Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Kelpmpok 4 Prinsip Pengembangan Kurikulum, Prinsip Fleksibilitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM, PRINSIP FLEKSIBILITAS,


PRINSIP INTERGRASI.
Dosen Pengampu : Rina Dyah Rahmawati, S.Si M.Pd

Disusun oleh :
1. Anti annisa fastabiqul laili qodri (20144600180)
2. Aprilyan Wisnu Nugroho (20144600198)
3. Ahmad edy susilo (20144600196)
4. Amalia Febria Rizky Kumala (20144600199)
5. Nur Rohkiawi (20144600176)
6. Siti annisa (20144600183)
7. Fathurahman (20144600170)
8. Rahayu Bunga Gupita (20144600305)
9. Myfta Nur Arofatun (20144600304)
10. Mutia Laelin Sabilla (20144600200)

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini hingga selesai. Tak
lupA sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW. Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing mata
kuliah Pengembangan Kurikulum SD ini.
Dalam rangka memenuhi tugas Pengembangan Kurikulum SD makalah ini dibuat
dengan judul “Prinsip pengembangan kurikulum, prinsip fleksibilitas dan prinsip
intergrasi”. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat dipahami oleh pembaca.
Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
belum sempurna, kami juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENGANTAR.......................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4
C. TUJUAN.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
A. PENGEMBANGAN KURIKULUM.....................................................................5
B. PRINSIP FLEKSIBILITAS...................................................................................8
C. PRINSIP INTERGRASI......................................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara-cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang
komprehensif, yang mana didalamnya mencakup beberapa hal diantaranya
adalah : perencanaan, penerapan dan evaluasi. Dalam pengembangan kurikulum,
tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan
saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: di dalam
mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan
melakukan pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah
kurikulum dapat mencapai sebuah tujuan seperti yang di harapkan. Dan
mengenai prinsip-prinsip dasar pengembangan kurikulum akan kami jelaskan
selengkapnya dalam pembahasan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Prinsip Pengembangan Kurukulum
2. Prinsip Fleksibilitas
C. TUJUAN
1. Mengetahui Prinsip Pengembangan Kurukulum
2. Mengetahui Prinsip Fleksibilitas
3. Mengetahui Prinsip Intergrasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang
dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh
karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat
dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang
digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang
digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Hamalik, sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin dan Amiruddin menyebutkan
delapan prinsip dalam pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain; prinsip
berorientasi pada tujuan, relevansi, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas,
keseimbangan, keterpaduan, dan mutu. Sedangkan Sukmadinata, membagi
prinsip pengembangan kurikulum menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum
dan prinsip khusus.
pengembangan kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip relevansi,
efektivitas, efisiensi, kontinuitas, dan fleksibilitas. Prinsip-prinsip tersebut
merupakan landasan yang kokoh untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, guru, dan masyarakat.
Permen Diknas 22/2006: Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan
penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dankepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku,
budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Atas dasar kesadaran bahwa ipteks berkembang secara dinamis, dan oleh
karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilpteks.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di
dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah
harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Langkah Pengembangan Kurikulum
Wuest dan Lombardo (1994: 81-86) langkah-langkah dalam pengembangan
kurikulum meliputi:
a. pembentukkan komite kurikulum
Pembentukan komite kurikulum. Komite sebagai sebuah kelompok kerja
yang terdiri atas 6-12 anggota. Anggota komite harus dipilih berdasarkan
keterampilan teknis dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut. Anggota komite perlu diisi oleh ahli
kurikulum, wakil administrator, dan guru pendidikan jasmani yang
terkenal, ahli bidang studi. Selanjutnya, komite ini diharapkan
mendapatkan bantuan dari konsultan. Komite perlu dibekali dengan surat
tugas, jadwal atau kalender kegiatan yang menunjukkan tahapan
pekerjaan dan implementasi, dan dukungan fasilitas yang dibutuhkan.
b. proses penyusunan kurikulum.
Penyusunan kurikulum
1) memformulasikan sistem nilai atau falsafah pendidikan
2) menetapkan tujuan, memvalidasi dan menentukan prioritas tujuan
3) melaksanakan penilaian kebutuhan
4) memilih materi kegiatan dengan memperhatikan ruang lingkup,
sekuen, kontinuitas dan artikulasi
5) mengimplementasikan kurikulum
6) mengevaluasi kurikulum.
3. Tingkatan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan tingkat institusional, tingkat bidang studi/mata ajar, dan
operasional. Tingkatan tersebut menunjukkan ruang lingkup pekerjaan dan
keluasan materi yang harus dirumuskan dalam proses penyusunan
kurikulum. Penyusunan kurikulum Permen Diknas 24/2006 Pasal 1
1. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan
menetapkan kurikulumtingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan
2. mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari
Standar Isi Permen Diknas 22/2006, dan Standar Kompentesi Lulusan
Permen Diknas 23/2006
3. Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar
dan menengah memperhatikan panduan penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
4. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan
menengah yang disusun oleh BSNP.
5. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh
kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan
pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.

B. PRINSIP FLEKSIBILITAS
Prinsip fleksibilitas berarti suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama
dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya, kurikulum didesain untuk mencapai
suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu.
Meskipun demikian, dalam proses pegembangan kurikulumnya harus fleksibel.
Didalam kurikulum harus terdapat suatu sistem tertentu yang dapat memberikan
alternative dalam mencapai tujuannya. Pengembangan kuriklum harus
menggunakan berbagai metode atau cara-cara tertentu yang sesuai dengan
situasi dan kondisi tertentu, tempat dimana kurikulum itu diterapkan.
Prinsip fleksibilitas : dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang
dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
belakang peserta didik Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi: Flexible dalam
memilih program pendidikan serta fleksibilitas dalam mengembangkan program
pengajaran.
Fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. Apa yang
diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi
kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan
guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau
mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum
harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak
fleksibel akan sulit diterapkan.

Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:


1. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak
bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan
kondisi yang ada.
2. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan


yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar
belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus
berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.

C. PRINSIP INTERGRASI
ntegrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang berarti
kesempurnaanatau keseluruhan.Integritas juga telah didefinisikan dengan
menekankan konsistensimoral, keutuhan pribadi, atau kejujuran. Prinsip-
Prinsip Dasar Integritas.
1. Integritas adalah sebuah nilai,suatu aspirasi, tetapi juga secara konteks
merupakanketerpaduan norma. Sehingga integritas mampu
menjadikan seorang individumemiliki karakter dan nilai-nilai dasar
sebagai benteng penyakit-penyakit sosial,seperti korupsi, manipulasi,
kolusi, nepotisme,dan lain-lain.
2. Nilai moral dan prinsip etika merupakan kompone dasardari pendidikan
integritas, tetapi belum cukup untuk membuat perubahan. Dibutuhkan
pembentukan kompetensi etis dengan keterampilan-keterampilan
tertentu yang aplikatif .Diantaranya adalah kemampuan mendiagnosa
kesenjangan integritas, mengidentifikasi masalah dengan pertimbangan
etika, memiliki pengetahuan hukum, dan memiliki komitmen, keyakinan
serta tanggung jawab moral.
3. Perilaku integritas adalah fungsi interaksi antara akuntabilitas,
kompetensi, danetika minus korupsi.
4. Pendidikan integritas membangun kekuatan-kekuatan individu/organisasi
dari dalam dan identifikasi peluang-peluang eksternal. Sementara,
pendidikan anti korupsi terfokus pada pemahaman dan penanganan
kelemahan danancaman.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
alam usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang
harus kita perhatikan; adapun prinsip-prinsip didalam pengembangan kurikulum
menjadi dua kelompok yaitu prinsip-prinsip umum Pertama relevansi,
fleksibilitas,kontinuitas,praktis,efektivitas. Kedua prinsip-prinsip khusus : prinsip
berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan, c. prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip
berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.serta adanya prinsip-prinsip dasar pengembangan
kurikulum yang terkait dengan kurikulum satuan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Hariyani, Y. (2018). Prinsip pengembangan kurikulum.


Pambudi, A. F. (2017). Prinsip Pengembangan.

Anda mungkin juga menyukai