Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pembahasan Laporan Pakcoy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

3.

2 Pembahasan
3.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Sawi Pakcoy
Pada mini project yang dilakukan selama praktikum, teknik penanaman
yang digunakan yaitu menggunakan teknik vertikultur. Teknik vertikultur yang
dipraktikkan tersebut yaitu dengan metode wallplanter dengan menggunakan
karung bekas yang dibuat sendiri dan ditempelkan di dinding. Pada mini project
tersebut terdapat beberapa perlakuan perendaman benih, yang digunakan
diantaranya adalah perendaman benih dengan air hangat, air bawang merah, dan
zat pengatur tumbuh kimia serta tanpa perlakuan perendaman untuk melihat
pertumbuhan berbeda dari setiap perlakuan yang dilakukan. Tujuan dari
dilakukannya perendaman benih tersebut untuk melihat pada perlakuan manakah
yang paling cepat dan baik pertumbuhannya. Biasanya dalam melakukan
pembenihan untuk mendapatkan bibit tanaman terkadang mengalami kendala
yaitu benih memiliki masa dormansi. Dormansi merupakan sebuah keadaan
dimana benih mengalami masa tidur, benih tidak akan tumbu atau berkecambah.
Masa dormansi tersebut dapat dipercepat dengan melakukan perlakuan-perlakuan
yang dipraktekkan pada mini project tersebut. Perlakuan pada benih tersebut
didukung oleh pernyataan Wahyuni dkk (2021) bahwa melakukan perendaman
benih menggunakan air panas memiliki tujuan yaitu untuk melunakkan kulit biji
yang keras, dapat mengurangi zat-zat penghambat, serta mempercepat
perkecambahan sedangkan dengan perendaman zat kimia kulit benih akan
menjadi lunak dan zat penghambat benih berkecambah akan terlarut. Perendaman
dibeberapa perlakuan tersebut dilakukan selama 1 jam. Hal tersebut dilakukan
karena menurut Hartoyo (2015), lamanya perendaman memiliki hubungan dengan
air yang masuk kedalam benih untuk mematahkan masa dormansi. Setelah
dilakukan perendaman tersebut maka prose selanjutnya adalah melakukan
pembenihan pada media tanah dilakukan salaam 3-5 hari, setelah itu dilakukan
proses pindah tanam. Proses budidaya tanaman sawi pakcoy dilakukan melalui 4
tahapan yaitu tahap pembenihan, pindah tanam atau penanaman tanaman sawi
pakcoy pada wallplanter, perawatan, dan pemanenan.
Perawatan tanaman sawi pakcoy dilakukan setiap hari dengan cara
menyiram tanaman sawi pakcoy sesuai dengan kebutuhan air tanaman dan
pemeberian pupuk organik cair. Sehingga pertumbuhan tanaman dapat dilihat
pada minggu ke 2 setelah dilakukan proses pindah tanam dimana pada semua
perlakuan rata-rata tinggi yang dimiliki masih terlihat sama yaitu sekiatr 2-3,5 cm
untuk benih yang tidak dilakukan perendaman. Sekitar 3-4 cm untuk perlakuan
perendaman menggunakan air hangat, air rendaman bawang dan ZPT kimia.
Pertumbuhannya masih terlihat sama bagi beberapa perlakuan. Memasuki minggu
ke 4 dari masing-masing anggota tersebut diperoleh hasil pengamatan yang
berbeda-beda dan juga terdapat kendala yang mulai muncul pada minggu tersebut,
Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada daerah Bangsalsari, Jember untuk
pelakuan tanpa perendaman memiliki rata-rata tinggi yaitu 6 cm, pada perlakuan
perendaman air hangat memiliki rata-rata tinggi yaitu 7 cm, pada perlakuan
perendaman dengan air bawang memiliki rata-rata tinggi 9 cm dan pada perlakuan
ZPT kimia memiliki rata-rata tinggi 8 cm dengan jumlah daun masing-masing 6
helai.
Pada daerah Kauman, Tulungagung hasil pengamatan yang diperoleh yaitu
untuk semua perlakuan memiliki rata-rata tinggi yang sama sekitar 7 cm, namun
pada saat minggu ke 4 tersebut mengalami kendala dimana tanaman diserang
hama tikus. Sedangkan pada daerah Galis, Pamekasan untuk pelakuan tanpa
perendaman memiliki rata-rata tinggi yaitu 5 cm, pada perlakuan perendaman air
hangat memiliki rata-rata tinggi yaitu 6 cm, pada perlakuan perendaman dengan
air bawang memiliki rata-rata tinggi 5 cm dan pada perlakuan ZPT kimia
memiliki rata-rata tinggi 6,5 cm dengan jumlah daun masing-masing 6 helai.
Pengamatan dilakukan lagi pada minggu ke 6 pertumbuhan yang cukup
baik ditunjukkan pada perlakuan perendaman air bawang merah serta perendaman
air hangat. Hal ini diperlihatkan pada hasil pengamatan di daerah Bangsalsari dan
Sumbersari Jember dengan rata-rata tinggi yang diperoleh pada perendaman air
bawang yaitu 11 dan 14 cm. Sedangkan rata-rata tinggi pada perlakuan
perendaman air hangat diperlihatkan pada hasil pengamatan di daerah Galis,
Pamekasan dengan rata-rata tinggi yang diperoleh yaitu 12 cm. Pada daerah
Tulungagung karena mengalaami kendala yang cukup berat maka dilakukan
penanaman ulang, namun hasil yang diperoleh pada perendaman air bawang dan
perendaman air hangat memang lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan kedua
perlakuan lainnya yaitu ZPT kimia dan tanpa perlakuan.
Setelah dilakukan pengamatan selama bermingu-minggu, pemananen
dilakukan pada minggu ke 8. Pemanenan tanaman sawi pakcoy tersebut
dilakukan engan cara mencabut tanaman sawi pakcoy yang dapat dipanen.
Tanaman sawi pakcoy yang siap panen ditunjukkan dengan ciri-ciri tanaman telah
berumur 45 hari dimana pada bagian pangkal batang tanaman sawi pakcoy sehat,
pertumbuhannya subur dan warnanya hijau segar (Mutryarrny dan Lidar, 2018).
Pemanenan tanaman sawi pakcoy tidak dilakukan secara keseluruhan karena
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang tidak seragam akibat dari hasil
penyulaman tanaman yang rusak atau mati. Adapun parameter yang diamati
dalam pemanenan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan berat basah. Pada daerah
Bangsalsari dan Sumbersari, Jember diperoleh tinggi tanaman sawi pakcoy setalah
panen ditunjukkan pertumbuhan paling tinggi yaitu pada perendaman air bawang
merah yaitu rata-rata tinggi 10 dan 15 cm dengan rata-rata jumlah daun 8 dan 12
hela dan berat baasah tanaman yaitu 14,28 g. Sedangkan pada daerah Galis,
Pamekasan dan Kauman, Tulungagung diperoleh tinggi tanaman sawi pakcoy
setalah panen ditunjukkan pertumbuhan paling tinggi yaitu pada perendaman air
hangat yaitu rata-rata tinggi 12 dan 13 cm dengan rata-rata jumlah daun 6 dan 8
helai dan berat baasah tanaman yaitu 4 g.
Perendaman dengan air bawang merah menujukkan pertumbuhan yang
baik karena air bawang merah termasuk kedalam ZPT alami yang didalamnya
terkandung hormon yang memacu aktivitas metabolisme dan fisiologis benih dan
memyebabkan terjadinya perkecambahan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan
Siregar dkk (2015), bahwa bawang merang mengandung hormone auksin dimana
hormone tersebut memiliki peran dalam pertumbuhan tanaman yaitu mendorong
pemanjangan sel, pembelahan sel, Sedangkan untuk perendaman air hangat juga
mnegalami perkecambahan dan pertumbuhan yang baik dan cepat dikarenakan
benih yang direndam dalam air hangat, kulitnya akan menjadi lunak sehingga
pemecahan kulit untuk berkecambah terjadi cepat. Hal tersebut didukung oleh
pernyataan Hidayat dan Marjani (2017), bahwa air hangat dapat melunakkan kulit
dari benih sehingga benih mengalami proses imbibisi. Benih yang mengalami
proses tersebut akan mengembang dan memecahkan kulit pembungkus benih serta
memicu adanya perubahan metabolic pada embrio sehingga menyebabkan benih
terus melanjutkan pertumbuhan. Air yang diserap oleh benih tersebut berlangsung
cepat dikarenakan hormone tumbuh yang ada pada benih memacu proses
pernyerapan air, mnegakibarkan pertumbuhan benih berlangsung dengan cepat
ppula dan dapat memberikan respon fisiologis yang cukup baik.

Kesimpulan
Proses budidaya tanaman sawi pakcoy dimulai dari proses pembenihan,
pindah tanam, perawatan dan pemanenan berlangsung selama 8 minggu.
Pembenihan diberikan perlakuan yaitu direndam dengan air hangat, air bawang
merah, ZPT kimia dan tanpa perlakuan untuk melihat pertumbuhan yang paling
baik. Teknik yang digunakan dalam proses budidaya tanaman sawi pakcoy yaitu
vertikultur dan perawatan yang dilakukan dengan cara menyiram tanaman dengan
air setiap hari dan pemberian pupuk organik cair. Sehingga perlakuan perlakuan
terbaik yang didapatkan yaitu pada perendaman air bawang merah dan air hangat.
Daftar Pustaka

Hidayat RS, T. dan Marjani. 2017. Teknik Pematahan Dormansi untuk


Meningkatkan Daya Berkecambah Dua Aksesi Benih Yute (Corchorus olitorius
L.). Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri, 9(20): 73-81.

Mutryarny, E., dan S. Lidar. 2018. Respon Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L)
Akibat Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Hormonik. Jurnal Ilmiah
Pertanian, 14(2): 29-34.

Siregar, A. P., E. Zuhry dan Sampoerno, S. 2015. Pertumbuhan Bibit Gaharu


(Aquilaria Malaccencis) dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Asal Bawang
Merah (Doctoral dissertation, Riau University). Jurnal faperta, 2(1): 1-10.

Hartoyo, E. 2015. Pengaruh Lama Perendaman Benih Dengan Triakontanol Dan


Berbagai Konsentasi Zat Atonik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Wortel. Jurnal Ilmiah Agrineca, 15(1): 1-12.

Wahyuni, A., M. MT. Simarmata., P. L. Isrianto., J. Junairiah., T. Koryati., A.


Zakia, S. N. Andini, D. Sulistyowati, P. Purwaningsih, S. Purwanti, I. Indarwati,
L. Kurniasari, dan J. Herawati. 2021. Teknologi Produksi dan Benih. Yayasan
Kita Menulis: Medan.

Anda mungkin juga menyukai