Untitled
Untitled
Untitled
a. Monistis
P=TP
- Perbuatan manusia (positif/negative)
- Diancam dengan pidana
- Bersifat melawan hokum
- Dilakukan dengan kesalahan
- Oleh orang yang bertanggung jawab
b. Dualistis
P=TP+PJP
- Perbuatan pidana :
Perbuatan (manusia)
Yang memenuhi rumusan UU
Bersifat melawan hokum
- Pertanggungjawaban Pidana :
Kemampuan bertanggungjawab
Kesalahan (dolus/culpa)
Tidak ada alasan pemaaf
5. Pasal 362 KUHP menentukan: Barangsiapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hokum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda
paling banyak 900 rupiah.
- Uraikan unsur-unsur tindak pidana tsb!
Unsur melawan hukum dalam rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 KUHP termasuk
sifat melawan hukum khusus karena dicantumkan secara tegas dan eksplisit dalam
perumusannya. Selain secara tegas, unsur melawan hukum dalam Pasal 362 KUHP memiliki
makna yang berbeda dengan unsur melawan hukum Pasal lainnya. Melawan hukum dalam
rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 berarti tiap perbuatan mengambil milik orang
lain dengan maksud memiliki dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan hukum dan
didasarkan pada niat jahat. Bertentangan dengan hukum maksudnya bertentangan dengan
undang-undang dan hak subyektif orang lain.
- Sebutkan kualifikasi dari tindak pidana tsb!
Bagian inti tindak pidana tersebut adalah : perbuatan “mengambil”; yang diambil adalah
barang; barang tersebut adalah kepunyaan orang lain seluruhnya atau sebagian saja;
pengambilan barang tersebut dilakukan dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum. Semua bagian inti tersebut harus dibuktikan oleh penuntut umum dalam
persidangan. Sedangkan elementen/unsur-unsur (kenmerk) adalah “kesengajaan” sebagai
unsur yang harus diterima secara diam-diam.
- Perbuatan apa yang dilarang dalam pasal tsb!
Melawan hukum dalam rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 berarti tiap perbuatan
mengambil milik orang lain dengan maksud memiliki dilakukan dengan cara yang
bertentangan dengan hukum dan didasarkan pada niat jahat. Bertentangan dengan hukum
maksudnya bertentangan dengan undang-undang dan hak subyektif orang lain.
- Berapa maksimum pidana yang dapat dijatuhkan oleh hakim!
Pidana penjara paling lama 5 tahun.
Pasal 362 KUHP yaitu tentang pencurian. Tindak pidana materiil inti larangannya adalah
pada menimbulkan akibat yang dilarang, karena itu siapa yang menimbulkan akibat yang
dilarang itulah yang dipertanggungjawabkan dan dipidana.
6. Jelaskan :
a. Teori-teori kausalitas hendak memecahkan permasalahan apa dalam hokum pidana?
“Akibat” artinya “perubahan dalam dunia luar”, yang dapat berupa suatu
pembahayaan ataupun perkosaan terhadap kepentingan hokum, misalnya nyawa,
kehormatan, dll.
Dalam delik formal, terjadinya akibat hokum itu hanya merupakan accidentalia,
sedangkan dalam delik materil akibat merupakan essentialia dari delik tersebut, sebab
jika tidak terjadi akibat yang dilarang dalam delik tersebut, maka delik itu menjadi
tidak ada.
b. Sebut dan jelaskan teori-teori kausalitas apa yang saudara ketahui!
a. Teori ekivalensi
Teori ini mengatakan : tiap syarat adalah sebab, dan semua syarat itu nilainya
sama, sebab jika satu syarat tidak ada, maka akibatnya akan lain juga.
Contoh : A luka ringan, kemudian dibawa kedokter, lalu ditengah jalan ia
kejatuhan genting, lalu mati. Penganiayaan ringan terhadap A juga
merupakan sebab matinya A.
Kelemahan teori ini yaitu hubungan kausalitas membentang kebelakang tanpa
akhir.
b. Teori individualisasi
Dalam teori ini, dari sederetan factor yang ada, dipilih sebab yang paling
menentukan dari peristiwa tersebut.
c. Teori generalisasi
Dalam teori ini, dicari sebab yang adequate untuk timbulnya akibat yang
bersangkutan. Untuk menentukan sebab yang adequate terdapat dua cara, yakni
penentuan subjektif dan penentuan objektif.
i. Penentuan subjektif : apa yang diketahui oleh sipembuat bahwa apa
yang dilakukannya dapat menimbulkan akibat itu.
ii. Penentuan objektif : menggunakan pengetahuan hakim, melalui hal
secara objektif kemudian pada umumnya diketahui.
7. Sebut dan jelaskan 2 ajaran sifat melawan hokum dalam hokum pidana!
a. menurut ajaran sifat melawan hukum yang formil
suatu perbuatan itu bersifat melawan hukum, apabila perbuatan diancam pidana dan
dirumuskan sebagai suatu delik dalam undangundang; sedang sifat melawan hukumnya
perbuatan itu dapat hapus, hanya berdasarkan suatu ketentuan undang-undang. Jadi
menurut ajaran ini melawan hukum sama dengan melawan atau bertentangan dengan
undang-undang (hukum tertulis).
b. menurut ajaran sifat melawan hukum yang materii
Suatu perbuatan itu melawan hukum atau tidak, tidak hanya yang terdapat dalam
undang-undang (yang tertulis) saja, akan tetapis harus dilihat berlakunya azas-azas
hukum yang tidak tertulis. Sifat melawan hukumnya perbuatan yang nyatanyata masuk
dalam rumusan delik itu dapat hapus berdasarkan ketentuan undang-undang dan juga
berdasarkan aturan-aturan yang tidak tertulis (uber gezetzlich).
Dari penjelasan tersebut diatas bahwa asas legalitas dalam pasal 1 ayat (1) KUHP
mengandung tiga pokok pengertian yakni :
Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila perbuatan
tersebut tidak diatur dalam suatu pera-turan perundang-undangan
sebelumnya/terlebih dahulu, jadi harus ada aturan yang mengaturnya sebelum
orang tersebut melakukan perbuatan;
10. Mengapa dengan adanya asas legalitas dalam pasal 1 KUHP dikatan KUHP sebagai
piagam agung bagi penjahat?
Melindungi rakyat terhadap pelaksanaan kekuasaan pemerintah. 2. Instrumental : Penguasa di
beri kuasa memidana dalam batas ketentuan Undangundang. Fungsi Instrumentalia di Jerman,
Australia, Spanyol, Italia pemerintah wajib menggunakan wewenang memidana. Sedangkan di
Belanda, Indonesia, Perancis, Belgia dan beberapa negara lainnya pemerintah berwewenang
tetapi tidak wajib memidana. Kelemahannya : Sering fungsi perlindungan dikorbankan untuk
fungsi Instrumental.
Berlakunya hukum pidana menurut waktu bersandar pada asas Legalitas yang diatur dalam
Pasal 1 ayat (1) KUHP. Asas legalitas pada prinsipnya memiliki konsekuensi bahwa, hukum itu
harus dalam bentuk tertulis, tidak boleh berlaku surut , dan tidak boleh menggunakan analogi.
Namun demikian asas Legalitas dapat diabaikan bilamana terjadi perubahan perundang-
undangan yang memberi keringanan bagi pelaku tindak pidana.