LP-ANEMIA-pd Ibu Hamil
LP-ANEMIA-pd Ibu Hamil
LP-ANEMIA-pd Ibu Hamil
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam maanan.
Gangguan penyerapan, peningkatan ebutuhan zat besi atau karena terlampau
banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita
hamil butuh zatbesi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi
tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia
saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang bai
minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu
siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat
besinya (Mardliyanti,2016)
Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr %
pada trimester 1 dan III, atau kadar Hb < 10,50 gr % pada trimester II
(Sarwono, 2018)
1.2 Etiologi
1.2.1 Penyebab anemia pada kehamilan :
a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu
hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
1.4 Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena dalam kehamilan keperluan
akan zat-zat makanan bertambah dari terjadi pula perubahan-perubahan dalam
darah dan sumsum tulang. Dalam kehamilan terjadi peningkatan jumlah darah
dimana jumlah sel-sel darah lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
plasma (hidremia), yaitu plasma bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel
darah bertambah sekitar 20%. Hal itu bisa menyebabkan terjadinya
pengenceran darah (hemodelusi) yang disertai anemia fisiologi.
Semakin meningkatnya umur kehamilan, kebutuhan akan zat besi dan asam
folat untuk ibu dan janin juga akan meningkat. Terlebih pada trimester akhir
yang jika tidak dipenuhi dari tambahan dari luar akan meningkatkan resiko
tinggi terjadinya anemia pada ibu.
1.6 Komplikasi
1.6.1 Anemia dapat terjadi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini
harus selalu diwaspadai.
1.6.2 Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I akan dapat
mengakibatkan : abortus, missed abortus dan kelainan kongenital.
1.6.3 Anemia pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan
prematur, perdarahan antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia intrauterin sampai kematian, BBLR, gestosis dan
mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan
kematian.
1.6.4 Saat inpartu, anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer
maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan
dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
1.6.5 Saat post partum anemia dapat menyebabkan: tonia uteri, rtensio
placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan
gangguan involusio uteri
1.7 Penatalaksanaan
Terapi pengobatan
1.7.1 Terapi oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat
atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika
diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1
tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk
menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam
dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan
menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir
selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek
samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi
yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil
daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali
lipat daripada wanita normal. Pengobatan yang lain:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
2.2.1 Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
kurang asupan makanan
2.2.4 Tujuan dan Kriteria hasil: berdasarkan NOC
a. Status nutrisi klien adekuat
b. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien
menunjukkan:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
7. Pemasukan yang adekuat
8. Tanda-tanda malnutri si
9. Membran konjungtiva dan mukos tidk pucat
10. Nilai Lab.:
a) Protein total: 6-8 gr%
b) Albumin: 3.5-5,3 gr %
c) Globulin 1,8-3,6 gr %
d) HB tidak kurang dari 10 gr %
DAFTAR PUSTAKA
Bobak dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
Wilkinson Judith M & Green Carol J : Rencana Asuhan Keperawatan Maternal &
Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC ; 2012