Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Praktikum 1 Pegenalan Alat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

(Pengenalan Alat Laboratorium Fitokimia)

OLEH
NAMA : TRI WAHYUNI WULANDARI
NIM : 1901002

AKADEMI FARMASI YANNAS HUSADA


BANGKALAN
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. DASAR TEORI
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya
didalam laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan
dan keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif dan efisien
(Khasani, 1990). Pekerjaan dalam labortorium biasanya sering menggunakan
beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui
agar pekerjaan tersebut dapat diciptakan apabila ada kemauan dari praktikan,
pekerja, pengguna maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri dan orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat
gelas yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaannya
(Ginting,2000).
Dalam melakukan percobaan di laboratorium atau bekerja dalam
laboratorium terutama laboratorium kimia, seseorang akan selalu dihadapkan
pada hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia, peralatan yang
dapat berbahaya dan merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
sekitar bila tidak digunakan dengan baik. Seperti pekerjaan lainnya, bekerja
dalam laboratorium kimia mempunyai resiko kecelakaan kerja. Resiko ini
dapat disebabkan karena factor ketidak sengajaan, ketelodoran dan sebab-
sebab lainyang diluar kendali manusia. Terutama disebabkan karena kesalahan
penggunaan alat dan bahan, sehingga menjadi sangat penting untuk
mengetahui setiap kemungkinan bahaya (Setiawati, 2009).
Dalam mengukur suatu zat atau bahan hendaknya menggunakan suatu alat.
Alat yang digunakan untuk mengukur suatu zat kimia adalah gelas ukur. Akan
tetapi, pengukuran dari gelas ukur ini penggunaannya tidaklah terlalu teliti.
Salah satu contoh alat praktikum pengukuran yang mempunyai tingkat
ketelitian tinggi yaitu pipet ukur. Namun pengukuran dengan pipet ukur ini
tidak terlepas juga dari ketelitian praktikan
(Rohman, 2011).
Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat praktikum meliputi macam-
macam alat dan bahan, mengetahui nama-nama alat, mengetahui sifat dari
bahan kimia, memahami fungsi serta cara kerja alat dan bahan tersebut.Setiap
alat dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai
fungsi yang spesifik. Alat-alat tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda
ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, aluminium, plastik,dan lain-lain.
Peralatan tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi
normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangatmenentukan
suatu hasil penelitian (Chang 2005).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-
macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki
tiga,segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan
porselindan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat
gelas. Sebelumdigunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian
dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk
mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur
(pipet gondok dan pipet mohr),dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti,
pengaduk gelas, erlenmeyer, corong,semprot, kertas saring, timbangan dan
lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-
masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari
oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam
suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan
kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-
kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker
dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau
detergen sintetik.Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan
larutan detergen panas untuk bisa benar- benar bersih. Jika permukaan kaca itu
masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan
pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan
permukaan kaca keseluruhan.Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas
beberapa kali dengan air kran,kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya mengering sendiri (Day danUnderwood, 1999 ).

1.2. TUJUAN
1. Mengenal bermacam-macam alat dan bahan yang ada di
laboratorium fitokimia
2. Mengenal penggunaan alat dan bahan yg ada di laboratorium
fitokimia
3. Untuk mengetahui prinsip kerja alat-alat di laboratorium fitokimia.
BAB II
METODE
1.
2.
2.1. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengenalan alat laboratorium
yaitu:
2.1.1. Alat
1. Pipet Tetes
2. Plate Tetes
3. Klem
4. Kondensor
5. Erlenmeyer
6. Beaker Glass
7. Corong Glass
8. Batang Pengaduk
9. Tabung Reaksi
10. Rak Tabung Reaksi
11. Shaker Orbital
12. Oven
13. Hot Mantle
14. Termometer
15. Labu
16. Timbangan Analitik
17. Statif
18. Pipet Pump
19. Pipet volume
20. Thimbel
1.
2.
2.1.
2.1.1.
2.1.2. Bahan
1. Alat tulis
2. Lembar kerja praktikum
2.2. PROSEDUR KERJA
Adapun cara kerja pada praktikum pengenalan alat laboratorium ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan pada praktikum pengenalan alat dan
bahan praktikum fitokimia.
2. Mengamati bagian-bagian dari alat tersebut dan mengetahui fungsi
dan spesifikasi dari masing-masing alat yang diamati.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.
2.
3.
3.1. HASIL
No Nama Alat Dan Fungsinya Gambar
1 Beake Glass
Fungsi : sebagai penampung sample /
bahan sementara, atau bisa digunakan
sebagai penyimpan zat sementara.

2 Gelas Ukur
Fungsi : Alat ukur volume, untuk
sampel bahan cair dengan ketelitian
rendah.

3 Kondensor
Fungsi : mendinginkan uap yang
melewatinya dan mengubahnya
menjadi fasa cair.

4 Erlenmeyer
Fungsi :

 Mengukur volum bahan kimia


cair dengan ketelitian rendah
 Sebagai tempat menampung
bahan kimia untuk sementara
 Tempat menghomogenkan
larutan atau media.

5 Tabung Reaksi
Fungsi : Tempat untuk mereaksikan
dua larutan/bahan kimia atau lebih,
serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam
media cair.

6 Pipet Tetes
Fungsi : Mengambil bahan dalam
jumlah sedikit / tetesan tidak ada skala
ukuran volume pada alat ini.

7 Shaker Orbital
Fungsi :  untuk mengambil cairan
dengan volume tertentu dengan
ketelitian lebih tinggi.

8 Labu bulat
Fungsi : untuk memanaskan atau
mendidihkan larutan. Pada penggunaan
untuk destilasi
maka labu alas bulat ini masih
disambung dengan pendingin dan
perlatan gelas lain. Dapat digunakan
untuk keperluan memanaskan zat cair
dengan set penangas air, penangas
minyak, ataupun penangas pasir.
9 Heating Mantle
fungsi : untuk memanaskan sampel
dalam botol atau wadah. Seperti : labu

10 Plat Tetes
Fungsi : sebagai penguji keasaman
suatu larutan atau mereaksikan
larutan . Plat tetes terbuat dari bahan
porselen dan umumnya tersedia dalam
jumlan 6, 12 dan 16 lubang tetes.
11 Rak Tabung Reaksi
Fungsi : Tempat meletakkan tabung
reaksi,

12 Corong Glass
Fungsi :

  Sebagai alat bantu untuk memindah 


/ memasukkan  larutan ke wadah /
tempat yang mempunyaai dimensi
pemasukkan sampel bahan kecil.
 Sebagai alat bantu dalam melakukan
penyaringan, yaitu sebagai tempat
meletakkan kertas saring
1 Klem Jepit
3 Fungsi : untuk menyangga alat
destilasi seperti Labu bulat
kondensor. Selain itu klem jepit
dapat digunakan pada saat refluks di
laboratorium.
14 Statif
Fungsi : Alat Untuk menegakkan
burret, corong pisah dll. statif
dikombinasikan dengan ring atau klem

15 Neraca Analitik
Fungsi : Menimbang alat ,bahan
dengan ketelitian 0,0001gr dan
kapasitas maksimum 210 gr

16 Termometer
Fungsi : untuk mengukur suhu pada
penelitian, percobaan atau pun suhu
pada pengukuran ilmiah lainnya.

17 Oven
Fungsi : memanaskan atau
mengeringkan peralatan laboratorium
atau objek-objek lainnya. Peralatan
laboratorium itu termasuk gelas, zat-zat
kimia, pelarut organik, hingga bisa juga
untuk mengukur kadar air.
18 Pipet pump
Fungsi : untuk membantu pipet ukur
dalam menyedot cairan, kemudian
cairan yang telah diukur dipindahkan
ke wadah lainnya.

19 Pipet Volume
Fungsi :  untuk mengambil cairan
dengan volume tertentu dengan
ketelitian lebih tinggi.

20 Thimbel
Fungsi : untuk menaruh bahan yang
akan di extraksi

3.2. PEMBAHASAN
Berikut akan diuraikan pembahasan tentang hasil percobaan ini yang berjudul
pengenalan alat-alat laboratorium fitokimia. Dalam percobaan yang telah
dilakukan, terdapat berbagai macam alat, berikut akan diuraikan pengkategorian
dan penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkan kemampuan yang
dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan dalam percobaan
fitokimia ini.

Alat-alat fitokimia terdiri dari pipet tetes, plate tetes, klem, kondensor,
erlenmeyer, beaker glass, corong glass, batang pengaduk, tabung reaksi, rak
tabung reaksi, shaker orbital, oven, hot mantle, termometer, labu, timbangan
analitik, statif, pipet pump, pipet volume, dan timbel.
Alat- alat khusus yang digunakan pada saat praktikum soxletasi dan destilasi
yaitu seperti hot mantle, kondensor, timbel, labu, thermometer, erlenmeyer, statif,
klem, pipet volume, beaker glass, corong glass.
BAB IV
PENUTUP
1.
2.
3.
4.
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa masing-masing alat
khususnya yang digunakan pada saat praktikum soxletasi dan destilasi yaitu
seperti hot mantle, kondensor, timbel, labu, thermometer, erlenmeyer, statif, klem,
pipet volume, beaker glass, corong glass. Jadi, alat-alat yang ada di laboratorium
harus digunakan sebagaimana mestinya.

4.2. SARAN
Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat
lagi agar pada saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa
ada kekurangan. Dan pada saat praktikum diharapkan suasana yang lebih
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2005. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. Edisi


Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.

Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta.

Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta
Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.

Setiawati. 2009. Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.

Anda mungkin juga menyukai