Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Resmi Kel.4 BJ, Bv. Porositas PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

BERAT VOLUME (BV), BERAT JENIS (BJ), POROSITAS (n)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK IV

Meikel Nathan Ginting Manik (2204027)

Moh Naufal Faza B. A (2204028)

Muhammad Akbar Situmorang (2204029)

Nirma Maharani (2204034)

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D-III

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah memiliki peran penting bagi kehidupan mahluk hidup di bumi


didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tanah memberikan banyak manfaat
kepada seluruh mahluk hidup, tergantung pada kandungan yang berada didalamnya.
Tanah adalah salah satu elemen terpenting yang berada dibumi, karena hal ini
disebabkan tanah sebagai pendukung hidupnya berbagai macam organisme dan
mahluk hidup salah satunya adalah tumbuhan. Karena tanah mempunyai unsur hara
dan air, selain itu mampu menopang akar tumbuh-tumbuhan, struktur tanah yang
memiliki rongga juga mampu membuat tempat untuk akar tumbuhan bernafas.
Tanah memiliki struktur penyusun benda padat yang dapat diukur, termasuk berat
isi, berat jenis, dan pori tanah untuk mengetahui kandungan dalam tanah. Bahan
padatan tersebut terdiri dari atas bahan organik yang berada dan tersebar pada
tingkat lapukan di mana di dalamnya termasuk humus, serta bahan mineral dengan
keberadaan ruang pori yang berisi air dan udara.

Pada tanah terdapat berat jenis, berat volume, dan porositas. Berat isi tanah
merupakan sebuah perbandingan antara massa tanah dengan keraptan atau volume
partikel yang ditambah dengan ruang pori diantaranya. Volume tanah terdiri atas
padatan dalam tanah dan rongga atau pori antara partikel tanah. Berat jenis tanah
merupakan berat masa tanah dalam satuan volume partikel tanah. Besaran berat
jenis tersebut dapat digunakan untuk menghitung berat tanah dengan porositas dan
tingkat padatan tanah. Tanah renggang dan porinya memiliki berat masa per satuan
volume yang rendah. Sedangkan tanah dengan tekstur padat memiliki berat isi yang
lebih besar, namun kurang padat.

Setelah mengetahui tentang hal-hal tersebut maka kita akan dapat


mengidentifikasi karakteristik tanah tersebut. Oleh karena itu penting bagi
mahasiswa untuk melakukan praktikum menghitung berat jenis, berat volume. Dan
porositas tanah agar dapat mengetahuin karakteristik tanah yang cocok dan bagus
untuk digunakan dalam usaha perkebunan.
1.2 Tujuan

Praktikum kali ini dilaksanakan bertujuan mahasiswa dapat mengetahui


tentang:

1. Mahasiswa mengetahui cara mencari berat jenis, berat volume, dan


porositas.

2. Mahasiswa mengetahui nilai berat jenis, berat Volume dan porositas


masing-masing jenis tanah.

3. Mahasiswa memahami perbedaan nilai berat jenis, berat volume, dan


porositas antar jenis tanah dan mengetahui bagaimana pengelolaanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Degradasi tanah berdampak pada penurunan kualitas dan diikuti oleh


penurunan kualitas tanah dan diikuti oleh penurunan produktivitas pertanian.
Kondisi ini dapat terjadi dan dipercepat apabila pengolahan lahan yang dilakukan
ridak sepenuhnya tepat dan baik, sehingga memicu timbulnya erosi yang
berlebihan. Rendahnya kualitas tanah dicirikan dengan sedikitnya kandungan
bahan organik tanah, tingginya berat isi tanah, rendahnya porositas serta lambatnya
laju infiltrasi. Upaya untuk meningkatkan kualitas tanah harus berawal dari
peningkatan kandungan bahan organik tanah. Peningkatan bahan organik tanah
akan memicu aktifnya organisme dalam tanah, semakin tinggi aktivitas organisme
tanah khususnya yang berperan sebagai (ecosystem engineer) mampu memperbaiki
porositas dan memperbaiki agregat tanah (Sapurtra, dkk.2018).

Tanah sebagai sumberdaya alam harus dijaga kelestariannya dengan


pengelolaan yang tepat, karena tanah dapat mengalami kerusakan yang dapat
menurunkan produktivitasnya yang berakibat terhadap keberlanjutan usaha
pertanian. Tanah yang mengalami kerusakan harus dipulihkan namun
membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga usaha untuk mengkonservasinya
lebih baik daripada upaya pemulihannya. Salah satu sifat tanah yang menjadi
penentu baik atau buruknya kualitas tanah adalah sifat fisik tanah. Sifat fisik tanah
seperti tekstur, berat volume, permeabilitas dan porositas menjadi indikator
kesuburan tanah. Peranan sifat fisik terutama terhadap ketersediaan air di dalam
matriks tanah, mengatur sirkulasi udara di dalam tanah, mempegaruhi sifat reaktif
koloid tanah dan mempengaruhi tumbuh kembang tanaman. Sifat fisik tanah
mempengaruhi pertumbuhan akar dan kemampuannya dalam menyerap air dan
unsur hara, sehingga mempengaruhi produksi tanaman (Hartanto, 2022).
Berat jenis tanah adalah angka perbandingan antara berat butir tanah (γs)
dan berat air suling (γw) dengan isi yang sama pada suhu 40°C. Pengujian ini
dimaksudkan sebagai acuan dalam pengujian berat jenis (specific gravity) dengan
tujuan untuk memperoleh besaran (angka) berat jenis tanah yang akan digunakan
selanjutnya untuk penentuan parameter lainnya seperti sifat tanah. Berat jenis (Gs)
tidak berdimensi. Secara tipikal, berat jenis berbagai tanah berkisar antara 2,65
sampai 2,75. Berat jenis Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk tanahtanah tidak
berkohesi atau tanah granular, sedangkan untuk tanah-tanah tidak kohesif tidak
mengandung bahan organik Gs berkisar diantara 2,68 sampai 2,72 (Muda, 2016).
Berat jenis/ specific Grafity (Gs) didefinisikan sebagai perbandingan antara
berat volume butiran padat dengan berat volume air pada temperature 4°. Berat isi
sangat diperlukan dalam Analisa fisika tanah seperti penentuan ruang poritotal dan
kadar air tanah dalam persen volume. Berat isi tanah juga diperlukan untuk
pemberian pupuk, penambhan kapur,dan pembenah tanah dalam satu satuan luas
lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan kebutuhan tertentu menggunakan
satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur dan pembenah tanah harus diubah jadi
satuan berat dulu (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka
diperlukan data berat isi tanah (Buckman, 2018).

Material tanah dapat terdiri atas dua atau tiga unsur, yakni butiran, air dan
udara. Pada dalam kondisi tanah jenuh terdapat dua unsur, yakni butiran dan air,
dan pada tanah yang kering juga hanya terdapat dua unsur yakni butiran dan udara.
Sedangkan pada tanah dengan kondisi tak jenuh terdapat tiga unsur, yakni butiran,
air dan udara. Masing-masing elemen tanah tersebut (butir, air dan udara), memiliki
volume dan berat. Berat Volume Basah : adalah perbandingan antara berat butiran
tanah termasuk air dan udara (W) dengan volume total tanah (V). Berat Volume
Kering : adalah perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan volume total
tanah (V). Berat Volume Butiran Padat : adalah perbandingan antara berat butiran
padat (WS) dengan volume butiran padat (Vs). (Darwis, 2018)
Berat volume tanah (ρb) adalah perbandingan antara massa tanah total
dengan volume total tanah. Berat volume tanah biasanya ditetapkan dalam keadaan
kering, sehingga massa cairan Mc = 0 dan massa udara (Mu) nilainya sangat kecil
maka Mu dianggap 0. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat volume
adalah, 1. Struktur tanah, tanah yang strukturnya baik mempunyai nilai ρb lebih
kecil dibandingkan dengan tanah tanpa struktur. Hal ini disebabkan karena ruang
pori yang terbentuk pada tanah yang berstruktur lebih banyak dibandingkan tanah
tanpa struktur. 2. Tekstur Tanah, tekstur tanah berhubungan dengan ukuran dan
berat jenis partikel. Semakin kasar tekstur tanah , semakin tinggi nilai ρb . Hal ini
disebabkan karena semakin kasar tekstur tanah susunan partikel tanah semakin
rapat dan berat jenis partikel semakin tinggi. 3. Bahan Organik, semakin tinggi
kandungan bahan organik, maka semakin rendah nilai ρb . Hal ini disebabkan
karena bahan organik merupakan bahan pemantap agregat, sehingga struktur tanah
dapat diperbaiki. Disamping itu bahan organik mempunyai berat partikel lebih
rendah dibandingkan dengan partikel tanah (Puja, N .2016)
Kemampuan tanah untuk menumbuhkan tanaman tergantung selain pada
suplai unsur-unsur hara yang seimbang di dalam tanah (sifat kimia) juga di
pengaruhi oleh hubungan antara jumlah air dan udara yang seimbang di dalam tanah
sehingga memudahkan unsur hara tersebut larut dan dalam kondisi tersedia (sifat
fisik) sehingga memudahkan proses penyerapan unsur hara tersebut oleh tanaman.
Sifat-sifat fisik tanah yang penting dalam hubungannya dengan pertumbuhan
pohon-pohon hutan di antaranya adalah : berat volume tanah, tipe dan distribusi
pori tanah, laju infiltrasi, ketersediaan air tanah, serta kedalaman tanah.Berat
volume tanah biasa juga disebut sebagai kerapatan bongkah atau bulk density
merupakan berat tanah kering dari suatu volume tanah dari tanah tidak terusik
(Bachtiar, 2019).
Berat volume tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang paling sering
ditentukan, karena keterkaitannya yang erat dengan kemudahan penetrasi akar di
dalam tanah, drainase dan aerasi tanah, serta sifat fisik tanah lainnya. Seperti sifat
tanah yang lainnya, berat volume mempunyai variabilitas spasial (ruang) dan
temporal (waktu). Nilai berat volume, Db, bervariasi antara satu titik dengan titik
yang lain disebabkan oleh variasi kandungan bahan organik, tekstur tanah,
kedalaman perakaran, struktur tanah, jenis fauna, dan lain-lain (Safitri, dan Bagas,
2022)
Pentingnya identifikasi sifat-sifat tanah adalah untuk mengetahui keadaan
tanah dalam rangka perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat fisik tanah
antara lain, tekstur, struktur, dan permeabilitas tanah. Permeabilitas tanah
menunjukan mudah atau tidaknya gas, cairan, akar-akar, tanaman menembus atau
melaui massa lapisan tanah. Permeabilitas mempengaruhi bobot isi tanah, porositas
tanah, dan volume pori total. Berat isi merupakan petunjuk kerapatan tanah. Makin
padat suatu tanah makin tinggi bobot isinya, yang berarti makin sulit meneruskan
air atau ditembus akar tanaman. Bobot isi penting untuk menghitung kebutuhan
pupuk atau air tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar
(Minangkabau, dkk, 2022).
Porositas tanah didefinisikan sebagai ruang fungsional yang
menghubungkan tubub tanah dengan lingkunganya. Peran pori tanah sangat penting
dalam penentuan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sistem pori tanah sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti jumlah organik, jenis dan jumlah liat,
kelembapan pemadatan tanah dan manajemen tanah. Karakteristik pori
menggambarkan jumlah, ukuran, distribusi, kontinuitas dan stabilitas pori tanah.
Karakteristik pori tanah sangat berperan besar dalam menentukan pergerakan air
dalam tanah, dan mempengaruhi kemampuan tanah dalam meretensi air.
(Masria, dkk, 2018).

Porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam suatu
volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari ruang
diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah.
Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam : ruang pori kapiler
yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan ruang pori
nonkapiler yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan perkolasi secara
cepat sehingga sering disebut pori drainase (Puja, 2016)
Kemampuan infiltrasi dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya kondisi sifat fisik tanah seperti jenis tanah, struktur tanah,
porositas, kadar air, konduktivitas hidrolik, kondisi permukaan tanah hingga jenis
tutupan lahan serta vegetasi yang dimiliki (Bachtiar, dkk, 2022)
Kerusakan tanah adalah menurunnya fungsi tanah, baik sebagai sumber
unsur hara bagi tumbuhan maupun sebagai tempat akar untuk menjalar dan sebagai
tempat air tersimpan. Akibat alih fungsi lahan berpengaruh terhadap perubahan
kandungan fraksi/partikel tanah. Akibat alih fungsi lahan menjadi lahan perkebunan
berakibat pada kepadatan tanah yang tinggi dan tingkat porositas atau distribusi pori
tanah akan semakin menurun, draenase rendah dan permeabilitas menurun.
Pemberian vermikompos pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah
memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan
untuk menahan air (Surya, dkk. 2017)
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh
udara atau air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (makro
pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Makro pori berisi udara atau air gravitasi (air
yang mudah hilang karena gravitasi). Sedangkan mikro pori berisi air kapiler atau
udara. Tanah dengan banyak pori-pori besar sulit menahan air, sehingga tanaman
mudah kekringan. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah dengan
struktur granuler atau remah mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah
dengan struktur massive (Kusumawati, 2023)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


pada praktikum Dasar Ilmu Tanah dan Pemupukan dilaksanakan di
Laboratorium tanah Politeknik LPP Yogyakarta pada hari Kamis, 9 Maret 2023
pada pukul 10.00 WIB sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Pada praktikum ini adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Termometer
2. Cawan pemanas lilin
3. Tabung ukur
4. Gelas ukur 100cc
5. Benang
6. Piknometer

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Benang
2. Aquades
3. Contoh tanah gumpalan /diameter gumpalan
4. Contoh tanah kering udara diameter 2 mm
3.3 Cara kerja
3.3.1 Cara Kerja Penetapan Berat Volume (BV) Tanah Secara Tidak
Langsung
Adapun cara kerja pada praktikum BV tanah secara tidak langsung sebagai
berikut:
1. Mengambil bongkahan tanah (sebesar ibu jari), bersihkan dengan
kuas permukaannya dari butiran-butiran tanah yang menempel
secara hati-hati. Ikat dengan benang secukupnya sehingga dapat
digantung
2. Menimbang bongkah tanah ini dan benangnya (A gram)
3. Mencairkan lilin dengan cawan pemanas, ukur suhu dengan
termometer. Usahakan suhunya mencapai 60 – 70 °C. Celupkan
bongkah tanah ke dalam lilin beberapa detik (5 detik), hingga semua
pori dan permukaan tanah tertutup oleh cairan lilin. Dinginkan
sebentar dan timbang sebagai B gram.
4. Mengisi tabung volume 100ml dengan aquades sampai batas
tertentu (misal: 50ml). Masukkan bongkahan tanah yang telah
dilapisi lilin, amati kenaikan air aquades dan catat berapa
kenaikannya sebagai C ml. (misal : awalnya 50 ml, setelah
dimasukkan menjadi 54 ml, maka C=4 ml)

3.3.2 Cara Kerja Penetapan Berat Volume Tanah Secara Langsung


Adapun cara kerja pada praktikum BV secara langsung sebagai
berikut:
1. Mengambil contoh tanah dilapangan dengan menggunakan ring
sample
2. Meletakkan contoh tanah dalam ring sample di gelas arloji dan
masukkan oven dengan suhu 105°C selama minimal 4 jam
3. Mengeluarkan contoh tanah dari oven, dan dinginkan di desikator
4. Menimbang tanah + ring + gelas arloji sebagai A gram
5. Membersihkan tanah dalam ring sample, dan timbang ring sample
dan gelas arloji sebagai B gram
6. Mengukur tinggi (t cm) dan diameter sisi dalam ring sample

3.3.3 Cara Kerja Penetapan Berat Jenis (BJ) Tanah


Adapun cara kerja pada praktikum BJ tanah sebagai berikut:
1. Menimbang piknometer kosong (A gram)
2. Mengisi piknometer dengan contoh tanah (kurang lebih ½ volume
piknometer), dan timbang beserta tutupnya (B gram)
3. Memasukkan air kurang lebih hingga 2/3 volume piknometer,
kemudian aduk dan biarkan semalaman (agar semua pori tertutup
oleh air , dan udara hilang)
4. Memenuhi piknometer dengan air, usahakan semua rapat dan tutup.
Jika ada yang tumpah, bersihkan permukaan luar piknometer.
Timbang sebagai C gram
5. Membuang tanah dan air dari piknometer hingga bersih. Isi kembali
piknometer dengan air sampai penuh, dan timbang sebagai D gram
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel Perhitungan Bv, BJ dan Porositas

Nama Kelompok Rata-Rata BV Rata-Rata BJ Porositas

Vertisol Moyudan 2,32 1,7 36,7%


(1B)

Inceptisol Merapi 1,84 2,83 85,5%


(2B)

Inceptisol Bantul (3B) 1,69 2,07 19%

Entisol Samas (4B) 1,06 2,55 0,58%

Inceptisol Berbah 1,49 2,33 37%


(5B)

Andisol Merapi (6B) 1,26 2,40 47%

Pembahasan
4.2 Hal-Hal Yang Mempengaruhi BV, BJ dan Porositas
Berat volume tanah dipengaruhi oleh bagian rongga pori tanah, struktur
tanah, pertumbuhan akar, aktivitas mikroorganisme dan peningkatan bahan
organik. Jika didalam tanah banyak ditemukan bahan organik, tanah tersebut
memiliki beerat volume lebih rendah dibanding tanah yang tidak memiliki bahan
organik. Hal tersebut dikarenakan bahan organik memiliki kerapatan jenis lebih
rendah sehingga pada umumnya tanah lapisan atas (top soil) pada tanah mineral
mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan tanah dibawahnya.
Makin tinggi pemberian bahan organik ke dalam tanah maka berat volume
akan semakin rendah .Volume tanah adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-
pori. Besarnya berat volume dipengaruhi oleh kadar air, Semakin besar air, maka
berat volume semakin kecil dan apabila kandungan berat volume dalam suatu tanah
tinggi, maka total ruang pori tanah tersebut rendah. Hal ini mengakibatkan
pertukaran udara dalam tanah menjadi terganggu karena celah pori yang relative
tinggi untuk bisa menembus lapisan dalam suatu tanah. Selain itu, tingginya berat
volume juga mempunyai efek yang besar terhadap pertumbuuhan tanaman selama
periode kering karena menurunkan ketersediaan air.
Ada pula faktor yang mempengaruhi kerapatan massa tanah (bulk density)
yang pertama adalah tekstur. Tekstur tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari
fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan perbandingan bayaknya butir-butir pasir,
debu, dan liat. Partikel tanah digolongkan menjadi pasir, debu dan liat. Yang kedua
adalah kadar air. Ketersediaan air di dalam tanah dapat dipengaruhi oleh banyaknya
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
evapotranspirasi, tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa
kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan
tanah
Berat jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan bahan organik
dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi berat isi
dan berat jenis tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah, bila
semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi dan berat jenis
semakin rendah.
Porositas adalah porositas ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat di tempati oleh air dan udara. Porositas
dipengaruhi oleh iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban,
sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi porositas.
Porositas juga di pengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur
granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total
yang tinggi dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan jumlah pori makro
suatu lapisan tanah. Sehingga pada suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau
kersai sangat berpengaruh dalam penentuan porositas karena dengan struktur tanah
tersebut umumnya mmpunyai porositas yang besar.

4.3 Perbedaan Nilai BV, BJ dan N masing-masing kelompok.


Pada praktikum berat volume, berat jenis dan porositas ini, mahasiswa
menimbang dan menghitung untuk menentukan nilai a gram, b gram dan c gram.
Perhitungan ini dilakukan agar mengetahui nilai berat volume tanah. Yang dimana
menggunakan rumus :
(100.𝑎)/(100+𝐾𝐿)
Berat Volume Tanah : 𝐵𝑉 =
𝐶− (𝑏−𝑎)
0,87

Kemudian untuk mengetahui nilai berat jenis tanah, menggunakan rumus :


100
(𝐵−𝐴)( )𝑋 𝐵𝐽 𝐴𝑖𝑟
100ℎ𝑧
Berat Jenis Tanah : 𝐵𝐽 = (𝐷−𝐴)−(𝐶−𝐵)

Setelah mengetahui berat volume tanah dan berat jenis tanah, selanjutnya
menghitung nilai porotisas, yang dimana menggunakan rumus :
𝐵𝑉
Porositas : 𝑛 = ( 1 − ) 𝑋 100%
𝐵𝐽

Pada praktikum ini masing-masing kelompok memiliki BV, BJ dan Porositasnya


masing-masing, diantaranya :

1. Kelompok 1 (Tanah Vertisol Moyudan)


Pada praktikum hasil data yang diperoleh pada BV yaitu 2,295, dan rata-
rata 2,07. Tanah Vertisol merupakan tanah yang memiliki sifat khusus yakni
mempunyai sifat vertik (verto = berubah), hal ini disebabkan terdapat mineral tipe
2 : 1 yang relatif banyak. Karena ini dapat mengkerut (shrinking) jika kering
mengembang (swelling) jika jenuh air. Pada tanah ini mendapat nilai porositas 39%,
namun total dari jumlah porositas akan mengalami peningkatan tergantung pada
jumlah dan jenis material bahan organik yang ditambahkan.
2. Kelompok 2,3 dan 5 (Tanah Inceptisol Merapi, Bantul dan Berbah)
Pada ketiga tanah Inceptisol ini memiliki nilai BV dan BJ yang tidak
berbeda jauh dimana pada Inceptisol Merapi memperoleh nilai BV atau kepadatan
tanah 1,84 , kemudian pada tanah Inceptisol Bantul memperoleh nilai BV 1,69 dan
pada tanah Inceptisol Berbah memperoleh nilai terkecil yaitu 1,49 gram. Tanah
Inceptisol memiliki struktur tanah remah, konsistensinya gembur. Bobot volume
tanah secara konsisten menurun seiring dengan meningkatnya dosis pupuk organik
Pada berat jenisnya, tanah Inceptisol pada daerah Merapi lebih tinggi yaitu 2,83
kemudian pada tanah Inceptisol Bantul memperoleh nilai 2,07 dan pada tanah
Inceptisol Berbah memperoleh berat jenis 2,33 g/cc. Pada tanah Inceptisol Bantul
memperoleh nilai terendah. Hal ini karena berat jenis ditentukan oleh partikel
padatan tanah yang cenderung tetap untuk tiap jenis tanah, berat ringannya partikel
padatan tanah ditentukan oleh tingkat pelapukan yang memerlukan waktu yang
cukup lama, tetapi bahan organic dalam bentuk humus dapat meningkatkan jenis
butiran tanah. Beratjenis butir tanah relatif tetap, ia akan berubah dengan
penambahan humus, pelapukan dan hilangnya mineral-mineral penyusun tanah
itupun memerlukan waktu yang cukup lama.
Pada porositas tanah Inceptisol, Inceptisol Berbah memiliki nilai porositas
yang tertinggi, yaitu memiliki nilai 37%, dimana porositas pada tanah ini
dipengaruhi oleh dosis dan jenis bahan organik di daerah tersebut. Peningkatan tptal
porositas tanah juga diduga karena peningkatan aktivitas dan populasi biota tanah.

3. Kelompok 4 (Tanah Entisol Samas)


Pada data hasil, Entisol memiliki nilai BV terkecil yaitu 1,06 g/cc. Entisol
mayoritas tersusun atas fraksi pasir sehingga konsistensinya lepas-lepas dan
mempunyai struktur tunggal dengan tekstur tanah yang kasar tersebut maka nilai
BV nya rendah. Nilai BJ nya yaitu 2,55 g/cc. Terdapat selisih antara nilai BV dan
BJ pad sehingga air yang masuk tidak dapat disimpan dengan baik. Maka dari itu,
walaupun tanah ini termasuk tanah yang subur dengan kandungan mineral dan
bahan organik yang tinggi.
4. Kelompok 6 (Tanah Andisol Merapi)
Pada data hasil, Andisol memiliki nilai yang rendah yaitu BV 1,26 g/cc dan
BJ 2,40 g/cc. Andisol terbentuk dari lahar, tuffa, dan debu vulkanik. Andisol
cenderung menjadi tanah yang cukup produktif , terutama setelah diberi masukan
amelioran (seperti pupuk anorganik). Namun porositas pada tanah ini mencapai
47% sehingga Andisol ini lebih tinggi dibandingkan tanah mineral umumnya.
Porositas yang tinggi berkaitan dengan rendahnya berat volume, yaitu 1,26 g/cc.
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
mengetahui struktur tanah dalam bidang pertanian yaitu dapat mengetahui
kandungan mineral, bahan organik serta kebutuhan air dalam pengelolaan lahan.
Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai BJ, BV serta porositasnya.
Porositas tanah dapat diketahui dari nilai berat jenis dan berat volume. Dan nilai BJ
dan BV dipengaruhi oleh faktor penyusunnya yaitu bahan organik, struktur tanah
dan kemampatannya. Nilai berat volume, berat jenis dan porositas tanah penting
karena untuk mengetahui sifat fisik tanah dan pengolahan tanah untuk lahan yang
nantinya akan ditanami tanaman.
Saran
Pada praktikum berat volume, berat jenis dan porositas ini sebaiknya
mahasiswa lebih memperhatikan peralatan yang digunakan agar tidak terjadi
kerusakan dan pratikum yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan
mendapatkan hasil yang optimal dan sebaiknya mahasiswa lebih banyak lagi belajar
mengenai BJ, BV dan porositas dan perhitungan-perhitungannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Budiman. 2019. Hubungan Antar Sifat-Sifat Tanah Dibawah Tegakan


Lamtorogung (Leucaena leucochepala Lam De Witt). Universitas
Hasanuddin
Bachtiar, Yusra. 2022. Prediksi Laju Infiltrasi Berdasarkan Sifat Porositas Tanah,
Distribusi Butiran Pasir, dan Lanau. Universitas Brawijaya
Buckman, H.O dan N.C Brady. 2018. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
788 Hal
Darwis. 2018. Dasar-Dasar Mekanika Tanah. Pustaka AQ. Yogyakarta
Hartanto, N. 2022. Analisis Beberapa Sifat Fisik Tanah Sebagai Indikator
Kerusakan Pada Lahan Kering. Universitas Mulawarman
Kusumawati, A. 2023. Dasar Ilmu Tanah dan Pemupukan. Polikteknik LPP
Yogyakarta
Masria. 2018. Karakteristik Pori dan Hubungannya dengan Permeabilitas pada
Tanah Vertisol Asal Jeneponto Sulawesi Selatan. Universitas Hasanuddin
Minangkabau, A.F. 2022. Kajian Permeabilitas, Bobot Isi dan Porositas pada
Tanah Yang Diolah dan Diberi Pupuk Kompos di Desa Talikuran
Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Universitas Sam Ratulangi
Manado
Muda, A. 2016. Model Pendekatan Alat Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah di
Laboratorium. Info Tehnik
Puja, I Nyoman. 2016. Fisika Tanah. Universitas Brawijaya
Puja, I Nyoman 2016. Penuntun Praktikum Fisika Tanah. Universitas Brawijaya
Safitri, D dan Ubaidi. 2022. Perbandingan Berat Tanah Basah dengan Volume
Tanah. Ilmu Tehnik
Saputra, DD. 2018. Hubungan Kandungan Tanah dengan Berat Isi, Porositas dan
Laju Infiltrasi Pada Perkebunan Salak di Kecamatan Purwosari,
Kabupaten Pasuruan. Universitas Brawijaya
Surya, Johandre. 2017. Kajian Porositas Tanah pada Pemberian Beberapa Jenis
Bahan Organik di Perkebunan Kopi Robusta. Universitas Brawijaya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai