Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab V Sistem Pengisian (Charging System)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

44

BAB V
SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

a. Uraian
Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada
komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut seperti motor starte, lampu-lampu
besar dan penghapus kaca. Namun demikian kapasitas baterei sangatlah terbatas,
sehingga tidak akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, baterei harus selalu terisi penuh agar dapat ensuplai kebutuhan
listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Untuk itu pada
mobil diperluka sistem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterei selalu
terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk mengisi kembali
baterei dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat motor
hidup.
Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-
balik yang lebih baik dari pada dinamo yang menghasilkan arus searah dalam hal
tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya.
Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang
dihasilkan alternator harus disearahkan menjadi arus searah sebelum dikeluarkan.
45

b. Alternator
Fungsi alternatoruntuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari motor
menjadi tenaga listrik. Energi mekanik dari motor disalurkan sebuah puli, yang
memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik
bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet
listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang
menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor
untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.

Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :


1. Pull (Pully)
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.

2. Kipas (Pan)
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada alternator.

3. Rotor
Rotor merupaka bagian yang berputar didalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungdi untuk membangkitkan kemagnetan.
Kuku-kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua
slip ring yang terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik
kekumparan rotor.
46

Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan
kipas, sedangkan dibagian di bagian belakang terdapat slip ring.

4. Stator

Pada gambar diatas terlihat gambar kontruksi dari stator coil. Kumparan stator
adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujung-
ujungnya dijadikan satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori gambar
kontruksi stator. Kontruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase.
Bagian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan dan bagian ini disebut titik
netral (neutral point) atau bisaa disebut terminal “N”. pada bagian ujung kabel
lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase.
47

5. Diode (Rectifier)

Pada gambar diatas memperlihatkan kontruksi dan hubungan antara stator coil dan
diode. Ketiga ujung stator dihubungkan dengan kedua macam diode. Pada model
yang lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode
negatif (-). Bagian positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar dari pada yang
negatif (-). Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaannya lainnya yaitu strip
merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negatif.
Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh
stator coil menjadi arus searah (DC). Diode juga befungsi mencegah arus balik dari
baterei ke alternator.

b. Regulator
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu konstan hasilnya. Karena hasil listrik
alternator tergantung pada kecepatan putaran motor, makin cepat putarannya makin
besar hasilnya demikian juga sebaliknya.
Rotor berfungsi sebagai magnet. Adapun magnet yang dihasilkan adalah magnet
listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yangmasuk kerotor coil
akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan
terpengaruh. Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik
yangmasuk kerotor coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk kedalam rotor coil
sehingga tegangna yang dihasilkan oleh alternator tetap konstan menurut harga yang
telah ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain daripada itu regulator juga
48

berfungsi untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan
secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik.

Gambar diatas memperlihatkan hubungan fungsi dari regulator, alternator dan


baterei. Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterei saja
untuk mengatasi kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja
memberi tanda pada pengemudi (lampu CHG).
Ada dua tipe regulator yaitu tipe poin (Point Type) dan tipe tanpa poin (Pointless
Type). Tipe tanpa poin juga bisaa disebut IC regulator karena terdiri dati Integrated
Circuit.
49

Adapun ciri-ciri IC regulator yang dibuat jadi satu dengan alternator adalah sebagai
berikut :
a) Ukuran kecil dan output-nya tinggi
b) Tidak diperlukan penyetelan Voltage (tegangan)
c) Mempunyai sifat konpensasi temperatur untuk kontrol tegangan yang dimiliki
untuk pengisian baterei dan suplai ke lampu-lampu.

c. Aplikasi Dalam Sistem Pengisian (Charging System)

Gambar diatas menunjukan sirkuit/ rangkaian dari sistem pengisian yangmemakai


regulator dua titk kontak. Kebutuhan tenaga untuk menghasilkan medan magnet
(magnetic flucx) pada rotor alternator disuplai dari terminal F. Arus ini diatur dalam
arti ditambah atau dikurangi oleh regulator sesuai dengan tegangan terminal B. Listrik
dihasilkan oleh stator alternator yang disuplai dari terminal B, dan dipakai untuk
menuplai kembali beban-beban yang terjadi pada lampu-lampu besar (head lights),
wipers, radio, dan lain-lain dalam penambahan untuk mengisi kembali baterei. Lampu
pengisian akan menyala, bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal.
Hal tersebut terjadi apabila tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah
yang ditentukan.
Seperti telah ditunjukan oleh gambar diatas, bila sekering terminal IG putus, listrik
tidak akan mengalir ke rotor dan akibatnya alternator tidak membangkitkan listrik.
Walaupun sekering CHG putus alternator akan berfungsi. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan bantuan sirkuit pengisian sebagai berikut.
50

1. Cara Kerja Pada Saat Kunci Kontak ON dan Motor Mati

Bila kunci kontak diputar ke posisi ON, arus dari baterei akanmengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil. Pada waktu yang sama, arus baterei mengalir ke lampu
pengisian (CHG) dan akibatnya lampu menjadi menyala (ON).
Secara keseluruhan mengalirnya arus listrik sebagai berikut :
a. Arus yang ke field coil
Terminal (+)baterei fusible link kunci kontak (IG switch) sekering
Terminal terminal IG regulator point PL1 Point PL0
Terminal F Regulator terminal F alternator brush slip ring
rotor coil slip ring brush terminal E alternator massa
bodi
Akibatnya rotor terangsang dan timbul kemagnetan yang selanjutnya arus ini
disebut arus medan (field current).

b. Arus ke lampu charger


Terminal (+) baterei fusible link sakelar kunci kontak IG (IG switch)
sekering lampu CHG terminal L regulator titik kontak P0
titik kontak P1 terminal E regulator massa bodi.
Akibatnya lampu charge akan menyala.
51

2. Cara Kerja Motor Dari Kecepatan Rendah ke Kecepatan Sedang.


Sesudah motor hidup dan berputar, tegangan/voltage dibangkitkan dalam stator
coil, dan tegangan neutral digunakan untuk voltage relay, karena itu lampu charger jadi
mati. Pada waktu yang sama, tegangan yang dikeluarkan beraksi pada voltage
regulator. Arus medan (field current) yang kerotor dikontrol dan disesuaikan dengna
tegangan yang dikeluarkan terminal B yang beraksi pada voltage regulator.
Demikianlah, salah satu arus medan akan lewat menembus atau tidak menembus
resistor R1 tergantung pada keadaan titik kontak P0.

Catatan :
Bila gerakan P0 dengan voltage relay, membuat hubungan dengan titik kontak P2, maka
pada sirkuit sesudah dan sebelum lampu pengisian (charge) tegangannya sama.
Sehingga arus tidak akan mengalir ke lampu dan akhirnya lampu mati. Untuk jelasnya
aliran arus pada masing-masing peristiwa sebagai berikut :
a. Tegangan Neutral.
Terminal N alternator terminal N regulator magnet coil dari
voltage relay terminal E regulator massa bodi.
Akibatnya pada magnet coil dari voltage relay akan terjadi kemagnetan dan dapat
menarik titik kontak P0 dari P1 dan selanjutnya P0 akan bersatu dengan P2. Dengan
demikian lampu pengisian (charge) jadi mati.
52

b. Tegangan yang keluar (Output Voltage).


Terminal B alternator terminal B regulator titk kontak P2
titik kontak P0 magnet coil dari voltage regulator terminal E regulator
massa bodi.
Akibatnya pada coil voltage regulator timbul kemagnetan yang dapat mempengaruhi
posisi dari titik kontak (Point) PL0. dalam hal ini PL0 akan tertarik dari PL1 sehingga
pada kecepatan sedang PL0 akan mengambang (seperti terlihat pada gambar diatas).

c. Arus yang ke Field (Field Current).


Terminal B alternator IG switch fuse terminal IG regulator
Point PL1 Point PL0 Resistor R terminal F
regulator terminal F alternator rotor coil terminal E
alternator massa bodi.
Dalam hal ini jumlah arus/tegangan yang masuk kerotor coil bisa melalui dua
saluran.
Bila kemagnetan di voltage regulator besar dan mampu menarik PL0 dan PL1, maka
arus yang kerotor coil akan melalui resistor R. akibatnya arus akan kecil dan
kemagnetan yang ditimbulkan rotor coil-pun kecil (berkurang).
Sedangkan kalau kemagnetan pada volatage regulator lemah dan PL0 tidak tertarik
dari PL1 maka arus yang kerotor coil akan tetap melalui point PL1 point PL0.
Akibatnya arus tidak melalui resistor dan arus yang masuk kerotor coil akan
normal kembali.

d. Output Current
Terminal B alternator baterei dan beban massa bodi.
53

3. Cara Kerja Motor dari Kecepatan Sedang ke Kecepatan Tinggi

Bila putaran motor bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik,
dan gaya tarik dari kemagnetan kumparan voltage regultor menjadi lebih kuat. Dengan
gaya tarik yang lebih kuat, field current yang kerotor akan mengalir terputus-putus
(intermittenly). Dengan kata lain, gerakan titk kontak PL0 dari voltage regulator
kadang-kadang membuat hubungan dengan titik kontak PL2.
Catatan :
Bila gerakan titik kontak PL0 pada regulator berhubungan dengan titik kontal PL2, field
current akan dibatasi. Bagaimanapun juga, point P0 dari voltage relay tidak akan
terpisah dari point P2 sebab tegangan neutral terpeliharadalam sisa flux dari rotor.
Aliran arusnya asalah sebagai berikut :
a. Tegangan Netral (Voltage Neutral)
Terminal N alternator terminal N regulator magnet coil dari voltage relay
terminal E regulator massa bodi.
Arus ini juga sering dissebut neutral voltage.
54

b. Output Voltage
Terminal B alternator terminal B regulator point P2 Point P0
magnet coil dari N regulator .
Ini yang disebut dengan output voltage.

c. Tidak Ada Arus ke Field Current


Terminal B alternator IG Switch fuse terminal IG regulator
resistor R terminal F regulator terminal F alternator
rotor coil atau point PL0 point P2 ground (No.F.C)
terminal E alternator massa (F current).
Bila arus resistor R mengalir terminal F regulator rotor coil
massa, akibatnya arus yang ke rotor ada, tapi kalau PL0 nempel PL2 – maka arus
mengalir ke massa sehingga yang ke rotor coil tidak ada.

d. Output Current
Terminal B alternator baterei/load massa

Anda mungkin juga menyukai