Bab 2 - 201904062
Bab 2 - 201904062
Bab 2 - 201904062
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini dijelaskan tentang teori yang mendukung penelitian meliputi
2.1.1 Definisi
(CES), dan dapat terjadi karena kehilangan cairan melalui kulit, ginjal,
akan mengalirkan cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini terjadi pada
2.1.2 Etiologi
21
Hipovolemia ini dapat terjadi disebabkan karena penurunan masukan,
abnormal, perdarahan.
Tanda dan gejala dari hipovolemia menurut (SDKI DPD PPNI, 2017)
ialah :
1) Objektif
1) Subjektif
2) Objektif
22
2.1.4 Luaran Hipovolemia
diare pada karya tulis ilmiah ini mengacu pada (Tim Pokja SLKI DPP
mengalami diare pada karya tulis ilmiah ini mengacu pada (Tim Pokja
1. Observasi
2. Terapeutik
23
3. Edukasi
4. Kolaborasi
RL)
cotrimoxazole).
Rumus IWL kenaikan suhu = [(10% x CM) + jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
Rumus AM = 5cc x berat badan
24 jam
24
Contoh : Tn.B berat badan 50 kg, suhu 38°C (suhu normal 37°C), BAB 8x sehari, urin 1000cc/hari
Infus = 1500 cc
Injeksi = 150 cc
Oral = 350 cc
BAB 8x = 800cc/hari
Urine = 1000cc/hari
= 750cc
24 jam
= 31,25 cc/jam
IWL kenaikan suhu = [(10% x CM) + jumlah kenaikan suhu] + IWL normal
24 jam
= [(10% x 2000) + (38°C - 37°C)] + 31,25 cc
24 jam
= (200 x 1) + 31,25 cc
24 jam
= 8,4 + 31,25
= 39,7 cc/jam
*kalau dalam 24 jam,
39,7 x 24 = 960cc/24 jam
Jadi, jumlah output cairan Tn.B 2.760cc/24 jam
25
Jadi, balance cairan pada Tn.B adalah
= -510cc
2.3.1Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah berusia ≥60 tahun dan tidak
dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu, dalam tubuh
tumbuh dan kembang yang pasti akan dialami setiap individu yang hidup
Jadi lansia atau lanjut usia adalah individu yang berusia lebih dari
26
2.3.2 Batasan Lansia
(Paramida, 2018):
virilitas
27
Jadi, dalam penulisan KTI yang dipakai untuk menentukan
kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki motivasi
yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi.
maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, tetapi ada juga lansia
yang mempunyai tanggug rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
28
3. Menua menumbuhkan perubahan peran
karena usianya.
bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan yang buruk itu
membuat penyesuan diri lansia menjadi buruk pula. Contoh : lansia yang
Perubahan fisik pada lansia terdiri dari yaitu (Dixit et al., 2018) :
Jumlah sel menurun atau lebih sdikit, ukuran sel lebih besar,
menurunya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati, jumlah
telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada- nada yang
lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap, hilangnya daya
manis, dan pahit. Di antara semuanya, rasa manis yang paling tumpul
30
2.3 Konsep Dasar Diare
2.3.1 Definisi
defekasi dan bisa bersifat akut atau kronik. Diare biasanya didefnisikan
sebagai defekasi tiga kali atau lebih dengan fases cair atau lembek dalam
24 jam (Sue & Kathryn, 2019). Menurut Gale & Wilson (2019) Diare
per hari atau lebih dari 200g tinja per hari yang berlangsung kurang dari 14
hari.
kali atau lebih feses/kotoran encer atau cair per hari (atau lebih sering
cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama
Secara klinik, diare dibedakan menjadi empat macam sindrom antara lain :
1. Diare Akut
Diare akut ialah diare yang terjadi secara mendadak pada orang
lunak atau cair, sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan
atau lebih per hari atau lebih dari 200g tinja per hari yang berlangsung
2. Diare Kronik
3. Disentri
berat badan cepat, dan kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.
4. Diare Persisten
32
2.3.3 Etiologi Diare
1) Faktor Infeksi
2) Faktor Malabsorbsi
Menifestasi awal yang biasa terjadi adalah sering buang air besar, tinja
vitamin B12, folat dan besi yang mengakibatkan anemia, dan kalsium
33
absorsi, pengurangan luar permukaan, obstruksi limfatik, obat - obat,
Carman, 2019).
3) Faktor Makanan
tercemar, basi beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran dan buah
4) Faktor Lingkungan
penyakit diare pada lansia yaitu pembuangan tinja dan sumber air minum.
34
5) Faktor Perilaku
6) Faktor sosiodemografi
dari orang lain maupun media massa. Banyaknya informasi yang masuk
dimiliki mereka akan baik pula, seperti penyediaan air bersih yang
umur. Semakin tua usia pada lansia, maka semakin tinggi kecenderungan
terserang diare. Daya tahan tubuh yang rendah membuat tingginya angka
35
2.3.4 Patofisiologi Diare
atau melekat pada dinding usus pada penderita diare. Penelusuran diare
bisa melaluli fekal oral dari satu pasien ke pasien lainnya. Beberapa kasus
terkontaminasi.
osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
anak yaitu pembuangan tinja dan sumber air minum. Kebiasaan mencuci
36
risiko terjadinya diare.
mereka akan baik pula. Semakin tua usia pada lansia, maka semakin
kebersihan.
37
2.3.5 Pathway
Diare
Frekuensi BAB
meningkat
Peningkatan Kehilangan
cairan dan elektrolit
secara berlebihan
Hipovolemia
Gambar 2.1 Pathway GEA berhubungan dengan risiko kekurangan volume cairan
(PPNI, 2018)
38
2.3.5 Gejala dan Tanda Diare
1) Gejala Umum
a) Penderita mengalami berak cair atau lembek dan sering adalah gejala
khas diare.
2) Gejala Spesifik
a) Vibro cholera diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan
berbau amis.
39
2) Gangguan sirkulasi.
Pada diare akut, kehilang cairan dapat terjadi dalam waktu yang
singkat. Bila kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan, pasien dapat
darah (hipovolemia).
dari dalam tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan bernafas cepat untuk
5) Gangguan gizi.
output yang berlebih. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian
40
2.3.7 Penatalaksanaan Diare
Pada keadaan ini, buang air besar terjadi 3-4 kali sehari atau
disebut mulai mencret. Pasien yang mengalami kondisi ini masih mau
seperti air kelapa, larutan gula garam (LGG), air tajin, air teh maupun
oralit.
c) Membawa ke petugas kesehatan bila pasien tidak membaik dalam tiga hari
cairan lebih dari 10% berat badan. Diare ini diatasi dengan terapi C,
c) Kemudian berikan cairan rehidrasi oral 100 mL/kg selama 4 jam atau
terbatas/ diperdebatkan :
fosfat
b) Aktreotid (sadratatin)
c) Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu
42
6) Antibiotik bila perlu
keratin dan berat jenis urin dipakai sebagai indikator hidrasi dan untuk
2) Pemeriksaan tinja
43
4) Pemeriksaan serologis berguna untuk menegakkan diagnosis
intoleransi karbohidrat.
(Karen, dkk, 2018) upaya pencegahan diare yang benar dan efektif yang
3) Memakai alas kaki, terutama ditempat yang becek atau terdapat genangan
44
5) Menjaga hieginitas makanan dengan cara cuci buah dan sayur yang akan
dikonsumsi, masak makanan hingga matang, terutama daging dan ayam, hingga
70oC
45
2. 4 Konsep Asuhan Keperawatan Diare
2. 4. 1 Pengkajian
1) Identitas Pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis, alamat, agama dan tanggal
pengkajian. Tidak hanya pada balita saja yang terkena diare, biasanya orang
yang mengalami diare ialah terjadi pada lansia usia 60-65 tahun.
2) Identitas Keluarga
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh lemas dan haus, buang air besar (BAB) lebih dari
tiga kali sehari. BAB < 4 kali dengan konsistensi cair (diare tanpa
< 14 hari adalah diare akut. Bila diare berlangsung 14 hari atau lebih
46
c. Anus dan daerah disekitarnya timbul lecet karena sering
4) Fungsi Fisiologis :
1) Tanda-tanda vital
47
2) Keadaan umum
3) Kepala
4) Gastrointestinal
(1) Inspeksi : pada pasien dehidrasi berat akan terlihat lemas, sering BAB,
abdomen.
48
(4) Palpasi : apakah didapat supel (elastisitas dinding abdomen optimal)
(2) Fases bercampur lendir dan darah yang berhubungan dengan ulserasi
kolon
(3) Fases seperti air tajin (air beras) pada pasien kolera
a) Fungsi psikososial
Pada penderita diare fungsi psikososial yang timbul ialah lansia
takut akan mengalami cidera, gelisah akan kesehatannya, bersikap
protektif, berfokus pada diri sendiri, waspada dan fokus menyempit
(SDKI DPD PPNI, 2017).
b) Fungsi spiritual
Kaji aktivitas ibadah pada lansia dan hambatan pada saat beribadah.
Biasanya lansia dengan diare akan mengalami hambatan yakni tidak bisa
menuntaskan aktivitasnya sehingga ibadah akan terhambat.
49
c) Lingkungan
Kaji lingkungan sekitar lansia, termasuk bagaimana kamar seta
kamar mandi yang digunakan oleh lansia.
2. 4. 2 Diagnosa Keperawatan
2. 4. 3 Rencana Keperawatan
dengan nadi menurun dan teraba lemah, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, pasien merasa lemah dan haus serta suhu tubuh meningkat.
50
Diagnosa Tujuan dan Rencana Keperawatan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
51
2. 4. 4 Implementasi
mencapai tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang
pasien hadapi.
pelaksanaan agar tercapainya tujuan dan kriteria hasil yang sudah di buat
52
10) Menjelaskan kepada keluarga tentang penyakit, penyebab, dan akibat
53
2. 4. 5 Evaluasi
yang pasien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria
54
2. 7 Tabel evaluasi keperawatan pada pasien diare dengan masalah hipovolemia
Diagnosa Evaluasi
Keperawatan
Lansia Diare Data yang diperoleh dari respon pasien secara verbal
O (Objektif)
A (anlisis)
55
P (Planning)
56