HK 114662
HK 114662
HK 114662
PEMBAHASAN
arti yaitu tindak pidana, delik, perbuatan pidana atau perbuatan yang
Legalitas dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi, tiada suatu
yaitu unsur subyektif dan unsur obyektif. Unsur subyektif adalah unsur –
unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan
3
Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum Pidana, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm 59.
21
22
4
Lamintang, 1984, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru, Bandung, hlm. 183.
5
Moeljatno, 1993, Perbuatan Pidana dan Pertanggung jawaban Dalam Hukum Pidana, Bina
Aksara, Jakarta, hlm. 63.
23
antara lain Kejahatan yang dimuat dalam Buku II dan Pelanggaran yang
karena kealpaannya.
omissionis commissa.
yang disebut dalam pasal itu, pada saat masih ada waktu untuk
25
delik yang umumnya terdiri dari berbuat sesuatu, tetapi dapat pula
nyawa anaknya dengan jalan tidak memberi makan pada anak itu.
terus menerus sedangkan delik tidak menerus adalah tindak pidana yang
berlangsung terus. Jenis tindak pidana ini akan selesai setelah dengan
apabila ada pengaduan dari pihak yang terkena atau yang dirugikan /
penderitaan bagi orang lain yakni korban tindak pidana. Kerugian maupun
Penderitaan fisik adalah penderitaan yang terletak pada fisik korban tindak
Undang - Undang Hukum Pidana (KUHP) BAB II Pasal 10, sanksi tindak
pidana adalah :
a. Pidana Pokok :
1) Pidana mati;
2) Pidana penjara;
3) Kurungan;
4) Denda.
b. Pidana tambahan :
Sanksi pidana bisa berbeda-beda untuk setiap tindak pidana sesuai dengan
adalah Actus non facit reumnisi sist rea yang artinya tidak dipidana jika
6
Bambang Poernomo,1983, Asas-Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 136.
28
dalam Pasal 44 ayat (1) KUHP tentang kapan seseorang tidak dapat
7
R. Soesilo, 1988, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya
Lengkap Pasal demi Pasal, Politeia, Bogor, hlm. 16.
8
Satocid Kartanegara, tt, Hukum Pidana Kumpulan Kulian, Buku I, Balai Lektur Mahasiswa,
Jakarta, hlm. 242.
29
yaitu :
pidananya akan lebih berat dari pada perbuatan pidana yang dilakukan
karena kealpaannya.
si pelaku.
9
Moeljatno, 1993, Asas-Asas Hukum Pidana, PT Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 137-138.
31
pengaruh daya paksa, dimana fungsi batinnya tak dapat bekerja secara
dimaafkan kesalahannya.
ancaman serangan ketika itu yang melawan hukum terhadap diri sendiri
serangan, tapi baru ada ancaman akan adanya serangan saja, sudah
jiwa yang hebat karena serangan atau ancaman serangan itu, tidak
dipidana. Dalam hal ini terdakwa hanya dapat dihindarkan dari pidana,
oleh kegoncangan jiwa yang hebat” sehingga karena ada tekanan dari
luar itu fungsi batinnya menjadi tidak normal lagi, hal mana
pembenar.
33
yang tidak sah diatur dalam Pasal 51 ayat (2) KUHP yang berbunyi :
pemaaf.
1. Pengertian Korban
pelanggaran hak asasi manusia yang berat, termasuk korban adalah ahli
waris”.
34
jasmaniah dan rohaniah sebagai akibat tindakan orang lain yang mencari
suatu tindak pidana. Pengertian dan ruang lingkup tindak pidana sangat
mental dan fisiknya yang lebih lemah dibandingkan dengan yang lainnya.
2. Hak-Hak Korban
memberikan rasa aman. Hak - hak korban tindak pidana diatur dalam Pasal
dari siapa pun untuk menjamin agar Saksi dan Korban aman.
d. Mendapat penerjemah;
kebutuhan;
apabila diperlukan.
38
perlindungan berakhir.
biaya hidup yang sesuai dengan situasi yang dihadapi pada waktu
restitusi.
Tahun 2014.
Korban.
keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga.10 Berdasarkan Pasal 7A ayat (1)
tidak dapat berlaku untuk semua tindak pidana karena ditetapkan dengan
10
Pasal 1 ayat (11) Undang – Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang –
Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban
40
Pasal 7 ayat 2, semua tindak pidana yang korbannya merasa perlu, merasa
mendapat penetapan.
harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Pasal 22 Ayat (1) Peratutan
a. Identitas pemohon;
tindak pidana.
penggunaannya.
43
berwenang;
berwenang;
korban.
putusan pengadilan.
yang berlaku yang penting pelaku tindak pidana dan/atau pihak ketiga
untuk membayar, LPSK membuat surat kepada hakim bahwa korban telah
46
tindak pidana tidak mampu untuk membayar ganti rugi maka dia akan
LPSK mengalami sedikit kendala yaitu secara konsep belum clear, karena
tidak selaras. Secara konsep, bahwa ini tidak adil di proses peradilan
Acuan KUHP dan KUHAP belum menjawab tentang hak restitusi maka,
Undang LPSK sama atau setara dimana hal ini kurang dimengerti oleh
tetapi juga Undang – Undang LPSK yang melindung saksi dan korban
1. TPPO 148
2. Penganiayaan 7
Jumlah 161
yang kepada korbannya dapat diajukan hak restitusi yaitu tindak pidana
korbannya.
1. TPPO 85
48
3. Penyiksaan 1
7. Pengrusakan 4
Jumlah 101
yang kepada korbannya dapat diajukan hak restitusi yaitu tindak pidana
fasilitasi restitusi yang diajukan oleh pemohon pada tahun 2016 dan 2017
merasa perlu dan merasa itu haknya untuk mengajukan hak restitusi yang
tidak.