KIAN
KIAN
KIAN
Di Susun Oleh :
Shinta Puspita Sari
Nim: P2002054
Di Susun Oleh :
Shinta Puspita Sari
Nim: P2002054
P2002054
PENGUJI I PENGUJI II
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmi Keperawatan
ItKes Wiyata Husada Samarinda
Menyatakan bahwa proposal ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Samarinda, ….2021
Yang membuat pernyataan
Dengan ini menyetujui dan memberikan hak kepada ITKES Wiyata Husada
Samarinda atas Karya Ilmiah Akhir Ners saya yang berjudul :
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak ini, ITKES Wiyata
Husada Samarinda berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan pemilik hak
cipta.
Samarinda,……2021
Yang membuat pernyataan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumusakan masalah
yaitu, apakah terdapat efektivitas pemberian aromaterapi terhadap
penurunan mual muntah pada pasien kanker diruang kemoterapi RSUD
Abdoel Wahab Sjahranie samarinda.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas pemberian aromaterapi lemon terhadap
penurunan mual muntah pada pasien kanker serviks diruang kemoterapi
RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien kemoterapi dengan
kanker serviks
b. Mengidentifikasi tingkat mual muntah sebelum diberikan
aromaterapi lemon
c. Mengidentifikasi tingkat mual muntah sesudah dilakukan
aromaterapi lemon
d. Menganalisa efek pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan
tingkat mual muntah
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) yaitu:
1. Teoritis
a. Bagi penulis
Penulisan karya ilmiah ini dapat menjadi dasar dalam praktik
keperawatan maternitas dan sebagai proses pembelajaran dalam
melakukan asuhan keperawatan terhadap penurunan mual muntah
pada kanker serviks di ruang kemoterapi
b. Ilmu pengetahuan
Penulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan tentang terapi
komplamenter yang merupakan tindakan mandiri non farmakologis
yang dilakukan perawat khususnya mual dan muntah pada pasien
kanker serviks dengan pemberian aromaterapi lemon
2. Praktisi
a. Intansi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
informasi pendidikan kesehatan pada pasien dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan, tidak hanya berfokus pada manajemen
farmakologi saja tetapi menekankan fungsi perawat mandiri sebagai
pemberi asuhan keperawatan yang bersifat palliative care, dan
sebagai tindakan terapi komplamenter.
b. Insttitusi Pendidikan
Karya ilmiah Ners ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
praktik keperawatan untuk kedepannya khususnya di ITKES Wiyata
Husada Samarinda dan menjadi salah satu sumber informasi yang
dapat digunakan untk tindakan mandiri keperawatan terapi
komplamenter.
c. Pasien
Penulisan ini dapat memberikan informasi kepada pasien sehingga
diharapkan tingkat pengetahuan pasien meningkat khususnya
tentang pemberian aromaterapi lemon terhadap penurunan mual
muntah pada pasien kanker serviks yang juga dapat dilakukan di
kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Manifestasi Klinis
a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar
dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
b. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang kemudian
berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
c. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause. Pada fase invasive
dapat keluar cairan berwara kekuning-kuningan , berbau dan dapat
bercampur dengan darah.
d. Timbul gejala – gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
Timbulnya nyeri panggul (pelvis) atau diperut bagian bawah bila
ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke
bawah, kemungkinan terjadi hidronefrosis selain itu bisa juga
timbul nyeri di tempat-tempat lainnya
e. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang
gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan proses usus
besar bagian bawah (rectum), terbentuknya fistal vesikovaginal
atau rektovaginal atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh
(Andrijono, 2010).
4. Faktor Risiko
Predisposisi adalah kondisi yang memicu munculnya kanker.
Faktor- faktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain:
a. Perilaku Seksual
Risiko terkena kanker serviks akan meningkat apabila
seorang perempuan memiliki mitra seksual multipel atau sama saja
ketika pasangannya memiliki mitra seksual multipel. Selain itu
akan sangat berisiko apabila pasangan mengidap kondiloma
akuminata (Kurniawati, 2018) .
b. Aktivitas Seksual Dini
Risiko terkena kanker serviks akan meningkat apabila
seorang perempuan memiliki mitra seksual multipel atau sama saja
ketika pasangannya memiliki mitra seksual multipel. Selain itu
akan sangat berisiko apabila pasangan mengidap kondiloma
akuminata (Kurniawati, 2018) .
c. Smegma
Smegma adalah substansi berlemak. Smegma biasanya
terdapat pada lekukan kepala kemaluan laki-laki yang tidak
disunat. Sebenarnya smegma adalah secret alami yang dihasilkan
kelenjar sabeceous pada kulit penis. Namun ternyata hal ini
berkaitan dengan meningkatnya resiko seorang laki-laki sebagai
pembawa dan penular virus HPV (Kurniawati, 2018).
d. Perempuan yang Merokok
Rokok terbuat dari tembakau dan seperti yang kita ketahui
bahwa didalam tembakau terdapat zat-zat yang bersifat sebagai
pemicu kanker baik yang dihisap maupun dikunyah. Asap rokok
menghasilkan Polycyclic aromatic hydrocarbons heterocyclic
amine yang mutagen dan sangat karsinogen, sedangkan jika
dikunyah menghasilkan netrosamine. Bahan karsinogenik spesifik
dari tembakau dijumpai dalam lendir serviks wanita perokok.
Bahan ini dapat merusak DNA sel epitel skuamosa dan bersama
dengan infeksi HPV mencetuskan transformasi maligna
(Meihartati, 2017).
e. Paritas
Perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki risiko
terkena kanker serviks lebih tinggi. Hal ini terjadi karena ibu
dengan paritas tinggi akan mengalami lebih banyak resiko
morbiditas dan mortalita. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya
fungsi organ-organ reproduksi yang memudahkan timbulnya
komplikasi (Handayani dan Mayrita, 2018).
f. Tingkat Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan
dengan asupan gizi serta status imunitas (Kurniawati, 2018).
g. Penggunaan Obat Imunosupresan atau Penekan Kekebalan Tubuh
HIV (Human Immunodeficiensy Virus) merupakan virus
penyebab Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang
menyebabkan sistem imun tubuh menurun dan membuat
perempuan berisiko tinggi terinfeksi HPV. Pada wanita dengan
HIV, pra-kanker serviks mungkin akan berkembang menginvasi
dengan cepat untuk menjadi kanker dari pada normalnya.
Pengguna obat imunosupresan atau penekan kekebalan tubuh atau
pasca transplantasi organ merupakan faktor risiko juga (Yanti,
2013).
h. Riwayat Terpapar Infeksi Menular Seksual (IMS)
Human Papilloma Virus (HPV) bisa ikut tertularkan bersamaan
dengan penyebab penyakit kelamin lainnya saat terjadi hubungan
kelamin (Kurniawati, 2018).
i. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang
panjang (5 tahun atau lebih) akan meningkatkan risiko terjadinya
kanker serviks pada perempuan yang terinfeksi HPV, jika
penggunaan obat oral kontrasepsi dihentikan maka risiko akan
turun pula (Yanti, 2013).
j. Kontrasepsi Barier
Penggunaan metode barier (kondom) akan menurunkan
risiko kanker serviks. Hal ini disebabkan karena adanya
perlindungan serviks dari kontak langsung bahan karsinogen dari
cairan semen (Yanti, 2013).
5. Patofisiologi
Perjalanan secara singkat kanker serviks dapat dilihat pada gambar
berikut.
7. Penatalksanaan
a. Pembedahan (operasi), pada kanker serviks yang telah terdeteksi
dini umumnya dilakukan operasi. Beberapa jenis operasi dapat
dilakukan, namun pilihan terakhir tergantung dari faktor yang
dipertimbangkan oleh dokter, terutama stadium dan ukuran kanker.
b. Terapi radiasi, terapi radiasi (radiioterapi) menggunakan x-ray
energy tinggi atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel kanker
dan menghentikan perkembangannya. Terapi radiasi dapat menjadi
pengobatan yang efektif untuk kanker serviks stadium awal. Pada
kanker serviks stadum awal, radiasi lebih digunakan sebagai
pengobatan tambahan setelah operasi untuk pasien dengan resiko
tinggi relaps. Dokter juga menggunakan radiasi untuk kanker lebih
besar dan stadium lebih tinggi. Kebutuhan terapi radiasi ditentukan
oleh stadium, pemeriksaan, dan waktu operasi.
c. Kemoterapi, pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang
bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel
kanker.
2. Obat-obatan Sitostatika
Menurut Desen (2008) dan Sukardja (2000), obat-obatan anti kanker
(sitostatika) yang umum digunakan di klinik yaitu :
a. Alkilator : Mostar Nitrogen, Siklofosfamid, Ifosfamid, Ttio-tepa,
Myleran, Melfalan, Karmustin, Lomustin, Me-CCNU, Cisplatin,
Karboplatin, Oksalipatin, Dakarbazin, Temozolamid, Prokarbazin.
b. Antimetabolite : Metotreksat, Merkaptopurin, Tioguanin,
Fluorourasil, Ftorafur, Urasil Tegafur, Xeloda, Sitrabin,
Gemsitabin, Fludarabin, Hidroksiurea, L-Asparaginase.
c. Antimikrotubular : Onkovin/Vinkristin, Vinblastin, Vindesin,
Navelbin, Taksol, Taksoter
d. Inhibitor topoisomerase : Etoposid, Vumon, Topotekan,
Irinotekan.
e. Antibiotic : Adriamisin, Epirubisin, Daunorubisin, Pirarubisin,
Bleomisin, Mitomisin-C, Aktinomosin D, Dokasil.
f. Hormonal : Tamoksifen, Toremifen, Medroksi-progesterin,
Megestrol, Flutamid, Aminoglutotimid, Lentaron, Letrozol,
Anastrozol, Eksemestran, Goserelin, Lupron.
g. Target molecular : Gleevac, Mabthere, Herceptin, Iressa, Erbitux,
Tarceva, Avastin
5. Toksisitas Kemoterapi
Pemberian kemoterapi sebagai salah satu modalitas terapi kanker
telah terbukti dalam memperbaiki hasil pengobatan hasil kanker, baik
untuk meningkatkan angka kesembuhan, ketahanan hidup, dan
kaualitas hidup penderita, namun kemoterapi juga membawa berbagai
efek samping dan komplikasi (Susanto, 2006 dalam Susanti, 2016).
a. Kemoterapi memberikan efek toksik terhadap sel-sel yang normal
karena proliferasi juga terjadi di beberapa organ-organ normal,
terutama pada jaringan dengan siklus sel yang cepat seperti
sumsum tulang, mukosa epithelia, dan folikel-folikel rambut
(saleh, 2006). Semeltzer dan Bare (2002) juga menjelaskan bahwa
sel-sel dengan kecepatan pertumbuhan yang tinggi (misalnya :
epithelium, sumsum tulang, folikel rambut, sperma) sangat rentan
terhadap kerusakan akibat obat-obatan kemoterapi. Menurut Saleh
(20026), hal – hal yang mempengaruhi terjadinya efek samping
dan toksisitas dari obat kemoterapi taitu : jenis obat, dosis, jadwal
pemberian obat, cara pemberian obat, dan faktor predisposisi.
b. Efek toksik kemoterapi terdiri dari ebebrapa toksik jangka pendek
dan jangka panjang (Desen, 2008). Efek toksik janga pendek
meliputi: depresi sumsum tulang, reaksi gastrointestinal (mual,
muntah, ulserasi mukosa mulut, diare), trauma fungsi hati (infeksi
virus hepatitis laten memburuk dan nekrosisi hati akut), trauma
fungsi ginjal (sistitis hemoragik, oliguria, uremia, nefropati asam
urat, hiperurikemia, hyperkalemia, dan hiperfostamia),
kardiotoksisitas, pulmotoksisitas (fibrosis kronis paru),
neurotoksisitas (perineuritis), reaksi alergi (demam, syok,
menggigil, syok anafilatik, oedema), efek toksik local
(tromboflebitis), dan lainnya (alopesia, meanosis, sindrom tangan-
kaki/eritoderma palmar-plantar). Sedangkan efek jangka panjang
meliputi : karsinogenisitas (meningkatkan peluang terjadinya
tumor primer kedua), dan infertilitas. Menurut Saleh (2007),
toksisitas umum yang diakibatkan oleh obat-obatan kemoterapi
yaitu miolosupresi (seperti anemia, leucopenia, trombositopenia),
mual muntah, ulserasi membram mukosa, dan alopesia (kebotakan)
2. Mekanisme Aromaterapi
Efek fisiologis dari aroma dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
mereka yang bertindak melalui stimulus saraf dan organ-organ yang
bertindak langsung pada organ atau jaringan melaui efektor reseptor
mekanisme. Aromaterapi didasarkan pada teori bahwa inhalasi atau
penyerapan minyak essensial memicu perubahan dalam sistem limbic,
bagian dari otak yang berhubungan dengan memori dan emosi. Hal ini
dapatt merangsang respon fisiologis saraf, endokrin tau sistem
kekebalan tubuh, yang mempengaruhi denyut jantung, tekanan darah,
pernafasan, aktifitas gelombang otak dan pelepasan hormone diseluruh
tubu (Sharma, 2012).
Efek pada otak menjadikan tenang atau merangsang sistem saraf,
serta mungkin membantu dalam menormalkan skresi ormon.
Menghirup minyak essensial dapat meredakan gejala pernafasan,
sedangkan aplikasi lokal minyak yang diencerkan dapat membantu
untuk kondisi tertentu. Pijat dikombinasi dengan minyak essensial
memberikan relaksasi, serta bantuan dari rasa nyeri, kekuatan otot dan
kejang. Beberapa minyak essensial yang diterapkan pada kulit dapat
menjadi anti mikroba, antiseptic, anti jamur, atau anti inflamasi.
(Sharma, 2013).
3. Manfaat Aromaterapi
Menurut (Rahma, 2016) manfaat aromaterapi terdiri dari :
a. Relaksasi banyak penelitian membuktikkan bahwa minyak
essensial yang dipakai dalam aromaterapi, seperti minyak bunga
lavender dan kamomil, dapat menenangkan anda ketika dilanda
kecemasan atau stres berlebihan. Aromaterapi lavender dipercaya
bisa memberikan efek relaksasi yang mengendendalikan sistem
saraf simptasi, yaitu sistem saraf yang bertanggung jawab pada
respon stress flight or flight (melawan atau melarikan diri) dan
gejala fisiknya seperti tangan berkeringat atau jantung yang
berdegup kencang.
b. Meningkatkan kualitas tidur karena minyak aromaterapi membantu
orang mengurangi stress, maka dipercaya bahwa aromaterapi juga
turut membantu sesorang untuk tidur lebih nyenyak. Sesorang
dengan insomnia, cemas, atau restless leg syndrome dan gatal
dimalam hari yang sering terjadi dapat menggunakan aromaterapi
untuk membantu tidurnya. Minyak essensial dalam aromaterapi
yang digunakan dapat berupa minyak bunga lavender. Nyalakan
diffuser kira-kira satu jam sebelum tidur. Mengobati masalah
pernafasan beberapa minyak aromaterapi memiliki antiseptic yang
dapat membantu membersihkan udara dari bakteri, kuman, dan
jamur. Organisme – organisme tersebut dapat mengganggu
pernafasan, seperti sumbatan, batuk, atau bersin. Tea tree atau
minyak pohon the dianggap memiliki kemampuan sntiseptik dan
antimikroba sedangkan minyak eukaliptus dianggap dapat
melegakan pernapasan disaat flu.
c. Meredakan nyeri dan peradangan unruk meredakan nyeri atau pada
otot yang tegang, nyeri sendi, jaringan yang mengalami
peradangan, atau sakit kepala. Minyak aromaterapi yang biasa
digunakan adalah jahe, kunyit, dan jeruk untuk meredakan nyeri
sendi. Kemudian yntuk sakit kepala menggunakan aroma terapi
daun mint dan rosemary.
d. Mengurangi mual minyak aromaterapi seperti jahe, kunyit, anggur,
daun mint. Lemon, kamomil, dan eukaliptus dapat membantu
mengatasi penyakit asam lambung, mual, morning sickness (mual
saat hamil), atau kram perut saat pms.
5. Aromaterapi Lemon
a. Definisi Aromterapi Lemon
Aromaerapi minyak lemon adalah essensial oil yang dihasilkan
dari ekstrak kulit jeruk lemon (citrus lemon) yang sering digunakan
dalam aromaterapi. Aromaterapi lemon telah banyak digunakan
oleh wanita sebanyak 40% untuk meredakan mual dan muntah dan
26,5% dari dilaporkan sebagai cara yang efektif untuk mengontrol
gejala mual muntah
Gambar 2.3 buah lemon
b. Manfaat Aromaterapi Lemon
1) Mengurangi rasa mual
Salah satu manfaat dari minyak essensial lemon yang
paling banyak orang gunakan adalah untuk meredakan rasa
mual.
2) Memelihara kesehatan kulit
Sifat antioksidan yang dimiliki oleh minyak lemon ternyata
membantu mengurangi kerusakan jaringan pada kulit yang
disebabkan oleh radikal bebas. Selain itu, lemon juga dipercaya
mempunyai sifat anti-penuaan yang membuat kulit lebih
kencang dan awet muda. Seperti yang dimuat dari jurnal
Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine
tentang sifat antimikroba pada minyak esensial, lemon
termasuk salah satu minyak yang dapat membantu mengobati
masalah kulit. Pada jurnal tersebut disebutkan bahwa minyak
esensial lemon cukup membantu masalah kulit, seperti:
a) Lecet dan luka
b) Gigitan serangga
c) Kulit berminyak
d) Selulit
Akan tetapi, sangat disarankan untuk tidak langsung
mengoles minyak esensial pada kulit Anda karena dapat
menyebabkan iritasi. Usahakan untuk mencampurkan minyak
esensial lemon dengan minyak pembawa sebelum dioleskan
pada kulit Anda.
3) Meredakan gangguan pencernaan
Bagi Anda yang mengalami sakit perut atau konstipasi
(sembelit), minyak lemon bisa jadi solusi masalah Anda.
Pada tahun 2009, terdapat sebuah penelitian mengenai efek
penggunaan minyak esensial lemon dalam makanan terhadap
kesehatan lambung. Para peneliti tersebut menggunakan tikus
percobaan untuk melihat apakah pemberian minyak lemon
berpengaruh atau tidak. Hasilnya, minyak esensial lemon
ternyata dapat membantu mengurangi gejala gastritis. Hal
tersebut dilakukan dengan mengurangi luka pada selaput
lambung dan melindungi organ pencernaan. Namun, belum ada
penelitian yang menyatakan seberapa aman minyak lemon bila
dikonsumsi manusia. Jangan mencobanya di rumah.
Manfaat minyak lemon bagi kesehatan pencernaan lainnya
adalah meredakan gejala konstipasi. Hal tersebut dibuktikan
melalui sebuah uji coba yang berlangsung selama 10 hari.
Selama masa percobaan, para peserta lansia mendapatkan
pijatan dengan minyak lemon. Pijatan yang mereka dapatkan
sebagian besar pada perut bagian bawah.
Ternyata, dari pijatan tersebut membuat mereka lebih
lancar buang air besar. Efek obat alami ini bertahan hingga dua
minggu setelah penelitian berakhir.
4) Membantu melindungi organ dalam
Minyak esensial lemon dipercaya dapat melindungi organ
dalam, seperti hati dan ginjal, akibat penggunaan obat aspirin.
Salah satu obat antinyeri dan antipembekuan darah.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian tahun 2016 yang
mengujicobakan tikus dan minyak esensial lemon. Tikus yang
menjadi hewan percobaan menderita kerusakan hati dan ginjal
akibat penggunaan aspirin dosis tinggi.
Setelah diberikan beberapa kali, minyak lemon ternyata
dapat mengurangi kadar oksidatif dan kerusakan pada kedua
organ tersebut. Hal tersebut dikarenakan minyak lemon
mengandung antioksidan yang membantu menjebak radikal
bebas untuk berhenti menyerang organ.
5) Membantu mengatasi masalah pernapasan
Selain mengandung antimikroba dan antioksidan, minyak
esensial lemon juga bersifat antiradang. Maka itu, lemon
termasuk dalam minyak esensial yang memiliki manfaat untuk
mengatasi masalah pernapasan dan meningkatkan kekebalan
tubuh.
Tidak hanya itu, minyak lemon dapat merangsang drainase
limfatik. Drainase limfatik oleh lemon ini dapat membantu
mengurangi pembengkakan kelenjar getah bening.
Dengan begitu, potensi penumpukan cairan pun berkurang,
sehingga masalah batuk pun mereda.
c. Cara Kerja Minyak Lemon
Minyak lemon bermanfaat sebagai antistress, karena
minyak atsiri minyak astsiri lemon memiliki kemampuan untuk
menyegarkan pikiran yaitu dengan menciptakan pikiran dalam
bingkai posistif dan menghapus emosi negative. Menghirup
minytak atsiri lemon dapat membantu meningkatkan konsentrasi
dan kewaspadaan. Limonene adalah kandungan utama yang
terdapat dari minyak esensial lemon yang memiliki manfaat
sebagai mentaly, stimulating, antiheumatic, antispasmodic,
hypotensive, antistres dan sedative. Bau yang menimbulkan rasa
nyaman dan rileks untuk memproduksi serotonin, ensepalin, dan
endorphin sehingga mual muntah berkurang.
Penggunaan aromaterapi dengan cara inhalasi lebih cepat
absorpsi disbanding dengan pemberian obat melalui oral karena
pengiriman obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran
nafas dan epitel paru-paru, sehingga hanya memerlukan waktu
beberapa detik samapi dengan menit. Sedangkan pemebrian obat
melalui oral memerlukan waktu absorpsi lebih lambat karena jalan
untuk mencapai jaringan lebih rumit dan ketika minum obat
bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi absorpsi
sehingga obat yang tidak tahan asam menjadi rusak atau tidak
diabsorpsi.
d. Cara Pemakaian
Layaknya menggunakan minyak esensial dari tumbuhan
lain, minyak lemon juga bisa dicampurkan 3-4 tetes ke diffuser dan
biarkan harumnya merebak mengharumkan ruangan
Anda. Pastikan ruangan yang diletakkan diffuser memiliki sirkulasi
udara yang baik. Batasi pula sesi aromaterapi
Anda menggunakan diffuser maksimal 30 menit saja. Bila ingin
mengoleskan minyak lemon pada kulit, Anda harus
mencampurkannya ke minyak pelarut terlebih dahulu, seperti
minyak kelapa atau minyak almond. Ingat bahwa minyak esensial
tidak boleh dioleskan langsung tanpa dilarutkan.Sebelum dioleskan
ke kulit, lakukan tes tempel sedikit minyak lemon ke lengan –
untuk memastikan kulit bisa menerima minyak esensial ini. Jangan
lupa untuk membasuh kulit yang dioleskan minyak lemon sebelum
Anda keluar rumah.
Google Scholar
Pemberian Terhadap mual
Pasien Kanker
aromaterapi lemon muntah
Semantic Sholar
Lemon
Nausea vomiting Cancer
aromatherapy
Quasi-experimental
studies Pendekatan pres
Tidak ada kriteria ekslusi
and post test intervension
Study Design and pada study design
group menggunakan
publication Type publication type:
Kuisioner Index of
webpages
Nausea, Vomiting and
Retching
Pre-2021
Publication Years Post-2016
English and Indonesian
Language English, Indonesian
3. Conducting
a. Ekstrasi data
Pada ekstrasi data menggunakan Prisma dan JBI untuk
menyesuaikan jurnal berdasarkan ranking jurnal. Prisma Cheklis
untuk menganalisis kualitas metodologi di setiap jurnal sehingga
dapat menganalisis kualitas metodologi dalam setiap study sesuai
dengan metode penelitian yang dilakukan pada penelitian dan The
Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal untuk beberapa
jenis studi Quasi Experimental Studies, cross sectional, dan artikel
review digunakan untuk menganalisis kualitas metodologi dalam
tiap studi
Tabel 3.4 Data Ranking Jurnal
b. Gambaran Sintesis
Sintesis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
yaitu dengan menjelaskan secara narasi hasil temuan artikel ilmiah
pada peneltian ini tidak ditambahkan metode analisis yang lain
peneliti hanya merangkum hasil yang ada diartikel dan
menganalisisnya sesuai dengan tema (Nursalam., 2020).
c. Reporting
Pada tahap terakhir dari SLR peneliti mulai menuliskan
hasil dari pengumpulan jurnal yang sudah dianalisis dan juga
sudah di rankingkan berdasarkan kualitas jurnal (Wahono.,
2016), Write up the SLR Paper yaitu :
1) Introduction: Definisi umum tentang penelitian, tujuan ulasan
menekankan menggapa RQ Penting, pentingnya melakukan
tinjauan dan bagaimana kontribusi pada pengetahuan di lahan
praktik;
2) Main body: Pada bagian ini menjelaskan secara singkat
hari
MENIT
15-30
GIM
dan pengetahuan;
3) Conclusion: Bagian paling akhir ditarik kesimpulan
MENIT
15-30
GIM
H2
D. INSTRUMEN
alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data kuesioner.
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan
bebrapa pertanyaan (Nursalam, 2013). Mual muntahh diukur dengan
instrument dari Rhodes Index Nausea Vomiting and Rtching (Rhodes
INVR) yang dpopulerkan oleh Rhodes. Rodes INVR digunakan sebagai
14-10-2021
MENIT
15-30
GIM
Penerapan
Evaluasi EBN <30 Penilaian Izin Penerapan
INVR menit INVR EBN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
DO:
a. Pola makan 2-3 kali
sehari makan bubur
selain dari itu tidak bisa
b. Tidak ada riwayat alergi
makanan
c. Berat badan sekarang 80
selama kemoterapi ada
penurunan berat badan 3
kg
d. Tinggi badan 155 cm
e. Klien tampak lemah
f. Konjungtiva anemis
g. Tidak ada stomatitis
h. Mukosa bibir lembab
2. DS : Program pengobatan Gangguan citra
Klien mengatakan bahwa tubuh
merasa malu jika rambut
saya yang rontik sedikit-
dikit ini kelihatan orang
lain”
DO:
a. Rambuts klien tipis
b. Menyembunyikan
bagian rambut jadi
sering menggunakan
jilbab
c. Berfokus pada
penampilan masa lalu
2. Diagnose Keperawatan
a. Nausea berhubungan dengan program pengobatan
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
2. Dwi Damayanti, Metodologi kuantitatif dan pendekatan Data dianalisis dengan mengunkaan test Wilcokson
Dewi Irawati, Riri
yang peneliti gunakan adalah Sign Test.Hasil penelitian ini Kesimpulan signifikasi
Maria
Oktober 2017 aplikasievidence based nursing lebih kecil atau sama dengan < 0,05 maka dapat
practice dengan mengunakan disimpulkan bahwa pemberian aromatheraphy
ISSN : 2338-0020
pendekatan model Stetler. kombinasi citrus lemon dan jahe memberikan pengaruh
EFEKTIVITAS
Populasi target penelitian adalah pada penurunan kerusakan kelenjar ludah pada pasien
PENGGUNAAN
AROMATERAPI pasien usia > 18th tahun yang kanker tiroid yang menjalani terapi tadioactifiodine.
UNTUK
mengalami ketidak nyamanan seperti Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh
MENURUNKAN
KERUSAKAN rasa kering di mulut, tenggorokan, Nakayama, (2016) bahwa ada perbaikan dari fungsi
KELENJAR LUDAH
bibir dan lidah sakit pada saat kelenjar saliva diamati, menunjukkan adanya khasiat
PADA PASIEN
KANKER TIROID menelan, perubahan rasa, kehilangan aromaterapi dalam pencegahan gangguan kelenjar
YANG MENJALANI
rasa, kesulitan bicara, nyeri pada ludah terkait terapi radioactive iodine efektif. Sejalan
TERAPI
RADIOACTIF kelenjar ludah di depan telinga dan dengan hasil penelitian ( I Kei et al, 2015) menyatakan
IODINE DI RUMAH
rahang, sakit dan adanya perlukaan di bahwa aroma terapi dengan mengunakan esensial oil
SAKIT KANKER
DARMAIS mulut yang dievalusi melalui VAS telah terbukti memberikan perubahan positif bagi
JAKARTA
(Visual Analog Scale For Salivary kesehatan fisik dan psikologis, hal ini telah menjadi
Gland Disorders) Jenis uji analisis perhatian dan pantauan selama bertahun-tahun.
yang digunakan adalah Wilconxon Rekomendasi Penggunaan Aroma terapi kombinasi
Signt Test. Citrus Lemon dan Jahe hendaknya menjadi pilihan
terapi non farmakologi yang dapat dilaksanakan oleh
perawat sebagai bagian dari tindakan keperawatan
untuk mengurangi kerusakan kelenjar ludah selama dan
setelah pemberian terapi radioactif Iodine pada pasien
kanker tiroid.
3. Prasetyo Penelitian ini menggunakan quasy Aromaterapi yang digunakan dalam penelitian ini yakni
ardhyWidodo, Sri
eksperiment dengan bentuk rancangan aromaterapi lemon, bekerja melalui proses penciuman.
Puguh Kristiyawati,
Supriyadi pre-postest with control group Selanjutnya bau tersebut akan ditransmisikan sebagai
Desember 2014
(rancangan pretest-pisttes dengan suatu pesan ke pusat penciuman yang terletak pada
PENGARUH kelompok control). Populasi pada belakang hidung. Sel neuron mengintrepretasikan baud
AROMATERAPI
penelitian ini adalah semua pasien an mengantarkan ke sistem limbic, kemudian dikirim
LEMON RELAKSASI
OTOT PROGRESIF kanker payudara yang menjalani ke hipotalamus. Secara fisiologis kandungan unsur-
TERHADAP
kemoterapi di rumah sakit telogorejo unsur dari bahan aromaterapi tersebut akan
PENURUNAN
INTENSITAS MUAL semarang. Tehnik sampling yang memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi di dalam
MUNTAH SETELAH
digunakan dalam penelitian ini adalah tubuh. Bau yang menimbulkan rasa tenang akan
KEMOTERAPI PADA
PASIEN KANKER tisal sampling yaitu tehnik penentuan merangsang daerah di otak yang disebut nucleus rafe
PAYUDARA DI
sampel dengan mengambil seluruh untuk memprodukdi serontinin, mempunyai fungsi
RUMAH SAKIT
TELOGOREJO angora populasi sebagai responden untuk menimbulkan rasa nyaman, tenang, sehingga
SEMARANG
atau sampel. Alat pengumpulan data mampu menunrunkan intensitas mual muntah.
yang digunakan untuk mengukur Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan
intensitas mual muntah yaitu Auwaliyah (2012) menunjukkan bahwa pemberian
instrument Numeric Rating Scale aromaterapi lemon memiliki efek untuk mengurangi
(NRS), dengan cara observasi dan mual muntah di trimester pertama kehamilan (p=0,002)
wawancara pada responden. pra perawatan aromaterapi lemon (x=8,50_ dan pasca
Instrument ini terdiri dari skala 0 tidak perawatan aromaterapi lemon menjadi (x=4,25).
mual, skala 1-3 mual ringan, skala 4-6 Aromaterapi lemon berguna untuk mendorong
mual sedang, skala 7-9 mual berat dan menyegarkan dan meningkatkan suasana hati,
skala 10 muntah. memberikan perasaan santai, nyeman dan tenang.
Hasil penelitian yang sudah dlakukan diketahui bahwa
kedua terapi tersebut efektif untuk menurunkan
intensitas mual dan muntah. Setelah kedua terapi
tersebut dikombinasikan didaptkan hasil nilai p=0,001
(<0,05) maka artinya ada pengaruh yang signifikan
aromaterapi lemon dan relaksasi otot progresif terhadap
penurunan intensitas mual muntah setelah kemoterapi
pada pasien kanker payudara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian asuhan keperawatan pada 2 klien keloalaan dengan dagnosa
medis kanker servik yang menjalani kemoterapi dengan masalah
keperawatan utama mual, berdasarkan model keperawatan comfort
kolcaba didapatkan hasil sebagai berikut :
Model comfort kolcaba menyatakan bahwa kebutuhan keperawatan
kesehatan adalah kebutuhan tentang kenyaman dan peningkatan dari
konidisi penuh tekanan dalam situasi perawatan kesehatan. Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan kebutuhan lingkungan
yang memfasilitasinya. Kolcaba mengemukan teori comfort dengan
membagi 3 tipe comfot yaitu relief, ease dan transcende. Teori ini dapat
membantu meningkatkan kenyamann terhadap proses perubahan yang
terjadi pada klien akibat keluhan yang dialaminya. Secara umum klien
post kemoterapi akan mengalami masalah mual sehingga diperlukannya
intervensi agar klien meraa nyaman dan mampu beradpatasi terhadap mual
dan dialaminya.
Penggunaan terapi komplementer efektif mengurangi mual dan
muntah, menarik dan dapat diterima klien. Dalam kasus kelolaan ini klien
diberi aromaterpi lemon karena sangat mudah diaplikasikan sehingga
perawat bisa mennggunakannya sebagai salah satu standar operasional
prosedur mengenai mual dan muntah diruang perawatan post kemoterapi.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis jurnal tersebut, penulis ingin mengajukan
beberapa saran bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya ilmu
keperawatan onkologi atau paliatif, dengan rekomendasi untuk selanjutnya
adalah sebagai berikut :
1. Rumah Sakit
Rumah sakit diharapkan dapat diaplikasikan dan dijadikan sebagai
terapi komplementer pada pasien kanker serviks untuk menurunkan
mual muntah pada pasien
2. Perawat
Hasil dari penelitian ini dapat dijadkan reverensi bagi teman sejawat
dalam menjalankan praktik keperawatan terutama pada saat melakukan
asuhan keperawatan terhadap klien kanker dengan mual muntah.
3. Intitusi Pendidikan
Menambah bahan bacaan lagi mahasiswa dan memberikan tambahan
acuan bagi mahasiswa yang pada akhirnya akan melakukan penelitian
yang sama atau menyerupai dengan penelitian ini. Dapat dijadkan
sebagai saran peningkatan dan pengembangan ilmu keperawatan
khususnya keperawatan dasar onkologi atau yang berhubungan dengan
pasien kanker
4. Peneliti
Meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan analisa pengaruh
pelaksanaan aromaterapi terhadap perubahan mual muntah pada pasien
kanker serta menambah pengetahuan penulis dalam pembuatan karya
ilmiah akhir ners.
DFTAR PUSTAKA
H., T. T., & K., R. (2007). Obat-obat penting : khasiat, penggunaan, dan
efek-efek sampingnya (ke enam). PT Elex Media Komputindo.
Mulyani, & Nuryani. (2013). Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan. Nuha
Medika.