaran, produksi, keuangan dll.

‘20 Operation Suppy Chain Management


9 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
AREA Manajemen Proyek

Project Management Body of Knowledge (PMBOK)

PMBOK merupakan suatu standar yang dibentuk oleh Project Management Institute (PMI) dengan
tujuan agar dokumen itu menjadi acuan utama dalam pelaksanaan proyek. Harapannya dengan acuan
atau kita sebut best practice tersebut dapat memberikan hasil dari proyek yang berkualitas dengan
kompleksitas yang mudah dimengerti. Di dalam PMBOK versi 5 terdapat 47 proses dan 10
knowledge Areas, yang dikelompokkan menjadi 5 Process Group. yaitu :

 Initiate
 Plan
 Execution
 Monitoring/Controlling
 Close

‘20 Operation Suppy Chain Management


10 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Dalam MindMap yang saya buat di atas merupakan pemetaan dari PMBOK v.5 yang akan menjadi
baseline atau landasan utama dalam pengerjaan suatu proyek TI. Tidak seperti bayangan kita
sebelumnya, pengerjaan suatu proyek memerlukan perencanaan dan pementaan yang baik agar dapat
berhasil dengan berbagai resiko yang ditekan. Apabila kita tidak menerapkan baseline ini dalam
pengerjaan suatu proyek, maka resiko kegagalan proyek akan sangat besar karena tiga pilar utama
tidak terpenuhi dan itu memunculkan kerugian bagi kita.

Proyek merupakan hal yang dikerjakan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan atau goal
tertentu, yang tentu melibatkan investasi yang cukup besar karena telah terhitung dengan rinci apa
yang akan diperoleh saat proyek itu berhasil. Dalam PMBOK semua itu tersusun dengan baik dan
rapi, sehingga siapapun yang memiliki knowledge akan PMBOK saat membaca dan bergabung dalam
proyek tersebut akan mengikuti alur yang telah terlaksana dan belum terlaksana. Pada akhirnya
efisiensi dan juga potensi proyek berhasil dengan biaya, waktu dan sumber daya yang efisien pun
dapat terwujud.

‘20 Operation Suppy Chain Management


11 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
PERT dan CPM

PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur
dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki
kepanjangan Program Evalution Review Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh
Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan terdapat
metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh sektor swasta yang
dinamakan CPM atau Critical Path Method.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang melambangkan ilustrasi dari
sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan
kejadian (event) atau suatu titik tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu
vektor (garis yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

Diagram PERT

Dari gambar 1 dapat diamati bahwa setiap arah panah akan menunjukan suatu urutan pengerjaan.
Seperti pekerjaan 1 dilakukan terlebih dahulu (start), kemudian bisa dilanjutkan oleh pekerjaan 2, 3, 4,
setelah itu pekerjaan 5,6. Titik 7 adalah titik finish dimana pekerjaan terakhir dilakukan dan
merupakan akhir dari sebuah proyek. Selain menunjukkan suatu urutan pengerjaan diagram PERT
juga menunjukan suatu keterikatan antar pekerjaan yang tidak dapat dipisahkan. Keterikatan itu dapat

‘20 Operation Suppy Chain Management


12 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dilihat dengan contoh pekerjaan 2, 3, 4 hanya dapat dilakukan jika pekerjaan 1 sudah selesai
dilakukan.

Sebuah pekerjaan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lain disebut juga sebagai
pekerjaan pararel (pararel task atau concurrent task). Selain itu terdapat juga sebuah aktivitas yang
diwakili oleh garis putus-putus yang disebut dengan dummy activities. Dari sebuah diagram PERT
dapat digunakan untuk mengetahui suatu urutan aktivitas kritis atau aktivitas yang harus dilakukan
sebagai prioritas utama (critical path), penjadwalan dengan aktivitas lain, dan jumlah pekerja yang
dibutuhkan.

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN PERENCANAAN DENGAN PERT

Dalam melakukan perencanaan dengan PERT dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasi aktivitas (activity) dan titik tempuhnya (milestone).


Sebuah aktivitas adalah pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Titik
tempuh (milestone) adalah penanda kejadian pada awal dan akhir satu atau lebih aktivitas. Untuk
mengidentifikasi aktivitas dan titik tempuh dapat menggunakan suatu tabel agar lebih mudah dalam
memahami dan menambahkan informasi lain seperti urutan dan durasi.

2. Menetapkan urutan pengerjaan dari aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan.


Langkah ini bisa dilakukan bersamaan dengan identifikasi aktivitas. Dalam menentukan urutan
pengerjaan bisa diperlukan analisa yang lebih dalam untuk setiap pekerjaan.

3. Membuat suatu diagram jaringan (network diagram).


Setelah mendapatkan urutan pengerjaan suatu pekerjaan maka suatu diagram dapat dibuat. Diagram
akan menunjukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan berurutan(serial) atau secara bersamaan
(pararell). Pada diagram PERT biasanya suatu pekerjaan dilambangkan dengan simbol lingkaran dan
titik tempuh dilambangkan dengan simbol panah.

4. Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.


Dalam menentukan waktu dapat menggunakan satuan unit waktu yang sesuai misal jam, hari, minggu,
bulan, dan tahun.

5. Menetapkan suatu jalur kritis (critical path).


Suatu jalur kritis bisa didapatkan dengan menambah waktu suatu aktivitas pada tiap urutan pekerjaan
dan menetapkan jalur terpanjang pada tiap proyek. Biasanya sebuah jalur kritis terdiri dari pekerjaan-
‘20 Operation Suppy Chain Management
13 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
pekerjaan yang tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya. Dalam setiap urutan pekerjaan terdapat suatu
penanda waktu yang dapat membantu dalam menetapkan jalur kritis, yaitu :

ES – Early Start
EF – Early Finish
LS – Latest Start
LF – Latest Finish

Dengan menggunakan empat komponen penanda waktu tersebut bisa didapatkan suatu jalur kritis
sesuai dengan diagram.

6. Melakukan pembaharuan diagram PERT sesuai dengan kemajuan proyek.


Sesuai dengan berjalannya proyek dalam waktu nyata. Waktu perencanaan sesuai dengan diagram
PERT dapat diperbaiki sesuai dengan waktu nyata. Sebuah diagram PERT mungkin bisa digunakan
untuk merefleksikan situasi baru yang belum pernah diketahui sebelumnya.

KARAKTERISTIK PERT

Dari langkah-langkah penjelasan metode PERT maka bisa dilihat suatu karakteristik dasar PERT,
yaitu sebuah jalur kritis. Dengan diketahuinya jalur kritis ini maka suatu proyek dalam jangka waktu
penyelesaian yang lama dapat diminimalisasi.

Ciri-ciri jalur kritis adalah:


 Jalur yang biasanya memakan waktu terpanjang dalam suatu proses.
 Jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara selesainya suatu tahap kegiatan dengan
mulainya suatu tahap kegiatan berikutnya.
 Tidak adanya tenggang waktu tersebut yang merupakan sifat kritis dari jalur kritis.

KARAKTERISTIK PROYEK
 Kegiatannya dibatasi oleh waktu; sifatnya sementara, diketahui kapan mulai dan berakhirnya.
 Dibatasi oleh biaya.
 Dibatasi oleh kualitas.
 Biasanya tidak berulang-ulang.

‘20 Operation Suppy Chain Management


14 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
MANFAAT PERT
 Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu proyek.
 Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu pekerjaan.
 Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih baik untuk
kelancaran proyek.
 Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur kegiatan.
 Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek.

MANAJEMEN PROYEK DIMASA DEPAN

1. Abad 21 akan menjadi abad emas bagi manajemen proyek.


2. Permintaan terhadap keterampilan dan know-how manajemen proyek, perubahan manajemen
proyek yang lebih efektif.
3. Masa 30 tahun lalu telah terlihat transisi dari manajer proyek berorientasi teknis ke manajer
proyek yang terampil dalam semua aspek bisnis, dimasa depan banyak manajer proyek akan
menjadi pebisnis.
4. Kompetisi tingkat dunia akan mengarahkan proyek ke transfer teknologi, infrastruktur,
perbaikan lingkungan/ekologi.
5. Mengejar karier dalam manajemen proyek perlu memanfaatkan transisi dan berimprovisasi
dalam keterbatasan situasi yang di hadapi, untuk mengembangkan keterampilan manajemen
proyek.
6. Perlu bekerja pada gugus tugas, memanfaatkan pelatihan, dan menerapkan peranti dan teknik
manajemen proyek pada pekerjaan.
7. Diperlukan pengalaman manajemen proyek yang berbasis keterampilan, reputasi, pelaksanaan
pekerjaan dengan cepat dan benar.

Daftar Pustaka
1. Dyahrini, dkk. 2020. Modul Perkuliahan : Manajemen Operasi. Bandung : Universitas
Widyatama.
2. Heizer, Jay and Barry Render, 2014.Operation Management, Penerjemah oleh : Hirson
Kurnia, Ratna Saraswati, David Wijaya, Manajemen Operasi, Edisi 11. Jakarta: Salemba
Empat.

‘20 Operation Suppy Chain Management


15 Tim Dosen Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai