Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Khutbah Idul Fitri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Idul Fitri

Pagi ini matahari cerah menyambut kedatangan bulan syawal, menyambut


kemenangan setelah sebulan penuh kita membina ketakwaan, mengaharpakan ridho
Allah SWT, dan mengendalikan nafsu, menahan amarah yang ada pada diri kita,
menahan dari bujuk rayu setan, hari ini alhamdulillah Allah SWT memberikan umur
panjang pada kita semua sehingga kita pada saat ini bisa menuju kemenangan pada 1
syawal 1444 H yang insyaallah diberkahi oleh Allah SWT.

Dalam surat al-baqarah ayat 185 Allah swt berfirman,

‫ۖ َولِ ُت ْك ِملُوا ْال ِع َّد َة َولِ ُت َك ِّبرُوا هّٰللا َ َع ٰلى َما َه ٰدى ُك ْم َو َل َعلَّ ُك ْم َت ْش ُكر ُْو َن‬
Artinya:. Hendaklah kamu mencukupkan bilangan puasa lalu bertakbir/mengagungkan
Allah atas hidayah yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.

Dalam ayat ini Allah SWT secara jelas menjelaskan yaitu setelah dicukupkan bilangan
puasanya maka bertakbirlah menganggungkan Allah atas hidayah diberikan kepadamu
agar kamu bersyukur. Kita semua pasti tahu bilangan puasa yang dicukupkan dalam
ayat ini maksudnya berada diantara 29 hari dan 30 hari berpuasa setelah itu
walitukabirullah atau takbir menganggungkan nama Allah atas hidayahnya yang
diberikan kepada kita semua. Masya Allah, hari ini Allah dengan segala kebesarannya
telah memberikan hidayah pada kita hambanya..

Jamaah idul fitri rahimakummullah...

Hidayah ini hak progratif Allah SWT, diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki oleh
Allah SWT kita bisa lihat dalam sejarah, ada anak nabi tidak mendapat hidayah, tidak
terpanggil mengikuti kebenaran yang disampaikan bapaknya namanya kan’an putra
nabi Nuh A.S, ada ayah nabi yang bernama adhar ayah nabi Ibrahim putranya
penegak tauhid ayahnya produsen dan penjual berhala, ada istri nabi, istrinya nabi Luth
tidak mendapat hidayah tidak terpanggil mengikuti kebenaran, lalu ada abu jahal/abu
lahab paman nabi SAW, melihat nabi, menyaksikan mukzizat, mendengar wahyu,
melihat tutur kata nabi tetapi hidayah tidak datang padanya, maka mereka tidak
terpanggil mengikuti kebenaran. Kita yang ada pada hari ini masyaALLAH
alhamdulillah, keponakan nabi juga bukan dzuriat nabi juga bukan tetapi Allah SWT
memberikan kita hidayah yaitu beriman kepada ALLAh SWT dan mengikuti islam,
hidayah ini kita harus pelihara, harus kita jaga baik-baik karena hidayah itu hak progratif
Allah SWT dan (yakni maiyassa) diberikan kepada siapa saja yang
dikehendakinya ...allah hu akbar, allahuakbar, allahuakbar walilahilhamd.
Hadirin jamaah ID yang dirahmtai oleh Allah SWT

Kalimat takbir menandakan kemenangan, menandakan kita telah selesai berperang


dengan musuh yang tidak terlihat dalam sebulan kemarin, menandakan kita
menganggunkan Allah SWT dalam peperangan itu hingga menang, La Ilaha Ilallah hu
wadah, sadakah wadah, wanasara abadah, wa a’ajajunjah, wah ah jamal ahja ba wah
ahda, tidak ada Tuhan selain Allah, esa tidak beranak, tidak diperanakan, tidak bisa
diumpamakan dengan apapun, sadakah wadah (Allah yang maha menapati janjinya),
wanasara abadah (Allah yang maha menolong hambanya), kalo bukan kebesaran Allah
kita mungkin tidak dapat hidayah untuk merasakan idul fitri pada hari ini, kalo bukan
kebesaran Allah maka berat perjuangan ramadhan kemarin, karena melawan musuh
yang tidak nyata, itulah puasa..itulah yang lebih berat dari perjuangan mengankat
senjata,

Dari semalam bapak/ibu rahimakumullah, mendengar kumandang gema takbir


berkumandang di pelosok negeri, di desa di kota bahkan sampai kepada tempat tinggal
kita masing-masing melalui toa mesjid dan mushola, rasa-rasanya kumandang takbir itu
menembus dada yang paling dalam yang ada pada diri kita, seakan-akan takbir itu
menghembuskan nafas yang ada pada qalbu jiwa hati yang ada pada diri kita, yang
tanpa terasa gema takbir yang berkumandang Allahuakbar allahuakbar allahuakbar
menghantam nurani kita, dan pada saat itu bisa jadi terbayang orang-orang tercinta,
yang pada saat lebaran kemarin mereka masih ada ditengah-tengah kita, yang pada
saat kemarin mereka masih bisa kita datangi untuk bermaaf-maafan, masih bisa kita
peluk, masih bisa kita cium terutama terbayang betapa agungnya wajah orang tua kita,
demi Allah bagi siapapun mereka yang mempunyai orang tua tidak akan pernah
dipungkiri ketika hari idul fitri tiba air mata menetes air mata tumpah yang dimana di
dalam hati mereka pasti mengatakan bapak/ibu kami sayang pada kalian, kami rindu
berkumpul dengan kalian dan hanya ini yang bisa kami kirimkan pada kalian. yang hari
ini mungkin mereka sudah menikmati alam kubur mereka, mereka menikmati kiriman-
kiriman amal, kiriman-kiriman ayat al-quran dari tadarusan kita dan kiriman-kiriman doa
kita, orang tua kita pasti merasa nikmatnya mempunya anak yang saleh/salehah
mereka merasa terbayar sudah pengorbanan melahirkan dan membesarkan kita.
(Rabigfirli waliwalidayah warhamuma kama rabayani saghira),

Hadirin jamaah idul fitri rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini mari kita menambahkan rasa syukur kita kepada Allah
SWT, tambah rasa sayang kita kepada Allah dan tambah rasa yakin kita akan kekuatan
Allah SWT (la haula wala kuwata ila bilahil aliyil adzim) marilah bermohon kepada Allah
atas segala kehilafan hidup dalam kehidupan, bermohon agar selalu diberikan
istiqamah dalam ibadah seperti halnya kita beribadah pada bulan ramdhan kemarin,
dan berharap agar nilai-nilai ibadah kemarin bisa menjadi bekal untuk kehidupan akhirat
kita nantinya, namun sudah pasti Kita juga tidak hanya bersalah kepada Allah SWT
saja, kita juga sudah pasti bersalah pada sesama manusia yang ada di muka bumi ini
karena proses sosial pergaulan kita, kita pasti sering menyakiti hamba Allah yang lain
yang tanpa sengaja keluar dari mulut kita maupun perilaku kita,

dalam Sebuah hadits, sahabat ditanya oleh rasuullah SAW: saudara-saudara tau siapa
orang yang bangkrut?

Sahabat menjawab: orang bangkrut itu tidak punya harta, dan tidak punya uang

Salah jawab rasul, orang yang bangkrut dari umatku yaitu orang yang besok di hari
kiamat datang mereka menghadap Allah SWt mereka membawa amal sholat mereka,
amal puasa mereka, amal haji mereka dan amal sedekah mereka akan tetapi itu hanya
di satu sisi saja disisi lain orang ini juga datang membawa banyak kesalahan terhadap
sesama saudara muslim lainnya, kesalahan karena pernah mencaci maki sesama
manusia, pernah memfitnah orang, pernah memakan harta orang dengan cara yang
zalim, kalo ini yang terjadi maka kata nabi: pahala kebaikan itu akan diberikan kepada
orang yang dia sakiti, jika sudah habis pahala orang tersebut sedangkan orang disakiti
masih banyak tuntutannya maka akan diambil dosa dari orang yg disakiti itu dan
dipindahkan kepada orang tersebut sehingga orang tersebut pun habis amal
kebaikannya dihadapan ALLAH SWT, pahala di ambil dosa ditambahkan sehingga
bangkrut lah dia di hari kiamat. Ibarat berdagang, modal habis hutang pun bertumpuk,
hal ini dikarenakan orang tersebut cuman baik kepada Allah SWT saja dan tidak baik
hubungannya sesama manusia.

Oleh karena itu mari di momentum yang indah ini, kita perbaiki kembali hubungan
sesama kita sebagai manusia, kita datangi mereka semua orang-orang yang pernah
kita sakiti yang masih hidup, kita doakan orang –orang yang kita sakiti yang sudah
meninggal dan kita datangi keluarga mereka untuk menyambungkan kembali hubungan
yang agak retak ini, jangan jadikan jarak dan waktu sebagai alasan untuk tidak
bersilahturahmi dan memohon maaf, ajak anak dan istri kita untuk kenal dengan
keluarga orang tua kita, keluarga dari ibu kita dan bapak kita, masyarakat dan teman-
teman kita agar mereka juga tahu keluarga dan pada saat nanti kita pulang ke kampung
akhirat maka keluarga itulah yang menjadi sandaran mereka, memintalah maaf,
sebesar apapun kesalahan kita dan orang yang melakukan salah itu, bukakan lah pintu
permohonan maaf karena sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Ingatlah hidup di dunia hanya semntara saja kita akan kembali kepada
Allah SWT untuk dimintai pertanggungjawaban, sifat ego yang masih tidak mau
memaafkan akan membuat kita rugi sendiri di kampung akhirat nanti.
Rasulullah Saw bersabda :

Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa pernah melakukan kezaliman terhadap


saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka
hendaklah ia minta dihalalkan atau dimaafkan darinya hari ini, sebelum dinar dan
dirham tidak berguna lagi yaitu kematian (H.R. Bukhari)

Marilah kita mensyukuri nikmat ini, menyukuri hidayah ini karena dengan
mensyukuri makna idul fitri akan meresap, kembali kepada fitrah kita sebagai
manusia, fitrah adalah kesucian seperti yang digambbarkan banyak para ulama
yaitu kembali lahir seperti bayi yang baru dialhirkan ibunya, bersih, suci dan
tanpa dosa lantaran sudah dibersihkan oleh ibadah ramadhan

Ada pepatah arab mengatakan (laisa al id liman labisa jadid, wa lakinna al idu
liman takwa hu yazid), hari raya idul fitri bukan bagi orang-orang yang
mengenakan pakaian baru, tapi bagi orang-orang yang takwannya bertambah
karena dia bersyukur kepada Allah SWT. Semoga kita semua slelau mendapat
hidayah dan selalu bersyukur atas nikmat Allah....aminn ya rabbal alamin...

Anda mungkin juga menyukai