Untitled
Untitled
Untitled
Oleh
GITA LESTARI A.
NIM 14.2300.095
2019
SISTEM PEMBAYARAN MU’NAH DALAM PEMBIAYAAN
AMANAH PADA PEGADAIAN SYARIAH
CABANG SIDRAP
(AnalisisEkonomi Islam)
Oleh
GITA LESTARI A.
NIM 14.2300.095
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Parepare
2019
ii
SISTEM PEMBAYARAN MU’NAH DALAM PEMBIAYAAN
AMANAH PADA PEGADAIAN SYARIAH
CABANG SIDRAP
(AnalisisEkonomi Islam)
Skripsi
Program Studi
Perbankan Syariah
GITA LESTARI A.
NIM 14.2300.098
Kepada
2019
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat-
kepada junjungan baginda Rasulullah SAW, yang telah memberi petunjuk kepada
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang terulur
memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat yang setinggi-tingginyadan terimakasih
yang setulus-tulusnya atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan berbagai
bentuk bantuan baik secara moril, kritik, saran, dukungan finansial maupun sumbang
an pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si sebagai Rektor IAIN Parepare yang telah
2. Bapak Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang
positif bagi mahasiswa
3. Ibu An Ras Try Astuty, M.E., selaku Penanggung Jawab Program Studi
Perbanka Syariah
4. Bapak Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag dan Ibu Dr. Damirah, SE., M.M
selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberi bantuan dan
vii
5. Bapak /Ibu dosen beserta admin Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Parepare yang telah meluangkan waktu mereka dalam mendidik selama kuliah di
IAIN Parepare.
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dukungan baik secara materiil
7. Kepada sahabatku yang baik hati dan tidak sombong : Resky Amalia, Rahma.P,
Riska, Musdalifah mansi, Fitri Handayani Salma dan Rosdianti terima kasih atas
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua
pihak atas seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada peulis dalam
penyusunan skripsi ini. Selain itu, khusus ucapan terima kasih kepada yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT. Semoga senantiasa memberikan sinar
terang kepada seluruh hamba-Nya dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi-Nya
dan diberikan hidayah oleh-Nya. Aamiin.
Penulis
Gita Lestari A.
NIM. 14.2300.095
viii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
NIM : 14.2300.095
benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Penulis
Gita Letari A.
NIM:14.2300.095
ix
ABSTRAK
GITA LESTARI A, Sistem Pembayaran Mu’nah Dalam Pembiayaan
Amanah Pada Pegadaian Syariah Cabang Sidrap (Analisis Ekonomi Islam).
Dibimbing oleh Bapak Kamal Zubair selaku pembimbing utama dan Ibu Damirah
selaku pembimbing kedua.
Awal hadirnya pegadaian syariah cabang Sidrap, sebagian masyarakat masih
ragu terhadap pegadaian syariah apak ah sudah menjalankan sistem operasional
secara syariah atau tidak, terutama dalam pembiayaan amanah sebagian masyarakat
masih ragu dan menduga apakah pembiayaan amanah menggunakan sistem
bungaatau tidak padahal seharusnya dalam bertranksaksi harus berdasarkan prinsip
syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pembayaran mu’nah dalam
pembiayaan amanah yang terdiri dari mekanisme pembiayaan amanah dan
implementasi system pembayaran mu’nah. Jenis penelitian yang digunakan dalam
skripsi ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
fenomenologi kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dan
dokumentasi, adapun analisis yang digunakanya itu menggunakan analisis data
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pembiayaan amanah memiliki
mekanisme/prosedur yang mudah dan persyaratan yang sederhana tidak menyulitkan
masyarakat yang ingin mengajukan pembiayaan amanah, namun pegadaian
tetapberhati-hatidalam memberikan pembiayaan demi menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. 2) pegadaian syariah terutama dalam pembiayaan amanah tidak
menggunakan sistem bunga melainkan mu’nah (biayapemeliharaan) atas barang
jaminan yang dikenakan kepada nasabah yang telah diatur dalam fatwa DSN-MUI
No. 92/DSN-MUI/IV/2014 tentang pembiayaan yang disertai dengan Rahn (al-
Tamwil al-Mautsuq bi al-Rahn).
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAK .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
xi
2.2.1.4 Rukun Gadai Syariah .................................................................... 11
Tasjily ....................................................................................................... 24
xii
BAB III METODE PENELITIAN
BAB V PENUTUP
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Sidrap
Terlampir
3 Surat Keterangan Selesai Meneliti Dari Pegadaian Syariah
Cabang Sidrap
Terlampir
4 Pedoman Wawancara
Terlampir
5 Browsur Dan Aplikasi Pembiayaan Amanah
Terlampir
6 Hasil Dokumentasi
Terlampir
7 Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam adalah agama yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Semua aspek
kehidupan manusia tidak luput dari aturan Islam, termasuk di sini mengenai
hubungan manusia dengan manusia salah satunya dalam kegiatan dibidang ekonomi
dan keuangan (muamalah). Islam merupakan suatu sistem dan jalan hidup yang utuh
dan terpadu, Islam memberikan panduan yang dinamis terhadap semua aspek
prinsip syariah Islam dapat memberikan maslahat bagi umat manusia dan salah satu
kelebihan dari lembaga keuangan syariah adalah tidak boleh meminta kelebihan dari
pokok pinjaman, karena ini termasuk riba, sebagaimana kita ketahui bahwa riba
Sistem ekonomi islam diawali dengan konsep ekonomi dan bisnis nonribawi,
yang menjadi pusat perhatian utama para ulama dan cendekiawan muslim. 2Berbicara
lembaga keuangan syariah harus melakukan tranksaksi yang jelas sehingga tidak
keuangan konvensional dan syariah adalah terletak pada akad atas transaksinya salah
1
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2002), h. 8.
2
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 18.
1
2
satu lembaga keuangan nonbank yang bergerak dengan prinsip syariah adalah
Pegadaian Syariah.
Pegadaian syariah adalah sektor keuangan yang bergerak pada tiga lini bisnis
yaitu pembiayaan gadai emas dan aneka jasa yang dijalankan sesuai dengan prinsip
ekonomi dan lembaga keuangan yang sesuai dengan nilai dan prinsip hukum islam
dalam berbagai aspeknya termasuk pegadaian syariah. Selain itu, semakin populernya
serupa telah dimulai oleh Bank Mandiri Syariah (BSM) dengan meluncurkan produk
gadai syariah.
mana untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang yang
berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Barang
jaminan tetap menjadi milik orang yang menggadaikan (orang yang berhutang) tetapi
dikuasai oleh penerima gadai (yang berpiutang). Praktik ini telah ada sejak zaman
3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Laainnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h. 247.
4
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h.15.
3
nilai sosial yang sangat tinggi dan dilakukan secara suka rela atas dasar tolong
menolong.5
kembali, ini disebut dengan usaha gadai masyarakat tidak perlu takut kehilangan
barang berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan
harga barang yang dijaminkan sehingga nasabah dapat memperoleh dana yang
syariah yang memberi kemudahan kepada karyawan tetap maupun pengusaha mikro
untuk memiliki kendaraan motor atau mobil dengan cara angsuran. Dalam
dari harga kendaraan, biaya pemeliharaan barang jaminan disesuaikan dengan nilai
5
Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h.3.
4
Hal tersebut yang menjadi alasan penulis tertarik untuk mencari tahu lebih
tantang sistem pembayaran mu’nah dalam produk amanah pada Pegadaian Syariah
Cabang Sidrap apakah telah sesuai dengan prinsip islam seperti tidak memungut
Berdasarkan latar belakang, maka pokok masalah dalam penelitian ini adalah
Sidrap ?
syariah Sidrap
Dari penelitian ini semoga bisa menjadi informasi dan alat ukur, apakah
sistem pembayaran mu’nah dalam pembiayaan amanah sudah sesuai dengan syariat
penelitian ini akan sangat bermanfaat khususnya untuk mengetahui sistem dan
Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya dapat
memberikan banyak masukan bagi orang-orang yang ingin meneliti lebih lanjut
Terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini yaitu berupa
skripsi dari penelitian lain, namun tetap memiliki perbedaan dengan penelitian ini.
tasjiy dalam Pembiayaan Amanah di Cabang Pegadaian Syariah Radin Intan”, hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan akad Rahn Tasjily pada
pembiayaan amanah pada cabang pegadaian syariah Radin Intan telah sesuai dengan
pelaksanaan akad menimbulkan hak dan kewajiban antara cabang pegadaian syariah
Radin Intan Bandar Lampung dengan nasabah yang dimuat dalam perjanjian buku
akad qardhul hasan dan akad ijarah, akad rahn, akad mudharabah, akad ba’i
6
Muhammad Rezki Kurniawan, “Pelaksanaan Akad Rahn Tasjily dalam Pembiayaan
Amanah di cabang Pegadaian Syariah Radin Intan”(skripsi sarjana; Jurusan Hukum: Lampung),
2016.http:// digilib.unila.ac.id /23531/ 2/SKRIPSI %20TANPA %20BAB % 20PEMBAHASAN.pdf
(di lihat 15 Januari 2018).
6
7
penelitian ini adalah analisis sistem pembiayaan produk amanah pegadaian syariah
kualitas pelayanan, dengan adanya pembiayaan amanah, nasabah lebih luas dalam
memenuhi kebutuhannya di pegadaian syariah. Oleh karena itu tidak hanya sekedar
gadai saja, namun pembiayaanpun juga bisa. Dengan cara memenuhi kebutuhan
terdahulu yaitu fokus dan permasalahan yang dibahas penelitian yang dimana
Muhammad Rezki Kurniawan dalam penelitiannya fokus pada pelaksaan akad rahn
tasjily dalam pembiayaan amanah, Amiruddin permasalahan yang dibahas yaitu pada
penentuan biaya pemeliharaan barang gadai menurut Fatwa DSN-MUI NO.26 Tahun
2002 dan Riskiyah dalam penelitiannya berfokus dalam meningkatkan kualitas
7
Amiruddin, “Penentuan Biaya Pemeliharaan Barang Gadai Menurut Fatwa DSN MUI NO
26 Tahun 2002 (studi kasus pegadaian syariah cabang kota Langsa)”(Skripsi Sarjana;
syariah/muamalah: CotKala Langsa), 2014.http://digilib.iainlangsa.ac.id/312/1/READY.pdf (di lihat
15 Januari 2018)
8
Riskiyah “Analisis Pembiayaan Dengan Produk Amanah Dalam Meningkatkan Kualitas
Pelayanan Di Pegadaian Syariah Cabang Blauran Surabaya” (Skripsi Sarjana; Ekonomi dan Bisnis
Islam: Surabaya), 2017.http://digilib.uinsby.ac.id/22363/ (di lihat 15 Januari 2018).
8
secara resmi memiliki izin dalam melaksanakan aktivitas lembaga keuangan yang
apabila pengutang gagal menunaikan kewajibannya dan semua barang yang pantas
pegadaian adalah lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit dengan
masyarakat dengan cara hukum gadai. Ketentuan yang berlaku dalam hokum gadai
yaitu calon peminjam wajib menyerahkan hartanya sebagai jaminan yang diberikan
kepada pegadaian.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berutang atau oleh
seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang
untuk mengambul pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-
orang yang berpiutang lainnya dengan pengecualian biaya untuk melelang barang
9
Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam (Cet. III; Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2004), h. 88.
9
uang.10
Gadai dalam Bahasa Arab disebut Rahn, Rahn menurut Bahasa ats-tsubut wa
dawamu artinya tetap dan kekal, atau al-habsu wa luzumu artinya pengekangan dan
Gadai syariah (rahn) adalah menahan salah satu harta milik nasabah (rahin)
Menurut kitab undang-undang hukum perdata pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang
apabila pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo.13
10
Rahmat, Pengertian Gadai, Http://id.wikipedia.Org/wiki/Gadai (diakses 09 Februari 2018 ).
11
Wahbah Al-Zuhaili, Al- Fiqh Al-Islami Wa Adilatuhu (Jilid VI, Cet. Ke-8; Damaskus: Dar
Al-Fiqr Al-Mua’sshim, 2005), h. 4207.
12
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 3.
13
Sigit Triandu dan Totok Budisantoso,Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi II (jil 1;
Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 212.
10
Pegadaian syariah sendiri berasal dari prinsip Islam yang dikenal dengan
sebutan Rahn, yang berarti tetap atau lama. Dengan kata lain, penahanan suatu
2.2.1.3.1 Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah QS. Al-Baqarah
Terjemahnya :
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan
Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang
yang berdosa hatinya dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.14
2.2.1.3.2 Dasar hukum kedua untuk dijadikan rujukan dalam hukum gadai syariah
Artinya :
Sesungguhnya rasulullah SAW pernah membeli makanan dengan berutang
kepada seorang yahudi, dan nabi menggadaikan sebuah baju besi
kepadanya(Shahih Muslim).15
2.2.1.4 RukunGadai Syariah
dapatdi gadaikan.
Menurut ulama hanafiyah dan syafiiyah syarat sebuah hutang yang dapatdi
jadikan alas hak atas gadai adalahberupa hutang yang tetap dapat
2.2.1.4.4 Shigat
Sementara itu, rukun ar-rahn menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan
samping itu, menurut mereka untuk sempurna dan mengikatnya akad rahn
15
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah. (Jakarta : Sinar Grafika, 2008). h. 7.
12
Menurut jumhur ulama, ada beberapa syarat sahnya akad ar-rahn yaitu:
2.2.1.5.2 Marhun bih (utang), disyaratkan pertama, merupakan hak yang wajib
dilunasi dengan marhun (barang jaminan), dan ketiga, utang itu pasti dan
jelas baik zat, sifat, maupun kadarnya.
2.2.1.5.3.1 Barang jaminan (marhun) itu dapat dijual dan nilainya seimbang
akan datang.16
bahwa rahn dianggap sempurna apabila barang yang di rahnkan itu secara
hukum telah berada di tangan pemberi hutang dan uang yang dibutuhkan
telah diterima peminjam uang. Apabila jaminan itu berupa benda tidak
bergerak seperti rumah dan tanah, maka tidak rumah maupun tanah
16
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah (Jakarta: Rajawali Pers), h. 254.
13
tersebut yang diberikan akan tetapi cukup surat. jaminan tanah atau surat-
Jaminan dalam bentu barang atas utang tetapi barang jaminan tersebut
2.2.1.7.1 Menjaga kemungkinan nasabah untuk lalai atau bermain - main dengan
bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah peminjam
ingkar janji karena ada suatu aset atau barang yang di pegang oleh
penahanan agunan, yang bisa berupa emas, perhiasan, berlian, elektronik, dan
kendaraan bermotor.
17
Fatwa DSN-MUI, Fatwa DSN No: 68/DSN-MUI/III 2008 Tentang Akad Rahn Tasjily,
http://www.dsnmui.or.id. (di lihat 09 Februari 2018).
18
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indinesia (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada),
h. 91.
14
Untuk penyimpanan barang selama digadai, nasabah harus membayar sejumlah sewa
Uang sewa ini mencakup biaya penyimpanan serta pemeliharaan barang yang
digadai. Proses pelunasan sewa ini dapat dibayar kapan saja selama jangka waktu
yang telah ditetapkan. Kalau tidak menyanggupi, maka barang akan dilelang.
2.2.1.8.2 Arrum
Seperti produk rahn, produk Arrum ini juga memberikan skim pinjaman.
Biasanya, pinjaman ini diberikan kepada pengusaha mikro dan UKM dengan
menjaminkan BPKB motor atau mobil, dengan kata lain, barang bergerak. Seperti
halnya rahn, biaya gadai yang dibebankan kepada nasabah merupakan biaya
jumlah yang telah disepakati antara pegadaian dan nasabah. Meskipun demikian
untuk jumlah pembayaran tertentu, nasabah juga dapat mengagunkan emas sebagai
jaminan pinjaman.
pendanaan haji.
berprinsip syariah yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dan karyawan swasta
15
dan nasabah yangberprofesi sebagai pegawai negri sipil maupun pegawai tetap
seperti membeli sepeda motor dan mobil dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian
pinjaman ini diberikan dalam jangka waktu tertentu yang pengembaliannya dilakukan
secara angsuran. Akad yang digunakan dalam pembiayaan ini adalah Rahn Tasjily.20
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak
lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, dengan kata lain
telah direncanakan.21
menyalurkan dana kepada pihak lain selain lembaga keuangan berdasarkan prinsip
syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan
19
Pegadaian “Produk Pegadaian Syariah” http://www.pegadaian.co.id/product (28 Januari
2018)
20
Hadiana, “Analisis Peraturan dan Mekanisme Produk Kredit pada Pegadaian
Konvensional dan Syariah Tahun 2015”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 5, no. 1, h. 6. http://
ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/5063/3819 (di lihat 8 Februari 2018)
21
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, Edisi I (Cet I; Jakarta: Bumi Aksara,
2010), h. 681.
22
Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencaca, 2011), h. 105.
16
Perkataan pembiayaan yang berarti (trust) berarti lembaga pembiayaan selaku sahib
ditrerima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi pembiayaan yang
dana untuk investasi maupun untuk modal kerja. Dengan dana tersebut,
diuntungkan.
2.2.2.3.3 Membantu Pemerintah
mengingat semakin banyak kredit berarti ada kucuran dana dalam rangka
23
Veitzal Rivai dan Andria Permata Rivai, Islamic Financing Management, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada,2008), h. 3.
24
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 116.
17
antaranya:
uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang
untuk mengola barang yang semula tidak berguna menjadi berguna dan
bermanfaat.
Selain itu dapat menambah atau memperlancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya. Sehingga jumlah barang beredar dari wilayah
25
Kasmir,Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2015),h, 117.
18
2.2.2.5.1 Kepercayaan
diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima
2.2.2.5.2 Kesepakatan
2.2.2.5.4 Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian
sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggung jawab bank, baik risiko yang
kredit atau pembiayaan atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama
biaya provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan
kepada nasabah yang harus dibayar sebesar 0,8% yang dihitung dari harga kendaraan
26
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 84.
27
http://ramadhandikablog.wordpress.com/2017/11/24/teori-biaya/. (di lihat 9 Februari 2018).
20
tidak boleh menyerahkan pemeliharaan kepada orang laindan ia juga tidak boleh
menitipkan pada orang lain. Jika itu terjadi maka ia menanggungnya. Dalam hal ini
rahinsebagai pemilik barang gadai dan oleh murtahinsebagai orang yang bertanggung
gadai ditanggung oleh rahin, karena barang tersebut miliknya dan segala biaya untuk
memelihara barang gadai ditanggung oleh murtahin, karena ia menahan barang gadai
maka ia terikat dengan perkara-perkara yang berkaitan dengan barang gadai. Dalam
28
Hadiana, “Analisis Peraturan dan Mekanisme Produk Kredit pada Pegadaian
Konvensional dan Syariah Tahun 2015”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 5, no. 1, h. 6.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/5063/3819 ( di lihat 8 Februari 2018).
21
hal ini penggadai bertanggung jawab untuk menyediakan biaya makan, minum, dan
membayar biaya penyiraman, pembersihan, perparitan dan cukai jika barang jaminan
berupa tanah. Semua itu merupakan biaya pemeliharaan harta yang mesti ditanggung
oleh pemilik barang. Rahin tidak boleh mengambil biaya pemeliharaan marhun dari
hasil marhun kecuali atas ridho murtahin karena marhun semuanya berhubungan
dan tempat pemeliharaan, seperti biaya kandang, biaya tempat simpanan karena biaya
kewajibannya.
perbelanjaan dan bayaran perkara-perkara yang berkaitan dengan barang gadai mesti
pemberi gadai (murtahin) mempunyai Masing -masing pihak yang berakad rahn,
yaitu pihak penggadai (rahin) dan pemberi gadai (murtahin) mempunyai kebebasan
(marhunbih) dan tarif simpanan/titipan yang dalam akad rahn ini hanya mengikat
salah satu pihak yang berakad, yaitu rahin. Demikian menurut ulama fiqih termasuk
29
Rozalinda, Fikih Ekonomi Syariah Prinsip Dan Implementasinya Pada Sektor Keuangan
Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 261
22
ulama Hanabillah dan Malikiyah selama tidak ada larangan dalam Al Qur‟an dan Al
Hadis, sedangkan ulama Hanafiyah dan Syafi‟iyah menambahkan bahwa syarat itu
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, jaminan berasal dari kata jamin yang
artinya adalah menanggung. Jaminan adalah tanggungan atas pinjaman yang diterima
(borg) atau garansi atau janji seseorang untuk menanggung utang atau kewajiban
tersebut tidak terpenuhi.31
Jaminan adalah segala sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan debitur
pembayaran hutang seandainya terjadi waprestasi atas pihak ketiga yaitu dengan jalan
menguangkan atau menjual jaminan tersebut. Kedua, sebagai akibat dari fungsi
pertama, atau sebagai indikator penentuan jumlah pembiayaaan yang akan diberikan
kepada pihak debitur. Pemberian jumlah pembiayaan tidak boleh melebihi nilai harta
yang dijaminkan.
Fungsi jaminan adalah untuk menyakinkan bank atau kreditur bahwa debitur
30
Kaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 374.
31
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), h. 348.
32
Salim, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h. 22.
23
yangdiperjanjikan.33
gunamengetahui seberapa besar nilai harta yang dijaminkan. Penilaian atau appraisal
memberikan suatu penilaian didasarkan pada niali ekonomis suatu harta jaminan baik
Yaitu perkiraan jumlah uang yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau
hasil penukaran suatu properti pada tanggal penilaian antara pembeli yang berminat
membeli dan penjual yang berminat menjual dalam suatu transaksi bebas ikatan yang
nilai baru atau biaya penggantian baru adalah perkiraan jumlah uang yang
33
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah (Jakarta: Sinar
Grafika, 2000), h. 44.
24
yang meliputi biaya, upah buruh dan biaya-biaya lain yang terkait
adalah nilai perkiraan jumlah uang yang diperoleh dari perhitungan biaya
pengganti baru dari bagian-bagian properti yang perlu diasuransikan
adalah perkiraan jumlah uang yang diperoleh dari transaksi jual beli
adalah niali aktiva yang dicatat dalam pembukuan yang dikurangi dengan
2.2.4.1.1 Rahin menyerahkan bukti sah kepemilikan atau sertifikat barang yang
2.2.4.1.2 Perahan barang jaminan dalam bentuk bukti sah kepemilikan dan sertifikat
34
http:// radjafamily blogspot. Co.id/search?q=fikih+muamalah+2#.WpPuOXddLIW (di lihat
8 Februari 2018)
25
penjualan marhun, baik melalui lelang atau jual ke pihak lain sesuai
utangnya
2.2.4.1.4 Pemanfaatan barang marhun oleh rahin harus dalam batas kewajaran sesuai
kesepakatan
2.2.4.1.6 Besaran biaya sebagaimana yang dimaksud tidak boleh dikaitkan dengan
2.2.4.1.7 Selain biaya pemeliharaan, murtahin dapat pula mengenakan biaya lain
2.2.4.2.1.1 Akad Rahn adalah sebagaimana dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 25/DSN-
35
Fatwa DSN-MUI, Fatwa DSN No: 68/DSN-MUI/III 2008 Tentang Akad Rahn Tasjily,
http://www.dsnmui.or.id. (di lihat 09 Februari 2018).
26
2.2.4.2.1.8 Akad amanah adalah akad-akad yang tidak melahirkan kewajiban untuk:
(LKS) boleh dijamin dengan agunan (Rahn) sesuai ketentuan dalam fatwa ini.
2.2.4.2.2.1.1 Barang jamianan marhun harus berupa harta (mal) berharga baik
belikan, termasuk aset keuangan berupa sukuk, efek syariah atau surat
2.2.4.2.2.1.2 Dalam hal barang jaminan (marhun) merupakan musya’ (bagian dari
2.2.4.2.2.2.2 Utang harus bersifat mengikat (lazim), yang tidak mungkin hapus
2.2.4.2.2.2.3 Utang harus jelas jumlah (kuantitas) dan/atau kualitasnya serta jangka
waktunya
pembayaran
2.2.4.2.2.2.5 Apabila jangka waktu pembayaran utang/pengembalian modal
2.2.4.2.2.2.6 Mengenakan ta’widh dan ta’zir dalam hal Rahin melanggar perjanjian
2.2.4.2.2.3.1 Pada prinsipnya, akad rahn dibolehkan hanya atas utang piutang (al-
dain) yang antara lain timbul karena akad qardh, jual-beli (al-bai’)
2.2.4.2.2.3.2 Pada prinsipnya dalam akad amanah tidak dibolehkan adanya barang
Amin, antara lain syarik; mudharib, dan musta j'ir) atau pihak ketiga.
2.2.4.2.2.3.3 Barang jaminan (marhun) dalam akad amanah hanya dapat dieksekusi
semestinya dilakukan
berakad
2.2.4.2.2.4.1 Dalam hal rahn (dain/marhun bih) terjadi karena akad jual-beli (al-
2.2.4.2.2.4.2 Dalam hal rahn (dain/marhun bih) terjadi karena akad sewa- menyewa
29
2.2.4.2.2.4.3 Dalam hal rahn (dain/marhun bih) terjadi karena peminjaman uang
2.2.4.2.2.4.4 Dalam hal rahn dilakukan pada akad amanah, maka Pendapatan
penghasilan Murtahin (Syarik/ Shahibul Mal) hanya berasal dari bagi
Pengelola/ Mudharib)
kepada Rahin
2.2.4.2.2.5.2 Dalam hal Rahin tidak melunasi utangnya atau tidak menyelesaikan
Dalam hal terdapat selisih antara harga (tsaman) jual marhun dengan
utang (dain) atau modal (ra'sul mal), berlaku substansi fatwa DSN-
5).
2.2.4.2.2.5.6 Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
Agar penelitian ini memperoleh titik temu dan tidak menimbulkan multitafsir
sebagai berikut:
36
Fatwa DSN-MUI, fatwa DSN No.92/DSN-MUI/IV/2014 Tentang Pembiayaan yang Disertai
Rahn (Al-tamwil Al-Mautsuq Bi Ar-Rahn), http://www.dsnmui.or.id. (di lihat 11 Februari 2018)
31
sendiri, namun untuk kepentingan umat manusia dalam kegiatan ekonominya. Agar
pemeliharaan barang jaminan (mu’nah) apakah telah sesuai dengan syariat ekonomi
islam.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penelitian ini, maka
Pegadaian Syariah
Pembiayaan Amanah
Biaya
Pemeliharaan (Mu’nah)
Analisis Ekonomi
Islam
Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi) yang diterbitkan STAIN Parepare,
tersebut mencakup beberapa bagian yakni mengenai pendekatan dan jenis penelitian,
lokasi penelitian, fokus penelitian dan definisi operasional tentang masalah utama
yang akan dibahas dalam pembahasan,sasaran dan sumber data teknik dan prosedur
pengumpulan data, teknik analisis data dan pengecekan validitas dan reliabilitas
temuan.37
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan sumber data penelitian ini
adalah penelitian lapangan (field research). dimana peneliti dalam hal ini
fenomonologi, pendekatan ini didasari atas pandangan dan asumsi bahwa pengalaman
manusia diperoleh melalui hasil interprestasi. Objek, orang-orang, situasi dan
37
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN Parepare, 2013), h. 33.
38
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung, CV Pustaka Setia, 2002), h. 64.
33
34
Syariah Cabang Sidrap Jalan Andi Makksau No. 54-56 Kota Sidrap.
Penelitian ini akan dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih 2 bulan.
Data yang digunakan adalah data yang meliputi data yang bersifat primer dan
sekunder.
Data primer adalah data yang berasal dari sumber penelitian. data primer
Data sekunder adalah data yang peroleh tidak secara langsung melainkan
melalui media perantara data sekunder pada umumnya berupa bukti catatan, laporan
historis yang telah tersusun didalam arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang
35
tidak terpublikasikan. Adapun data yang bersifat sekunder dalam hal ini adalah buku-
buku yang berkaitan dengan pegadaian dan produk pegadaian dan media cetak
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan
metode wawancara, buku-buku dan internet. Dalam penelitian ini adapun tehnik
3.5.1 Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber. Dalam hal ini peneliti akan
dilakukan secara langsung dengan menggunakan rekaman audio dan catatan kecil.
3.5.2 Dokumentasi
Sebagian besar data yang tersedia adalah dalam bentuk surat-surat, laporan dan
sebagainya. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang telah silam.
Analisisdata adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
dengan mudah dipahami. Teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini
penelitian.
3.6.3 Penyajian Data
deskriptif agar mudah dipahami dan dapat menarik kesimpulan untuk melakukan
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisis data.
Hasil penelitian yang telah terkumpul harus diulang kembali dengan mencocokkan
reduksi data dan penyajian data, agar kesimpulan yang telah dikaji dapat disepakati
untuk ditulis sebagai laporan yang memiliki tingkat kepercayaan yang benar. Dalam
hal ini peneliti menggunakan metode deduktif dalam penarikan kesimpulan.
Metode deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
manajer melakukan studi banding ke Malaysia pada tahun 1993, mulai dilakukan
pada saat itu masih berbentuk badan hukum perum bentuk memiliki pedoman
operasional unit layanan gadai syariah.Lebih dari itu, tidak ada dukungan modal dari
positif dari masyarakat maupun dari pemerintah saat itu, namun setelah beberapa
perbankan syariah, asuransi syariah, dan pasar modal syariah di Indonesia, maka hal
pegadaian syariah. Dalam makalahnya, ia memberikan dua pilihan yang bisa diambil
pegadaian untuk membuka usaha gadai berdasarkan prinsip syariah. Bila pilihan ini
tidak bisa dipenuhi maka pilihan kedua adalah: mengajukan upaya hokum agar
kemungkinan menghilangkan monopoli usaha jasa gadai. bila pilihan kedua ini
37
38
(1) dalam PP No. 10 Tahun 1990.Ayat ini menegaskan bahwa perum pegadaian
adalah perusahaan tunggal yang bisa melakukan usaha gadai; dan pasal 5 ayat (2)
disebutkan bahwa misi perum pegadaian adalah mencegah terjadinya praktek rentenir
kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat dan saran pendukung lainnya belum
optimal, seperti kurangnnya sumber daya penaksir, alat untuk penaksir, teknologi
pegadaian syariah di Indonesia baru dapat diwujudkan secara resmi pada bulan
januari tahun 2003 yang pertama kali dibuka adalah Kantor Cabang Pegadaian
Syariah Dewi Sartika Jakarta, Kantor Cabang ini menjadi salah satu unit layanan
gadai syariah yang dilaksanakan oleh perum pegadaian di samping unit pelayanan
konvesional.
syariah beroperasi di Indonesia. Dalam kaitan Lembaga Keuangan ini, Umar Chapra
39
lembaga keuangan syariah dimaksud mencakup pula institusi keuangan non bank,
seperti pegadaian, asuransi, institusi kredit khusus korporasi atau korporasi audit
investasi.39
4.1.2.1 Visi
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi
market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yanng terbaik untuk
4.1.2.2 Misi
kerjasama dalam usaha mencapai tujuan yang telah diterapkan, agar kerjasama
39
Ade Sofyan Mulazid, Kedudukan Sistem Pegadaian Syariah (Jakarta: Kementrian Agama RI,
2012), h. 90.
40
tersebut dapat berjalan dengan baik, maka peran adanya pembagian tugas wewenang
organisasi yang efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
PT. Pegadaian Syariah Cabang Sidrap yang merupakan suatu organisasi yang
beberapa kali mengalami peralihan, perlu memiliki struktur organisasi yang dapat
StrukturOrganisasi
IKAMILAH, S.E
NUZUL RAHMAT
berbeda. Dalam hal ini, pegadaian syariah tidak dibolehkan menghimpun dana secara
langsung dari masyarakat baik dalam bentuk simpan tabungan. Oleh karena itu,
42
4.1.4.3 Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya, baik
hasil atau profit and loss sharing. Apabila dana berhasil dihimpun atau dana
sudah terkumpul maka digunakan untuk membiyai usaha gadai syariah.
Penggunaan dana dimaksud, yaitu: uang kas likuid dan pembelian dan
pegadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan investaris kantor gadai
syariah. Aktiva tetap berupa tanah dan bangunan, computer, kendaraan dan
4.1.4.4 Penyaluran dana yang ada, sebagian besar digunakan untuk kegiatan
keuntungan yang didapatkan dari biaya jasa yang dibayarkan oleh rahin.
Usaha ini merupakan aktivitas utama pegadaian syariah dalam syariah dalam
memperoleh keuntungan
43
yang ditujukan untuk masyarakat yang berpenghasilan tetap baik itu pegawai
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ibu Ikamilah selaku pimpinan
4.2.2.1 Proses transaksi berprinsip syariah yang adil dan menenteramkan sesuai
40
Ikamilah, Pimpinan Cabang Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah Sidrap,
29 Juni 2018.
44
yang ditentukan.
4.2.4.2 Sanggup membayar uang muka yang besarnya ditetapkan berdasarkan jangka
waktu kredit dan biaya administrasi
Mekanisme ialah proses atau syarat yang harus dipenuhi dan ditaati oleh
nasabah dalam menjalankan proses transaksi pembiayaan Amanah sebagai salah satu
4.2.5.1 Pegawai tetap suatu instansi Pemerintah/Swasta minimal telah bekerja selama
2 tahun
4.2.5.4 Fotokopi KTP (suami/istri), jika alamat tempat tinggal berbeda dengan KTP
4.2.5.5 Fotokopi kartu keluarga, bila pasangan suami istri belum mempunyai kartu
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Bapak Nuzul Rahmat selaku
“Pembiayaan Amanah salah satu produk lama pegadaian, namun saat ini telah
digencarkan kembali oleh pegadaian dengan beberapa mekanisme/sistem guna
kelangsungan dan kelancaran produk perusahaan, maka pegadaian syariah
mengajukan beberapa syarat dalam pengajuan seperti membawa berkas-
berkas fotokopi KTP, KK dan slip gajidemi menghindari hal-hal yang tidak di
inginkan”.41
Pembiayaan Amanah ini adalah pembiayaan yang memberikan pinjaman guna
kepemilikan kendaraan bermotor kepada para pegawai tetap pada instansi atau
perusahaan tertentu atas dasar besarnya penghasilan (gaji) dalam jangka waktu
Salah satu nasabah dari pembiayaan amanah yaitu Ibu Syarifah mengatakan
Syariah sudah sesuai dengan konsep Islam karena sebelum menjadi nasabah harus
ada persyaratan yang diikuti oleh calaon nasabah sebelum menjadi nasabah produk
Amanah.
41
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
42
Syarifa, Wirausaha, Wawancara Oleh Penulis Di Sidrap, 03 Juli 2018.
46
Pegadaian Syariah
analisa langsung oleh perusahaan. Untuk membaca watak dan sifat nasabah,
yang perlu diketahui oleh Pegadaian yaitu sifat dan kepribadian nasabah.
Yang dapat dilihat dari gaya bicara, gerak-gerik, latar belakang keluarga,
ketika survei lingkungan yang apabila dari karyawan yaitu ke mitra kerja yang
47
bersangkutan maupun yang dari pengusaha mikro yaitu ke tempat usaha yang
apabila karakter sudah tidak baik, maka sangat cenderung kedepannya akan
menimbulkan kerugian salah satu pihak. Oleh karena itu pegadaian syariah
ini dapat menjadi ancaman, sehingga dari awal harus benar-benar dipastikan
Jaminan merupakan surat berharga kendaraan baik motor maupun mobil yang
4.2.6.4 Syariah
Prinsip syariah diterapkan untuk melihat apakah bidang usaha calon nasabah
43
Ikamilah, Pimpinan Cabang Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah Sidrap,
29 Juni 2018.
49
apabila karakter sudah tidak baik, maka cenderung kedepannya akan menimbulkan
kerugian bagi pihak pegadaian, kapasitas yaitu dengan melihat kemampuan dari
nasabah apakah dapat bertanggung jawab melunasi pembiayaan yang ambil atau
tidak, jaminan berupa surat berharga kendaraan dan prinsip syariah dengan melihat
jenis usaha yang dilakukan calon nasabah tidak bertentangan dengan syariah.
Dalam proses pemberian pembiayaan kepada nasabah, ada beberapa hal yang
diperhatikan oleh perusahaan yaitu :
4.2.7.1 Kepercayaan
tingkat loyalitas nasabah baik nasabah baru maupun nasabah lama yang sudah
berlangganan
4.2.7.2 Kesepakatan
Setiap pembelian yang dibayar secara angsuran seperti kredit dalam lembaga
tersebut
4.2.7.4 Risiko
Pegadaian Syariah menganalisis nasabah sesuai prosedur sehingga
kesepakatan nasabah harus sepakat dengan syarat dan ketentuan yang berlaku di
44
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, Wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
51
diberikan kebebasan dalam memilih jangka waktu dalam melakukan angsuran yang
penting tidak melewati jangka waktu maksimal yaitu 60 kali dan resiko pihak
tidaknya nasabah angsuran nasabah yang dulu hal ini perlu dilakukanagar calon
nasabah tidak lalai atau bermain-main dengan fasilitas yang diberikan dan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
pigak pegadaian syariah.
4.2.8.2 Penyimpanan barang jaminan dalam bentuk bukti kepemilikan yang sah atau
murtahin
4.2.8.3 Pemanfaatan barang marhun oleh rahin harus dalam batas kewajaran sesuai
kesepakatan
4.2.8.5 Apabila terjadi wanprestasi atau rahin tidak dapat melunasi utangnya, maka
4.2.8.6 Murtahin dapat mengenakan biaya kepada rahin atas pemeliharaan dan
4.2.8.7 Besaran biaya pemeliharaan dan penyimpanan barang marhun tersebut tidak
yang riil.
Pegadaian itu memuat tentang bagaiamana hak dan kewajiban antara kedua pihak,
untuk hak dan kewajiban antara nasabah dan pihak pengadaian ternyata tidak terlalu
menyulitkan nasabah karena hanya memasukan beberapa surat-surat atau dokumen
jaminan dalam bentuk bukti kepemilikan yang sah atau sertifikat tersebut tidak
nasabah. Hal ini diwujudkan dengan adanya pembiayaan Amanah ini. Karena ini
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
Salah satu nasabah dari pembiayaan amanah Ibu Maryam Hatta mengatakan
memang hanya untuk memenuhi keperluan pribadi yaitu kendaraan pribadi yang
segi kegunaan termasuk pembiayaan modal kerja, dimana kendaraan juga termasuk
Objek yang ada dalam pembiayaan Amanah yang ada di Pegadaian syariah
Sidrap adalah kendaraan bermotor, yang dimaksud kendaraan bermotor dibatasi pada
kendaraan sepeda motor dan mobil. Adapun standarisasi pembiayaan dalam Amanah
46
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
47
Maryam Hatta, Wirausaha, Wawancara Oleh Penulis Di Sidrap, 03 Juli 2018.
54
Jika digunakan untuk pembelian kendaraan sepeda motor dan mobil yang
Jika digunakan untuk pembelian mobil yang digunakan untuk tujuan non
produktif.
Marhun Bih = Taksiran Kendaraan x 75%
pinjaman dan jaminan. Cara pembayaran angsuran dari nasabah produk pegadaian
amanah dicicil tiap bulan, besar dan lamanya cicilan dihitung berdasarkan besarnya
tersebut dari saat pembelian sampai diserahkan kepada nasabah. Pegadaian Syariah
Janji nasabah untuk membeli barang yang dipesan dalam suatu transaksi
Risiko tidak terbayar penuh atau sebagian dari pembiayaan, seperti yang
pembayarannya belum lunas maka ahli warisnya, yang harus membayar lunas.
pertama jika kerusakan tersebut terjadi saat objek pembiayaan berada di pihak penjual
48
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
56
kedua jika kerusakan tersebut terjadi saat objek pembiayaan berada ditangan nasabah
tidak dinyatakan berakhir dan tetap lanjut dengan biaya kerusakan ditanggung oleh
nasabah atau asuransi yang bekerja sama. Ketiga jika dalam pembiayaan berupa
kredit macet, penipuan dll, maka upaya penyelesaian masalah di produk Pegadaian
Amanah Pegadaian syariah Sidrap ada masalah berupa dengan prosedur operasional
sebanyak 3 kali dan terakhir dilakukan prosedur eksekusi marhun dan jika nasabah
amanah adalah melayani kebutuhan masyarakat, khusus untuk pegawai tetap atas
dijelaskan dalam landasan syariah yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis serta
pendapat para ulama yang menjadi pegangan umat Islam dalam kehidupan di
sudah sesuai dengan konsep ekonomi Islam. Karena Amanah telah memberikan salah
satu solusi penting dalam menyelesaikan masalah ekonomi rakyat berdasarkan nilai-
pembiayaan/hutang dengan jaminan barang yang sudah dibeli, tidak dipungut bunga,
pembiayaan tidak mengandung gharar dan juga berlandaskan hukum ekonomi Islam
57
dan memberi kenyamanan bagi setiap nasabah yang ingin beraktifitas ekonomi yang
sesuai dengan syariat Islam. Hadirnya pembiayaan amanah ini tentu berdasarkan satu
dijelaskan dalam landasan syariah yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis serta
yang menjadi pegangan umat Islam dalam kehidupan di berbagai bidang termasuk
dibidang ekonomi. Kebijakan operasional ini sendiri berasal dari beberapa potongan
ayat Al-Quran sperti dalam QS. Al-baqarah (2) dan juga hadis Rasulullah dan
pendapat ulama yang semuanya secara umum menjelaskan tentang dasar-dasar
hukum Ekonomi
syariah. Tetapi juga tetap terbuka bagi nasabah non-muslim karena pada dasarnya
Pegadaian Syariah
Implementasi adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu
3. Adanya pelaksanaan sebuah hasil kerja yang diperoleh melalui sebuah cara
Pada unsur implementasi, sistem Mu’nah merupakan salah satu biaya yang
ada dalam pembiayaan amanah yaitu biaya pemeliharaan barang atas barang jaminan
nasabah yang harus dibayarkan oleh nasabah setiap bulannya. Surat kepemilikan dari
kendaraan atau surat BPKB ditahan oleh pihak pegadaian yang kemudian dijadikan
sebagai jaminan yang akan dijamin dan dijaga keselamatannya oleh murtahin dan
dikenakan biaya mu’nah sebesar 0,8% yang harus dibayar nasabah setiap bulannya
yang dikalikan dengan jumlah pinjaman dan dibagi dengan bulan angsuran.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Ibu Ikamilah selaku Pimpinan
(Mu’nah) atas barang jaminan, hal ini telah dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syariah
barang jaminan utang dalam bentuk Rahn Tasjily dibolehkan, di mana Rahn Tasjily
adalah jaminan dalam bentuk barang atas utang tetapi barang jaminan tersebut
(marhun) tetap berada dalam penguasaan (pemanfaatan) Rahin dan bukti
perilaku (Moral Hazard), Lembaga keuangan syariah boleh meminta brang jaminan
49
Ikamilah, Pimpinan Cabang Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah Sidrap,
29 Juni 2018.
59
Rahn tasjily adalah jaminan dalam bentuk barang atas utang tetapi barang
jaminan tersebut (marhun) tetap berada dalam penguasaan (pemanfaatan) rahin dan
jaminan, meskipun pada prinsipnya dalam akad Amanah tidak dibolehkan adanya
berakad. Hal ini telah dijelaskan pada Fatwa DSN-MUI Nomor 92/DSN-
Rahn).
50
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
60
Biaya ialah semua pengorbanan yang perlu dilakukan yang diukur dengan
satuan uang, untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan
pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh pihak pegadaian. Biaya administrasi disini
berupa photo copy, print out dan biaya materai. Para ulama sepakat bahwa segala
biaya yang bersumber dari barang yang digadaikan menjadi tanggungan peggadai.
Tabel. 1
Amanah
Amanah
Mu’nah ialah biaya pemeliharaan atas barang jaminan berupa buku BPKB.
51
Nuzul Rahmat, Pengelola UPC/UPK Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah
Sidrap, 29 Juni 2018.
61
boleh menyerahkan pemeliharaan kepada orang lain dan ia juga tidak boleh
perbelanjaan dan bayaran perkara-perkara yang berkaitan dengan barang gadai mesti
ditanggung oleh Rahin. Masing-masing pihak yang berakad rahn, yaitu pihak
(marhun bih) dan tarif simpanan/titipan yang dalam akad rahn ini hanya mengikat
52
Ikamilah, Pimpinan Cabang Syariah, wawancara oleh Peneliti di Pegadaian Syariah Sidrap,
29 Juni 2018.
62
dilakukan juga oleh murtahin, sedangkan biaya dan pemeliharaan serta penyimpanan
tetap menjadi kewajiban rahin. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Fatwa
Rahn
Tabel. 2
Ilustrasi Amanah
x 0,8%)
53
Syarifa, Wirausaha, Wawancara Oleh Penulis Di Sidrap, Tanggal 03 Juli 2018.
63
tujuannya hanya untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik (excellent service)
telah disetujui oleh OJK, meskipun tidak ada dalil dalam syariah yang berkaitan
dengan penentuan batasan keuntungan usaha, sehingga bisa melebihi jumlah tersebut
dianggap haram.
Sebagaimana yang dikemukakan Ibu Ikamilah selaku Pimpinan Cabang
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami bahwa lembaga pegadaian syariah
berjalan atas bebrapa landasan salah satunya ialah Fatwa DSN-MUI. Pegadaian
Syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang yang digadaikan.
Meski tanpa bunga, pegadaian syariah tetap memperoleh keuntungan seperti yang
juga menjadi tanggung jawab rahinkarena dalam prakteknya pihak murtahin hanya
memelihara surat maupun sertifikat dari marhuntersebut, sedangkan wujud
barang gadai ( marhun ), maka akan ada biaya pemeliharaan barang gadai ( marhun ).
Biaya pemeliharaan barang gadai ( marhun) merupakan tanggung jawab rahin. Rȃhin
harus membayar biaya tersebut selama hutang rȃhin belum lunas. Biaya pemeliharaan
barang tersebut berasal dari penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan
para ulama‟ Hanafiyah berpendapat lain, biaya yang diperlukan untuk menyimpan
dan memelihara keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima gadai dalam
marhȗnpada dasarnya menjadi tanggung jawab rahin namun dapat juga dilakukan
barang gadai (marhun) adalah kewajiban bagi rahin yang kedudukannya sebagai
pemilik sah.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tidak mengandung gharar dan juga berlandaskan hukum ekonomi Islam dan
yang sesuai dengan syariat Islam. serta pembiayaan yang berlandaskan hukum
jaminan yang ditahan oleh pihak pegadaian berupa BPKB kendaraan yang di
meskipun BPKB ditahan oleh pihak pegadain namun kendaraan masih dapat
ada barang jaminan pada pembiayaan amanah, namun untuk berjaga-jaga agar
nasabah tidak melakukan hal-hal yang tidak dinginkan, maka pegadaian boleh
66
67
tidak ada dalil dalam syariah yang berkaitan dengan penentuan batasan
5.2 Saran
Dari hasil penelitian diatas, maka peneliti malalui tulisan ini memberikan
hal tersebut, Selain itu juga dapat meningkatkan loyalitas serta dapat menarik
5.2.2 Sebagai lembaga keuangan non bank yang masih sangat diandalkan
dipertahankan agar nasabah tidak beralih pada lembaga keuangan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta.
Gema Insan.
Ikamilah. Pimpinan Cabang Syariah. Wawancara Oleh Penulis. Tanggal 29 Juni dan
02 Juli 2018
Kasmir. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi VI. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Maslehuddin, Muhammad. 2004. Sistem Perbankan dalam Islam Cet III. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Rivai, Veithza, Andria Permata, dan Ferry. 2007. Bank and Financial Institution
Managemen. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
68
69
Rivai, Veithza dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking Edisi I. Jakarta. Bumi
Aksara.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2008. Islamic Financial Managenent,
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Edisi I. Jakarta:
Kencaca.
Triamdu, Sigit dan Totok Budi Santoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Edisi II. Jakarta: Salemba Empat.
FatwaDSN MUI
Hadiana. 2015. “Analisis Peraturan dan Mekanisme Produk Kredit pada Pegadaian
Konvensional dan Syariah Tahun 2015”, Jurnal Pendidikan Ekonomi, Vol. 5,
no. 1.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPE/article/view/5063/3819(
Diakses Tanggal 16 Januari 2018).
70
Sidrap ?
cabang Sidrap ?
7. Bagaimana apabila terjadi resiko atau hal-hal yang tidak diinginkan dalam
pembiayaan amanah ?
cabang Sidrap
memberatkan nasabah ?
RIWAYAT HIDUP PENULIS
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Makassar pada tahun 2011-
Studi Perbankan Syariah, terdaftar sebagai Mahasiswa baru pada tahun 2014 dan
akhirnya menyelesaikan pendidikan di IAIN Parepare pada tahun 2019.
pendidikan sebagai mana mestinya dan mengajikan tugas akhir berupa skripsi yang