Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Kasus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB

NY. N USIA 26 TAHUN P2A0 DENGAN SUNTIK KB 3 BULAN

DI PUSKESMAS TANGEN

RIDHA MAGHFIROTUNNISA
P27224017150
SARJANA TERAPAN BERLANJUT PROFESI BIDAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
Tahun 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih


dari 237 juta jiwa. Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor penambah bagi
jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Indonesia menerapkan
program Keluarga Berencana (KB) yang telah dimulai sejak tahun 1968 dengan
didirikannya LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian pada
tahun 1970 diubah menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
dengan tujuan dapat mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Salah satu
dukungan dan pemantapan dari penerimaan gagasan KB tersebut adalah adanya
pelayanan kontrasepsi (Pratiwi, 2014). Kontrasepsi di Negara Indonesia saat ini tersedia
banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: Intra Uterin Device (IUD), suntik, pil,
implant, kontrasepsi tetap, kondom (BKKBN,2014). Salah satu kontrasepsi yang
populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan
adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA)
dan Cyclofem.

Angka penggunaan kontrasepsi suntik di Indonesia sebanyak 48,56%, pil 26,60%,


Intra Uterin Device (IUD) 7,75%, kondom 6,09%, implant 9,23%,sterilisasi wanita
1,52%, sterilisasi pria 0,25% (BKKBN, 2014). Data dari Provinsi Kalimantan Selatan
Tahun 2012 akseptor Kontrasepsi suntik 30,67%, pil 29,5%, IUD 4,7%, implant 3,2%,
kondom 0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%, pantang berkala 0%, senggama
terputus 0% dan metode lainnya 0,3%. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin pengguna pada Tahun 2012 akseptor Kontrasepsi suntik sebanyak 28,9%,
pil 27,75%, IUD 9%, implant 4%, kondom 0,4%, kontap wanita 0,2%, kontap pria 0%,
pantang berkala 0%, senggama terputus 0,2% dan metode lainnya 0,1% (Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin,2012). Kontrasepsi suntik memiliki efek samping, efek
samping dari kontrasepsi suntik antara lain amenorea (tidak dapat haid),
perdarahan/perdarahan bercak (spotting), meningkatnya berat badan (Irianto, 2012).
Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya adalah peningkatan
berat badan. Beberapa studi penelitian didapatkan peningkatan berat badan
dihubungkan dengan kandungan pada DMPA yaitu hormon progesteron, yang dapat
merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan nafsu makan (Pratiwi, 2014).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan akseptor Kontrasepsi suntik 3 bulan

di Puskesmas Tangen

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada akseptor Kontrasepsi suntik

3 bulan pada Ny. N Usia 26 Tahun di Puskesmas Tangen

b. Melakukan pengkajian data objektif pada akseptor Kontrasepsi suntik

3 bulan pada Ny. N Usia 26 Tahun di Puskesmas Tangen

c. Merumuskan analisis data pada akseptor Kontrasepsi suntik

3 bulan pada Ny. N Usia 26 Tahun di Puskesmas Tangen

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada akseptor Kontrasepsi suntik

3 bulan pada Ny. N Usia 26 Tahun di Puskesmas Tangen


C. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan

1. Bagi Bidan Praktek Mandiri(BPM)

Dapat dimanfaatkan sebagai referensi atau informasi dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya dalam pendokumentasian secara lengkap

pada akseptor Kontrasepsi suntik tiga bulan

2. Bagi pasien dan keluarga

Memberikan informasi tentang efek samping Kontrasepsi suntik 3 bulan

3. Bagi Bidan

Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan dan


pemberian asuhan yang sesuai untuk akseptor KB suntik 3 bulan
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya itu


dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen, penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas (Haryati,2010).
Kontrasepsi atau anti konsepsi adalah upaya mencegah terjadinya konsepsi
dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Salah satu metode kontrasepsi
modern adalah kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat
kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
menggunakan bahan baku preparat estrogen dan progesteron. Beberapa jenis
kontrasepsi dengan metode hormonal yaitu suntik, pil, dan implan (Sriwahyuni,
2008).

b. Macam-macam kontrasepsi

1) Kontrasepsi tanpa alat

a) Coitus interruptus (senggama terputus)

Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra
ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-
out method dalam bahasa latin disebut interrupted intercourse

b) Sistem kalender (pantang berkala)


Metode keluarga berencana alamiah yang paling tua.yaitu cara atau metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh

pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau

hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

c) Metode suhu basal tubuh Adalah suhu badan asli, yaitu suhu terendah yang
dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat/tidur.

d) Metode pengamatan lendir/mukosa serviks/ovulasi merupakan metode


keluarga berencana alamiah dengan cara mengenali masa subur dalam
siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa
pada vulva menjelang hari-hari ovulasi

e) Metode menyusui tanpa haid /lactational amenorrhea Method adalah


metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian air susu ibu
secara eksklusif (Proverawati,2010).

2) Kontrasepsi dengan alat

a) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan diantaranya karet /lateks, plastik vinil atau bahan alami /produksi hewani
yang dipasang pada penis untuk menampung sperma ketika seorang pria
mencapai ejakulasi saat berhubungan seksual.

b) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet (lateks) yang
diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.

c) Spermisida
Spermisida adalah sediaan kimia (biasanya non oksinol-9) yang

dapat membunuh sperma (Mulyani,2013).

3. Metode kontrasepsi efektif

a. Kontrasepsi hormonal

1) Oral kontrasepsi

a) Pil oral kombinasi pil KB yang mengandung hormone estrogen

dan progesteron yang diproduksi secara alami oleh wanita.

b) Pil mini hanya berisi progestin (Yuhedi, 2011).

2) Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang terdiri dari enam kapsul kecil

berisi hormon lovonorgestrel yang dipasang di bawah kulit lengan

atas bagian dalam (Yuhedi, 2011).

3) IUD/AKDR

IUD/AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur

tambahan untuk sinergi efektivitas) (Proverawati, 2010). 4) Kontrasepsi suntik

a) Kontrasepsi suntikan progestin merupakan metode kontrasepsi yang hanya


mengandung hormone progesterone diberikan secara intramuscular setiap
3 bulan (Mulyani, 2013).

b) Suntikan kombinasi Jenis suntikan kombinasi yang mengandung 25 mg


Depo Medroksiprogesterone Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang
diberikan injeksi secara Intra Muscular(IM) atau 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi Intra
Muscular(IM) sebulan sekali (Saifuddin, 2006).

b. Kontrasepsi mantap (sterilisasi)

1) Tubektomi

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tidak akan mendapatkan keturunan lagi

2) Vasektomi

Vasektomi adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat saluran

sperma (Proverawati,2010).

4. Kontrasepsi Suntik

a. Pengertian

Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon
progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secara periodik atau yang
mengandung kombinasi hormone estrogen dan progesterone (Irianto, 2012).

b. Jenis Kontrasepsi suntik

1) Kontrasepsi suntikan progestin

DMPA(Depot medroxy progesterone acetate) atau Depo Provera yang


diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntik secara IM,
Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200 mg Nore-tindron
Enantat (Mulyani, 2013).

2) Kontrasepsi suntikan kombinasi


Jenis suntikan kombinasi yang mengandung 25 mg Depo
Medroksiprogesterone Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
injeksi secara Intra Muscular(IM) atau 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi Intra Muscular(IM) sebulan sekali
(Saifuddin, 2006).

5. Kontrasepsi Suntikan Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA)

a. Pengertian Konrasepsi suntik DMPA

DMPA adalah kontrasepsi yang berisi depomedroksi Progesterone Asetat 150 mg


disuntik secara intramuskular di daerah bokong yang diberikan setiap 3 bulan
sekali (Saifuddin,2006)

b. Cara Kerja

1) Mencegah Ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi


sperma.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba (Haryani,2010)

c. Efektifitas

Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan (Saifuddin,2006)

d. Keuntungan

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang


3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

5) Sedikit efek samping

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Haryani,2010).

e. Keterbatasan

1) Sering ditemukan gangguan haid

2) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering, berat badan yang
bertambah 1-5 kg dalam tahun pertama (Rahmawati,2014). Rata-rata kenaikan
berat badan menggunakan kontrasepsi suntik DMPA adalah 1-5 kg dalam
tahun pertama. Rata-rata tiap tahun naik antara 2,3- 2,9 kg (Hartanto,2010).

3) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,


hepatitis B virus, dan infeksi virus HIV

4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

5) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang,


kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas, dan jerawat (Haryani,2010).

f. Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

1) Usia reproduksi
2) Nulipara dan yang telah memiliki anak

3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

5) Setelah abortus atau keguguran

6) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi

7) Perokok

8) Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah
atau anemia bulan sabit

9) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau

obat tuberkulosis (rifampisin )

10) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

11) Anemia defisiensi besi

12) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil
kontrasepsi kombinasi (Haryani,2010).

g. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi(Haryani,2010).


h. Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin

1) Waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi tambahan, bila


diberikan setelah hari ke 7 siklus haid tidak boleh melakukan hubungan
seksual / menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.

2) Setiap saat waktu tidak haid dan dipastikan tidak hamil, tidak boleh
melakukan hubungan seksual dan menggunakan kontrasepsi lain selama 7
hari.

3) Ibu sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan


menggunakannya dengan benar dan ibu dipastikan tidak hamil lalu ingin
menggantinya dengan kontrasepsi suntikan dapat segera diberikan atau
sesuai jadwal kontrsepsi

4) Bila ibu menggunakan AKDR suntikan diberikan hari 1 - 7 siklus

haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid,

asal diyakini ibu tersebut tidak hamil (Saifuddin, 2006).

i. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan

1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intramuskuler dalam di daerah pantat

2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang

dibasahi oleh etil/ isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering

sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik


3) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung- gelembung udara.
Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan

4) Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dengan menghangatkannya(Haryani,2010).


BAB III

TIJAUAN KASUS

No/ kode ketrampilan : No. Dokumen :

Tempat praktik : Puskesmas Tangen

No. Reg : 000255

Tanggal, jam : 10 Februari 2021/ jam : 10.00 WIB

Oleh : Ridha Maghfirotunnisa

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB

NY. N USIA 26 TAHUN P2A0 DENGAN SUNTIK KB 3 BULAN

DI PUSKESMAS TANGEN

I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas

Namaibu : Ny. T Pendidikan : SLTA


Umur : 26tahun Pekerjaan : IRT
Agama : Islam Alamat : Kerjan
Suku/ Bangsa : Jawa/indosesia
Namasuami : Tn. T
Umur : 29 Tahun
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Kerjan
B. Anamnesis
1. AlasanKunjungan
Ibu ingin memakai kb suntik 3 bulan
2. Riwayatmenstruasi
a. Menarche : 13tahun
b. Banyaknya : 3-4 kali gantipembalut/hari
c. Lamanya :7 hari
d. Warna : merahtua
e. Disminorhea : kadang-kadang
3. Status perkawinan
a. Kawin/ tidakkawin : kawin
b. Usiakawin : 20tahun
c. Lama perkawinan : 6tahun
d. Perkawinan : pertama

4. Riwayat KeluargaBerencana (KB)


Macam peserta KB : Baru
Jenis KB yang pernah dipakai : suntik Tryclofem, berhenti karna
ingin memiliki anak kedua
Keluhan : tidak ada

5. Data kesehatan
a. Data kesehatan sekarang
1) Ibu mengatakan, ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit menurun (diabetes, buta warna, dll)
2) Ibu mengatakan,ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit sistemik (jantung, ginjal,dll) , ataupun menular (AIDS,
dll).
b. Data kesehatan keluarga
1) Ibu mengatakan, keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit menurun (diabetes, buta warna,dll)
2) Ibu mengatakan, keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit sistemik (jantung,ginjaldll), ataupun menular (AIDS,dll).
c. Data kesehatan yang lalu
1) Ibu mengatakan, ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit menurun (diabetes, buta warna, dll)
2) Ibu mengatakan,ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit sistemik (jantung, ginjal,dll) , ataupun menular (AIDS,
dll).
3) Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan, ibu tidak pernah operasi.
e. Riwayat cacat atau kembar
Ibu mengatakan, ibu ataupun keluarga tidak ada riwayat cacat dan
kembar.
C. Data kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
a. Frekuensi
Ibu mengatakan makan sehari 3x sehari
b. Porsi
Ibu mengatakan selama porsi makan 1 piring
c. Jenis
Ibu mengatakan sebelum hamil makan nasi, sayur, lauk
(tempe,ikan)
d. Keluhan makan
Ibu mengatakan tidak ada keluhan makan
e. Pantangan makan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan
f. Sumpelemen makan
Ibu mengatakan tidak mengonsumsi suplemen makanan apapun
g. Merokok
Ibu mengatakan tidak merokok
h. Alcohol
Ibu mengatakan tidak mengonsumsi alcohol
i. Minum dalam 1 hari
Ibu mengatakan minum ±8 gelas/hari
2. Eliminasi
a. Frekuensi BAK
Ibu mengatakan BAK 6-7 kali per hari
b. Frekuensi BAB
Ibu mengatakan BAB setiap pagi hari
3. Polatidur
Ibu mengatakan tidur malam ±6 jam
4. Polaseksual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat hubungan seksual
5. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 3 kali per minggu dan ganti pakaian dalam setiap kali
habis mandi.

II. DATA OBJEKTIF


Tanggal : 10 Februari 2021 Jam : 10.10 WIB
A. Pemeriksaanumum
1. Keadaanumum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Keadaan emosional: stabil
4. Tinggi badan : 150 cm
5. Berat badan : 50 kg
6. Vital sign :
a. Suhu badan : 36,8ºC
b. Tekanan darah: 112/73 mmHg
c. Nadi : 80x/ menit
d. Pernafasan : 21x/ menit
B. Pemeriksaan fisik
1. Rambut : bersih, hitam, ada ketombe
2. Muka : tidak ada oedema, tidak ada kloasma gravidarum
3. Mata : simetris, sclera putih, konnjungtiva merah muda
4. Hidung : simetris, bersih
5. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
6. Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih, bibir merah muda dan
tidak kering
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe
8. Dada : simetris, tidak ada suara bising paru
9. Mammae : tidak ada benjolan, tidak ada tarikan
10. Perut/ abdomen
Tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak ada luka bekas operasi
11. Genitalia/ vulva : tidak dilakukan pemeriksaan
12. Ekstremitas
a. Ekstremitasatas : simetris, tidakada oedema, tidak ada
kelainan, tidak ada varises, warna kuku merah muda
b. Ekstremitas bawah : simetris, tidakada oedema, tidak ada
kelainan, tidak ada varises, warna kuku merah muda,
c. Perkusi( reflek patella): kanan (+)/ kiri(+)

III. ANALISIS DATA


Tanggal : 10 Februari 2021 Jam : 10.15 WIB
A. Diagnose kebidanan
Ny. T usia 26 tahun dengan akseptor kb suntik 3 bulan (DMPA)
B. Masalah
Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa keadaan ibu normal, meliputi pemeriksaan
TTV:
1) Tekanan darah : 112/73 mmHg
2) Suhu badan : 36,8ºC
3) Nadi : 80x/ menit
4) Pernafasan : 21x/ menit
Evaluasi: ibu sudah tahu hasil pemeriksaan dan merasa senang
2. Menjelaskan pada ibu tentang tujuan, indikasi, kontra indikasi, dan efek
samping KB suntik 3 bulan
Evaluasi: ibu sudah mengetahui tujuan, indikasi, kontra indikasi, dan efek
samping KB suntik 3 bulan
3. Melakukan informed concent kepada ibu
Evaluasi: sudah dilakukan informed concent dengan pasien
4. Petugas memakai APD level 2 dan menyiapkan injeksi depoprogesteron
Evaluasi : petugas sudah memakai APD level 2 dan meyiapkan injeksi
depoprogesteron
5. Melakukan injeksi depoprogesteron pada paha pasien secara intra
muskular di 1/3 luar antara SIAS dan os cogsigeus
Evaluasi : sudah dilakukan penyuntikan depoprogesteron pada pasien
secara intra muskular di 1/3 luar antara SIAS dan os cogsigeus
6. Memberikan kartu KB kepada ibu
Evaluasi : ibu sudah mendapatkan kartu KB
7. Memberitahukan ibu melakukan kunjungan ulang pada tanggal 03 mei
2021.
Evaluasi : ibu bersedia datang kunjungan ulang pada tanggal 03 mei 2021
8. Melakukan dokumentasi di kartu KB, rekam medis kartu ibu, dan buku
register.
Evaluasi: telah dilakukan dokumentasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mencoba menyajikan pembahasan dengan
membandingkan antara praktek dengan teori manajemen asuhan kebidanan
akseptor kb diterapkan pada Ny. T usia 26 tahun dengan akseptor kb suntik 3
bulan.
Pembahasan yang dibuat untuk mempermudah pembaca, penulis
mengelompokkan sesuai dengan langkah – langkah SOAP yang meliputi :data
subyektif dan obyektif, analisis (diagnosa dan masalah), dan penatalaksanaan
1. Data subjektif

Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada Ny T diperoleh keadaan pasien


baik dan pasien mengatakan ingin menggunakan kb suntik 3 bulan kembali
karena sebelumnya sudah pernah menggunakan kb suntik 3 bulan tapi tidak
ada keluhan dan berhenti kb karena ingin memiliki anak lagi.

2. Data objektif
TTV
1) Tekanan darah: 112/73 mmHg
2) Suhu badan : 36,8ºC
3) Nadi : 80x/ menit
4) Pernafasan : 21x/ menit

3. Analisis Data

Tanggal : 10 Febuari 2021


Jam : 10.00
C. Diagnosa kebidanan
Ny.T umur 26 tahun P2A0 dengan akseptor kb suntik 3 bulan
D. Masalah
Tidak ada
4. Penatalaksaan

1. Memberitahukan kepada ibu bahwa keadaan ibu normal, meliputi


pemeriksaan TTV:
1) Tekanan darah : 112/73 mmHg
2) Suhu badan : 36,8ºC
3) Nadi : 80x/ menit
4) Pernafasan : 21x/ menit
Evaluasi: ibu sudah tahu hasil pemeriksaan dan merasa senang
2. Menjelaskan pada ibu tentang cara kerja, keuntungan, kerugian suntik kb 3
bulan
Evaluasi: ibu sudah mengetahui efek samping suntik kb 3 bulan
1) Cara kerja
Mencegah ovulasi dan lendir serviks menjadi kentalda sedikit
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat
endometrium tipis dan atrofi sehingga kurang baik untuk implantasi
ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan transfer ovum
oleh tuba fallopi (pinem, 2014).
2) Keuntungan
DPMA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan pertahun asal peyuntikan dilakukan dengan benar
(pinem,2014). Efektifikas kb suntik adalah antara 99% dan 100%
dalam mencegah kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah bentuk
kontrasepsi yang efektif karena angka kegagalan pada penggunanya
kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu mengingat untuk meminum pil
(everett,2018)
3) Kerugian
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak atau amenore,
ketelambatan kembali subur, berat badan meningkat, menimbulkan
sakit kepala, jerawat, jangka panjang dapat menyebabkan kanker
payudara (everett,2008)

3. Melakukan informed concent sebelum melakukan tindakan suntik kb 3 bulan


Evaluasi: sudah dilakukan informed concent dengan pasien
Tindakan asuhan kebidanan berdasarkan dengan perencanaan asuhan
kebidanan yang telah dibuat dilaksanakan seluruhnya dengan baik di
puskesmas tangen. Sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
karena adanya kerja sama dan penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga
serta dukungan, bimbingan dan arahan pembimbing dari lahan praktek.
4. Melakukan injeksi depoprogesteron pada pasien secara intra muskular di 1/3
luar antara sias dan os cogsigeus
Evaluasi : sudah dilakukan penyuntikan depoprogesteron pada pasien secara
intra muskular di 1/3 luar antara sias dan os cogsigeus
5. Memberitahukan ibu melakukan kunjungan ulang pada tanggal 03 mei 2021
Evaluasi : ibu bersedia datang kunjungan ulang pada tanggal 03 mei 2021

Pada langkah-langkah penatalaksaaan tidak ada kesenjangan antara teori dengan


penatalaksanaan, karena penatalaksanaan yang diberikan sudah sesuai dengan
kasus yang ada.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

` Pada tahap akhir pembuatan Laporan Kasus asuhan kebidanan akseptor kb


suntik 3 bulan pada Ny. T Umur 26 tahun di Puskesmas Tangen, penulis dapat
menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan
kebidanan akseptor kb suntik 3 bulan
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan SOAP pada ibu akseptor kb suntik 3 bulan
Dari pengkajian data Ny.T umur 26 tahun dengan akseptor kb suntik 3
bulan , didapatkan hasil yaitu keadaan umum ibu baik
Analisis data telah dilakukan dengan diagnose Ny.T umur 26 tahun P2A0
dengan akseptor kb suntik 3 bulan
Asuhan pada Ny. T telah dilakukan sesuai dengan teori, sehingga
menghasilkan asuhan kebidanan yang efektif dan memberikan hasil yang
optimal, sehingga secara garis besar tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik yang fatal.

B. Saran
1. Bagi instansi kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
sehingga meningkatkan kepuasan klien dan menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
2. Bagi instansi pendidikan
Dapat memberikan bimbingan langsung secara intensif dan berkala
kepada mahasiswa dilapangan sesuai dengan kasus yang ditemui.
3. Bagi mahasiswa
Dapat mengaplikasikan dan melakukan asuhan kebidanan kepada ibu
akseptor kb suntik 3 bulan secara mandiri sesuai dengan teori yang
didapatkan selama perkuliahan berlangsung untuk menerapkan asuhan
kebidanan pada ibuhamil yangterstruktur dan komprehensif.
Daftar Pustaka

Pinem,S. (2014). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Indo


Media.
Everett, & Suzanne. (2008). Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual.
Reproduktif

Anda mungkin juga menyukai