Bab Ii Pengenalan Hewan Coba
Bab Ii Pengenalan Hewan Coba
Bab Ii Pengenalan Hewan Coba
PENDAHULUAN
1. Untuk mengukur tingkat kesehatan hewan uji Mencit (Mus musculu) dengan
metode BSC (Body Condition Scoring).
Rumus Struktur :
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Pemerian : Cairan tak berwarna; jernih; mudah menguap; dan
mudah bergerak; bau khas dan rasa panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antiseptik (menghambat mikroorganisme)
Kegunaan : Mensterilkan alat.
2.2.2 Aquadest (Farmakope Indonesia, 1979 )
Nama Resmi : AQUADESTILLATA
Nama Lain : Air Suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18.02 gr/mol’
Rumus Struktur :
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah, dispo, keranjang, pot
salep, dan timbangan sedangkan untuk bahan yang digunakan adalah, alkohol
70%, aquadest dan tisu.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Penanganan hewan coba
1. Diangkat mencit dengan cara memegang ekor kearah atas dengan tangan
kanan
2. Diletakkan mencit pada permukaan yang kasar biarkan mencit menjangkau
atau mencengkeram alas yang kasar (kawat kandang)
3. Dijepit tengkuk mencit dengan tangan kiri menggunakan jari telunjuk dan
jari manis seerat dan setegang mungkin
4. Dipindahkan ekor dari tangan kanan, dijepit antara jari kelingking dan jari
manis tangan kiri
5. Diberi perlakuan
3.2.2 Pemberian Hewan Coba
a. Pemberian Oral
1. Diberikan cairan obat dengan menggunakan sonde oral.
2. Ditempelkan sonde oral pada langit-langit mulut atas mencit, kemudian
perlahan-lahan dimasukkan sampai ke esofagus dan cairan obat
dimasukkan.
b. Pemberian Sub kutan
Diangkat Kulit di daerah tengkuk ke bagian bawah kulit dimasukkan obat
dengan menggunakan alat suntik 1 ml & jarum ukuran 27G/ 0,4 mm.
Selain itu juga bisa di daerah belakang tikus
c. Pemberian Intra vena
1. Dimasukkan mencit ke dalam kandang restriksi mencit, dengan ekornya
menjulur keluar
2. Dicelupkan ekor mencit ke dalam air hangat (28-30 ºC)
3. Dilakukan pemberian obat dengan menggunakan jarum suntik no. 24.
d. Pemberian Intramuskular
Disuntikkan obat pada paha posterior dengan jarum suntik no. 24.
e. Pemberian Intra peritonial
1. Diposisikan mencit dengan kepala lebih rendah dari abdomen
2. Disuntikkan jarum dengan sudut sekitar 100 dari abdomen pada daerah
yang sedikit menepi dari garis
3. Dilakukan penyuntikan tidak di daerah yang terlalu tinggi untuk
menghindari terjadinya penyuntikan pada hati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan cara menangani hewan
coba dan berbagai rute pemberian obat kepada hewan coba tersebut. Tidak semua
hewan dapat dijadikan hewan percobaan, hanya beberapa saja yang karakteristik
tubuhnya hampir sama dengan manusia contohnya seperti tikus, mencit dan
kelinci. Penanganan hewan coba ini pun berbeda-beda caranya tergantung dari
jenis hewan yang akan dipakai.
Penanganan hewan coba berbeda-beda tergantung jenis hewan yang
dipakai. Hewan coba yang dipakai pada percobaan kali ini adalah mencit.Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengambil 5 ekor mencit dari kandang dan
di timbang masing-masing mencit tersebut untuk mengetahui berat badan dari
mencit. Menurut Katzung (2015) Berat badan bervariasi, tetapi umumnya pada
umur empat minggu berat badan mencapai 18-20 gram dan Mus musculus liar
dewasa dapat mencapai 30-40 gram pada umur enam bulan atau lebih. Cara
penanganan hewan mencit yaitu dengan memegang ekornya dan diletakkan di
tempat yang permukaannya kasar misalnya pada rang kawat. Karena menurut
Katzung, (2015) Memegang mencit dapat dilakukan dengan meletakkan mencit
pada tempat dengan permukaan kasar, misalnya di atas permukaan kain atau
anyaman kawat bagian atas kandang dengan membiarkan keempat kakinya
mencengkeram kawat atau alas lalu dengan sedikit menarik ekornya mencit akan
mencengkeramkan kakinya dengan makin kuat. Sebelum diberikan perlakuan
pastikan bahwa mencit merasa nyaman dan tidak stress yaitu dengan mengelus-
ngelus bagian tengkuk mencit. Setelah dirasa sudah tenang maka pegang bagian
leher belakang mencit dengan ibu jari dan jari telunjuk serta menjepit ekornya
menggunakan jari kelingking, posisikan tubuh mencit menghadap keatas.Karena
menurut Stevani H, (2016) cara memegang mencit sebelum diberikan perlakuan
yaitudengan tangan kiri, jepit kulit tengkuk di antara telunjuk dan ibu jari.
Pindahkan ekor dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking tangan
kiri, sampai mencit dapat dipegang dengan erat dan siap diberi perlakuan.
Pemberian obat pada hewan coba terdapat berbagai rute pemberian
diantaranya enteral dan parenteral.Enteral yaitu contohnya seperti penggunaan
oral, sublingual dan rektal. Tetapi penggunaan obat secara sublingual dan rektal
sulit dilakukan pada hewan coba, sehingga rute yang cocok digunakan untuk
hewan coba adalah dengan cara rute oral. Sedangkan pada parenteral yaitu
contohnya seperti rute intravena, subkutan, intramuskular, dan intra
peritonial.Tetapi rute yang biasa atau paling sering digunakan adalah rute
intravena melalui ujung ekor karena pada ujung ekor hewan coba terdapat banyak
pembuluh darah sehingga obat cepat diresap dan disebarkan keseluruh tubuh.
Hewan coba mencit kemudian diberikan perlakuan dengan berbagai
macam rute pemberian obat, yaitu per-oral, intra vena, intra peritoneil, intra
muscular, dan subcutan.Dosis yang diberikan kepada masing-masing mencit
berbeda-beda, sesuai dengan berat badan mencit masing-masing.Rute pemberian
yang dilakukan pertama yaitu rute pemberian per-oral dimana rute ini diberikan
melalui mulut.Rute pemberian per-oral dengan suntikkan dimasukkan di langit-
langit masuk esophagus dan di dorong larutan tersebut ke dalam esophagus. Hal
ini sesuai dengan pendapat Katzung and Trevor (2015) bahwa cara pemberian oral
yaitu dengan menggunakan sonde oral. Sonde oral ditempatkan pada langit-langit
mulut atas mencit kemudian perlahan-lahan dimasukkan sampai ke esophagus dan
cairan dimasukkan.
Rute pemberian yang kedua yaitu dengan subkutan. Rute pemberian ini
dengan cara menjepit kulit di daerah tengkuk dan disuntikkan pada bagian bawah
kulit. Hal ini sesuai pendapat Katzung and Trevor (2015) bahwa cara pemberian
subkutan yaitu kulit di daerah tengkuk diangkat dan dibagian bawah kulit
dimasukkan cairan dengan menggunakan alat suntik.
Rute pemberian ketiga adalah secara intra vena yaitu penyuntikan
dilakukan pada vena ekor dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air hangat
(28-30oC) agar pembuluh darahnya melebar kemudian dipegang ujung ekor
dengan tangan dan tangan satunya lagi digunakan untuk menyuntikkan obat.
Menurut Katzung and Trevor (2015), cara pemberian secara intra vena yaitu
dengan mencelupkan ekornya kedalam air hangat (28-30oC) selama beberapa
menit agar pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga memudahkan pemberian
obat ke dalam pembuluh darah.
Rute pemberian selanjutnya yaitu secara intra muscular, penyuntikan
dilakukan pada otot gluteus maximus atau bisep femoris atau semi tendinous paha
belakang. Menurut Katzung and Trevor (2015), cara pemberian intra muscular
yaitu obat disuntikkan pada posterior dengan jarum suntik.
Rute pemberian yang terakhir yaitu rute pemberian secara intra
peritoneal.Rute ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada perut sebelah kanan
garis tengah, jangan terlalu tinggi agar tidak mengenai hati dan kandung kemih.
Hal ini sesuai dengan literatur Katzung and Trevor (2015) yang mengatakan cara
pemberian intra peritoneal adalah pada saat penyuntikan, posisi kepala harus lebih
rendah dari abdomen. Jarum disuntikkan dengan sudut sekitar 100 dari abdomen
pada daerah yang sedikit menepi dari garis tengah agar jarum suntik tidak
mengenai kandung kemih.Penyuntikan tidak didaerah yang terlalu tinggi untuk
menghindari terjadinya penyuntikan pada hati (Katzung and Trevor 2015).
Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu cara
penanganan hewan coba yang salah sehingga hewan coba sulit untuk diberikan
perlakuan. Salah dalam rute pemberian obat misalnya per-oral dimana dapat
melukai langit-langit mulut dari mencit itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hewan
coba yang digunakan dalam percobaan umumnya yaitu mencit, tikus dan kelinci.
Sebelum melakukan percobaan sebaiknya mengetahui terlebih dahulu tingkat
kesehatan hewan uji dengan melihat Body Condition Storing (BCS). Berat
minimum mencit yaitu 20 gram. Rute pemberian untuk hewan coba yaitu peroral,
intravena, subcutan, intra muscular dan intra peritoneal.
5.2 Saran
1. Lebih berhati-hati dalam penanganan hewan percobaan dan dalam
pembacaan skala spuit agar dosis yang diberikan tepat dan tercapai efek
yang dikehendaki
2. Lebih berhati-hati dalam pemberian obat secara interperitonial agar tidak
mengalami kerusakan pada abdomen maupun tusukan pada organ-organ
dalam yang vital.