LP Pertusis
LP Pertusis
LP Pertusis
Di susun oleh
Nur Gesti 201FK01007
3A
4. ETIOLOGI
5. PATOFISIOLOGI
Infeksi diperoleh oleh inhalasi yang mengandung bakteri Bordetella pertusis.
Perubahan inflamasi dipandang sebagai organisme proliferasi di mukosa sepanjang
saluran pernafasan, terutama di dalam bronkus dan bronkiolus, mukosa yang padat
dan disusupi dengan neutrofil, dan ada akumulasi lendir lengket dan leukosit di
lumina bronkial. gumpalan basil terlihat dalam silia epitel trakea dan bronkial, di
bawahnya yang ada nekrosis dari apithelium basiliar. Obstruksi parsial oleh plak
lendir di saluran pernapasan.(Wong,2004).
PATHWAY
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
7. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Anti mikroba
Pemakai obat-obatan ini di anjurkan pada stadium kataralis yang dini. Eritromisin
merupakan anti mikroba yang sampai saat ini dianggap paling efektif
dibandingkan dengan amoxilin, kloramphenikol ataupun tetrasiklin. Dosis yang
dianjurkan 50mg/kg BB/hari, terjadi dalam 4 dosis selama 5-7 hari.
2. Kortikosteroid
a. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari
b. Hidrokortison suksinat (sulokortef) I.M dosis 30 mg/kg BB/ hari kemudian
diturunkan perlahan dan dihentikan pada hari ke-8
c. Prednisone oral 2,5 – 5 mg/hari
Berguna dalam pengobatan pertusis terutama pada bayi muda dengan seragan
proksimal.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang berlebihan dan kental
Tujuan : status ventilasi saluran pernafasan baik
Kriteria Hasil :
a. Rata- rata pernafasan normal
b. Sputum keluar dari jalan nafas
c. Pernafasan menjadi mudah
d. Bunyi nafas normal
e. Sesak nafas tidak terjadi lagi
Intervensi :
- Berikan cairan hangat sedikitnya 2500 ml/hari (kecuali kontraindikasi).
Rasional : cairan (khusunya air hangat) memobilisasi dan mengeluarkan
secret
- pengisapan sesuai indikasi
Rasional : merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara
mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan.
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Rasional : menurunkan sekresi secret dijalan napas dan menurunkan
resiko keparahan
2. Pola nafas tidak efektif berhubugan dengan dispnea
Tujuan : menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi dan kedalaman
dalam rentang normal
Kriteria hasil :
a. Frekuensi pernapasan normal
b. Bunyi paru jelas/bersih
c. Kedalaman paru dalam rentang normal
d. Bunyi napas normal
e. Pengembangan dada normal antara inspirasi dan ekspirasi
Intervensi :
- Posisikan anak dalam keadaan semi fowler
Rasional : posisi semifowler membantu mempermudahkan pernafasan
- Berikan oksigenasi dengan pemberian nasal kanul 3 lpm
Rasional : dengan pemberian oksigenasi kebutuhan oksigen terpenuhi
sehingga pola nafas menjadi efektif
3. Resiko kekurangan nutrisi berhubungan adanya mual dan muntah
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
1. Menunjukan peningkatan nafsu makan
2. Mempertahankan atau meningkatkan berat badan
Intervensi :
- Meminimalkan pemberian susu yang terlalu manis atau makanan yang
digoreng atau terlalu asin
Rasional : susu yang terlalu manis dan goreng-gorengan dapat
merangsang reflek batuk yang meningkat
- Pantau berat badan klien
Rasional : timbang berat badan dan catat peningkatan yang ada
DAFTAR PUSTAKA