Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kelompok 3 Dokumentasi Kep

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERKEMBANGAN KOMPUTER
DALAM KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. VIVI AYUNINGTIAS (2114401093)

2. MERI PADILA(2114401073)

3. ANNISA ADELIA(2114401054)

4. DWI PUJIYANTI (2114401063)

5. NADA NAIMAH (2114401075)

6. ARTA OKTAVIA NOVANDA (2114401098)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANGJURUSAN D3


KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya, kami sebagai
kelompok tiga mampu menyelesaikan makalah tentang “SEJARAH PERKEMBANGAN
KOMPUTER KEPERAWATAN “ Tanpa Rahmat serta penyertaannya tentu akan sulit bagi kami
dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Dalam makalah ini, disajikan
menganai sejarah perkembangan komputer keperawatan, Kami akui bahwa makalah kami
ini masih jauh dari kata sempurna, namun kami berharap, pembaca mampu memeroleh
ilmu yang berguna melalui makalah ini.Maka dari itu, kami mohon kritik dan saran dari para
pembaca agar kami dapat terus mengembangkan diri kami sehingga mampu menyusun
makalah dengan lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
2.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB ll PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH PERKEMBANGAN KOMPUTER DALAM KEPERAWATAN
2.3 PENGEMBANGAN DOKUMENTASI BERBASIS TEKNOLOGI KOMUNIKASI
BAB III
2.4 KESIMPULAN
2.5 SARAN
2.6 DAFTAR PUSTAKA
KEPERAWATAN TINGKAT 1 REGULER 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah perkembangan komputer diawali dengan penemuan penting dari Charles Babbage
berupa alat hitung. Berkat penemuannya itu, ia dikenal sebagai ilmuwan yang paling
berpengaruh dalam perkembangan komputer. Kemudian, alat hitung tersebut dikembangkan
lebih lanjut secara bertahap hingga kini terciptalah perangkat canggih bernama komputer.
Tahapan dalam pengembangan komputer disebut generasi. Ada lima generasi komputer yang
masing-masing memiliki cerita tersendiri.

Perkembangan sejarah komputer telah mengalami masa-masa sulit. Namun, berkat tangan-
tangan andal dari para ilmuwan dan teknisi pada waktu itu, perkembangan dari generasi ke
generasi terasa begitu mudah dan terorganisir. Komputer terus dikembangkan dengan
menyisipkan inovasi-inovasi terbaru. Hingga kini, beberapa perusahaan ternama tengah
menggarap komputer berteknologi tinggi dengan nama komputer masa depan.

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai
contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar
dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan Billing System. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai
organisasi yang padat modal - padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih
merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasinya, rumah sakit hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi
informasi.

Oleh karena keistimewaannya ini berbagai bidang pekerjaan mulai menggunakan system ini
untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan termasuk dalamnya bidang
keperawatan. System komputer sangat membantu tenaga perawat untuk memperoleh
ilmu,,mencari data – data yang terkait dengan pasien dan mendokumentasikan asuhan
keperawatan dalam suatu system komputer.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. PengertianSejarahperkembangan computer dalamkeperawatan


2. Manfaat computer dalamkeperawatan
3. Peran computer dalamduniakesehatan

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untukmengetahuipengertiansejarahperkembangan computer dalamkeperawatan


2. Untukmengetahuimanfaat computer dalamkeperawatan
3. Untukmengetahuiperanpenting computer dalamduniakesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan Komputer Dalam Keperawatan

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena
banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan
manajer keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari
saat masuk hingga pasien pulang.

Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:

1. Makin kompleksnya masalah keuangan

2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen

3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda

4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien

Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan dampaknya


akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah baru
dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade.

A. Perspektif Sejarah

Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa
komputer, setidaknya untuk manajemen keuangan.

Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:

1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.


2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan
masa depan staf.

Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan
perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-
an memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)

B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)

Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek untuk
menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.
Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.
Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk
beberapa tujuan yang praktikal.

Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang mencakup mengenal istilah umum
yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan
perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi
perawat-perawat di bidang komputer.

C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)

Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini
mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi
manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :

1. Mengklasifikasikan pasien

2. Pambentukan saraf

3. Penjadwalan

4. Catatan personal

5. Laporan bertahap

6. Pengembangan anggaran

7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya


8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan

9. Pengendalian mutu

10. Catatan pengembangan staf

11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan

12. Rencana strategi

13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja

14. Evolusi program

Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap
sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien
dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan
susunan pegawai yang sebenarnya dapat dibuat.

SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-
perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya
sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan
kemajuan perawatan dan peta kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang
perawat.

Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada
pencatatan data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan
kualitas dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan
karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu
jawaban untuk perawat.

D. Manajemen Asuhan Keperawatan

 Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan

1) Metode Kasus

2) Metode Fungsional

3) Metode Perawatan Tim

4) Metode Perawatan Primer


5) Metode Keperawatan Modular

6) Metode Manajemen Kasus

 Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan

Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa
yang akan datang, beberapa diantaranya adalah :

1) Robotik

Robot akan membnatu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis
dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk
penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh
lain yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan
aplikasi dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk
dibentuk seperti mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak
secara langsung merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien
dengan tidak ada sistem kekebalan.

2) Komunikasi Suara

Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka.
Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau
mendapatkan kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau
untuk mencatatnya dengan perintah suara.

3) Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan

Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer
perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu
mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat
mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari
penanganan situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat
keputusan.

Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan
untuk memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang
berpengalaman. Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari
spesialis perawat klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan
dalam program komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di
area ilmu neurologi. Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan
keperawatan.

 Sistem Klasifikasi Pasien

Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi
klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan
perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem
klasifikasi pasien ini mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan
perawat atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan
yang dibutuhkan.

Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur
jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies,
1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan
jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.

Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :

1) Kategori I : Self care

Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.

2) Kategori II : Minimal care

Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.

3) Kategori III : Moderate care atau Intermediate care

Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.

4) Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care

Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.

5) Kategori V : Intensive care

Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.

 Jenis kegiatan dalam asuhan keperawatan


Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang harus
dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga jenis
bentuk kegiatan yaitu:

1) Kegiatan perawatan langsung

Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus
dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini meliputi: komunikasi,
pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan
prosedur tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka, persiapan operasi,
melaksanakan observasi, memasang dan observasi infus, memberikan dan mengontrol
pemasangan oksigen.

2) Kegiatan perawatan tidak langsung

Adalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun rencana


perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien, melaksanakan tindak
lanjut dan melakukan koordinasi.

3) Kegiatan pengajaran/penyuluhan

Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien dan bersifat individual.
Hal ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai dengan diagnosa, pengobatan
yang ditetapkan, dan keadaan pola hidup pasien. Umumnya pasien memerlukan arahan yang
meliputi tingkat aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut perawatan dan dukungan
masyarakat/keluarga.

2.2 PERAN KOMPUTER DALAM DUNIA KESEHATAN

Dunia teknologi komputer masuk ke dunia kesehatan tidak seiring dengan awal mulanya
komputer diciptakan. manfaat yang didapatkan dari komputer dimulai pada akhir tahun 1960-
an dan 1970-an pada masa itu dunia kedokteran dan keperawatan mulai ada catatan di dalam
komputer, harapannya dengan adanya data di dalam komputer dapat dengan mudah untuk
mengeluarkan data-data yang diinput menjadi sebuah laporan.

Peran komputer pada zaman sekarang sangat penting, dengan adanya komputer manfaat yang
dirasakan tidak hanya oleh user atau penggunanya tetapi juga oleh instansi yang terkait,
seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit. Peran komputer juga seharusnya dirasakan oleh
pasien, karena pelayanan utama untuk setiap institusi kesehatan adalah kepada pasien, jadi
yang utama adalah yang dirasakan secara langsung oleh pasien, diantaranya:

1. Patient Safety

Setiap instansi pelayanan kesehatan harus mengarah kepada patient safety. Begitu juga
keberadaan teknologi komputer harapannya dapat mendukung keselamatan pasien. Sebuah
perangkat komputer yang digunakan di rumah sakit untuk memasukkan data pasien ke dalam
komputer, secara tidak langsung dapat menolong jiwa pasien. Coba kita bayangkan jika
seorang petugas kesehatan lupa bagian tangan mana yang harus diamputasi, mungkin
seharusnya tangan kanan tetapi ternyata yang diamputasi tangan kiri, kejadian tersebut sangat
fatal. Salah satu penyebabnya karena tidak ada data yang tersimpan tentang bagian tubuh
pasien mana yang harus diamputasi (Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 2015).Keberadaan
teknologi komputer bisa seperti mata pisau. Jika pengguanaannya sesuai dengan prosedur
yang telah ditatapkan, maka akan sangat membantu. Jika tidak sesuai maka yang menjadi
korban adalah pasien nya sendiri.

2. Administrasi Kesehatan

Setiap orang dari kita pasti pernah ke rumah sakit ataupun ke puskesmas. Hal yang pertama
dilakakukan pasti pendaftaran / mendaftarkan diri sebelum nantinya diperiksa oleh dokter.
Kegiatan pendaftaran mungkin bisa dibilang kegiatan yang mudah, bahkan begitu mudahnya
terkadang disepelekan. Mungkin lima atau sepuluh pasien bisa di lakukan manual /
mendaftarkannya dengan secarik kertas karena untuk melaporkan kegiatan hanya 10 pasien
tidaklah sulit.

Adanya komputer di area pendaftaran sangat penting untuk kegiatan menghimpun data, agar
dapat dikeluarkan menjadi sebuah laporan kunjungan pasien, mengetahui data demografi
pasien yang sudah diolah misalnya menurut alamat pasien, jenis kelamin, umur pasien dan
lain-lain, tentunya sesuai kebutuhan pelaporan.

3. Apotik / Farmasi

Apotik atau farmasi tentunya mengurus tentang obat-obatan. Mulai dari pengadaan obat,
mengatur obat masuk dan keluar, mengatur keberadaan obat jika ada item obat yang kurang
maka harus pengadaan lagi. Manajemen obat tersebut harus ada di dalam setiap instansi
kesehatan. Belum lagi jika mengenai hubungan obat dengan diagnosis, berapa obat yang
harus keluar jika diagnosisnya A. Keadaan tersebut tidak bisa kita menghitung manual
dengan kondisi pekerjaan yang banyak. Maka dari itu peran teknologi komputer yang
tertuang dalam sistem informasi dapat diaplikasikan.

4. Penyimpanan Data Pasien

Pada pembahasan kedepan (matakuliah konsep dasar RMIK atau sejenisnya) kita akan
mengetahui tentang penyimpanan berkas rekam medis. Biasanya DRM (Dokumen Rekam
Medis) disimpan di dalam rak penyimpanan, diurutkan sesuai penomoran rekam medis yang
benar serta diberikan tanda warna agar apabila DRM tersebut dibutuhkan dapat mudah
ditemukan.

Konsep penyimpanan berkas dan manajemen berkas tersebut sudah ada sebelum jurusan
RMIK muncul. Hanya saja jika data pasien mengandalkan satu cara penyimpanan akan riskan
jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran, atau hilang oleh sebab-sebab
lain. Maka dari itu teknologi komputer untuk penyimpanan dokumen pasien dapat disimpan
ke dalam sebuah komputer dengan ditambahkan Sistem Informasi di dalamnya maka
pemanggilan data seorang pasien dapat dilakukan dengan mudah.

Adanya teknologi komputer di rumah sakit misalnya, data Rekam Medis pasien itu sendiri
diharapkan dapat dimiliki oleh pasien. Karena pada prinsipnya data riwayat pasien itu milik
pasin itu sendiri. Salah satu teknologi yang sedang berkembang adalah adanya smart card.
Alat tersebut dapat menyimpan semua rekaman riwayat pasien. Kartu tersebut ditanam sebuh
chip untuk menyimpan data dan menginterpretasikannya jika pasien tersebut datang lagi ke
rumah sakit.

5. Penelitian

Salah satu tujuan dari adanya rekam medis adalah untuk penelitian. Sekarang kita mau
penelitian dengan berkas rekam medis nya langsung; mungkin saja bisa, tetapi itu juga
terbatas pada jenis penitiannya. Mungkin cakupannya hanya dalam lingkup yang
berhubungan dengan Dokumen Rekam Medis saja.

Apabila ingin meneliti dengan variabel yang sangat banyak, mungkin kita akan kewalahan,
karena waktu habisa dalam pengambilan data. Dengan adanya teknologi komputer kita bisa
membuat query (pembahasan query akan dibahas di mata kuliah basis data atau sejenisnya)
atau sejenis filter yang akan mencari variabel-variabel yang dibutuhkan sehingga sesuai
dengan apa yang diinginkan.
6. Alat Pengambil Keputusan

Teknologi komputer di dunia kesehatan sangat penting dalam pengambilan sebuah


keputusan. Apalagi untuk kebutuhan dokter yang harus memutuskan diagnosis, tindakan dan
terapi apa yang harus diberikan. Proses dari pengambilan keputusan tentu saja harus ada alat
yang membantu untuk melihat dan menganalisa organ tubuh, diantara contoh alatnya:

a. System Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur otak
dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan menggunakan sinar-
X.

b. System Dynamic Spatial Rekonstruksi (DSR) berguna untuk melihat gambar dari berbagai
sudut organ tubuh secara bergerak.

c. Single Photon Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan sistem komputer


yang mempergunakan gas radiokatif untuk mendeteksi partikel-partikel tubuh yang
ditampilkan dalam bentuk gambar.

d. Position Emission Tomography (PET) merupakan sistem komputer yang menampilkan


gambar yang mempergunakan isotop radioaktif.

e. Nuclear Magnetic Resonance (NMR) yaitu teknik mendiagnosa dengan cara


memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen.

f. Ultra Sonography (USG) adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz
– 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor berupa gambar dua
dimensi atau tiga dimensi.

g. Helical CT-SCAN adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara komputerisasi,
dengan potongan tranversal, coronal dan sagital, paling kecil jarak antara potongan 3 mm.

h. Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah alat untuk pemeriksaan organ tubuh secara
komputerisasi, dengan potongan tranversal, coronal dan sagita.

7. Electronic Health Record (EHR) & Electronic Management Record (EMR)

Mendengar istilah ini mungkin ada yang belum familiar. EHR atau di dalam bahasa indonesia
disebut dengan RKE merupakan catatan klinis perorangan di dalam suatu institusi yang
mempunyai standar data baik nasional maupun internasional. Sedangkan EMR merupakan
catatan klinis perorangan di dalam suatu institusi yang diolah dan digunakan di dalam
institusi tersebut. Adanya EMR ataupun EHR menjadikan data-data pasien yang masuk ke
rumah sakit atau institusi kesehatan lainnya dapat diakses oleh bagian mana saja sesuai
dengan kebutuhan dan peraturan yang ada.

Manfaat-manfaat tidak terbatas pada penjelasan di atas. Dikemudian hari perkembangan


teknologi komputer pasti banyak perkembangan. Kita sebagai pengguna seyogyanya selalu
mengikuti perkembangan teknologi komputer dalam dunia kesehatan khususnya yang
berhubungan dengan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK)ahli lainnya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan pandangan dan konsentrasi kajian serta hasil penelitian dan
pengamatan yang berbeda. Dengan demikian jika para ahli mempunyai perbedaan pendapat
mengenai suatu pengetahuan tertentu, maka merupakan hal yang wajar. Begitu juga halnya
dengan definisi atau pengertian tentang geografi. Banyak ahli yang memaparkan berbagai
pengertian atau definisi geografi. Dari banyaknya pengertian atau definisi tersebut terdapat
persamaan dan ketidaksamaan antara yang satu dengan yang lain. Ada yang memuat sedikit
komponen kajian ada juga yang memuat banyak komponen kajian. Definisi geografi tidak
lepas dari perkembangan pandangan geografi sebagai ilmu dari masa ke masa.

Prof. R. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1982), memerinci perkembangan pandangan


geografi dimulai dengan pandangan geografi klasik, pandangan geografi pada abad
pertengahan dan “renaissance”, pandangan geografi modern, pandangan geografi pada akhir
abad 19 ke abad 20 dan pandangan geografi mutakhir.

2.3. Pengembangan Dokumentasi Berbasis Tekhnologi Komunikasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan dokumentasi keperawatan


dengan berbasis teknologi informasi sebagai catatan elektronik adalah (CRNBC, 2007):

1. Catatan kesehatan elektronik klien adalah kumpulan informasi kesehatan pribadi satu
individu yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan dan disimpan secara elektronik di
bawah pengamanan ketat.

2. Dokumentasi dalam catatan keperawatan elektronik harus komprehensif, akurat, tepat


waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi perawatan
3. Entri data dilakukan oleh orang yang melaksanakan perawatan dan bukan oleh staf yang
lain.

4. Masukan data yang dibuat dan disimpan dalam catatan keperawatan elektronik dianggap
sebagai bagian permanen dari rekaman dan tidak dapat dihapus. Jika diperlukan koreksi
setelah data dimasukkan dan telah disimpan, maka kebijakan lembaga memberikan arahan
tentang bagaimana hal ini harus dilakukan.

Lembaga yang menggunakan dokumentasi elektronik harus memiliki kebijakan untuk


mendukung penggunaannya, termasuk kebijakan untuk: mengoreksi apabila terjadi kesalahan
dalam dokumentasi atau jika terlambat memasukkan data; mencegah penghapusan informasi;
mengidentifikasi perubahan dan update catatan; melindungi kerahasiaan informasi klien;
menjaga keamanan dari sistem (password, perlindungan virus, enkripsi, firewall); pelacakan
akses tidak sah ke informasi klien; proses untuk mendokumentasikan di instansi
menggunakan campuran metode elektronik dan kertas; back-up klien informasi; dan sarana
dokumentasi dalam hal kegagalan sistem (CRNBC, 2007).

Selain hal tersebut diatas rumah sakit harus memiliki kebijakan yang mengatur lama waktu
suatu dokumentasi kesehatan klien harus disimpan.

Dokumen klien yang disimpan di rumah sakit dapat dianggap sebagai catatan primer,
sekunder atausementara. Pedoman penyimpanan dokumen klien antara lain:

1. Catatan yang berisi referensi darah atau produk darah harus dipertahankan selama-
lamanya. Dengan kata lain, catatan tersebut harus disimpan selamanya.

2. Catatan primer klien misalnya, catatan dokter, catatan keperawatan, konsultasi, resume,
dan pemberitahuan kematian disimpan selama 10 tahun

3. Sekunder dokumen misalnya hasil pemeriksaan diagnostik, catatan pengobatan disimpan


selama enamtahun

4. Catatan sementara misalnya laporan diet, bagan grafik disimpan selama satu tahun.

Pedoman yang dapat digunakan oleh perawat dalam menggunakan dokumentasi elektronik
adalah sebagai berikut:
1. Tidak pernah mengungkapkan atau mengizinkan orang lain menggunakan nomor
identifikasi pribadi (password) dan menginformasikan kepada atasan langsung jika ada
kecurigaan bahwa kode identifikasi sedang digunakan oleh orang lain

2. Mengubah password pada interval yang sering dan teratur (sesuai kebijakan lembaga)

3. Memilih password yang tidak mudah diuraikan dan melakukan log off bila tidak
menggunakan sistem atau ketika meninggalkan sistem.

4. Menjaga kerahasiaan semua informasi, termasuk semua salinan cetak dari informasi dan
melindungi informasi klien yang ditampilkan pada monitor misalnya dengan penggunaan
screen saver, mengatur lokasi monitor, dan menggunakan privasi layar

5. Menggunakan sistem hanya pada layanan akses yang aman untuk membuka ke informasi
klien

6. Melakukan akseshanya pada informasiklien yang diperlukanuntukmemberikan pelayanan


keperawatan pada klien tersebut.

7. Mengakses informasiklien untuktujuanselain memberikanasuhan keperawatan merupakan


pelanggaran kerahasiaan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan adanya Perkembangan teknologi informasi sangat membantu dan memudahkan


dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer
yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis
yang sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat.

Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam


memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di
penuhi. Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus
mengembangkan kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.

SARAN

Kiranya setiap perawat dapat mengembangkan potensi diri dengan meningkatkan


pengetahuan, mengenal computer dan aplikasi didalamnya sehingga mempermudah dan
mempercepat pelayanan keperawatan di lingkungan perawat dan Rumah Sakit.

DAFTAR PUSTAKA
http://injeksisalim.blogspot.com/2012/01/sejarah-perkembangan-
komputer-dalam.html?m=1
DiaksespadaRabu, 12 Januari 2022 pukul 08.50 WIB

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2018/09/Teknologi-Informasi-Kesehatan-I_SC.pdf
DiaksespadaRabu, 12 Januari 2022 Pukul 08.53 WIB

https://b-ok.asia/book/11765122/c100d6
DiaksespadaRabu, 12 Januari 2022 pukul 09.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai