Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Untitled

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

1. Hukum pidana dengan norma hokum dengan system negative mempunyau 2 fungsi.

Jelaskan kedua fungsi tsb disertai contoh!


Fungsi umum Hukum Pidana adalah untuk mengatur hidup kemasyarakatan dan
menyelenggarakan tata dalam masyarakat. Sedangkan menurut Oemar Senoadji Hukum adalah
alat untuk menuju ke policy dalam bidang ekonomi. Sosial dan kebudayaan.
- Fungsi khusus Hukum Pidana adalah untuk melindungi kepentingan hukum terhadap
perbuatan yang hendak memperkosanya, dengan sanksi yang berupa pidana yang sifatnya lebih
tajam dari sanksi hukum yang lainnya. Kepentingan hukum meliputi orang, kelompok orang
(masyarakat, negara, dan sebagainya
2. Analisis bagaimana saudara katakana bahwa pasal 1 ayat 1 KUHP adalah asas legalitas!
Asas Legalitas (Asas Nullum delictum, nulla poena, sine praevia lege poenali):
Terdapat di KUHP Pasal 1 ayat (1):
"Tiada suatu perbuatan dapat dipidana kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan dilakukan".
Berisi dua hal:
a. Suatu tindak pidana harus dirumuskan/disebutkan dalam peraturan undang-
undang.
b. Peraturan undang-undang ini harus ada sebelum terjadinya tindak pidana.
3. Sebut dan jelaskan tiga ajaran/teori untuk menentukan tempat terjadinya tindak pidana!
a. Teori perbuatan jasmania/ perbuatan materiil –tempus/ locus delicti adlah waktu dan
tempat perbuatan materiil dari delik.
b. Teori alat/ instrumen tempus dan locus delicti adalah tempat dan waktu alat bekerja.
c. Teori akibat locus dan tempus delicti adalah tempat dan waktu akibat muncul yaitu :
- Akibat konstitutif –yaitu delik selesai.
- Akibat langsung (on middelijk gewolg).
4. Dalama merumuskan unsur strafbaarfeit dikenal pandangan monistis dan pandangan
dualistis. Tunjukan perbedaan kedua pandangan tsb!

a. Monistis
P=TP
- Perbuatan manusia (positif/negative)
- Diancam dengan pidana
- Bersifat melawan hokum
- Dilakukan dengan kesalahan
- Oleh orang yang bertanggung jawab
b. Dualistis
P=TP+PJP
- Perbuatan pidana :
 Perbuatan (manusia)
 Yang memenuhi rumusan UU
 Bersifat melawan hokum
- Pertanggungjawaban Pidana :
 Kemampuan bertanggungjawab
 Kesalahan (dolus/culpa)
 Tidak ada alasan pemaaf

5. Pasal 362 KUHP menentukan: Barangsiapa mengambil barang sesuatu yang seluruhnya
atau sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hokum, diancam karena pencurian dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda
paling banyak 900 rupiah.
- Uraikan unsur-unsur tindak pidana tsb!
Unsur melawan hukum dalam rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 KUHP termasuk
sifat melawan hukum khusus karena dicantumkan secara tegas dan eksplisit dalam
perumusannya. Selain secara tegas, unsur melawan hukum dalam Pasal 362 KUHP memiliki
makna yang berbeda dengan unsur melawan hukum Pasal lainnya. Melawan hukum dalam
rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 berarti tiap perbuatan mengambil milik orang
lain dengan maksud memiliki dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan hukum dan
didasarkan pada niat jahat. Bertentangan dengan hukum maksudnya bertentangan dengan
undang-undang dan hak subyektif orang lain.
- Sebutkan kualifikasi dari tindak pidana tsb!
Bagian inti tindak pidana tersebut adalah : perbuatan “mengambil”; yang diambil adalah
barang; barang tersebut adalah kepunyaan orang lain seluruhnya atau sebagian saja;
pengambilan barang tersebut dilakukan dengan maksud untuk dimiliki secara melawan
hukum. Semua bagian inti tersebut harus dibuktikan oleh penuntut umum dalam
persidangan. Sedangkan elementen/unsur-unsur (kenmerk) adalah “kesengajaan” sebagai
unsur yang harus diterima secara diam-diam.
- Perbuatan apa yang dilarang dalam pasal tsb!
Melawan hukum dalam rumusan tindak pidana pencurian Pasal 362 berarti tiap perbuatan
mengambil milik orang lain dengan maksud memiliki dilakukan dengan cara yang
bertentangan dengan hukum dan didasarkan pada niat jahat. Bertentangan dengan hukum
maksudnya bertentangan dengan undang-undang dan hak subyektif orang lain.
- Berapa maksimum pidana yang dapat dijatuhkan oleh hakim!
Pidana penjara paling lama 5 tahun.
Pasal 362 KUHP yaitu tentang pencurian. Tindak pidana materiil inti larangannya adalah
pada menimbulkan akibat yang dilarang, karena itu siapa yang menimbulkan akibat yang
dilarang itulah yang dipertanggungjawabkan dan dipidana.
6. Jelaskan :
a. Teori-teori kausalitas hendak memecahkan permasalahan apa dalam hokum pidana?
“Akibat” artinya “perubahan dalam dunia luar”, yang dapat berupa suatu
pembahayaan ataupun perkosaan terhadap kepentingan hokum, misalnya nyawa,
kehormatan, dll.
Dalam delik formal, terjadinya akibat hokum itu hanya merupakan accidentalia,
sedangkan dalam delik materil akibat merupakan essentialia dari delik tersebut, sebab
jika tidak terjadi akibat yang dilarang dalam delik tersebut, maka delik itu menjadi
tidak ada.
b. Sebut dan jelaskan teori-teori kausalitas apa yang saudara ketahui!
a. Teori ekivalensi
Teori ini mengatakan : tiap syarat adalah sebab, dan semua syarat itu nilainya
sama, sebab jika satu syarat tidak ada, maka akibatnya akan lain juga.
Contoh : A luka ringan, kemudian dibawa kedokter, lalu ditengah jalan ia
kejatuhan genting, lalu mati. Penganiayaan ringan terhadap A juga
merupakan sebab matinya A.
Kelemahan teori ini yaitu hubungan kausalitas membentang kebelakang tanpa
akhir.
b. Teori individualisasi
Dalam teori ini, dari sederetan factor yang ada, dipilih sebab yang paling
menentukan dari peristiwa tersebut.
c. Teori generalisasi
Dalam teori ini, dicari sebab yang adequate untuk timbulnya akibat yang
bersangkutan. Untuk menentukan sebab yang adequate terdapat dua cara, yakni
penentuan subjektif dan penentuan objektif.
i. Penentuan subjektif : apa yang diketahui oleh sipembuat bahwa apa
yang dilakukannya dapat menimbulkan akibat itu.
ii. Penentuan objektif : menggunakan pengetahuan hakim, melalui hal
secara objektif kemudian pada umumnya diketahui.
7. Sebut dan jelaskan 2 ajaran sifat melawan hokum dalam hokum pidana!
a. menurut ajaran sifat melawan hukum yang formil
suatu perbuatan itu bersifat melawan hukum, apabila perbuatan diancam pidana dan
dirumuskan sebagai suatu delik dalam undangundang; sedang sifat melawan hukumnya
perbuatan itu dapat hapus, hanya berdasarkan suatu ketentuan undang-undang. Jadi
menurut ajaran ini melawan hukum sama dengan melawan atau bertentangan dengan
undang-undang (hukum tertulis).
b. menurut ajaran sifat melawan hukum yang materii
Suatu perbuatan itu melawan hukum atau tidak, tidak hanya yang terdapat dalam
undang-undang (yang tertulis) saja, akan tetapis harus dilihat berlakunya azas-azas
hukum yang tidak tertulis. Sifat melawan hukumnya perbuatan yang nyatanyata masuk
dalam rumusan delik itu dapat hapus berdasarkan ketentuan undang-undang dan juga
berdasarkan aturan-aturan yang tidak tertulis (uber gezetzlich).

8. Jelaskan arti-arti istilah-istilah dibawah ini :


a. Lex temporis delicti :
b. Pedang bermata dua : Sanksi pidana dikatakan sebagai sanksi yang mengandung “tragik”,
sehingga hukum pidana dikatakan mengiris dagingnya sendiri, atau sebagai “pedang
bermata dua”, Maknanya hukum pidana selain melindungi benda hukum juga mengadakan
perlukaan terhadap pelanggar
c. Asas retroaktif : Tidak dibuat untuk masalalu, dibuat untuk masa depan. Kecuali
untuk kasus kejahatan yang luar biasa. Jika ada satu kasus yang masih berjalan, dan
pada saat proses pemidanaan masih dilakukan dan peraturan perundang-undangan
nya berubah. Maka yang dipakai adalah yang paling menguntungkan terdakwa.
d. Argumentum a contrario : menafsirkan atau menjelaskan undang-undang yang
didasarkan pada perlawanan pengertian antara peristiwa konkrit yang dihadapi
dan peristiwa yang diatur dalam undang-undang.
e. Norm adressat :
9. Coba saudara jelaskan disertai dengan menyebutkan pasal-pasal yang mengaturnya
paling sedikit 5 asas dalam hokum pidana materil!
- Asas legalitas : pasal 1 ayat 1 KUHP.

Dari penjelasan tersebut diatas bahwa asas legalitas dalam pasal 1 ayat (1) KUHP
mengandung tiga pokok pengertian yakni :

Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila perbuatan
tersebut tidak diatur dalam suatu pera-turan perundang-undangan
sebelumnya/terlebih dahulu, jadi harus ada aturan yang mengaturnya sebelum
orang tersebut melakukan perbuatan;

Untuk menentukan adanya peristiwa pidana (delik/tindak pidana) tidak boleh


menggunakan analogi; dan

Peraturan-peraturan hukum pidana/perundang-undangan tidak boleh berlaku


surut (Asas yang melarang keberlakuan surut suatu undang-
undang). Surut adalah suatu hukum yang mengubah konsekuensi hukum, terhadap
tindakan yang dilakukan atau status hukum fakta-fakta dan hubungan yang ada
sebelum suatu hukum diberlakukan

- Asas Teritorialitas : Pasal 2 KUHP


Asas ini sebenarnya berlaku pada hukum internasional karna asas ini
sangat penting untuk menghukum semua orang yang berada di
Indonesia yang melakukan tindak pidana yang dilakukan oleh orang
tersebut baik dilakukan di Indonesia maupun di luar. Akan tetapi asas
ini berisi asas positif yang dimana tempat berlaku seorang pidana itu
berdiam diri. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 KUHP 
Asas Nasional Aktif (Asas Personalitas)

Asas ini membahas tentang KUHP terhadap orang-orang Indonesia yang


melakukan tindak pidana diluar negara Indonesia. Dalam hukum internasional
hukum ini disebut asas Personalitas. Akan tetapi hukum ini tergantung dengan
perjanjian bilateral antar negara yang membolehkan untuk mengadili tindak pidana
tersebut sesui asal negaranya.  Terdapat dalam Pasal 5 KUHP

-  Asas Nasional Pasif (Asas Perlindungan)

Asas ini memberlakukan KUHP terhadap siapapun baik WNI ataupun warga


negara asing yang melakukan perbuatan tindak pidana diluar negara Indonesia
sepanjang erbuatan tersebut melanggar kepentingan negara Indonesia.

Terdapat dalam Pasal 4 KUHP

- Asas Tidak Ada hukuman Tanpa Kesalahan (Geen Straf


Zonder Schuld)
Asas ini mempunyai makna yang sama dengan makna asas Legalitas itu sendiri
sehingga asas ini dibekukan kedalam satu asas yang fundamental yaitu menjadi
asas Legalitas. Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan atau Asas Kesalahan
mengandung pengertian bahwa seseorang yang telah melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan hukum pidana yang berlaku, tidak dapat
dipidana oleh karena ketiadaan kesalahan dalam perbuatannya tersebut.
Asas ini termanifestasikam dalam pasal 6 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009
tentang Kekuasaan Kehakiman
-
-
-

 
10. Mengapa dengan adanya asas legalitas dalam pasal 1 KUHP dikatan KUHP sebagai
piagam agung bagi penjahat?
Melindungi rakyat terhadap pelaksanaan kekuasaan pemerintah. 2. Instrumental : Penguasa di
beri kuasa memidana dalam batas ketentuan Undangundang. Fungsi Instrumentalia di Jerman,
Australia, Spanyol, Italia pemerintah wajib menggunakan wewenang memidana. Sedangkan di
Belanda, Indonesia, Perancis, Belgia dan beberapa negara lainnya pemerintah berwewenang
tetapi tidak wajib memidana. Kelemahannya : Sering fungsi perlindungan dikorbankan untuk
fungsi Instrumental.
Berlakunya hukum pidana menurut waktu bersandar pada asas Legalitas yang diatur dalam
Pasal 1 ayat (1) KUHP. Asas legalitas pada prinsipnya memiliki konsekuensi bahwa, hukum itu
harus dalam bentuk tertulis, tidak boleh berlaku surut , dan tidak boleh menggunakan analogi.
Namun demikian asas Legalitas dapat diabaikan bilamana terjadi perubahan perundang-
undangan yang memberi keringanan bagi pelaku tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai