Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pil Ukl-Upl PT BRM

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

A. IDENTITAS PEMRAKARSA.
1. Nama Pemrakarsa / Penanggungjawab : Sulton Fahrudin
2. Tempat / Tanggal Lahir : Blitar, 8 Februari 1979
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Kewarganegaraan : WNI
5. Agama : Islam
6. Alamat Sesuai KTP : Jl. Jend Sudirman RT 26 No. 2 Damai
Bahagia Kec. Balikpapan Selatan Kota
Balikpapan
7. Nomor Telepon HP. : 081347511222
8. Bertindak untuk dan atas nama : PT. Bukit Rimba Makmur
9. Jabatan dalam Perusahaan : Direktur

B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


1. Nama rencana usaha dan/atau kegiatan
Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon
2. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Rencana kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon berada pada areal seluas
1.680 Ha yang secara administrasi terletak di :
a. Desa : Long Sayo, Lusan dan Muara Payang
b. Kecamatan : Muara Komam
c. Kabupaten : Paser
d. Provinsi : Kalimantan Timur
Lokasi tersebut terdiri dari 5 blok dengan masing-masing izin lokasi terlampir yang
tersebar di 3 Desa dengan titik koordinat sebagai berikut.

PIL PT. BRM 1


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Tabel 1. Titik Koordinat Lokasi Rencana Pengusahaan Pembibitan Tanaman


Sengon PT. Bukit Rimba Makmur
No. x y
A. Desa Lusan
1 360544,100 9834739,93
2 361580,058 9833777,89
3 362320,206 9832892,89
4 362393,024 9832642,30
5 362104,114 9832467,70
6 362214,440 9832270,25
7 362339,546 9832237,41
8 362532,666 9832639,47
9 362665,868 9832479,92
10 362857,622 9832086,14
11 362452,515 9831826,35
12 362029,102 9831879,88
13 361728,040 9832045,35
14 361627,970 9832186,93
15 361291,177 9831986,46
16 360757,579 9831682,12
17 360681,639 9831720,28
18 360530,058 9832303,18
19 360341,748 9832271,63
20 359545,591 9833389,49
21 359759,184 9834221,37
B. Desa Muara Payang
1 367376,87 9832585,64
2 367753,34 9832604,35
3 368060,43 9832915,25
4 368183,53 9832840,03
5 368352,53 9832886,01
6 368429,03 9832868,62
7 368534,53 9832880,04
8 368621,60 9832821,88
9 368676,87 9832815,55
10 368752,53 9832856,99
11 368810,75 9832849,18
12 368949,81 9832663,82
13 369181,43 9832675,33
14 369006,24 9832761,09
15 368809,71 9832963,44

PIL PT. BRM 2


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

No. x y
16 368784,43 9833061,25
17 368715,23 9833158,10
18 368681,63 9833249,11
19 368684,43 9833338,66
20 368738,16 9833425,66
21 368654,98 9833421,98
22 368651,58 9833482,73
23 368469,95 9833462,55
24 368429,14 9833560,70
25 368211,60 9833533,23
26 367859,77 9833398,71
27 367594,75 9833256,01
28 367346,55 9833013,49
29 367320,35 9832800,30
30 370393,21 9833633,19
31 371331,78 9833613,31
32 371331,78 9833273,66
33 372062,44 9833274,37
34 372079,15 9832747,91
35 373363,89 9832728,62
36 373363,89 9833316,00
37 372688,15 9833316,00
38 372688,15 9835665,20
39 372274,96 9835508,66
40 371656,83 9835070,01
41 371274,60 9834685,68
42 370862,41 9834038,45
43 370741,15 9833797,24
C. Desa Long Sayo
1 375738,09 9834857,34
2 377590,75 9834409,93
3 377621,32 9833784,88
4 377605,47 9833674,56
5 379068,90 9833434,87
6 379069,73 9833172,68
7 379191,21 9833135,98
8 379161,24 9831213,84
9 379520,40 9831213,54
10 379512,72 9834147,76
11 379220,03 9834110,95
12 378798,16 9834024,00

PIL PT. BRM 3


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

No. x y
13 378515,01 9833815,99
14 378115,74 9833909,51
15 378045,60 9834218,86
16 378007,34 9834310,72
17 378085,99 9834406,48
18 378085,99 9834406,48
19 378083,45 9834637,01
20 377624,74 9835046,18
21 377622,94 9835305,17
22 377657,23 9835441,38
23 377538,41 9835472,43
24 377328,32 9835345,73
25 377038,09 9835321,71
26 376926,57 9835242,92
27 376666,13 9835303,37
28 376479,08 9835253,01
29 375993,48 9835488,62
30 375892,76 9835495,82
31 375851,39 9835047,98

Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon ,
dapat dilihat pada Peta 1.

3. Batas Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan :

Lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT. Bukit Rimba Makmur dibatasi oleh :
a. Sebelah Utara : Kebun Masyarakat
b. Sebelah Timur : Kebun Masyarakat
c. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat
d. Sebelah Barat : Kebun Masyarakat

PIL PT. BRM 4


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Peta 1 lokasi studi

PIL PT. BRM 5


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

4. Skala/besaran rencana usaha dan/atau kegiatan

Luasan kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) berdasarkan Klarifikasi Teknis Kesesuaian Tata Ruang An. PT. Bukit Rimba Makmur yang
dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Paser dengan Nomor
650/861/DPUTR-TR (terlampir), dari luasan 1.713 Ha yang diajukan oleh PT. Bukit Rimba Makmur
hanya seluas + 1.017 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai areal pembibitan tanaman Sengon.
Berikut rincian penggunaan lahan / Hectar Statement dari PT. Bukit Rimba Makmur.

Tabel 2. Keadaan Rencana Lokasi Perkebunan PT. Bukit Rimba Makmur


No
. Deskripsi Keadaan Areal Kerja (Ha)
1. Luas Sesuai Pertek BPN + 1.713,00
2. Areal Tidak Efektif
a. Sempadan Sungai + 60,00
b. Tubuh Air + 5,00
c. Overlapping PT. TMA & TDW + 631,00
3. Areal Efektif yang dikelola + 1.017,00
a. Sarana dan Prasarana
1) Jaringan Jalan Pembibitan + 36,00
2) Persemaian + 9,00
3) Emplasmen + 0,75
b. Areal Penanaman bibit
1) Sengon + 967,00
Sumber: PT. Bukit Rimba Makmur, 2021

Berdasarkan keadaan areal Rencana Lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT. Bukit
Rimba Makmur seperti yang disajikan pada Tabel 2, akan dilakukan penataan areal kerja untuk
memberikan batas yang nyata di lapangan dan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada
tahap kontruksi hingga pasca operasi. Disamping itu penataan areal kerja tersebut juga akan
mempermudah dalam perencanaan, operasional, pemantauan dan pengawasan. Sehingga Kegiatan
Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon dapat berjalan sesuai dengan dengan azaz kelestarian.

Untuk memberikan gambaran secara komprehensif tentang tata areal, dapat dilihat pada peta
penataan areal kerja (Peta 2).

PIL PT. BRM 6


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

peta 2 tata areal kerja

PIL PT. BRM 7


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

a. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 09 Tahun 2015 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser Tahun 2015-2035, diketahui bahwa lokasi
Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon yang berada di Desa Long Sayo, Desa Lusan,
Desa Muara Payang sesuai dengan peruntukkannya yaitu Kawasan Budidaya Perkebunan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 3.
Berdasarkan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha, Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan, Atau Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Baru
Pada Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut Tahun 2021 Periode I yang mengacu kepada
Kepmen Lingkungan Hidup dan Kehutanan No: SK. 666/MENLHK-PKTL/IPSDH/ PLA.1/2/2021
Tanggal 15 Februari 2021, lokasi lokasi Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon yang
berada di Desa Long Sayo, Desa Lusan, Desa Muara Payang berada di luar areal yang
dihentikan perizinannya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 4.

PIL PT. BRM 8


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

PETA 3. PETA RTRW

PIL PT. BRM 9


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

PETA 4. PETA PIPPIB

PIL PT. BRM 10


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

b. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak


Lingkungan
Agar rencana kegiatan Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon ini dapat terlaksana
dengan baik, maka diperlukan adanya suatu tahapan/urutan kegiatan. Hal tersebut penting dalam
kaitannya terhadap waktu pelaksanaan kegiatan dan upaya pengelolaan lingkungannya. Adapun
tahap kegiatan yang akan berlangsung dalam proses pembangunan Sengon dapat dilihat pada uraian
berikut ini.
1) Tahap Pra Konstruksi
a) Pembebasan Lahan
Kegiatan Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT. Bukit Rimba Makmur
diawali dengan tahapan penyiapan lahan, yaitu perolehan hak milih tanah / lahan. Alih
fungsi lahan ini melibatkan proses ganti rugi hak penduduk setempat yang memiliki lahan-
lahan kebun atau persawahan yang akan digunakan sebagai lokasi kegiatan Pengusahaan
Pembibitan Tanaman Sengon serta pengesahan hak milik tanah atas perusahaan pada badan
pengesahan terkait.
b) Penerimaan Tenaga Kerja
Penerimaan tenaga kerja dilakukan oleh manajemen, dengan mengikuti alur teknis dan
jadwal pekerjaan. Pelaksanaan konstruksi fisik Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon
ini dijadwalkan berlangsung selama 6 bulan. Tahapan konstruksi pada Pengusahaan
Pembibitan Tanaman Sengon ini melibatkan tiga personil berdasarkan kualifikasi pada setiap
alur pekerjaan, yaitu manajer Kebun, Mandor dan para pelaksana buruh tanam.
Seleksi penerimaan tenaga kerja yang dilakukan oleh manajemen hanya terbatas sampai
pada tingkat mandor. Kebutuhan akan jumlah dan komposisi tenaga kerja pelaksana
dikoordinasikan oleh masing-masing mandor sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Berikut gambaran mengenai kebutuhan / komposisi tenaga kerja yang
dibutuhkan :
Tabel 3. Daftar Kebutuhan Tenaga Kerja

No. Klasifikasi Jenis Daerah Pendidikan Keterangan


Pekerja Kelamin Asal
1. Manager Laki-laki LokalS1- 1 orang
Kebun Kehutanan
2. Mandor L Lokal SLTA 3 Orang
3. Pelaksana L/P Lokal - 30 Orang
Jumlah : 34 Orang
Sumber : Manajemen PT. Bukit Rimba Makmur, 2021

PIL PT. BRM 11


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

c) Mobilisasi Peralatan dan Material

Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon termasuk dalam pekerjaan yang


membutuhkan berbagai alat berat dalam pelaksanaannya. Alat berat yang digunakan pada
umumnya dalam lokasi proyek Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon PT.
Bukit Rimba Makmur adalah bulldozer, wheel loader, excavator dan compactor. Pada
pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dari luar proyek ke dalam lokasi proyek (lokasi
perkebunan), akan dilakukan melalui jalur darat menggunakan mobil pengangkut khusus
(trailer). Dalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar proyek yang
masuk ke dalam lokasi proyek, perusahaan akan selalu mengacu kepada KepMenHub No.
Km 69 tahun 1993, tentang penyelenggaraan angkut barang dijalan, khususnya pada pasal
28 dan 29 menyatakan bahwa setiap pengangkutan alat berat wajib mengajukan
permohonan ijin ke Dinas Perhubungan Kabupaten Paser.

Mobilitas material dilakukan dengan menggunakan angkutan dump truck (untuk material
tanah, pupuk, air, bibit, dll). Adapun rencana jenis dan jumlah alat berat atau kendaraan
operasional yang dibutuhkan untuk kegiatan PT. Bukit Rimba Makmur dapat dilihat pada
Tabel 4.

Tabel 4. Rencana Kebutuhan Kendaraan Operasional PT. Bukit Rimba Makmur.

No. Jenis Alat Tipe Jumlah (Unit)


1. Bulldozer 200 HP 1
2. Wheel Loader GD 510-R 1
3. Excavator 118 HP 1
4. Dump Truck PS 130 30
5. Genset 25 KVA - 1
6. Water Truck Mitsubishi 1
7. Fuel Truck PS 100 1
8. Compactor CAT 1
Sumber: PT. Bukit Rimba Makmur, 2021

Jenis bahan bakar yang diperlukan untuk operasional PT. Bukit Rimba Makmur adalah bahan
bakar diesel (solar) dan bensin serta minyak pelumas (oli). Kebutuhan bahan bakar untuk
kegiatan operasional setiap bulannya diperlukan bahan bakar minyak sebanyak 670.528,80
liter/tahun dan akan ditampung dengan tangki timbun BBM kapasitas 200 m 2 (gambar 2).

PIL PT. BRM 12


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Distribusi BBM ke unit peralatan di lapangan menggunakan fuel truck. Rencana penggunaan
bahan bakar minyak serta oli yang akan digunakan untuk setiap jenis peralatan dalam
kegiatan operasional perkebunan disajikan pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Rencana Penggunaan Bahan Bakar

Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan


Jumlah
Bahan Bahan Bahan Bakar Bahan Bakar
No Jenis Alat Alat
Bakar Bakar * ** **
(unit)
(L/jam) (L/hari) (L/bulan) (L/tahun)
1. Bulldozer 1 26,7 186,9 4859,4 58.312,80
2. Wheel 1 26,7 186,9 4859,4 58.312,80
Loader
3. Excavator 1 15,8 110,6 2875,6 34.507,20
4. Dump Truck 30 6 1260 32760 393.120,00
5. Genset 25 1 10 190 5700 68.400,00
KVA
6. Water Truck 1 6 42 1092 13.104,00
7. Fuel Truck 1 6 42 1092 13.104,00
8. Compactor 1 14,5 101,5 2639 31.668,00
Jumlah 670.528,80
Sumber : PT. Bukit Rimba Makmur, 2021
Ket : *=7 jam per hari, **= 26 hari kerja per bulan, Khusus genset 19 jam/ hari
Tabel 6. Rencana Penggunaan Oli
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Jumlah
No Jenis Alat Oli Oli * Oli ** Oli **
Alat (unit)
(L/jam) (L/hari) (L/bulan) (L/tahun)
1. Bulldozer 1 0,55 3,85 100,1 1.201,20
2. Wheel
1 0,24 1,68 43,68 524,16
Loader
3. Excavator 1 0,37 2,59 67,34 808,08
4. Dump Truck 30 0,05 10,5 273 3.276,00
5. Genset 25
1 0,2 3,8 114 1.368,00
KVA
6. Water Truck 1 0,07 0,49 12,74 152,88
7. Fuel Truck 1 0,07 0,49 12,74 152,88
8. Compactor 1 0,31 2,17 56,42 677,04
Jumlah 8.160,24
Sumber : PT. Bukit Rimba Makmur, 2021
Ket : *=7 jam per hari, **= 26 hari kerja per bulan, Khusus genset 19 jam/ hari

PIL PT. BRM 13


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

G
ambar 1. Desain Tangki Timbun BBM

Untuk menanggulangi dampak tumpahan / ceceran BBM saat pengisian BBM, disekeliling
tangki timbun ini akan disemen serta dibangun tembok penahan ceceran / band wall setinggi
1 m.
2) Tahap Konstruksi
a) Penyiapan Bibit
Falcataria moluccana (Miq) Barncby & J.W Grimes arau lebih dikenal dengan nama daerah
Sengon memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan kayu keras lainnya. Kayu
sengon bersifat ringan, berwarna putih, agak kasar dan agak padat. Kayunya termasuk
dalam kategori kelas kuat IV-V dan kelas awet IV /V (sedang) (Martawijaya et al. 2005).
Pada umumnya tanaman sengon diperbanyak dengan bijinya. Biji sengon yang hendak
dijadikan benih haruslah bermutu. Benih yang baik adalah benih yang berasal dari induk
tanaman sengon yang baik pula. Artinya, tanaman induk yang dijadikan sumber benih
memiliki sifat-sifar yang baik seperti bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar dan sehat yaitu
tidak terserang hama dan penyakit.
Karenanya untuk tahapan awal pembibitan, PT. Bukit Rimba Makmur akan menggunakan /
membeli benih Sengon yang bersertifikat. Asal usul benih dari Balai Pembenihan Tanaman
Hutan (BPTH) wilayah 1 agar kualitas benih terjamin. Setelah benih bersertifikat tersebut
disemaikan, maka bibit-bibit Sengon yang cukup umur akan ditanam pada areal penanaman,
untuk kemudian agar mendapatkan bibit sengon alami melalui bijinya. Untuk pemasaran
bibit Sengon hasil dari biji Sengon yang ditanam sendiri, PT. Bukit Rimba Makmur akan
berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur serta Dirjen Bina
Perbenihan Tanaman Hutan terkait proses sertifikasi bibit Sengon yang akan dihasilkan.

PIL PT. BRM 14


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 2. Biji Sengon


Untuk menghitung jumlah benih sengon yang dibutuhkan untuk luas lahan yang hendak
kira tanami adalah :
Jumlah benih = (luas tanah/jarak tanam) x jumlah benih perlubang
Keterangan:
(1) Luas kebun penanaman sengon satu hektar (panjang = 100 m dan Iebar = 100 m)
(2) Jarak tanam 3 x 2 meter
(3) Satu lubang satu benih sengon
(4) Satu kilogram benih berisi 40.000 butir
(5) Daya tumbuh 60%
(6) Tingkat kematian selama di persemaian 15%.
Dengan memperhatikan rumusan di atas, serta berdasarkan informasi luasan lahan yang
dapat ditanami pada pada tabel 2, yakni 967 Ha maka jumlah benih sengon yang
dibutuhkan adalah sebagai berikut :
(1) Luas Tanah 967 Ha => 967 x 100.000 m2 = 96.700.000 m2
(2) Jarak Tanam 3 x 2 m = 6 m2
(3) Dengan jumlah benih per lubang = 1. Maka jumlah yang diperlukan adalah sebagai
berikut : 96.700.000 m2 / 6 m2 x 1 biji = 161166666,67 biji.
(4) Dengan daya tumbuh 60% dan tingkat kematian persemaian 15%, jumlah bibit
ditambahkan 45% menjadi : 161.166.666,7 biji + 88.641.666,67 Biji = 249.808.333,33
Biji.
(5) Dengan 1 Kg benih berisi 40.000 butir, maka benih yang dibutuhkan untuk luas lahan
967 Ha adalah sebagai berikut : 249.808.333,33 / 40.000 = 6.245,2 Kg Benih Sengon.
Tentunya jumlah tersebut disesuaikan dengan rencana pembukaan lahan dan
penanaman per tahun nya.
b) Penyiapan lahan
(1) Pembersihan Lahan

PIL PT. BRM 15


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Meliputi penebangan/penebasan semua bentuk vegetasi yang ada di areal rencana


tanaman, baik yang berupa pohon-pohonan, perdu dan semak belukar maupun gulma dan
jenis rumput atau alang-alang, dengan maksud membuka akses bagi kegiatan penanaman
dan pemeliharaannya serta membuka ruang tumbuh bagi tanaman yang akan
dikembangkan. Penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pada pada akhir musim kemarau.
Penebangan terhadap pohon yang ada dilakukan sedekat mungkin dengan permukaan
tanah (20 cm) dan kayunya dimanfaatkan seoptimal mungkin sesuai dengan kondisinya.
Untuk kayu yang tidak bernilai ekonomis ranting dan cabang diperun (dipotong atau
dicincang) dan disusun dalam bentuk larikan dengan jarak tertentu mengikuti kontur yang
berfungsi sebagai pencegahan erosi sekaligus agar tidak mengganggu kegiatan selanjutnya,
mengingat dalam kegiatan penyiapan lahan ini tidak dilakukan pembakaran. Demikian pula
terhadap gulma, semak dan perdu lainnya cukup ditebas rata dengan tanah kemudian
dicincang. Kemudian untuk jenis – jenis pohon yang bernilai komersil dengan potensi lebih
dari 30 m3/Ha, PT. Bukit Rimba Makmur akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan
Provinsi Kaltim terkait pengurusan perizinan pemanfaatan kayu dan perizinan lainnya,
kemudian terkait pelaksanaan teknik penebangannya yang akan mengaplikasikan reduced
impact logging serta pengangkutannya.
Apabila di areal tersebut juga terdapat alang-alang, maka pembersihan dilakukan secara
khemis dengan herbisida. Untuk areal padang alang-alang yang cukup luas dan lahannya
kering dapat juga dilakukan secara mekanis dengan pembajakan.
Tabel 7. Rencana Luas Areal Yang Akan Dilakukan Penyiapan Untuk Penanaman.
Tahun Ke- Luas (Ha)
1 500 Ha
2 467 Ha
Total 967 Ha
Sumber : PT. Bukit Rimba Makmur, 2021
(2) Pengolahan Tanah
Kemudian dilakukan pencangkulan atau pembajakan sedalam 20 cm atau 25 cm di areal
yang landai tanahnya padat dan bongkahan tanah dihancurkan. Apabila lahannya miring,
pengolahan tanah dilakukan di sekeliling lubang tanaman pada radius 1 atau 2 meter.
(3) Pembuatan Teras
Pada areal yang mempunyai topografi berlereng diatas 6 derajat dilakukan kegiatan
pembuatan teras individu dan diatas 20 derajat dibuat teras bersambung atau teras kontur
dengan menggunakan alat berat.
(4) Pembuatan Lubang Tanaman
Selanjumya dilakukan pengaturan jarak tanam dan pembuatan lubang tanam. Tanah harus
dibersihkan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan dan kelangsungan hidup

PIL PT. BRM 16


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

bibit ranaman.Bibit biasanya ditanam di lapangan dengan jarak tanam 2 x 2 m - 6 x 6 m.


Jarak tanam yang direkomendasikan tergantung pada tujuan pengelolaan.
Jarak tanam tersebut ditandai dengan pemasangan ajir dari bambu. Pada tempat
kedudukan ajir inilah dibuat lubang tanam. Ketika membuat lubang, tanah cangkulan
bagian atas (20-25 cm) dan bagian bawah (5-10 cm) dipisahkan. Pada tanah-tanah
cangkulan tersebut diberikan pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang dilakukan l bulan
sebelum tanam, dan kebutuhannya 20 ton/hektar. Dua minggu sebelum masa tanam,
tanah bekas cangkulan dimasukkan kembali ke dalam lubang scperti sediakala. Tanah
cangkulan bagian bawah dikembalikan ke bagian bawah, dan tanah cangkulan bagian aeas
juga dikembalikan ke bagian atas.

Gambar 3. Pembersihan lahan dan pemasangan ajir


c) Pembangunan Jaringan Jalan & Drainase
Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan prasarana penunjang aksesibilitas dan mobilitas untuk kegiatan
pengusahaan pembibitan. Pembangunan jaringan jalan ini bertujuan agar setiap bagian
dalam areal pembibitan dapat dicapai dengan mudah sehingga berbagai kegiatan yang
direncanakan termasuk pembibitan dan penanaman dapat berjalan dengan baik.
Pembuatan jaringan jalan kebun dilakukan dengan cara :
(1) Cut :
Dilakukan di area berbukit dengan melakukan pemotongan tanah/batuan yang
mengikuti ketentuan : tinggi lereng 6 m, lebar (beam) 4 - 5 m dan kemiringan slope 50º.
(2) Fill :
Dilakukan pengisian tanah buangan pada daerah lembah untuk membentuk
kemiringan jalan (grade) sesuai dengan rencana. Penimbunan dilakukan pemadatan
lapis per lapis dengan geometri sebagai berikut : tinggi lereng 3 m, lebar (berm) 4 - 5 m
dan kemiringan/slope 15º.
Jaringan jalan pembibitan ini akan dirancang dengan menggunakan pengerasan sehingga
dapat dilalui kendaraan baik pada musim kering maupun musim hujan. Jalan yang akan
dibangun akan dilengkapi dengan rambu-rambu sesuai dengan SNI. Rencana jaringan jalan

PIL PT. BRM 17


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

kebun yang akan dibuat meliputi Jalan Utama (Main Road), Jalan Produksi (Submain Road)
dan Jalan koleksi (collecting road).
1] Jalan Utama (Main Road),
Jalan Utama merupakan jalan induk yang menghubungkan blok pembibitan yang satu
dengan yang lainnya. Lebar jalan 7 meter dengan konstruksi beberapa ruas diperkeras
dengan lebar 5 meter.
0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 3 ,5 0 m 3 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m

4 % 4 %
6 % 6 %

0 ,4 0 m
0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 4 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m

S a l u ra n d ra i n a s e

0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 3 ,5 0 m 3 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m

P e rm u k a a n ta n a h a sa l

0 ,4 0 m

0 ,4 0 m 0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 4 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m

Gambar 4. Desain Jalan Utama (main road)


2] Jalan Produksi (Submain Road)
Jalan produksi (submain road) merupakan jalan yang menghubungkan jalan utama
dengan jalan koleksi. Konstruksi jalan produksi sama dengan jalan utama dengan lebar
badan jalan 5 m dengan shoulder selebar 1 m di kiri dan kanan badan jalan.
0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 2 ,5 0 m 2 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m

4 % 4 %
6 % 6 %

0 ,4 0 m
0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 3 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m

S a l u ra n d ra i n a s e

0 ,8 0 m 1 ,0 0 m 2 ,5 0 m 2 ,5 0 m 1 ,0 0 m 0 ,8 0 m

P e rm u k a a n ta n a h a sa l

0 ,4 0 m

0 ,4 0 m 0 ,4 0 m
T a n a h d ip a d a t k a n 3 0 cm S i rtu d i p a d a t ka n 2 0 c m

Gambar 5. Desain Jalan Produksi (submain road)


3] Jalan koleksi (collecting road).
Merupakan jalan yang terletak di dalam blok-blok penanaman yang berfungsi sebagai
tempat pengumpulan hasil panen. Jalan koleksi memiliki lebar badan jalan 3 m dengan
shoulder selebar 1 m di kiri dan kanan badan jalan.

PIL PT. BRM 18


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 6. Desain Jalan Koleksi (collecting road)


Luas penggunaan lahan untuk jaringan jalan yang direncanakan untuk Pembibitan PT
Bukit Rimba Makmur ini adalah seluas + 36 Ha.
Pada jaringan jalan yang berpotongan dengan sungai, pembuatan jaringan jalan
diusahakan melalui bagian sungai yang tersempit. Sehingga secara teknis pada sungai
kecil dan dangkal cukup dibuat gorong-gorong dengan konstruksi decker dari kayu,
namun apabila hal tersebut tidak memungkinkan maka perusahaan akan membangun
jembatan sebagai akses penghubung. Pada tempat-tempat jalan yang rendah dan
tempat penyaluran air dari parit agar dibuatkan gorong-gorong sesuai dengan ukuran
besar parit. Tanah timbunan gorong-gorong minimal harus setebal gorong-gorong, agar
tidak pecah jika dilalui kendaraan. Gorong-gorong dengan ukuran 60 cm ditimbun
dengan tanah minimal 60 cm serta jalan dan tanah diatas gorong-gorong harus
waterpass. Adapun Desain gorong-gorong dan jembatan berikut ini :

Gambar 7. Layout Gorong-Gorong Dengan Konstruksi Decker Dari Kayu

PIL PT. BRM 19


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 8. Lay Out Jembatan

Pembangunan Saluran Drainase


Untuk mengendalikan limpasan air pada bukaan lahan pembibitan dan jalan, perlu dilakukan
tindakan konservasi tanah dan air. Tindakan konservasi tanah dan air yang akan dilakukan
adalah pembuatan saluran drainase, penanaman tanaman penutup tanah (Legume Cover
Crop/ LCC), penanaman sengon menurut kontur baik pada lereng 8 – 15 % dan pembuatan
teras individu atau tapak kuda pada lahan berlereng 15 – 25 %. Penanaman ini bertujuan
untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan mengawetkan kelembaban tanah,
mengatasi aliran permukaan dan menekan laju erosi. Adapun Desain teras individu (tapak
kuda) dapat dilihat pada Gambar 9.

Ajir Tanaman Ajir Teras

5
Tanah urug (dipadatkan)
0 ,60 m

0,40 m

Gambar 9. Desain Teras individu (Tapak Kuda)

PIL PT. BRM 20


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Pembuatan saluran darinase atau parit dilakukan untuk mengalirkan air permukaan dengan
spesifikasi sebagai berikut (lebar x dasar x dalam) :
(1) Drainase Primer
Panjang : 850 m
Lebar : 60 cm
Tinggi/Kedalaman : 60 cm
(2) Drainase Sekunder
Panjang : 4913 m
Lebar : 49 cm
Tinggi/Kedalaman : 52.5 cm
(3) Drainase Tertier
Panjang : 1524 m
Lebar : 39 cm
Tinggi/Kedalaman : 52.5 cm
Untuk mencegah terjadinya erosi permukaan akibat dari pukulan air hujan secara langsung
yang menerpa permukaan tanah, maka pecegahannya dilakukan dengan menaman tanaman
penutup tanah berupa Legume Cover Crop (LCC), selain itu penanaman LCC ini bertujuan
untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban, dan penambah bahan organik.
Jenis-jenis tanaman penutup tanah yang akan digunakan adalah Pueraria javanica (PJ),
Centrosoma pubescens (CP), dan Calopogonium muconoides (CM).
Untuk badan perairan seperti Sungai-sungai yang berada di sekitar areal PT Bukit Rimba
Makmur seperti Sungai Kendilo, Sungai Binangun, Sungai Kuaro dan Sungai Payang serta
anak-anak sungainya disediakan kawasan sempadan sungai / buffer zone sejauh 50 m dari
sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki lebar kurang dari 30 m dan sempadan sungai / buffer
zone sejauh 100 m dari sisi kiri dan kanan sungai yang memiliki lebih dari 30 m. Untuk
menjaga agar kawasan tersebut tetap dapat dipertahankan sebagai buffer zone dan juga
sebagai Kawasan konservasi, maka pada jarak sempadan tersebut diberi tanda dengan cat
merah, sehingga memudahkan pekerja lapangan mengetahui batas areal sempadan sungai
d) Pembangunan Emplasmen

Kegiatan pembangunan emplasmen ini berupa bangunan sarana dan prasarana kebun yaitu
meliputi kantor, mess, bengkel, fasilitas air dan listrik, konstruksi bangunan emplasmen
dibuat secara permanen. Adapun jenis dan jumlah bangunan yang dialokasikan sebagai
sarana dan prasarana pendukung kegiatan kebun disajikan pada Tabel 9.
Sebelum dilakukan pembangunan emplasmen kebun terlebih dahulu pada lahan yang telah
ditetapkan sebagai lahan bangunan emplasmen tersebut akan dilakukan pembersihan dari
vegetasi penutup lahan dengan menggunakan chainsaw, bulldozer. Kegiatan diawali dengan
pemotongan pohon berukuran besar dengan chainsaw dan yang berukuran kecil serta
semak belukar perataan lahan dilakukan dengan menggunakan bulldozer.

PIL PT. BRM 21


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Tabel 8. Rencana Bangunan Sarana dan Prasarana Pendukung Pembibitan Tanaman


Sengon PT Bukit Rimba Makmur

No. Jenis Bangunan Luas (m2) Unit Total Luas (m2)


1. Kantor Pusat 200 1 200
2. Guest House 100 1 100
3. Rumah Manajemen 200 1 200
4. Rumah Panjang / Mess 500 1 500
5. Poliklinik 20 1 20
6. Tempat Ibadah 25 1 25
7. Pos Tempat Berteduh 10 2 20
8. Dapur Umum/Kantin 150 1 150
9. Instalasi Air 30 1 30
10. Sarana Olah Raga 300 1 300
11. Pos Keamanan 10 2 20
12. Bengkel (Work Shop) + Oil Trap 500 1 500
13. Rumah Genset 45 1 45
14. TPS Limbah B3 50 1 50
15. Tangki Minyak 50 1 50
16. Bangunan Gudang 500 1 500
Total Luas Bangunan 2.710
17. RTH 4.790
Total Luas Emplasmen 7.500
Sumber: PT Bukit Rimba Makmur, 2021
3) Tahap Operasi
a) Pembibitan/Persemaian
Untuk kebutuhan bahan tanaman, benih sengon dikecambahkan di persemaian terlebih
dahulu sebelum ditanam di lapangan agar diperoleh semai yang baik. Sebelum
dikecambahkan benih sengon diberi perlakuan pendahuluan dengan cara benih direndam
dalam air panas (90°C) dan dibiarkan sampai dingin selama 24 jam. Benih disebarkan
dalam bak kecambah atau bedeng semai berisi media campuran pasir tanah (1 : 1) yang
sudah disterilisasi. Benih sengon umumnya mulai berkecambah sekitar 5 - 10 hari setelah
penyemaian. Benih yang tidak diberi perlakuan umumnya berkecambah tidak teratur,
perkecambahan dapat mulai setelah 5 - 10 hari tetapi kadang-kadang tertunda sampai 4
minggu.
Setelah tumbuh minimal dua daun benih atau tinggi kecambah sekitar 5 cm atau berumur
1,5 - 2,5 bulan, maka kecambah harus disapih. Adapun penyapihan ini dilakukan untuk
memberikan ruang gerak bagi bibit, hingga nantinya siap ditanam di kebun. Sebelum
melakukan penyapihan, perlu disiapkan bedengan penyapihan 5 x I meter dan kantong
plastik diameter 10 cm dan tinggi 20 cm yang telah diisi campuran tanah dan pupuk
kandang ( 1: 1) setinggi 2/3 bagian. Bibit dipindah ke polibag berisi medium tanah, kompos

PIL PT. BRM 22


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

dan pupuk kandang. Dengan perbandingan 1: 1: 1. Tetapi dalam kondisi tertentu, misalnya
tanah sudah cukup gembur, penambahan pasir sedikit saja. Kalau tanahnya ltmpung atau
liat, tentu penambahan pasirnya lebih banyak. Sebelum penyemaian, tanah harus
disterilkan terlebih dulu untuk menghindari penyakit lodoh (rebah semai).
Cara penyapihan, dengan mencungkil secara hari-hati bibit yang akan disapih dengan alat
pencungkil. Dengan mengusahakan tanah di bawah bibit terikutsertakan, dan jangan
sampai akarnya putus atau rusak. Bibit yang sudah dicabut dimasukkan ke dalam kantong
plastik dan disusun berderet dalam bedeng penyapihan.
Waktu penyapihan sampai bibit sengon siap dan kuat dipindahkan ke lapangan sekirar 3-5
bulan, setelah mencapai ketinggian 20-25 cm, batang sudah berkayu dan akar sudah
berkembang baik. Bahkan, jika dipelihara sampai satu tahun, bibit dapar dipindahkan ke
lapangan dalam bentuk stump. Untuk bibit yang berasal dari stek, ukuran stek yang
disarankan adalah panjang 5 - 20 cm, diameter 0,5 - 2,5 cm dan panjang akar 20 cm.
Selama masa penyapihan bibit harus : 1) disiram dalam jumlah air yang cukup agar tidak
mengalami kekeringan, 2) Penyiangan terhadap gulma, yang dilakukan dengan
mencabutinya satu per satu, dan kalau perlu dibantu dengan alat pencungkil. Namun tetap
hati-hati, jangan sampai akar bibit terganggu kedudukannya, 3) Pemupukan, 4) Pengendalian
hama dan penyakit. Beberapa hama yang biasanya menyerang bibit sengon misalnya
semur, rayap, dan cacing, sedangkan yang tergolong penyakit ialah kerusakan bibit
sengon yang disebabkan oleh cendawan.
b) Penanaman Sengon
Penanaman engon dalam kegiatan Pembibitan ini bertujuan untuk mendapatkan biji-biji
Sengon yang dihasilkan dari penanaman sendiri oleh PT Bukit Rimba Makmur. Penanaman
Sengon sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, atau pada bulan November -
Desember, karena bibit ini cukup peka terhadap kekeringan. Bisa saja ditanam diluar
musim hujan. Akan terapi memerlukan penyiraman pagi dan sore.
Apabila bibit sudah terlanjur ditanam, namun pada masa-masa berikutnya tidak rurun
hujan lagi, maka perlu dilakukan pengurangan jumlah daun hingga 2-3 helai daun.
Maksudnya ialah untuk mengurangi terjadinya proses transpirasi (penguapan).
Sebelum tanam, pengangkutan bibit-bibit sengon dari persemaian menuju pinggir kebun
penanaman dapat merusak bibit tersebut dan sering mengakibatkan kegagalan tanaman.
Oleh sebab itu, perlu memperhacikan hal-hal sebagai berikut dalam pengangkutan, antara
lain :
(1)Mengerjakan dengan hati-hati dan waspada, agar kerusakan bibit dapat dikendalikan
atau dicegah sama sekali.

PIL PT. BRM 23


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

(2)Bibit sengon sebaiknya tidak langsung ditanam, namun diletakkan dulu di tempat teduh.
Untuk itu, di pinggir kebun penanaman perlu diperslapkan tempat penampungan bibit
yang dapat melindunginya dari kekeringan.
Untuk cara tanamnya adalah sebagai berikut : tanah pada lubang tanam tadi digali kembali
sesuai keburuhan besarnya bibit sengon. Lalu kantong plastik bibit sengon disobek dan
dibuang. Masukkan bibit sengon beserta tanahnya ke dalam lubang tanam, lantas tanah
bekas galian ditimbunkan dan dipadatkan.
Tabel 9. Rencana Luas Areal Yang Akan dilakukan Penanaman.
Tahun Ke- Luas (Ha) Jumlah Pohon yang ditanam
1 500 Ha 833.333,33
2 467 Ha 778.333,33
Total 967 Ha 1.611.666,67
Sumber : PT. Bukit Rimba Makmur, 2021
c) Pemeliharaan
Pemeliharaan sengon harus dilakukan agar diperoleh produksi dan mutu kayu sengon yang
baik. Pemeliharaan tanaman sengon meliputi : penyulaman, penyiraman, penyiangan,
pemupukan, pemangkasan, penjarangan serta pengendalian hama dan penyakit.
(1) Penyulaman
Penyulaman penting dilakukan untuk mengganti anakan yang mati atau tumbuh merana
di lapangan. Penyulaman harus dilakukan pada waktu musim hujan selama tahun
pertama. Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya dilakukan pemeriksaan ke kebun
sengon. Bila ditemukan pertumbuhan sengon yang loyo, atau malah sudah mati,
secepatnya dilakukan penyulaman.
Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, sebaiknya
dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaanyang intensif. Penyulaman ini berguna untuk
mengetahui jumlah tanaman yang sesungguhnya, dan nantinya digunakan untuk
memprediksi produk sengon yang dihasilkan.
(2) Penyiraman
Pada fase awal percumbuhan, sengon membutuhkan persediaan air yang cukup.
Penyiraman diberikan di sekitar tanaman, dan dilakukan setiap hari. Namun
penyiraman ini dapat dihentikan, bila tanaman sengon sudah mampu tumbuh tanpa
penyiraman, khususnya pada musim kemarau.
(3) Penyiangan
Dalam dua tahun pertama, tanaman harus dibebaskan dari gulma agar pertumbuhan
tanaman tidak kerdil atau terhambat. Penyiangan dilakukan secara rutin pada dua bulan
pertama, setelah itu secara periodik 3 bulanan. Selama satu tahun pertama pohon harus

PIL PT. BRM 24


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

bersih dari alang-alang paling tidak 2 m di sekitar pohon; penyiangan selanjutnya


dilakukan untuk memastikan bahwa sengon bebas dari gulma liar. Di Indonesia, sengon
disiangi 2 - 3 kali dalam setahun sampai tanaman berumur 2 tahun, kemudian dua kali
setahun sampai berumur 4 tahun. Penyiangan selanjutnya dilakukan pada awal maupun
akhir musim penghujan, karena pada waktu itu banyak gulma yang tumbuh Tanaman
sengon harus dibebaskan dari gulma, paling tidak selama dua tahun pertama.
Penyiangan harus dilakukan secara rutin pada dua bulan pertama, setelah itu secara
periodik 3 bulanan. Selama satu tahun pertama pohon harus bersih dari alang-alang
paling tidak 2 meter di sekirar pohon, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap
unsur-unsur hara dapat berjalan secara optimal. Selain itu, penyiangan juga
dimaksudkan untuk mencegah datangnya hama dan penyakit yang biasanya menjadikan
rumput atau gulma lain sebagai tempat persembunyian, sekaligus memutus daur
hidupnya.

Gambar 10. Pembersihan dengan cara jalur dan cemplongan


(4) Pemupukan
Pemupukan berarti memberikan tambahan hara ke dalam canah. Kerersediaan hara
dalam tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produktiviras tanaman sehingga
aplikasi pemupukan diperlukan bagi tanaman yang tumbuh pada tanah yang
kandungan haranya rendah.
Pupuk kandang ditambahkan sebagai pupuk dasar pada saat penanaman dimulai dan
selanjumya dapat ditambahkan dengan pupuk an-organik. Menurut Santoso (1992)
anakan perlu diberikan pupuk sekitar 100 gram NPK (14:14:14). Pada umur 3-4 bulan
sejak tanam, diberikan pupuk sebanyak 40 kg urea, 80 kg ZA, 120 kg TSP, clan 160 kg
KCl. Pupuk dapat ditempatkan dalam lubang tanam atau diberikan di sekeliling anakan
melingkari tanaman sengon, berjarak 10 - 15 cm. Kemudian, dengan dosis yang sama
diulangi lagi pada awal tahun kedua dengan takaran yang sama. Tergantung pada
kesuburan tanah, pemupukan mungkin perlu dilakukan kembali pada saat umur 5
tahun untuk meningkatkan hasil.

PIL PT. BRM 25


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 11. Pupuk anorganik seperti urea, NPK diberikan tidak langsung ke batang
utama melainkan diberikan di sekeliling batang

(5) Pemangkasan
Pemangkasan pohon sangat diperlukan pada tahap awal pertumbuhan untuk
memperoleh kualitas batang yang lurus. Pemangkasan biasanya dilakukan selama dua
tahun pertama mulai dari enam bulan, setelah itu pada interval enam bulan sampai
umur 2 cahun (Krisnawati 2011)

Gambar 12. Pemangkasan dilakukan dekat dengan pangkal dahan

PIL PT. BRM 26


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

(6) Penjarangan
Penjarangan adalah pembuangan individu-individu yang tidak dikehendaki. Pohon
yang dipilih untuk dijarangi adalah pohon-pohon yang terkena hama, cacat, miskin
riap dan tertekan.
Penjarangan juga dapat menghasilkan tambahan pendapatan, karena batang sengon
sudah mencapai diameter sekirar 6-9 cm, sehingga dapat digunakan untuk kayu bakar
ataupun untuk bahan baku pembuaran kertas.
Biasanya penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 - 3 tahun, karena
tajuknya sudah merapat dan kemudian setiap tahun hingga tanaman berumur 10
tahun. Pada saat tanaman berumur 4 - 5 tahun, penjarangan dapat dilakukan untuk
mendapatkan kerapatan tegakan 250 pohon per hektar dan kemudian penjarangan
dilakukan secara bertahap untuk mengurangi jumlah pohon hingga 150 pohon per
hektar pada umur 10 tahun (Krisnawati 2011 ).
(7) Pengendalian Hama Penyakit
Keberhasilan penanaman sengon juga tergantung pada keberhasilan dalam mengenal
dan mengendalikan gulma, hama dan penyakit.
Bebcrapa pengendalian terhadap hama dan penyakir yang dapat dilakukan antara
lain (Anggraeni 2007; Hendromono, 2007; Samoso 1992):
(a) Hama penggerek batang sengon (Boktor/Xystrocera festiva) dan lndarbela
acutistriata. Gejala serangan dapat kira lihat pada kulit pohon yang pecah- pecah,
lalu mengeluarkan cairan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Bahkan,
bersamaan dengan cairan tersebut juga keluar serbuk kayu bekas gerekan. Hama
ini mulai menyerang tanaman umur 3 tahun. Metode yang umum digunakan untuk
mengonrrol hama X. festiva adalah dengan memotong atau membuang bagian
pohon yang terserang untuk mencegah penyebaran hama. Pengendalian secara
biologi menggunakan jamur entomopatogenik Beauveria basiiana yang dapat
menginfeksi hama, dimana suspensi jamur dengan melabur dan menyemprot
suspensi jamur. Untuk mematikan larva yang ada dalam batang, dapat disemprot
campuran petroleum + paradichlorobenzene = 10 : I pada bagian batang yang
diserang secara dini juga dapat mencegah kerusakan yang Iebih berat.
(b) Hama ulat kantong dikendalikan dengan menggunakan pestisida kimia berbahan
aktif dimechoat 400 gr/I dan fipronil 50 gr/l dengan dosis 10 cc per pohon dengan
pelarut air dan dua tingkat perbandingan yaitu 1 : 1 dan 1 : 3. Dalam 2- 3 minggu
ulat yang mati mencapai lebih dari 90%. Insektisida nabati yang dapat digunakan
adalah rebusan kulit buah mahoni dan perasan biji mahoni yang mengandung HCH
(Heksachlorosi-Kloheksan) 0,005 ppm (bersifat racun) dan umbi gandum yang
mengandung alkaloid dioskorin (dapat menimbulkan kematian) dan Neemazal

PIL PT. BRM 27


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

terdiri dari komponen azadirachtin (1%), lemonoids (3%) dan bahan pencampur
96%.
(c) Hama uret Leucopholis rorida dan Holotricha helleri. Untuk mengendalikan hama
uret menggunakan jamur Beauueria bassiana dan Metarrhizium anisopliae dengan
cara serbuk jamur yang dicampur Metarrhizium anisopliae dengan cara penaburan
serbuk jamur yang dicampur kanji yaitu pada saat stadia larva baru menetas.
Kematian uret yang sudah terinfeksi jamur enromoparogenik berjalan cukup lama
yaitu 1,5 - 2 bulan. Penggunaan pestisida kimia merupakan cara pengendalian
terakhir yang dapat dilakukan. Beberapa jenis pestisida kimia yang dapat
digunakan antara lain berbahan aktif diazinon 10 % (25 - 50 kg/Ha), karbofuran 3%
( 60 - 120 kg/ha) dan karbaril 85 % (2 kg/Ha) caranya yaitu dengan mencampur
dengan tanah dalam lubang (20 – 30 cm).
(d) Eurema sp, pengendalian dilakukan dengan menggunakan jamur entomopatogenik
Beauveria bassiana dengan dosis 25 gr/liter, suspensi jamur disemprotkan pada
waktu sedang wabah langsung dikenakan pada tubuh ulat yang sedang aktif makan
(instar 1 dan 2).Penyemprotan jamur dilakukan pagi atau sore hari, karena jamur
tidak tahan dapat bertahan hidup jika terkena matahari langsung
(e) Hama penggerek batang inger-inger (Neotermes tectonae), pengendaliannya
dilakukan dengan cara penjarangan tepat waktu dan secara teratur. Cara
pengendalian lain yaitu dengan menggunakan phosroxin bentuk tablet dengan
bahan aktif aluminium phospida.
(f) Hama Hypsipyla robusta, pengendaliannya dilakukan dengan menggunakan jamur
entomopatogenik Beauveria bassiana 25 gr/l air pada waktu terjadi wabah.
Penyemprotan ditujukan pada larva yang sedang aktif makan daun atau pucuk.
(g) Penyakit karat puru (Uromycladium sp.) pada Sengon. Gejala penyakit diawali
dengan adanya pembengkakan lokal (tumefaksi) di bagian tanaman yang
terserang (daun, cabang dan batang). Lama kelamaan pembengkakan berubah
menjadi benjolan-benjolan yang kemudian menjadi bintil-bintil kecil atau disebut
tumor (gall). Penyebab penyakit karat tumor pada Sengon adalah fungi
Uromycladium sp., masuk dalam kelas Basidiomycetes. Pengendalian di lapangan
dapar dilakukan dengan penyemprotan/pengolesan spirrus, kapur + garam (10 :
1) dan kapur + belerang (1 : 1).
d) Pemanenan
Setelah Bibit Sengon bersertifikat ditanam, penentuan waktu panen yang tepat sangat
menemukan kualitas fisik fisiologis benih yang dihasilkan. Pengumpulan buah/polong
sebelum masak kemungkinan hanya sedikit benih viable yang dapat dikumpulkan. Demikian
juga keterlambatan pengumpulan buah/polong akan menghasilkan sedikit benih viable

PIL PT. BRM 28


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

karena polong sudah pecah dan benih sudah jatuh. Cara termudah untuk mendeteksi
tingkat kemasakan buah/ polong sengon yang siap untuk dipanen adalah dengan
mengamati karakrer fisik buah diantaranya berdasarkan warna buah. Polong sengon yang
masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen dicirikan dengan warna kulit buah/polong
coklat.

Gambar 13. Polong Sengon yang siap dipanen


Pengumpulan buah/polong sengon masak adalah dengan cara pemanjatan dan di bantu
dengan galah berkait atau golok. Musim berbuah/polong sengon masak umumnya terjadi
pada Bulan Juli - Agustus.
Penanganan benih yang tepat akan menghasilkan bahan tanaman yang bermutu. Teknik
penanganan benih tersebut meliputi ekstaksi, seleksi, sortasi, penyimpanan dan
perkecambahan. Ekstraksi benih adalah proses mengeluarkan benih dari buah. Ekstraksi
benih sengon dilakukan dengan cara ekstraksi kering yaitu dengan teknik penjemuran
polong di bawah sinar matahari selama 1 hari - 2 hari. Polong sengon yang telah kering
selanjutnya dimasukkan ke dalam karung dan dipukul-pukul hingga polong hancur.
Selanjutnya benih dipisahkan dari cangkang polong atau kotoran lainnya yang ikut terbawa
selama proses pengumpulan buah/polong dengan ditampi. Tahapan kegiatan selanjutnya
adalah proses seleksi benih yaitu memilih benih yang sehat, segar dan tidak terlihat bekas
serangan hama atau penyakit sehingga diharapkan dapat meningkatkan viabilitas benih
sengon. Selain seleksi sebaiknya juga dilakukan sortasi benih untuk memisahkan benih yang
memiliki ukuran berbeda. Teknik sortasi dapat menggunakan saringan atau seed gravity
table. Jumlah benih sengon per 1 kg adalah 25.000-28.000 ribu butir.
Penyimpanan benih sementara sering tidak dapat dihindarkan apabila waktu pengumpulan
buah (panen) yang tidak bersamaan dengan waktu penanaman atau lokasi pengunduhan
yang cukup jauh dari tempat penanganan. Benih sengon termasuk kategori benih ortodoks
yang tahan terhadap pengeringan tanpa menyebabkan kematian. Oleh karena itu sebelum

PIL PT. BRM 29


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

penyimpanan, benih sengon dikeringkan di bawah sinar matahari selama 1 hari hingga
mencapai KA 5 % - 8 %. Selanjutnya benih disimpan dalam wadah kedap udara dan disimpan
pada ruangan dengan suhu kamar, ruang ber AC atau di DCS (Dry Cold Storage).
Sengon mulai berbunga rata-rata pada umur 3 tahun. Waktu berbunga adalah sekitar
Oktober - Januari dan waktu terbaik pengumpulan biji adalah bulan Juli - Agustus. Secara
umum, buah polong akan masak sekitar 2 bulan setelah berbunga.
Polong dikumpulkan pada saat masih menggantung pada pohon agar benih tidak tersebar.
Jumlah benih per 1 kg adalah 25.000 - 28.000 ribu butir. Tumbuhan sengon yang berusia 5
tahun hingga 8 tahun mampu menghasilkan 12.000 biji yang dapat digunakan untuk lahan
satu hektar. Berat biji sengon sekitar 16 gram hingga 26 gram per seribu biji. Jika
diasumsikan rata-rata jumlah benih yang dapat dihasilkan sengon pada mulai usia 3 tahun
sebesar 10.000 biji dan rata-rata berat biji sengon sekitar 20 gram per seribu biji, maka
prediksi jumlah produksi maksimal biji / benih sengon PT BRM adalah sebagai berikut :
- Luas Lahan yang ditanam : 967 Ha
- Jumlah pohon Sengon yang ditanam 1.611.667 batang
- Rata-rata jumlah benih yang dapat dihasilkan : 10.000 Biji atau seberat 200 gram.
- Produksi Benih maksimal yang dihasilkan = 1.611.667 x 200 = 322.333.400 gram atau
322.333,4 kg.
Adapun sifat-sifat benih bermutu antara lain sebagai berikut :
(1) Benih berasal dari buah yang sudah matang bercirikan antara lain permukaan kulit
benih sengon harus bersih dan berwarna gelap mengkilap. Benih yang muda tidak
akan menghasilkan perkecambahan.
(2) Bentuk dan ukuran benih sengon harus seragam.
(3) Benih sengon tidak cacat, pecah atau kena serangan hama dan penyakit.
(4) Benih sengon tidak tercampur dengan benih hampa dan bersih dari kotoran-kotoran
seperti tanah, biji rumput dan sebagainya.
(5) Benih Sengon tidak terlalu lama disimpan sejak dimulai dipetik dari pohon induknya,
sebab benih yang masa simpannya terlalu lamasukar untuk berkecambah bahkan
tidak berkecambah sama sekali.
Setelah benih diperoleh, maka perlakuan yang harus dilakukan adalah sbb:
(1) Buah polongan sengon dijemur di bawah terik matahari,
(2) Memisahkan biji dari kotoran-kotoran sekaligus membuang biji yang kosong dan
hampa dengan cara penampian atau melalui macerator atau diseleksi manual dengan
tangan. Untuk membuang biji yang hampa. Biji sengon dapat direndam dalam air. Biji
yang hampa tampak melayang atau terapung dalam air, sedangkan biji yang berisi
akan tenggelam,

PIL PT. BRM 30


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

(3) Menjemur biji-biji sengon agar tidak membusuk sekitar 2-3 hari. Biji-biji sengon
disimpan pada ruangan yang kelembaban udara dan suhunya cukup rendah, supaya
tahan lama disimpan dan tidak muncul cendawan.
e) Pengangkutan Bibit Sengon
Tujuan dari Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon adalah menghasilkan
sendiri bibit Sengon yang berkualitas. Untuk pemasaran bibit Sengon hasil dari biji Sengon
yang ditanam sendiri, PT. Bukit Rimba Makmur akan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan
Provinsi Kalimantan Timur serta Dirjen Bina Perbenihan Tanaman Hutan terkait proses
sertifikasi bibit Sengon yang akan dihasilkan.
Setelah tercapai persyaratan sertifikasi bibit, bibit-bibit sengon akan dikemas dan diangkut
untuk dipasarkan ke buyer / agen terdekat.
d) Aktifitas Emplasmen / Pemukiman Karyawan
Dengan beroperasinya kegiatan pembibitan tanaman Sengon PT. Bukit Rimba Makmur maka
pada lokasi emplasmen PT. Bukit Rimba Makmur akan berjalan aktifitas perkantoran dan
juga pemukiman karyawan. Aktifitas tersebut tentu berdampak terhadap sanitasi
lingkungan. Penurunan kualitas sanitasi ini biasanya berasal hasil sampah atau limbah dari
aktivitas mess karyawan berupa limbah sisa makanan dan sisa barang kemasan begitu pula
sebaliknya dengan aktivitas bengkel dan genset serta kantor.
Berdasarkan SNI 3242:2008, rumah permanen menghasilkan timbulan sampah sebesar 2.5
l/orang/hari. Oleh karena itu, perencanaan pengelolaan sampah dan kapasitas Tempat
Penampungan Sementara (TPS) dapat direncanakan berdasarkan jumlah penghuni dan
jumlah bangunan rumah yang ada. Sementara itu, kegiatan mencuci dan air kotor yang
berasal dari kamar mandi serta WC dialirkan menuju IPAL Komunal dan pemasangan septic
tank pada setiap rumah. Perhitungan kapasitas IPAL komunal didasarkan pada perhitungan
debit air limbah adalah 120 l/orang/hari pada rumah biasa (Peraturan Daerah Kabupaten
Paser No.8 Tahun 2011).
Sampah – sampah yang di hasilkan dari seluruh aktivitas ini dapat di kategorikan dalam tiga
jenis sampah yakni sampah organik dan sampah an-organik dan limbah B3. Sampah organik
adalah sampah yang berasal dari sisa makanan atau tumbuhan yang dimana jenis sampah
ini dapat di manfaatkan sebagai pupuk ataupun sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah
an-organik adalah sampah yang berasal dari sisa botol, kaleng dan bungkus kemasan yang
dimana jenis sampah ini dapat dilakukan daur ulang. Selain sampah-sampah tersebut
kegiatan aktivitas emplasmen PT Bukit Rimba Makmur juga akan menghasilkan limbah B3
baik dari aktivitas kantor berupa cartridge printer bekas, kemasan tinta printer bekas,
baterai bekas, lampu bekas, dll.; serta aktivitas poliklinik yang meliputi limbah medis dan
juga aktivitas pengolahan air bersih yang akan menimbulkan limbah kemasa bahan kimia
untuk pengolahan air. Untuk sampah-sampah organik, anorganik dan limbah B3 akan

PIL PT. BRM 31


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

disediakan tempat pembuangan untuk masing-masing kategori. Untuk desain atau lay out
tempat pembuangan sampah dapat dilihat pada gambar 14.

SAMPAH ORGANIK
60 cm 60 cm SAMPAH ANORGANIK 60 cm LIMBAH B3

40 cm 40 cm 40 cm
Gambar 14. Desain Tempat Pembuangan Sampah

Kemudian tempat-tempat sampah organik dan anorganik tersebut akan dikutip setiap
hari untuk ditempatkan ke TPS yang berada di Emplasmen PT. Bukit Rimba Makmur.
Kemudian untuk limbah B3 akan ditempatkan pada TPS Limbah B3 yang akan dibangun
oleh PT Bukit Rimba Makmur.
Sumber air bersih yang digunakan berasal dari aliran Anak sungai kuaro karena aliran
sungai tersebut adalah yang terdekat dengan emplasmen. Penggunaan air bersih
ditujukan untuk kebutuhan domestik setiap rumah dan penyiraman area hijau di dalam
Emplasmen Pembibitan. Kebutuhan air bersih untuk setiap individu pada Emplasmen
adalah sebesar 30-50 l /orang/ hari (Kepmen Kimpraswil 18 Desember 2001). Air
tersebut akan dialirkan dengan menggunakan pompa dan dialirkan dengan
menggunakan jalur pipa dan akan dilengkapi dengan water treatment. Sumber mata air
yang terdapat di lokasi akan dikelola dan dijaga sesuai dengan fungsinya. Dasar
penentuan debit air ini dengan asumsi total jumlah karyawan yang tinggal di camp
sebanyak 34 orang. Kebutuhan air 1 KK/hari (4 orang (1 orang + 3 pengikut) x 50 liter =
200 liter atau 0,20 m3), maka total kebutuhan air per hari untuk karyawan 0,2 m 3 x 34
orang adalah 6,8 m3/hari.

Kapur/tawas
Bak Pengendap
Air Baku Ukuran 500m2
Pengadukan

Air bersih Filtrasi

PIL PT. BRM 32


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 15. Diagram Proses Pengolahan Air Bersih

Air yang akan dimanfaatkan dan dipompa ke instalasi pengolahan air (water treatment)
dan akan didistribusikan untuk keperluan domestik. Instalasi air yang akan dibangun
sebagai berikut : air diairkan dari sungai melalui pipa diameter 6 inci ditampung dalam
bak/tandon penampungan atau disebut clarifier tank. Air yang masuk ke dalam
bak/tandon diberi bahan kimia sebagai koagulan seperti kaporit. Pemberian koagulan
ini dilakukan dengan cara menginjeksikan koagulan melalui pipa sebelum air sampai di
clarifier tank. Air yang berada didalam clarifier tank mengalami pengadukan sehingga
bahan koagulan dan air akan bercampur rata. Larutan kemudian diteruskan ke dalam
bak yang disebut bak lammel, disini larutan terlihat terpisah jelas antara kotoran dan
air. Kemudian larutan diteruskan ke dalam bak penampungan yang disebut water
basin yang juga berfungsi tempat cadangan air, di samping sebagai tempat memisahkan
antara kotoran dan air. Water basin berbentuk empat persegi dengan kapasitas 500 m 3.
Setelah itu air diteruskan ke dalam suatu saringan yang disebut sand filter, yakni sejenis
saringan berbentuk silinder. Sebagai media penyaring digunakan pasir kwarsa yang
berfungsi menahan kotoran sehingga didapat sebagai air bersih yang layak untuk
dikonsumsi. Izin penggunaan air permukaan akan diurus oleh PT Bukit Rimba Makmur
ke Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur serta akan dilaksanakan pemeriksaan
bakteriologis sebulan sekali oleh Dinkes Kabupaten Paser.
Penggunaan sumber air Anak sungai kuaro selain sebagai untuk kebutuhan air bersih
sebanyak basacemp sebanyak 6,8 m 3/hari, juga digunakan untuk penyiraman di
persemaian / pembibitan sekitar 3.200 L/hari atay 3,2 m 3/hari. Sehingga total
penggunaan air di pembibitan maksimal 10 m 3/ hari atau sebesar 0,23 liter/detik.
g) Operasional Bengkel dan Genset
Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat
seperti; bulldozer, wheel loader, grader dan dump truck dan alat-alat penunjang lainnya
seperti truk tangki air dan BBM, mobil operasional dan lain-lain yang digunakan dalam
Kegiatan Pengusahaan Pembibitan Tanaman Sengon secara kontinyu. Adapun desain
bengkel dapat dilihat pada gambar 16. Bengkel yang dibangun juga akan dilengkapi
dengan bak penampungan limbah padat untuk menampung sementara saat
perbaikan / pemeliharaan dilakukan sebelum dipindahkan ke TPS limbah B3.

PIL PT. BRM 33


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Gambar 16. Desain Bengkel

Gambar 17. Desain Rumah Genset

Bangunan genset dibuat dengan konstruksi bangunan beton cor (permanen), kedap air
dan dilengkapi dengan cerobong asap, dan mengarah ke bak oil trap.

Dalam aktifitasnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat berat serta
operasional genset akan menghasilkan limbah cair seperti ceceran BBM, oli/pelumas
bekas, filter bekas, aki bekas, kain majun bekas, dll. yang perlu penanganan lebih hati-
hati karena termasuk jenis Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Oleh karena itu maka
pemrakarsa akan melengkapi unit perbengkelannya dengan oil trap untuk menampung
limbah oli dan pelumas bekas tersebut sesuai dengan Keputusan Bapedal No.

PIL PT. BRM 34


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

225/Bapedal/09/1996 dan SE 08/97 sebelum kemudian dikumpulkan di dalam drum


untuk dijual ke pihak ketiga (P3MPB).

Gambar 18. Desain Bak Oil Trap

Mekanisme kerja oil trap tersebut adalah sebagai berikut :


(1) Sebelum oil trap dioperasikan bak I,III dan IV diisi air sampai dengan batas / level
pipa outlet.
(2) Setelah bak I,II dan bak IV terisi air, oil trap siap dioperasikan.
(3) Diharapkan ceceran oli dapat terjebak pada bak I dan III.
(4) Bila oli sudah terkumpul pada permukaan bak I dan bak III, katup saluran oli dibuka
hingga oli hampir habis dan katup ditutup kembali.
(5) Bilamana oli pada bak II berisi kurang lebih ¾ maka oli dapat dipindahkan ke drum
penampungan.
(6) Pada bak IV diharapkan tidak ada lagi kandungan oli, hanya air saja yang siap
dibuang ke badan air.
h) Corporate Sosial Responsibility (CSR)
PT Bukit Rimba Makmur akan menyelenggarakan kegiatan sosial berupa program
pengembangan masyarakat (CSR) di sekitar lokasi rencana Kegiatan Pengusahaan
Pembibitan Tanaman Sengon PT Bukit Rimba Makmur sebagai peran serta dalam

PIL PT. BRM 35


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

pembangunan dan sebagai wujud kepedulian kepada daerah dimana PT Bukit Rimba
Makmur beroperasi. Program pengembangan yang akan dilaksanakan ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan perekonomian,
meningkatkan kualitas sarana-prasarana sosial masyarakat khususnya fasilitas umum
dan kesehatan lingkungan serta peningkatan SDM dengan bentuk bantuan beasiswa.
Program kegiatan pengembangan masyarakat secara menyeluruh dan terencana akan
disusun dalam suatu program jangka panjang setelah dilakukan musyawarah dengan
Badan Perwakilan Desa (BPD), aparat Desa/Kecamatan maupun Kabupaten/Provinsi
sehingga program yang akan dilaksanakan tepat sasaran.
Tabel 10. Rencana Pengembangan Masyarakat Sekitar Perkebunan PT Bukit Rimba
Makmur.
No. Aspek Pembinaan/Kegiatan Pelaksanaan
A. Pengembangan Ekonomi
1. Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebagai
prioritas.
2. Pengembangan perkebunan pola kemitraan
Pengembangan kerjasama perusahaan dengan Tahap pra konstruksi – operasi
3. koperasi unit Desa atau perekonomian lokal
Perbaikan sarana ibadah, balai Desa, jalan
Desa.
4.
No. Aspek Pembinaan/Kegiatan Pelaksanaan
B. Kesehatan Masyarakat Tahap operasi (setelah
1. Memberikan penyuluhan dan pengobatan perkebunan menghasilkan dan
gratis bagi masyarakat setempat. dipasarkan)
C. Sosial-budaya Tahap operasi (setelah
1. Beasiswa (SD – Perguruan Tinggi) perkebunan menghasilkan dan
dipasarkan)
2. Mengadakan Pelatihan dan Magang kerja Tahap Operasi
Sumber : PT Bukit Rimba Makmur, 2021
4) Tahap Pasca Operasi
a) Rasionalisasi Tenaga Kerja
Dengan berakhirnya rencana kegiatan Pembibitan Tanaman Sengon, maka PT Bukit
Rimba Makmur akan melaksanakan Rasionalisasi Tenaga Kerja (PHK secara bertahap)
terhadap tenaga yang dimiliki. Proses Rasionalisasi Tenaga Kerja akan dilaksanakan
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan tenaga kerja yang berlaku. PT Bukit
Rimba Makmur akan memberikan uang pesangon sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dimana uang pesangon tersebut dapat dijadikan sebagai modal kerja, modal usaha
maupun modal lainnya yang akan menunjang kehidupan tenaga kerja tersebut setelah
lepas dari perusahaan.
Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh PT Bukit Rimba Makmur
akan menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dan jika terjadi

PIL PT. BRM 36


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih mudah diterima di perusahaan
yang bergerak di bidang yang sama.
b) Demobilisasi Peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dilaksanakan melalui jalur darat jalan
kerja PT Bukit Rimba Makmur selanjutnya menggunakan trailer.

C. IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN DITIMBULKAN


1) TAHAP PRAKONSTRUKSI
a) Komponen Kegiatan Pembebasan Lahan
1] Konflik Sosial
b) Komponen Kegiatan Penerimaan Tenaga Keja
1] Terciptanya Lapangan Pekerjaan
c) Komponen Kegiatan Penerimaan Mobilisasi Peralatan dan Material
1] Gangguan lalulintas darat
2] Keselamatan Masyarakat
2) TAHAP KONSTRUKSI
a) Komponen Kegiatan Penyiapan Bibit
-
b) Komponen Kegiatan Penyiapan Lahan
1] Degradasi vegetasi
2] Peningkatan laju erosi
3] Peningkatan Sedimentasi
4] Penurunan kualitas air permukaan
c) Komponen Kegiatan Pembangunan Jaringan Jalan & Drainase
1] Degradasi vegetasi
2] Peningkatan laju erosi
3] Peningkatan Sedimentasi
4] Penurunan kualitas air permukaan
d) Komponen Kegiatan Pembangunan Emplasmen
1] Degradasi vegetasi
2] Peningkatan laju erosi

PIL PT. BRM 37


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

3] Peningkatan Sedimentasi
4] Penurunan kualitas air permukaan
e) Komponen Kegiatan Pembibitan
1] Penurunan kualitas air permukaan
2) Gangguan Biota Perairan
f) Komponen Kegiatan Penanaman Bibit Sengon
1] Penurunan kualitas udara

3) TAHAP OPERASI
a) Komponen Kegiatan Pemeliharaan Tanaman
1] Penurunan kualitas air permukaan
b) Komponen Kegiatan Pemanenan Bibit Sengon
1] Terciptanya lapangan usaha bagi masyarakat sekitar
c) Komponen Kegiatan Pengangkutan Bibit Sengon
1] Penurunan Kualitas Udara Ambien
2] Gangguan lalulintas darat
d) Komponen Kegiatan Operasional Sarana & Prasarana Pendukung / Emplasmen
1] Penurunan Kualitas Udara Ambien
2] Penurunan Kualitas Air
3] Gangguan Biota Perairan
4] Kebisingan
5] Sanitasi Lingkungan
6] Limbah B3
e) CSR
1] Sikap & Persepsi Masyarakat
2] SDM
4) TAHAP PASCA OPERASI
a) Komponen Kegiatan Rasionalisasi Tenaga Kerja
1] Hilangnya lapangan pekerjaan
b) Komponen Kegiatan Demobilisasi Peralatan
1] Gangguan lalulintas darat

PIL PT. BRM 38


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Lampiran 1
Izin-izin Lokasi PT Bukit Rimba Makmur

PIL PT. BRM 39


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Lampiran 2
Legalitas Perusahaan PT. Bukit Rimba Makmur

PIL PT. BRM 40


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

Lampiran 3
Klarifikasi Teknis Kesesuaian Tata Ruang An.
PT. Bukit Rimba Makmur

PIL PT. BRM 41


PENYAJIAN INFORMASI LINGKUNGAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN & UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
RENCANA KEGIATAN PENGUSAHAAN PEMBIBITAN TANAMAN SENGON
PT BUKIT RIMBA MAKMUR

PIL PT. BRM 42

Anda mungkin juga menyukai