Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Universitas Sumatera Utara

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 70

0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HUBUNGAN PENGGUNAAN PIRANTI ORTODONTI
CEKAT DENGAN TIMBULNYA
LINEA ALBA BUKALIS PADA
MAHASISWA FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

AMELIA
NIM: 140600176

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ortodonsia
Tahun 2018

Amelia

Hubungan Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat Dengan Timbulnya Linea


Alba Bukalis Pada Mahasiswa FKG USU

x+43 halaman

Perawatan ortodonti adalah prosedur untuk mencegah, mengurangi dan


memperbaiki maloklusi seseorang. Dampak dari komponen ortodonti yang menekan
mukosa, permukaan kasar dan rusak dapat mengakibatkan perubahan pada epitel
mukosa yang menimbulkan respons adaptif berupa hiperkeratosis yang dapat
membentuk lapisan keratin menyerupai garis putih yang disebut linea alba. Tujuan
penelitian adalah mengetahui hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat terhadap
timbulnya linea alba bukalis. Penelitian dilakukan secara deskriptif analitik dengan
pendekatan cross-sectional, dilakukan dengan mengisi kuesioner dan dilanjutkan
pemerikasaan intra oral untuk melihat ada tidaknya linea alba bukalis dengan
menggunakan kaca mulut. Hasilnya didapatkan 54 orang (98,2% /n=55) yang
menggunakan dan 44 orang (80% /n=55) yang tidak menggunakan piranti ortodonti
cekat memiliki linea alba bukalis. Uji Chi-Square menyatakan hubungan signifikan
dari penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis (P=
0,004). Prevalensi linea alba bukalis terbanyak berlokasi pada rahang bawah kiri
subjek 33,6% dan bidang oklusal kanan kontrol 34,5%, serta prevalensi linea alba
bukalis terbanyak berdasarkan komponen akibat tekanan dari braket 67,3% dan tube
63,6%. Prevalensi tertinggi timbulnya linea alba bukalis berdasarkan lama
penggunaan ortodonti kurang 2 tahun sejumlah 24 orang (100%), dimana seluruhnya
memiliki linea alba bukalis, tetapi data tidak terdistribusi normal. Uji Kruskal-Wallis
menyatakan hubungan tidak signifikan dari lama penggunaan piranti ortodonti cekat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dengan timbulnya linea alba bukalis (P= 0,524). Kesimpulan, terdapat
hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis
pada mahasiswa FKG USU. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan
piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis dengan cara pemeriksaan
yang lebih spesifik.
Daftar rujukan: 69 (1988-2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada tanggal 07 Juni 2018

TIM PENGUJI
KETUA : Erliera, drg., Sp. Ort (K).
ANGGOTA : Nurdiana, drg., Sp. PM
Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort (K).
Nurhayati Harahap, drg., Sp. Ort (K).

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat dengan Timbulnya Linea Alba Bukalis Pada
Mahasiswa FKG USU” sebagai satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, saran dan
bantuan dari berbagai pihak terutama kepada orang tua, R. Sihotang, D. Sitorus, serta
Kakak Yessy, Uli, dan Adik Bagas. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan
penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., Sp. RKG (K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara.
2. Erna Sulistyawati, drg., Sp. Ort (K) sebagai Ketua Departemen Ortodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Erliera, drg., Sp. Ort (K) sebagai pembimbing dari Departemen Ortodonsia
yang telah meluangkan banyak tenaga, waktu dan pikiran untuk membimbing
serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan sangat baik.
4. Nurdiana, drg., Sp. PM sebagai pembimbing dari Departemen Penyakit Mulut
yang telah meluangkan banyak tenaga, waktu dan pikiran untuk membimbing
serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan sangat baik.
5. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D., Sp. Ort (K) sebagai penguji yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penulis.
6. Nurhayati Harahap, drg., Sp. Ort (K) sebagai penguji yang telah memberikan
saran dan masukan untuk penulis.
7. Aida Fadhillah Darwis, drg., MDSc sebagai penasehat akademik atas motivasi
dan bantuan selama masa pendidikan di FKG USU.

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Departemen Ortodonsia Universitas
Sumatera Utara atas bantuan dan motivasinya.
9. Seluruh mahasiswa FKG baik yang masih kuliah dan koas yang telah bersedia
serta meluangkan waktu menjadi subjek penelitian.
10. Kedua-belasan, yaitu: Lidya, Ester, Dicky, Mahranissa, Dinda, Sarah TP,
Ocha, Shinta, Evelin, Amelia K, Nurul.
11. Teman-teman seperbimbingan Bintang Sedarlina, Veranyca Chiuman dan
Wihda Munawarah.
12. Teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Ortodonsia FKG USU,
yaitu: Istaria Iskandar, dkk.
13. Semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam
penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis menerima dengan terbuka berbagai kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi
sumbangan buah pikir yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu kedokteran
gigi dan masyarakat.

Medan, 07 Juni 2018


Penulis,

(Amelia)
NIM: 140600176

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPIS ........................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan penelitian .................................................................................... 3
1.4 Hipotesis ................................................................................................. 3
1.5 Manfaat penelitian................................................................................... 4
1.5.1 Manfaat teoritis ....................................................................................... 4
1.5.2 Manfaat praktis ....................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5


2.1 Maloklusi ................................................................................................ 5
2.2 Piranti ortodonti ...................................................................................... 6
2.3 Komponen ortodonti lepasan .................................................................. 7
2.4 Komponen ortodonti cekat ...................................................................... 8
2.4.1 Komponen aktif ortodonti cekat ............................................................. 8
2.4.2 Komponen pasif ortodonti cekat ............................................................. 10
2.5 Dampak penggunaan piranti ortodonti cekat .......................................... 12
2.6 Kerangka teori ......................................................................................... 15
2.7 Kerangka Konsep .................................................................................... 16

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 17
3.1 Jenis penelitian ........................................................................................ 17
3.2 Tempat dan waktu penelitian .................................................................. 17
3.3 Populasi dan sampel ................................................................................ 17
3.3.1 Populasi ................................................................................................... 17
3.3.2 Cara sampling ......................................................................................... 17
3.3.3 Besar sampel ........................................................................................... 18
3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi .................................................................... 19
3.4.1 Kriteria Inklusi ........................................................................................ 19
3.4.2 Kriteria Ekslusi ....................................................................................... 19
3.5 Variabel penelitian .................................................................................. 20
3.5.1 Variabel bebas ......................................................................................... 20
3.5.2 Variabel tergantung ................................................................................. 20
3.5.3 Variabel terkendali .................................................................................. 20
3.5.4 Variabel tidak terkendali ......................................................................... 20
3.6 Definisi operasional ................................................................................ 20
3.7 Sarana penelitian ..................................................................................... 22
3.7.1 Alat .................................................................................................... 22
3.7.2 Bahan .................................................................................................... 23
3.8 Prosedur penelitian ................................................................................. 24
3.8.1 Cara pengumpulan data........................................................................... 24
3.8.2 Prosedur kerja ......................................................................................... 24
3.8.3 Skema alur penelitian .............................................................................. 27
3.9 Pengumpulan data dan analisa data ........................................................ 28
3.10 Etika penelitian ....................................................................................... 28

BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................ 29

BAB 5 PEMBAHASAN ................................................................................. 33

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 36


6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 36
6.2 Saran .................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

Lampiran

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU


berdasarkan jenis kelamin (n=55 orang) ........................................... 29

Tabel 2. Prevalensi linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU pada
kelompok kontrol dan subjek penelitian (n=110 orang) ................... 30

Tabel 3. Hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya


linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU (n=110 orang) ......... 30

Tabel 4. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU yang
menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti
berdasarkan lokasi yang setentang dengan mukosa bukal (n=110) .. 31

Tabel 5. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU yang
menggunakan piranti ortodonti cekat berdasarkan komponen
Braket dan Tube/Band yang setentang dan berkontak dengan
mukosa bukal (n=55) ........................................................................ 31

Tabel 6. Prevalensi timbulnya linea alba bukalis berdasarkan lama


penggunaan piranti ortodonti cekat pada mahasiswa FKG USU
(n=55 orang)...................................................................................... 32

Tabel 7. Hubungan timbulnya linea alba bukalis terhadap lama penggunaan


piranti ortodonti cekat pada mahasiswa FKG USU .......................... 32

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. A. Piranti ortodonti lepasan untuk rahang atas, B. Adam’s clasp


dan C. Piranti ortodonti lepasan untuk rahang bawah.............. .......... 8

2. Komponen-komponen piranti ortodonti cekat, diantaranya: A dan


B adalah ligature wire yang mendukung arch wire, C adalah
elastic ring separator, D adalah metal braket, E adalah ceramic
braket, F adalah open coil springs dan G adalah pengaplikasian
piranti ortodonti cekat di rongga mulut............................................... 11

3. A. Trauma pada mukosa pipi akibat archwire yang terlalu panjang,


B. Lesi hiperkeratosis yang berhubungan dengan piranti ortodonti
cekat, C. Panah a. Leukoedema;b. Linea alba;c. Traumatik ulser,
serta D. Morsicatio Buccarum ............................................................ 14

4. A. Masker; B. Sarung tangan; C. Tiga serangkai; D. Nirbaken; E.


Kapas dan tisu; F. Alas kerja; G. Serbet; H. Larutan antiseptik; I.
Cheek Retraktor; J. Kamera Canon Eos 60d; K. Informed consent;
L. Lembar keusioner; M. Lembar penjelasan untuk subjek; N. Alat
Tulis; O. Lampu senter. ...................................................................... 23

5. Mukosa bukal kelompok kontrol. A. Terdapat linea alba bukalis;


B. Tidak terdapat linea alba bukalis .................................................... 25

6. Mukosa bukal kelompok subjek. A. Terdapat linea alba bukalis; B.


Tidak terdapat linea alba bukalis ........................................................ 26

7. (A). Linea alba bukalis berdasarkan lokasi: 1. Rahang atas; 2.


Bidang oklusal; 3. Rahang bawah. (B) Linea alba bukalis yang
berkontak_dengan_komponen_ortodonti_cekat:1.Braket;2.Tube/Ba
nd......................................................................................................... 26

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Kuesioner hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya
linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU.
2. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian.
3. Lembar persetujuan setelah penjelasan (Informed Consent).
4. Rincian biaya penelitian
5. Analisi statistik
6. Curriculum Vitae (CV)
7. Ethical Clearance
8. Data hasil pemeriksaan Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ortodonti adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang memperbaiki keselarasan
gigi-geligi.1 Keadaan gigi-geligi yang tidak beraturan dan hubungan oklusi yang
berada di luar rentang ideal disebut dengan Maloklusi. 2 Prevalensi maloklusi pada
usia 7-13 tahun paling tinggi terjadi pada maloklusi Angle Klas I (48,5%), Klas II
divisi 1 (26,7%), Klas II divisi 2 (9,5%) dan diikuti maloklusi Klas III (4,5%).3
Perawatan maloklusi dapat diperoleh melalui perawatan ortodonti. 1
Perawatan ortodonti adalah suatu prosedur untuk mencegah, mengurangi dan
memperbaiki keadaan maloklusi yang terjadi pada seseorang.4 Tujuan dan manfaat
dari perawatan ortodonti adalah meningkatkan fungsi dan estetis pada daerah
orofasial1 serta meningkatkan kepercayaan diri.5 Dampak negatif perawatan ortodonti
terhadap status kesehatan jaringan keras, yaitu karies gigi, resorpsi akar dan
kehilangan tulang alveolar, serta jaringan lunak, yaitu lesi periodontal, alergi nikel
dan lesi reaktif di rongga mulut.6,7,8
Berdasarkan hasil penelitian Baricevic, menyatakan lesi pada jaringan lunak
yang paling sering dijumpai pada saat menggunakan piranti ortodonti cekat adalah
lesi erosi (7%), ulserasi (7%), contusions (7%) dan lesi desquamatif (5%). Lokasi lesi
yang umum terjadi akibat dari penggunaan piranti ortodonti cekat adalah mukosa
bukal, vestibular dan bibir bawah.8
Risiko timbulnya lesi pada jaringan lunak di rongga mulut tejadi dalam 2-3
minggu pertama setelah pemasangan piranti ortodonti cekat. 9 Hasil penelitian Mei
dkk., menganalisa efek iritasi mekanis dari penggunaan piranti ortodonti cekat
terhadap nucleus area (NA) dan cytoplsm area (CA) yang terdapat di sel epitel
mukosa yang hasilnya, kadar NA menurun dan CA meningkat setelah 30 hari
pemasangan ortodonti cekat.10,11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

Penempatan piranti ortodonti cekat yang menekan mukosa, permukaan kasar


dan rusak dapat menyebabkan gesekan antara mukosa oral, bracket dan archwire
yang mengakibatkan perubahan pada epitel. 6,9 Perubahan pada epitel dimulai dari lesi
ringan sampai lesi dengan ukuran besar yang menyebabkan rasa tidak nyaman. 9 Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian Kvam dkk., menyatakan terdapat 22 orang
(27,8%) dari 79 orang pengguna piranti ortodonti cekat yang mengalami iritasi pada
mukosa oralnya.12 Trauma mekanis yang terus terjadi antara komponen ortodonti
cekat dan mukosa di rongga mulut dapat menyebabkan perubahan keratotik. Hasil
penelitian Ahmed dkk., terdapat 3 dari 30 orang yang menggunakan piranti ortodonti
cekat (10%) mengalami lesi hiperkeratotik di mukosa bukal. 6 Hasil penelitian
Silvernam dkk., terhadap braket di gigi insisivus rahang bawah yang berkontak dan
mengiritasi sel mukosa menunjukkan dominasi sel-sel di lapisan superfisial.13
Iritasi oleh braket dan bands dapat menimbulkan lesi putih,14 dimana interaksi
epitel mukosa dengan komponen ortodonti cekat menimbulkan respons adaptif
berupa reaksi hiperkeratosis yang dapat berkembang menjadi suatu lapisan keratin
berbentuk garis putih yang dikenal dengan linea alba. 10
Linea alba adalah temuan klinis yang dikaitkan dengan trauma mekanis
karena tekanan dan gesekan pada mukosa di rongga mulut. 15 Hasil penelitian
Mizutami, dkk., menyatakan prevalensi linea alba sebesar 46% akibat gigi-geligi
berjejal.16 Hasil penelitian Martinez Diaz, dkk., menyatakan prevalensi linea alba
sebesar 10,7%. Penelitian Ali, dkk., menunjukan prevalensi linea alba di mukosa
bukal sebesar 11,4%.17
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan dari piranti ortodonti cekat dapat
memberikan pengaruh pada mukosa di rongga mulut. Penelitian mengenai pengaruh
dari penggunaan piranti ortodonti cekat terhadap mukosa di rongga mulut masih
sedikit, khususnya di kota Medan. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian
mengenai hubungan dari penggunaan ortodonti cekat terhadap timbulnya lesi
hiperkeratosis (linea alba) bukalis dengan sampel mahasiswa FKG USU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian diatas, diperoleh rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimana prevalensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU yang
menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti cekat?
2. Bagaimana prevalensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU yang
menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti cekat berdasarkan jenis
kelamin?
3. Bagaimana prevalensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU
berdasarkan komponen piranti ortodonti cekat pada regio gigi posterior?
4. Apakah terdapat hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan
timbulnya Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU?

1.3 Tujuan penelitian


1. Untuk mengetahui prevelensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG
USU yang menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti cekat.
2. Untuk mengetahui prevalensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG
USU yang menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti cekat berdasarkan
jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui prevalensi Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG
USU yang berdasarkan komponen piranti ortodonti cekat pada regio gigi posterior.
4. Untuk mengetahui hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan
timbulnya Linea Alba Bukalis pada mahasiswa FKG USU.

1.4 Hipotesis
Terdapat hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya
linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat teoritis


1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi atau sumbangan
untuk penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan penerapannya, khususnya di bidang Ortodonti dan Ilmu Penyakit
Mulut.

1.5.2. Manfaat praktis


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi
informasi yang benar tentang hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan
timbulnya linea alba bukalis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Maloklusi
Maloklusi adalah manifestasi variasi morfologi yang terkait dengan
perkembangan gigi geligi yang tidak teratur dan hubungan lengkung gigi yang
terletak di luar rentang ideal.18,19 Penyebab utama maloklusi terjadi selama proses
perkembangan dimana faktor genetik dan lingkungan turut berkontribusi dalam
proses perkembangan maloklusi skeletal dan dental. 20 Akibat dari keadaan maloklusi
dapat menyebabkan disfungsi oral, peningkatan terjadinya trauma, penyakit
periodontal dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup
individu.21 Maloklusi yang parah dapat menyebabkan menurunnya rasa percaya diri
seseorang dalam hubungan sosial karena keadaan gigi geligi dan morfologi wajah
yang kurang baik.22
Maloklusi dapat dirawat dengan perawatan ortodonti. 23 Tujuan perawatan
ortodonti dalam mengatasi keadaan maloklusi adalah untuk memperbaiki masalah
fungsional dan estetis pada daerah dentofasial yang melibatkan tiga sistem jaringan
utama yang terfokus kepada perkembangan dentofasial, yaitu pertumbuhan gigi-
geligi, kraniofasial skeletal, serta otot-otot wajah dan rahang.1,22 Alasan utama dapat
dilakukannya perawatan ortodonti adalah untuk memperbaiki fungsi gigi geligi,
memperbaiki kesehatan rongga mulut dan estetis.24 Perawatan ortodonti dapat
meningkatkan kualitas hidup dan harga diri, sehingga memberikan manfaat
psikososial penting dari aspek gigi geligi dan estetika wajah. 20 Pembuatan rencana
perawatan ortodonti penting dilakukan untuk mendapatkan evaluasi terhadap derajat
keparahan maloklusi untuk memperoleh perawatan ortodonti yang maksimal. 23
Tindakan perawatan ortodonti interseptif dilakukan khususnya pada masa
periode gigi desidui dan awal masa gigi bercampur dengan tujuan untuk mencegah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

berkembangnya keadaan maloklusi dari gigi geligi, seperti mencegah kebiasaan


buruk yang mempengaruhi gigi geligi dan mencegah gigi berpindah saat terjadi
kehilangan gigi secara prematur.25

2.2 Piranti ortodonti


Piranti ortodonti menghasilkan suatu tekanan yang dapat menggerakan gigi
geligi, ditandai dengan terjadinya perubahan gigi geligi dan jaringan periodontal.
Pergerakan gigi geligi dalam perawatan ortodonti didefinisikan sebagai suatu respon
biologis terhadap keseimbangan fisiologis yang kompleks pada daerah dentofasial
yang diakibatkan oleh tekanan dari piranti ortodonti. 26 Sumber kekuatan yang
diperoleh pada piranti ortodonti berasal dari piranti fungsional dan mekanis. 27
Piranti fungsional merupakan suatu alat lepasan yang digunakan untuk
memperbaiki keadaan maloklusi skeletal.28 Piranti mekanik adalah alat yang dapat
memindahkan posisi gigi geligi, dimana tekanan yang dihasilkan dapat dikategorikan
menjadi komponen fisik dasar, yaitu tekanan dan momen, dimana tekanan yang
berdiri sendiri biasanya digunakan untuk menggerakan gigi geligi dan sering kali
menghasilkan momen yang menyebabkan gigi geligi dapat berputar, torsi, dan
tipping.29
Terdapat empat jenis piranti ortodonti utama yang dapat digunakan dalam
perawatan ortodonti, yaitu piranti ortodonti lepasan, cekat, fungsional dan ekstra
oral.30 Piranti ortodonti lepasan umunya digunakan untuk menggerakan gigi geligi
dengan gaya yang sederhana, yaitu gerakan tipping dimana ketika diberikan tekanan
maka mahkota gigi akan bergerak ke arah yang diinginkan tetapi akar gigi akan
bergerak ke arah yang berlawanan.29 Keuntungan dari penggunaan piranti ortodonti
lepasan adalah terjangkau secara finansial, tidak mengganggu penampilan dan dapat
menjaga kebersihan rongga mulut. Kerugian dari penggunaan piranti ortodonti
lepasan, yaitu membutuhkan waktu perawatan yang lama dan keberhasilan
perawatan sangat bergantung kepada kooperatif pasien. 31 Piranti fungsional yang
hampir menyerupai piranti ortodonti lepasan hanya dapat memposisikan gigi geligi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

dengan gerakan tipping pada daerah dentoalveolar serta mempengaruhi


perkembangan mandibula atau maksila pada daerah dentoskeletal. 28
Piranti ortodonti cekat yang dilekatkan pada mahkota gigi mengakibatkan
terjadinya perbaikan pada posisi gigi secara bodily, rotasi dan keselarasan gigi geligi
yang ektopik sehingga beberapa gerakan gigi secara simultan dapat tercapai. 30
Keuntungan dari penggunaan ortodonti cekat adalah jangka waktu perawatan yang
lebih singkat dibandingkan dengan perawatan ortodonti lepasan, tidak mengganggu
penampilan dan tidak membutuhkan kooperatif pasien. Kerugian penggunaan
ortodonti cekat adalah sulit untuk menjaga kebersihan rongga mulut.32

2.3 Komponen ortodonti lepasan


Desain dari piranti ortodonti lepasan memiliki peran penting dalam
kesuksesan suatu perawatan, seperti lokasi dan jenis clasp yang mempengaruhi
retensi, serta lokasi dari finger spring yang berfungsi sebagai rentang maksimum dari
suatu aktivasi.32 Retensi yang baik dan memadai dari piranti ortodonti lepasan dapat
tercapai dengan manggambungkan komponen kawat tertentu, disebut dengan clasp.
Fungsi dari komponen retensi adalah untuk menjaga dan mempertahankan posisi
piranti ortodonti lepasan agar tidak berpindah di dalam rongga mulut. Ciri-ciri dari
clasp yang ideal, yaitu merupakan komponen pasif, retensi yang adekuat, dapat
mendukung gigi geligi yang telah dan belum erupsi sempurna, mudah dibuat, tidak
mengiritasi jaringan mukosa di rongga mulut dan tidak mengganggu saat oklusi
normal.33 Kompenen aktif dari piranti ortodonti lepasan merupakan aktivator yang
dapat menghasilkan suatu tekanan ringan dan terkontrol secara terus-menerus yang
disalurkan kepada gigi, sehingga gigi dapat berpindah. 34 Base plate merupakan
komponen dari piranti ortodonti lepasan yang terbuat dari pelat dasar akrilik yang
berfungsi untuk menggabungkan komponen aktif dan retentif menjadi satu unit yang
fungsional.35

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

A B C

Gambar 1. A. Piranti ortodonti lepasan untuk rahang atas,32 B. Adam’s clasp,33 dan
C. Piranti ortodonti lepasan untuk rahang bawah.32

2.4 Komponen ortodonti cekat


Komponen ortodonti cekat yang dilekatkan pada mahkota gigi dapat
menyebabkan terjadinya pergerakan secara biomekanik yang kompleks, dimana
sangat bergantung pada kemampuan tulang alveolar dan ligamen periodontal dalam
melakukan remodeling terhadap stimulus yang diberikan sehingga mengakibatkan
gigi dapat berpindah.36 Komponen dari piranti ortodonti cekat mempengaruhi
besarnya tegangan dari ligamen periodontal dipengaruhi oleh komponen piranti
ortodonti cekat, seperti wire, braket dan bahan adesif.37
Komponen edgewise dapat digambarkan sebagai teknik full banded dengan
komponen auxillary dan braket edgewise yang diterapkan secara individual pada gigi
geligi. Prinsip perlekatan dari komponen edgewise adalah perlekatan braket dan
bukal tube pada gigi molar paling distal.38

2.4.1 Komponen aktif ortodonti cekat


 Arch wire
Perkembangan teknologi di bidang ortodonti dan teknik manufaktur kawat telah
mengarahkan untuk membuat jenis-jenis aloy untuk kawat yang berkualitas dan lebih
efektif secara biologis terhadap gigi geligi dan jaringan pendukungnya. 39 Pemilihan
dan penggunaan arch wire harus berlandaskan dari sifat mekanik dan aplikasi klinis
yang relevan. Salah satu jenis archwire adalah kawat stainless steel atau aloy 18-8
merupakan jenis kawat yang paling populer dan sering digunakan dalam bidang
ortodonti karena tahan terhadap proses korosi dan kawat dapat disolder.40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Karakteristik ideal dari archwire adalah estetis, bio-hostability, tough, spring


back, stiffness, formability & resilience, biocompability, joinability, range dan
friction.40
 Elastik dan Elastomer
Elastik dan elastomer rutin digunakan sebagai komponen aktif piranti ortodonti
cekat, dimana tekanan yang dihasilkan bergantung dari sisi dimana komponen
diaplikasikan. Berdasarkan kegunaannya, elastik dan elastomer diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu elastik intra oral memiliki peran utama dalam perawatan ortodonti
cekat terdapat tiga dasar pengaplikasian elastik intra oral, pertama keselarasan gigi
geligi rahang atas dan bawah dengan tujuan untuk mendapatkan oklusi yang tepat,
kedua adalah koreksi crossbite dan midline dan yang ketiga untuk membantu
mendapatkan oklusi yang tepat pada akhir perawatan. 41
 Spring
Spring merupakan komponen aktif dari piranti ortodonti cekat yang digunakan
untuk menggerakkan gigi-geligi, dimana jenis-jenis spring yang sering digunakan
adalah open coil spring digunakan untuk membuka atau menambah jarak yang ada
antara dua gigi dan closed coil spring digunakan untuk menutup jarak yang ada
antara dua gigi.42,43
 Separators
Separator ortodontik adalah alat yang digunakan untuk memaksa atau
mengganjal diantara gigi geligi dengan tujuan gigi geligi tidak saling berkontak di
proksimal. Tipe- tipe separator, diantaranya brass separator, elastik ring separator,
spring-clip separator, C separation maintaner, dumbell separators, niti springs
separators, kansal separator. Elastomer separator adalah tipe separator yang paling
sering digunakan untuk merenggangkan kontak antar gigi geligi, dimana separator
diregangkan terlebih dahulu lalu diletakkan pada daerah titik kontak gigi geligi. 44

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.4.2 Komponen pasif ortodonti cekat


 Bands
Komponen attachement yang akan dipasangkan pada gigi molar biasanya akan
disolder pada bands yang nantinya akan disemenkan pada gigi molar, dimana retensi
dari ortodonti bands ke permukaan gigi penting untuk memastikan keberhasilan dari
perawatan ortodonti. Stainless steel bands dipillih dan diperiksa supaya sesuai
dengan masing-masing ukuran gigi molar.45
 Braket
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih suatu braket adalah ukuran slot
braket untuk tempat archwire dan lebar braket.46 Ukuran dari arcwire adalah kunci
utama untuk mendapatkan pergerakan inklinasi/torque dan bukan dari lebar braket.
Kunci utama untuk pergerakan angulasi/tip bergantung kepada braket yang cukup
lebar, dan braket yang cukup lebar juga dibutuhkan untuk menutup ruang setelah gigi
digeser.(cit: Proffit and Fields)46 Pengembangan komponen braket cukup
berkembang pesat dalam beberapa aspek, misalnya komposisi. 47
Komposisi dari braket metal adalah stainless steel, namun bahan dasar dari
stanless steel dapat menimbulkan reaksi alergi terhadap nikel, maka dari itu
berkembanglah komposisi braket dari mengandung stainless steel dan nikel menjadi
non-nikel dan low-nikel.48 Kunci utama dalam menilai dan memeriksa braket,
meliputi kekerasan dan ketahanan yang berkaitan dengan kapasitas alat dalam
mempertahankan integritas struktural permukaan terhadap beban, contohnya adalah
gesekan dari archwire dan yang terakhir adalah kekasaran, memiliki peran penting
untuk menghindari variasi gesekan dan hambatan pada saat pergerakan gigi. 47
 Ortodonti tube
Ortodonti tube yang terbuat dari stainless steel berbentuk tabung yang
memungkinkan kawat gigi melewatinya, biasanya disolder ke band tapi juga dapat
langsung terikat pada gigi.49

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

2.5 Dampak penggunaan piranti ortodonti cekat


Perawatan ortodonti memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan yang
signifikan pada jaringan keras dan lunak di rongga mulut. 6 Risiko ekstra oral yang
diakibatkan dari perawatan ortodonti, yaitu alergi yang paling sering terjadi yaitu
alergi terhadap nikel yang diakibatkan penggunaan dari headgear.5 Reaksi alergi
dapat terjadi karena terdapat kontak terhadap resleting atau kancing yang
menyebabkan terjadinya kontak stomatitis, selain itu trauma akibat dari penggunaan
headgear dapat menyebabkan cedera pada daerah setengah wajah. 5
Risiko intraoral dari penggunaan piranti ortodonti cekat yaitu, demineralisasi
enamel saat perawatan ortodonti seperti white spot dan fraktur atau trauma enamel
diakibatkan dari proses debonding braket metal pada saat melepaskan breket. Reaksi
pulpa diakibatkan proses perpindahan gigi yang berpotensi menyebabkan pulpitis
dan resorpsi akar gigi diakibatkan piranti ortodonti sering terjadi di daerah apikal
serta permukaan lateral akar yang dapat terlihat dari foto radiofgrafi. Kelainan
jaringan periodontal terjadi karena sulit dalam menjaga kebersihan rongga mulut
yang menyebabkan peradangan pada gingiva 52 dan alergi terhadap nikel yang
diakibatkan piranti ortodonti cekat yang melepaskan ion-ion nikel dan trauma pada
jaringan lunak dapat berupa ulserasi di gingiva ataupun di mukosa yang diakibatkan
trauma mekanik dari piranti ortodonti cekat.5
Trauma pada jaringan lunak adalah dampak yang paling sering terjadi pada
saat menggunakan piranti ortodonti cekat.5 Tipe trauma yang sering terjadi, yaitu:
1. Kelainan periodontal
Reaksi jaringan periodontal terhadap piranti ortodonti bergantung dari
beberapa faktor, diantaranya daya tahan host, keadaan sistemik, serta jumlah dan
komposisi dari plak dental. Perawatan ortodonti menggunakan piranti ortodonti cekat
dapat menyebabkan kenaikan dari volume plak dental. Oleh karena itu, perawatan
ortodonti dapat menyebabkan gingivitis lokal.53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

2. Trauma mekanis
Penggunaan dari piranti ortodonti cekat dapat menyebabkan trauma mekanis
pada jaringan lunak di rongga mulut. Piranti ortodonti yang kasar dan rusak dapat
menyebabkan iritasi pada mukosa dan mengakibatkan timbulnya lesi. 5 Berikut ini
adalah beberapa lesi jaringan lunak di rongga mulut yang diakibatkan dari
penggunaan piranti ortodonti:
 Traumatik Ulser
Traumatik ulser merupakan lesi yang paling sering dijumpai pada mukosa
rongga mulut akibat dari penggunaan piranti ortodonti. 6 Lokasi yang paling sering
dijumpai adalah mukosa bukal, labial, lateral lidah, dan palatum. Patofisiologi dari
traumatik ulser secara histologi yaitu terdapat membran fibrinopurulen dangen
ketebalan yang berbeda, pada membran tersebut terdapat fibrin yang bercampur
dengan neutrofil dan jaringan epitel didapati daerah hiperplastik yang menunjukan
hiperkeratosis, serta terdapat sel-sel inflamasi yang infiltrasi ke jaringan granulasi,
diantaranya limfosit, neutrofil, dan sel plasma.54
Gambaran klinis dari traumatik ulser adalah ulser yang dikelilingi oleh zona
eritema yang ditutupi jaringan fibrinopurulen berwarna kuning yang dapat dilepas.54
 Morsicatio Buccarum
Lesi putih pada mukosa yang terjadi akibat iritasi kronis karena mengisap,
mengigit dan mengunyah. Lesi umumnya ditemukan secara bilateral pada mukosa
bukal anterior di sepanjang bidang oklusi. Lesi biasanya menebal dan terdapat
jaringan parut berwarna putih yang dijumpai dengan daerah eritema dan ulserasi
karena sering dijumpai bersamaan dengan lesi traumatik di bibir atau lidah.55
Gambaran histopatologi dari lesi morsicatio buccarum menunjukkan adanya
hiperkeratosis dengan permukaan yang kasar dan terdapat lapisan keratin dan
akantosis dengan kolonisasi dari bakteri.56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

 Hyperkeratosis (Linea Alba)


Lesi putih kronis yang jinak, umumnya terlihat didaerah mukosa bukal yang
diakibatkan dari gesekan yang konstan. Linea alba merupakan temuan yang umum
dan dikaitkan dengan trauma karena tekanan, gesekan dan isapan.57 Gigi memainkan
peranan yang penting terhadap timbulnya hiperkeratosis di mukosa bukal khusunya
gigi geligi dalam keadaan maloklusi karena menimbulkan tekanan kepada mukosa
bukal.58
Gambaran klinis dari linea alba adalah papula menyerupai garis unilateral
atau bilateral di mukosa bukal yang setentang bidang oklusal dan memanjang secara
horizontal.15 Secara histologi menunjukkan gambaran yang normal dengan keadaan
hiperkeratosis yang tinggi dan dapat terjadi edema di epitel intraseluler dan
peradangan kronis yang ringan pada jaringan ikat yang mendasarinya. 54

A B

C D

Gambar 3. A. Trauma pada mukosa pipi akibat archwire yang terlalu panjang, 52 B.
Lesi hiperkeratosis yang berhubungan dengan piranti ortodonti cekat, 1 C.
Panah a. Leukoedema;b. Linea alba;c. Traumatik ulser, 54 serta D.
Morsicatio Buccarum.59

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

2.6. Kerangka teori

Maloklusi Trauma pada


jaringan lunak di
rongga mulut
Piranti Piranti
Ortondonti Ortodonti Kelainan Trauma
lepasan cekat periodontal mekanis

Attachement Arch Wire Auxiliaries Traumatik


Ulser

Tube Morsicatio
buccarum

Braket Hiperkeratosis
(Linea Alba)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

2.7. Kerangka Konsep

1.Perawatan dengan piranti


ortodonti cekat Linea Alba
2.Tanpa perawatan dengan Bukalis
piranti ortodonti cekat

Variabel tidak terkendali, yaitu:


 Bad habits (Clenching,
bruksims)
 Tipe maloklusi klas I Angle
 Terdapat karies yang tidak
ditambal pada gigi posterior

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis penelitian


Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan pendekatan cross-
sectional. Setiap mahasiswa yang menjadi subjek penelitian dengan menggunakan
piranti ortodonti cekat dan tidak menggunakan piranti ortodonti akan diobservasi
mukosa bukal terhadap linea alba bukalis yang hanya dilakukan satu kali.

3.2 Tempat dan waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Departemen Ortodonsia dan Penyakiti Mulut
RSGM FKG USU. Pemilihan tempat ini karena banyak ditemukan mahasiswa yang
sedang melakukan perawatan ortodonti di RSGM FKG USU. Waktu penelitian
adalah bulan Agustus 2017 sampai Juni 2018.

3.3 Populasi dan sampel


3.3.1 Populasi
Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran Gigi di Universitas Sumatera Utara. Populasi terjangkau karena RSGM
FKG USU berlokasi di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3.3.2 Cara sampling


Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan subyek penelitian berdasarkan pertimbangan dimana pengambilan
subyek penelitian dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

3.3.3 Besar sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/i FKG USU dengan


perhitungan besar sampel menggunakan rumus Uji hipotesis untuk proporsi populasi
tunggal, karena jenis penelitian deskriptif analitik, data kategorik (prevalensi),
rancangan cross-sectional dan populasi tunggal.

Rumus besar sampel,


n = { Zα √ + Zβ√ }2
(Pa – P0)2
Keterangan:
n = Besar sampel
P0 =.Proporsi populasi diambil berdasarkan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Ahmed dkk (2015) yaitu Oral mucosal and
periodontal changes of patients under treatment with manual invisalign and fixed
labial orthodontic appliances. Prevalensi hiperkeratosis yang terjadi akibat dari
penggunaan piranti ortodonti cekat, yaitu sebesar 10% (0,1).6
(Pa – P0) = Selisih proporsi 10% (0,1)
Pa = Proporsi terjadinya keratosis pada pengguna piranti ortodonti
cekat diharapkan sebesar 20% (0,2)
Zα = Nilai kepercayaan 95% (1,960)
Zβ = Nilai kekuatan(power) uji 90% (1,282)

n = { Zα √ + Zβ√ }2
(Pa – P0)2

n = { 1,96 √ + 1,282√ }2
(0,2 – 0,1)2
n = 110
Total besar sampel minimum yang didapati adalah 110. Kelompok kontrol
memiliki jumlah yang sama dengan kelompok sampel. Jadi, total subyek penelitian
yang dibutuhkan pada setiap kelompok sebesar 55.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

3.4 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Kriteria inklusi kelompok yang tidak menggunakan pirtanti ortodonti


cekat (kelompok kontrol):

o Mahasiswa FKG USU berusia 17-24 tahun


o Mahasiswa dengan oklusi normal Klas I Angle tanpa crossbite
posterior
o Mahasiswa yang tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol
o Mahasiswa yang tidak memiliki penyakit sistemik dan tidak
mengonsumsi obat-obatan lokal atau sistemik
o Mahasiswa yang setuju menjadi subjek penelitian
2. Kriteria Inklusi kelompok yang menggunakan piranti ortodonti cekat
(kelompok subjek penelitian):
o Mahasiswa FKG USU dengan usia 17-24 tahun
o Mahasiswa yang menggunakan piranti ortodonti cekat dengan
komponen metal braket jenis edgewise minimal 5 bulan
o Mahasiswa yang tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol
o Mahasiswa yang tidak memiliki penyakit sistemik dan tidak
mengonsumsi obat-obatan lokal atau sistemik
o Mahasiswa yang setuju menjadi subjek penelitian

3.4.2 Kriteria Ekslusi


 Mahasiswa yang mengundurkan diri untuk menjadi subjek penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

3.5 Variabel penelitian

3.5.1 Variabel bebas


 Kelompok yang menggunakan piranti ortodonti cekat
 Kelompok yang tidak menggunakan piranti ortodonti cekat

3.5.2 Variabel tergantung


 Linea alba bukalis

3.5.3 Variabel terkendali


 Lama penggunaan piranti ortodonti cekat
 Jenis kelamin

3.5.4 Variabel tidak terkendali


 Bad habits (Bruxism, Clenching)
 Tipe maloklusi klas I Angle
 Terdapat karies yang tidak ditambal pada gigi posterior

3.6 Definisi operasional


Skala
Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur
ukur
Menggunakan Terdapatnya Pemeriksaan Terdapat Kategorik
piranti komponen ortodonti Intra oral
komponen
ortodonti cekat (braket, tube, menggunakan ortodonti
cekat arch wire, dll). alat diagnostik
cekat yang
melekat pada
gigi-geligi di
rongga mulut.
Tidak Tidak menggunakan Pemeriksaan Tidak terdapat Kategorik
menggunakan komponen ortodonti Intra oral komponen
piranti cekat. menggunakan ortodonti
ortodonti alat diagnostik cekat yang
cekat melekat pada
gigi-geligi di
rongga mulut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Skala
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Linea Alba Lesi hiperkeratosis Pemeriksaan - Terdapat linea Kategorik
(Kontrol) yang diakibatkan Intra oral alba pada mukosa
karena terjadi iritan menggunakan bukal yang
mekanis yang terjadi alat setentang bidang
secara unilateral atau diagnostik oklusal yang
bilateral di mukosa memanjang secara
bukal yang horizontal.
menyerupai garis - Tidak terdapat
putih yang setentang linea alba pada
bidang oklusal dan mukosa bukal
memanjang secara yang setentang
horizontal. Lesi yang bidang oklusal
tidak dapat yang memanjang
dihilangkan dengan secara horizontal.
cara digosok.
Linea Alba Lesi hiperkeratosis Pemeriksaan - Terdapat linea Kategorik
(Subjek yang diakibatkan Intra oral alba pada mukosa
Penelitian) karena terjadi iritan menggunakan bukal yang
mekanis yang alat berkontak
diakibatkan diagnostik langsung dan
komponen-komponen setentang dengan
piranti ortodonti komponen piranti
cekat yang temukan ortodonti,
pada mukosa bukal menyerupai garis
yang berkontak putih yang
langsung dan memanjang secara
setentang dengan horizontal.
komponen piranti - Tidak terdapat
(braket, arch wire, linea alba pada
tube, band), mukosa bukal
menyerupai garis yang berkontak
putih yang langsung dan
memanjang secara setentang dengan
horizontal. komponen piranti
ortodonti,
menyerupai garis
putih yang
memanjang secara
horizontal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Skala
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
Lama Lamanya Wawancara 1= <2 Tahun Kategorik
penggunaan menggunakan piranti 2= 2-4 Tahun
piranti ortodonti minimal 5 3= >4 Tahun
ortodonti bulan karena dalam
cekat kurun waktu tersebut
terjadi adaptasi antara
piranti ortodonti cekat
dengan mukosa di
rongga mulut.

Jenis kelamin Jenis kelamin Wawancara 1= Perempuan Kategorik


mengacu pada 2= Laki-laki
karakteristik
perempuan dan laki-
laki (WHO 2015).60

3.7 Sarana penelitian


3.7.1.Alat
Alat penelitian yang digunakan, yaitu:
1. Alat tulis yaitu pulpen, pensil dan penghapus
2. Nirbaken
3. Alat diagnostik 3 serangkai yaitu kaca mulut, pinset dan sonde
4. Lampu senter
5. Kamera Canon Eos 60d
6. Lembar pemeriksaan yaitu lembar kuesioner, lembar penjelasan kepada
subjek penelitian dan lembar informed consent
7. Cheeck retractor
8. Alas kerja
9. Serbet

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

3.8 Prosedur penelitian


3.8.1 Cara pengumpulan data
1. Kelompok kontrol dan subjek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi
dan ekslusi.
2. Kelompok kontrol dan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
yang bersedia menjadi subjek penelitian harus mengisi surat perjanjian (informed
consent).
3. Dilakukan pemeriksaan pada kelompok kontrol dan subjek penelitian sesuai
dengan prosedur kerja yang telah ditentukan.

3.8.2 Prosedur kerja


A. Prosedur kerja untuk kelompok kontrol
1. Peneliti menyiapkan alat diagnostik berupa kaca mulut, pinset dan sonde,
serta lembar pemeriksaan
2. Peneliti menggunakan masker dan sarung tangan karet
3. Subjek kelompok kontrol didudukkan.
4. Pemasangan cheeck retractor
5. Pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan (Gambar 5):
 Hubungan molar Klas I Angle dimana cusp mesiobukal M1 rahang
atas terletak pada groove bukal M1 rahang bawah menggunakan alat
diagnostik (kaca mulut, pinset dan sonde).
 Observasi lesi linea alba yang terdapat di mukosa bukal kanan dan kiri
yang setentang bidang oklusal dan memanjang secara horizontal
menggunakan alat diagnostik (Gambar 7A-2).
6. Mencatat temuan klinis, yaitu terdapat dan tidak terdapatnya linea alba
pada mukosa bukal kanan atau kiri pada catatan peneliti.
7. Pengambilan foto terhadap gigi geligi dan mukosa bukal kanan dan kiri
pada kelompok kontrol.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

A B

Gambar 5. Mukosa bukal kelompok kontrol. A. Terdapat linea


alba bukalis; B. Tidak terdapat linea alba bukalis

B. Prosedur kerja untuk kelompok subjek penelitian


1. Peneliti menyiapkan alat diagnostik berupa kaca mulut, pinset dan sonde.
2. Peneliti menggunakan masker dan sarung tangan karet
3. Subjek kelompok subjek didudukkan.
4. Pemasangan cheeck retractor
5. Pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan (Gambar 6):
 Pemeriksaan komponen piranti ortodonti cekat di rongga mulut.
 Linea alba yang terdapat di mukosa bukal kanan dan kiri yang
berkontak langsung dan setentang dengan komponen ortodonti cekat,
seperti braket (Gambar 7B-1) dan band/tube (Gambar 7B-2) yang
memanjang secara horizontal menggunakan kaca mulut (Gambar 7A).
6. Mencatat temuan klinis, yaitu terdapat dan tidak terdapatnya linea alba
yang berkontak dengan komponen ortodonti cekat pada mukosa bukal kanan atau kiri
pada catatan peneliti (Gambar 6).
7. Pengambilan foto terhadap gigi geligi dan piranti ortodonti cekat serta
mukosa bukal kanan dan kiri pada kelompok subjek penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

A B

Gambar 6. Mukosa bukal kelompok subjek. A. Terdapat linea


alba bukalis; B. Tidak terdapat linea alba bukalis

1 2 3

1 2

B
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
Gambar 7. (A). Linea alba bukalis berdasarkan lokasi: 1. Rahang atas; 2. Bidang
Oklusal; 3. Rahang bawah. (B). Linea alba bukalis yang berkontak
dengan komponen ortodonti cekat: 1. Braket; 2. Tube/Band

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

3.8.3 Skema alur penelitian

Persiapan Penelitian
Populasi
Sampel

Mencari kelompok kontrol dan subjek penelitian


berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi

Sampel Penelitian: kelompok kontrol dan


subyek penelitian

Menjelasan hal penelitian kepada subyek


penelitian dan pengisian lembar informed
consent

Pengisian kuesioner dengan melakukan


wawancara kepada subjek penelitian

Prosedur pemeriksaan intra oral Prosedur pemeriksaan intra oral


pada kelompok kontrol pada kelompok subjek

Pengisian lembar pemeriksaan

Pengumpulan dan Pengolahan


data

Ananlisis Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

3.9 Pengumpulan data dan analisa data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer. Sesuai


dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan penggunaan piranti
ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU.
Maka analisa data yang digunakan, yaitu:
 Distribusi frekuensi untuk mendapatkan prevalensi dari variabel penelitian
yaitu jenis kelamin, lokasi linea alba bukalis dan komponen ortodonti cekat.
 Uji Normalitas untuk melihat data terdistribusi normal atau tidak.
 Uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan dari penggunaan piranti ortodonti
cekat terhadapat timbulnya linea alba bukalis.
 Uji Non-parametrik Kruskal-Wallis untuk mengetahui hubungan dari lama
penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis.

3.10 Etika penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup:


1. Lembar persetujuan (Informed consent)
Penelitian melakukan pendekatan dan memberikan lembar persetujuan kepada
responden kemudian menjelaskan lebih dulu tentang tujuan penelitian, tindakan serta
menjelaskan manfaat yang diperoleh dan hal yang berkaitan dengan penelitian. Bagi
responden yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan agar
dapat berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.

2. Ethical clearance
Peneliti mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada
Komisi Etik Penelitian Kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat
Internasional maupun Nasional.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah subjek pada penelitian ini adalah 110 mahasiswa di Fakultas


Kedokteran Gigi USU yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol
(55 orang tidak menggunakan komponen piranti ortodonti cekat) dan kelompok
subjek (55 orang menggunakan komponen piranti ortodonti cekat), dengan
menggunakan metode purposive sampling.
Prevalensi linea alba bukalis tertinggi pada kelompok yang menggunakan
piranti ortodonti cekat ditemukan pada jenis kelamin perempuan sebesar 44 orang
(97,8%) dan laki-laki sebesar 10 orang (100%). Prevalensi tidak ditemukannya linea
alba bukalis tertinggi ditemukan pada jenis kelamin perempuan sebesar 1 orang
(2,2%). Prevalensi linea alba bukalis tertinggi pada kelompok yang tidak
menggunakan piranti ortodonti cekat ditemukan pada jenis kelamin perempuan
sebesar 25 orang (82,6%) dan laki-laki sebesar 19 orang (73,1%) dan prevalensi
tertinggi tidak ditemukannya linea alba bukalis pada laki-laki sebesar 7 orang
(26,9%) dan perempuan sebesar 4 orang (13,8%) (Tabel 1).

Tabel 1. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU berdasarkan
jenis kelamin (n=55 orang)
Linea Alba Bukalis
Subjek Kontrol
Jenis Kelamin
Ya Tidak Ya Tidak
N N
n % n % n % n %
Perempuan 45 44 97,8 1 2,2 29 25 86,2 4 13,8
Laki-Laki 10 10 100 0 0,0 26 19 73,1 7 26,9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

Prevalensi terdapatnya linea alba bukalis tertinggi pada kelompok subjek


sebesar 54 orang (98,2%), serta kelompok kontrol sebesar 44 orang (80%). Prevalensi
tidak terdapatnya linea alba bukalis tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 11 orang
(40%), serta kelompok subjek sebesar 1 orang (1,8%) (Tabel 2).

Tabel 2. Prevalensi linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU pada kelompok
kontrol dan subjek penelitian (n=110 orang)
Linea Alba Bukalis
Kelompok N Ya Tidak
N % n %
Subjek 55 54 98,2 1 1,8
Kontrol 55 44 80 11 40

Hasil uji statistik Chi-square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang


signifikan dari penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba
bukalis. Hal ini dapat dilihat dari nilai P= 0,004 lebih kecil dari nilai 0,05 (Tabel 3).

Tabel 3. Hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba
bukalis pada mahasiswa FKG USU (n=110 orang)
Linea Alba Bukalis P
Kelompok N Ya Tidak (2 sisi)
n % n %
Subjek 55 54 98,2 1 1,8 0,004
Kontrol 55 44 80 11 40

Prevalensi linea alba tertinggi di mukosa bukal yang setentang gigi rahang
atas kanan sebesar 31 orang (28,2%) dan kiri 36 orang (32,7%) yang terdapat pada
kelompok subjek. Prevalensi linea alba tertinggi di mukosa bukal yang setentang gigi
rahang bawah kanan sebesar 35 orang (31,8%) dan kiri 37 orang (33,6%) yang
terdapat pada kelompok subjek. Prevalensi linea alba tertinggi di mukosa bukal
setentang bidang oklusal kanan sebesar 38 orang (34,5%) dan kiri 35 orang (31,8%)
terdapat pada kelompok kontrol (Tabel 4).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

Tabel 4. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU yang
menggunakan dan tidak menggunakan piranti ortodonti berdasarkan lokasi
yang setentang dengan mukosa bukal (n=110)
Linea Alba Bukalis
Lokasi
Subjek % Kontrol %
Gigi rahang atas Kanan 31 28,3 1 0,9
(n=110) Kiri 36 32,7 0 0,0
Gigi rahang bawah Kanan 35 31,8 0 0,0
(n=110) Kiri 37 33,6 0 0,0
Bidang Oklusal Kanan 0 0,0 38 34,5
(n=110) Kiri 0 0,0 35 31,8

Prevalensi linea alba bukalis tertinggi berkontak dengan braket sebesar 37


orang (67,3%) dan terendah sebesar 31 orang (56,4%). Prevalensi linea alba bukalis
tertinggi yang berkontak dengan tube/band sebesar 35 orang (63,6%) dan terendah
sebesar 29 orang (52,7%) (Tabel 5).

Tabel 5. Prevalensi Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU yang
menggunakan piranti ortodonti cekat berdasarkan komponen Braket dan
Tube/Band yang setentang dan berkontak dengan mukosa bukal (n=55)
Linea Alba Bukalis
Lokasi
Braket % Tube/Band %
Rahang atas Kanan 31 56,4 29 52,7
(n=55) Kiri 33 60 35 63,6
Rahang bawah Kanan 33 60 34 61,8
(n=55) Kiri 37 67,3 35 63,6
Bidang Oklusal Kanan 0 0 0 0
(n=55) Kiri 0 0 0 0

Prevalensi subjek terhadap lama perawatan ortodonti cekat pada ketiga


kelompok tidak terdistribusi dengan normal. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi
pada kelompok kurang dari 2 tahun sebesar 24 orang, dimana seluruh sampel
memiliki linea alba bukalis (100%) (Tabel 6).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Tabel 6. Prevalensi timbulnya linea alba bukalis berdasarkan lama penggunaan


piranti ortodonti cekat pada mahasiswa FKG USU (n=55 orang)
Linea Alba Bukalis
Lama Penggunaan N Ya Tidak
n % n %
<2 Tahun 24 24 100 0 0,0
2-4 Tahun 24 23 95,8 1 4,2
>4 Tahun 7 7 100 0 0,0

Distribusi data dari subjek kemudian dianalisis menggunakan uji normalitas.


Hasil uji normalitas menyatakan bahwa lama penggunaan piranti ortodonti cekat
adalah tidak terdistribusi dengan normal dengan nilai P= 0,001 (Uji Kolmogorov-
Smirnov, P < 0,05). Maka pada penelitian ini digunakan uji non-parametrik Kruskal-
Wallis karena terdiri dari kelompok kategorik (lama penggunaan piranti ortodonti
cekat) dan numerik (jumlah linea alba bukalis), serta untuk melihat hubungan dari
lama penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis pada
mahasiswa FKG USU.

Tabel 7. Hubungan timbulnya linea alba bukalis terhadap lama penggunaan piranti
ortodonti cekat pada mahasiswa FKG USU
Linea Alba Bukalis P
Lama Penggunaan N Ya Tidak (Signifikansi)
n % n %
<2 Tahun 24 24 100 0 0,0
0,524
2-4 Tahun 24 23 95,8 1 4,2
>4 Tahun 7 7 100 0 0,0

Hasil uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis menyatakan bahwa tidak


terdapat hubungan yang signifikan dari lama penggunaan piranti ortodonti cekat
dengan timbulnya linea alba bukalis. Hal ini terlihat dari nilai P= 0,524 yang lebih
besar dari nilai 0,05 (Tabel 7).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

BAB 5

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi linea alba bukalis tertinggi pada
jenis kelamin perempuan sebesar 44 orang (97,8%) pada kelompok subjek. Prevalensi
linea alba bukalis tertinggi pada jenis kelamin laki-laki sebesar 19 orang (73,1%)
pada kelompok kontrol. Prevalensi terdapatnya linea alba bukalis lebih tinggi
ditemukan pada jenis kelamin perempuan dibandingkan pada jenis kelamin laki-laki.
Akan tetapi, jumlah antara perempuan dan laki-laki pada penelitian ini tidak
terdistribusi dengan normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi dari penggunaan piranti
ortodonti cekat terhadap timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU
adalah 98,2%. Prevalensi timbulnya linea alba pada kelompok yang tidak
menggunakan piranti ortodonti cekat adalah sebesar 80%. Prevalensi ini lebih tinggi
dari hasil penelitian Piquero dkk., yang melakukan penelitian pada 224 orang yang
tidak menggunakan piranti ortodonti cekat terhadap timbulnya linea alba bukalis,
yaitu 61,5% di Fakultas Kedokteran Gigi Tokyo. Perbedaan pada penelitian ini
disebabkan oleh adanya perbedaan kriteria pada pemilihan subjek penelitian, dimana
pada penelitian Piquero dkk., subjek penelitian memiliki kelainan pada TMJ. 64 Hasil
penelitian ini lebih tinggi dari penelitian sebelumnya karena hasil pemeriksaan klinis
terhadap linea alba bukalis pada kelompok yang tidak menggunakan piranti ortodonti
cekat disebabkan iritasi mekanis, yaitu menggigit pipi yang tidak disengaja serta rata-
rata sampel memiliki karies yang tidak dirawat pada gigi geligi posterior.
Berdasarkan uji statistik Chi-Square (Tabel 3) menunjukan bahwa terdapat
hubungan signifikan dari penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea
alba di mukosa bukal (P= 0,004). Komponen ortodonti cekat yang berkontak
langsung dan menekan mukosa dapat menyebabkan trauma iritasi. Akibat yang
terjadi adalah penebalan hiperkeratosis dan oedem pada lapisan intraseluler di epitel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

mukosa mulut,61,62 dimana hiperkeratosis dapat berkembang menjadi suatu lapisan


keratin berbentuk garis putih yang dikenal dengan linea alba.63
Prevalensi lokasi linea alba terbanyak pada kelompok yang tidak
menggunakan komponen ortodonti cekat sebesar 69,1% yang berlokasi di mukosa
bukal sisi kanan yang setentang dengan bidang oklusal dan lokasi linea alba
terbanyak pada kelompok yang menggunakan piranti ortodonti cekat adalah di
mukosa bukal sisi kiri yang berkontak dengan komponen ortodonti di rahang atas
sebesar 67,3%. Prevalensi pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil
penelitian Sudhakar dkk., menyatakan prevalensi linea alba sebesar 99% berlokasi di
mukosa bukal.65 Timbulnya linea alba pada mukosa bukal dapat terjadi karena adanya
permukaan gigi yang kasar dan tajam, terdapatnya protesa yang tidak stabil di rongga
mulut dan memiliki kebiasaan parafungsional (menggigit pipi dan menghisap pipi).67
Hasil penelitian ini berbeda karena lokasi pemeriksaan linea alba adalah mukosa
bukal kanan atas, bukal kanan bawah, mukosa bukal kiri atas dan bukal kiri bawah,
serta mukosa bukal yang setentang dengan bidang oklusal kanan dan kiri. Pada
penelitian ini, iritasi mekanis yang ditinjau adalah dari komponen-komponen
ortodonti cekat sebagai iritan yang langsung menekan dan mengiritasi mukosa
bukal.66
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi terbanyak timbulnya linea alba pada
mukosa bukal yang diakibatkan oleh komponen braket sebesar 67,3% pada mukosa
bukal kiri rahang bawah, serta tube sebesar 63,6% pada mukosa bukal kiri rahang
atas dan bawah. Trauma iritasi dari komponen ortodonti cekat terhadap mukosa bukal
dapat meningkatkan laju proliferasi dari sel epitel yang mengakibatkan terjadinya
penebalan pada lapisan epitel (cit: MacKenzie). 68 Hasil penelitian Travess dkk.,
menyatakan komponen braket dari ortodonti cekat dapat menyebabkan lesi erosi pada
epitel di mukosa bukal dan vestibular, serta iritasi pada mukosa diakibatkan oleh
tube.5 Hasil penelitian Mei dkk., menyatakan bahwa braket metal dapat menstimulasi
respon mukosa bukal terhadap iritasi mekanis berupa timbulnya hiperkeratosis reaktif
pada lapisan epitel di mukosa rongga mulut.10 Menurut Arruda dkk., braket dan
tube/band merupakan agen fisikal agresif yang dapat menyebabkan iritasi kronis pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

jaringan7 dan menurut Kwon dkk., iritasi kronis yang terus-menerus dapat
meningkatkan jumlah sel epitel pada lapisan superfisial yang disebabkan proses
keratinisasi pada mukosa.69
. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi pada kelompok kurang dari 2 tahun
sebesar 24 orang, dimana seluruh sampel memiliki linea alba bukalis (100%), namun
data tersebut tidak terdistribusi dengan normal. Hasil uji statistik non-parametrik
Kruskal-Wallis (Tabel 7) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
dari lama penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba bukalis
(P=0,524). Hasil penelitian ini berbeda dari hasil penelitian sebelumnya. Menurut
Mei dkk., menyatakan bahwa setelah 30 hari pemasangan piranti ortodonti cekat
dapat menyebabkan timbulnya lapisan tipis hiperkeratosis pada mukosa bukal sebagai
respon terhadap iritan mekanis dari komponen ortodonti cekat. 10 Hasil penelitian
Ahmed dkk., melakukan pengamatan selama 5 bulan terhadap iritiasi komponen
ortodonti cekat dengan mukosa, hasilnya ditemukan lesi hiperkeratosis yang
diakibatkan komponen ortodonti cekat.6 Perbedaan pada penelitian ini dapat terjadi
karena terdapat perbedaan dari cara pemeriksaan linea alba bukalis. Pemeriksaan
linea alba bukalis pada penelitian ini hanya melihat ada tidaknya linea alba pada
mukosa bukal dan tidak dilakukan pengukuran terhadap ketebalan atau lebar dari
linea alba di mukosa bukal, sehingga hasil dari uji statistik menyatakan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan dari lama penggunaan piranti ortodonti cekat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan penggunaan piranti ortodonti cekat
dengan timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU, dapat disimpulkan
1. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa FKG USU yang menggunakan piranti ortodonti cekat adalah
perempuan sebesar 44 orang (97,8% /n=45) dan kelompok yang tidak
menggunakan piranti ortodonti cekat adalah perempuan sebesar 25 orang
(86,2% /n=29).
2. Prevalensi linea alba bukalis pada kelompok subjek sebesar 54 orang
(98,2% /n=55) dan pada kelompok kontrol sebesar 40 orang (80% /n=55).
3. Berdasarkan uji statistik chi-square, terdapat hubungan yang signifikan
dari penggunaan piranti ortodonti cekat dengan timbulnya linea alba
bukalis pada mahasiswa FKG USU (P= 0,004).
4. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi berdasarkan lokasi pada kelompok
subjek sebesar 37 orang (33,6% /n=110) di regio rahang bawah kiri.
Prevalensi linea alba bukalis tertinggi berdasarkan lokasi pada kelompok
kontrol sebesar 38 orang (34,5% /n=110) di mukosa bukal kanan
setentang bidang oklusal.
5. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi yang berkontak dengan komponen
braket sebesar 37 orang (67,3% /n=55) dan komponen tube/band sebesar
35 orang (63,6% /n=55).
6. Prevalensi linea alba bukalis tertinggi pada kelompok kurang dari 2 tahun
sebesar 24 orang, dimana seluruh sampel memiliki linea alba bukalis
(100%), namun data tersebut tidak terdistribusi dengan normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

7. Berdasarkan uji statistik non-parametrik Kruskal-Wallis, tidak terdapat


hubungan yang signifikan dari lama penggunaan piranti ortdonti cekat
terhadap timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan cara pemeriksaan


terhadap linea alba bukalis dengan pemeriksaan yang lebih spesifik sehingga
didapatkan hasil yang lebih akurat.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan bahwa linea alba
bukalis yang berkontak dengan ortodonti cekat adalah murni karena iritasi dari
komponen ortodonti cekat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhalaji SI. Orthodontics The Art and Science. 3 rd ed., New Delhi:
Arya(Medi)Publishing House. 2004: 301-28.
2. Col PK, Brig SM, Col AK, Col RM. Prevalence of malocclusion and
orthodontic treatment need in schoolchildren-an epidemiological study.
Medical Journal Armed Forces India 2013; 69: 369-74.
3. Prabhakar RR, Saravanan R, Karthikeyan MK, Vishnuchandran C, Sudeepthi.
Prevalence of malocclusion and need for early orthodontic treatment and
children. JODR 2014; 8(5): 60-1.
4. Moyers RE. Handbook of orthodontics. 4th ed., Chicago: Year book medical
publisher,Inc. 1988: 4,306,511.
5. Travess H, Harry-Roberts D, Sandy J. Orthodontics. Part 6: Risk in
orthodontic treatment. British Dent J 2004; 196(2): 71-7.
6. Ahmed AG, Zardawi FM, Mohammed GN. Oral Mucosal and Periodontal
Changes of Patients under Treatment with Manual Invisalign and Fixed Labial
Orthodontic Appliances. IOSR-JDMS 2015; 14(3): 102-7.
7. Arruda EP dkk. Preclinical Alteration Of Oral Epithelial Cells in Contact
With Orthodontic Appliances. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky Olomouc
Czech Repub 2011; 155(3): 299-304.
8. Baricevic M, Stipetic-Mravak M, Majstorovic M, Baranovic M, Baricevic D,
Loncar B. Oral mucosal lesions during orthodontic treatment. Int J of
Pediatric Dent 2010: 96-102.
9. Pires L, Oliveira A, Silva H, Oliveira P, Santos P, Pinheiro F. Can shielded
brackets reduces mucosa alteration and increase comfort perception in
orthodontics patients in the first 3 days of treatment? A single-blind
randomized controlled trial. AJO-DO 2015; 148(6): 956-66.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

10. Mei RM, Lima AA, Filho JC, Tanaka OM, Filho OG, Camargo ES. A
cytological analysis of the oral mucosa adjacent to orthodontic devices. Eur J
Gen Dent 2013; 2(2): 119-23.
11. Pereira BR, Tanaka OM, Lima AA, Filho OG, Maruo H, Camargo ES. Metal
and Ceramic Bracket Effects on Human Buccal Mucosa Epithelial Cells.
Angle Orthodontist 2009; 79(2): 375-8.
12. Kvam E, Bondevik O, Gjerdet NR. Traumatic ulcers and pain in adults during
orthodontic treatment. Community Dent Oral Epidemiol 1989; 17: 154-7.
13. Silverman SJ, Becks H, Farber SM. The diagnostic value of intraoral
cytology. J Dent Res 1958; 37(2): 195-205.
14. Kumar V, Abbas A, Faustro N, Cotran R. Robbins and Cotran Pathologic
Basis of Disease.7th ed., Philadelphia, Pa: Elsevier Saunders. 2005.
15. Langlais, RP. Atlas berwarna lesi mulut yang sering ditemukan. Alih bahasa.
Suta T. -Ed.4-. Jakarta: EGC., 2013: 132-3.
16. Mizutani S, dkk. Factors related to the formation of buccal mucosa ridging in
university students. Acta Odontolgica Scandinavica 2014; 72: 58-63.
17. Ali M, Joseph B, Sundaram D. Prevalence of oral mucosal lesions in patient
of the Kuwait University Dental Center. The Saudi Dent J 2013; 25: 111-8.
18. Mtaya M, Brudvik P, Astrom AN. Prevalence of malocclusion and its
relationship with socio-demographic factors, dental caries, and oral hygiene in
12-to-12-year-old Tanzania schoolchildren. European journal of orthodontics
2009; 31: 467-476.
19. Thilander B, Pena L, Infante C, Parada SS, Mayorga C. Prevalence of
malocclusion and orthodontic treatment need in children and adolescents in
Bogota, Colombia. An epidemiological study related to different stages of
dental development. European Journal of Orthodontics 2001; 23: 153-167.
20. Vig KW, Fields HW. Facial Growth and Management of Orthodontic
Problems 2000. Pediatric oral health: 1085-1190.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

21. Kaselo E, Jagomagi T, Voog U. Malocclusion and the need for orthodontic
treatment in patients with temporomandibular dysfunction. Stomatologija,
Baltic Dental and Maxillofacial Journal 2007; 9: 79-85.
22. Choi SH, Kim JS, Cha JY, Hwang CJ. Effect of malocclusion severity on oral
health-related quality of life and food intake ability in a korean population.
AJO-DO 2016; 149: 384-90.
23. Avinash B, Shivalinga BM, Balasubramanian S, Shekar S. The index of
orthodontic treatment need-a review. Int J of Recent Scientific Research 2015;
6(8): 5835-9.
24. Farahani-Ali. An insight into four orthodontic treatment need indices.
Progress in Orthodontics 2011; 12: 132-42.
25. Schopf P. Indication for and frequency of early orthodontic therapy or
interceptive measures. J Orofac Orthop 2003; (3): 186-201.
26. Krishnan V, Davidovitch Z. Cellular, molecular, and tissue-level reactions to
orthodontics force. AJO-DO 2006; 129: 469-e1-e32.
27. Keim RG, Gottlieb EL, Nelson AH. Vogels.2008 JCO Study of Orthodontic
Diagnosis and treatment procedures part I result and trends. JC 2008;
XLII(11): 625-40.
28. Shimazaki A, Kimura H, Inou N, Maki K. Development of a measurment
system for the mechanical load of functional appliances. Journal of
Biomechanics 2017: 1-6.
29. Lindauer SJ. The Basics of Orthodontics Mechanics.Seminar in Orthodontic
2001; 7(1): 2-15.
30. Harry-Roberts D.Sandy J. Orthodontics part 5:Appliance choices. British
DenJ 2001; 196(1): 9-18.
31. Littlewood SJ, Tait AG, Mandall NA, Lewis DH. The role of removable
appliances in contemporary orthodontics. British Dent J 2001; 191(6): 304-9.
32. Zafarmand AH, Zafarmand MH. Removable orthodontic appliances: new
perspective on capabilities. European Journal of Pediatric Dentistry 2013;
14(2): 160-66.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

33. Mansuri M, Singh VP. Clasp in removable orthodontics. Journal of nobel


medical college; 3(1): 1-9.
34. Frans M, Van der L. The removable orthodontic applieance. AJO-DO; 59(4):
376-86.
35. Rusdiana E. Various polymerization temperature on dimensional accuracy of
orthodontics acrylic base plate. Dent J (Maj.Ked.Gigi) 2001; 40(4): 170-2.
36. Melsen B. Tissue reaction to orthodontic tooth movement-a new paradigm.
European Journal of Orthodontics 2001; 23: 671-81.
37. Papageorgiou SN, Keilig L, Hasan I, Jager A, Bourauel C. Effect of material
variation on the biomechanical behaviour of orthodontic fixed appliances: a
finite element analysis. European Journal of orthodontics 2016: 300-7.
38. Mittal N, Xia Z, Chen J, Stewart K, Shih S-Liu Y. Three-Dimensional
quantification of pretorqued nickle-titanium wires in edgewise and
prescription brackets. Angel Orthodontist 2013; 83(3): 5-7.
39. Malik N, Dubey R, Kallury A, Chauksye A, Shrivastav T, Kapse BR. A
review of orthodontic archwire. JOFR 2015; 5(1): 6-11.
40. Khamatkar A. Idea properies of Orthodontic wire and their clinical
implications-a review. IOSR-JDMS 2015; 14(1): 47-50.
41. Singh VP, Pokhrael PR, Pariekh K, Roy DK, Singla A, Biswas KP. Elastic in
orthodontics:a review. Health renaissance 2012; 10(1): 49-56.
42. Bourke A, Daskalogiannakis J, Tompson B, Watson P. Force characteristics
of nickle-titanium open-coil springs. AJO-DO 2010; 138(2): 142.e1-7.
43. Cox C, Nguyen T, Koroluk L, Ko CC. In-vivo force decay of nickle-titanium
closed-coil springs. AJO-DO 2014; 45(4): 505-13.
44. Vallakati A, Jyothikiran H, Ravi S, Patel P. Orthodontic Separators-A
systemic review. Journal of Orofacial and Health Science 2015; 5(3): 118-24.
45. Nalawade VA, Pai VS, Krishna S, Thomas A, Swetha M, Kalladka G. The
effect of sandblasting on the retention of orthodontic bands:an in vitro study. J
Ind Orthod Soc 2013; 47(4): 395-99.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

46. Rinchuse DJ, Rinchuse DJ, Wadhwa-Kapur R. Orthodontic appliance design.


AJO-DO 2007; 131: 76-82.
47. Keun-Oh T, Sung-Choo U, Kwang-Kim M, Kyoung-Kim N. A stainless steel
bracket for orthodontic application. European journal of orthodontic 2005; 27:
237-44.
48. Eliades T. Orthodontic materials research and applications: part 2. Current
status and projected future developments in materials and biocmpability.
AJO-DO 2007: 253-63.
49. Millett DT, Mandall NA, Mattick RC, Hickman J, Gelenny AM. Adhesives
for bonded molar tuber during fixed braces tretment (review) 2011: 1-19.
50. Oliver G, Borumandi F. A hazard of lingual orthodontic attachments: a case
report. Journal of Orthodontics 2015; 00: 1-2.
51. Faber J. Tying twin brackets. AJO-DO 2000; 118(1): 101-6.
52. Meeran NA. Iatrogenic Possibilities of Orthodontic Treatment and Modalities
of Prevention. J of Orthodontic Science 2013; 2(3): 78-9.
53. Talic NF. Adverse effect of orthodontic treatment: a clinical perspective. The
Saudi Dental Journal 2011; 23: 55-9.
54. Canaan TJ, Meehan Sc. Variations of structure and appearance of the oral
mucosa. Dent Clin N Am 2005; 49: 1-14.
55. Jayanthi P, Ranganathan K, Differential diagnosa of white lession of oral
mucosa. J Orofac Sci 2010; 2(2): 58-63.
56. Bugueno JM, Alawi F, Stoopler ET. Asymptomatic oral mucosal lesions.
JADA 2013; 144(9): 1010-4.
57. Sharmila R. Prevalence of Linea alba buccalis in Chennai Population. Pharm
Sci &Res 2016; 8(8): 835-7.
58. Denny C, Ahmed J, Ongole R, Shenoy N, Binnal A. Bilaterally occuring
mucosal alterations of the oral cavity-a review. AJMRHS 2015; 4(3): 680-6.
59. Obermayer ME. Cheekbiting (Morsocatio Buccarum) 1964; 90: 185-90.
60. World Health Organisation. World report on ageing and health.www.who.int
(Maret 15.2018).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

61. Ellis P, Bendon P. Potential Hazards of orthodontic treatment- what your


patient should know. Dent update 2002; 29: 492-6.
62. Baranovic M, dkk. Oral mucosa status of patients undergoing orthodontic
treatment. Acta Stomatol croal 2009; 43(2): 117-125.
63. Anura A.Traumatic oral mucosal lesions: A mini review and clinical
update.OHDM 2014; 13(2): 254-5
64. Piquero K. Ando T. Sakurai K. Buccal mucosa ridging and tongue
indentation: incidence and associated factors. Bull.Tokyo dent.Coll 1999;
40(2): 71-8.
65. Sudhakar S, Kumar B, Prabhat M. Prevalence of oral mucosa changes in
Eluru, Andhra Paradesh (India) – An Institutional Study. Journal of oral
health & community dentistry 2011; 5(1): 42-6.
66. Ambika L, Keluskar V, Hugar S, Patil S. Prevalence of oral mucosal lesions
and variations in Indian public school children. Braz J Oral Sci 2011; 10(4):
288-93.
67. Piemonte E, Lazos J, Brunotto M. Relationship between chronic trauma of the
oral mucosa, oral potentially malignant disorders and oral cancer. Journal of
oral pathology & medicine 2010; 39: 513-7.
68. Bondemark L, Kurol J, Larsson A. Long-term effect orthodontic magnets on
human buccal mucosa- a clinical, histological, and immunohistochemical
study. European Journal of Orthodontics 1998; 20: 216-7.
69. Kwon O, Chung J, Cho K, Suh D, Park K, Kim K, Eun H. Nicotine-enhanced
epitelial differentiation in reconstructed human oral mucosa in vitro. Skin
Pharmacol Appl Skin Physiol 1999; 12(4): 227-34.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 1

DEPARTEMEN ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN


GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

No. Sampel :

Tanggal :

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : (L/P)
Nim :
Telepon/HP :
Usia :

KRITERIA
No Kriteria Ya/Tidak Keterangan
1. Menggunakan piranti ortodonti Lama penggunaan:
cekat
2. Aktif melakukan kontrol berkala Kontrol terakhir:
3. Memiliki kebiasaan mengunyah
satu sisi
4. Memiliki kebiasaan menghisap
pipi

B. LOKASI LESI
Linea Alba*
Jaringan Lunak Mulut
Ya/Tidak** Band/Tube Braket
Setentang piranti
ortodonti yang melekat Kanan
pada gigi geligi di
rahang atas Kiri
Mukosa Setentang piranti
Kanan
bukal ortodonti yang melekat
pada gigi geligi di
Kiri
rahang bawah
Setentang bidang Kanan
Oklusal Kiri
* Ya (V) / Tidak (-); **Untuk kelompok kontrol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat Pagi/Siang
Saudara/i

Saya Amelia, mahasiswi FKG USU yang ingin melakukan penelitian.


Bersama ini saya mohon kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek
penelitian saya yang berjudul “Hubungan Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat
dengan Timbulnya Linea Alba Bukalis pada Mahasiswa FKG USU”. Perawatan
menggunakan piranti ortodonti cekat dapat mempengaruhi jaringan keras dan
jaringan lunak di rongga mulut. Salah satu akibat dari penggunaan behel pada
jaringan lunak di rongga mulut adalah timbulnya garis putih yang memanjang di
mukosa pipi yang dikenal dengan linea alba yang disebabkan gesekan antara piranti
behel dengan jaringan mukosa di rongga mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase dan jumlah dari
linea alba di mukosa pipi pada pengguna piranti behel dan mencari hubungan dari
penggunaan piranti behel dengan timbulnya Linea Alba Bukalis di FKG USU.
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai persentase dan
jumlah dari linea alba di mukosa pipi pada pengguna piranti behel dan mengetahui
hubungan dari penggunaan piranti behel dengan timbulnya Linea Alba Bukalis di
FKG USU. Keuntungan menjadi subjek penelitian adalah subjek penelitian dapat
mengetahui pengaruh dari penggunaan piranti behel terhadap timbulnya lesi keratosis
pada jaringan mukosa di rongga mulut.
Peneliti akan melakukan wawancara seputar identitas subjek peneliti,
kebiasaan sehari-hari dan lama penggunaan piranti ortodonti cekat, seterusnya akan
dilakukan pemeriksaan intra oral dengan menggunakan alat diagnostik (kaca mulut,
sonde, pinset) untuk melihat ada atau tidaknya lesi di rongga mulut. Penelitian ini
hanya dilakukan sekali setiap subjek penelitian dan membutuhkan waktu 10 menit.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Efek samping yang mungkin terjadi sewaktu pemeriksaan ini adalah
terkenanya lesi oleh instrumen dental yang berisiko terjadinya perdarahan pada
mukosa pipi/bibir. Namun, hal ini dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan
dengan hati-hati.
Jumlah subjek penelitian adalah 110 orang, 55 orang menjadi kelompok yang
tidak menggunakan behel dan 55 orang yang menggunakan behel. Setelah
pemeriksaan selesai dilakukan, subjek penelitian akan diberikan sikat gigi sebagai
cendramata. Biaya dalam penelitian ini ditanggung oleh peneliti dan pada penelitian
ini saudara/i tidak akan dikenakan biaya (gratis).
Pada kesempatan ini, saya ingin saudara/i mengetahui dan memahami tujuan
serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan
didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian saya berharap Saudara/i
bersedia ikut dalam penelitian sebagai subyek penelitian dan saya percaya bahwa
partisipasi ini akan bermanfaat bagi Saudara/i. Jika Saudara/i bersedia, Surat
Pernyataan Kesediaan Menjadi Subjek Penelitian terlampir harap ditandatangani dan
dikembalikan. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan
Saudara/i bebas mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini
berlangsung. Demikian penjelasan mengenai penelitian ini, mudah-mudahan
keterangan saya dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini saya ucapkan terimakasih.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penelitian ini, maka Saudara/i dapat
menghubungi saya Amelia (Alamat: Komplek Vila Malina Jalan Deli Indah 11a
Ringroad, email: ameliashtng@yahoo.com dan No.Hp: 081221386948)

Peneliti,

(Amelia)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama :
Alamat :
Telepon/HP :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan apa yang akan dilakukan,
diperiksa dan didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Hubungan Penggunaan Piranti Ortodonti Cekat


dengan Timbulnya Linea Alba Bukalis
pada Mahasiswa FKG USU”

Maka dengan surat ini saya menyatakan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian ini.

Medan, ............................
Yang menyetujui,
Saksi Subjek Penelitian

(.................................) (.................................)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4

RINCIAN BIAYA

1. Biaya Penelitian
a. Cheek retractor : Rp 118.000
b. Larutan antiseptik : Rp 50.000,-
c. Alas kerja : Rp 100.000,-
d. Celemek : Rp 100.000,-
e. Masker : Rp 25.000,-
f. Sarung tangan : Rp 40.000,-
g. Kapas dan Tisu : Rp 20.000,-

2. Bahan Habis Pakai (ATK)


a. Kertas A4 dan HVS : Rp 10.000,-
b. Kertas Kuarto : Rp 40.000,-
c. Tinta Printer : Rp 50.000,-
d. Kertas jilid, dll : Rp 50.000,-

3. Bahan Tidak Habis Pakai


a. Head lamp : Rp 20.000,-
b. Jasa print : Rp 100.000,-
c. Jasa Fotokopi : Rp 50.000,-

4. Biaya Statistik : Rp 150.000,-

5. Biaya Inducement @110 x Rp 2000,- : Rp 220.000,-

Total : Rp 1.163.000,-

Keterangan : Seluruh biaya ditanggung oleh peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5

Distribusi jenis kelamin dan linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU

 Kelompok Subjek

Jenis_kelamin_S * Linea_alba_S Crosstabulation

Linea_alba_S

Ya Tidak Total

Jenis_kelamin_S Perempuan Count 44 1 45

% within Jenis_kelamin_S 97.8% 2.2% 100.0%

Laki-Laki Count 10 0 10

% within Jenis_kelamin_S 100.0% .0% 100.0%

Total Count 54 1 55

% within Jenis_kelamin_S 98.2% 1.8% 100.0%

 Kelompok Kontrol

Jenis_Kelamin_K * Linea_alba_K Crosstabulation

Linea_alba_K

Ya Tidak Total

Jenis_Kelamin_K Perempuan Count 25 4 29

% within Jenis_Kelamin_K 86.2% 13.8% 100.0%

Laki-Laki Count 19 7 26

% within Jenis_Kelamin_K 73.1% 26.9% 100.0%

Total Count 44 11 55

% within Jenis_Kelamin_K 80.0% 20.0% 100.0%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Statistik terhadapt timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU
berdasarkan kelompok subjek dan kontol

Kelompok * Linea_Alba Crosstabulation

Linea_Alba

Ya Tidak Total

Kelompok Subjek Count 54 1 55

% within Kelompok 98.2% 1.8% 100.0%

Kontrol Count 44 11 55

% within Kelompok 80.0% 20.0% 100.0%

Total Count 98 12 110

% within Kelompok 89.1% 10.9% 100.0%

 Uji Chi-Square
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 9.354 1 .002
b
Continuity Correction 7.577 1 .006

Likelihood Ratio 10.774 1 .001

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear Association 9.269 1 .002


b
N of Valid Cases 110

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.

b. Computed only for a 2x2 table

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji statistik terhadap lama penggunaan piranti ortodonti cekat dengan
timbulnya linea alba bukalis pada mahasiswa FKG USU
 Tes Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Lama_Penggunaan .218 55 .000 .879 55 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Lama_Penggunaan_Group * Linea_Alba Crosstabulation

Linea_Alba

Ya Tidak Total

Lama_Penggunaan_Group <2 Count 24 0 24

% within
100.0% .0% 100.0%
Lama_Penggunaan_Group

2-4 Count 23 1 24

% within
95.8% 4.2% 100.0%
Lama_Penggunaan_Group

>4 Count 7 0 7

% within
100.0% .0% 100.0%
Lama_Penggunaan_Group

Total Count 54 1 55

% within
98.2% 1.8% 100.0%
Lama_Penggunaan_Group

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


 Uji Kruskal-Wallis

Ranks

Penggu
naan_2 N Mean Rank

Linea_A_Sub <2 24 27.50

2-4 24 28.65

>4 7 27.50

Total 55

a,b
Test Statistics

Linea_A_Sub

Chi-Square 1.292

df 2

Asymp. Sig. .524

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
Penggunaan_2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6
CURRICULUM VITAE (CV)

Nama Lengkap : Amelia

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung/21 April 1996

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum menikah

Alamat : Jalan Deli Indah 11a, Komp. Vila Malina Ringroad

Telepon/HP : 081221386948

Email : ameliashtng@yahoo.com

PENDIDIKAN

2002-2008 : SD Santo Yusuf Bandung

2008-2011 : SMP Negeri 5 Bandung

2011-2014 : SMA Negeri 3 Bandung

2014-Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai