Bismillah Acc 1
Bismillah Acc 1
Bismillah Acc 1
PRAKTIKUM I
PEROBAAN DANGKE
OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
1
2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Susu merupakan bahan makanan yang istimewa yang bagi manusia karena
kelezatab dan komposisinya yaitu mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Susu tidak mampu bertahan lama pada suhu ruang, bila dibiarkan selama enam
jam maka akan mengalami penurunan kualitas. Susu dengan berbagai produk
olahannya merupakan sumber protein hewani yang mengandung nilai gizi tinggi dan
dalam berbagai bentuk olahan. Susu biasanya dapat dikonsumsi secara langsung dan
dapat diolah terlebih dahulu, produk olahan dari susu sangat beragam baik produk
modern sampai produk tradisional. Pengolahan susu bertujuan untuk menjaga kondisi
susu tetap baik dengan cara membunuh mikroorganisme penyebab penyakit melalui
proses pemanasan. Produk olahan tradisional dari susu yang dapat kita temui adalah
dangke. Dangke ini berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi selatan. Dangke
biasanya dibuat dari susu kerbau tapi dapat pula dibuat menggunakan susu sapi.
Dangke salah satu produk olahan susu dan makanan khas dari daerah Enekang,
Sulawesi Selatan. Dangke dikelompokkan ke dalam jenis keju lunak (soft cheese)
yang terbuat dari penggumpalan susu dengan menggunakan enzim papain yang di
peroleh dari buah pepaya. Penggunaan larutan getah pepaya masih dilakukan secara
2
tradisional dan belum ada standarisasi dalam penggunaan konsentrasi getah pepaya.
itu, produk dangke yang pada mulanya terbuat dari susu kerbau mulai tergeser dengan
produk dangke yang terbuat dari susu sapi. Hal inilah yang melatarbelakangi
Dangke.
Percobaan Dangke yaitu untuk mengetahui cara pembuatan dangke, dan mengetahui
karakteristik dangke.
percobaan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa susu dapat
3
TINJAUAN PUSTAKA
Susu murni adalah cairan yang berasal dari hasil pemerahan dari sapi perah,
yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah suatu bahan apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun. Susu sebagai salah satu sumber pangan yang baik
karena mengandung banyak nutrisi. Nutrisi yang tinggi dalam susu ini justru rentan
dapat digunakan oleh bakteri dalam menjadi media pertumbuhan yang dapat
mengurangi manfaat yang baik dari susu tersebut sehingga susu cepat rusak bila tidak
Susu segar yang baik untuk dikonsumsi harus memenuhi persyaratan dalam hal
kandungan gizi dan juga keamanan pangan. Untuk memperoleh susu segar yang baik,
maka semua usaha harus ditujukan untuk memperkecil jumlah bakteri yang ada pada
4
Tinjauan Umum Dangke dan Keju
Dangke adalah salah satu keju tradisional yang teksturnya mirip tahu berwarna
putih kekuningan yang bahannya dari susu kerbau dari Sulawesi selatan. Dangke
dadih dan dali. Dangke ini dibuat dari susu segar yang difermentasi dengan
menggunakan bahan alami atau tanpa pengawet buatan. Oleh sebab itu dangke
memiliki kandungan protein betakaroten yang cukup tinggi, serta aman untuk
dikonsumsi, walapun hanya bisa bertahan bisa bertahan beberapa hari saja pada suhu
Keju adalah pangan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam
susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Keju telah dikenal diseluruh dunia
dan banyak disukai terutama dikalangan muda untuk bahan dalam pengolahan
makanan tradisional masih terbatas masih terbatas dan kurang digunakan. Selain
banyak disukai keju juga mudah ditemui di pasaran, memiliki harga yang relative
Pada dangke memiliki kadar air berkisar antara 49,3-62,4%. Nilai yang
bervariasi ini diduga karena suhu dan lama pemasakan yang beragam, serta metode
penirisan whey dari curd hanya terjadi secara alamiah. Kadar air penting untuk
diperhatikan karena dapat menentukan masa simpan suatu produk pangan, bahkan
dalam standarisasi pangan kadar air juga dipakai sebagai salah satu kriteria mutu.
Kandungan gizi dangke susu sapi juga beragam. Persentase kadar abu berkisar antara
1,9-2,4%, kadar lemak antara 8,8-21,6% dan kadar protein antara 15,7-33,3%. Belum
5
adanya standarisasi pengolahan dangke di kabupaten Enrekang menyebabkan
masing yang diperoleh secara turun menurun. Kualitas bahan baku, jenis dan level
Enzim Papain
Enzim papain adalah enzim proteolitik yang terdapat pada tanaman papaya
(Cacica papaya L.). Enzim papain relatif mudah didapatkan serta mempunyai daya
tahan panas lebih tinggi dibanding enzim lain. Keaktifan enzim papain hanya
menurun 20% pada pemanasan 70oC selama 30 menit pada pH 7,0. Enzim ini mampu
memecah protein pada makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, seperti
oligopeptida pendek atau asam amino dengan reaksi hidrolisis pada ikatan peptida
sehingga lebih mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Penambahan enzim papain ini
(Anggraini, 2018).
pemecahan atau penguraian yang sempurna ikatan peptida dalam protein sehingga
protein terurai menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana karena papain mampu
Enzim papain digunakan karena memiliki daya tahan panas paling tinggi
diantara enzimenzim proteolitik lainnya yaitu dapat bekerja secara optimal pada suhu
50-60oC dengan pH 5-7. Proses pengumpalan atau koagulasi susu pada pembuatan
6
dangke dilakukan dengan penambahan enzim papain sebagai enzim proteolitik yang
dapat memisahkan curd dan whey yang terdapat dua reaksi utama yang menyebabkan
terjadinya perubahan fisik berupa penggumpalan pada susu yaitu hidrolisis enzimatik
k-kasein dan non enzimatik berupa aglomerasi misel kasein (Rifnida, 2018).
7
METODE PRAKTIKUM
mengenai Percobaan Dangke yaitu Susu segar (99,4%), Getah Pepaya (0,3%), Garam
Halus (0,4) %.
Prosedur Kerja
larutan papain sedikit demi sedikit pada susu pada suhu 40 o C, setelah mendidih
menaikkan suhu hingga 95o C dan dipertahankan selama 5 menit untuk mengeraskan
dan memadatkan curd, terakhir memisahkan curd yang terbentuk dari whey dengan
8
Diagram Alir Percobaan Dangke
Dangke
9
Uji Daya Penerimaan
Susu Sapi Segar
indera manusi sebagai alat utama dalam menilai mutu produk olahan susu yang
Warna
Putih Kuning
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
Tekstur
Hancur Padat
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
10
Cita Rasa
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
Kesukaan
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada uji daya penerimaan pada percobaan dangke diperoleh hasil bahwa pada
parameter warna memiliki nilai 3 (agak putih), sedangkan pada tekstur memiliki nilai
5 (hampir padat), kemudian pada parameter cita rasa diperoleh nilai 4 (agak terasa
susu) dan pada parameter terakhir yaitu kesukaan nilai 2 (hampir tidak suka) pada
dangke. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryani dkk. (2015) yang menyatakan bahwa
kualitas dangke yang baik berwarna kekuningan, tidak berbau, rasa sedap dan tekstur
lembut. Dangke paling disukai pada 20% susu kambing etawa, 80% susu kedelai dan
100% susu kedelai. Ditambahkan oleh Hatta dkk. (2016) yang menyatakan bahwa
warna dangke susu sapi adalah putih kekuningan, sedangkan warna dangke susu
12
Berdasarkan Tabel 2 bagian parameter warna di dapatkan nilai 3 (berwarna
agak putih), hal ini dikarenakan bahan utama pembuatan dangke adalah susu. Jenis
dangke. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulmiyati (2018) yang menyatakan bahwa
warna dangke yang dihasilkan tergantung dari warna susu yang digunakan. Warna
dangke tetap putih karena pada penelitian ini proses pasteurisasi susu kerbau
menggunakan metode bath sehingga tidak menyebabkan perubahan warna susu atau
tekstur dapat dilihat bahwa nilai 5 (hampir padat). Hal tersebut disebabkan oleh
dangke yang memiliki berbagai faktor pada tekstur salah satunya yaitu dari kadar air
dangke, apabila kadar air tinggi maka tekstur dangke akan lebih lunak, sebaliknya
apabila kadar airnya rendah maka tekstur dangke akan menjadi lebih padat. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Pulungan (2020) yang menyatakan bahwa perbedaan
tekstur dangke diduga karena pengaruh dari kadar air,dangke solusi optimal
mempunyai kandungan kadar air lebih tinggi sehingga teksturnya menjadi tidak padat
dan cenderung rapuh. Kadar air tinggi dalam curd keju akan mempengaruhi tekstur
dan umur simpan keju, diketahui kadar air mengurangi kekerasan curd keju serta
Berdasarkan hasil praktikum pada bagian cita rasa, mendapatkan nilai 4 (agak
terasa susu). Cita rasa susu dari dangke dipengaruhi oleh pengunaan susu. Hal
tersebut disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu dari seberapa banyak
kandungan laktosa dan kandungan lemak dari susu yang digunakan pada dangke, rasa
13
susu juga dipengaruhi oleh kandungan asam amino yang ada pada susu. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Rifnida (2018) yang menyatakan bahwa rasa manis susu
berasal dari laktosa dan aroma datang dari lemak. Citra rasa susu dihasilkan oleh
asam amino pada protein susu yang menggumpal akibat enzim proteolitik yang
merupakan kombinasi dari beberapa rasa seperti rasa agak manis dihasilkan oleh
(hampir tidak suka). Tingkat kesukaan ini tentunya dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu dari Usia, Kebudayaan dan Seberapa sering seseorang
mengkonsumsi dangke, penikmat dengan usia lebih muda tentunya akan lebih
menyukai dangke yang memiliki rasa susu yang kuat denga warna yang lebih cerah,
mengkonsumsi dangke tentunya tidak akan terlalu memperhatikan warna dari dangke
itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hatta (2013) yang menyatakan
bahwa perbedaan kesukaan antara konsumen orang Enrekang dan bukan orang
demografi dan budaya dari konsumen. Usia yang relati muda pada konsumen bukan
orang Enrekang menyebabkan mereka cenderung lebih menyukai warna dangke yang
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Percobaan Dangke diperoleh hasil Uji Daya Penerimaan Dangke, pada warna
memiliki nilai 3 (Agak putih), tekstur memiliki nilai 5 (hampir padat), cita rasa
memiliki nilai 4 (agak terasa susu), Kesukaan diperoleh nilai 2 (hampir tidak Suka).
Saran
Sebaiknya dan seharusnya praktikan dan asisten lab akan lebih menjaga
kebersihan dan Alat dan Bahan yang digunakan juga sebaiknya disterilkan terlebih
15
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, A, dan Yunianta. 2015. Pengaruh suhu dan lama hidrolisis enzim papain
terhadap sifat kimia, fisik dan organoleptik sari edamame. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. 3 (3) : 1015-1025.
Malaka, R., S. Baco, dan K. I. Prahesti. 2015. Karakteristik dan mekanisme gelatinasi
curd dangke melalui analisis fisiko kimia dan mikrostruktur. JITP. 4 (2) : 56-
62.
Navyanti. F, dan R. Adriyani. 2015. Higiene sanitasi, kualitas fisik dan bakteriologi
susu sapi segar perusahaan susu x di surabaya. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. 8 (1) : 36-47.
Putri, E. 2016. Kualitas protein susu sapi segar berdasarkan waktu penyimpanan.
Chempublish Journal. 1 (2) : 14-20.
Rifnida, R., Purwadi, dan A. Susilo. 2018. Pengaruh penambahan jus belimbing
wuluh (Averrhoa blimbi) dengan konsentrasi berbeda pada dangke ditinjau
dari waktu penggumpalan, kadar abu dan mutu organoleptik effect of
averrhoa blimbi juice addition on cloting time, ash content and
organoleptic quality of dangke. MADURACH. 3 (2) : 59-68.
Suryani, T, dan Fathun. Niswah. 2015. Pemanfaatan susu kambing etawa dan kedelai
sebagai bahan dasar dangke (keju khas indonesia) dengan koagulan ekstrak
jeruk nipis. Bioeksperimen Volume. 1 (2) : 45-52.
16
Yudonegoro, R. J., Nurwantoro, dan D. W. Harjanti. 2014. Kajian kualitas susu segar
dari tingkat peternak sapi perah, tempat pengumpulan susu dan koperasi unit
desa jatinom di kabupaten klaten. Animal Agriculture Journal. 3 (2) : 323-
333.
17
LAMPIRAN
Warna
3(5) 15
= = 3 (Agak Putih)
5 5
Tekstur
4 ( 3 )+5 (2) 22
= = 4,4 = 4 (Agak Padat)
5 5
Cita Rasa
3 ( 4 )+5 ( 1 ) 21
= = 4,2 = 4 (Agak Terasa Susu)
5 5
Kesukaan
1 ( 3 ) +2 ( 1 ) +4 (1) 9
=¿ = 2 (Hampir Tidak Suka)
5 5
18
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan Dangke
19