Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
Kekurangan volume cairan (Hipovolemia) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama
ketika berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner&
Suddarth, 2002). Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler.
Kekurangan cairan eksterna terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan.
Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasi
akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini
terjadi pada pasien diare dan muntah.
Keadaan ini mengacu pada dehidrasi, yaitu kehilangan cairan saja tanpa perubahan natrium. Dehidrasi
merupakan kehilangan cairan dan elektrolit melalui fases. Dehidrasi menjadi penyebab utama kematian pada
diare. Dasar dari semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus akibat perpindahan air melalui
membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif,
terutama natrium, klorida dan glukosa. Penyebab diare adalah infeksi virus Rotavirus, Adenovirus, Norwalk
virus dan berbagai macam bentuk parasit. Selain itu juga disebabkan oleh bakteri Esherichia Colli dan
buruknya sanitasi serta kebersihan. Selain penyebab tersebut kondisi wilayah Indonesia memiliki iklim
tropis dan terjadi dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau.
B. Etiologi
Hipovolemia ini dapat terjadi disebabkan karena penurunan masukan, kehilangan cairan yang abnormal
melalui: kulit, gastrointestinal, ginjal abnormal, perdarahan.
C. Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah
yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali
dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk mengkompensasi kondisi ini,
tubuh melakukan perpindahan cairan intraseluler. Secara umum, kekurangan volume cairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan
pergerakan cairanke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikannya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istrahat). Cairan dapat berpindah
dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritoneum, perikardium, atau rongga sendi.
Selain itu, kondisi tertentu seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat
obstruksi saluran pencernaan.
D. Pathway
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien hipovolemia antara lain: pusing, kelemahan,
keletihan, anoreksia, mual muntah, rasa haus, kekacauan mental, konstipasi dan oliguria, penurunan tekanan
darah, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering.
Tanda-tanda penurunan berat badan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak-
anak adanya penurunan jumlah air mata. Tergantung pada jenis kehilanagn cairan hypovolemia dapat
disertai dengan ketidakseimbanagn asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat
dapat menimbulkan syok hipovolemik. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.
F. Penatalaksanaan
1. Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam-basa dan elektrolit.
2. Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
3. Rehidrasi oral pada diare pediatric. Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan
intravena sesuai pesanan/order dari medis. Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan
GGJK (Gagal Ginjal Jantung Kongestif)
Pedoman Penyuluhan Paisien-Keluarga
Beri pasien dan orang terdekat intruksi verbal dan tertulis tentang hal berikut:
1. Tanda dan gejala hypovolemia
2. Pentingnya mempertahankan masukan adekuat, khususnya pada anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi.
3. Obat-obatan: nama, dosis, frekuensi, kewaspadaan, dan potensial efek samping.
G. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Untuk mengidentifikasi masalah kekurangan volume cairan serta mengumpulkan data guna menyusun suatu
rencana keperawatan, perawat perlu melakukan pengkajian keperawatan. Menurut Tarwoto & wartonah (2006),
hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:
1. Riwayat Keperawatan
a. Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral, parenteral).
b. Tanda kekurangan cairan
c. Tanda umum masalah elektrolit
d. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan elektrolit.
e. Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status cairan.
f. Status perkembangan seperti usia atau situasi sosial.
g. Faktor psikologis seperti perilaku emosional yang mengganggu pengobatan.
2. Pengukuran Klinik
a. Berat badan
Kehilangan/bertambahnya berat badan dapat menunjukan adanya masalah keseimbangan cairan. Masalah
keseimbangan cairan akibat kehilangan/bertambahnya berat badan dikategorikan kedalam tiga kelompok yaitu: 1.
± 2%: ringan
2. ± 5%; sedang
3. ± 10%:
berat Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
b. Keadaan umum Pengukuran tanda vital seperti suhu, tekanan darah, nadi, pernafasan dan tingkat kesadaran. c.
Pengukuran masukan cairan
1. Cairan oral: NGT dan oral
2. Cairan Parenteral termasuk obat-obatan intravena
3. Makanan yang cenderung mengandung air
4. Irigasi kateter atau NGT
d. Pengukuran keluaran cairan
1. Urine: Volume, kejernihan/kepekatan
2. Feses. Jumlah dan konsistensi
3. Muntah
4. Tube drainase
5. IWL
e. Ukur keseimbangan cairan dengan akurat: Normalnya sekitar ± 200 cc.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan dan elektrolit difokuskan pada:
a. Integumen: Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah,hemoglobin, dan bunyi jantung.
c. Mata: Cekung, air mata kering.
d. Neurologi: refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah dan bising usus
b. Diagnosa Keperawatan
1. Aktual/ resiko defisit volume cairan
Defenisi: Kondisi dimana individu berisiko mengalami penurunan cairan intravascular, interstisial, dan/atau
intraseluler. Kondisi ini mengacu pada dehidrasi, yaitu pengeluaran cairan tanpa disertai perubahan natrium (Lynda
Juall Carpenito-Moyet, 2012). Kemungkinan berhubungan dengan:
a. Kehilangan cairan secara berlebihan.
b. Berkeringat secara berlebihan.
c. Menurunnya intake oral.
d. Penggunaan diuretik.
e. Pendarahan
Batasan karakteristik:
· Frekuensi nadi meningkat
· Nadi teraba lemah
· Tekanan darah meningkat
· Turgor kulit menurun
· Membran mukosa kering
· konsentrasi urine meningkat
. penurunan haluan urine
· Hematokrit meningkat
· Status mental berubah
· Suhu tubuh meningkat
· Berat badan turun tiba tiba
Kondisi klinis terkait:
· Penyakit addison
· Trauma / perdarahan
· Luka bakar
· AIDS
· Muntah
· Diare
c. Rencana Tindakan
1. Tujuan
Tujuan yang diharapkan yaitu:
a. Mempertahankan keseimbangan cairan
b. Menunjukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat, tekanan darah stabil, membrane mukosa
mulul lembab, turgor kulit baik.
c. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat teratasi.
2. Intervensi
Manajemen resiko deficit volume caitan
Observasi : - Periksa tanda dan gejala hipovolemia misalnya frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,haus,
lemah,tekanan darah menurun) - Monitor intake dan output cairan
Teraupetik: - Berikan posisi modified trendelenburg - Hitung kebutuhan cairan - Berikan asupan cairan oral
Edukasi: jelasakan kepada pasien dan keluarga tentang Tanda dan gejala dehidrasi, Intake dan output cairan, dan
terapi - Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi: - Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis misalnya NaCl,RL - Kolaborasi pemberian cairan Iv
hipotonis misalnya glukosa 2,5 % NaCl 0,4% - Kolaborasi pemberian obat
d. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan
meliputi pengumpulan data berkelanjutan dan mengobservasi kondisi anak. Pertahankan keseimbangan
produksi dan kehilangan pada anak dengan intervensi yang telah ditetapkan.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan respon anak terhadap hasil yang diharapkan dari rencana
keperawatan. Tentukan apakah dibutuhkan revisi rencana. Setelah intervensi, pantau tanda vital anak untuk
mengevaluasi perubahan. (Potter & perry, 2010).
H. Daftar Pustaka
Patricia A. Potter & Perry, Anne G. (2010). Fundamental of Nursing: Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.
Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih.,
Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, Lynda Jual, 2012, Diagnosa Keperawatan, Edisi 13, Alih Bahasa Fruriolina Arian, Estu Tiar, Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA AN. N
DENGAN DIARE DAN FEBRIS DIBANGSAL MARYAM RS PKU MUHAMMADIYAH
SRAGEN
1. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 09/12/2021
Tanggal Masuk : 09/12/2021
Ruang / Kelas : Anak / III
Nomor Register : 053499
Diagnosa Medis : Obs. Febris + GEA
A. Identitas Klien
Nama Klien : Nathan Noval M
Usia : 5 Tahun
Status Perkawinan : dibawah Umur / belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : TK
Bahasa yg digunakan : Jawa
Pekerjaan :-
Alamat : Bunder RT 12 Kedung waduk, Karangmalang, Sragen
Sumber Biaya :
Sumber informasi :
B. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama :
b. Kronologi keluhan :
Factor Pencetus :
Timbulnya keluhan :
Lamanya :
Cara mengatasi :
2. Riwayat Kesehatan masa lalu
a. Riwayat Alergi : Tidak ada
b. Riwayat kecelakaan : Tidak ada
c. Riwayat dirawat di RS : Tidak ada
d. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
3. Riwayat Kesehatan keluarga : tidak ada
4. Penyakit yg pernah diderita oleh anggota keluarga yg menjadi diagnose resiko : tidal ada
5. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Adakah yg terdekat dengan pasien : ada, ibu pasien
b. Interaksi dala keluarga
Pola komunikasi : baik
Pembuat keputusan : tidak
Kegiatan kemasyarakatan : tidak
c. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga : keluarga cemas dan khawatir dengan kondisi pasien
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : tidak ada
e. Mekanisme koping terhadap stress
( ) pemecahan masalah
( ) makan
( ) tidur
( ) minum obat
( ) cari pertolongan
( ) lain lain
f. Persepsi pasien terhadap keuarga
Hal yg sangat dipikirkan saat ini : ingin cepat pulang dan sembuh
Harapan setelah menjalani perawatan : penyakit sembuh dan sehat
Perubahan yg dirasakan setelah jatuh sakit : nafsu makan berkurang, lemas
g. Sistem nilai kepercayaan
Nilai nilai yg bertentangan dengan kesehatan : tidak ada
Aktivitas agama/Kepercayaan yg dilakukan : tidak ada
6. Kondisi lingkungan rumah : bersih
7. Pola kebiasaan
C. Pengkajian Fisik
D. Data Penunjang
E. Penatalaksanaan Medis
1. Cairan
Nama Cairan Factor tetes
Dextrose 5% 16 tpm
Asering 15 tpm
2. Diet
Tanggal Kelas Ruang Dx medis Diet Waktu
09/12/2021 III 1B Obs feb BN M
10/12/2021 III 1B GEA BN P
10/12/2021 III 1B GEA BN S
10/12/2021 III 1B Prolong feb BN M
11/12/2021 III 1B Febris BN P
11/12/2012 III 1B Febris BN S
3. Obat
Nama Obat Dosis Fungsi
Zinc 1x1
L bio 2x1
Sanmol 3x1
Ataroc 2x1
Cefotaksim 1/3 ampul
Norages 150mg
Ondansetron 2mg
Ranitidine 20mg