DTBT
DTBT
DTBT
b. 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan korelasi terhadap
banyaknya produk
1. Faktor gangguan
→ Memiliki korelasi negatif terhadap banyaknya produk. Semakin banyak ganggguan makin
sedikit produk yang diberikan dan sebaliknya.
→ Gangguan terhadap tanaman selama proses pertumbuhan dapat disebabkan oleh gangguan
biologis (hama, penyakit, gulma) dan gangguan mekanis (bencana)
2. Faktor iklim
→ Dapat berkorelasi positif dan negatif pada tingkat tertentu.
→ Tingkat tertentu dari suatu faktor yang memberikan pengaruh baik terhadap jumlah produk
yang diberikan disebut tingkat optimum karna produk maks
3. Faktor esensial (hara, air, cahaya matahari)
→ Air dan hara berperan penting bagi tanaman, bila kekurangan akan mengganggu aktivitas
tanaman sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan dan tanaman akan mati.
4. Faktor bahan tanam
→ Korelasi positif terhadap banyaknya produk. Makin baik sifat bahan tanaman, makin banyak
produk yang dihasilkan.
→ Gunakan bahan tanaman bersifat unggul (varietas unggul)
Padi merupakan komoditas yang strategis di Indonesia.
a. fase pertumbuhan dan tahapan pertumbuhan
→ Tiga fase pertumbuhan
1) Vegetatif : awal pertumbuhan / berkecambah sampai pembentukan malai (45 hari)
a) Tahap 0 : berkecambah sampai muncul ke permukaan
b) Tahap 1 : pertukaran
c) Tahap 2 : anakan
d) Tahap 3 : pemanjangan batang
2) Reproduktif : pembentukan malai sampai pembungaan (35 hari)
a) Tahap 4 : pembentukan malai sampai bunting
b) Tahap 5 : heading (tahap keluar malai)
c) Tahap 6 : pembungaan
3) Pematangan : pembungaan sampai panen / gabah matang (30 hari)
a) Tahap 7 : gabah matang susu (menjadi lunak dan mulai menguning).
b) Tahap 8 : gabah ½ matang menguning.
c) Tahap 9 : gabah matang, berkembang penuh, keras, dan berwarna kuning penuh.
b. penerapan SRI (System of Rice Intensification) sebagai salah satu teknologi budidaya tanaman padi.
→ Pendekatan yang menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman, dan air melalui
pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal berbasis kegiatan ramah lingkungan.
→ Mulanya dikembangkan di Madagaskar (1980) melalui uji coba di Asia. Hasilnya menunjukkan
bahwa budidaya padi model SRI mampu meningkatkan hasil dibanding budidaya konvensional,
meningkatkan pendapatan, efisiensi produksi dan usaha tani secara finansial, dan pangsa harga
pasar produk lebih tinggi sebagai beras organik.
→ Penerapan sri berdasarkan 6 komponen penting :
1) Transplanting bibit muda
2) Bibit ditanam satu batang
3) Jarak tanam lebar
4) Kondisi tanah lembab (irigasi berseling)
5) Penyiangan
6) Menggunakan bahan organik (kompos)
→ Metode SRI cocok diterapkan di Indonesia karena persoalan lahan yang terus menyempit
sehingga SRI merupakan cara meningkatkan produksi beras dengan inovasi teknologi. Teknologi
SRI menjadi pilihan karena metodenya ramah lingkungan, efisiensi penggunaan input benih / air
(hemat air), penggunaan pupuk organik yang mampu menjaga kesuburan tanah serta mengurangi
ketergantungan pada pupuk kimia.
Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet dan harus mengikuti
aturan tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi, menguntungkan serta berkesinambungan.
a. Hal yang harus diperhatikan dalam penyadapan
1) Penentuan matang sadap
→ Harus diketahui kematangan pohon karet yang akan disadap.
→ Melihat umur dan mengukur lilit batang. Pohon karet yang sudah siap sadap dengan lingkar
batang 45 cm.
→ Kebun disadap bila 55 % pohonnya sudah menunjukkan matang pohon.
2) Peralatan sadap
→ Mal sadap / patron : membuat gambar sadapan yang pertama
→ Pisau sadap :
→ Talang lateks : mengalirkan cairan lateks dari irisan sadap ke mangkuk
→ Cincin mangkuk : dari kawat dan digantung pada tali cicin sebagai tempat meletakkan
mangkuk sadap
→ Tali cincin : mnggantungkan cincin mangkuk
→ Meteran : menentukan tinggi bidang sadap dan mengukur lilitan batang pohon
→ Pisau mal : menorehkan kulit batang saat akan membuat gambar biidang sadap
→ Quadri / sigmat : mengukur tebal kulit yang disisakanan saat penyadapan agar
penyadapan tidak melukai kambium atau pembuluh empulur.
3) Penggambaran bidang sadap
→ Salah penggambaran = salah pembuatan bidang sadap.
→ Langkah penentuan bidang sadap
a) Tinggi bukaan sadap
Pohon asal biji, tinggi bukaan sadapan pertama adalah 100 cm dari permukaan tanah
sampai ujung.
Pohon asal okulasi, bukaan sadapan pertama dilakukan pada tinggi 130 cm dari batas
pertautan bidang okulasi sampai titik terendah sadapan.
b) Arah sadap yang benar
Sadap bawah : kiri atas ke kanan bawah
Sadap atas : kanan bawah ke kiri atas
c) Bidang sadap
Berkas pembuluh lateks membentuk sudut dari arah kiri bawah ke kanan atas, berpola
spiral terhadap bidang vertikal. Penyadapan dilakukan dari kiri atas ke kanan bawah
membentuk sudut 30˚ - 45˚ terhadap garis horizontal.
d) Panjang irisan sadap
S/2 : ½ lingkaran batang pohon
S/4 : ¼ lingkaran batang
S/3 : 1/3 lingkaran batang
S : satu lingkaran
4) Pelaksanaan penyadapan
→ Kulit karet yang akan disadap dibersihkan dulu agar pengotoran lateks dapat dicegah. Hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan penyadapan :
a) Ketebalan irisan sadap (1,5 – 2 mm)
b) Kedalaman irisan sadap
1 – 1,15 mm dari lapisan kambium. Makin dalam irisan, makin banyak berkas
pembuluh lateks yang terpotong. Asal jangan sampai menyentuh lapisan kambium.
c) Waktu penyadapan
Pagi hari karena tekanan turgor pembuluh lateks masih tinggi.
d) Pemulihan kulit bidang sadap
Penyadapan terlalu dalam menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap tidak normal.
Kulit pulihan bisa disadap lagi setelah 6 tahun (kulit pulihan pertama) dan 8 tahun
(kulit pulihan kedua) dengan tebal min 7 mm.
5) Upaya peningkatan produksi lateks
→ Pemberian rangsangan (stimulan) pada pohon berumur > 15 tahun. Bahan perangsang yang
dipakai adalah bahan berbahan aktif ethepon dengan merk dagang Ethrel, ELS, Cepha. Bahan
dioleskan pada alur sadapan.
b. Ketebalan dan kedalaman irisan sadap merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan penyadapan. Jelaskan, berikan contoh.
→ Karena kesalahan dalam penentuan rumus sadap dan penyadapan yang terlalu tebal atau dalam
menyebabkan pemulihan kulit bidang sadap tidak normal.
Indonesia merupakan salah satu negara pembudidaya kakao paling luas terbesar ke-3 di dunia. Namun,
permasalahan yang sering dihadapi petani kakao adalah tentang serangan hama dan mutu biji yang kurang
baik karena proses fermentasi tidak dilakukan.
a. Jelaskan hal tersebut
→ Masalah yang dihadapi petani
a) Mutu biji kurang baik. Ditentukan keberhasilan proses fermentasi (cita rasa, kenampakan biji
kakao, pengurangan rasa pahit, sepat biji). Fermentasi bertujuan mematikan biji agar
perubahan – perubahan di dalam biji mudah terjadi (gula jadi alkohol dan fermentasi asam
cuka) sehingga biji kakao punya cita rasa khas, melepas pulp, perbaikan konsistensi biji.
b) Biji berjamur dan berserangga. Kondisi gudang simpan kurang baik.
c) Pemahaman petani mengenai budidaya, pembibitan, pemangkasan, dan pengendalian hama
penyakit kurang baik.
→ Hama penggerek buah kakao (cacao moth) menyerang buah yang masih kecil dengan memakan
daging buah. Gejalanya, bila buah diguncang tidak berbunyi dan bila dibelah daging buah hitam,
biji melekat satu sama lain, keriput dan ringan – mutu rendah.