Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Program Studi Manajemen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Akuntansi keuangan

“Investasi Jangka Panjang dalam Saham dan Obligasi”

Disusun Oleh :

KELOMPOK9
 Lisa Elianti Nasution (Pemateri)
7142210011
 Metha Sabrina sihombing (Moderator)
7143210023
 Lasma Erika Sitompul (Notulen)
7141210015
 Fani Novita sari waruwu (operator)
7142210005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Tahun Ajaran 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dana perusahaan dapat ditanamkan kedalam piutang,persediaan barang dagangan,aktiva
tetap dan lain lain aktiva yang berkaitan dengan usaha utama perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh laba. Setelah ditanamkan kedalam aktiva aktiva yang berkaitan langsung dengan
usaha perusahaan,dan juga dapat ditanamkan diluar perusahaan,yaitu penanaman dana yang
dilakukan dalam pemilikan surat surat berharga yang dikeluarkan perusahaan lain. Surat surat
berarga tersebut dapat berupa saham dan obligasi.saham adalah surat atau sertifikat yang
dikeluarkan oleh perusahaan tertentu,biasanya berbentuk perseroan terbatas (PT) sebagai
tanda pemilikan.pihak siapa pun yang membeli dan memegang atau memiliki saham maka ia
adalah pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Obligasi adalah sertifikat
yang dikeluarkan oleh perusahaan, biasanya juga berbentuk perseroan terbatas sebagai tanda
hutang.pihak siapapun yang memegang obligasi disebut sebagai kreditur yaitu memeberikan
pinjaman kepada PT yang mengeluarkan obligasi tersebut. Apakah keuntungan memiliki
saham dan obligasi perusahaan lain itu ? saham akan memeberikan deviden kepada
pemegang saham dan obligasi akan memberikan bunga tetap secara periodik. Deviden adalah
bagian laba/keuntungan yang diperoleh perusahaan penerbit yang dibagikan kepada
pemegang saham.
Dalam makalah ini akan membahas akuntansi terhadap investasi jangka panjang, baik
saham maupun obligasi. Yang dimaksud jagka panjang adalah penanam yang dilakukan
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.jika penanaman ini lebih dari satu tahun maka
disebut investasi jangka panjang, tetapi jika kurang dari satu tahun disebut investasi jangka
pendek.
1.2 Permasalahan
1. Apakah yang dimaksud dengan akuntansi investasi jangka panjang dalam saham dan
obligasi dan bagaimanakah konsepnya?
2. Metodologi seperti apa saja yang digunakan dalam permasalahan akuntansi investasi
jangka panjang dalam saham dan obligasi?
3. Bagaimanakah penerapan materi dalam akuntansi investasi jangka panjang dalam saham
dan obligasi?

BAB II
PEMBAHASAN
INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM DAN OBLIGASI
Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada
perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut. Investasi jangka panjang dapat berupa:
1. Penyertaan dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
2. Dana untuk melunasi utang jangka panjang atau dana khusus lainnya.
3. Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang akan
datang.
A. INVESTASI DALAM SAHAM
Investasi dalam bentuk saham merupakan pembelian / penyertaan / kepemilikan
perusahaan lain dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang berupa deviden.
Keuntungan lainnya bisa berupa Control Management: yaitu hak menentukan kebijakan atas
perusahaan yang dibeli. Control management diperoleh jika kepemilikan saham mencapai
jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut Perusahaan Induk
(Parent Company) sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham disebut Perusahaan
Anak (Subsidiary Company) hubungan keduanya biasa disebut Perusahaan yang berafiliasi
(parent Subsidiary Affiliation).
Tujuan Investasi dalam Saham
a.  Mendapatkan hak pengendalian yang cukup terhadap perusahaan lain.
b.  Memperoleh pendapatan deviden selama masa investasi
 Perusahaan/orang yg memiliki saham perusahaan disebut Investor
 Perusahaan yg mengeluarkan saham disebut Investee/ Emiten
 Besarnya jumlah saham yang dibeli (proporsi kepemilikan) akan menentukan metode
pencatatan
METODE PENCATATAN
Presentase pemilikan Metode Pencatatan
1. Kurang dari 20% Metode harga perolehan (cost Method)
2. 20% sampai dengan 50% Metode ekuitas (Equity Method)

1. Metode Harga Perolehan /Harga Pokok


a.Pembelian Saham
 Investor memegang<20% saham beredar
 Jurnal Perolehan:
Investasi dalam saham xx
Kas xx
Misalnya :
Pada tanggal 1 April Nona Risa membeli 100 lembar saham prioritas PT Bermuda 6%,
nominal Rp10.000,- per lembar dengan kurs 105. Biaya pembelian saham (termasuk materai
dan komisi) sebesar Rp50.000,-. Dividen saham PT Bermuda dibayarkan setiap tanggal 31
Desember. Transaksi-transaksi diatas akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
1 April
Investasi dalam saham prioritas Rp1.100.000,00
(tersedia untuk dijual/diperdagangkan)
Pendapatan Rp 15.000,00
Kas Rp1.115.000,00
Perhitungan :
Harga beli saham = 100xRp10.000,00x105/100 Rp1.050.000,00
Biaya pembelian Rp 50.000,00
Harga beli saham Rp1.100.000,00
Dividen yang terutang 1 Januari sampai 1 April =
3/12 x 6% x Rp1.000.000,00 Rp 15.000,00
Jumlah uang yang dibayarkan Rp1.115.000,00
Dividen terutang sebesar Rp15.000,00 dalam jurnal diatas didebitkan ke rekening
pendapatan deviden. Cara ini akan mengakibatkan seluruh dividen yang diterima pada
tanggal 31 Desember akan dikreditkan ke rekening pendapatan dividen.
31 Desember
Kas Rp 60.000,00
Pendapatan Dividen Rp 60.000,00
Perhitungan : Pendapatan dividen = 6% x Rp 1.000.000,00= Rp60.000,00
Selain cara diatas, dividen terutang dapat dicatat dengan mendebit rekening piutang
pendapatan dividen. Cara ini akan mengakibatkan dividen yang diterima pada tanggal 31
Desember akan dikreditkan kedua rekening yaitu rekening piutang pendapatan dividen
sebesar Rp15.000,00 dan rekening pendapatan deviden sebesar Rp45.000,00.
Jika digunakan cara kedua ini maka jurnal penerimaan deviden tanggal 31 Desember
sebagai berikut :
Kas Rp60.000,00
Piutang pendapatan dividen Rp15.000,00
Pendapatan dividen Rp45.000,00
Kadang-kadang pembelian saham dilakukan secara lumpsum (bersama) yaitu dua macam
saham atau lebih dibeli sekaligus dengan satu jumlah harga contoh pemebelian secara
lumpsum sebagai berikut :
Nona Lisa membeli 50 blok saham dengan harga Rp25.000,00 per blok. Tiap blok
terdiri dari 1 lembar saham prioritas dan 3 lembar saham biasa. Alokasi harga pokok saham
kepada masing-masing jenis dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(a)  Harga pasar masing-masing jenis saham diketahui
Misalnya harga pasar saham prioritas Rp12.500,00 per lembar dan harga pasar saham
biasa Rp4.500,00 per lembar.
Nilai saham prioritas = 50 x Rp12.500,00 = Rp 625.000,00
Nilai saham biasa = 50 x Rp4.500,00 = Rp 675.000,00
=Rp1.300.000,00
Rp .625 .000
Harga pokok saham prioritas = x Rp1.250.000
Rp .1 .300 .00
=Rp.600.960
Rp .675.000
Harga Pokok Saham Biasa = xRp.1.250.000
Rp .1 .300 .000
= Rp649.040,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi diatas sebagai berikut
Investasi dalam saham prioritas Rp600.960,00
Investasi dalam saham biasa Rp649.040,00
Kas Rp1.250.000,00
(b)Harga yang diketahui hanya saham prioritas
Misalnya harga pasar saham prioritas = Rp12.500,00 per lembar, sedang harga pasar
saham biasa tidak diketahui.
Harga pokok saham dihitung sebagai berikut :
Harga beli saham prioritas dan saham biasa Rp1.250.000,00
Harga pasar saham prioritas=50xRp12.500,00 Rp 625.000,00
Harga pokok saham biasa Rp 625.000,00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembelian saham diatas (dibedakan untun
tersedia untuk dijual atau diperdagangkan) sebagai berikut :
Investasi dalam saham prioritas Rp625.000,00
Investasi dalam saham biasa Rp625.000,00
Kas Rp1.250.000,00
(c) Harga pasar masing-masing saham tidak diketahui
Karena harga pasarnya tidak ada yang diketahui maka tidak ada dasar yang dapat
digunakan untuk mengalokasikan harga beli saham-saham tersebut, Transaksi pembelian
saham diatas jika harga pokoknya tidak dialokasikan akan dicatat dengan jurnal sebagai
berikut (dibedakan untuk tersedia untuk dijual atau diperdagangkan):
Investasi dalam saham biasa dan prioritas Rp1.250.000,00
Kas Rp1.250.000,00
b. Deviden
Merupakan bagian laba yang dibagikan kepada para investor, deviden yang dibagi dapat
berbentuk :
 Deviden kas ( Deviden yang berupa uang tunai )
Penerimaaan deviden ini dicatat oleh pemegang saham denngan jurnal sebagai berikut :
Kas Rp.xx
penghasilan deviden Rp.xx
Misalnya perusahaan ekstra mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp10.000.000,00
dengan ketentuan 30% merupakan pembagian laba dan 70% pengembalian modal. Nona Risa
sebagai seorang pemegang saham dari perusahaan ekstra menerima dividen sebesar
Rp1.000.000,00. Penerimaan dividen ini dicatat dalam buku-buku Nona Risa dengan jurnal
sebagai berikut :
Kas Rp1.000.000,00
Penghasilan dividen Rp300.000,00
Investasi dalam saham perusahaan extra Rp700.000,00
Dengan adanya jurnal diatas berarti bahwa saldo rekening investasi dalam saham perusahaan
extra berkurang sebesar Rp700.000,00.
 Deviden Saham
Deviden yang berupa saham sejenis dengan saham yang beredar dan tidak dapat diakui
sebagai pedapatan. Jumlah lembar saham investor bertambah tetapi total harga perolehan
tetap, Hpo perlembar berubah. Tidak ada jurnal hanya dicatat dalam Memorandum karena
tidak ada pengorbanan ekonomis.
Misalnya Tuan Iwan pada bulan Agustus 2005 membeli 100 lembar saham biasa dari PT
Bermuda dengan harga Rp900.000,00. Pada bulan Desember 2005 diterima dividen saham
biasa 50%. Pada bulan januari 2006, dijual 20 lembar saham dengan harga Rp170.000,00
Trasaksi-transaksi diatas dicatat dalam buku Tuan Iwan dengan jurnal sebagai berikut :
Agustus 2005
Investasi dalam saham biasa Rp900.000,00
Kas Rp900.000,00
Desember 2005
Memo: Diterima 50lembar saham biasa sebagai dividen, jumlah saham dan harga pokoknya
menjadi :
100 lembar + 50 lembar = 150 lembar
Harga pokok per lembar =Rp900.000,00 : 150 = Rp6.000,00
Januari 2006
Kas Rp170.000,00
Investasi dalam saham biasa Rp120.000,00
Laba penjualan saham Rp50.000,00
Perhitungan :
Harga jual Rp170.000,00
Harga pokok = 20 lembar x Rp6.000,00 Rp120.000,00
Laba penjualan saham Rp 50.000,00

c. Stock Splits Up (Pemecahan Saham)


yaitu Pemecahan nilai nominal per lembar yg dilakukan oleh emiten, Tujuannya adalah
i. Harga lebih terjangkau
ii. Jumlah lembar saham lebih banyak
   Total harga perolehan tidak berubah tetapi Harga Pokok per lembar menjadi lebih kecil
dan saham lama ditarik untuk diganti dengan nilai nominal baru .
   Tidak ada jurnal
d. Hak Beli Saham
h arga pasar hak beli sa h am
Harga pokok hak beli saham = h arga pasar sa h am+ harga pasar x harga pokok saham
tanpa hak beli sa h amhak beli sa h am

harga pasar sa h amtanpahak beli sa h am


Harga pokok baru untuk saham= h arga pasar sa h am+ harga pasar x harga pokok
tanpahak beli sa h amhak beli sa h am
saham
Misalkan :
Tuan Peter memiliki 100 lbr saham PT.Asoki, nominal Rp.10.000 per lembar, dibeli pada
tahun 2005 dengan harga 1.000.000. pada bulan september 2006 diterima hak beli saham
yang dapat digunakan untuk membeli ¼ lembar saham baru dengan harga 10.000/lembar.
Pada saat penerimaan hak beli saham, diketahui harga pasar sebagai berikut :
saham tanpa hak beli = Rp.12.000
Hak beli saham = 500
Harga pokok saham akan dibagikan kepada saham dan hak beli saham dengan cara berikut :
Rp 500
Harga pokok hak beli saham = × Rp 1.000 .000
Rp 12.000+ Rp 500
= Rp. 40.000

Rp 12.000
Harga pokok baru untuk saham = ×1.000 .000
Rp 12.000+ Rp 500
= Rp 960.000
Perhitungan harga pokok baru untuk saham dapat juga dilakukan dengan cara sebagai
berikut : harga pokok saham Rp.1.000.000
harga pokok hak beli saham Rp 40.000
harga pokok baru untuk saham Rp 960.000
penerimaan hak beli saham sebanyak 100 lembar dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
investasi dalam hak beli saham Rp 40.000
investasi dalam saham Rp 40.000
Metode Ekuitas
• Investor memegang 20%-50% saham beredar dari emiten
• Pada awal investasinya dicatat menurut Harga Pokok
• Memiliki pengaruh signifikan terhadap kegiatan pembiayaan & operasional emiten
• Laba bersih & dividen kas dari emiten juga dicatat oleh investor
PENJUALAN INVESTASI SAHAM.
Selisih nilai penjualan & nilai buku Investasi diakui sebagai LABA/RUGI
Jurnal:
Kas XX
Investasi saham XX
Laba penjualan investasi saham XX
B. INVESTASI JANGKA PANJANG OBLIGASI
Investasi jangka panjang obligasi adalah penanaman dana diluar perusahaan pada surat
obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pihak lain dalam rentang waktu lebih dari 1
tahun.
Tujuan investasi obligasi agar memperoleh pendapatan tetap berupa pendapatan bunga.
Klasifikasi obligasi:
a. ada dan tidak jaminan atas utang obligasi
 Obligasi terjamin adalah obligasi yang disediakan jaminan pembayaran baik bunga
periodik maupun pokok hutang.
 Obligasi tidak terjamin
b. Cara Pelunasan
 Obligasi jatuh tempo satu tanggal (term bond)
Adalah obligasi yang akan dilunasi seeluruhnya pada satu tanggal tertentu sekaligus.
 Obligasi berseri (serial bond)
Adalah obligasi yang cara pelunasannya berangsur-angsur sesuai dengan seri obligasi.
1.   Pembelian Obligasi
Pembelian obligasi dicatat sebesar harga perolehannya, yaitu harga beli ditambah biaya
komisi, PPN dan biaya-biaya lain dalam pembeliannya. Apabila obligasi diperoleh dengan
cara pertukaran dengan aktiva selain kas, maka harga perolehan sebesar harga pasar aktiva
yang diserahkan. Obligasi yang dibeli tidak bertepatan pada hari pembayaran bunga, maka
pembeli harus membayar bunga sejak pembayaran bunga terakhir sampai dengan terjadinya
pembelian. Bunga obligasi ini tidak termasuk harga perolehan atau harga pokok obligasi,
maka pencatatannya harus dipisahkan dari harga perolehan.
Contoh :
Nona Risa Fadilla membeli obligasi PT Hartamin pada tanggal 1 Mei 2005, nominal
Rp1.000.000, bunga 12% dengan harga beli sebesar Rp1.000.000. Biaya pembelian yaitu
komisi dan materai sebesar Rp25.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Maret dan
1 September. Harga perolehan obligasi dan bunga berjalan dihitung sebagai berikut :

Perhitungan harga perolehan:


Hargai Beli obligasi Rp1.000.000
Komisi dan Materai              Rp. 25.000
Rp1.025.000
Bunga berjalan (2/12 x 12% x Rp1.000.000)              Rp 20.000
Jumlah uang yang dibayarkan Rp1.045.000
Jurnal yang dibuat oleh Nina Risa Fadila untuk mencatat pembelian obligasi diatas sebagai
berikut :
Investasi Obligasi Rp1.025.000
Pendapatan bunga obligasi Rp 20.000
Kas Rp1.045.000

Catatan:
Ada dua pendekatan untuk pencatatan bunga berjalan tersebut, yaitu:
 Bunga berjalan dicatat sebagai Pendapatan Bunga yang didebet
 Bunga berjalan dicatat sebagai Piutang Pendapatan Bunga yang didebet
Jurnal yang dibuat oleh Nina Risa Fadila untuk mencatat pembelian obligasi di atas sebagai
berikut :
Investasi Obligasi Rp1.025.000 -
Pendapatan Bunga Obligasi Rp 20.000 -
Kas - Rp1.045.000

1. Pencatatan oleh Nina Risa Fadila, bunga berjalan sebagai pendapatan bunga yang didebet
pada tanggal 1 September 2005 yaitu :
Kas Rp60.000 -
Pendapatan Bunga - Rp60.000
Perhitungan: Bunga =6/12 x 12% x Rp1.000.000

2. Pencatatan oleh Nina Risa Fadila bunga berjalan sebagai piutang pendapatan bunga yang
didebet pada tanggal 1 September 2005 yaitu :
Kas Rp60.000
Piutang bunga obligasi Rp 20.000

Pendapatan bunga obligasi Rp 40.000

2. Penjualan Obligasi

Apabila suatu obligasi sebagai investasi jagka panjang dijual sebelum tanggal jatuh tempo,
maka dalam penjualan obligasi tersebut kemungkinan akan diperoleh keuntungan atau
kerugian. Keuntungan atau kerugian penjualan obligasi merupakan selisih antara hasil bersih
penjualan obligasi dengan nilai buku obligasi tersebut pada saat dilakukan penjualan. Nilai
buku obligas yang dijual adalah sebesar nilai nominal obligasi yag dijual ditambah dengan
sisa premium yang belum di amortisasikan atau dikurangi dengan sisa diskon obligasi yang
belum diakumulasi sampai tanggal penjualan obligasi.

Misalnya : bila dari 500 lembar obligasi PT. X yang dibeli pada tanggal 1 september 2005
tersebut diatas pada tanggal 25 juli 2007 dijual sebanyak 300 lembar dengan kurs 105 %,
biaya penjualan Rp.78.000 maka perhitungan penjualan dan jurnal yang harus dibuat terkait
dengan penjualan obligasi tersebut adalah:

Perhitungan :

Harga kurs=300 x 105% x Rp.10.000 =Rp. 3.150.000


Biaya penjualan =Rp. 78.000
Hasil penjualan bersih =Rp.3.072.000
bunga berjalan (1/4 – 25/7 =114 hari)
114/360x 12% x Rp.3.000.000 =Rp. 114.000
Premium obligasi
Amortisasi premium obligasi : Rp.380.000
Tahun 2005= 4 x Rp.9.500 =Rp. 38.000
Tahun 2006=12 x Rp.9.500 =Rp.114.000
Tahun 2007= 7 x Rp.9.500 =Rp. 66.800
jumlah amortisasi premium obligasi yang dijual Rp. 218.500
sisa premium obligasi Rp. 161.500
nilai nominal obligasi yang dijual=300xRp.10.000 =Rp.3.000.000
nilai buku obligasi yang dijual =Rp.3.161.500
hasil penjualan bersih =Rp.3.072.000
rugi penjualan obligasi PT.X =Rp. 89.500
jurnal yang dibuat :
1. Jurnal penyesuaian untuk amortisasi premium obligasi mulai 1 januari sampai dengan 25
juli 2007 = 7 bulan
Investasi dalam obligasi PT.X Rp.66.500
Pendapatan bunga obligasi Rp.66.500
2. Jurnal untuk mencatat penerimaan bunga obligasi
Kas Rp.114.000
Pendapatann bunga obligasi Rp.114.000
3. Jurnal untuk mencatat hasil penjualan obligasi
Kas Rp.3.072.000
Rugi penjualan surat surat berharga Rp. 89.500
Investasi dalam obligasi PT.X Rp. 3.161.500
BAB III
KESIMPULAN

Investasi jangka panjang-saham merupakan invesasi yang dilakukan dalam jangka


panjang pada saham yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.saham bisa berupa saham biasa
dan saham prioritas.akuntansi untuk ivestasi saham terdiri dari investasi pada saat pertama
kali saham diperoleh,, selama masa investasi dan saat penjualan serta saat penarikan oleh
perusahaan penerbit. Dalam neraca investasi jangka panjang saham dilaporkan sebesar harga
perolehannya.
Investasi jangka panjang obligasi merupakan penanaman dana diluar perusahaan
dengan cara membeli obligasi perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan
erupa bunga yang jumlahnya tetap harga obligasi dipasar uang dan modal ditentukan oleh
penawaran daan permintaan. Investasi pada obligasi ini dicatat sebesar harga perolehannya.
Jika harga perolehan lebih dari nilai nominal, maka selisih anyytara harga perolehan dan nilai
nominal merupakan agio bagi investor. Agio ini harus diamortisasi selama masa pemilikan
terhitung sejak tanggal pembelian sampai dengan tanggal penjualan sesuai dengan rencana.
Amortisasi agio dicatat sebagai penguragan pendapatan bunga, sedangkan disagio yang juga
diamortisasi selama masa pemilikan akan dibebankan sebagai penambah pendapatan bunga
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM

Bambang Subroto, Drs. Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi Pertama. Yogyakarta :


BPFE Yogyakarta.
Siswanto Sutojoyo & Dr. F. Kleinsteuber. Financial Management for Non Financial
Executive, Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka – Jakarta.
Drs. Ainun Na’im, MBA, Akt. Akuntansi Keuangan 2, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
www.google.com : Investasi Dalam Obligasi

Anda mungkin juga menyukai