Khutbah Idul Fitri mengingatkan umat Islam untuk mensyukuri pengampunan dosa selama Ramadhan dengan mengingat dosa-dosa terhadap sesama dan meminta maaf, serta melupakan masa lalu dan menikmati hari raya dengan penuh suka cita.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan5 halaman
Khutbah Idul Fitri mengingatkan umat Islam untuk mensyukuri pengampunan dosa selama Ramadhan dengan mengingat dosa-dosa terhadap sesama dan meminta maaf, serta melupakan masa lalu dan menikmati hari raya dengan penuh suka cita.
Khutbah Idul Fitri mengingatkan umat Islam untuk mensyukuri pengampunan dosa selama Ramadhan dengan mengingat dosa-dosa terhadap sesama dan meminta maaf, serta melupakan masa lalu dan menikmati hari raya dengan penuh suka cita.
Khutbah Idul Fitri mengingatkan umat Islam untuk mensyukuri pengampunan dosa selama Ramadhan dengan mengingat dosa-dosa terhadap sesama dan meminta maaf, serta melupakan masa lalu dan menikmati hari raya dengan penuh suka cita.
sidang jamaah idul fitri yang semoga dirahmati allah swt. ramadhan baru saja meninggalkan kita. seiring dengan terbenamnya matahari kemarin sore, maka pada saat itulah detik-detik terakhir kebersaaan kita dengan bulan ramadhan. ada rasa sedih serta haru yang menyelimuti perasaan kita, karena bulan ramadhan terasa begitu cepat berlalu. rasanya masih terbayang di pelupuk mata kita, saat-saat kita sahur bersama keluarga, saat-saat berbuka bersama dan saat-saat shalat tarawih bersama, ditengah terpaan ujian dan cobaan berupa pandemi covid 19. semua itu sungguh-sungguh meninggalkan kesan dan kenangan yang begitu indah, tidak mudah untuk kita lupakan. kini hati kita kemudian bertanya- tanya, akankah kita masih bisa bertemu lagi dengan bulan ramadhan pada tahun yang akan datang. karena tidak sedikit diantara kita yang pada ramadhan tahun yang lalu masih bersama-sama dengan suaminya, istrinya,anak-anaknya atau orang tuanya, tetapi pada bulan ramadhan tahun ini mereka tidak bisa bersama-sama lagi karena mereka telah berpulang keharibaan ilahi robbi, sungguh ini suatu kenyataan yang sangat memilukan. namun demikian, dibalik perasaan sedih dan rasa haru itu, tersemat pula rasa bahagia dan perasaan syukur kepada allah swt, atas segala amaliah- amaliah yang telah kita laksanakan selama bulan suci ramadhan. kurang lebih 30 hari lamanya, kita berjuang menahan makan dan minum, serta melawan hawa nafsu kita. betapa berat rasanya tantangan dan cobaan ini, tetapi dengan petunjuk dan hidayah serta pertolongan allah swt. alhamdulillah semua tantangan dan cobaan itu berhasil kita lalui, dan alhasil, pada pagi hari ini, kita telah berhasil keluar sebagai seseorang yang tidak lagi memiliki dosa-dosa kepada allah swt. sebagaimana hakikat idul fitri itu sendiri, yaitu kembalinya seorang manusia kepada fitrahnya yang putih, suci, dan bersih sebagaimana sehelai kertas yang tidak bernoda sedikitpun, atau sebagaimana bayi yang baru dilahirkan. rosulullah saw. bersabda : “man shooma romadhoona wakoomahu i-maanan wahtisaaban gufirotlahuu maa taqoddama min zammbih”. artinya : “barang siapa yag berpuasa pada siang hari dan bangun pada malam hari di bulan ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampunkan baginya dosa-dosanya yang telah lalu”. allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahilhamdu... hari ini kita telah berada pada tanggal 1 syawal, hari raya idul fitri, dimana seluruh umat islam diseluruh penjuru dunia pada hari ini bergembira dan bersuka cita. kumandang takbir, tahmid dan tahlil bergema dimana- mana. ini adalah bentuk ungkapan kegembiraan sebagai rasa syukur kepada allah swt. alhamdulillah pada tahun ini kita diberikan kelonggaran untuk melakasanakan sholat idul fitri secara normal yakni di masjid ataupun di lapangan, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. betapa banyak umat islam yang pada hari ini tumpah ruah berhari raya dan beridul fitri. akan tetapi,bila kita cermati, tidak sedikit pula diantara umat islam yang pada hari ini mereka hanya sekedar berhari raya tetapi tidak ikut beridul fitri. karena orang yang berhari raya belum tentu termasuk orang yang beridul fitri, sedangkan orang yang beridul fitri sudah pasti berhari raya. orang-orang yang beridul fitri pada hari ini adalah orang-orang yang sebagaimana dijelaskan oleh nabi kita dalam sabdanya tadi, yaitu orang- orang yang berpuasa dan melaksanakan sembahyang malam yang tidak lain adalah sembahyang tarawih dan sembahyang sunnah lainnya sedangkan orang-orang yang sekedar berhari raya pada hari ini tidak lain yaitu orang-orang yang melalaikan perintah puasa tanpa uzur, dan bagi mereka tidak ada hak untuk ikut beridul fitri pada hari ini. bila kegembiraan mereka pada hari ini ditandai dengan memperindah penataan bangunan rumahnya, makanan dan minuman yang begitu banyak, serta pakaian- pakaian yang bagus, baru dan mahal, maka kegembiraan orang-orang yang beridul fitri tidaklah sama. tidak ada yang melebihi kegembiraan orang-orang yang beridul fitri pada hari ini,yaitu yang pertama, kegembiraan karena telah mendapatkan rahmat dari allah swt. lalu yang kedua kegembiraan karena telah mandapatkan ampunan dari allah swt. kemudian kegembiraan yang ketiga yaitu karena telah dibebaskan dari api neraka. sungguh-sungguh tiada kegembiraan yang mampu menandingi kegembiraan orang-orang yang beridul fitri pada hari ini. sehingga tiada berguna lagi rumah yang indah, tiada berarti lagi makanan dan minuman yang berlimpah, dan tiada bermakna lagi pakaian-pakaian yang baru dan mahal, apabila ketiga hal tersebut diatas tidak kita dapatkan. allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar walillahilhamdu... kesyukuran kita atas segala pengampunan dosa-dosa kita kepada allah swt. sepatutnya pula kita iringi dengan ketakutan kita terhadap dosa-dosa yang lain, yaitu dosa-dosa dan kesalahan kita kepada sesama manusia. maka mudah-mudahan momentum idul fitri kali ini, kita diberikan petunjuk oleh allah swt. sehingga hati kita selalu terbuka untuk selalu mengingat dua perkara sekaligus melupakan dua perkara pula. hal pertama yang harus selalu kita ingat-ingat yaitu, ingatlah selalu perbuatan buruk, ataupun kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa yang pernah kita perbuat terhadap orang lain, sekecil apapun keburukan tersebut. karena di dalam sebuah hadist qudsy dijelaskan bahwa sesungguhnya allah swt. telah berfirman yang artinya : “wahai hambaku, adapun segala dosa dan kesalahan mu kepadaku, maka sungguh-sungguh aku maha pengampun lagi maha penyayang. akan tetapi segala dosa-dosa dan kesalahanmu kepada sesama manusia, maka harus kamu selesaikan dengan manusia itu sendiri”. hal ini lebih dipertegas lagi dengan sabda nabi kita : “yaa ayyuhannaasuttaquu robbakum walaa yadhlimu ahadum minkum mu’minan, illaa intaqomallaahu minhu yaumal qiyaamah”. artinya : “wahai manusia! takutlah kamu kepada tuhanmu dan janganlah ada seorang yang menzolimi seorang mukmin, melainkan pasti allah akan membalasnya pada hari kiamat”. oleh karena itu, jangan pernah kita menganggap remeh perbuatan buruk yang pernah kita lakukan kepada orang lain sekecil apapun dosa itu. karena bisa jadi, dosa yang dianggap kecil itu justru bernilai sangat besar disisi allah swt. nabi kita bersabda : “a’dhomuz zunuuby inndallaahi asghoruhaa inndannaas, wa asghoruz zunuuby inndallaahi a’dhomuhaa inndannaas”. artinya : “dosa-dosa yang besar disisi allah adalah dosa yang dianggap kecil oleh manusia, dan dosa- dosa yang sangat kecil disisi allah adalah dosa yang dianggap besar oleh manusia”. oleh karena itu, jangan pernah kita merasa aman sebelum kita meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti, apakah itu menyakiti badannya, ataupun menyakiti perasaannya. kemudian yang kedua, kita harus selalu mengingat-ingat kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan orang lain kepada kita, sekecil apapun kebaikan itu, meskipun hanya suguhan segelas air minum atau senyuman manis yang diberikan kepada kita. dengan terus-menerus mengingat-ingat kebaikan orang tersebut, maka akan tergugahlah hati kita untuk bersegera membalas kebaikan itu. karena perbuatan baik itu laksana minyak wangi yang tidak hanya mendatangkan manfaat bagi orang yang memakainya, tetapi juga orang-orang yang berada disekitarnya akan ikut merasakannya, dan manfaat pysikologis dari kebaikan itu akan terasa seperti obat-obat manjur yang tersedia di apotik orang-orang yang berhati baik dan berhati mulia. kebaikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya, dan kebaikan sebaik rasanya. selanjutnya, dua hal yang harus selalu kita lupakan yaitu : yang pertama, mari berusaha melupakan kebaikan-kebaikan yang pernah kita berikan kepada orang lain sebesar apapun kebaikan itu. mari menanamkan keikhlasan pada setiap kebaikan yang kita perbuat, dengan semata-mata mengharap keridha’an allah swt. allah swt. berfirman : “yaa ayyuhalladziina a-manu laa tubtilu shodaqootikum bilmanny wal aza”. artinya : “wahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu menghilangkan pahala kebaikanmu dengan selalu menyebut-nyebut kebaikan tersebut”. mudah- mudahan kita terhindar dari sifat-sifat seperti itu. lalu hal kedua yang harus kita lupakan yaitu, mari berusaha untuk melupakan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat oarang lain kepada kita sebesar apapun kesalahan itu. mari kita membuka lembaran baru, dan kita tututp lembaran masa lalu. jangan sampai kita terjebak dalam persoalan-persoalan masa lalu. mari kita selamatkan diri kita dari bayangan kelam masa silam. keresahan kita atas apa yang telah diperbuat orang lain kepada kita, panasnya api emosi yang membakar jiwa kita, semua itu adalah kondisi yang naif, ironis, memprihatinkan dan menakutkan. berkas-berkas cerita masa lalu itu sebaiknya kita lipat dengan rapi lalu kita simpan dalam ruang penglupaan. pada hari kita hidup saat inilah sebaiknya kita membagi waktu dengan bijak. kita jadikan setiap menitnya laksana ribuat tahun dan setiap detiknya laksana ratusan bulan. kita tanamkan kebaikan sebanyak- banyaknya pada hari ini, lalu kita persembahkan sesuatu yang paling indah untuk hari ini, beristigfar dan saling memohon maaf atas segala dosa dan kesalahan kita. mari menikmati hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan. terimalah rezeki, istri, suami, anak-anak kita, tugas-tugas ilmu dan jabatan kita pada hari ini dengan penuh keridhaan. mari hidup hari ini tanpa kesedihan, tanpa kegalauan, tanpa kemarahan, kedengkian dan kebencian. jangan lupa kita goreskan pada dinding hati kita dengan kata-kata “yang lalu biarlah berlalu”, yakni, apabila kita dapat meminum air jernih dan segar pada hari ini, maka mengapa kita harus bersedih atas air asin yang telah kita minum kemarin, atau malah kita menghawatirkan air hambar yang belum tentu itu akan terjadi. hari ini adalah hari yang berbahagia. wahai manusia! setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas, setelah sakit ada kesembuhan. setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan ada petunjuk. sampaikan kabar gembira pada sang dewi malam, bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak- puncak gunung dan dasar-dasar lembah. kabarkan kepada orang-orang yang dilanda kesusahan, bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. kabarkan pula kepada orang-orang yang berselisih bahwa kelembutan dan dekapan hangat telah tiba pada hari ini. mari memohon kepada penguasa alam semesta, supaya mendinginkan panasnya kalbu kita dengan salju keyakinan, memadamkan bara jiwa kita dengan air keimanan. semoga dituangkan kedamaian pada jiwa kita yang masih bergejolak, semoga ditunjukkan pandangan kita yang kebingungan kepada cahayanya, semoga dibimbing sesatnya perjalanan kita kearah jalan-nya yang lurus, dan semoga dituntun orang-orang yang menyimpang dari jalannya merapat ke hidayah-nya. Akhirnya, saya mengajak kita semua untuk berlomba-lomba mengulurkan tangan, meraih pahala terbesar, sebagaimana telah digambarkan oleh nabi kita Muhammad SAW, bahwa orang yang paling banyak pahalanya disisi Allah di antara dua orang yang berselisih adalah orang yang mau memulai lebih dahulu mengulurkan tangannya, diiringi kata- kata permohonan maaf. Semoga Allah swt. melapangkan dada kita sehingga kita dimudahkan untuk dapat memohon maaf dan memberi maaf. Baarokallaahu lii walakum fil qur’aanil adzim... Wanafa’ani bimaa fiihi minal a-yaati wadzikril hakim... Wataqobbal minni waminkum tilaawatahuu innahu huwas samii-ul aliim... Aquulu qouli haadza, innahu huwal ghofuururrohim...