Provided by Repository UCB Kupang (Universitas Citra Bangsa)
Provided by Repository UCB Kupang (Universitas Citra Bangsa)
Provided by Repository UCB Kupang (Universitas Citra Bangsa)
Oleh :
VERONIKA A. PEDEN
NIM: 142111159
i
LAPORA TUGAS AKHIR
Oleh :
VERONIKA A. PEDEN
NIM: 142111159
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir adalah hasil karya saya
sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
Yang menyatakan
Veronika A. Peden
142111159
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
A.N.T UMUR 1,7 TAHUN DENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN DI RSUD PROF.
Dr. W.Z. JOHANNES KUPANG ”, telah disetujui dan diajukan dalam seminar Karya
Tulis Ilmiah Mahasiswi atas nama: Veronika A. Peden, NIM: 142111159 Program
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Ketua
iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ““ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK S.
W.Z. JOHANNES KUPANG”. Telah disetujui dan diajukan dalam seminar Karya
Tulis Ilmiah Mahasiswa atas nama: Veronika A. Peden NIM: 142111159 Program
studi D III Kebidanan STIKes Citra Husada Mandiri Kupang, benar-benar telah diuji
dan dipertahankan di depan tim penguji ujian Karya Tulis Ilmiah pada tanggal, April
2017.
Panitia penguji
Mengetahui,
Ketua Ketua
v
BIODATA PENULIS
Agama : KATOLIK
PENDIDIKAN
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“jangan khawatir akan hari esok, sakit yang merajam tak akan
membunuhMu.
vii
ABSTRAK
Asuhan kebidanan pada anak A.N.T.Umur 1,7 tahun dengan Diare Dehidrasi
Ringan,di Ruangan Kenanga RSUD Prof.Dr.W.Z Johanes Kupang pada tanggal 10
mei s/d 12 Juni 2017.
Latar belakang : Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba
akibat kandungan air didalam tinja melebihi normal (10mL/KgBB/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Pola defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek
masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik, (Chris Tanto, 2014).
Tujuan : Menerapkan asuhan kebidanan pada Anak Umur 1,7 Tahun Dengan Diare
Dehidrasi Ringan Di Ruang Kenanga RSUD Prof Dr W.Z Johannes dengan
menggunakan metode asuhan kebidanan dengan 7 langkah Helen Varney,sehingga
dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan ketrampilan mengenai
asuhan kebidanan.
Metode penelitian : Desain penelitian adalah rancangan bagaimana penelitian
tersebut di laksanakan. Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan mendeskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan, fenomena, atau situasi masalah di suatu tempat, misalnya rumah sakit,
puskesmas, komunitas, dan lain- lain (Prof.Dr. Buchari, 2015).
Pembahasan : Berdasarkan asuhan yang dilakukan dengan manajemen 7 langkah
Helen Varney dari pengumpulan data sampai dengan evaluasi yaitu :
mengobservasi TTV, diberikan terapi sesuai tindakan mandiri bidan dan intruksi
dokter, memberikan infromasi tanda-tanda bahaya, menjaga kebersihan, dan
menjaga pola makan.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil asuhan yang diberikan pada anak umur 1,7
tahun dengan diare dehidrasi ringan, telah diterapkan asuhan kebidanan dengan
menggunakan pendekatan manajemen Helen Varney yaitu pengkajian, analisa
masalah dan diagnose, antisipasi masalah potensial, tindakan segera,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Kata Kunci :Diare dehidrasi ringan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan Kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Anak Umur 1,7 Tahun Diare Dehidrasi Ringan Di
Ruang Kenanga RSUD Prof. Dr. W . Z Johannes Kupang” dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd. Keb) di Stikes Citra Husada
Mandiri Kupang.
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi saya dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dan Ibu Yohana F. Ladjar, SST selaku
pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi
Dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini, penulis tidak berjalan sendiri
tetapi dengan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
1. Pembina Yayasan Citra Bina Insan mandiri Bapak Ir. Abraham Paul Liyanto
2. Ketua STIKes Citra Husada Mandiri Kupang drg. Jeffrey Jap, M.Kes yang telah
3. Ketua Program Studi D-III Kebidanan Ibu Ummu Zakiah, SST., M.Keb yang
ix
penulis menjalani masa pendidikan D-III Kebidanan di STIKes Citra Husada
Mandiri Kupang.
4. Ibu Merry A. Giri,S. Keb. Bd, selaku penguji laporan tugas akhir saya
5. Para dosen Program Studi D-III Kebidanan yang telah banyak memberikan
6. Kedua orang tua tersayang bapak Yohanes Peden Ola dan Mama Maria Sedon
Payon, saudara saya Petrus Sabon Ola, Silvester Kia Sili, Yulius Lidan Sili,
Nhyke Amelia Kleden, Christian Kleden, Veronika Atakelang, dan paman saya
sayang mendukung saya dalam hal material maupun spiritual dan doa sehingga
7. Sahabat-sahabatku ( Irma, Elly, Ajjo, Ellyn, Otha, Anna, Ima, Tilde, Garon, Eryn,
Anita, Kor, jhoni, valryn, Adehwia, Elen) yang telah mendukung penulis dengan
caranya masing-masing.
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, baik motivasi maupun moril
Semoga Tuhan Yesus membalas semua budi baik semua pihak yang telah
Penulis juga menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
Veronika A. Peden
x
DAFTAR ISI
Biodata Penulis........................................................................................ vi
Kata Pengantar........................................................................................ ix
Daftar Gambar......................................................................................... xv
xi
BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 53
4.2. Pembahasan..................................................................................... 66
5.1. Kesimpulan....................................................................................... 73
5.2. Saran................................................................................................ 76
Daftar Pustaka
xii
DAFTARTABEL
No Judul Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
xiv
DAFTAR SINGKAT
KU : Keadaan Umum
RL : Ringer Laktat
BB : Berat Badan
RR : Respirasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Pola defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau
(Chris, 2014)
air dalam tubuh, aktivitas otot, dan fungsi penting lainnya. Dehidrasi sangat
berbahaya pada anak-anak, orang dewasa, dan pada orang yang dengan
kesehatan yang lebih serius, seperti kerusakan organ, syok, atau koma.
Dehidrasi adalah gagguan keseimbangan cairan atau air dalam tubuh. Hal ini
keseimbangan zat elektrolit tubuh. Volume cair yang hilang melalui tinja dalam
24 jam dapat bervariasi dari 5ml/kg (mendekati normal) sampai 200 ml/kg atau
lebih. Konsentrasi dan jumlah elektrolit yang hilang juga bervariasi. Total deficit
natrium tubuh pada anak-anak dengan dehidrasi berat karena diare biasanya
sekitar 70-110 milimol per liter air. Kalium dan klorida hilang dalam retan dalam
jumlah yang sama. Penyebab dehidrasi yang paling umum adalah rotavirus
1
2
(syamsudin, 2016)
Dehidrasi pada bayi dan anak kecil ditandai oleh mulut dan lidah kering,
tidak keluar air mata saat menangis, popok tidak basah selama 3 jam atau
lebih, mata dan pipi cekung, bintik halus pada tengkorak, demam yang tinggi,
dan gelisah serta lekas menangis. Derajat dehidrasi dapat dinilai jalan yang
sesuai dengan tanda dan gejala yang mencerminkan jumlah cairan yang hilang.
Biasanya ditandai dengan rasa haus, gelisah atau perilaku mudah marah, turgo
kulit menurun, mata cekung, dan fontanel cekung (pada bayi). Derajat dehidrasi
cairan > 10% berat badan. Tanda dan gejala kondisi umum lemah, latergis,
ubun-ubun besar, mata cekung, malas minum, cubitan perut kembali lambat.
Dehidrasi ringan – sedang kehilangan cairan 5-10% berat badan. Tanda dan
gejala rewel, gelisah, cengeng, ubun-ubun besar, mata sedikit cekung, tampak
kehausan, minum lahap, cubitan perut kembali lambat. Tanpa dehidrasi tidak
Diare biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, parasit. Proses ini
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
gangguan fungsi instestinal dalam absorpsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin
bakteri juga akan menyebabkan system traspor menjadi aktif dalam usus,
sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan
kemudian akan terjadi penggeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang
dapat meningkat isi rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus
sehingga terjadilah diare. Faktor makanan dapat terjadi apabila toksin yang ada
tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus
(Chris, 2014)
Data Word healt Organzation (WHO) pada tahun 2013, setiap tahunnya
ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka kematian 760.000 anak
dibawah 5 tahun. Pada Negara berkembang anak- anak usia dibawah 3 tahun
diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak dan menjadi penyebab
kematian kedua pada anak berusia dibawah 5 tahun. Berdasarkan data Unitet
National Childre,s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada
tahun 2013, secara global terdapat dua juta anak meninggal dunia
200.000 jiwa, dan terjadi KLB di 15 propinsi. Sedangkan pada tahun 2015 KLB
menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderita, dimana angka kejadian diare
yang diperoleh di RSUD. Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang yaitu pada tahun
2015 sebanyak 498, anak umur 1-5 tahun sebanyak 55 orang, jumlah pasien
keluar mati sebanyak 7 orang, dan pada tahun 2016 anak sakit yang menderita
diare sebanyak 334 orang, anak umur 1-5 tahun sebanyak 43 orang, jumlah
pasien keluar mati sebanyak 3 orang. (Buku register RSUD Prof. Dr. W.Z
Cara pemberian parenteral, pada umumnya cairan ringer laktat (RL). Mengenai
terus menerus, jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, maka berikan cairan
oralit, cairan makanan, seperti kuah sayur, air tajin atau air matang. Berikan
tablet zink selama 10 hari. Dan berikan makan dengan pola sedikit tapi sering.
tulis ilmiah” Asuhan Kebidanan Pada Anak Sakit Dengan Diare Dehidrasi
kebidanan sangat berperan penting, oleh karena itu rumusan masalah dalam
1.3 Tujuan
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Anak Umur 1,7 Tahun Dengan
data dasar pada Anak Umur 1,7 tahun dengan Diare Dehidrasi Ringan.
3. Menegakan masalah potensial yang timbul pada Anak Umur 1,7 tahun
4. Melakukan tindakan segera pada Anak umu 1,7 tahun dengan Diare
Dehidrasi Ringan.
6
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
1.4.1 Teoritis
1. Institusi pendidikan
diare.
2. Lahan Praktek
3. Bagi Penulis
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat isi dari asuhan kebidanan yang
Bab ini berisi tentang jenis kasus, kerangka kerja, lokasi dan waktu studi
Dalam karya tulis berisi tentang tinjauan kasus, dimana pada tinjauan
kasus ini penulis mengambil kasus tentang anak sakit dengan diare
BAB V : PENUTUP
TINJAUAN TEORI
(buang air besar) lebih dari biasanya/ lebih dari 3x sehari, di sertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik
di bedakan 3 macam sindrom diare yaitu diare cair akut, disentri dan diare
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung
kurang dari 14 hari. Pola defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau
2014)
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Defenisi lain memakai
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
9
10
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi yang lebih encer/cair
dari biasanya sebanyak lebih dari 3 kali perhari yang dapat/tidak disertai
dengan lender atau darah yang timbul secara mendadak dan berlangsung
penigkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir yang
terjadi berupa penigkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa
lendir darah, seperti lebih dari 3 x/ hari dan pada neonatus lebih dari 4x/hari.
(Aziz, 2008)
transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia
terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan
dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten dan
mengantuk serta turgor kulit jelek. Kedua diare dengan dehihidrasi ringan
atau sedang apabila di temukan tanda seperti gelisah atau rewel, mata
cekung, serta turgor kulit jelek. Ketiga diare tanda dehidrasi apabila hanya
ada salah satu tanda pada dehidrasi berat atau ringan. Keempat, diare
11
persisten apabila pada bayi terjadi diare sudah lebih dari 14 hari. Dan
kelima, disentri apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Sedangkan
diare akut didefenisikan sebagai pasase tinja yang cair atau lembek
dengan jumlah lebih banyak dari normal, yang berlangsung kurang dari
14 hari, dan akan meredah tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak
berikut :
dehidrasi.
c. Pada tingkat diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau lebih,
nafsu makan, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi masih normal
normal.
kurang atau langsung tidak ada, iritabilitas atau lesu, mata dan ubun-
bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan
2.1.3 Etiologi
a. Faktor infeksi
b. Faktor malabsorpsi
c. Faktor makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang tidak mampu di serap dengan baik
d. Faktor psikologis
simpan beberapa jam pada suhu kamar, maka akan tercemar dan
makan
virus atau bakteri dalam jumlah besar. Selain itu tinja binatang
bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain dari vaksin dan obat,
a. Diare akut
strecolaris,T. sollium).
spp, Yersinia)
b. Diare kronik
pathogenesis terjadinya.
1. Diare osmotic
2. Diare sekretorik
4. Diare imflamotorik
5. Malabsorbsi
6. Infeksi kronik
16
2.1.4. Patofisiologi
metabolik, hipokalemia).
bertambah).
c. Hipoglikimia
diare.
c) Faktor makanan, ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
berikut:
3) Hipoglikemia
4) Gangguan sirkulasi
2.1.5. PATHWAY
a) Diare akut
2. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam
3. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada
perut
4. Demam
b) Diare kronik
mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja makin lama
daerah sekitar timbul lecet karena sering defeksi dan tinja makin lama
makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal
dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
Nampak; yaitu berat badan turun, turgo berkurang, mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung, (pada bayi), selaput lendir bibir dan
nadi cepat dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah,
dehidrasi
dehidrasi
Ringan 30 80 25 135
Sedang 50 80 25 155
Berat 80 80 25 185
PWL, previous water loss (ml/Kg BB) cairan yang hilang karena
muntah, NWL normal Water loss (ml/kg BB) cairan hilang karena
naurea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare.
tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak.
tubulas akut. Secara klinis diare karena infeksi akut terbagi menjadi 2
golongan:
darah.
a) Dehidrasi
b) Asidosis 23etabolic.
d) Hipoglikemi.
adalah :
hipertoniuk)
b) Renjatan hipovolemik
b. Hipokalemia
atau kronik)
25
a. Dehidrasi sedang
klinik turgo kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi
b. Dehidrasi berat
sianosis
penyakit diare yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah :
1. Prilaku sehat
penyimpanan di rumah.
air.
mendidih)
f) Mencuci tangan.
g) Mengunakan jamban
anggota keluarga
2. Pengelolaan Sampah
Air limbah baik limbah pabrik maupun limbah rumah tangga harus
perlindungan nyamuk.
1) Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian.
lebih cairan berikut ini: Oralit, cairan makanan (kuah sayur, air
kunjungan.
parah.
a. Tunjukan kepada ibu berapa banyak oralit/ cara lain yang harus
berak.
mangkuk/cangkir/gelas.
berhenti.
oralit.
bulan tahun
BADAN kg
(ml)
pedoman diatas.
mangkuk/gelas.
lebih lambat
7. Setelah 3 jam
dehidrasinya.
pengobatan
dalam terapi A.
pada balita adalah litas diare (lima langkah tuntaskan diare), yang
a. Berikan oralit.
c. Pemberian ASI/makanan
gizi pada anak terutama pada anak agar tetap kuat tumbuh serta
d. pemberian antibiotika
a) Jenis cairan
% 50 m.
b) Jumlah cairan
oral/IV
yang terarah.
e) Terapi sistomatik
f) Terapi Definitif
farmakologi.
a. Jenis cairan
ringan.
b) Cairan parenteral
RL (Ringer Laktat)
NaCl 0,9)
1) Dehidrasi ringan
2) Dehidrasi sedang
3) Dehidrasi berat
105 ml/ kgbb oralit peroral atau bila anak tidak mau
tetes/kgbb/menit ( 1 ml = 20 tetes).
tetes)
a. Pengobatan Dietetik
Jenis makanan:
Almiron ).
padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena di
Caranya:
40
ii. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7
kg.
Jenis makanan:
Caranya:
kebutuhan )
seperti hari 4.
b. Obat-obatan
sebagainya).
a. Asetosal
3) Antibiotika
b) Dehidrasi ringan
c) Dehidrasi sedang
d) Dehidrasi berat
Untuk anak lebih 5-10 tahun dengan BB 15-25 kg. Satu jam
Pemberian cairan.
Cairan peroral.
peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO, KCl dan
gulkosa. Untuk diaere akut dan kolera pada anak di atas umur 6
dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberikan garam
44
lebih jauh.
Cairan parenteral
pasien MEP. Jenis cairan DG. 20 jam berkutnya: 150 ml/kg BB/20
dokter.
45
e) Berikan Oralit
g) Pemberian Asi/Makanan
gizi pada anak agar anak tetap kuat dan tumbuh serta
h) Pemberian Antibiotik
I. Pengkajian
secara lengkap. Data yang dikumpulkan antara lain: keluhan klien, riwayat
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada
(Isnawati, 2016)
a. Data Subyektif
b. Data Obyektif
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini
Penanganan Segera
untuk dapat selalu melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang
diberikan tepat dan aman. Beberapa kondisi yang sering ditemui pada
pasien Anak dan sangat perlu untuk dilakukan tindakan yang bersifat segera
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh secara efisien dan aman.
anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
(Isnawanti, 2012)
VII. Evaluasi
(Isnawati, 2016)
I. Pengkajian
A. Data subyektif
(Nursalam, 2005)
2. Keluhan utama.
Bila BAB 4-10 kali dan cair maka diare dehidrasi ringan /
lengkap.
(Nursalam, 2005)
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik
sakit.
berat.
52
matanya normal.
e). Mulut dan lidah: kaji pada klien tanda - tanda sbb:
atau sedang.
berat.
f). Abdomen: kaji adanya distensi, kram dan bising usus yang
meningkat
a. Eliminasi
detik.
4. Pemeriksaan penunjang
colok dubur.
akut dan diare kronik. Pada tingkat diare akut untuk diagnosa, diare
IV.Tindakan segera
(Depkes, 2011)
V. Perencanaan
Diare akut penderita sering BAB lebih dari 3 kali/hari, kram dan
cekung, turgo kulit tidak elastic, mukosa bibir kering). Asupan nutrisi
VI.Pelaksanaan
antibiotic.
55
VII. Evaluasi
Menilai hasil apakah masalah anak teratasi atau tidak, jika belum
METODE PENELITIAN
dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur peneliti, mulai dari
56
57
Informed Consent
Analisa Data
1. Pengkajian
2. Interprestasi Data
4. Tindakan Segera
5. Perencanaan
6. Pelaksanaan
7. Evaluas
1. Data Primer
2. Data sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik atau terapi
Setelah mendapat izin dari Ketua STIkes Citra Husada Mandiri Kupang
dan Ketua Prodi Kebidanan untuk Studi Kasus dilahan ditujukan KEPADA
data melalui wawancara dan observasi, data yang telah di dapat tersebut di
laksanakan di ruang kenanga RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes kupang. Waktu
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
3. Confindentiality (kerahasiaan)
oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada
RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang sejak tanggal 10 April 2017 s/d
menggunakan 3 giliran (sift) jaga. Giliran pagi dimulai dari Pukul) 07.00
WITA s/d 14.00 WITA, siang pukul 14.00 s/d 21.00 WITA, dan malam
pukul 21.00 WITA s/d07 WITA. Jumlah tenaga bidan 2-3 orang bidan
4.1.2.Tinjauan Kasus
umur 1,7 tahun, jenis kelamin perempuan agama Kristen Protestan, suku
61
62
Timor. Ibu pasien Ny. J.S. umur 24 tahun, pendidikan terakhir SI,
suku Timor. Ayah pasien Tn. L. M. umur 26 tahun, pendidkan terakhir SI,
Johannes Kupang pada tanggal 10 April 2017, Pukul 20.05 WITA. Ibu
mencret,dan tadi pagi buang air besar lebih dari 4 kali sehari, dengan
tinja yang lebih cair, kandungan air tinja lebih banyak dari pada
dari 8 jam.
menangis kuat, tonus otot baik, napas spontan, kulit kemerahan. Berat
badan saat lahir 2900 gram. Pengeluran ASI lancar sehingga anak
S.M. menyusui hingga usia 6 bulan dan masa nifas Ny. J.S.
mendapat imunisasi secara lengkap. Dan saat ini pasien diasuh oleh
anak baik.
makan 3 kali sehari dengan menu makan nasi, sayur bayam, wortel,
labu, kol. Lauk pauk seperti ikan, telur, tahu, tempehati ayam, daging
sesekali dan buah-buahan. Nafsu makan baik. Anak minum air putih
dan susu. Selama sakit, anak makan dengan menu nasi lembek/bubur,
telur dan buah pisang dengan porsi sedikit tidak dihabiskan dan minum
air putih setiap kali makan dan anak tidak muntah.aktivitas sebelum
sakit anak sangat aktif jika di ajak bermain, selama sakit aktifitas
Tidur dan istirahat sebelum sakit anak tidur siang ± 2 per hari jam.
Dan tidur malam ± 8 jam per hari. Selama sakit pola tidur anak tidak
sakit anaknya 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali
kuning bau khas feces dan tidak lembek. Selama sakit anak BAK ± 1-2
konsistensi cair.
64
vital: suhu 37 , nadi 110 kali per menit, pernapasan 26 kali per
menit, berat badan saat ini 10,5 kilo gram, berat badan sebelum sakit
bersih hitam, tidak mudah rontok, tidak ada lesi. Wajah bentuk
sekresi pada mata. Telinga bersih tidak ada serumen, hidung tidak ada
polip, mulut mukosa bibir kering, gigi cukup bersih, tidak ada sianosis
pada mukosa bibir. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
tidak ada retrasi dinding dada, bentuk payudara normal, simetris, tidak
nadi 110 kali per menit. Abdomen turgo pada perut dicubit kemblinya
dan bawah, normal tidak ada oedema atau varises, tidak ada
polidaktil/sindaktili.
Data subjektif :
mencret, dan tadi pagi buangair besar lebih dari 4 kali sehari, dengan
tinja yang lebih cair, kandungan air tinja lebih banyak dari pada
biasanya. Anak rewel, haus, dan muntah satu kali sebelum dibawa ke
rumah sakit.
Data obyektif :
37 celcius, nadi 110 kali permenit, pernapasan 26 kali per menit, berat
badan saat ini 10,5 kilo gram, berat badan sebelum sakit berat badan
mudah, sclera putih, mulut dan gigi: mukosa bibir kering, karies pada
ada polidaktili/sindaktili.
berat.
V. Perencanaan
Tanggal 10 April 2017, pukul 20.05 WITA. Diagnose: An.S.M. umur 1,7
diet tinggi atau karbohidrat dalam jumlah kecil tetapi sering. R/ diet
VI. Pelaksanaan
terjadinya komplikasi. Anjurkn ibu tetap memberikan ASI dan air putih.
yang meliputi diet tinggi atau karbohidrat dalam jumlah kecil tetapi
VII. Evaluasi
S.M. dengan diare dehidrasi ringan pada tanggal 10 April 2017, Pukul
20.05 WITA.
kepada ibu dan keluarga pasien. Ibu dan keluraga pasien sudah
dengan tanda dan gejala dehidrasi yang menyertai anak. Ibu bersedia
4.2 PEMBAHASAN
asuhan kebidanan pada An. S.M umur 1,7 tahun dengan diare dehidrasi ringan
12 April 2017. Pembahasan ini di buat berdasarkan tinjauan teoris dan asuhan
di bagi dalam tujuh langkah atau tahap yaitu pengjian data subjektif dan
I. Pengkajian
A. Data subjektif
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus
Pada kasus An. S.M dengan diare data subjektif yang diperoleh
anak sudah 3 hari mengalami mencret dan buang air besar lebih dari 4
kali sehari, dengan tinja cair,dan kandungan tinja lebih banyak dari
teori diatas.
71
B. Data Objektif
rewel, gelisah, mata cekung, minum dengan lahap, haus, cubitan kulit
Pada kasus anak S.M. dengan diare data yang diperoleh dar i hasil
lambat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada kasus sesuai dengan
turgo kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada
Pada kasus ini dari hasil pengkajian dari data objektif diperoleh
berat badan anak sebelum sakit 11 kg, berat badan saat ini 10,5 kg,
badan. Maka An. S.M. termasuk dalam kategori diare dehidrasi ringan
dengan kehilangan cairan 2-5% dari berat badan. Maka diagnose yang
dehidrasi ringan.
72
terjadi pada Anak dengan diare dehidrasi ringan adalah diare dehidrasi
minum.
Zink, menganjurkan ibu tetap memberikan ASI. Hal tersebut pada kasus
V. Rencana Asuhan
cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpah muntah , dengan
gula, air tajin, kuah sayur, ASI, air putih, dan sebagainya).
73
Pada kasus anak S.M. umur 1,7 tahun dengan diare dehidrasi
gejala penyakit, dengan pemberian cairan RL, cairan oralit, tablet zink dan
menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI. Hal ini dapat membantu
teori diatas.
VI. Pelaksanaan
pada balita adalah litas diare. Cara untuk mengatasi diare tetap
pada An. S.M. adalah pemenuhan terapi cairan yaitu pemberian cairan
Evaluasi
Asuhan kebidanan pada An. S.M. umur 1,7 tahun dengan diare
tanggal 10 januari 2017 s/d 12 April 2017. Tanggal 10 April 2017,DS: ibu
teratur. DO: KU: baik, kesadaran composmentis, Suhu 37 c, Nadi 110 kali
per menit, pernapasan 30 kali permenit, wajah pucat, tidak sianosis dan
kurang. Diagnosa: An. S.M umur 1,7 tahun dengan diare dehidrasi ringan.
hygiene.
mencret 3 kali sejak kemarin siang sampai malam masih berlendir, pola
makan anak tidak teratur, dan anak lebih banyak minum. DO: keadaan
Diagnosa: An. S.M umur 1,7 tahun dengan diare dehidrasi ringan.
sesuai instruksi dokter yaitu terpasang infuse RL, oralit, tablet zinc 1x1,
sejak dari tadi malam, tinjanya berwarna kuning ada ampas, bau khas
feses, makan minum mau tapi sedikit-sedikit. DO: keadaan umum baik,
kongjungtiva merah muda, scera putih, mata, mukosa bibir lembab, dada
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
(buang air besar) lebih dari biasanya/ lebih dari 3x sehari, di sertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara
klinik di bedakan 3 macam sindrom diare yaitu diare cair akut, disentri dan
diare pesisten. Sedangkan menurut depkes RI, (2005), diare adalah suatu
air besar biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari. (WHO 2015).
Menurut data Word healt Organzation (WHO) pada tahun 2013, setiap
tahunnya ada sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka kematian
760.000 anak dibawah 5 tahun. Pada Negara berkembang anak- anak usia
pada anak dan menjadi ipenyebab kematian kedua pada anak berusia
76
77
(UNICEF) dan World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, secara
Tn.L.M dan ibu berinisial Ny. J.A, anakt inggal bersama dengan kedua
hari yang lalu mengalami mencret sebelum dibawah kerumah sakit oleh
dehidrasi berat.
tidak hanya meliputi segala hal yang sudah diidentifikasi dari kondisi
klien atau dari setiap masalah yang terkait,tetapi juga dari kerangka
penyuluhan, konseling dan apakah bidan perlu merujuk klien bila ada
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya
79
5.2. Saran
1. Institusi pendidikan
diare.
2. Lahan Praktek
4. Bagi Penulis
Aziz, 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan, Jakarta : Salemba
Medika
Chris, 2014. Kapita Salekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius
Dona, 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik volume 1. Penerbit buku kedokteran.
EGC: Jakarta
Kligmen Marcdante dan Jeson, 2006. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Medika
Nurarif, 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Jakarta.
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Kepada Yth.
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa kebidanan STikes Citra Husada Mandiri Kupang Jalur umum angkatan VII
mangadakan studi kasus pada Anak S.M umur 1,7 tahun , dengan diare dehidrasi ringan. Di
ruang Kenanga RSUD Prof. Dr.W.Z.Jhonnes Kupang.
Untuk maksud tersebut saya mohon kesediaan ibu bersama keluarga untuk menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan dan saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas ibu. Partisipasi
dalam menjawab pertanyaan sangat Saya hargai, untuk itu atas partisipasi dan kerja samanya
saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
(Veronika A.Peden)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul : Asuhan Kebidanan pada Anak S.M umur 1,7 tahun, dengan Diare Dehidrasi Ringan
Bahwa saya diminta berperan serta dalam studi kasus yang nantinya akan menjawab
pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Sebelumnya saya sudah diberikan penjelasan
mengenai ,maksud studi kasus ini dan saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga
kerahasiaan diri saya. Bila saya merasa tidak nyaman, saya berhak mengundurkan diri sebagi
responden.
Demikian secara sukarela dan tidak ada unsure paksaan dari siapapun untuk berperan
serta dalam studi kasus ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.
Responden
( Anak. S.M )
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
I. PENGKAJIAN
NIM : 142-111-159
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Anak ke- :1
Jumlah saudara :-
b) Orang Tua
Umur : 26 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Labat
Umur : 27 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Penghasilan : 500000
Alamat : Labat
1. Keluhan utama
mencret,dan tadi pagi buang air besar lebih dari 4 kali sehari,dengan
tinja yang lebih cair ,kandungan air tinja lebih banyak dari pada
a. Riwayat prenatal
sehingga anak S.M menyusui hingga usia 6 bulan dan masa nifas
c. Riwayat imunisasi
4. Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh
Saat ini pasien diasuh sendiri oleh keluarga dan orang tua
kandungnya.
a. Sosial ekonomi
formula.
Selama sakit:
muntah.
b. Aktivitas
bermain.
Sebelum sakit
Selama sakit
d. Personal hygiene
e. Eliminasi
Sebelum sakit
dengan konsisten warna kuning bau khas feces dan tidak lembek.
Selama sakit
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
d. Tanda vital
Suhu : 37 C
BB sebelum sakit : 11 kg
2. Pengkajian Fisik
a. Kepala
b. Mata
c. Telinga
e. Mulut
f. Leher
h. Jantung
i. Abdomen
j. Genetalia
Tidak dilakukan
polidaktili/sindaktili.
a. Hemoglobin : 11 g/dL
c. Hematokrit : 32,6
d. MCV : 75,8 fL
e. MCH : 24,4 pg
g. W-CV : 19,8
h. RDW- SD : 52,2fL
j. Basofil : 0,4
k. Neutrofil : 24,2
l. Limfosit : 38,5
m. Monosit : 12,7
t. MPV : 8,3 fL
u. P-LCR : 12,3
v. PCT : 0,46
II. ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA
diare dehidrasi air besar lebih dari 4 kali sehari,dengan tinja yang
BB : 10,5 kg
Pemeriksaan Fisik :
pada gigi.
kembali cepat.
Pemeriksaan penunjang :
a. Hemoglobin : 11 g/dL
d. MCV : 75,8 fL
e. MCH : 24,4 pg
g. RD
h. W-CV : 19,8
i. RDW-SD : 52,2 fL
Fosinofil : 24,2
k. Basofil : 0,4
l. Neutrofil : 24,2
m. Limfosit : 38,5
n. Monosit : 12,7
u. MPV : 8,3 fL
v. P-LCR : 12,3
w. PCT : 0,46
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
- Pemasangan infus
V. PERENCANAAN
2. Berikan informasi pada orang tua tentang proses penyakit dan gejala.
makanan bergizi.
R/ makanan bergizi dapat meningkatkan daya Tahan tubuh dan
hygiene.
penyebarannya infeksi.
dilakukan.
VI. PELAKSANAAN
vital anak
berulang.
tubuh
penyembuhan
tetapi serng.
diberikan.
intruksi dokter.
didokumentasikan.
VII. EVALUASI
Tanggal : 10 – 04 -2017
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab. Tidak ada caries pada gigi
Leher : tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe.
tiroid
P:
gejala dari diare adalah pucat, mata cekung, turgor kulit kembali
Tanda dan gejala diare yaitu : pucat, mata cekung, turgor kulit
makanan bergizi.
hygiene.
penyebarannya infeksi.
diberikan makanan dan cairan oralit dan tablet zink sesuai anjuran
yang diberikan.
yang dilakukan.
CATATAN PERKEMBANGAN
RINGAN
Tanggal/jam Pelaksanaan
10-04-2017 DS:
DO :
A:
P:
oralit antibiotic
6) Dokumentasi asuhan
11-04-2017 DS :
DO :
A:
adanya dehidrasi
dehidrasi
terapasang infuse RL
5) Dokumentasikan asuhan.
12-04- 2017 DS :
DO :
TTV :
adanya dehidrasi
5) Dokumentasi asuhan.
CATATAN PERKEMBANGAN
KUNJUNGAN RUMAH I
S: subjektif
kuning
minum
O: Objektif
3. Ubun-ubun cekung
4. BAB 2 kali
A: assessment
cth.,
lingkungan.
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE II
S: Subyektif
sekarang pukul 09.15 Wita sudah buang air besar 1 kali dengan
O: Obyektif
1. KU : Baik, K: composmentis
A: Assesment
Anak S.M umur 1,7 tahun dengan riwayat diare dehidrasi sedang
P: Planning
cth.
4. memberikan biscuit
S: Subyektif
O:Obyektif
A:Assesment
Anak S.M umur 1,7 tahun dengan riwayat diare dehidrasi ringan
P: Planning
3. mengobservasi BAB
4. memberikan biscuit
5. memberikan KIE tanda-tanda diare pada balita