Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Analisis Pengendapan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Analisis Data dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini memiliki dua tujuan yaitu standarisasi larutan AgNO 3
0.01 M dengan NaCl p.a sebagai baku dan penentuan kadar NaCl dalam garam
dapur merk “Cap Kapal”. Titrasi Argentometri ini memakai metode mohr
sehingga indicator yang dipakai adalah K2CrO4.

1. Standarisasi Larutan AgNO3 0.01 M dengan NaCl p.a sebagai Baku


Percobaan pertama untuk menentukan konsentrasi larutan AgNO3
dengan NaCl p.a sebagai baku yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi
pengendapan adalah Titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari
garam yang tidak mudah larut berupa ion halida (pada umumnya) dengan
menggunakan larutan standar Perak Nitrat (AgNO3) sebagai pereaksi
pengendap. Langkah pertama adalah menimbang serbuk NaCl berwarna
putih sebesar 0,0589 gram dengan menggunakan neraca analitis. Tujuan
penggunaan neraca analitis ini adalah agar hasil yang didapatkan lebih
akurat. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan serbuk NaCl yang telah
ditimbang kedalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan aquades,
Setelah itu diencerkan sampai tanda batas dan dikocok hingga homogen.
Aquades dipilih sebagai pelarut karena ia bersifat polar. Konsentrasi NaCl
yang didapat adalah 0.009 M. Persamaan reaksinya sebagai berikut :
NaCl (s) + H2O (l) → NaCl (aq)
Selanjutnya, 10 mL larutan NaCl dipipet Menggunakan pipet
gondok dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL .Tujuan
penggunaan pipet gondok ini adalah agar hasil yang diperoleh lebih
akurat, sedangkan penambahan 10 mL aquades tersebut betujuan agar
perubahan warna yang terjadi lebih jelas sehingga mempermudahkan
praktikan untuk mengamati titik akhir titrasinya. Meskipun ditambah 10
mL aquades, Jumlah mol NaCl tidak akan berubah. Berikutnya
ditambahkan 10 tetes K2CrO4 5% yang mengakibatkan larutan berubah
menjadi berwarna kuning bening. Persamaan reaksinya adalah :
2NaCl (aq) + K2CrO4 (aq)→Na2CrO4 (aq) + 2KCl (aq)
Fungsi penambahan indicator adalah untuk memberikan warna
pada larutan NaCl sehingga memudahkan praktikan untuk mengamati titik
akhir titrasinya. Indikator K2CrO4 akan mengendapkan AgCl menjadi
Ag2CrO4 saat penambahan AgNO3 berlebih. Alasan penggunaan indicator
K2CrO4 5% karena saat praktikum, praktikan memakai metode mohr
sehingga suasana system cenderung netral dan K 2CrO4 hanya bisa
digunakan saat suasana systemnya netral. Apabila suasana terlalu asam,
ion kromat akan berubah menjadi bikromat dan jika terlalu basa maka ion
Ag+ akan bereaksi dengan OH dan akan membentuk endapan AgOH.
Disisi lain, Buret dibilas terlebih dahulu dengan AgNO 3 agar tidak
terkontaminasi dengan larutan lainnya saat proses titrasi. Setelah dibilas,
buret diisi dengan AgNO3 sampai titik nol. Langkah berikutnya adalah
penitrasian larutan NaCl dengan AgNO3. Penggunaan perak nitrat sebagai
titran akan terbentuk garam yang sukar larut. Saat awal titrasi
penambahan AgNO3 pada NaCl akan membentuk endapan AgCl yang
berwarna putih. Terbentuknya endapan putih tersebut karena garam Ag+
sukar larut dengan ion halidanya. Persamaan reaksinya adalah :
AgNO3 (aq) + NaCl (aq)→AgCl (s) + NaNO3 (aq)

Endapan putih
Saat titrasi, penggoyangan Erlenmeyer harus cepat dan kuat agar Ag + tidak
teroksidasi menjadi AgO yang mengakibatkan titik akhir titrasi sulit
dicapai dan tidak tajam. Titrasi ini terus dilakukan sampai larutan dalam
Erlenmeyer berubah warna menjadi merah bata. Perubahan ini
menandakan titik akhir titrasi telah dicapai dan titrasi harus dihentikan
agar tidak kelebihan titran. Perubahan warna ini disebabkan saat titrasi
NaCl yang sudah habis bereaksi dengan AgNO 3, sedangkan AgNO3 yang
masih tersisa bereaksi dengan indicator K2CrO4 sehingga terbentuk
endapan merah bata. Persamaan reaksinya adalah :
AgCl (s) + K2CrO4 (aq) → Ag2CrO4 (s) + KCl (aq)

Endapan merah bata


Titrasi dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali agar hasil
yang diperoleh lebih akurat. Volume AgNO3 yang diperoleh berturut-turut
adalah 9 mL : 8,5 mL : 9 mL . Titik ekivalen pada proses titrasi
menyatakan kesetimbangan antara mol NaCl dengan mol AgNO3, dengan
menggunakan persamaan :
M1 x V1 = M2 x V2
Dari perhitungan menggunakan rumus diatas, maka didapatkan
Molaritas AgNO3 berturut-turut yaitu 0.01 M : 0.01 M : 0.01 M, sehingga
diperoleh nilai Molaritas rata-rata AgNO3 yaitu 0.01 M. Hasil molaritas
yang didapatkan sesuai teori yaitu 0.01 M.
2. Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur merk “Cap Kapal”
Percobaan kedua ini dilakukan dengan tujuan menentukan kadar
NaCl dalam garam dapur merk “Cap Kapal”. Kadar NaCl pada garam apur
dapat ditentukan dengan mencari ion Cl--nya menggunakan titrasi
argentometri. Langkah pertama adalah menimbang serbuk garam dapur
berwarna putih sebesar 0,0589 gram dengan menggunakan neraca analitis.
Tujuan penggunaan neraca analitis ini adalah agar hasil yang didapatkan
lebih akurat. Langkah selanjutnya yaitu memasukkan serbuk garam dapur
yang telah ditimbang kedalam labu ukur 100 mL dan dilarutkan dengan
aquades, Setelah itu diencerkan sampai tanda batas dan dikocok hingga
homogen. Aquades dipilih sebagai pelarut karena ia bersifat polar.
Selanjutnya, 10 mL larutan garam dapur dipipet Menggunakan pipet
gondok dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL .Tujuan
penggunaan pipet gondok ini adalah agar hasil yang diperoleh lebih
akurat, sedangkan penambahan 10 mL aquades tersebut betujuan agar
perubahan warna yang terjadi lebih jelas sehingga mempermudah
praktikan untuk mengamati titik akhir titrasinya. Meskipun ditambah 10
mL aquades, Jumlah mol NaCl tidak akan berubah. Berikutnya
ditambahkan 10 tetes K2CrO4 5% yang mengakibatkan larutan berubah
menjadi berwarna kuning bening. Langkah berikutnya menitrasinya
dengan larutan AgNO3.
Pada saat titrasi, ion Cl- bereaksi dengan Ag+ membentuk endapan putih
AgCl. Persamaan reaksinnya adalah :
AgNO3 (aq) + NaCl (aq)→AgCl (s) + NaNO3 (aq)

Endapan putih
Saat titik ekivalen terjadi, Cl- habis bereaksi dengan Ag+, sedangkan Ag+
yang tersisa bereaksi dengan CrO42- membentuk endapan merah bata
Ag2CrO4. Adanya perubahan warna merah bata ini menunjukkan titik akhir
titrasi telah dicapai. Persamaan reaksinya yaitu :
AgCl (s) + K2CrO4 (aq) → Ag2CrO4 (s) + KCl (aq)

Endapan merah bata

Titrasi dilakukan dengan pengulangan sebanyak lima kali agar


hasil yang diperoleh lebih teliti dan akurat. Volume AgNO 3 yang
digunakan berturut-turut adalah 11.4 mL : 12.0 mL : 11.6 mL : 11.4 mL :
11.5 mL . dengan menggunakan data volume titrasi, volume titran, dan
konsentrasi titran maka kadar NaCl daram garam dapur merk “Cap Kadal”
dapat diketahui. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 70.75 %. Mengacu
pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 125/M-Dag/PER/12/2015
tentang Impor Garam, garam konsumsi mengharuskan kadar NaCl
minimal 94,7 persen. Perbedaan hasil ini dikarenakan adanya galat yang
terjadi saat praktikum berlangsung.
Titrasi dengan metode mohr terbatas pada larutan-larutan dengan
PH sekitar 6-10. Dalam larutan-larutan yang lebih alkalin, perak oksida
mengendap. Dalam larutan asam, konsentrasi kromat secara besar-besaran
menurun karena HCrO4- hanya sedikit terionisasi. Lebih lanjut lagi,
hydrogen kromat ada dalam kesetimbangan dengan dikromat :
2H+ + 2CrO42- ↔2HCrO4.Cr2O72-↔H2O
Penurunan konsentrasi ion kromat mengharuskan kita untuk
menambahkan sejumlah besar ion perak untuk menghasilkan pada
pengendapan dari perak kromat dan akhirnya mengarah pada galat yang
besar.
Natrium dalam garam (NaCl) sebenarnya bermanfaat untuk
menjaga regulasi volume dan tekanan darah, menjaga kontraksi otot serta
transmisi sel saraf, serta membantu keseimbangan air, asam dan basa
dalam tubuh. Namun berdasarkan Panduan Umum Gizi Seimbang 2003,
konsumsi garam tidak boleh lebih dari 6 gram (1 sendok teh) dalam 1 hari
atau sama dengan 2300 mg natrium. Garam sangat erat dengan hipertensi.
Berdasarkan penelitian, Setengah sendok teh garam bisa menaikkan
tekanan sistolik naik sebesar 5 poin dan tekanan diastolik naik 3 poin.
Kandungan garam yang tinggi dalam tubuh juga dapat mengganggu kerja
ginjal. Garam harus dikeluarkan dari tubuh oleh ginjal, tetapi karena
natrium sifatnya mengikat banyak air, maka makin tinggi garam membuat
volume darah meningkat. Volume darah semakin tinggi sedangkan lebar
pembuluh darah tetap, maka aliran darah akan menjadi deras sehingga
tekanan darah menjadi semakin meningkat.
LAMPIRAN

Proses penimbangan NaCl.

Proses Pelarutan NaCl.

Proses Pengenceran NaCl.

Proses Pemipetan Larutan NaCl baku


menggunakan pipet gondok.
Proses Pemasukan Larutan NaCl ke
dalam Erlenmeyer

Proses Titrasi NaCl oleh AgNO3

Hasil Titrasi NaCl oleh AgNO3

Hasil Titrasi Garam Dapur oleh


AgNO3

Anda mungkin juga menyukai