Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Tax Amnesty Kel. 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Dampak Kebijakan dan Keberhasilan Tax

Amnesty Bagi Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu :

Peri Akri, S.E, M.M.

Kelompok 5 :

Ketua :

Tengku Mouren Altis Amanda – 2061201176

Anggota :

Dea Trisya Nurfitri 2061201250

Kevin Daniel Douglas Saragih 2061201248

Dinda Rezki Harahap 2061201202

Putri Melani Dewitasari Harefa 2061201110

INSTITUT BISNIS DAN MANAJEMEN PELITA INDONESIA


Jl. Jend. Ahmad Yani No.78-88, Riau
Telp (0761) 24418
PEKANBARU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Dampak
Kebijakan dan Keberhasilan Tax Amnesty Bagi Perekonomian Indonesia” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Peri Akri pada mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan dan perspektif tentang Tax Amnesty bagi
para pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Peri Akri, selaku dosen
mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 07 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................8
2.1 Pengertian Pajak......................................................................................8
2.2 Pengertian Tax Amnesty...........................................................................8
2.3 Jenis-jenis Tax amnesty............................................................................9
2.4 Tujuan Tax Amnesty...............................................................................10
2.5 Implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia.......................................10
2.6 Tolak ukur keberhasilan Tax Amnesty:.....................................................11
2.7 Dampak Kebijakan Tax Amnesty..............................................................12
BAB III...................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang tingkat perekonomiannya
rendah. Pendapatan utama negara Indonesia berasal dari Pajak. Menurut Mardiasmo
(2016), pajak dapat diartikan sebagai pungutan yang dilakukan oleh negara kepada
warga negaranya berdasarkan undang-undang, dimana atas pungutan tersebut negara
tidak memberikan kontraprestasi secara langsung kepada warga negaranya. Pajak
sebagai penerimaan negara harus dinilai positif, karena melalui pajak kemandirian
suatu negara dalam membiayai pembangunan dan pemerintahannya dapat tercapai.
Suluruh biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengembangan negara
berasal dari masyarakat sendiri, bukan dari bantuan negara lain. Keadaan yangseperti
ini akan berdampak pada kemandirian negara yang lebih kuat sehingga negara tidak
bergantung pada negara lain dalam pembiayaan pembangunan dalam negaranya. Oleh
karena itu, pajak yang memiliki peran strategis ini seharusnya mendapatkan perhatian
penting dari masyarakat dan pemerintah. Purnamawati (2014) menyatakan bahwa
sistem pajak yang ideal bagi suatu negara harus mempunyai prinsip manfaat (benefit
principle) yaitu diharapkan manfaat lebih tinggi dibandingkan pajak yang dibayar oleh
Wajib Pajak serta pajak harus mempunyai prinsip keadilan (equity principle).

Penerimaan pajak merupakan tonggak dari penerimaan negara. Pada tahun


2017, pajak telah menyumbang 85,6% dari seluruh penerimaan negara. Walaupun
begitu, penerimaan pajak masih dinilai belum maksimal. Realisasi penerimaan pajak
masih belum memenuhi target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Berbagai upaya
telah dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga yang berhubungan dengan
perpajakan.Salah satu kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam
menaikkan penerimaan adalahdengan adanya kebijakan pengampunan pajak (tax
amnesty). Tax amnesty merupakan kebijakan pemerintah yang digunakan untuk
menghimpun penerimaan negara dalam waktu yang cepat. Tax amnesty dilakukan
dengan berbagai penyebab, yaitu: banyaknya aktivitas underground economy atau
penggelapan pajak (tax evasion), pelarian modal ke luar negeri (capital flight), rekayasa
transaksi keuangan, serta politik penganggaran untuk menghadapi kontraksi anggaran
negara yang sedang terjadi. Mattielo (2005) menyatakan bahwa kebijakan tax amnesty
mempunyai manfaat jangka panjang dan jangka pendek. Dalam jangka pendek, tax
amnesty dapat meningkatkan penerimaan negara serta kepatuhan wajib pajak, dan

4
dalam waktu jangka panjangnya, wajib pajak tidak dapat menghindari kewajiban
perpajakannya dikarenakan data harta wajib pajak sudah dilaporkan kepada
pemerintah di tahun sebelumnya. Tax amnesty sendiri apabila dilihat dari undang-
undang perpajakan juga masih menjadi perdebatan, dikarenakan adanya penghapusan
sanksi dan denda yang seharusnya dikenakan kepada wajib pajak. Sesuai dengan
Undang Undang no 28 tahun 2007 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan,
wajib pajak seharusnya membayar hutang pajak berserta sanksi administrasi dan denda
keterlambatan pembayaran pajak. Namun pada kebijakan tax amnesty, justru wajib
pajak diampuni seluruhnya hanya dengan uang tebusan yang nominalnya jauh dibawah
utang pajak yang seharusnya dibayar oleh wajib pajak. Namun tak bisa dipungkiri,
bahwasannya kebijakan tax amnesty ini merupakan salah satu cara dalam menaikkan
penerimaan pajak dalam waktu yang cepat.

Tax amnesty merupakan suatu kebijakan pemerintah di bidang perpajakan


dengan melakukan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar
tebusan dalam jumlah tertentu dengan tujuan memberikan kesempatan kepada wajib
pajak yang tidak patuh terhadap pajak menjadi patuh, selain itu juga dapat menambah
penerimaan suatu negara. Kebijakan Tax Amnesty pertama kali berlaku di Indonesia
pada tahun 1964. Di Era pemerintahan Soekarno, kebijakan ini dikeluarkan untuk
mengembalikan dana revolusi pada saat itu. Tax Amnesty tidak berjalan dengan baik,
sehingga dilakukan kembali pada tahun 1984. Pada tahun 1984 ini, kebijakan Tax
Amnesty selain untuk memperoleh penerimaan pajak, juga mengubah sistem
perpajakan yang berlaku, yaitu dari Official Assesment System (perhitungan besarnya
jumlah pajak ditentukan oleh pemerintah) menjadi Self Assesment System (perhitungan
besar pajak dilakukan oleh wajib pajak sendiri).Namun tax amnesty yang dilakukan
pada tahun 1984, masih belum sempurna dikarenakan adanya dugaan KKN, yaitu Pada
tahun 2016, Presiden Joko Widodo mengesahkan UU Tax Amnesty No. 11 tahun 2016
tentang pengampunan pajak. Kebijakan tax amnesty tahun 2016 dilakukan kembali
dengan beberapa alasan, yaitu;1) banyaknya harta milik wajib pajak baik di dalam
maupun luar negeri yang belum dilaporkan dalam surat pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan; 2) meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian
serta kepatuhan dan kesadaran wajib pajak; 3) kasus panama papers tentang praktik
tersembunyinya harta kekayaan serta penghindaran pembayaran pajak diluar
kelaziman. Implementasi perpajakan dalam pelaksanaannya di negara Indonesia masih
mempunyai permasalahan tersendiri. Pertama, kepatuhan wajib pajak di Indonesia
masih rendah. Kedua, kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) masih besar
(mencakup fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif) sehingga menimbulkan terjadinya
ketidakadilan dalam melayani hak-hak wajib pajak yang berdampak pada turunnya
tingkat kepatuhan wajib pajak. Ketiga, masih rendahnya kepercayaan wajib pajak
5
kepada aparat pajak, serta berbagai aturan perpajakan yang dinilai rumit. Implementasi
kebijakan yang berkaitan dengan pengampunan pajak (tax amnesty) merupakan salah
satu agenda reformasi di bidang perpajakan di Indonesia yang sudah dilakukan tahun
2016. Walaupun Tax amnesty ini sudah dilakukan beberapa kali, namun
keberhasilannya belum dirasakan ditahun-tahun sebelumnya. Berkaitan dengan hal
tersebut, penulis mencoba untuk meneliti dampak kebijakan tax amnesty bagi
perekonomian indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan
tax amnesty terhadap perekonomian Indonesia. Demikian juga akan dapat diketahui
keberhasilan kebijakan tax amnesty yang sudah dilakukan tahun 2016-2017. Hubungan
antara tax amnesty dengan penerimaan pajak mengacu pada penelitian sebelumnya
oleh Ngadiman dan Huslin (2015), yang menunjukkan bahwa tax amnesty berpengaruh
positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Jika penerapan tax amnesty semakin
tinggi, maka kepatuhan wajib pajak juga semakin tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pajak dan Tax Amnesty ?
2. Apa sajakah Jenis-jenis Pajak ?
3. Apa tujuan dari Tax Amnesty ?
4. Bagaimana implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia ?
5. Apa saja dampak Tax Amnesty ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan penelitian ini digunakan
untuk:

1. Untuk menganalisis Pengaruh Tax Amnesty bagi perekonomian Indonesia


2. Untuk mengetahui dampak kebijakan Tax Amnesty
3. Menganalisi tolak ukur keberhasilan Tax Amnesty

1.4 Manfaat Penelitian


Hal penting dalam penelitian adalah manfaat yang diperoleh atau diterapkan
setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

6
a. Bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman,
dan pengaplikasian ilmu yang telah didapat.

b. Bermanfaat bagi pembaca sebagai saran informasi untuk menambah pengetahuan


khususnya dalam bidang penghitungan dan pelaporan Tax Amnesty dan dapat
digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis
Bagi Masyarakat Wajib Pajak Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada masyarakat Wajib Pajak agar lebih patuh dan disiplin dalam membayar
pajak.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak


Beberapa ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak
yang dikemukakan oleh Brotodihardjo R. Santoso (1998) menyebutkan bahwa: “Pajak
adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali
yang langsung ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara yang menyelenggarakan
pemerintahan”. Pengertian lain dari pajak menurut UU No. 28 tahun 2007: “Pajak
adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan sebesar-besarnya untuk keperluan negara bagi
kemakmuran rakyat”.

Sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Negara Indonesia adalah sistem


self-assessment. Sistem pemungutan pajak ini menuntut seorang wajib pajak untuk
berperan aktif dan sadar dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Anggraeni (dalam
Herryanto dan Toly, 2013) menyimpulkan bahwa kriteria wajib pajak yang memiliki
kesadaran kewajiban perpajakannya dalam sistem selfassessment, adalah:

1. Mendapatkan NPWP, wajib pajak secara aktif mendaftarkan diri secara aktif dan
mandiri ke KPP setempat sesuai dengan domisili dalam KTP.
2. Wajib pajak mengambil sendiri formulir SPT Masa di KPP setempat.
3. Wajib pajak menghitung dan menetapkan sendiri jumlah pajak penghasilan yang
terutang melalui pengisian SPT tanpa bantuan fiskus.
4. Wajib pajak menyetor dan melaporkan sendiri formulir SPT secara aktif dan mandiri
dan tepat waktu, tanpa harus ditagih oleh fiskus.

1.5 Pengertian Tax Amnesty


Tax Amnesty berasal dari bahasa yunani “amnestia” yang berarti lupa akan suatu
hal atau kejadian yang berlalu. Tax amnesty (pengampunan pajak) adalah suatu
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta

8
dan membayar Uang Tebusan (UU pengampunan pajak 2016). Pengertian lain dari Tax
Amnesty yaitu salah satu upaya yang dilakukan oleh otoritas pajak suatu negra untuk
memberikan kesempatan kepada Wajib Pajak yang selama ini tidak patuh untuk
melaporkan penghasilannya dan membayar pajak secara sukarela melalui pemberin
insentif (Mukarromah dkk, 2016). Terkait dengan kebijakan pemerintah berupa
pemberlakuan Tax Amnesty, pemerintah memberikan kesempatan terhadap Wajib
Pajak untuk memperbaiki atas kekurangan kewajiban perpajakan dimasa lalu dengan
seluruh pembayaran pokok dan dibeaskan dari seluruh denda, bunga, dan sanksi
pidana fiskal (tax crime). UU No. 11 tahun 2016 menyatakan bahwa tax amnesty
adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap harta
dan membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Terdapat beberapa pertimbangan sebelum melakukan pengampunan pajak ini,


yaitu:
1. Underground economy. Kegiatan ekonomi yang sengaja disembunyikan untuk
menghindari pajak.
2. Capital flight. Pelarian modal ke luar negeri dengan cara ilegal.
3. Terdapat rekayasa keuangan yang berakibat hilangnya potensi penerimaan
pajak.
4. Politik mpenganggaran untuk menghadapi kontraksi anggarapn negara yang
terjadi.

1.6 Jenis-jenis Tax amnesty


Beberapa jenis tax amnesty yang ada di dunia, yaitu:
1. Tax amnesty yang tetap mewajibkan membayar pokok pajak, termasuk bunga dan
denda, dan hanya mengampuni sanksi pidana perpajakan.
2. Tax amnesty yang mewajibkan membayar pokok pajak beserta bunganya, namun
melakukan pengampunan terhadap sanksi, baik sanksi denda maupun sanksi
perpajakannya.
3. Tax amnesty yang mewajibkan membayar pokok pajaknya saja. Untuk bunga, sanksi
denda, maupun sanksi perpajakan ditiadakan/ diampuni.
4. Tax amnesty yang mengampuni semua pokok pajak masa lalu, bunga, sanksi denda,
maupun sanksi perpajakannya.

9
1.7 Tujuan Tax Amnesty
Tujuan dari tax amnesty adalah untuk meningkatkan penerimaan Negara dan
pertumbuhan perekonomian, serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan. Tax amnesty adalah salah satu cara yang
dilakukan oleh pemerintah untuk menarik modal yang disimpan di luar negeri oleh
Wajib Pajak baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan ke Indonesia.
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan yang melaporkan hartanya dan
membawa pulang ke Indonesia tidak akan dikenai sanksi tetapi hanya wajib membayar
uang tebusan yang perhitungannya sudah di tentukan sebelumnya oleh pemerintah.

1.8 Implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia


Menurut Lofchie (1989) dalam Wardiyanto (2009) implementasi kebijakan
seringkali gagal diterapkan (unsuccesful implementation) dikarenakan adanya
keterbatasan administrasi, ekonomi dan politik. Masalah administrasi muncul
dikarenakan adanya kekacauan dan ketidakmampuan/ kurangnya tenaga ahli dan
dukungan politik bagi pejabat sipil dan kaum birokrat di Dunia. Pada masalah yang
bersifat ekonomi muncul karena kurangnya dana untuk membiayai sejumlah proyek dan
program yang ingin diadakan oleh pemerintah, serta hambatan-hambatan politik atas
pelaksanaan kebijakan, selain itu juga adanya ketidak disiplinan sosial dalam hukum,
ketidakpercayaan kepada institusi negara, ketidaktaatan pegawai pemerintah kepada
peraturan dan petunjuk yang disampaikan kepada mereka, dan sering terjadi
persekongkolan antara pegawai pemerintah dengan kelompok yang kuat.

Sawyer (2016) menyatakan beberapa tipe/ model pengampunan pajak ( Tax


Amnesty), yaitu:

1. Filling amnesty. Pengampunan pajak yang diberikan dengan cara menghapuskan


sanksi bagi Wajib Pajak yang terdaftar yang tidak melaporkan SPT,
pengampunan diberikan apabilawajib pajak mau mulai untuk mengisi SPT.
2. Record-keeping amnesty. Negara Memberikan penghapusan sanksi dalam
halwajib pajak mengalami kegagalan dalam memelihara dokumen perpajakan di
masa lalu, pengampunan pajak diberikan apabila Wajib Pajak untuk selanjutnya
dapat memelihara dokumen perpajakannya.
3. Revision amnesty. Merupakan suatu kesempatan yang diberikan kepada wajib
pajak untuk memperbaiki SPT di masa lalu tanpa dikenakan sanksi atau diberikan
pengurangan sanksi. Pengampunan ini memungkinkan untuk Wajib Pajak
memperbaiki SPT-nya (yang menyebabkan adanya pajak yang masih harus
dibayar wajib pajak) dan membayar pajak yang tidak ( missing) atau belum
10
dibayar (outstanding), Namundengan demikian Wajib Pajak tidak akan secara
otomatis kebal terhadap adanya tindakan pemeriksaan dan penyidikan dari
fiskus.
4. Investigation amnesty. Pengampunan yang menjanjikan kepada wajib pajak
bahwa fiskus tidak akan menyelidiki sumber penghasilan yang dilaporkan pada
tahun-tahun tertentu dan terdapat sejumlah uang pengampunan ( amnesty fee)
yang harus dibayar (tebusan). Pengampunan jenis ini juga menjanjikan untuk
tidak akan dilakukannya tindakan penyidikan terhadap sumber penghasilan atau
jumlah dari penghasilan yang sebenarnya. Pengampunan ini lebih sering dikenal
dengan pengampunan yang erat dengan tindak pencucian ( laundering amnesty).
5. Prosecution amnesty. Pengampunan yang memberikan penghapusan tindak
pidana bagi Wajib Pajak yang melanggar undang-undang perpajakan, sanksi
dihapuskan dengan membayarkan sejumlah kompensasi.

Implementasi pengampunan pajak di Indonesia memiliki peluang untuk berhasil


dilaksanakan dengan jenis investigation amnesty. Tax amnesty merupakan harapan
yang besar bagi pemerintah Indonesia untuk dapat memasukan dana dari luar negeri
ke Indonesia. Hal ini di yakini oleh pemerintah karena Wajib Pajak tidak akan merasa
ketakutan untuk memasukan hartanya di Indonesia sebab denda telah dihapuskan,
setelah melakukan tax amnesty semua catatan perpajakan yang di miliki oleh Wajib
Pajak menjadi bersih. Efek negatif dari tax amnesty adalah pada kepatuhan sukarela
Wajib Pajak. Hasil dari peraturan tersebut adalah Wajib Pajak memiliki harapan yang
tinggi dari tax amnesty dan akan menjadi kebiasaan (Nar, 2015).

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwasannya penerimaan dari tax amnesty


sendiri sebesar 109,05T pada tahun 2016, dapat disimpulkan bahwasannya tax
amnesty menyumbang 13% dari seluruh penerimaan pajak penghasilan yang diperoleh.
Pada tahun 2017 tax amnesty hanya berlaku 1 periode saja yaitu pada tanggal 1
januari 2017 sampai dengan 31 maret 2017. Dalam waktu 3 bulan, penerimaan tax
amnesty sebesar 25,5T atau menyumbang 3,25% dari seluruh penerimaan pajak
penghasilan pada tahun 2017.

1.9 Tolak ukur keberhasilan Tax Amnesty:


1. Mampu menaikkan penerimaan negara.
2. Mampu menarik dana dari repatriasi modal.
3. Mampu menggerakkan sektor ekonomi dan memperkuat basis data untuk
menguji wajib pajak di masa yang akan datang.
4. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

11
1.10 Dampak Kebijakan Tax Amnesty
Dampak Kebijakan tax amnesty dinilai berhasil, dikarenakan:

1. Mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3% ditahun 2016 dan 5,1%
ditahun 2017.
2. Mendorong dana masuk ke negara Indonesia yang berakibat meningkatkan
cadangan devisa serta memperkuat nilai tukar rupiah. Data BI mencatat september
2016 sebesar US$ 115,7 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi agustus
sebesar US$ 113,5 milyar.
3. Berdampak positif terhadap BEI. BEI menyatakan bahwa terdapat belasan
perusahaan yang melakukan go public. Banyaknya dana yang masuk dari tax
amnesty, mendorong BEI untuk mengajak para pelaku pasar memanfaatkan peluang
dan mendorong BUMN dan BUMD untuk go public.
4. Berdampak positif terhadap bisnis manufaktur, properti dan investasi. BPS mencatat
september 2016 terjadi inflasi 0,22% sehingga inflasi januari hingga september
mencapai 1,97% dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun 3,07%.

12
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Upaya pemerintah untuk mendorong meningkatkan penerimaan negara dan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional adalah mengeluarkan kebijakan
amnesti pajak atau sering dikenal tax amnesty dengan mengesahkan Undang-undang
nomor 11 Tahun 2016 tentang pengampunan pajak. Kebijakan tax amnesty sebagai
kebijakan ekonomi yang bersifat mendasar, Jadi ini kebijakan yang dimensinya lebih
luas, kebijakan ekonomi secara umum. Ikut serta dalam amnesti pajak juga membantu
Pemerintah mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi.

2.2 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai