Pil Ukl-Upl PT BRM
Pil Ukl-Upl PT BRM
Pil Ukl-Upl PT BRM
A. IDENTITAS PEMRAKARSA.
1. Nama Pemrakarsa / Penanggungjawab : Sulton Fahrudin
2. Tempat / Tanggal Lahir : Blitar, 8 Februari 1979
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Kewarganegaraan : WNI
5. Agama : Islam
6. Alamat Sesuai KTP : Jl. Jend Sudirman RT 26 No. 2 Damai
Bahagia Kec. Balikpapan Selatan Kota
Balikpapan
7. Nomor Telepon HP. : 081347511222
8. Bertindak untuk dan atas nama : PT. Bukit Rimba Makmur
9. Jabatan dalam Perusahaan : Direktur
No. x y
16 368784,43 9833061,25
17 368715,23 9833158,10
18 368681,63 9833249,11
19 368684,43 9833338,66
20 368738,16 9833425,66
21 368654,98 9833421,98
22 368651,58 9833482,73
23 368469,95 9833462,55
24 368429,14 9833560,70
25 368211,60 9833533,23
26 367859,77 9833398,71
27 367594,75 9833256,01
28 367346,55 9833013,49
29 367320,35 9832800,30
30 370393,21 9833633,19
31 371331,78 9833613,31
32 371331,78 9833273,66
33 372062,44 9833274,37
34 372079,15 9832747,91
35 373363,89 9832728,62
36 373363,89 9833316,00
37 372688,15 9833316,00
38 372688,15 9835665,20
39 372274,96 9835508,66
40 371656,83 9835070,01
41 371274,60 9834685,68
42 370862,41 9834038,45
43 370741,15 9833797,24
C. Desa Long Sayo
1 375738,09 9834857,34
2 377590,75 9834409,93
3 377621,32 9833784,88
4 377605,47 9833674,56
5 379068,90 9833434,87
6 379069,73 9833172,68
7 379191,21 9833135,98
8 379161,24 9831213,84
9 379520,40 9831213,54
10 379512,72 9834147,76
11 379220,03 9834110,95
12 378798,16 9834024,00
No. x y
13 378515,01 9833815,99
14 378115,74 9833909,51
15 378045,60 9834218,86
16 378007,34 9834310,72
17 378085,99 9834406,48
18 378085,99 9834406,48
19 378083,45 9834637,01
20 377624,74 9835046,18
21 377622,94 9835305,17
22 377657,23 9835441,38
23 377538,41 9835472,43
24 377328,32 9835345,73
25 377038,09 9835321,71
26 376926,57 9835242,92
27 376666,13 9835303,37
28 376479,08 9835253,01
29 375993,48 9835488,62
30 375892,76 9835495,82
31 375851,39 9835047,98
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon ,
dapat dilihat pada Peta 1.
Lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT. Bukit Rimba Makmur dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Kebun Masyarakat
b. Sebelah Timur : Kebun Masyarakat
c. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat
d. Sebelah Barat : Kebun Masyarakat
Luasan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) berdasarkan Klarifikasi Teknis Kesesuaian Tata Ruang An. PT. Bukit Rimba Makmur yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser dengan Nomor
650/861/DPUTR-TR (terlampir), dari luasan 1.713 Ha yang diajukan oleh PT. Bukit Rimba Makmur
hanya seluas + 1.017 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai areal pembibitan tanaman Sengon.
Berikut rincian penggunaan lahan / Hectar Statement dari PT. Bukit Rimba Makmur.
Berdasarkan keadaan areal Rencana Lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT. Bukit
Rimba Makmur seperti yang disajikan pada Tabel 2, akan dilakukan penataan areal kerja untuk
memberikan batas yang nyata di lapangan dan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada
tahap kontruksi hingga pasca operasi. Disamping itu penataan areal kerja tersebut juga akan
mempermudah dalam perencanaan, operasional, pemantauan dan pengawasan. Sehingga Kegiatan
Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon dapat berjalan sesuai dengan dengan azaz kelestarian.
Untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang tata areal, dapat dilihat pada peta
penataan areal kerja (Peta 2).
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 09 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015-2035, diketahui bahwa lokasi
Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon yang berada di Desa Long Sayo, Desa Lusan,
Desa Muara Payang sesuai dengan peruntukkannya yaitu Kawasan Budidaya Perkebunan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 3.
Berdasarkan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha, Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan, Atau Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru
Pada Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut Tahun 2021 Periode I yang mengacu kepada
Kepmen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No: SK. 666/MENLHK-PKTL/IPSDH/ PLA.1/2/2021
Tanggal 15 Februari 2021, lokasi lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon yang
berada di Desa Long Sayo, Desa Lusan, Desa Muara Payang berada di luar areal yang
dihentikan perizinannya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 4.
Mobilitas material dilakukan dengan menggunakan angkutan dump truck (untuk material
tanah, pupuk, air, bibit, dll). Adapun rencana jenis dan jumlah alat berat atau kendaraan
operasional yang dibutuhkan untuk kegiatan PT. Bukit Rimba Makmur dapat dilihat pada
Tabel 4.
Jenis bahan bakar yang diperlukan untuk operasional PT. Bukit Rimba Makmur adalah bahan
bakar diesel (solar) dan bensin serta minyak pelumas (oli). Kebutuhan bahan bakar untuk
kegiatan operasional setiap bulannya diperlukan bahan bakar minyak sebanyak 670.528,80
liter/tahun dan akan ditampung dengan tangki timbun BBM kapasitas 200 m 2 (gambar 2).
Distribusi BBM ke unit peralatan di lapangan menggunakan fuel truck. Rencana penggunaan
bahan bakar minyak serta oli yang akan digunakan untuk setiap jenis peralatan dalam
kegiatan operasional perkebunan disajikan pada Tabel 5 dan 6.
G
ambar 1. Desain Tangki Timbun BBM
Untuk menanggulangi dampak tumpahan / ceceran BBM saat pengisian BBM, disekeliling
tangki timbun ini akan disemen serta dibangun tembok penahan ceceran / band wall setinggi
1 m.
2) Tahap Konstruksi
a) Penyiapan Bibit
Falcataria moluccana (Miq) Barncby & J.W Grimes arau lebih dikenal dengan nama daerah
Sengon memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan kayu keras lainnya. Kayu
sengon bersifat ringan, berwarna putih, agak kasar dan agak padat. Kayunya termasuk
dalam kategori kelas kuat IV-V dan kelas awet IV /V (sedang) (Martawijaya et al. 2005).
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang hendak
dijadikan benih haruslah bermutu. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk
tanaman sengon yang baik pula. Artinya, tanaman induk yang dijadikan sumber benih
memiliki sifat-sifar yang baik seperti bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar dan sehat yaitu
tidak terserang hama dan penyakit.
Karenanya untuk tahapan awal pembibitan, PT. Bukit Rimba Makmur akan menggunakan /
membeli benih Sengon yang bersertifikat. Asal usul benih dari Balai Pembenihan Tanaman
Hutan (BPTH) wilayah 1 agar kualitas benih terjamin. Setelah benih bersertifikat tersebut
disemaikan, maka bibit-bibit Sengon yang cukup umur akan ditanam pada areal penanaman,
untuk kemudian agar mendapatkan bibit sengon alami melalui bijinya. Untuk pemasaran
bibit Sengon hasil dari biji Sengon yang ditanam sendiri, PT. Bukit Rimba Makmur akan
berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur serta Dirjen Bina
Perbenihan Tanaman Hutan terkait proses sertifikasi bibit Sengon yang akan dihasilkan.
kebun yang akan dibuat meliputi Jalan Utama (Main Road), Jalan Produksi (Submain Road)
dan Jalan koleksi (collecting road).
1] Jalan Utama (Main Road),
Jalan Utama merupakan jalan induk yang menghubungkan blok pembibitan yang satu
dengan yang lainnya. Lebar jalan 7 meter dengan konstruksi beberapa ruas diperkeras
dengan lebar 5 meter.
0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 3 ,5 0 m 3 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m
4 % 4 %
6 % 6 %
0 ,4 0 m
0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 4 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m
S a l u ra n d ra i n a s e
0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 3 ,5 0 m 3 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m
P e rm u k a a n ta n a h a sa l
0 ,4 0 m
0 ,4 0 m 0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 4 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m
4 % 4 %
6 % 6 %
0 ,4 0 m
0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 3 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m
S a l u ra n d ra i n a s e
0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 2 ,5 0 m 2 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m
P e rm u k a a n ta n a h a sa l
0 ,4 0 m
0 ,4 0 m 0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 3 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m
5
Tanah urug (dipadatkan)
0 ,60 m
0,40 m
Pembuatan saluran darinase atau parit dilakukan untuk mengalirkan air permukaan dengan
spesifikasi sebagai berikut (lebar x dasar x dalam) :
(1) Drainase Primer
Panjang : 850 m
Lebar : 60 cm
Tinggi/Kedalaman : 60 cm
(2) Drainase Sekunder
Panjang : 4913 m
Lebar : 49 cm
Tinggi/Kedalaman : 52.5 cm
(3) Drainase Tertier
Panjang : 1524 m
Lebar : 39 cm
Tinggi/Kedalaman : 52.5 cm
Untuk mencegah terjadinya erosi permukaan akibat dari pukulan air hujan secara langsung
yang menerpa permukaan tanah, maka pecegahannya dilakukan dengan menaman tanaman
penutup tanah berupa Legume Cover Crop (LCC), selain itu penanaman LCC ini bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban, dan penambah bahan organik.
Jenis-jenis tanaman penutup tanah yang akan digunakan adalah Pueraria javanica (PJ),
Centrosoma pubescens (CP), dan Calopogonium muconoides (CM).
Untuk badan perairan seperti Sungai-sungai yang berada di sekitar areal PT Bukit Rimba
Makmur seperti Sungai Kendilo, Sungai Binangun, Sungai Kuaro dan Sungai Payang serta
anak-anak sungainya disediakan kawasan sempadan sungai / buffer zone sejauh 50 m dari
sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki lebar kurang dari 30 m dan sempadan sungai / buffer
zone sejauh 100 m dari sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki lebih dari 30 m. Untuk
menjaga agar kawasan tersebut tetap dapat dipertahankan sebagai buffer zone dan juga
sebagai Kawasan konservasi, maka pada jarak sempadan tersebut diberi tanda dengan cat
merah, sehingga memudahkan pekerja lapangan mengetahui batas areal sempadan sungai
d) Pembangunan Emplasmen
Kegiatan pembangunan emplasmen ini berupa bangunan sarana dan prasarana kebun yaitu
meliputi kantor, mess, bengkel, fasilitas air dan listrik, konstruksi bangunan emplasmen
dibuat secara permanen. Adapun jenis dan jumlah bangunan yang dialokasikan sebagai
sarana dan prasarana pendukung kegiatan kebun disajikan pada Tabel 9.
Sebelum dilakukan pembangunan emplasmen kebun terlebih dahulu pada lahan yang telah
ditetapkan sebagai lahan bangunan emplasmen tersebut akan dilakukan pembersihan dari
vegetasi penutup lahan dengan menggunakan chainsaw, bulldozer. Kegiatan diawali dengan
pemotongan pohon berukuran besar dengan chainsaw dan yang berukuran kecil serta
semak belukar perataan lahan dilakukan dengan menggunakan bulldozer.
dan pupuk kandang. Dengan perbandingan 1: 1: 1. Tetapi dalam kondisi tertentu, misalnya
tanah sudah cukup gembur, penambahan pasir sedikit saja. Kalau tanahnya ltmpung atau
liat, tentu penambahan pasirnya lebih banyak. Sebelum penyemaian, tanah harus
disterilkan terlebih dulu untuk menghindari penyakit lodoh (rebah semai).
Cara penyapihan, dengan mencungkil secara hari-hati bibit yang akan disapih dengan alat
pencungkil. Dengan mengusahakan tanah di bawah bibit terikutsertakan, dan jangan
sampai akarnya putus atau rusak. Bibit yang sudah dicabut dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan disusun berderet dalam bedeng penyapihan.
Waktu penyapihan sampai bibit sengon siap dan kuat dipindahkan ke lapangan sekirar 3-5
bulan, setelah mencapai ketinggian 20-25 cm, batang sudah berkayu dan akar sudah
berkembang baik. Bahkan, jika dipelihara sampai satu tahun, bibit dapar dipindahkan ke
lapangan dalam bentuk stump. Untuk bibit yang berasal dari stek, ukuran stek yang
disarankan adalah panjang 5 - 20 cm, diameter 0,5 - 2,5 cm dan panjang akar 20 cm.
Selama masa penyapihan bibit harus : 1) disiram dalam jumlah air yang cukup agar tidak
mengalami kekeringan, 2) Penyiangan terhadap gulma, yang dilakukan dengan
mencabutinya satu per satu, dan kalau perlu dibantu dengan alat pencungkil. Namun tetap
hati-hati, jangan sampai akar bibit terganggu kedudukannya, 3) Pemupukan, 4) Pengendalian
hama dan penyakit. Beberapa hama yang biasanya menyerang bibit sengon misalnya
semur, rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit
sengon yang disebabkan oleh cendawan.
b) Penanaman Sengon
Penanaman engon dalam kegiatan Pembibitan ini bertujuan untuk mendapatkan biji-biji
Sengon yang dihasilkan dari penanaman sendiri oleh PT Bukit Rimba Makmur. Penanaman
Sengon sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, atau pada bulan November -
Desember, karena bibit ini cukup peka terhadap kekeringan. Bisa saja ditanam diluar
musim hujan. Akan terapi memerlukan penyiraman pagi dan sore.
Apabila bibit sudah terlanjur ditanam, namun pada masa-masa berikutnya tidak rurun
hujan lagi, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah daun hingga 2-3 helai daun.
Maksudnya ialah untuk mengurangi terjadinya proses transpirasi (penguapan).
Sebelum tanam, pengangkutan bibit-bibit sengon dari persemaian menuju pinggir kebun
penanaman dapat merusak bibit tersebut dan sering mengakibatkan kegagalan tanaman.
Oleh sebab itu, perlu memperhacikan hal-hal sebagai berikut dalam pengangkutan, antara
lain :
(1)Mengerjakan dengan hati-hati dan waspada, agar kerusakan bibit dapat dikendalikan
atau dicegah sama sekali.
(2)Bibit sengon sebaiknya tidak langsung ditanam, namun diletakkan dulu di tempat teduh.
Untuk itu, di pinggir kebun penanaman perlu diperslapkan tempat penampungan bibit
yang dapat melindunginya dari kekeringan.
Untuk cara tanamnya adalah sebagai berikut : tanah pada lubang tanam tadi digali kembali
sesuai keburuhan besarnya bibit sengon. Lalu kantong plastik bibit sengon disobek dan
dibuang. Masukkan bibit sengon beserta tanahnya ke dalam lubang tanam, lantas tanah
bekas galian ditimbunkan dan dipadatkan.
Tabel 9. Rencana Luas Areal Yang Akan dilakukan Penanaman.
Tahun Ke- Luas (Ha) Jumlah Pohon yang ditanam
1 500 Ha 833.333,33
2 467 Ha 778.333,33
Total 967 Ha 1.611.666,67
Sumber : PT. Bukit Rimba Makmur, 2021
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan sengon harus dilakukan agar diperoleh produksi dan mutu kayu sengon yang
baik. Pemeliharaan tanaman sengon meliputi : penyulaman, penyiraman, penyiangan,
pemupukan, pemangkasan, penjarangan serta pengendalian hama dan penyakit.
(1) Penyulaman
Penyulaman penting dilakukan untuk mengganti anakan yang mati atau tumbuh merana
di lapangan. Penyulaman harus dilakukan pada waktu musim hujan selama tahun
pertama. Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya dilakukan pemeriksaan ke kebun
sengon. Bila ditemukan pertumbuhan sengon yang loyo, atau malah sudah mati,
secepatnya dilakukan penyulaman.
Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya
dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaanyang intensif. Penyulaman ini berguna untuk
mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya, dan nantinya digunakan untuk
memprediksi produk sengon yang dihasilkan.
(2) Penyiraman
Pada fase awal percumbuhan, sengon membutuhkan persediaan air yang cukup.
Penyiraman diberikan di sekitar tanaman, dan dilakukan setiap hari. Namun
penyiraman ini dapat dihentikan, bila tanaman sengon sudah mampu tumbuh tanpa
penyiraman, khususnya pada musim kemarau.
(3) Penyiangan
Dalam dua tahun pertama, tanaman harus dibebaskan dari gulma agar pertumbuhan
tanaman tidak kerdil atau terhambat. Penyiangan dilakukan secara rutin pada dua bulan
pertama, setelah itu secara periodik 3 bulanan. Selama satu tahun pertama pohon harus
Gambar 11. Pupuk anorganik seperti urea, NPK diberikan tidak langsung ke batang
utama melainkan diberikan di sekeliling batang
(5) Pemangkasan
Pemangkasan pohon sangat diperlukan pada tahap awal pertumbuhan untuk
memperoleh kualitas batang yang lurus. Pemangkasan biasanya dilakukan selama dua
tahun pertama mulai dari enam bulan, setelah itu pada interval enam bulan sampai
umur 2 cahun (Krisnawati 2011)
(6) Penjarangan
Penjarangan adalah pembuangan individu-individu yang tidak dikehendaki. Pohon
yang dipilih untuk dijarangi adalah pohon-pohon yang terkena hama, cacat, miskin
riap dan tertekan.
Penjarangan juga dapat menghasilkan tambahan pendapatan, karena batang sengon
sudah mencapai diameter sekirar 6-9 cm, sehingga dapat digunakan untuk kayu bakar
ataupun untuk bahan baku pembuaran kertas.
Biasanya penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 - 3 tahun, karena
tajuknya sudah merapat dan kemudian setiap tahun hingga tanaman berumur 10
tahun. Pada saat tanaman berumur 4 - 5 tahun, penjarangan dapat dilakukan untuk
mendapatkan kerapatan tegakan 250 pohon per hektar dan kemudian penjarangan
dilakukan secara bertahap untuk mengurangi jumlah pohon hingga 150 pohon per
hektar pada umur 10 tahun (Krisnawati 2011 ).
(7) Pengendalian Hama Penyakit
Keberhasilan penanaman sengon juga tergantung pada keberhasilan dalam mengenal
dan mengendalikan gulma, hama dan penyakit.
Bebcrapa pengendalian terhadap hama dan penyakir yang dapat dilakukan antara
lain (Anggraeni 2007; Hendromono, 2007; Samoso 1992):
(a) Hama penggerek batang sengon (Boktor/Xystrocera festiva) dan lndarbela
acutistriata. Gejala serangan dapat kira lihat pada kulit pohon yang pecah- pecah,
lalu mengeluarkan cairan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Bahkan,
bersamaan dengan cairan tersebut juga keluar serbuk kayu bekas gerekan. Hama
ini mulai menyerang tanaman umur 3 tahun. Metode yang umum digunakan untuk
mengonrrol hama X. festiva adalah dengan memotong atau membuang bagian
pohon yang terserang untuk mencegah penyebaran hama. Pengendalian secara
biologi menggunakan jamur entomopatogenik Beauveria basiiana yang dapat
menginfeksi hama, dimana suspensi jamur dengan melabur dan menyemprot
suspensi jamur. Untuk mematikan larva yang ada dalam batang, dapat disemprot
campuran petroleum + paradichlorobenzene = 10 : I pada bagian batang yang
diserang secara dini juga dapat mencegah kerusakan yang Iebih berat.
(b) Hama ulat kantong dikendalikan dengan menggunakan pestisida kimia berbahan
aktif dimechoat 400 gr/I dan fipronil 50 gr/l dengan dosis 10 cc per pohon dengan
pelarut air dan dua tingkat perbandingan yaitu 1 : 1 dan 1 : 3. Dalam 2- 3 minggu
ulat yang mati mencapai lebih dari 90%. Insektisida nabati yang dapat digunakan
adalah rebusan kulit buah mahoni dan perasan biji mahoni yang mengandung HCH
(Heksachlorosi-Kloheksan) 0,005 ppm (bersifat racun) dan umbi gandum yang
mengandung alkaloid dioskorin (dapat menimbulkan kematian) dan Neemazal
terdiri dari komponen azadirachtin (1%), lemonoids (3%) dan bahan pencampur
96%.
(c) Hama uret Leucopholis rorida dan Holotricha helleri. Untuk mengendalikan hama
uret menggunakan jamur Beauueria bassiana dan Metarrhizium anisopliae dengan
cara serbuk jamur yang dicampur Metarrhizium anisopliae dengan cara penaburan
serbuk jamur yang dicampur kanji yaitu pada saat stadia larva baru menetas.
Kematian uret yang sudah terinfeksi jamur enromoparogenik berjalan cukup lama
yaitu 1,5 - 2 bulan. Penggunaan pestisida kimia merupakan cara pengendalian
terakhir yang dapat dilakukan. Beberapa jenis pestisida kimia yang dapat
digunakan antara lain berbahan aktif diazinon 10 % (25 - 50 kg/Ha), karbofuran 3%
( 60 - 120 kg/ha) dan karbaril 85 % (2 kg/Ha) caranya yaitu dengan mencampur
dengan tanah dalam lubang (20 – 30 cm).
(d) Eurema sp, pengendalian dilakukan dengan menggunakan jamur entomopatogenik
Beauveria bassiana dengan dosis 25 gr/liter, suspensi jamur disemprotkan pada
waktu sedang wabah langsung dikenakan pada tubuh ulat yang sedang aktif makan
(instar 1 dan 2).Penyemprotan jamur dilakukan pagi atau sore hari, karena jamur
tidak tahan dapat bertahan hidup jika terkena matahari langsung
(e) Hama penggerek batang inger-inger (Neotermes tectonae), pengendaliannya
dilakukan dengan cara penjarangan tepat waktu dan secara teratur. Cara
pengendalian lain yaitu dengan menggunakan phosroxin bentuk tablet dengan
bahan aktif aluminium phospida.
(f) Hama Hypsipyla robusta, pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan jamur
entomopatogenik Beauveria bassiana 25 gr/l air pada waktu terjadi wabah.
Penyemprotan ditujukan pada larva yang sedang aktif makan daun atau pucuk.
(g) Penyakit karat puru (Uromycladium sp.) pada Sengon. Gejala penyakit diawali
dengan adanya pembengkakan lokal (tumefaksi) di bagian tanaman yang
terserang (daun, cabang dan batang). Lama kelamaan pembengkakan berubah
menjadi benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil kecil atau disebut
tumor (gall). Penyebab penyakit karat tumor pada Sengon adalah fungi
Uromycladium sp., masuk dalam kelas Basidiomycetes. Pengendalian di lapangan
dapar dilakukan dengan penyemprotan/pengolesan spirrus, kapur + garam (10 :
1) dan kapur + belerang (1 : 1).
d) Pemanenan
Setelah Bibit Sengon bersertifikat ditanam, penentuan waktu panen yang tepat sangat
menemukan kualitas fisik fisiologis benih yang dihasilkan. Pengumpulan buah/polong
sebelum masak kemungkinan hanya sedikit benih viable yang dapat dikumpulkan. Demikian
juga keterlambatan pengumpulan buah/polong akan menghasilkan sedikit benih viable
karena polong sudah pecah dan benih sudah jatuh. Cara termudah untuk mendeteksi
tingkat kemasakan buah/ polong sengon yang siap untuk dipanen adalah dengan
mengamati karakrer fisik buah diantaranya berdasarkan warna buah. Polong sengon yang
masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen dicirikan dengan warna kulit buah/polong
coklat.
penyimpanan, benih sengon dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1 hari hingga
mencapai KA 5 % - 8 %. Selanjutnya benih disimpan dalam wadah kedap udara dan disimpan
pada ruangan dengan suhu kamar, ruang ber AC atau di DCS (Dry Cold Storage).
Sengon mulai berbunga rata-rata pada umur 3 tahun. Waktu berbunga adalah sekitar
Oktober - Januari dan waktu terbaik pengumpulan biji adalah bulan Juli - Agustus. Secara
umum, buah polong akan masak sekitar 2 bulan setelah berbunga.
Polong dikumpulkan pada saat masih menggantung pada pohon agar benih tidak tersebar.
Jumlah benih per 1 kg adalah 25.000 - 28.000 ribu butir. Tumbuhan sengon yang berusia 5
tahun hingga 8 tahun mampu menghasilkan 12.000 biji yang dapat digunakan untuk lahan
satu hektar. Berat biji sengon sekitar 16 gram hingga 26 gram per seribu biji. Jika
diasumsikan rata-rata jumlah benih yang dapat dihasilkan sengon pada mulai usia 3 tahun
sebesar 10.000 biji dan rata-rata berat biji sengon sekitar 20 gram per seribu biji, maka
prediksi jumlah produksi maksimal biji / benih sengon PT BRM adalah sebagai berikut :
- Luas Lahan yang ditanam : 967 Ha
- Jumlah pohon Sengon yang ditanam 1.611.667 batang
- Rata-rata jumlah benih yang dapat dihasilkan : 10.000 Biji atau seberat 200 gram.
- Produksi Benih maksimal yang dihasilkan = 1.611.667 x 200 = 322.333.400 gram atau
322.333,4 kg.
Adapun sifat-sifat benih bermutu antara lain sebagai berikut :
(1) Benih berasal dari buah yang sudah matang bercirikan antara lain permukaan kulit
benih sengon harus bersih dan berwarna gelap mengkilap. Benih yang muda tidak
akan menghasilkan perkecambahan.
(2) Bentuk dan ukuran benih sengon harus seragam.
(3) Benih sengon tidak cacat, pecah atau kena serangan hama dan penyakit.
(4) Benih sengon tidak tercampur dengan benih hampa dan bersih dari kotoran-kotoran
seperti tanah, biji rumput dan sebagainya.
(5) Benih Sengon tidak terlalu lama disimpan sejak dimulai dipetik dari pohon induknya,
sebab benih yang masa simpannya terlalu lamasukar untuk berkecambah bahkan
tidak berkecambah sama sekali.
Setelah benih diperoleh, maka perlakuan yang harus dilakukan adalah sbb:
(1) Buah polongan sengon dijemur di bawah terik matahari,
(2) Memisahkan biji dari kotoran-kotoran sekaligus membuang biji yang kosong dan
hampa dengan cara penampian atau melalui macerator atau diseleksi manual dengan
tangan. Untuk membuang biji yang hampa. Biji sengon dapat direndam dalam air. Biji
yang hampa tampak melayang atau terapung dalam air, sedangkan biji yang berisi
akan tenggelam,
(3) Menjemur biji-biji sengon agar tidak membusuk sekitar 2-3 hari. Biji-biji sengon
disimpan pada ruangan yang kelembaban udara dan suhunya cukup rendah, supaya
tahan lama disimpan dan tidak muncul cendawan.
e) Pengangkutan Bibit Sengon
Tujuan dari Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon adalah menghasilkan
sendiri bibit Sengon yang berkualitas. Untuk pemasaran bibit Sengon hasil dari biji Sengon
yang ditanam sendiri, PT. Bukit Rimba Makmur akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur serta Dirjen Bina Perbenihan Tanaman Hutan terkait proses
sertifikasi bibit Sengon yang akan dihasilkan.
Setelah tercapai persyaratan sertifikasi bibit, bibit-bibit sengon akan dikemas dan diangkut
untuk dipasarkan ke buyer / agen terdekat.
d) Aktifitas Emplasmen / Pemukiman Karyawan
Dengan beroperasinya kegiatan pembibitan tanaman Sengon PT. Bukit Rimba Makmur maka
pada lokasi emplasmen PT. Bukit Rimba Makmur akan berjalan aktifitas perkantoran dan
juga pemukiman karyawan. Aktifitas tersebut tentu berdampak terhadap sanitasi
lingkungan. Penurunan kualitas sanitasi ini biasanya berasal hasil sampah atau limbah dari
aktivitas mess karyawan berupa limbah sisa makanan dan sisa barang kemasan begitu pula
sebaliknya dengan aktivitas bengkel dan genset serta kantor.
Berdasarkan SNI 3242:2008, rumah permanen menghasilkan timbulan sampah sebesar 2.5
l/orang/hari. Oleh karena itu, perencanaan pengelolaan sampah dan kapasitas Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dapat direncanakan berdasarkan jumlah penghuni dan
jumlah bangunan rumah yang ada. Sementara itu, kegiatan mencuci dan air kotor yang
berasal dari kamar mandi serta WC dialirkan menuju IPAL Komunal dan pemasangan septic
tank pada setiap rumah. Perhitungan kapasitas IPAL komunal didasarkan pada perhitungan
debit air limbah adalah 120 l/orang/hari pada rumah biasa (Peraturan Daerah Kabupaten
Paser No.8 Tahun 2011).
Sampah – sampah yang di hasilkan dari seluruh aktivitas ini dapat di kategorikan dalam tiga
jenis sampah yakni sampah organik dan sampah an-organik dan limbah B3. Sampah organik
adalah sampah yang berasal dari sisa makanan atau tumbuhan yang dimana jenis sampah
ini dapat di manfaatkan sebagai pupuk ataupun sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah
an-organik adalah sampah yang berasal dari sisa botol, kaleng dan bungkus kemasan yang
dimana jenis sampah ini dapat dilakukan daur ulang. Selain sampah-sampah tersebut
kegiatan aktivitas emplasmen PT Bukit Rimba Makmur juga akan menghasilkan limbah B3
baik dari aktivitas kantor berupa cartridge printer bekas, kemasan tinta printer bekas,
baterai bekas, lampu bekas, dll.; serta aktivitas poliklinik yang meliputi limbah medis dan
juga aktivitas pengolahan air bersih yang akan menimbulkan limbah kemasa bahan kimia
untuk pengolahan air. Untuk sampah-sampah organik, anorganik dan limbah B3 akan
disediakan tempat pembuangan untuk masing-masing kategori. Untuk desain atau lay out
tempat pembuangan sampah dapat dilihat pada gambar 14.
SAMPAH ORGANIK
60 cm 60 cm SAMPAH ANORGANIK 60 cm LIMBAH B3
40 cm 40 cm 40 cm
Gambar 14. Desain Tempat Pembuangan Sampah
Kemudian tempat-tempat sampah organik dan anorganik tersebut akan dikutip setiap
hari untuk ditempatkan ke TPS yang berada di Emplasmen PT. Bukit Rimba Makmur.
Kemudian untuk limbah B3 akan ditempatkan pada TPS Limbah B3 yang akan dibangun
oleh PT Bukit Rimba Makmur.
Sumber air bersih yang digunakan berasal dari aliran Anak sungai kuaro karena aliran
sungai tersebut adalah yang terdekat dengan emplasmen. Penggunaan air bersih
ditujukan untuk kebutuhan domestik setiap rumah dan penyiraman area hijau di dalam
Emplasmen Pembibitan. Kebutuhan air bersih untuk setiap individu pada Emplasmen
adalah sebesar 30-50 l /orang/ hari (Kepmen Kimpraswil 18 Desember 2001). Air
tersebut akan dialirkan dengan menggunakan pompa dan dialirkan dengan
menggunakan jalur pipa dan akan dilengkapi dengan water treatment. Sumber mata air
yang terdapat di lokasi akan dikelola dan dijaga sesuai dengan fungsinya. Dasar
penentuan debit air ini dengan asumsi total jumlah karyawan yang tinggal di camp
sebanyak 34 orang. Kebutuhan air 1 KK/hari (4 orang (1 orang + 3 pengikut) x 50 liter =
200 liter atau 0,20 m3), maka total kebutuhan air per hari untuk karyawan 0,2 m 3 x 34
orang adalah 6,8 m3/hari.
Kapur/tawas
Bak Pengendap
Air Baku Ukuran 500m2
Pengadukan
Air yang akan dimanfaatkan dan dipompa ke instalasi pengolahan air (water treatment)
dan akan didistribusikan untuk keperluan domestik. Instalasi air yang akan dibangun
sebagai berikut : air diairkan dari sungai melalui pipa diameter 6 inci ditampung dalam
bak/tandon penampungan atau disebut clarifier tank. Air yang masuk ke dalam
bak/tandon diberi bahan kimia sebagai koagulan seperti kaporit. Pemberian koagulan
ini dilakukan dengan cara menginjeksikan koagulan melalui pipa sebelum air sampai di
clarifier tank. Air yang berada didalam clarifier tank mengalami pengadukan sehingga
bahan koagulan dan air akan bercampur rata. Larutan kemudian diteruskan ke dalam
bak yang disebut bak lammel, disini larutan terlihat terpisah jelas antara kotoran dan
air. Kemudian larutan diteruskan ke dalam bak penampungan yang disebut water
basin yang juga berfungsi tempat cadangan air, di samping sebagai tempat memisahkan
antara kotoran dan air. Water basin berbentuk empat persegi dengan kapasitas 500 m 3.
Setelah itu air diteruskan ke dalam suatu saringan yang disebut sand filter, yakni sejenis
saringan berbentuk silinder. Sebagai media penyaring digunakan pasir kwarsa yang
berfungsi menahan kotoran sehingga didapat sebagai air bersih yang layak untuk
dikonsumsi. Izin penggunaan air permukaan akan diurus oleh PT Bukit Rimba Makmur
ke Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur serta akan dilaksanakan pemeriksaan
bakteriologis sebulan sekali oleh Dinkes Kabupaten Paser.
Penggunaan sumber air Anak sungai kuaro selain sebagai untuk kebutuhan air bersih
sebanyak basacemp sebanyak 6,8 m 3/hari, juga digunakan untuk penyiraman di
persemaian / pembibitan sekitar 3.200 L/hari atay 3,2 m 3/hari. Sehingga total
penggunaan air di pembibitan maksimal 10 m 3/ hari atau sebesar 0,23 liter/detik.
g) Operasional Bengkel dan Genset
Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat
seperti; bulldozer, wheel loader, grader dan dump truck dan alat-alat penunjang lainnya
seperti truk tangki air dan BBM, mobil operasional dan lain-lain yang digunakan dalam
Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon secara kontinyu. Adapun desain
bengkel dapat dilihat pada gambar 16. Bengkel yang dibangun juga akan dilengkapi
dengan bak penampungan limbah padat untuk menampung sementara saat
perbaikan / pemeliharaan dilakukan sebelum dipindahkan ke TPS limbah B3.
Bangunan genset dibuat dengan konstruksi bangunan beton cor (permanen), kedap air
dan dilengkapi dengan cerobong asap, dan mengarah ke bak oil trap.
Dalam aktifitasnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat serta
operasional genset akan menghasilkan limbah cair seperti ceceran BBM, oli/pelumas
bekas, filter bekas, aki bekas, kain majun bekas, dll. yang perlu penanganan lebih hati-
hati karena termasuk jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Oleh karena itu maka
pemrakarsa akan melengkapi unit perbengkelannya dengan oil trap untuk menampung
limbah oli dan pelumas bekas tersebut sesuai dengan Keputusan Bapedal No.
pembangunan dan sebagai wujud kepedulian kepada daerah dimana PT Bukit Rimba
Makmur beroperasi. Program pengembangan yang akan dilaksanakan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian,
meningkatkan kualitas sarana-prasarana sosial masyarakat khususnya fasilitas umum
dan kesehatan lingkungan serta peningkatan SDM dengan bentuk bantuan beasiswa.
Program kegiatan pengembangan masyarakat secara menyeluruh dan terencana akan
disusun dalam suatu program jangka panjang setelah dilakukan musyawarah dengan
Badan Perwakilan Desa (BPD), aparat Desa/Kecamatan maupun Kabupaten/Provinsi
sehingga program yang akan dilaksanakan tepat sasaran.
Tabel 10. Rencana Pengembangan Masyarakat Sekitar Perkebunan PT Bukit Rimba
Makmur.
No. Aspek Pembinaan/Kegiatan Pelaksanaan
A. Pengembangan Ekonomi
1. Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebagai
prioritas.
2. Pengembangan perkebunan pola kemitraan
Pengembangan kerjasama perusahaan dengan Tahap pra konstruksi – operasi
3. koperasi unit Desa atau perekonomian lokal
Perbaikan sarana ibadah, balai Desa, jalan
Desa.
4.
No. Aspek Pembinaan/Kegiatan Pelaksanaan
B. Kesehatan Masyarakat Tahap operasi (setelah
1. Memberikan penyuluhan dan pengobatan perkebunan menghasilkan dan
gratis bagi masyarakat setempat. dipasarkan)
C. Sosial-budaya Tahap operasi (setelah
1. Beasiswa (SD – Perguruan Tinggi) perkebunan menghasilkan dan
dipasarkan)
2. Mengadakan Pelatihan dan Magang kerja Tahap Operasi
Sumber : PT Bukit Rimba Makmur, 2021
4) Tahap Pasca Operasi
a) Rasionalisasi Tenaga Kerja
Dengan berakhirnya rencana kegiatan Pembibitan Tanaman Sengon, maka PT Bukit
Rimba Makmur akan melaksanakan Rasionalisasi Tenaga Kerja (PHK secara bertahap)
terhadap tenaga yang dimiliki. Proses Rasionalisasi Tenaga Kerja akan dilaksanakan
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan tenaga kerja yang berlaku. PT Bukit
Rimba Makmur akan memberikan uang pesangon sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dimana uang pesangon tersebut dapat dijadikan sebagai modal kerja, modal usaha
maupun modal lainnya yang akan menunjang kehidupan tenaga kerja tersebut setelah
lepas dari perusahaan.
Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh PT Bukit Rimba Makmur
akan menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan jika terjadi
pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih mudah diterima di perusahaan
yang bergerak di bidang yang sama.
b) Demobilisasi Peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dilaksanakan melalui jalur darat jalan
kerja PT Bukit Rimba Makmur selanjutnya menggunakan trailer.
3] Peningkatan Sedimentasi
4] Penurunan kualitas air permukaan
e) Komponen Kegiatan Pembibitan
1] Penurunan kualitas air permukaan
2) Gangguan Biota Perairan
f) Komponen Kegiatan Penanaman Bibit Sengon
1] Penurunan kualitas udara
3) TAHAP OPERASI
a) Komponen Kegiatan Pemeliharaan Tanaman
1] Penurunan kualitas air permukaan
b) Komponen Kegiatan Pemanenan Bibit Sengon
1] Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat sekitar
c) Komponen Kegiatan Pengangkutan Bibit Sengon
1] Penurunan Kualitas Udara Ambien
2] Gangguan lalulintas darat
d) Komponen Kegiatan Operasional Sarana & Prasarana Pendukung / Emplasmen
1] Penurunan Kualitas Udara Ambien
2] Penurunan Kualitas Air
3] Gangguan Biota Perairan
4] Kebisingan
5] Sanitasi Lingkungan
6] Limbah B3
e) CSR
1] Sikap & Persepsi Masyarakat
2] SDM
4) TAHAP PASCA OPERASI
a) Komponen Kegiatan Rasionalisasi Tenaga Kerja
1] Hilangnya lapangan pekerjaan
b) Komponen Kegiatan Demobilisasi Peralatan
1] Gangguan lalulintas darat
Lampiran 1
Izin-izin Lokasi PT Bukit Rimba Makmur
Lampiran 2
Legalitas Perusahaan PT. Bukit Rimba Makmur
Lampiran 3
Klarifikasi Teknis Kesesuaian Tata Ruang An.
PT. Bukit Rimba Makmur