Farmakoterapi Tugas 2-1
Farmakoterapi Tugas 2-1
Farmakoterapi Tugas 2-1
A. Skrining Farmasetik
1. Spironolacton 25 mg
● Kandungan Obat: Spironolacton
● Bentuk Sediaan: Tablet
● Kekuatan: 25 mg
● Aturan pakai: 1 x 1 pada pagi hari
● Stabilitas: Tidak stabil pada pH asam dan basa (Suryani, et. al, 2019)
● Cara Pemberian: Oral
● Lama Pemberian: 30 tab untuk 1 x 1 konsumsi, maka pemberian
selama 30 hari
3. Thrombo Aspilets 80 mg
● Kandungan Obat: Asam Asetilsalisilat
● Bentuk Sediaan: Tablet
● Kekuatan: 80 mg
● Aturan pakai: 2 x 1
● Stabilitas: Asam asetilsalisilat stabil pada udara kering tetapi bila
dalam lingkungan yang lembab akan terhidrolisis menjadi asam
salisilat dan asam asetat (Dwiangga, 2010).
● Cara Pemberian: Oral
● Lama Pemberian: 30 tab untuk 2 x 1 konsumsi, maka pemberian
selama 15 hari
4. Clopidogrel 75 mg
● Kandungan Obat: Clopidogrel
● Bentuk Sediaan: Tablet
● Kekuatan: 75 mg
● Aturan pakai: 1x1
● Stabilitas: Stabil pada suhu dan kelembaban yang dipercepat (40oC
dan 75% RH)
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/289387787_Physico-chemic
al_studies_on_stability_of_clopidogrel_tablet_formulations
● Cara Pemberian: Oral
● Lama Pemberian: 30 tab untuk 1x1 konsumsi, maka pemberian
selama 30 hari
5. Simvastatin 20 mg
● Kandungan Obat: Simvastatin
● Bentuk Sediaan: Tablet
● Kekuatan: 20 mg
● Aturan pakai: 1x1 malam hari
● Stabilitas: Stabil pada suhu dan kelembaban yang baik
● Cara Pemberian: Oral
● Lama Pemberian: 30 tab untuk 1x1 kali konsumsi, maka pemberian
selama 30 hari
6. Bisoprolol
● Kandungan Obat: Bisoprolol
● Bentuk Sediaan: Tablet
● Kekuatan: 2,5 mg
● Aturan pakai: 1x1
● Stabilitas: Stabil pada suhu dan kelembaban yang baik
● Cara Pemberian: Oral
● Lama Pemberian: 30 tab untuk 1x1 konsumsi, maka pemberian
selama 30 hari
B. Skrining Klinis
1. Spironolacton
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi Spironolacton:Hipertensi, Sirosis, hipokalemia,
hiperaldosteronism primer (Medscape, 2022)
- Dosis Obat: Geriatri ⇒ 25-100 mg/ hari untuk hipertensi
(Medscape, 2022)
- Ketepatan: Tepat Indikasi dan dosis
- Efek samping obat: gynecomastia, hiperkalemia, hipotensi,
gangguan ginjal (drugs.com)
- Interaksi:
- Moderate Interaction: Spironolacton dan bisoprolol dapat
menurunkan tekanan darah dan memperlambat detak
jantung yang dapat menyebabkan pusing, lemas, pingsan,
detak jantung cepat atau tidak teratur, serta kehilangan
kendali glukosa darah (drugs.com).
2. Nitrokaf Retard
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi: Angina pektoris atau kerusakan ginjal (Medscape, 2022)
- Dosis obat: 2,5 - 6,5 mg setiap 6-8 jam, masing-masing 1 tablet
(Medscape, 2022)
- Ketepatan: Tepat Indikasi, tetapi tidak tepat dosis
- Efek samping obat: Sakit kepala, detak jantung cepat maupun
lambat, mulut kering, penglihatan kabur (drugs.com)
- Interaksi:
- Minor Interaction: Asetil salisilat dapat meningkatkan efek
nitrokaf retard yang mungkin dikarenakan mekanisme di
sistem prostaglandin (drugs.com).
● Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
- Aturan: 1 kali sehari
- Cara : Diminum setelah makan
- Lama Penggunaan : 60 hari
● Duplikasi dan/atau polifarmasi : tidak terdapat duplikasi
3. Thrombo Aspilets
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi: penyakit kardiovaskuler yang menghambat peredaran
darah, seperti antikoagulan.
- Dosis obat: 80-160 mg/hari
Ketepatan: Tepat Indikasi dan dosis
● Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
- Aturan: 2 kali sehari
- Cara : Diminum setelah makan
- Lama Penggunaan : 15 hari
● Efek samping obat: dispepsia, epigastric, heartburn, nausea
(drugs.com).
● Interaksi:
- Moderate Interaction: Kombinasi asam asetil salisilat dengan
clopidogrel dapat menyebabkan perdarahan yang tidak biasa, sakit
perut yang parah, lemas, dan munculnya tinja berwarna hitam dan
lembek (drugs.com).
● Duplikasi dan/atau polifarmasi : Tidak terdapat duplikasi
4. Clopidogrel 75 mg
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi: Menurunkan kejadian aterosklerotik (infark miokardia,
stroke, dan kematian vaskuler) pada pasien dengan riwayat
aterosklerosis yang ditandai dengan serangan stroke yang baru
terjadi, infark miokardia yang baru terjadi atau penyakit arteri
perifer yang menetap (PIONAS, 2015).
- Dosis obat: 75 mg sekali sehari dengan atau tanpa makanan. Tidak
perlu penyesuaian dosis pada pasien lanjut atau dengan kelainan
fungsi ginjal (PIONAS, 2015).
- Ketepatan: Tepat indikasi dan tepat dosis
● Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
- Aturan pakai: 1x1 masing-masing 1 tablet 75 mg
- Cara: Oral
- Lama penggunaan obat: 30 hari
● Duplikasi dan/atau polifarmasi: Tidak terdapat duplikasi dan/atau
polifarmasi
● Efek samping obat: Dispepsia, nyeri perut, diare; perdarahan
(termasuk perdarahan saluran cerna dan intrakranial); lebih jarang
mual, muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak lambung
dan usus besar, sakit kepala, pusing, paraestesia, leukopenia, platelet
menurun (sangat jarang trombositopenia berat), eosinofilia, ruam
kulit, dan gatal; jarang vertigo; sangat jarang kolitis, pankreatitis,
hepatitis, vaskulitis, kebingungan, halusinasi, gangguan rasa,
gangguan darah (termasuk trombositopenia purpura, agranulositosis,
dan pansitopenia), dan reaksi seperti hipersensitivitas (termasuk
demam, glomerulonefritis, nyeri sendi, sindrom Steven Johnson,
linchen planus (PIONAS, 2015).
● Interaksi: Klopidogrel dapat mengalami interaksi dengan obat
Espmeprazole, omeprazole, fluvoxamine, moclobemide, ticlopidine,
carbamazepine, dan efavirenz. Penggunaan bersama klopidogrel dapat
menurunkan efek pengencer darah (antiplatelet) (PIONAS, 2015).
5. Simvastatin 20 mg
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi: Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe IIa)
pada pasien yang tidak cukup memberikan respons terhadap diet
dan tindakan-tindakan lain yang sesuai; untuk mengurangi insiden
kejadian koroner klinis dan memperlambat progresi aterosklerosis
koroner pada pasien dengan penyakit jantung koroner dan kadar
kolesterol 5,5 mmol/l atau lebih.
- Dosis obat: Hiperkolesterolemia, 10 mg sehari malam hari,
disesuaikan dengan interval tidak kurang dari 4 minggu; kisaran
lazim 10-40 mg sekali sehari malam hari. Penyakit jantung
koroner, awalnya 20 mg sekali sehari malam hari.
- Ketepatan: Tepat indikasi, tetapi tidak tepat dosis
● Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
- Aturan pakai: 1x1 masing-masing 1 tablet 20 mg di malam hari
- Cara: Oral
- Lama penggunaan obat: 30 hari
● Duplikasi dan/atau polifarmasi: Tidak terdapat duplikasi dan/atau
polifarmasi
● Efek samping obat: Ruam kulit, alopesia, anemia, pusing, depresi,
parestesia, neuropati perifer, hepatitis, sakit kuning, pankreatitis;
sindrom hipersensitivitas (termasuk angioedema) jarang dilaporkan
(PIONAS, 2015).
● Interaksi: Penurunan kadar simvastatin dalam darah jika dikonsumsi
dengan suplemen John’s wort; Peningkatan kadar elbasvir atau
grazoprevir di dalam darah; Peningkatan waktu pembekuan darah jika
digunakan dengan coumarin atau antikoagulan; Peningkatan risiko
terjadinya kelainan otot (miopati) dan termasuk rhabdomyolysis jika
digunakan dengan amiodarone, amlodipine, colchicine, daptomycin,
diltiazem, lomitapide, verapamil, gemfibrozil, ciclosporin, danazol,
asam fusidat, penghambat CYP3A4, atau penghambat
6. Bisoprolol 2,5 mg
● Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Indikasi: Hipertensi dan angina, gagal jantung kronik (PIONAS,
2015).
- Dosis obat: Hipertensi dan angina. Satu tablet 5 mg sehari sekali
pada pagi hari sebelum atau sesudah makan. Dalam kasus
sedang/tidak terlalu berat, satu tablet sehari mungkin cukup.
- Ketepatan: Tepat Indikasi, tetapi tidak tepat dosis
● Aturan, cara, dan lama penggunaan obat
- Aturan pakai: 1x1
- Cara: Oral
- Lama penggunaan obat: 30 hari
● Duplikasi dan/atau polifarmasi: Tidak terdapat duplikasi dan/atau
polifarmasi
Bisoprolol meningkatkan efek hipoglikemik dari insulin
Alasan masuk RS : Sesak → Berarti akut karena gada riwayatnya.
Dikarenakan pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes maka perlu
diperhatikan pada pengobatan hipertensinya. Menurut International Society of
Hypertension global hypertension practice guideline tahun 2020, pasien
hipertensi dengan komorbid berupa diabetes harus diberi perawatan khusus:
1) Tensi harus diturunkan jika mencapai ≥140/90 mmHg dan ditargetkan
hingga <130/80 mmHg (<140/80 pada pasien usia lanjut)
2) Harus diikuti dengan penggunaan RAS inhibitor (Calcium Channel
Blocker dan/atau diuretik golongan tiazid seperti furosemide,
spironolactone)
3) Harus diberi obat golongan statin jila LDL-C >70 mg/dL (diabetes
dengan kerusakan organ) atau LDLC-C >100 mg/dL (untuk
diabetes tanpa komplikasi)
4) Harus diikuti dengan penurun glukosa dan lipid
Unger, T., Borghi, C., Charchar, F., Khan, N. A., Poulter, N. R., Prabhakaran, D., ... &
Schutte, A. E. (2020). 2020 International Society of Hypertension global hypertension
practice guidelines. Hypertension, 75(6), 1334-1357.
Berdasarkan persyaratatan tersebut, pemberian pengobatan pada terapi
pasien sudah memenuhi syarat terapi.
Pada pukul 4 bisa terjadi interaksi → bisa jadi di waktu pemberian → mengapa
tidak boleh diberikan pukul 4 → tensi tinggi karena tidak bisa tidur
6 Ranitidine P3.3
Sumber: Medscape