Bab 2
Bab 2
Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, 1996
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
Proyek memiliki tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi
1. Bersifat unik
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah
proyek yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup
5
2. Dibutuhkan sumber daya (resource)
3. Organisasi
diakukan adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi.
Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar
biaya (anggaran) yang dialokasikan jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan atau ketiga kendala (triple
1. Anggaran
periode.
6
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan harus memiliki spesifikasi dan kriteria yang
tugas yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intendend
use.
meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka umunya
harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat pada
naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan biaya,
maka biasanya berkompromi dengan mutu dan jadwal. Dari segi teknis, ukuran
keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat
7
terpenuhi. Pada perkembangan selanjutnya ditambahkan parameter lingkup
membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraa cara kerja pada kontrak kerja
mengemukakan suatu contoh dimana dapat terjadi bahwa dalam laporan suatu
kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal sebagaimana yang
diharapkan. Akan tetapi ternyata biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila
tidak segera dilakukan tindakan pengendalian, maka dapat berakibat proyek tidak
2.3 PENGENDALIAN
(1999), adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan
diperlukan agar sumber daya digunakan efektif dan efisien dalam rangka mencapai
sasaran.
8
Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna
mewujudkan peforma yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai
bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan
teknik, jadwal, dan anggaran. Maka untuk dapat melakukan pengendalian perlu
adanya perencanaan.
dan membetulan kinerja proyek. Untuk proyek konstruksi, ada tiga unsur yang perlu
pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang
telah direncanakan.
9
2.3.1 Pengendalian Waktu dan Biaya Proyek Konstruksi
waktu yang baik karena apabila hal ini terabaikan, maka akan terjadi keterlambatan
yang dikerjakan tidak selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Untuk
lainnya.
10
4. Dalam menyusun rencana waktu pelaksanaan proyek tidak perlu terpaku
penyesuaian. Sesuatu yang telah disusun bukanlah hal yang terbaik apabila
dalam pengerjaan suatu proyek tidak melampaui rencana anggaran biaya yang telah
orang yang bertugas dapat menguasai masalah teknis, serta tersedia prosedur dan
perangkat penunjang. Selain itu diperlukan sikap sadar anggaran (semua pihak
tersebut, maka akan terlihat suatu pola yang jelas dari hubungan antara biaya yang
11
tersebut, sehingga bila menanganinya mudah sekali membuat biaya proyek
menjadi ekonomis.
sebagai alat bantu konstruksi dan tidak akan menjadi bagian permanen dari
instansi.
Hal ini terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar tenaga ahli
4. Biaya Sub-kontraktor
5. Biaya Transportasi
pemasaran) dan pengeluaran pajak, asuransi, royalti, uang jaminan, dan lain
lain.
12
2.4 METODE DAN TEKNIK PENGENDALIAN
biaya dan jadwal terpadu (Earned Value). Metode ini mengkaji kecendrungan
Varian Jadwal dan Varian pada suatu periode waktu selama proyek berlangsung
(Soeharto, 1997).
pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan jadwal proyek secara
terpadu. Metode ini memberikan informasi status kinerja pada suatu periode
pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan dan waktu
jadwal suatu kegiatan proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi dilakukan
status terakhir kemajuan proyek pada saat pelaporan dengan menghitung jumlah
atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini akan memperlihatkan
jadwal.
13
2.4.1.2 Metode varians dengan Grafik “S”
grafik serupa yang disusun berdasarkan perencanaan dasar maka akan segera
terlihat jika terjadi penyipangan. Penggunaan grafik “S” dijumpai dalam hal
berikut:
2. Penggunaan seperti diatas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau elemen-
elemennya.
pimpinan proyek, karena grafik ini dapat dengan jelas menunjukan kemajuan
14
2.5 KONSEP NILAI HASIL (EARNED VALUE)
Konsep nilai hasil merupakan bagan dari konsep analisis varians. Dimana
dalam analisis varians hanya menunjukan perbedaan hasil kerja pada waktu
kelemahan dari konsep analisis varians adalah hanya menganalisis varians dan
masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan dengan metode nilai
hasil (earned value) dapat diketahui kinerja kegiatan yang sedang dulakukan serta
Guide first edision pada tahun 1987 dan edisi-edisi berikutnya. EVM mencapai
momentumnya pada tahun 2000, ketika beberapa Negara bagian di Amerika Serikat
Seperti dijelaskan pada Gambar 2.2 (a), manajemen biaya tradisional hanya
menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual
dengan biaya rencana. Dengan manajemen tradisional, status kinerja tidak dapat
diketahui. Pada Gambar 2.2 (b) dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih
rendah, namun kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini
tidak dapat menunjukan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan
target rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga
15
selain biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi ketiga ini adalah besarnya pekerjaan
secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut dengan earned value/ percent
complete.
Konsep Nilai Hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang menurut
anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Bila ditinjau dari
jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan berarti konsep ini mengatur besarnya unit
pekerjaan yang diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai berdasarkan jumlah
anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan perhitungan ini dapat
diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah dicapai secara fisik
Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja dan
16
aktual (actual cost), nilai hasil (earned value) dan jadwal anggaran (planned value).
BCWS (Budgeted cost for work scheduled) merupakan anggaran biaya yang
pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS juga menjadi tolak ukut
sebagai berikut:
ACWP (Actual cost for work performed) adalah jumlah biaya actual dari
akutansi atau keungan proyek pada tanggal pelaporan. ACWP dapat berupa
17
3. Budgeted cost for work performed (BCWP)
BCWP (Budgeted cost for work performed) adalah nilai yang diterima dari
VALUE
melalui Gambar 2.3 Beberapa istilah yang terkait dengan penilaian ini adalah cost
18
2.6.1 Cost Variance (CV)
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut atau dengan kata lain pekerjaan
terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran atau yang biasa disebut dengan cost
yang diselesaikan lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan.
Untuk cost variance dengan angka nol menunjukan pekerjaan terlaksana sesuai
dengan biaya. Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai CV adalah sebagai
berikut:
CV = BCWP – ACWP
proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatife
SV = BCWP – BCWS
19
Kriteria untuk kedua indikator diatas baik itu CV (cost varians) dan SV (schedule
20
2.6.3 Cost Performance Index (CPI)
biaya yang telah dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Persamaan yang
BCWP
CPI =
ACWP
Nilai CPI menunjukan bobot nilai yang diperoleh (relative terhadap nilai
menunjukan kinerja yang buruk, karena biaya yang dikeluarkan (ACWP) lebih
besar dibandingkan dengan nilai yang didapat (BCWP) atau dengan kata lain terjadi
oleh perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan
pekerjaan (BCWS). Persamaan untuk menghitung nilai SPI adalah sebagai berikut:
BCWP
SPI =
BCWS
21
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukan bahwa kinerja pekerjaan tidak
sesuai dengan yang diharapkan karena tidak mampu mencapai target pekerjaan
dapat dinyatakan sebaga indeks produktifitas atau indeks kinerja. Indeks kinerja ini
terdiri indeks kinerja biaya dan indeks kinerja jadwal. Dengan kriteria indeks
1. Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar daripada anggaran atau
waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran
dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka ada sesuatu yang tidak benar
2. Indeks kinerja >1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari
perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal
3. Indeks kinerja lebih besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar
angka yang terlalu tinggi berarti prestassi pelaksanaan sangat baik, perlu
22
2.7 PERAMALAN MENGGUNAKAN EARNED VALUE METHODS
peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang
didasarkan pada asumsi bahwa kecendrungan yang ada dan terungkap pada saat
Anggaran - BCWP
ETC =
CPI
Sisa waktu
ECD = Waktu terpakai
SPI
23