Spei Umer Chapra
Spei Umer Chapra
Spei Umer Chapra
Ekonomi Syariah 1
Disusun oleh kelompok 6 :
Shoraya Sakinah 17.3.12.0001
Ivriyanti 17.3.12.0005
Milna 17.3.12.0016
Dian Andriani 17.3.12.0014
Khairatul Fitrah 17.3.12.0019
i
KATA PENGANTAR
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................................. ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ..................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3
A. Biografi Dr.M.Umar Chapra ................................................................................. 3
B. Pemikiran Ekonomi Islam Menurut Umar Chapra ............................................. 4
1. Konsep Falah dan Hayatan Thayyibatan ....................................................... 4
2. Konsep Negara Sejahtera Menurut Islam ...................................................... 6
3. Ilmu Ekonomi Islam ......................................................................................... 8
C. Prinsip Pembelanjaan Menurut Umar Chapra .................................................. 12
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meskipun diantaranya relatif kaya sementara sebagian yang lain sangat miskin.
dicerminkan dalam angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca
pembayaran yang sangat besar, depresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan,
negara dan juga antara negara muslim. Konsekuensinya, kebutuhan pokok bagi
sosiopolitik.
bernama Umar Chapra. Umar Chapra adalah satu dari sedikit cendikiawan muslim
kontemporer yang fokus pada bidang ekonomi. Oleh karena itu, penulis ingin
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
Chapra
Chapra
2
BAB II
PEMBAHASAN
dalam dirinya tertanam dan tumbuh menjadi orang yang berkepribadian baik.
Pakistan. Kemudian meraih gelar Ph.D., pada bidang ekonomi pada tahun 1961
Serikat. Kemudian dia kembali ke negara asalnya dan bergabung dengan Central
Institute of Islamic Research di tahun yang sama. Selama 2 tahun berada di dalam
sistem ekonomi yang sehat. Hasil kajian itu, dia tuliskan dan dibukukan dengan
judul The Economic System of Islam: A Discussion of Its Goals and Nature,
diterbitkan di London tahun 1970. Selain itu, dia juga menjabat sebagai ekonom
negara lainnya. Kemudian dia bergabung dengan Saudi Arabian Monetary Agency
(SAMA), Riyadh, dan menjabat sebagai penasihat ekonomi hingga pensiun pada
3
tahun 1999. Selain itu dia juga menjabat sebagai penasehat riset di Islamic
Jeddah.
keuangan Islam tahun 2002 sampai dengan tahun 2005. Atas kiprah dan jasanya
dalam dunia ekonomi Islam, dia mendapatkan penghargaan dari the Islamic
Development Bank untuk bidang Ekonomi Islam, dan penghargaan dari King
Faisal untuk bidang studi Islam, yang keduanya diraih pada tahun 1990. Selain itu,
Pakistan, berupa medali emas dari IOP (Islamic Overseas of Pakistanis) untuk
jasanya terhadap Islam dan Ekonomi Islam, pada konferensi pertama IOP di Islam
abad.1
Umer Chapra mempunyai kiprah yang tidak sedikit dalam dunia ekonomi
1
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer (Depok:
Gramata Publishing. 2005), hlm. 297-298. Lihat juga M. Umer Chapra dan Habib Ahmed, Corporate
Governance, Edisi terjemahan: Lembaga Keuangan Syariah. Penerjemah: Ikhwan Abidin Basri, (Jakarta
Timur: PT. Bumi Aksara. 2008), hlm. 221.
4
mengenai alam, dan hakikat kehidupan manusia di dunia. Chapra mengibaratkan
pandangan dunia sebagai fondasi bagi sebuah bangunan yang memainkan peranan
yang sangat penting dan sangat menentukan. Sehingga strategi dari suatu sistem
yang merupakan hasil logis dari pandangan hidup, selayaknya selaras dengan
based on a set of implicit or explicit assumptions about the origin of the universe
and the nature of the human life. It must also have an effective way of bringing
one use to another until the most efficient and equitable allocation and distribution
have been attained. Unless the worldview and the Strategy of a system are in
dunianya sendiri yang didasarkan pada sejumlah asumsi (kepercayaan) baik itu
implisit atau eksplisit mengenai asal muasal alam semesta dan hakikat manusia
didunia. Strategi ini harus memiliki jalan efektif untuk mengadakan restrukturisasi
yang paling optimum dan merata. Apabila pandangan dunia dan strategi tersebut
tidaklah harmonis dengan sasaran yang dipilih, maka sasaran itu tidak akan dapat
diaktualisasikan.”
falah dan hayatan thoyyibatan yang merupakan inti dari tantangan ekonomi bagi
negara-negara muslim. Sebab kedua konsep ini berasal dari Islam, diajarkan Islam
2
M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challenge, (United Kingdom: The Islamic Foundation
and The International Institute of Islamic Thought, 1992). h. 4-5
3 Ibid.
5
dan hendaknya pula diterapkan dalam kehidupan muslim untuk mewujudkan
oleh al-Qur’an (al-Fajr, 89: 27), dan Chapra menegaskan, bahwa hal tersebut
tidaklah dapat dicapai kecuali kehidupan manusia selaras dengan dunia batinnya.
solusi dari kegagalan sistem kapitalisme dan sosialisme, dimana konsep ini
6
sistem kapitalisme, peran ini ditiadakan sebab keseimbangan perekonomian di
pasar diatur oleh invisible hand dalam pasar itu sendiri. Peran kesejahteraan
juga dimasukkan ke dalam konsep ini. Namun, yang terjadi justru pengeluaran
untuk tujuan kesejahteraan yang terlalu besar tanpa dibarengi dengan pengurangan
pengangguran dan utang luar negri yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Hungaria, Polandia dan Cina serta beberapa negara lainnya, tidak berhasil
memburuk.
kesejahteraan (welfare state) dan penekanan pada demokrasi ekonomi dan politik
penyediaan pelayanan sosial oleh negara, pemerataan kekayaan yang lebih besar,
kesempatan kerja penuh dan stabilitas ekonomi. Namun, pada akhirnya, meskipun
4 Ibid, h. 60-61
7
dan ketidakstabilan ekonomi terus meningkat bersamaan dengan kesenjangan
menciptakan standar hidup yang layak bagi rakyatnya dan membantu mereka
kepemilikan bagi semua orang, tetapi mengakui perbedaan yang dibatasi oleh hak-
hak kaum miskin dengan zakat untuk mewujudkan keadilan. Untuk melaksanakan
bukan berarti ‘yang kaya’ namun ‘yang ideal’ yaitu keadaan dimana terjadi
keseimbangan antara keadaan material dan spiritual yang diperoleh dari sumber-
sumber daya yang ada. Oleh karena itu, negara Islam dapat dikatakan menjadi
negara yang sejahtera atau ideal bilamana martabat batin dan moral masyarakat
sumber daya alam telah ditunaikan, dan tegaknya keadilan serta lenyapnya
sosialis, akan tetapi negara dengan konsep islam dan kehidupan Islami.6
5
Ibid, h. 102-105
6 Ibid, h. 418
8
tanpa mengekang kebebasan individu. Ekonomi Islam ditetapkan bertujuan untuk
daya alam karena itu milik Allah, sedang manusia hanya diberi amanah untuk
kenetralan mutlak antara seluruh tujuan atau “beban dari posisi etika atau
bahwaseluruh sumber daya adalah amanah dari Allah dan manusia akan dimintai
peratnggunjawabannya.
keseimbangan antara yang kaya dan yang miskin. Dengan keadilan, negara akan
9
4. Pareto Optimum : Dalam Islam penggunaan sumber daya yang
mencapai efisiensi yang optimum bila telah menggunakan seluruh potensi sumber
daya manusia dan materi yang terbatas sehingga kualitas barang dan jasa
shalat, puasa dan naik haji, yang harus dikeluarkan sebagai proporsi tertentu
terhadap kekayaan atau output bersihnya. Potensi zakat sangat besar untuk
bagi kaum dhuafa’, mengurangi kesenjangan dan bisa digunaan untuk pelatihan
atau permodalan bagi usaha-usaha kecil sehingga lebih mandiri. Sementara pajak
besar.
Pajak merupakan sumber daya atau pendapatan yang sdah ada diperoleh
pada masa Nabi dan para sahabatnya bisa bersumber dari pajak seperti kharaj,
ushr, jizyah, fa’i, ghanimah dan tarif cukai. Perekonomian pada masa itu
bertumpu pada pertanian, oleh karenanya, pajak seperti kharaj dan ushr
merupakan pajak, utama atas output-output pertanian. Akan tetapi, para ulama
10
karena pemerintahannya korup. Sebab dengan mengijinkan pemerintah untuk
c. Kebijakan Moneter
Yaman, telah menjadikan Dinar dan Dirham sebagai alat tukar resmi. Maka
pertukaran valuta asing, penggunaan cek dan promissory notes, kegiatan impor-
ekspor serta factoring atau anjak piutang, sudah dikenal dan banyak digunakan
antara lain adalah pelarangan riba dan tidak digunakannya sistem bunga. Sehingga
stabilitas ekonomi terjaga dan pertumbuhan ekonomi terdorong maju dengan lebih
cepat dengan pembangunan infrastruktur sektor riil. Rasulullah saw juga melarang
transaksi tidak tunai sehingga menutup kemungkinan untuk melakukan riba dan
fungsi Sistem Ekonomi Islam, memberikan gambaran mengenai uang dan otoritas
moneter. Dimana uang sebagai media barter yang disahkan oleh Nabi saw sebagai
dan adil. Uang diposisikan hanya sebagai alat tukar dan tidak bisa memainkan
8
M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000) h. 141-150. Edisi
terjemahan, oleh Ikhwan Abidin Basri, dari judul asli; Towards a Just Monetary System.
11
2. Saham Publik Terhadap Deposito Unjuk (Uang Giral)
4. Pembatas Kredit
bank komersial).
namun tidak ada perhatian yang memadai terhadap prinsip-prinsip belanja negara
dapat dijabarkan untuk membantu memberikan dasar yang rasional dan konsisten
sejahteranya masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umar Chapra adalah seorang pemikir ekonomi islam abad modern. Beliau
yaitu:
sumber daya langka, sehingga tercipta efisiensi, Sistem motivasi penggunaan agar
thayyibatan.
moneter yang terdiri dari enam elemen. Diantaranya: Target pertumbuhan dalam
M dan Mo, Saham publik terhadap deposito unjuk (uang giral), Cadangan wajib
resmi, Pembatas kredit, Alokasi kredit yang berorientasi kepada nilai , dan Teknik
yang lain.
13
3. Konsep Negara Sejahtera menurut Islam: Menurut Chapra,
‘sejahtera’ bukan berarti ‘yang kaya’ namun ‘yang ideal’ yaitu keadaan dimana
terjadi keseimbangan antara keadaan material dan spiritual yang diperoleh dari
sumber-sumber daya yang ada. Oleh karena itu, negara Islam dapat dikatakan
menjadi negara yang sejahtera atau ideal bilamana martabat batin dan moral
terhadap sumber daya alam telah ditunaikan, dan tegaknya keadilan serta
lenyapnya penindasan.
2. Intervensi Negara.
3. Restrukturisasi Ekonomi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer (Depok: Gramata Publishing. 2005.
M. Umer Chapra, Islam and The Economic Challenge, (United Kingdom: The
Islamic Foundation and The International Institute of Islamic Thought,
1992).
M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000)
https://www.academia.edu/9575307/2._Umar_Chapra_Zaki_Suadi
15