Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Skrining Fitokimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SKRINING FITOKIMIA

OLEH

Nama : Hen Billy H.Libing


NIM : PO530333219317
Tingkat : 2B

PRODI FARMASI
POLTEKKESKEMENKES KUPANG
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skrining Fitokimia

BAB III PENUTUP


3.1 Penutup

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang dikaruniai keindahan alam dan keanekaragaman


hayati.Berbagai jenis tanaman hidup di tanah Indonesia dengan keelokkan dan ciri
masing-masing.Dari sekian banyaknya tanaman tersebut, tidak sedikit yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat oleh nenek moyang kita. Tanaman tersebut dikatakan sebagai
obat tradisional, karena cara penggunaan atau pengolahannya yang masih sangat
sederhana tanpa menggunakan peralatan canggih atau modern. Berdasarkan warisan
turun temurun nenek moyanglah, para ahli mulai merancang dan mengembangan
metode-metode penelitian untuk mengetahui adanya kandungan senyawa-senyawa kimia
dalam tanaman sehingga dapat digunakan sebagai obat yang dapat menyembuhkan
penyakit. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, ternyata
memang banyak tanaman yang terbukti secara ilmiah bisa mengobati berbagai macam
penyakit. Berbagai penelitian dilakukan untuk menganalisis kandungan senyawa pada
tanaman sehingga dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Salah satu cara yang
digunakan saat ini untuk menganalisis kandungan senyawa pada tanaman adalah melalui
skrining fitokimia. Skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam penelitian
fitokimia yang secara umum dapat dikatakan bahwa metodenya sebagian besar
merupakan reaksi pengujian warna dengan suatu pereaksi warna.

Jenis tanaman yang terdapat di bumi nusantara ini ±30.000 jenis, dan ada lebih dari
1000 jenis tanaman obat yang dimanfaatkan dalam industri obat tradisional, dimana ada
beberapa simplisia yang banyak dipakai (lebih dari 10 ton per tahun) oleh industri obat
tradisional untuk memproduksi obat tradisional/obat bahan alam. Berbagai penelitian dan
pengembangan yang memanfaatkan kemajuan teknologi dilakukan sebagai upaya
peningkatan mutu dan keamanan produk yang diharapkan dapat lebih meningkatkan
kepercayaan terhadap manfaat obat bahan alam tersebut (Badan POM RI,
2005).Penggunaan obat tradisionalsecara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan
obat modern.Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang
relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari, 2006)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Metode skring fitokimia alkaloid ,flavanoid ,saponin,glikosida,tanin
,terpenoid,antrakuinon ?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode skring fitokimia alkaloid ,flavanoid
,saponin,glikosida,tanin ,terpenoid,antrakuinon
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 skrining fitokimia


Skrining fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari
komponen senyawa aktif yang terdapat pada sampel, yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintesisnya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi biologisnya, isolasi dan
perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman. Letak
geografis, suhu, iklim dan kesuburan tanah suatu wilayah sangat menentukan kandungan
senyawa kimia dalam suatu tanaman. Sampel tanaman yang digunakan dalam uji fitokimia
dapat berupa daun, batang, buah, bunga dan akarnya yang memiliki khasiat sebagai obat
dan digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat-obatan
tradisional (Agustina, dkk. 2016).
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat tradisional adalah delima
(Punica granatum L.). Delima (Punica granatum L.) adalah tanaman buah- buahan yang
mudah tumbuh hampir di semua iklim. Pemanfaatan tanaman ini sebagai obat tradisional
sangat bervariasi dan seluruh bagian tanaman delima (Punica granatum L.) ini bisa
dimanfaatkan sebagai obat (Wahyuni, dkk. 2013).
Kegunaan delima (Punica granatum L.) ini dalam masyarakat sangat luas, antara lain
buahnya digunakan sebagai obat cacing, disentri, astringen, sariawan, sering kencing .
Bunganya untuk radang selaput lendir gusi, luka terbuka. Kulit buah untuk luka terbuka,
disentri, diare kronik dan biji untuk obat batuk (Widjaya, 2012).

2.1.1 Metode skring fitokimia alkaloid ,flavanoid ,saponin, ,tanin ,terpenoid, antrakuinon
Salah satu jurnal ilmiah yang saya ambil sebagai acuan untuk mengetahui kadar
senyawa adalah :
SKRINING FITOKIMIA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK
ETANOL BUAH DELIMA (Punica granatum L.) DENGAN METODE UJI WARNA

Dari Media Farmasi Poltekkes Maksar

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasi laboratorium dengan


metode kualitatif untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dengan sampel penelitian
yaitu ekstrak etanol buah delima (Punica granatum L.).

1. Pembuatan Ekstrak
Sebanyak 500 gram simplisia buah delima (Punica granatum L.) yang telah
dikeringkan lalu di maserasi dengan cara dimasukkan kedalam toples kaca lalu
direndam dengan etanol 70 % menggunakan perbandingan 1 : 3 dilakukan
pengadukan sebanyak 1 kali 24 jam selama 5 hari. Disimpan dalam toples tertutup dan
terlindung dari cahaya. Setelah 5 hari dilakukan penyarian untuk memisahkan cairan
dari residu kemudian diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental

2. Identifikasi Golongan Senyawa

 Identifikasi Flavonoid

1 gram ekstrak sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian


ditambahkan HCl Pekat lalu dipanaskan dengan waktu 15 menit di atas
penangas air. Apabila terbentuk warna merah atau kuning berarti positif
flavonoid (flavon, kalkon dan auron).

 Identifikasi Alkaloid
2 gram ekstrak sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi ditetesi dengan 5
mL HCl 2 N dipanaskan kemudian didinginkan lalu dibagi dalam 3 tabung
reaksi, masing-masing 1 mL. Tiap tabung ditambahkan dengan masing-
masing pereaksi. Pada penambahan pereaksi Mayer, positif mengandung
alkaloid jika membentuk endapan putih atau kuning. Pada penambahan
pereaksi Wagner, positif mengandung alkaloid jika terbentuk endapan coklat.
Pada penambahan pereaksi Dragendrof, mengandung alkaloid jika terbentuk
endapan jingga.

 Identifikasi Terpenoid dan Steroid

2 gram ekstrak sampel dimasukkan dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan


dengan 2 mL etil asetat dan dikocok.
Lapisan etil asetat diambil lalu ditetesi pada plat tetes dibiarkan sampai
kering. Setelah kering, ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1
tetes asam sulfat pekat. Apabila terbentuk warna merah atau kuning berarti
positif terpenoid. Apabila terbentuk warna hijau berarti positif steroid.

 Identifikasi Saponin
1 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 10 mL air
panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik positif
mengandung saponin jika terbentuk buih setinggi 1-10 cm tidak kurang 10
menit dan pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.

 Identifikasi Tanin
1 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 10mL air
panas kemudian dididihkan selama 5 menit kemudian filtratnya ditambahkan
FeCl3 3-4 tetes, jika berwarna hijau biru (hijau-hitam) berarti positif adanya
tanin katekol sedangkan jika berwarna biru hitam berarti positif adanya tanin
pirogalol

Hasil Skrining Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Buah


Delima (Punica granatum L.).

Pada uji flavonoid sejumlah ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi


dilarutkan dengan 1 mL etanol 70% lalu ditambahkan serbuk magnesium,
kemudian ditambahkan HCl pekat. Tujuan penambahan serbuk magnesium dan
HCl pekat ini untuk mereduksi ikatan glikosida dengan flavonoid.

Agar flavonoid bisa diidentifikasi, maka ikatan glikosida dengan flavonoid


dalam tanaman harus diputus dengan cara mereduksi ikatan tersebut yang mana
hasil yang didapatkan positif karena terbentuk warna kuning. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi yang memperoleh hasil positif.
Pada uji alkaloid sejumlah ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi ditetesi
dengan HCl 2 N bertujuan untuk menarik alkaloid dari dalam simplisia, alkaloid
bersifat basa sehingga dengan penambahan HCl akan terbentuk garam, lalu
dipanaskan dengan tujuan memecahkan ikatan antara alkaloid yang bukan dalam
bentuk garamnya, lalu didinginkan, kemudian dilakukan reaksi pengendapan dengan
menggunakan tiga pereaksi. Untuk pereaksi Mayer diperoleh hasil positif dengan
terbentuknya endapan utih atau kuning. Untuk pereaksi Wagner juga hasilnya
positif dengan terbentuknya endapan coklat sedangkan pada penambahan pereaksi
Dragendorff diperoleh hasil yang positif dengan terbentuknya endapan jingga. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjaya yang memperoleh
hasil positif.
Pada uji terpenoid/steroid sejumlah ekstrak dimasukkan sedikit dalam tabung
reaksi kecil, lalu di kocok dengan sedikit eter. Lapisan eter diambil lalu diteteskan
pada plat tetes dibiarkan sampai kering. Setelah kering, ditambahkan 2 tetes asam
Hati:
asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Apabila terbentuk warna merah atau
kuning berarti positif terpenoid. Apabila terbentuk warna hijau berarti positif steroid.
Hasil yang didapat positif mengandung terpenoid karena berbentuk warna merah atau
kuning. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widjaya yang
memperoleh hasil positif.

Pada uji saponin sejumlah ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi


ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan kemudian dikocok kuatkuat selama 10
detik hasil yang didapat positif mengandung saponin karena terbentuk buih setinggi 1
cm tidak kurang 10 menit dan pada penambahan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.
Busa yang dihasilkan saponin tidak terpengaruh oleh asam sehingga setelah
ditambah HCl 2 N tetap stabil dan busa tidak hilang. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Widjaya yang memperoleh hasil positif.
Pada uji tanin sejumlah ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi
ditambahkan 10 ml air panas kemudian dididihkan selama 5 menit kemudian
filtratnya ditambahkan FeCl3 3-4 tetes. Tanin merupakan senyawa fenolik yang
cenderung larut dalam air dan pelarut polar tujuan penambahan FeCl3 untuk
menentukan apakah buah delima mengandung gugus fenol, adanya gugus fenol
ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman dan biru kehitaman setelah
ditambahkan FeCl3. Hasil yang didapat positif karena terbentuk warna hijau
kehitaman. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi yang
memperoleh hasil positif
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Skrining fitokimia merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari
komponen senyawa aktif yang terdapat pada sampel, yaitu mengenai struktur kimianya,
biosintesisnya, penyebarannya secara alamiah dan fungsi biologisnya, isolasi dan
perbandingan komposisi senyawa kimia dari bermacam-macam jenis tanaman. Letak
geografis, suhu, iklim dan kesuburan tanah suatu wilayah sangat menentukan kandungan
senyawa kimia dalam suatu tanaman. Sampel tanaman yang digunakan dalam uji fitokimia
dapat berupa daun, batang, buah, bunga dan akarnya yang memiliki khasiat sebagai obat
dan digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan obat modern maupun obat-obatan
tradisional (Agustina, dkk. 2016).
Salah satu tumbuhan yang sering digunakan sebagai obat tradisional adalah delima
(Punica granatum L.). Delima (Punica granatum L.) adalah tanaman buah- buahan yang
mudah tumbuh hampir di semua iklim. Pemanfaatan tanaman ini sebagai obat tradisional
sangat bervariasi dan seluruh bagian tanaman delima (Punica granatum L.) ini bisa
dimanfaatkan sebagai obat (Wahyuni, dkk. 2013).
Skring fitokimia yang dilakukan adalah identifikasi alkaloid ,flavanoid ,saponin, ,tanin
,terpenoid, antrakuinon
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, S., dkk.Skrining Fitokimia Tanaman Obat Di Kabupaten Bima. Indonesia E-
Journal of Applied Chemistry. Vol 4 No 1 Th 2016.2016

Ditjen POM.Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,


Jakarta.2014

Indrawati, N.Bawang Dayak Si Umbi Ajaib Penakluk Aneka Penyakit, Edisi Pertama, PT.
Agromedia Pustaka: Jakarta.2013

Irsyad, M.Standarisasi Ekstrak Etanol Tanaman Katumpangan Air (Peperomia pellucida


(L.) Kunth), Skripsi tidak diterbitkan-Jakarta.2013

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah. Khoirani,


N.Karakterisasi Simplisia dan Standardisasi Ekstrak Etanol Herba Kemangi
(Ocimum americanum L.), Skripsi tidak diterbitkan-Jakarta.2013

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah. Khotimah, K.Skrining
Fitokimia dan Identifikasi Metabolit Sekunder Senyawa Karpain Pada Ekstrak
Metanol Daun Carica pubescens Lenne & K. Koch Dengan LC/MS (Liquid
Chromatoghraph- tandem Mass Spectrometry,. Skripsi tidak diterbitkan-Malang,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim.2016

Mukhriani.Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal


Kesehatan. Vol 7 No 2 Th 2014.2014

Anda mungkin juga menyukai