Waterpas Bab 2
Waterpas Bab 2
Waterpas Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran
komunikasi bagi masyarakat bisa berupa koran, majalah, tv, radio siaran, telepon,
Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011:3) media adalah manusia, materi atau
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan
(AECT) Amerika bahwa media adalah adalah segala bentuk dan saluran yang
2011:121). Gagne dan Briggs masih dalam Arsyad (2011:4) secara implisit
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan
1
untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,tape
recorder, kaset, video camera, video recorder, film slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Jika pesan
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan
pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut
Rossi alat-alat semacam radio televisi jika digunakan dan di program untuk
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak
atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran
2
interaksi yang langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan
kemampuan dan minatnya. Media yang dibuat dari pengembangan materi yang
dikemas lebih menarik membuat peserta didik memiliki gairah dalam belajar,
karena ada sesuatu yang baru mereka lihat selain pada tulisan dan penjelasan
lisan. Media yang biasanya disertai gambaran nyata membuat fungsi otak peserta
Kemp & Dayton mengemukakan dalam Arsyad (2011:19) 3 fungsi utama dari
media:
dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan
minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut
dan emosi.
para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya
3
terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental
terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat
Selain itu masih dalam Arsyad (2011:17) Levie & Lentz menyatakan pendapatnya
bahwa media pembelajaran khususnya media visual memiliki 4 fungsi antara lain:
Fungsi atensi pada media visual merupakan inti yaitu menarik dan
yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
materi pelajaran.
Fungsi afektif pada media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau
4
(3) Fungsi kognitif
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks
dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran. (4)
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
5
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
baik pendidik maupun peserta didik dalam rangka menarik minat belajar
Menurut Gerlach & Ely 1971 dalam Arsyad (2011:12) 3 ciri media pembelajaran,
suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan
disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape,
disket komputer dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat
menghemat waktu.
relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format
media apa saja, ia dapat di reproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan
6
secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang
dalam media, antara lain: 1) Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang
dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang
yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi
pada visual dan audio. 4) Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu
digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dengan siswa dalam
(misalnya: radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya, film,
slide, video, OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape atau
(1) Teks berupa huruf-huruf maupun angka yang disajikan dalam format seperti
7
(2) Audio meliputi segala sesuatu yang dapat didengar seperti suara orang,
(3) Visual seperti diagram atau poster, gambar di papan tulis, foto, grafik, buku,
(4) Media gerak yang menunjukkan gerakan seperti video, animasi, dan
sebagainya.
(5) Tiruan berupa media tiga dimensi yang bisa disentuh dan dipegang
(6) Orang bisa berupa guru, peserta didik maupun ahli materi.
Pendapat lainnya dikemukakan dalam buku Ega Rima (2016:5) yang membagi
(1) Media visual yang merupakan media dengan unsur berupa garis, bentuk,
warna dan tekstur. Media visual ini dapat ditayangkan dalam bentuk gambar
(2) Audio visual yang merupakan media dengan unsur gambar dan suara yang
audio visual ini biasanya adalah mesin proyektor film, tape recorder dan
proyektor visual.
dalamnya.
(4) Microsoft Power Point yang merupakan media perangkat lunak atau
8
(5) Internet yang merupakan media pembelajaran yang memiliki jangkauan luas
antara lain teks, grafik, gambar, foto, animasi, audio dan video sehingga
peserta didik.
(2009: 170) dalam Ari Nur (2012: 26) adalah sebagai berikut:
(a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media
(b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
(c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur
(a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio
dan televisi
9
(b) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu
(3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dibagi dalam:
(a) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, transparasi dan lain
sebagainya
(b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan dan lain
sebagainya.
(2) Menentukan tujuan yang akan dicapai, dilihat dari kawasan belajar (domain
pelajaran.
10
(5) Tanggapan (responsi) yang diharapkan dari siswa, dengan cara membangun
memberikan tanggapan.
2. Video Pembelajaran
Media video atau yang kerap disebut media audio-visual ialah media yang
di dalamnya terdapat unsur audio yang dapat dilihat dan digabungkan dengan
unsur visual yang dapat dilihat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
bingkai merupakan tahap-tahap (sekuen) dari suatu gerakan. Mata kita tidak akan
dapat menangkap perbedaan (titik jeda perpindahan) antara frame jika rangkaian
11
tersebut diputar dengan kecepatan di atas 20 frame/detuk. Otak kita akan
bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan
video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.
Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,
merupakan media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan
salah satu sarana yang dirancang untuk memproduksi gambar realistik dari dunia
di sekitar kita, kita cenderung lupa bahwa atribut mendasar dari video adalah
waktu yang sangat lama bagi para siswa untuk sebenar-benarnya mengamati
pembagunan jalan tol, tetapi menyunting video dengan cermat dari berbagai
12
kegiatan berbeda-beda bisa menata ulang pentingnya kejadian tersebut
langit pada malam hari. Teknik ini dikenal dengan time lapse atau
„selang waktu‟.
Waktu juga bisa diperluas dengan video melalui sebuah teknik yang
tersebut pada kecepatan normal, kita bisa mengamati apa yang sedang
terjadi.
atau jarak yang sangat jauh. Siswa bisa melihat bumi dari pesawat ulang alik
(3) Animasi
13
Waktu dan tempat bisa juga direkayasa dengan animasi. Ini merupakan
lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan
bersifat retensi.
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
14
(4) Representasi Isi
demonstrasi. Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sains dapat
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap speech sistem
komputer.
tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah. Dapat pula
dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dan narator
15
(1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa
yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika
berdenyut.
(2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
lingkungan.
(4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan video
seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas.
(5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat
secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
(6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok
(7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame,
film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
16
mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu
mekar.
17
Dalam buku Sadiman dkk (2002:74) Kelebihan video ialah:
(2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat meperoleh
penyajiannya.
(5) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau objek
(6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
(7) Gambar proyeksi biasa di-“beku”-kan untuk diamati dengan seksama. Guru
Tanah
yang ada dalam Kurikulum 2013 Revisi. Mata pelajaran ini merupakan gabungan
dari dua mata pelajaran yakni ilmu bahan dasar konstruksi bangunan dan ilmu
18
ukur tanah yang didapatkan di kelas X. Dalam pembahasan skripsi ini akan
trigonometri dan koordinat, penggunaan (berbagai jenis) alat ukur, hitungan data
ukur dan penyajian hasil ukur. Hasil akhir dari pekerjaan ukur tanah adalah
sebuah peta.
Dalam mata pelajaran ini kompetensi dasar yang dikembangkan dibagi menjadi
19
Tabel 1. Kompetensi Dasar-Dasar Konstruksi dan Teknik Pengukuran Tanah
20
c. Pengukuran Sipat Datar
Russel & Paul (2000: 93) Sipat datar adalah istilah umum untuk yang
manapun dari berbagai proses dengan mana elevasi titik atau beda elevasi
ditentukan. Sipat datar adalah pekerjaan sangat penting dalam menghasilkan data
untuk pemetaan, rancangan rekayasa, dan konstruksi. Hasil sipat datar dipakai
untuk (a) merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada; (b) merencanakan proyek-
tanah; (d) menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah, dan (e) mengembangkan
Terdapat beberapa macam istilah dasar yang terdapat dalam sipat datar yang dapat
(1) Garis vertikal : sebuah garis yang berhimpit dengan gaya berat seperti
(2) Permukaan datar : sebuah permukaan melengkung yang pada tiap titiknya
tegak lurus pada garis unting-unting (arah pada mana gaya berat bekerja).
(3) Garis datar : sebuah garis di permukaan datar – karenanya sebuah garis
lengkung
(4) Bidang horisontal : sebuah bidang datar tegak lurus arah gaya berat. Dalam
pengukuran tanah datar, sebuah bidang datar tegak lurus garis unting-unting.
(5) Garis horizontal : sebuah garis pada bidang horizontal tegak lurus arah
vertikal
21
(6) Datum : sembarang permukaan datar yang dipakai sebagai acuan elevasi
(sebagai contoh permukaan laut pukul rata atau Mean Sea Level).
Istilah sipat datar di sini berarti konsep penentuan beda tinggi antara dua
titik atau lebih dengan garis bidik mendatar/ horizontal yang diarahkan pada
rambu-rambu yang berdiri tegak atau vertikal. Sedangkan alat ukurnya dinamakan
penyipat datar atau waterpass. (Slamet Basuki, 2016: 140) Sipat datar bertujuan
menentukan beda tinggi antara titik-titik di atas permukaan bumi secara teliti.
Tinggi suatu obyek di atas permukaan bumi ditentukan dari suatu bidang
referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Dalam geodesi, bidang
ini disebut bidang geoid, yaitu bidang equipotensial yang berimpit dengan
permukaan air laut rata-rata (mean sea level). Bidang equipotensial juga disebut
bidang nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak lurus dengan arah gaya berat di mana
22
Gambar 2. Bidang Referensi Ketinggian
(Sumber: Russel & Paul, 2000)
Dalam Modul Praktek Ukur Tanah Politeknik Negeri Kupang (2011: 47) Sipat
datar adalah suatu cara penentuan tinggi relatif dari beberapa titik di atas atau di
bawah suatu bidang acuan, yang disebut datum. Pada kenyataannya pengukuran
beda tinggi dengan alat sipat datar tersebut, adalah menentukan jarak dari titik
tersebut dengan garis penyipat datar alat yang ditempatkan di atas statif.
Gambar 3. Datum
(Sumber: Modul Praktek Ukur Tanah, 2011)
23
Dapat dilihat pada gambar datum diatas,
Sehingga dapat disimpulkan sipat datar adalah sebuah konsep yang dapat
menghasilkan data beda tinggi dengan cara mendirikan dua rambu-rambu yang
teropong hanya dapat diputar dengan sumbu kesatu sebagai sumbu putar.
Pada alat penyipat datar ini terdapat tiga garis penting yakni garis arah nivo,
garis bidik dan sumbu kesatu, sedang sekrup-sekrup yang ada yakni sekrup
koreksi nivo (a), sekrup koreksi diafragma (b), sekrup penggerak teropong
(c) yang umumnya tidak ada, dan tiga sekrup penyetel. Misalkan sekrup c
tidak ada. Maka menurut syarat utama harus dibuat garis bidik sejajar
dengan garis arah nivo. Bila hal ini telah dicapai, maka garis arah nivo harus
dibuat tegak lurus ada sumbu kesatu untuk memenuhi syarat kedua. Karena
sumbu kesatu tidak dapat dirobah, maka untuk membuat garis arah nivo.
24
Gambar 4. Dumpy Level
(Sumber: Wongsotjitro, 1977)
2) Tilting Level
Alat sipat datar ini dapat disebut juga sebagai tipe semua tetap dengan skrup
diungkit naik turun terhadap sendinya. Tilting level juga memiliki dua nivo
yaitu nivo kotak dan nivo tabung. Alat ini memungkinkan teleskop untuk
25
Gambar 5. Tilting Level
(Sumber: https://www.apiroter.com/products/tsi/tl.html)
3) Automatic Level
Disebut dengan automatic level karena apabila sumbu I telah vertikal atau
26
otomatis, maka dalam tipe ini tidak lagi ditemukan nivo tabung (Basuki,
2016: 141)
Menurut Frick (1984: 23) penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat
dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar tergantung pada
keadaan lapangan. Pada cara pertama ditempatkan alat penyipat datar di atas
salah satu titik, misalnya di atas titik B seperti terlihat pada gambar 7 mengukur
tinggi garis bidik J, yaitu jarak dari titik B sampai titik di tengah teropong.
Pembacaan rambu ukur, yang didirikan pada titik A menjadi misalnya R. Maka
Pada cara kedua seperti gambar 8, ditempatkan alat penyipat datar antara kedua
titik sedemikian rupa, sehingga jarak dari alat penyipat datar ke kedua rambu ukur
diletakkan pada garis lurus antara dua titik itu. Kemudian pada titik A kita
27
membaca nilai R (pembacaan belakang) dan tanpa mengubah pendirian alat
penyipat datar, kita baca nilai V (pembacaan muka) pada mistar yang didirikan
ada cara ketiga menurut gambar 9, tidak mungkin kita menempatkan alat
penyipat datar pada/ di atas titik A atau B, maupun di antaranya. Kita harus
menempatkan alat penyipat datar di sebelah kanan titik B. Pembacaan rambu ukur
dilakukan pada titik A (R) dan pada titik B (V) maka selisih tingginya titik A dan
28
f. Jenis-Jenis Pengukuran Sipat Datar
Terdapat empat jenis pengukuran sipat datar yang umum dilakukan dengan
suatu daerah pemetaan. Hasil akhir pekerjaan ini adalah data ketinggian dari
Kelainan pada sipat datar ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nivo
antara 2 titik yang tidak dapat dilewati pengukur seperti halnya sipat datar
tersebut.
Tujuan pengukuran ini umumnya adalah untuk mengetahui profil dari suatu
yang disebut sebagai sipat datar profil memanjang dan melintang. Hasil
29
akhir pengukuran ini adalah gambaran (profil) kedua jenis pengukuran
Pada jenis pengukuran sipat datar ini yang paling diperlukan adalah
antara ketinggian yang ada, maka dapat ditarik garis-garis konturnya di atas
Pengukuran sipat datar memanjang dapat dilakukan apabila jarak antar titik
kontrol pemetaan menjadi demikian besar, sehingga rambu ukur tidak dapat
terbaca dengan sekali mendirikan pesawat penyipat datar. Maka solusi yang
ditempuh ialah membagi jarak antar titik menjadi jarak bidik yang lebih kecil.
Dalam skripsi Anggini Winandra (2017: 52) Seperti halnya pengukuran jarak dan
sudut, pengukuran beda tinggi juga tidak cukup dilakukan dengan sekali jalan,
dalam satu hari (dinamakan seksi), serta dimulai dan di akhiri pada titik tetap.
Gabungan dari beberapa seksi disebut trayek. Seksi dilakukan dalam satu hari
dengan jarak 1 – 2 km. Sedangkan jarak trayek tergantung pada proyek pekerjaan
yang dilakukan, contoh proyek jalan 30 km maka itu adalah satu trayek yang
30
harus diselesaikan. Sehingga seberapa besar jauh trayek tergantung pada proyek
yang dilaksanakan.
Keterangan gambar :
Bt m1, m2... : bacaan benang tengah muka pada titik 1, 2 dan seterusnya
Bt b1, b2.... : bacaan benang tengah belakang pada titik 1,2 dan seterusnya.
tingginya. Karena jarak yang cukup jauh maka dibuat beberapa slag. Beda
⅀ ⅀ ⅀
Keterangan:
memanjang terkadang dilakukan dua kali berdiri alat pada setiap pengukuran beda
tinggi setiap slag atau disebut double stand. Tetapi cara double stand tidak
31
dianjurkan. Persamaan pada pengukuran beda tinggi pergi dan pulang adalah
sebagai berikut:
⅀ ⅀
(1) Penelitian yang dilakukan oleh Imam Mustholiq (2007) pada jurnalnya yang
multimedia mata kuliah Dasar Listrik memiliki unjuk kerja yang baik.
Dinyatakan baik dapat dilihat dari hasil penilaian keseluruhan oleh ahli
media, ahli materi serta mahasiswa dengan skor rata-rata adalah 3,18 atau
naarasi, (4) Publishing: mempublish video yang telah diedit menjadi satu
media pembelajaran ini telah berjalan sesuai dengan rencana dan ketika
Untuk menu utama terdapat lima tombol yang meliputi tombol Video 1,
(3) Suyitno, Iis Widianto, dan Suryaneta binti Masrul (2018) dalam jurnal
media pembelajaran dilihat dari hasil validasi oleh ahli media dan ahli
meningkatkan hasil belajar dalam uji coba kelompok besar dengan jumlah
20 siswa.
33
(4) Anggini Winandra (2017) dengan judul skripsi pengembangan media
komponen utama (home), silabus, mind mapping, materi, about, help, dan
“sangat layak” oleh ahli materi dengan presentase kelayakan sebesar 89,3%
dan masuk kriteria ”layak” oleh ahli media dengan presentase kelayakan
secara langsung di dalam ruang kelas atau belajar mandiri di mana saja
kapan saja.
(5) Nita Dwi Wahyuni (2015) dari hasil keseluruhan penelitian pengembangan
ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh dari hasil uji
Nganjuk secara umum dapat dikategorikan baik, dan layak dalam proses
yang menunjukkan desain media baik, dan uji validitas lapangan atau kelas
34
lapangan. Dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah
datar (PPD), sehingga media video pembelajaran ini dapat digunakan atau
belajar mengajar.
C. Kerangka Berpikir
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dirasa kurang efektif untuk masa
Proses belajar mengajar bersifat satu arah yang terdapat pada kurikulum
pendidik yang menjadi aktor utama dalam proses belajar mengajar akan bertugas
memberi tahu kepada peserta didik tentang materi pembelajaran dan peserta didik
mengkomunikasikan.
35
Mata pelajaran baru yang ada di Kurikulum 2013 Edisi Revisi ialah Dasar
sepenuhnya berhasil karena guru belum berhasil menarik minat siswa, dan siswa
2013 Edisi Revisi. Ditambah lagi mata pelajaran khususnya Teknik Pengukuran
Tanah yang membutuhkan waktu praktek lebih agar semakin meningkatkan skill
peserta didik malah semakin berkurang karena penggabungan dua mata pelajaran
ini.
pembelajaran pun diharapkan dapat membantu siswa untuk paham gambaran awal
mengenai mata pelajaran yang akan dipelajari. Upaya pengembangan video ini
disesuaikan dengan minat siswa masa kini yang gemar mengakses sosial media
yang memiliki output yang berupa media visual maupun audio visual.
dengan alat sipat datar (leveling). Video demonstrasi ini dibuat dan dikembangkan
untuk menunjang demonstrasi yang dilakukan oleh guru sehingga semua siswa
dapat melihat dengan jelas cara mengukur sipat datar memanjang. Video
36
mempelajari materi serta mempermudah siswa dalam belajar secara mandiri.
Hasil penelitian ini berupa produk yakni video demonstrasi. Produk yang
dihasilkan kemudian divalidasi oleh ahli materi dan ahli media untuk diuji
kelayakannya. Setelah dilakukan validasi, maka akan ada revisi sesuai dengan
secara presentase, selanjutnya produk siap untuk digunakan tenaga pengajar dan
peserta didik. Berdasarkan uraian di atas skema keranga pikir digambarkan seperti
D. Pertanyaan Penelitian
37
(3) Bagaimanakah tahap pengembangan dalam penelitian pengembangan video
38
Gambar 11. Alur Skema Kerangka Berpikir
(Sumber: Dokumen Pribadi)
39