Askep Pneumonia Pada Anak
Askep Pneumonia Pada Anak
Askep Pneumonia Pada Anak
Puji syukur kehadirat Allah yang maha esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan Keperawtan
Pneumonia Pada Anak” dapat selesai dengan tepat waktu
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Anak”
selain itu tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan penulis tentang
Pneomonia pada anak.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia........................................................................5
B. Etiologi Pneumonia............................................................................5
C. Patopisiologi.......................................................................................5
D. Klasifikasi...........................................................................................8
E. Manifetasi Klinis.................................................................................8
F. Pemeriksaan Diagnosis.......................................................................9
G. Penatalaksanaan..................................................................................9
H. Komplikasi.........................................................................................10
I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, yang lebih banyak dibandingkan
dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Persentasenya yaitu 19% dari
semua penyebab kematian balita, kemudian disusul diare 17%, sehingga World Health
Oganization (WHO) menyebutnya sebagai pneumonia is the leading killer of children
worldwide. Setiap tahun di dunia diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena
pneumonia (1 balita/20 detik) dari 9 juta total kematian balita. Diantara lima kematian
balita, satu disebabkan oleh pneumonia, namun tidak banyak perhatian terhadap penyakit
ini sehingga pneumonia disebut juga pembunuh balita yang terlupakan atau the forgotten
killer of children (Pertiwi dkk 2016).
Di Indonesia, pneumonia juga merupakan urutan kedua penyebab kematian pada balita
setelah diare. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) melaporkan bahwa kejadian pneumonia
sebulan terakhir (period prevalence) mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 2,1
‰ menjadi 2,7 ‰ pada tahun 2013. Kematian balita yang disebabkan oleh pneumonia
tahun 2007 cukup tinggi, yaitu sebesar 15,5%.2,3 Demikian juga hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI), yang melaporkan bahwa prevalensi pneumonia dari
tahun ke tahun terus meningkat, yaitu 7,6% pada tahun 2002 menjadi 11,2% pada tahun
2007 (Athena & Ika 2014).
Dari latar belakang tersebut, maka kelompok kami melakukan pengelolaan kasus
keperawatan dalam bentuk makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Anak yang
Mengalami Pneumonia”
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya
dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A. Prince). Dengan
gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti
virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri substansi asing, berupa radang
paruparu yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat dilihat melalui gambaran
radiologis (NANDA NIC-NOC, 2015)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. (Dahlan, Zuh
2006).
B. Etiologi
Menurut Nanda Nic-Noc (2015) peenyebaran infeksi terjadi melalui droplet dan
sering disebabkan oleh streptoccus pnemonia, melalui slang infus oleh
staphylococcus aureus sedangkan pada oemakaian ventilatr oleh P. Aeruginosa dan
enterobacter. Dan masa kini terjadi karena perubahan keadan pasien seperti kekebalan
tubuh dan penyakit kronis, polusi ligkungan, penggunaan antibiotic yang tidak tepat.
Setelah masuk paruparu organism bermultiplikasi dan jika telah berhasil
mengahlahkan mekanisme pertahanan paru, terjadi pnemonia. Selan di atas penyebab
terjadinya pnemonia sesuai penggolongannya yaitu:
a. Bacteria: diplococcus pnemonia, pnemococcus, streptokokus hemolyticus,
streptokoccus aureus, hemophilus influinzae, mycobacterium tuberkolusis, bacillus
friedlander.
b. Virus: repiratory syncytial virus, adeno virus, V. Sitomegalik, V.
c. Influenza.
d. Mycoplasma pnemonia
e. Jamur: histoplasma capsulatum cryptococcus neuroformans, blastomyces
dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans.
f. Aspirasi: makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing
g. Pnemonia hipostatik
h. Sindrom loefflet
C. Patopisiologi
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari anak sampai usia
lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orangorang dengan gangguan penyakit
pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang
paling berisiko. Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada
tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena
penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat
berkembang biak dan merusak organ paru-paru. Kerusakan jaringan paru setelah
kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan
peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan
oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel system
pernapasan bawah. Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan
yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru,
ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-
paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru,
infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri
pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia
(Sipahutar, 2007).
2. Resolusi (8-11 hari) : Pada stadium keempat ini, eksudat mengalami lisis dan
direabsorbsi oleh makrofag dan pencernaan kotoran inflamasi, dengan
mempertahankan arsitektur dinding alveolus di bawahnya, sehingga jaringan
kembali pada strukturnya semula. (Underwood, 2000 : 392).
D. Klasifikasi
Dalam buku NANDA NIC NOC 2015 klasifikasi pneumonia dapat dibagi menjadi :
a. Klasifikasi berdasarkan antaomi. (IKA FKUI)
1. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih
2. lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral
atau “ganda”.
3. Penumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus,
yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak
konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia
loburalis.
4.Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses iflamasi yang terjadi di dalam
dinding
alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobural.
E. Manifestasi Klinik
1. Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi
pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,540,5 bahkan dengan
infeksi ringan. Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang euphoria dan
lebih aktif dari normal, beberapa anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.
2. Meningismus, yaitu tanda-tanda mengingeal tanpa infeksi meninges. Terjadi
dengan awitan demam yang tiba-tiba dengan disertai sakit kepala, nyeri dan
kekakuan pada punggung dan leher, adanya tanda kernig dan brudzinski, dan akan
berkurang saat suhu turun,
3. Anoreksia, merupakan hal yang umum disertai dengan penyakit masa kanak-
kanak. Seringkali merupakan bukti awal dari penyakit. Menetap sampai derajat
yang lebioh besar atau lebih sedikit melalui tahap demam dari penyakit, seringkali
memanjang sampai tahap pemulihan.
4. Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang merupakan
petunjuk untuk awitan infeksi. Biasanya berlangsung singkat, tetapi dpat
mementap selama sakit.
5. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafasan. Khususnya karena virus.
6. Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa dibedakan dari
nyeri apendiksitis.
7. Sumbatan nasal, pasase nasal kecil dari bayi mudah tersumbat oleh
pembengklakan mukosa dan eksudasi, dapat mempengaruhi pernafasan dan
menyusu pada bayi.
8. Keluhan nasal, sering menyertai infeksi pernafasan. Mungkin encer dan sedikit
(rinorea) atau kental dan purulen, bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.
9. Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat menjadi
bukti hanya selama fase akut.
10. Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi,
krekels.
F. Pemeriksaan Diagnosa
Pemeriksaan penunjang menurut Nanda Nic – Noc (2015) antara lain :
1. Sinar X: mengidentifikasi distributor struktural (misal: lobar, bronchail); dapat
juga menyatakan abses)
2. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
3. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus
4. Pemeriksaan gram/kultur, sputum darah: untuk dapat mengidentifikasi semua
organisme yang ada
5. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-pru, menetapkan luas berat
penyakit dan membantu diagnosis keadaan
6. Spimetrik static untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
G. Penatalaksanaan
Menurut Nanda Nic Noc (2015) kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu
berat, bisa diberikan antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
penyakit paru lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infus. Mungkin
perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intervena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya
membaik dalam waktu 2 minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara
lain:
a. Oksigen 1-2L/menit.
b. IVFD dekstrose 10%:NACl 0,9% = 3:1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah
cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c. Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan eternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
d. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan
kesimbangan asam basa dan elektrolit.
e. Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur.
f. Untuk kasus pneumonia community based:
g. Ampasilin 100mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
h. Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
i. Untuk kasus pneumonia hospital based:
j. Sefatoksim 100mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
k. Amikasin 10-15mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
H. Komplikasi
a. Demam menetap / kambuhan akibat alergi obat
b. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna) terjadi karena obstruksi
bronkus oleh penumukan sekresi
c. Efusi pleura (terjadi pengumpulan cairan di rongga pleura)
d. Empiema (efusi pleura yang berisi nanah)
e. Delirium terjadi karena hipoksia
f. Super infeksi terjadi karena pemberian dosis antibiotic yang besar. Ex: penisilin
g. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
h. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
i. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan
oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Sebagai
perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan
hal-hal tersebut di atas agar implementasi yang diberikan sesuai dengan diagnosa
keperawatan dan tepat pada sasaran.
B. Saran
Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Athena & Ika Dharmayanti. 2014. Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol. 8. No. 8. H. 359-360. Smeltzer,Suzanne C.2001.Buku Ajar
Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
&Suddarth volume 1.Jakarta:EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015. Nanda. Nic Noc Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Dochterman, Joanne McCloskey et al.2004.Nursing Interventions Classification
(NIC).Missouri : Mosby
Dahlan, Zul. 2006. Buku Ajar Ilmu Pernyakit Dalam. Jakarta: balai penerbit FKUI