Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Waham

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya
perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara optimal, sejauh
perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-individu
yang lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis
yang bermakna, serupa sindrom perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan
dengan adanya distress (tidak nyaman , tidak tentram dan rasa nyeri), distabilitas
(tidak memapu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan risiko
kematian, kesahatan dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah waham
atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh,
kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak coco dengan intelegensia dan latar
belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah
dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Waham?
2. Apa saja jenis-jenis waham?
3. Apa penyebap waham?
4. Bagaimana tanda dan gejala waham?
5. Bagaiamana proses terjadinya waham?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Waham (Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi)?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mengenai Konsep dan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan Waham pada blok Jiwa ini.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian waham
b. Menyebutkan jenis-jenis waham
c. Menyebutkan penyebap waham
d. Menyebutkan tanda gejala waham
e. Mengetahui proses terjadinya waham
f. Mengidentifikasi Asuhan keperawatan Waham (Pengkajian, Diagnosa,
Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Waham
2.1.1 Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/ terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 : hal. 165).
Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun
tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal. (Stuart dan
Sunden, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol

2.1.2 Rentang Respon


Rentang respons waham menurut keliat (1999) dalam Fitria (2014):
Respons Adaptif Respons Maladaptif
- Pikiran logis - Kadang proses - Gangguan isi
- Persepsi akurat pikir terganggu pikir waham
- Emosi konsisten - Ilusi - Perubahan proses
dengan - Emosi berlebihan emosi
pengalaman - Berprilaku yang - Perilaku tidak
- Perilaku sesuai tidak biasa terorganisasi
- Hubungan sosial - Menarik diri - Isolasi sosial
harmonis

2.1.3 Faktor Predisposisi


1. Faktor Perkembangan : Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang
berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannnya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2. Faktor Sosial Budaya : Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
3. Faktor Psikologis : Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/ bertentangan,
dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4. Faktor biologis : Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran
ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
5. Faktor Genetik (Fitria, 2014).

2.1.4 Faktor Presipitasi


1) Faktor Sosial Budaya : Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan
orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
2) Koping Biokimia : Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga
dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.
3) Faktor Psikologis : Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan
untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan. ( Fitria, 2014).

2.1.5 Jenis Waham


Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya ini adalah salah
satu keturunan
dari ratu Elizabeth di Inggris lho. “ atau.”saya pernah menjabat sebagai presiden
Amerika Serikat sebelum Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri dengan
keberhasilan saya.”

3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau saya mau masuk
surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Saya terkena
penyakit Kanker.” Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-
tanda kanker namun pasien tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan alam kubur ya,
semua yang ada disini adalah roh-roh.”

2.1.6 Etiologi
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep
diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah  :
1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,
misalnya    menyalahkan orang lain
Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi
kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan  yang
menyakitkan.  Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang
tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas
telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka. (kalpan dan Sadock 1997)

2.1.7 Tanda dan Gejala


1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.  Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun

2.1.8 Patofisiologi
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang –orang
dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin
dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social dan
ekonomi tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi.
Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang
dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam
kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis
di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh
kembang (life span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang
tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang
luas, seseorang tetap memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut.
Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi,
pengalaman, pengaruh, support system semuanya sangat rendah
3. Fase control internal – eksternal
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa – apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu tidak benar, tetapi
hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan
menjaga perasaan, lingkungan hanya menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau
konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan
orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu
yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang –
ulang. Dari siniah mulai terjadilah kerusakan control diri dan tidak berfungsinya
norma (super ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya.
Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social
(isolasi social).

6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan – kebuthan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan
dosa besar serta ada konsekuensi social.
Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon
masalah sebagai berikut :
Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai
diri sendiri, orang lan,
lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua
informasi yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk mempertahankan
hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak atau
menerima keyakinan pasien.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan
untuk mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orag lain
atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu:
1. Gangguan proses pikir : Waham

2.2.3 Rencana Tindakan


1. SP Klien
SP I
a) Membantu orientasi realitas
b) Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
c) Membantu klien memnuhi kebutuhannya
d) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b) Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
c) Melatih kemampuan yang dimiliki
SP III
a) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
c) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
2. SP Keluarga
SP I
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya waham.
c) Menjelaskan cara merawat klien waham.
SP II
a) Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien waham.
b) Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham.
SP III
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning).
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RSJ Lawang pada tanggal 29


April 2020 pukul 08.30 WIB pada Tn. K didapatkan data-data sebagai berikut.

3.1 Identitas Pasien


Inisial : Tn. K Tanggal Pengkajian : 29 April 2020
Umur : 47 tahun RM No. : 20.03.88
Informan : Keluarga Pasien

3.2 Alasan Masuk


Pasien Tn. K masuk ke Rumah Sakit Jiwa Lawang pada tanggal 29 Agustus 2019
diantar oleh keluarganya karena sering melamun dan juga mengoceh sendirian,
berpidato di depan rumah, dan selalu mengatakan jika dirinya adalah seorang
gubernur.
3.3 Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien Tn. K pernah mengalami gangguan
jiwa dan pernah dirawat di RSJ Lawang pada tahun 2017 karena sering
bertingkah tidak wajar seperti berpidato di depan rumah atau mengakui dirinya
sebagai gubernur.
2. Pengobatan sebelumnya?
Tn. K pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya, namun belum berhasil.
3. Riwayat Trauma
a. Aniaya Fisik
Pasien tidak pernah mengalami aniaya secara fisik
b. Aniaya Seksual
Pasien tidak pernah mengalami aniaya secara seksual
c. Penolakan
Pasien tidak pernah megalami penolakan dari keluarga
d. Kekerasan dalam keluarga
Pasien tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
Tindakan Kriminal
Masalah Keperawatan tidak ada masalah keperawatan
4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa tidak ada
Pasien tidak memiliki keluarga dengan riwayat gangguan jiwa
Masalah Keperawatan tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Pasien pernah mengalami kegagalan dalam pemilihan menjadi gubernur pada
tahun 2010 silam
Masalah Keperawatan Respon pascatrauma

3.4 Fisik
1. Tanda-tanda Vital : TD: 130/80mmHg N: 90x/m S: 36.80C P: 18x/m
2. Ukur : TB: 160cm BB: 66kg
3. Keluhan Fisik
Pasien mengatakan tidak merasakan keluahan fisik
Masalah Keperawatan tidak ada

3.5 Psikososial
1. Genogram
Pasien adalah seorang anak tunggal dan seorang ayah dari dua orang anak.
Setelah sakit, pasien dirawat oleh istri dan anak-anaknya. Dimana pengambilan
keputusan di dalam keluarga saat ini dipegang oleh istri pasien
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Pasien menyukai seluruh bagian tubuhnya dan tidak ada bagian tubuh
yang tidak disukainya.
b. Identitas
Pasien mengatakan kalau ia adalah seorang laki-laki berumur 47 tahun
dan puas dengan jenis kelamin yang dimilikinya. Pendidikan terakhir
pasien sampai tamat S1 Hukum. Di rumah pasien adalah seorang suami
dan ayah.
c. Peran
Di rumah pasien adalah seorang suami dan ayah.
d. Ideal
Pasien mengatakan ingin cepat pulang dari RSJ dan berkumpul dengan
keluarganya dan ingin bekerja dengan layak seperti orang pada
umumnya.
e. Harga diri
Pasien mengatakan kalau dirinya disayangi oleh keluarganya dan pasien
mengatakan hubungan dengan keluarganya cukup baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang berarti adalah keluarga
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien mengatakan saat dirumah pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok
dimasyarakat, pasien juga mengatakan lebih suka berdiam diri dirumah.
diruangan pasien jarang mengikuti aktifitas kelompok seperti penyuluhan,
dan senam.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan mau mengikuti kegiatan masyarakat, pasien
mengatakan malu dengan keadaannya karena, tetangga tau pasien
dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Selama diruangan rawatan pasien
berkomunikasi dengan teman-temannya,
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan ia beragama islam dan mengetahui jika melakukan shalat
itu wajib
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3.6 Status Mental


1. Penampilan
Pasien mengatakan mandi 2x sehari, pasien mengatakan mandi memakai sabun
dan cuci rambut jika ada shampo. Penampilan pasien tampak rapi, rambut pasien
tampak bersih.
Jelaskan Penampilan pasien rapi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Pasien berbicara lambat, pasien mampu memulai pembicaraan. Pasien bisa
memulai pembicaraan, saat berbicara ada kontak mata.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik
Pasien tampak lesu tetapi dapat beraktivitas normal
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
4. Alam Perasaan
Pasien mengatakan tidak merasakan sedih, atau takut maupun putus asa
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
5. Interaksi selama wawancara
Selama berinteraksi dengan pasien kontak mata ada dan pasien dapat
menjawab pertanyaan, terkadang pasien terlihat bingung dengan hal yang
disampaikan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
6. Persepsi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan persepsi penglihatan, pendengaran,
pengecapan, peraba ataupun penciumannya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
7. Proses Pikir
Respon pasien baik, saat berbicara dengan pasien, pembicaraan kadang
kurang kontak mata karna cenderung menunduk tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8. Isi pikir:
Pada saat interaksi, pasien sangat yakin bahwa dirinya adalah gubernur yang
terpilih.
Jelaskan: Pasien mengalami waham kebesaran
Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir
9. Tingkat Kesadaran
Pasien mengatakan ia menyadari bahwa ia berada di RSJ, pasien mengetahui
nama orang tuanya. Pada saat interaksi pasien dapat menyebutkan tanggal,
waktu dan tempat. Tetapi pasien tidak dapat mengetahui semua nama
perawat diruangan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
10. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan jangka panjang atau pendek.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien dapat berkomunikasi dan berhitung sederhana
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

12. Kemampuan penelitian


Pasien mampu mengambil keputusan sederhana. Seperti saat disuruh
memilih mandi dulu baru makan atau makan dulu baru mandi. Pasien
mengatakan mandi dulu, baru makan.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
13. Daya tilik diri
Pasien mengingkari penyakit yang dideritanya, ia mengaku tidak mengalami
waham dan dirinya benar-benar seorang gubernur.
Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir

3.7 Mekanisme Koping


Pasien mengatakan bila mengalami masalh, ia akan membicarakannya kepada
istrinya.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

3.8 Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik:
Pasien mengatakan tidak terlibat dalam kelompok atau organisasi
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungan disekitarnya
Masalah dengan pendidikan, spesifik:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pendidikannya.
Masalah dengan pekerjaan, spesifik:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pekerjaannya sebagai gubernur
Masalah dengan perumahan, spesifik:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan perumahan tempat tinggalya
Masalah dengan ekonomi, spesifik:
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan perekonomian keluarganya

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik:


Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan

3.9 Pengetahuan kurang tentang


Pasien mengatakan kurang mengerti apa itu yang dimaksud dengan waham
Masalah keperawatan: Defisit pengetahuan waham
3.10Aspek Medik
Diagnosis Medik :
Waham Kebesaran

Terapi Medik :

1. Haloperidol 5 mg 1-0-1
2. Clozapine 100 mg 0-0-1

3.11Daftar Masalah Keperawatan


1. Respon pascatrauma
2. Perubahan proses fikir
3. Defisit pengetahuan waham
3.12Daftar Diagnosis Keperawatan

3.13Pohon Masalah

Palangka Raya, 29 April 2020

Perawat

Prayogae P. Putra
ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS :

DO :

DS :

DO :

DS :

DO :
DS :

DO :

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN ...................................................................
Nama klien : Diagnosis Medis :
No. CM : Ruangan :
No Diagnosa keperawatan Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
TUM
TUK
DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
FORMAT
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial klien : ........................................................ Nama Mahasiswa : ......................................................


Status interaksi perawat – kien : ........................................................ Tanggal : ......................................................
Lingkungan : ........................................................ Jam : ......................................................
Deskripsi Klien : ........................................................ Bangsal : ......................................................
Tujuan (Berorientasi pada klien) : .......................................................

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KAMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN
.
P: ............................................ P: ........................................... ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

P: ............................................ P: ............................................ ................................................. ................................................. ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................ ...............................

. .
P: ............................................ P: ............................................ ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

. .
P: ............................................ P: ............................................ ................................................ ................................................ ...............................

K: .......................................... K: .......................................... ................................................. ................................................. ...............................

Kesan
Perawat : .............................................................................................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................................................................................................
................
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(Dibuat setiap kali sebelum interaksi / pertemuan dengan klien)

A. PROSES KEPERAWATAN.

1. Kondisi Klien:
...........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan.
..........................................................................................................................................
3. Tujuan Khusus (TUK)
...........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
4. Tindakan Keperawatan
...........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


a. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

2. Evaluasi / validasi
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Kontrak
Topik : ............................................................................................................
Waktu : ...........................................................................................................
Tempat : ...........................................................................................................
b. FASE KERJA
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................

c. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi Subyektif (Klien)
......................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Evaluasi Obyekti (Perawat)
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
2. Rencana Tindak Lanjut
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
3. Kontrak yang akan datang
Topik : ............................................................................................................
Waktu : ...........................................................................................................
Tempat : ...........................................................................................................
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Ruang :
No Tanggal & jam Implementasi keperawatan Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai