Makalah Perspektif Etika Bisnis Dalam Ajaran Islam Dan Barat
Makalah Perspektif Etika Bisnis Dalam Ajaran Islam Dan Barat
Makalah Perspektif Etika Bisnis Dalam Ajaran Islam Dan Barat
Oleh :
Hidayatullah 2010421077
Puji syukur kita panjatkan hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat serta
hidayahnya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan judul
“PERSPEKTIF ETIKA BISNIS DALAM AJARAN ISLAM DAN BARAT “ Shalat serta
salam tak lupa pula kita senandungkan kepada junjungan kita "Nabi Muhammad SAW beserta
para pengikutnya hingga akhir Zaman, amin.
Tak lupa mengucapkan terima kasih kepada ibu NINA MARTIANA selaku dosen Mata kuliah
Hukum dan etika bisnis yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini.
menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa
diharapkan demi perbaikan makalah. juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan
pengetahuan tentang Etika Bisnis Dalam Prespektif Islam.
DAFTAR ISI
Bab II Pembahasan
2.1 Aspek Etika Bisnis Islam ..................................................................................... 6
2.2 Teori ethical egoism ............................................................................................. 11
2.3 Teori relativisme .................................................................................................. 12
2.4 Konsep deontology .............................................................................................. 12
2.5 Pengertian profesi ................................................................................................ 13
2.6 Kode etik .............................................................................................................. 13
2.7 Prinsip etika profesi ............................................................................................. 14
2.8 Contoh Kasus ....................................................................................................... 17
Daftar Pustaka
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia bisnis Indonesia tengah mengalami proses perubahan. Arus globalisasi yang
semakin deras tengah menekan dunia bisnis Indonesia untuk mengadopsi standar-standar
pengelolaan bisnis secara internasional. Sustainable development maupun green business
merupakan isu yang semakin berkembang. Masyarakat dunia semakin peduli akan
kelestarian lingkungan. Keseimbangan dunia bisnis dan lingkungan harus bisa dicapai.
Ecolabeling merupakan salah satu contoh usaha masyarakat untuk menyelamatkan
lingkungan dari ancaman dunia bisnis.
Dunia bisnis akan bisa survive jika mereka dapat menjaga keseimbangan dirinya dan
lingkungannya. Profit bukanlah semata – mata tujuan yang harus selalu diutamakan. Dunia
bisnis juga harus berfungsi sosial dan harus dioperasikan dengan mengindahkan etika – etika
yang berlaku dimasyarakat. Para pengusaha juga harus menghindar dari upaya yang
menyalagunakan segalah cara untuk mengejar keuntungan pribadi semata tanpa peduli
berbagai akibatyang merugikan pihak lain, masyarakat luas, bahkan merugikan bangsa dan
negara.
Etika dalam istilah umum adalah ukuran perilaku yang baik. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa islam itu akhlak karena mengatur semua perilaku kita, mulai dari tidur
sampai bangun kembali bahkan sampai pada ekonomi, bisnis dan politik. Etika atau moral
dalam bisnis merupakan buah dari keimanan, keislaman dan ketakwaan yang didasarkan
pada keyakinan akan kebenaran Allah SWT. Islam diturunkan Allah pada hakekatnya adalah
untuk memperbaiki akhlak atau etika yang baik.
2. Deontologi
Berasal dari bahasa yunani Deon yang berarti kewajiban/ Sesuatu yang harus
dilakukan. Etika deontology ini lebih menekankan pada kewajiban manusia untuk
bertindak secara baik menurut teori ini tindakan baik bukan berarti harus
mendatangkan kebaikan namun berdasarkan baik pada dirinya sendiri jikalau kita bisa
katakan ini adalah mutlak harus dikerjakan tanpa melihat berbagai sudut pandang.
Konsep ini menyiratkan adanya perbedaan kewajiban yang hadir bersamaan. Artinya
ada sebuah persoalan yang kadang baik dilihat dari satu sisi, namun juga terlihat
buruk dari sudut pandang lain. Teori yang dikembangkan oleh Immanuel Kant ini
mengatakan bahwa keputusan moral harus berdasarkan aturan-aturan dan prinsip-
prinsip universal, bukan "hasil" atau "konsekuensi" seperti yang ada dalam teori
teleologi. Perbuatan baik bukan karena hasilnya tapi mengikuti suatu prinsip yang
baik berdasarkan kemauan yang baik. Dalam teori ini terdapat dua konsep, yaitu :
Teori Keutamaan (Virtue Ethics). Dasar dari teori ini bukanlah aturan atau prinsip
yang secara universal benar atau diterima, akan tetapi apa yang paling baik bagi
manusia untuk hidup. Dasar dari teori ini adalah tidak menyoroti perbuatan
manusia saja, akan tetapi seluruh manusia sebagai pelaku moral. Memandang
sikap dan akhlak seseorang yang adil, jujur, mura hati, dsb sebagai keseluruhan.
Hukum Abadi (Eternal Law), dasar dari teori ini adalah bahwa perbuatan etis
harus didasarkan pada ajaran kitab suci dan alam.
Sebuah pengusaha muslim yang merintis usaha dalam bidang jasa EO umroh dan
haji ke tanah suci, pengusaha tersebut mendirikan usaha tersebut atas dasar usaha
mandiri, karena merasa bahwa usaha bisnis yang ia rintis adalah hasil jerih payahnya
sendiri, kemudian ia lupa kalau bisnis yang ia geluti adalah sebagian dari ibadah yang
tujuannya tak lain adalah untuk mengharap ridho Nya dan ia pun merasa bahwa tak ada
campur tangan Nya dalam usaha bisnisnya tersebut.
Usaha bisnis pengusaha tersebut berkembang pesat, dan omsetnya pun terus meningkat,
akan tetapi hal itu bertolak belakang dengan pelayanan yang ia berikan. Merasa usahanya
sudah banyak pelanggan, ia mulai mengabaikan kepuasan pelanggan jasa usahanya.
Biaya naik tinggi akan tetapi pengusaha tersebut justru memilih pesawat yang murah
tanpa memperhatikan kelayakan dan fasilitas yang ada, penyediaan hotel yang murah
serta jaraknya tempuh yang jauh dari pusat kegiatan, catering makan yang sering
terlambat, pelayanan kesehatan kurang diperhatikan, keterlambatan pemberangkatan, dan
berbagai masalah muncul secara bergantian dan terus menerus.
Masalah yang sangat cepat muncul ternyata ditanggapi biasa oleh managemen pengusaha
muslim tersebut, ketika salah satu rekan pengusaha muslim yang sedang mencoba
merintis usaha yang sama kemudian mengetahui dan memberikan masukan masukan
serta saran kepada pengusaha tersebut kemudian justru ditanggapi dingin dan
menganggap rekan bisnisnya tersebut iri dengan kemajuan usahanya tersebut, tak jarang
ia justru memaki dan mencoba merebut langganan rekannya tersebut dengan cara cara
yang kurang etis.
Selang beberapa lama akhirnya rekan rekan bisnisnya pun gerah dengan kelakuan
pengusaha muslim tersebut, akhirnya mereka sepakat untuk membuka kedok pengusaha
tersebut dan akhirnya usaha yang berkembang pesat tadi kehilangan banyak
pelanggannya dan sedikit demi sedikit pengusaha tersebut mengalami kebangkrutan.
Dewan Pers memutuskan, stasiun televisi RCTI melanggar Pasal 1 dan Pasal 3
Kode Etik Jurnalistik soal kejelasan sumber informasi terkait pemberitaan soal “Dugaan
Pembocoran Materi Debat Capres” yang ditayangkan dalam program Seputar Indonesia
Sore pada 11 Juni 2014, Seputar Indonesia Malam pada 11 Juni 2014, dan Seputar
Indonesia Pagi pada 12 Juni 2014. Pada berita tersebut, RCTI mengatakan adanya
pembocoran materi debat calon presiden yang menguntungkan pasangan capres-cawapres
Joko “Jokowi” Widodo dan Jusuf Kalla. Dewan Pers menilai, sumber pemberitaan
tersebut tidak jelas. Stasiun televisi milik Hary Tanoesoedibjo, yang mendukung
pasangan capres-cawapres saat itu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, dinilai tidak
memiliki dokumen yang kuat untuk mendukung tudingannya. “Konfirmasi yang sudah
dilakukan oleh teradu (RCTI) kepada Komisioner KPU dan tim sukses Jokowi-JK tidak
dapat menutupi lemahnya sumber informasi atau data yang dapat menjadi landasan
teradu dalam memberitakan isu bocornya materi debat capres,” demikian isi putusan
Dewan Pers No 27/PPD-DP/XI/2014 yang ditandatangani Ketua Dewan Pers Bagir
Manan, Jumat (21/11/2014).
Dewan Pers mengatakan, seharusnya RCTI melakukan verifikasi terlebih dahulu terhadap
informasi tersebut sebelum menayangkannya demi memenuhi prinsip keberimbangan.
“Penayangan berulang-ulang berita yang tidak jelas sumbernya tidak sesuai dengan
prinsip jurnalistik yang mengedepankan akurasi, independensi, dan tidak beriktikad
buruk,” kata Bagir dalam putusannya. Dewan Pers pun merekomendasikan RCTI untuk
mewawancarai Komisioner KPU Pusat selaku prinsipal, dan menyiarkannya sebagai hak
jawab. RCTI juga dituntut meminta maaf kepada publik dan menyiarkan pernyataan
penilaian dan rekomendasi Dewan Pers.
Hal ini diputuskan setelah adanya laporan dari Dandhy D Laksono selaku warga, dan
Arian Rondonuwu selaku karyawan RCTI ke Dewan Pers pada 16 Juli 2014. Sebelum
memutuskan, Dewan Pers telah mengundang Dandhy, Raymond, dan pihak RCTI pada 5
September 2014 untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi Solusi dari kasus ini adalah
sebaiknya RCTI yang merupakan statsiun televisi swasta yang cukup besar harus bisa
lebih berhati-hati dalam memberikan informasi. Apalagi ini masalah debat capres dan
cawapres, secatra tidak langsung pihak RCTI telah memfitnah dari calon capres dan
capres terkait.
Karena seorang jurnalis tentunya sudah tau etika jurnalis yang telah di buat salah satunya
yaitu harus profesional dalm mengambil situasi. Masyarkat sudah menegetahui bahwa
pihak RCTI yang bernaung dalam MNC group memang memilih pasangan PRABOWO-
HATTA, ini sungguh angat disayangkan kenapa RCTI bisa melakukan hal itu dan
melanggar kode etik. Diharapkan ini jadi pelajaran bagi RCTI dan seluruh stasiun televisi
swasta Indonesia harus bisa lebih professional dalam melakukan pejerjaan nya harus bisa
membedakan mana masalah pribadi dan umum.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Islam tidak memandang aktivitas bisnis hanya dalam tataran kehidupan dunia sebab
semua aktivitas dapat bernilai ibadah jika dilandasi dengan aturan-aturan yang telah
disyariatkan Allah. Dalam dimensi inilah konsep keseimbangan kehidupan manusia
terjadi, yakni menempatkan aktivitas keduniaan dan keakhiratan dalam satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.Etika bisnis adalah tuntutan yang harus dilaksanakan oleh pelaku
bisnis dalam menegakkan konsep keseimbangan ekonomi. Jika saja pengambilan
keuntungan berlipat-lipat adalah sebuah kesepakatan pelaku ekonomi, bukankah hal ini
menjadikan supply-demand tidak seimbang, pasar bisa terdistorsi dan seterusnya. Betapa
indahnya jika sistem bisnis yang kita lakukan dibingkai dengan nilai etika yang
tinggi.Etika itu akan membuang jauh kerugian dan ketidaknyamanan antara pelaku bisnis
dan masyarakat. Lebih dari itu, bisnis yang berdasarkan etika akan menjadikan sistem
perekonomian akan berjalan secara seimbang.
DAFTAR PUSTAKA