Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan PBL Advokasi Gizi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

(PBL) ADVOKASI GIZI


PUSKESMAS JALAN GEDANG

Disusun Oleh :

1. Dita Putricia P0 5130219 007


2. Elza Wahyuni Agustin P0 5130219 010
3. Febbyola Valintin P0 5130219 011
4. Gebi Pransiska Sari P0 5130219 054
5. Melati Anggraini P0 5130219 063
6. Risna Wulandari P0 5130219 029
7. Seli Pertiwi P0 5130219 031
8. Surya Lestari P0 5130219 034
9. Yolanda Patrichia P0 5130219 080

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)


ADVOKASI GIZI
PUSKESMAS JALAN GEDANG
TAHUN 2022

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Kamsiah, SST., M.Kes Erniwati, SKM


NIP. 197408181997032002 NIP. 197411121997022001

Ka. Prodi S.Tr.Gizi dan Dietetika, Kepala Puskesmas,

Tetes Wahyu W.,SST.,M.Biomed Izhar Supriyadi, SKM


NIP.198106142006041004 NIP. 197001241989121002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
serta kemudahan yang diberikannya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan "Praktek Belajar Lapangan Advokasi Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas
Jalan Gedang Kota Bengkulu" ini. Dalam penyelesaian Laporan ini penyusun
telah mendapat masukan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Eliana, SKM., MPH sebagai Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu
2. Bapak Anang Wahyudi, S.Gz., MPH sebagai Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
3. Bapak Tetes Wahyu W, SST., M.Biomed sebagai Ketua Prodi Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Ibu Kamsiah, SST.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktek Belajar
Lapangan Advokasi Gizi
5. Bapak Izhar Supriyadi, SKM selaku Kepala UPTD Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu
6. Ibu Erniwati, SKM selaku Penanggung Jawab Ruang Poli Gizi dan
Pembimbing Lapangan di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu
Penulis menyadari bahwa dalam pembuuatan laporan ini belum sempurna
dan banyak kekurangan baik dari segi data maupun dalam penyajian. Oleh karena
itu kami menyampaikan maaf atas segala kekurangan kami. Segala saran dan
masukan sangat berarti demi perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan praktek belajar lapangan ini bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
membawa perubahan positif terutama bagi penulis sendiri dan pembaca. Atas
perhatian dan masukannya penulis mengucapkan terima kasih.
Bengkulu, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAMiv

DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Tujuan....................................................................................................2

C. Manfaat..................................................................................................2

BAB II4

TINJAUAN PUSTAKA 4

A. Advokasi................................................................................................4

B. Tujuan Avokasi......................................................................................4

C. Sasaran Advokasi Gizi...........................................................................5

D. Manfaat Advokasi Gizi..........................................................................6

E. Langkah – Langkah Advokasi...............................................................6

BAB III 9

PELAKSANAAN PBL 9

A. Gambaran Umum Lokasi PBL..............................................................9

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL........................................................10

C. Pembahasan...............................................................................................13

KESIMPULAN DAN SARAN 15

A. Kesimpulan..........................................................................................15

iii
B. Saran....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

iv
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 1 Metode U.S.G Identifikasi Masalah Gizi Di Puskesmas Jalan Gedang. . .11

Diagram 1 Tulang ikan tentang D/S......................................................................12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses advokasi tentang D/S ke lurah................................................17


Lampiran 2 Kegiatan advokasi ke kader posyandu...............................................18
Lampiran 3 Kegiatan apel bersama setiap hari senin-kamis..................................18

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perbaikan gizi masyarakat disebutkan di dalam undang-undang


No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Salah satu pelayanan
gizi yaitu kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan balita di posyandu
yang diperuntukkan untuk mengukur keadaan status gizi anak.
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Upaya
peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk
kader. Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena
selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai
penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat. Pelayanan gizi diposyandu perlu dipantau terus-
menerus untuk mencapai target program pemerintah dalam menangani
masalah gizi (Rahmawati et al., 2019).
Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain
yang dianggap mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan. • Oleh karena itu yang menjadi sasaran
advokasi adalah para pemimpin atau pengambil kebijakan( policy makers)
atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi pemerintah

1
maupun swasta. Advokasi tidak hanya sekedar melakukan lobby politik,tetapi
mencakup kegiatan persuasif ,memberikan semangat dan bahkan sampai
memberikan pressure atau tekanan kepada para pemimpin institusi (Mulyana,
2015)
Dari data Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu menunjukkan
rendahnya kunjungan balita dalam Posyandu dengan rata-rata cangkupan
kunjungan balita dalam kegiatan Posyandu (D/S) tahun 2020 mencapai 33%
dengan target D/S sebanyak 60% dan pada tahun 2021 rata-rata cakupan
kunjungan balita dalam kegiatan Posyandu (D/S) mencapai 43,83% dengan
target D/S 70%. Berkaitan dengan masalah tersebut maka akan dilakukan
kegiatan pemberian pemahaman masyarakat tentang pentingnya posyandu
yaitu pendidikan dan pelatihan gizi (Diklat) yang diawali dengan melakukan
advokasi kepada RT (Rukun tetangga) dan Lurah.

B. Tujuan
1. Umum

Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat


mengkaji, merencanakan dan mengevaluasi program gizi serta menyusun
rencana advokasi gizi di tingkat Puskesmas.

2. Khusus
1. Mahasiswa dapat mengindentifikasi masalah gizi.
2. Mahasiswa dapat memahami model perencanaan dan evaluasi program
gizi.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan advokasi pelayanan gizi
4. Mahasiswa dapat menentukan indikator keberhasilan advokasi
pelayanan gizi
C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

2
1. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan
pemecahan masalah di lahan praktek
2. Untuk mendapatkan pengalaman belajar dari lahan praktek agar dapat
menjadi lulusan sarjana terapan gizi yang professional.
2. Bagi Instansi dan Lahan PBL
1. Dapat menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan serta
bermanfaat bagi institusi tempat praktek dan akademik.
2. Lahan praktek dapat memanfaatkan mahasiswa untuk membantu
menyelesaikan tugas-tugas di instansi selama proses praktek
berlangsung.
3. Bagi Institusi Akademik
1. Laporan praktek Advokasi Gizi yang di buat mahasiswa dapat
dijadikan audit Internal kualitas pengajaran Advokasi.
2. Dapat memperoleh masukan yang positif untuk diterapkan dalam
program praktek belajar selanjutnya
3. Mengenalkan jurusan dan prodi ke luar lingkungan akademik
D. Lokasi
Lokasi yang digunakan pada kegiatan PBL Advokasi Gizi adalah di UPTD
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Advokasi

Seorang akademisi bidang gizi dan ahli gizi, advokasi harus


dilakukan mengingat dukungan penentu kebijakan pelaksananya tidaklah
signifikan menyangkut masalah-masalah gizi yang kian banyak di negara
kita. Advokasi sendiri ditujukan kepada penentu kebijakan dengan upaya
persuasif untuk memperoleh dukungan dan kepedulian dari para pemegang
kebijakan terkait gizi. Design Advokasi ini mencakup stakeholders dan
para pemegang kebijakan, melalui komunikasi aktif, pendekatan politik,
dan media, kegiatan advokasi ini dapat dilakukan cara pandang dan
pemahaman mengenai permasalahan gizi, komitment terhadap kesehatan
masyarakat adalah informasi kunci untuk menarik dukungan dari legislatif
dan eksekutif (Susilawati, 2016).

B. Tujuan Avokasi

Tujuan dari Advokasi meliputi hal-hal berikut ini:


a. Komitmen politik (Political commitment)
Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan sangat
penting untuk mendukung atau mengeluarkan peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, misalnya untuk
pembahasan kenaikan anggaran kesehatan, contoh konkrit
pencanangan Indonesia Sehat 2010 oleh presiden. Untuk meningkatkan
komitmen ini sangat dibutuhkan advokasi yang baik.
b. Mendapatkan dukungan kebiajakan (Policy support).
Adanya komitmen politik dari para eksekuti, maka perlu
ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk

4
mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik
tersebut.
c. Mendapatkan penerimaan sosial (Social acceptance)
Artinya diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu
program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan
kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan
program tersebut untuk memperoleh dukungan masyarakat.
Mendapatkan Dukungan sistem (System support) Agar suatu program
kesehatan berjalan baik maka perlunya sistem atau prosedur kerja yang
jelas mendukung (Susilawati, 2016).

C. Sasaran Advokasi Gizi

Sasaran advokasi adalah :


1. Tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.
2. Tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh adat,
dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu
“kebijakan” (tidak tertulis) di bidangnya.
3. Tokoh-tokoh dunia usaha, yang diharapkan dapat berperan sebagai
penyandang dana nonpemerintah.
Advokasi program gizi sangat perlu dilakukan di semua jenjang
administrasi pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan
desa/kelurahan. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang
diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada
diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1)
mengetahui atau menyadari ada-nya masalah, (2) tertarik untuk ikut
mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan
mempertimbangkan berbagai alternative pemecahan masalah, (4) sepakat
untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

5
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana,
cermat, dan tepat (Amos, 2004).

D. Manfaat Advokasi Gizi

Manfaat melakukan advokasi adalah adanya :


1. Komitmen Politis (Political Commitment)
Adalah komitmen para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan berbagai pihak terkait terhadap upaya pemecahan masalah
kesehatan (Amos, 2004).
2. Dukungan Kebijakan (Policy Support)
Adalah dukungan nyata yang diberikan oleh para pimpinan
institusi terkait dalam bentuk kebijakan publik untuk mengatasi
permasalahan kesehatan reproduksi yang ada di wilayahnya. Dukungan
kebijakan ini dapat berupa undang-undang, peraturan, peraturan
daerah, surat keputusan, instruksi / surat edaran, dll (Amos, 2004).
3. Penerimaan Social (Social Acceptance)
Adalah diterimanya suatu program kesehatan reproduksi oleh
masyarakat terutama tokoh masyarakat (Amos, 2004).
4. Dukungan System (System Support)
Adanya sistem atau organisasi kerja yang memasukkan program
kesehatan reproduksi dalam program kerjanya (partnership) (Amos, 2004).
Dengan melakukan advokasi maka program gizi merupakan program
kesehatan memperoleh prioritas yang tinggi dalam agenda pembangunan
daerah. Implikasinya adalah adanya dukungan kebijakan yang kuat dalam
mengatasi masalah kesehatan tersebut. Adanya alokasi sumberdaya yang
diperlukan untuk meningkatkan cakupan Kadarzi. Upaya mewujudkan
Kadarzi menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak, jadi bukan
merupakan masalah keluarga atau sektor kesehatan saja (Amos, 2004).

E. Langkah – Langkah Advokasi

6
Menurut Depkes (2007), terdapat 5 langkah kegiatan advokasi, antara
lain:
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau
fakta. Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan
informasi yang tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu
menetapkan masalah, mengidentifikasi solusi dan menentukan tujuan
yang realistis. Adanya data dan fakta yang valid seringkali menjadi
argumen yang sangat persuasive.
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
Sasaran kegiatan advokasi ditujukan kepada para pembuat
keputusan aau penentu kebijakan, baik di bidang kesehatan maupun di
luar sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap publik. Tujuannya
agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan, UU, dan
instruksi yang menguntungkan kesehatan. Perlu ditetapkan siapa saja
yang menjadi sasaran, mengapa perlu di advokasi, apa
kecenderungannya, dan apa harapan kepadanya.
3. Menyiapkan dan mengemas bahan informasi
Tokoh politik mungkin termotivasi dan akan mengambil
keputusan jika mereka mengetahui secara rinci besarnya masalah
kesehatan tertentu. Oleh sebab itu, penting untuk diketahui pesan atau
informasi apa yang diperlukan agar sasaran yang dituju dapat membuat
keputusan yang mewakili kepentingan advokator. Kata kunci untuk
bahan informasi ini adalah informasi yang akurat, tepat dan menarik.
Beberapa pertimbangan dalam menetapkan bahan informasi ini
meliputi :
a. Bahan informasi minimal memuat rumusan masalah yang dibahas,
latar belakang masalahnya, alternative mengatasinya, usulan peran
atau tindakan yang diharapkan, dan tindak lanjut penyelesaiannya.
Bahan informasi juga minimal memuat tentang 5W 1H tentang
permasalahan yang diangkat.

7
b. Dikemas menarik, ringjkas, jelas dan mengesankan.
c. Menyertakan data pendukung, ilustrasi contoh, gambar dan bagan.
4. Rencanakan teknik atau kegiatan operasional.
Beberapa teknik atau kegiatan operasional advokasi dapat meliputi
konsultasi, lobi, pendekatan atau pembicaraan formal/informal
terhadap para pembuat keputusan, negosiasi, dan seminar-seminar
kesehatan.
5. Laksanakan kegiatan pantau dan evaluasi serta tindak lanjut.
Upaya advokasi selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai
rencana yang telah disusun, memantau dan mengevaluasi, serta
melakukan tindak lanjut. Evaluasi diperlukan untuk menilai
ketercapaian tujuan serta menyempurnakan dan memeperbaiki strategi
advokasi. Untuk menjadi advokat yang tangguh, diperlukan umpan
balik berkelanjutan dan evaluasi terhadap upaya advokasi yang telah
dilakukan.
Meyakinkan para pembuat kebijakan dan pembuat keputusan
terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah, memerlukan
argumentasi yang kuat. Berikut adalah beberapa hal yang dapat
memperkuat argumen dalam melakukan kegiatan aplikasi antara lain :
a. Credible (kredibel): adalah suatu sifat pada seseorang atau institusi
yang menyebabkan orang atau pihak lain mempercayainya.
b. Layak (feasibel) : artinya program yang diajukan tersebut baik secara
teknik, politik, maupun ekonomi dimungkinkan atau layak.
c. Relevan (relevant) : program yang diajukan tersebut paling tidak harus
mencakup 2 kriteria, yakni; memenuhi kebutuhan masyarakat, dan
benar-benar memecahkan masalah yang dirasakan masyarakat.
d. Penting dan mendesak (urgent) : artinya program yang diajukan harus
mempunyai urgensi yang tinggi; harus segera dilaksanakan dan kalau
tidak segera dilaksanakan akan menimbulkan masalah yang lebih besar
lagi.

8
Prioritas tinggi (high priority) : artinya program yang diajukan tersebut
harus mempunyai prioritas yang tinggi.

9
BAB III

PELAKSANAAN PBL

A. Gambaran Umum Lokasi PBL

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota yang


bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja tertentu. wilayah kerja puskesmas meliputi wilayah kerja
administrative yaitu satu wilayah kecamatan atau beberapa kelurahan di satu
wilayah kecamatan.
Faktor luas wilayah kondisi dan jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas.
menurut standar kementerian kesehatan republik Indonesia jumlah
kecukupan jumlah penduduk di UPTD Puskesmas jalan gedang sebesar
14.953 Wilayah kerja puskesmas UPTD Puskesmas jalan gedang terletak
diantara :
Longitude ( decimal degree) : -3°49'17",102°17'52"
Latitude (decimal degree) : 31,0 m,54"
Puskesmas mempunyai dua daerah binaan yaitu kelurahan jalan
gedang dan kelurahan Padang harapan yang terletak di kecamatan gading
Cempaka Kota Bengkulu. Wilayah terbagi dua oleh jalan pangeran natadirja
di bagian timur lingkungan daerah nya agak berbukit-bukit sedangkan di
bagian barat adalah lingkungan pesisir pantai.
Kelurahan jalan gedang dan Padang harapan memiliki RT/RW:
1. Kelurahan jalan gedang jumlah RT : 1 s/d 22 RT, jumlah RW : 1 s/d 5
RW
2. Kelurahan Padang Harapan jumlah RT : 1 s/d 19 RT, jumlah RW : 1 s/d
5 RW
Nama Kepala Puskesmas : Izhar Supriyadi, SKM

10
Jumlah Puskesmas Pembantu : 2 (Dua)

1. Data Penduduk
Jumlah penduduk pada akhir tahun 2021 sebesar 14.953 jiwa yang
terdiri dari kelurahan jalan gedang berjumlah 6.594 jiwa dengan jumlah
rumah tangga 1.680 KK.. Kelurahan padang harapan berjumlah 8.359
jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.570 KK
2. Jam Pelayanan UPTD Puskesmas Jalan Gedang Puskesmas Induk :
UPTD Puskesmas Jalan Gedang
1. Hari Senin s/d hari Kamis : pukul 08.00 – 14.00
2. Hari Jum’at : pukul 08.00 – 11.30
3. Hari Sabtu : pukul 08.00 – 13.00
Puskesmas Pembantu Padang Harapan dan Komplek BI :
1. Hari Senin s/d hari Kamis : pukul 08.00 – 14.00
2. Hari Jum’at : pukul 08.00 – 11.30
3. Hari Sabtu : pukul 08.00 – 13.00

B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL


a. Identifikasi masalah gizi

Di puskesmas jalan gedang Terdapat 3 Masalah, yaitu Balita yang


ditimbang berat badannya (D/S), Balita ditimbang yang naik berat
badannya (N/D) dan ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet
selama masa kehamilan.
Pada tahun 2019 cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S)
sebesar 77,2% , cakupan balita ditimbang yang naik berat badannya
(N/D) sebesar 89% , capkupan Ibu hamil yang mendapat TTD minimal
90 tablet selama masa kehamilan sebesar 45%.
Dibandingkan pada tahun 2020 cakupan balita ditimbang berat
badannya (D/S) mengalami penurunan menjadi 33%, cakupan balita
ditimbang yang naik berat badannya (N/D) mengalami penurunan

11
menjadi 80%, Ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 tablet juga
mengalami peningkatan menjadi 84,88%
Dibandingkan pada tahun 2021 cakupan balita ditimbang berat
badannya (D/S) mengalami peningkatan menjadi 43,83%, cakupan balita
ditimbang yang naik berat badannya (N/D) mengalami penurunan
menjadi 61,9%, dan capkupan Ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90
tablet selama masa kehamilan mengalami penuruanan menjadi 76%.
Prioritas ditentukan menggunakan metode USG sebagai berikut:

Tabel 1 Metode U.S.G Identifikasi Masalah Gizi Di Puskesmas Jalan Gedang

Nilai Kriteria
No Masalah Rangking
U S G Total
1. Balita yang ditimbang berat badannya 5 5 5 15
1
(D/S)
2. Balita ditimbang yang naik berat badannya 5 5 4 14
2
(N/D)
3. ibu hamil yang mendapat TTD minimal 90 4 4 3 11
3
tablet selama masa kehamilan.

Skoring :
1 : Sangat kecil
2 : Kecil
3 : Sedang
4: Besar
5: Sangat besar

Keterangan:
U : Tingkat Kegawatan Masalah (Urgen)
S : Tingkat Keseriusan Masalah (Serious)
G : Pertumbuhan Masalah (Growth)

12
Jadi, Berdasarkan metode USG diatas dapat disimpulkan bahwa
Prioritas masalah yang paling utama di Puskesmas Jalan Gedang adalah
Balita ditimbang berat badannya (D/S) dengan skoring tertinggi yaitu 15,
prioritas masalah kedua yaitu Balita ditimbang yang naik berat badannya
(N/D) dengan skoring yaitu 14 dan prioritas maslah ketiga yaitu ibu hamil
yang mendapat TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan dengan
skoring yaitu 11.
Berikut ini Diagram Fish Bone (Tulang Ikan) identifikasi masalah gizi di
Puskesmas Jalan Gedang :

Diagram 1 Tulang ikan tentang D/S

b. Menyusun perencanaan program gizi


Sebagai upaya untuk meningkatkan D/S akan dilakukan
penyuluhan berupa diklat dengan sasaran utama ibu balita yang paling

13
jarang ke posyandu dan diikuti dengan ibu balita yang cukup sering datang
ke posyandu serta kader. Program diklat yang dilakukan nantinya
bertujuan untuk meningkatkan motivasi ibu balita untuk datang ke
posyandu dengan pecerahan mengenai pentingnya posyandu dan
bahayanya bila tidak melakukan pengukuran BB dan TB anak setiap
bulannya dan juga pemberian PMT pada balita sebagai pencerahan kepada
ibu balita tentang kenaikan berat badan anak.
c. Implementasi advokasi gizi
Advokasi gizi akan dilakukan kepada setiap perwakilan kader
posyandu di 9 posyandu yang ada di wilayah puskesmas jalan gedang
yaitu padang harapan dan jalan gedang, selain itu akan dilakukan juga
advokasi gizi kepada lurah setempat untuk membicarakan masalah utama
gizi di kawasan puskesmas jalan gedang yaitu D/S sehingga lurah dan
kader posyandu diharapkan dapat ikut serta membantu agar ibu balita yang
diundang dapat hadir pada acara diklat yang diadakan dan tujuan utama
dapat tercapai.

C. Pembahasan

Berdasarkan data yang didapatkan di posyandu Jalan Gedang ada


dua masalah gizi utama yaitu perbandingan banyaknya balita yang datang dan
ditimbang di posyandu dengan jumlah seluruh balita yang ada di wilayah
tersebut (D/S) rendah. Penentuan prioritas masalah gizi ini dilakukan dengan
mengumpulkan semua data program gizi dari dua tahun terakhir lalu
dilanjutkan dengan metode U.S.G, sehingga didapatkan prioritas utama
masalah gizi di kawasan puskesmas jalan gedang sehingga didapatkan bahwa
maslah gizi utama yang dihadapi yaitu D/S.
Kegiatan advokasi akan dilakukan kepada setiap perwakilan kader
posyandu di 9 posyandu yang ada di wilayah puskesmas jalan gedang dan
juga lurah yaitu Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan Padang Harapan.
Wilayah Puskesmas Jalan Gedang terdapat 2 kelurahan yaitu Kelurahan Jalan

14
Gedang dan Kelurahan Padang Harapan dari 2 kelurahan, dari permasalahan
gizi yang ada yaitu D/S maka akan dilakukan advokasi ke 2 lurah meliputi
Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan Padang Harapan. Untuk diklat akan
dipilih 25 peserta yang paling jarang datang ke posyandu untuk di undang ke
acara diklat yang diadakan oleh mahasiswa jurusan gizi. Untuk membantu
terlaksananya kegiatan diklat yaitu sebanyak 25 ibu balita yang bertindak
sebagai peserta agar mereka berkenan untuk datang advokasi tentang manfaat
dari diklat yang akan diselenggarakan dilakukan kepada lurah dan 9 kader
posyandu yang ada di kawasan Jalan gedang.

15
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Advokasi program gizi sangat perlu dilakukan di semua jenjang


administrasi pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan.
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui
advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Wilayah Puskesmas Jalan
Gedang terdapat 2 kelurahan yaitu Kelurahan Jalan Gedang dan Kelurahan
Padang Harapan dari 2 kelurahan tersebut, dari permasalahan gizi yang ada
yaitu D/S maka akan dilakukan advokasi ke 2 lurah tersebut. Untuk diklat
akan dipilih 25 peserta yang paling jarang datang ke posyandu untuk di
undang ke acara diklat yang diadakan oleh mahasiswa jurusan gizi. Untuk
membantu terlaksananya kegiatan diklat yaitu sebanyak 25 ibu balita yang
bertindak sebagai peserta agar mereka berkenan untuk datang advokasi
tentang manfaat dari diklat yang akan diselenggarakan dilakukan kepada
ketua RT, lurah dan juga ahli gizi puskesmas Jalan gedang.

B. Saran

Laporan yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis berharap mendapat masukan dan kritik yang membangun
dari dosen dan pembaca agar laporan kedepannya dapat lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Amos, O. J. (2004) ‘Advokasi Pelayanan Gizi’, pp. 1–14.


Mulyana, N. (2015) ‘Teknik/Metode Advokasi Rekomendasi Kebijakan’, Pusat
Promosi Kesehatan, pp. 1–55. Available at:
https://www.pusat2.litbang.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2018/03/
Metode-advokasi-rekomendasi-kebijakan.pdf.
Rahmawati, R. et al. (2019) ‘Penyuluhan Dan Pelatihan Kader Posyandu Sebagai
Upaya Peningkatan Wawasan Pelayanan Gizi Bagi Masyarakat’, JMM
(Jurnal Masyarakat Mandiri), 2(1), p. 29. doi: 10.31764/jmm.v2i1.1334.
Susilawati, D. (2016) Promosi Kesehatan. Cetakan 1. Kemenkes r.

17
LAMPIRAN

Lampiran 1 Proses advokasi tentang D/S ke lurah

18
Lampiran 2 Kegiatan advokasi ke kader posyandu

Lampiran 3 Kegiatan apel bersama setiap hari senin-kamis

19
20

Anda mungkin juga menyukai