Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2022
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2022
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2022
DIREKTORAT JENDERAL
PERIKANAN BUDIDAYA
[LAPORAN KINERJA
DIREKTORAT JENDERAL
PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN
2022]
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, sehingga
penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 ini dapat
terlaksana dengan baik.
LKj Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban
Ditjen Perikanan Budidaya dalam penggunaaan anggaran yang akuntabel untuk mencapai
target kinerja yang ditetapkan dengan berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
PAN dan RB Nomor 53 Tahun 21014 tentang Petunjuk Tenis tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Selain itu, landasan penyusunan laporan ini adalah Perjanjian Kinerja dan
Rencana Aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022. Kami berharap laporan kinerja ini
dapat bermanfaat sebagai sarana akuntabilitas dan pertanggungjawaban organisasi serta
dapat dijadikan bahan masukan untuk peningkatan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya di
masa mendatang.
i
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Daftar Isi
ii
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Daftar Tabel
1. Keselarasan target IKU Pada Renstra 2020-2024 dan PK 2022 ................................... 10
2. Perjanjian Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 ............................................ 12
3. Capaian Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 .............................................. 14
4. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Januari - Desember Tahun 2020 ................................... 17
5. Indeks Konsumsi Rumah Tangga Januari - Desember Tahun 2022 .............................. 17
6. Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Januari - Desember Tahun
2020 ................................................................................................................................ 18
7. Bantuan Pemerintah di 130 (Seratus Tiga Puluh ) Kampung Perikanan Budidaya ....... 24
8. Perkembanagn Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2018-2022 .................................. 28
9. Produksi Ikan Hias Menurut Komoditas Tahun 2022 ** (1000 ekor) ............................. 37
10. Capaian Tenaga Kerja Terlibat Bidang Perikanan Budidaya ......................................... 38
11. Capaian Indikator Kinerja Prosentase Jumlah Sampel Residu yang Memenuhi
Ketentuan (bebas residu) Tahun 2022 ........................................................................... 40
12. Data Sampel Pengujian Sampel Non Compliance Tahun 2022 ..................................... 40
13. Capaian IP ASN Tahun 2022 Eselon I lingkup KKP ....................................................... 44
14. Hasil Pemantauan Pembangunan Zona Integritas Tahun 2013-2022 .......................... 45
15. Inovasi dilingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang diikut sertakan dalam KIPP Tahun
2022 ................................................................................................................................ 52
16. Hasil Evaluasi Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/Strategis Lingkup
Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2021 ......................................................................... 54
17. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan IV Tahun 2022 dan
2021 ................................................................................................................................ 65
18. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya per Jenis Belanja Tahun 2022
dan 2021 ......................................................................................................................... 65
iii
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Daftar Gambar
iv
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Daftar Lampiran
Lampiran 1. PK awal Tahun 2022 .......................................................................................... 68
v
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Ikhtisar Eksekutif
Pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2022 merupakan tahun kedua
pelaksanaan RPJMN Tahun 2020-2024 sebagaimana telah ditetapkan pada Perpres 18
Tahun 2020 dan Renstra Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2020- 2024. Hasil evaluasi
kinerja tahun 2022 ini mempunyai makna strategis sebagai momentum perbaikan di tahun
berikutnyauntuk mencapai target akhir Renstra Ditjen Perikanan Budidaya 2020-2024.
Perjanjian Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 terdiri dari 6 Sasaran Strategis dan
22 Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Ditjen
Perikanan Budidaya Nomor 66 KEP/DIRJEN PB/2022 tentang penetapan IKU Ditjern
Perikanan Budidaya Tahun 2022. Pengukuran atas capaian kinerja dilakukan periodik setiap
tiga bulan (triwulanan). Pencapaian atas target indikator kinerja dihitung menjadi Nilai Kinerja
Organisasi (NKO) setiap periodenya. Pada tahun 2022, terdapat penyesuaian Perjanjian
Kinerja dengan adanya refocusing anggaran sebanyak tiga kali diiringi dengan penyesuaian
target Indikator kinerja utama. Hal tersebut dilakukan karena adanya pengurangan anggaran
untuk kegiatan yang mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama serta adanya faktor-
faktor eksternal dalam rangka menindaklanjuti arahan nasional dan alokasi anggaran yang
dikelola Ditjen Perikanan Budidaya serta kondisi dinamika nasional antara lain peningkatan
kegiatan budidaya dalam rangka mencapai visi pembangunan kelautan dan perikanan serta
penghematan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia yang mempengaruhi pencapaian
target kinerja Ditjen Perikanan Budidaya.
Capaian kinerja tahun 2022 secara keseluruhan termasuk berhasil, hal tersebut ditandai dengan
pencapaian sasaran strategis tercapai secara maksimal yaitu sebesar 106,14% , capain ini
lebih baik dari pada capaian tahun 2021 yang mencapai 105,04%
Secara keseluruhan capaian kinerja tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan tahun-
tahun sebelumnya. Ke depan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi Ditjen
Perikanan budidaya akan terus berupaya melakukan perbaikan dalam upaya merealisasikan
hasil perikanan Budidaya yang berkelanjutan. Dari hasil evaluasi capaian kinerja 22 IKU, 20
IKU (90,90%) capaiannya telah memenuhi atau melebihi target dan 2 IKU (9,10%) capaiannya
belum memenuhi target.
vi
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Pendahuluan
Latar Belakang
Perikanan budidaya merupakan sektor produksi pangan dan produk seafood dunia yang
paling pesat perkembangannya, termasuk di Indonesia. Rata-rata peningkatan produksi
perikanan budidaya Indonesia yang diproyeksikan FAO (2022) adalah 26% per tahun atau
lebih tinggi 5% dibandingkan rata-rata proyeksi peningkatan produksi perikanan budidaya
dunia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya kesadaran akan makanan
yang sehat dan menyehatkan serta pengurangan ketersediaan lahan teresterial proyeksi
produksi perikanan budidaya akan meningkat drastis.
1
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
hidup manusia, dengan tetap mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan dinamika sosial
masyarakat. Dengan demikian kegiatan perikanan budidaya dilakukan secara seimbang
sebagai win – win solution terhadap aspek lingkungan dan sosial, melalui kegiatan budidaya
perikanan yang inovatif, maju, modern yang dapat berjalan maksimal dan memenuhi
kebutuhan ekonomi dan pangan sehat dengan tetap memperhatikan caring capacity atau
dukungan lingkungan. Sehingga pada akhirnya sistem budidaya perikanan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat dicapai.
Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya, maka
sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai
telah dijabarkan dalam enam perspektif dengan masing-masing Indikator Kinerja
sebagaimana tercantum pada Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma
dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya.
Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB RI No. 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa setiap kementerian berkewajiban menyusun
Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kerja
Tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan
mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good
governance) dapat diwujudkan.
2
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
prasarana dan sarana perikanan budidaya, peningkatan mutu induk dan benih unggul serta
perbenihan ikan lainnya, peningkatan produksi perikanan budidaya, penerapan teknologi
perikanan budidaya, pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan, ketersediaan pakan ikan,
serta peningkatan usaha budidaya; v) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
peningkatan kapasitas dan kualitas prasarana dan sarana perikanan budidaya, peningkatan
mutu induk dan benih unggul serta perbenihan ikan lainnya, peningkatan produksi perikanan
budidaya, penerapan teknologi perikanan budidaya, pengelolaan kesehatan ikan dan
lingkungan, ketersediaan pakan ikan, serta peningkatan usaha budidaya; vi) pelaksanaan
administrasi direktorat jenderal; dan vii) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32/PERMEN-KP/2021
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 67/Permen-
KP/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya
meliputi:
1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi
2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara
3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung
4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain
5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu
6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam
7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo
8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee
10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam
11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok
12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem
14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
3
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Sumberdaya Manusia
Jumlah pegawai DJPB (Pusat dan UPT) Tahun 2022 adalah 1.206 orang. Pegawai DJPB
tersebut tersebar pada 5 unit kerja eselon II dan 15 UPT dengan komposisi sebagai berikut :
(i) Sekretariat sejumlah 106 orang (8,79%); (ii) Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya
sejumlah 43 orang (3,57%); (iii) Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan sejumlah 42 orang
(3,48%); (iv) Direktorat Perbenihan sejumlah 41 orang (3,40%); (v) Direktorat Pakan dan
Obat Ikan sejumlah 440 orang (3,32%); dan (vi) UPT sejumlah 934 orang (77,45%).
8.79% 3.57%
3.48%
3.40%
3.362
77.45%
Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, komposisi SDM DJPB adalah sebagai berikut : (i)
S3 sejumlah 8 orang (0,66%); (ii) S2 sejumlah 229 orang (18,997%); (iii) S1/D4 sejumlah 485
orang (40,22%); (iv) D3 sejumlah 133 orang (11,03%); (v) SLTA/D1/D2 sejumlah 315 orang
(26,12%); dan (vi) di bawah SLTA sejumlah 36 orang (2,99%).
2.99% 0,66%
26.12% 18,99%
40.22%
10.03%
4
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Potensi lahan perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 17,92 juta ha yang
terdiri potensi budidaya air tawar 2,83 juta ha, budidaya air payau 2,96 juta ha dan budidaya
laut 12,12 juta ha (sumber: Review Masterplan Perikanan Budidaya Tahun 2014).
Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 11,32 persen untuk budidaya air tawar,
22,74 persen pada budidaya air payau dan 2,28 persen untuk budidaya laut. Tingkat
pemanfaatan ini masih rendah terutama untuk budidaya laut sehingga diperlukan upaya
pemanfaatan agar produksi perikanan budidaya dapat terus ditingkatkan. Peningkatan
produksi perikanan budidaya harus disertai dengan peningkatan serapan pasar baik ekspor
maupun konsumsi dalam negeri.
Permasalahan yang dihadapi dalam perikanan budidaya secara umum dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu permasalahan internal dan eksternal.
Permasalahan internal yang dihadapi meliputi : (i) terbatasnya ketersediaan benih dan induk
yang bermutu dan berkualitas (ii) harga pakan masih dikontrol oleh pasar karena
ketersediaan pakan yang berkualitas dan bermutu dengan harga terjangkau masih terbatas,
(iii) potensi bahan baku pakan lokal untuk pembuatan pakan ikan di masyarakat (kelompok
GERPARI) belum optimal dimanfaatakan sehingga masih bergantung pada impor; (iv)
keterbatasan pengetahuan SDM pelaku usaha perikanan budidaya, (v) keterbatasan akses
permodalan untuk usaha perikanan budidaya; (vi) manajemen pengelolaan lingkungan dan
penyakit ikan yang belum optimal;(vi) implementasi cara berbudidaya ikan yang baik
(pembesaran, pembenihan dan pembuatan pakan mandiri) belum optimal diimplementasikan
5
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
oleh pelaku usaha perikanan budidaya; dan (vii) kondisi infrastruktur yang belum optimal
mendukung pengembangan usaha perikanan budidaya secara efisien.
1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang
capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya selama tahun 2022.
2. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan
Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan
Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj.
3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis,
gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Ditjen Perikanan
Budidaya pada tahun 2020 – 2024, rencana kerja dan anggaran tahun 2022, penetapan
kinerja Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen
Perikanan Budidaya.
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan capaian Indikator
Kinerja (IK) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja
Tahun 2022. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup
alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang kinerja anggaran.
5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang capaian,
permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan
masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa perbaikan
perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan.
6
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Visi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2020-2024 sejalan dengan Visi Presiden dan
Wakil Presiden serta visi KKP yaitu “Terwujudnya masyarakat perikanan budidaya yang
sejahtera dan sumber daya perikanan budidaya yang berkelanjutan” untuk
mewujudkan “Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian,
berlandaskan gotong royong.
1. Misi ke-1: Peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui peningkatan daya saing
SDM dan pengembangan inovasi dan riset kelautan dan perikanan;
2. Misi ke-2: Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui
peningkatan kontribusi ekonomi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian
nasional;
3. Misi ke-4: Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui peningkatan
kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan; dan
4. Misi ke-8: Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya melalui
peningkatan tata kelola pemerintahan di KKP.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menjalankan Misi ke-2, yaitu “Struktur ekonomi yang
produktif, mandiri, dan berdaya saing melalui peningkatan kontribusi ekonomi sub-sektor
perikanan budidaya terhadap perekonomian sektor perikanan nasional”. Misi utama DJPB di
atas didukung dengan Misi ke-8, yaitu pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya melalui peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik yang dilakukan oleh
seluruh unit kerja DJPB di pusat dan daerah.
7
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
program yang dilaksanakan. Sasaran Strategis (SS) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2020-
2024 adalah sebagai berikut:
8
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
d. Batas tertinggi prosentase nilai temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan Lingkup
Ditjen Perikanan Budidaya dibandingkan nilai realisasi anggaran sebesar ≤1 pada
tahun 2020 – 2024
e. Nilai PM SAKIP DJPB sengan nilai 85 pada tahun 2020 dan 86,75 pada tahun 2024
f. Tingkat Maturitas SPIP level 3 pada tahun 2020 – 2024
g. Prosentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya 60 persen pada tahun 2020 dan
80 persen pada tahun 2024
h. Prosentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar
82 persen pada tahun 2020 dan 90 persen pada tahun 2024
i. Unit yang menerapkan inovasi pelayanan publik 1 unit pada tahun 2020 – 2024
j. Nilai IKPA Ditjen Perikanan Budidaya 88 pada tahun 2020 dan 90 pada tahun 2024
k. Nilai Kinerja Anggaran (NKA) Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dengan nilai 85
tahun 2020 dan 89 pada tahun 2024.
Selain itu, arah kebijakan pada Renstra 2020-2024 perlu disesuaikan dengan adanya
perubahan arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dimulai tahun 2021.
Guna mendukung peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan (Program
9
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Selanjutnya, pada tanggal 15 Desember 2021 telah ditetapkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Republik Indonesia nomor 116 tahun 2021 tentang Rencana Kerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2022, termasuk di dalamnya Rencana Kerja
Ditjen Perikanan Budidaya. Dalam dokumen Rencana Kerja 2022 tersebut terdapat
perubahan atas beberapa Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan target dibanding dengan
dokumen Renstra. Hal ini terjadi karena karena adanya penyesuaian menindaklanjuti
kebijakan KKP dan tindak lanjut dari hasil Evaluasi MENPAN terhadap SAKIP DJPB 2021 .
Adapun Target Indikator yang berbeda itu sebagaimana tabel berikut :
10
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
IK RENSTRA PK KETERANGAN
ditargetkan 32.025 orang, tetapi karena
adanya Auto ajustment maka pada PK
revisi bulan desember target tenaga kerja
turun menjadi 23.348 orang
IK-8 Pengujian residu produk 21.937 - Sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi
perikanan budidaya dan sakip oleh Menpan tahun 2021 yang
sertifikasi untuk ekspor menyampaikan bahwa IKU pengujian
(paket) residu dianggap bukan outcome tapi
IK-8 - 97 masih proses
Berubah menjadi
Prosentase jumlah
sampel residu yang
memenuhi ketentuan
(sample bebas residu)
(%)
IK.9 Indeks Profesionalitas 74 80 Capaian IP ASN tahun 2020 sudah
ASN DJPB (%) mencapai 81
IK-12 Unit kerja yang 8 9 Capaian Tahun 2021 Unit Kerja yang
berpredikat menuju ditetapkan sebagai wilayah bebas dari
wilayah bebas dari korupsi sudah mencapai 8, atas arahan
korupsi setjen dimana jika taget indikator kinerja
tahun berjalan sudah dicapai pada tahun
sebelumnya maka dinaikkan saja
targetnya, karena asumsinya tidak ada
upaya pun sudah tercapai
IK 18 Tingkat Efektivitas 75 75 Kesepakatan eselon 1 pada saat rapat
Pelaksanaana Kegiatan kinerja KKP IKU ini yang awalnya masuk
Prioritas/strategis ke sasaran program Terkelolalanya
lingkup Ditjen Perikanan perikanan budidaya berkelanjjutan
Budidaya(%) menjadi ke Sasaran Program Tata Kelola
Pemerintahan yang baik.
IK, 21 Indikator Tingkat - 75 penambahan IKU baru berdasarkan Nota
Kepatuhan pengadaaan Dinas dari Inspektorat Jenderal KKP
Barang/Jasa lingkup Nomor 4.11/ITj.0/R.C.610/I/2021 tanggal
Ditjen Perikanan 11 Januari Tahun 2021
Budidaya
IK.22 Tingkat Kepatuhan - 75
pengelolaan BMN.
Penyusunan Perjanjian Kinerja ditujukan sebagai bentuk transparansi atas akuntabilitas dan
kinerja, serta sebagai dasar penilaian keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi. Perjanjian kinerja ini merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
11
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pada Tahun 2022 telah terjadi revisi Perjanjian Kinerja pada bulan Desember yang
diakibatkan dari adanya kebijakan Automatic Ajudsment ( AA) anggaran yangmengakibatkan
perubahan target. ( PK awal dan Revisi terlampir pada lampiran 1)
Iktisar eksekutif Perjanjian Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 hasil revisi
diuraikan pada tabel berikut ini:
12
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diperoleh indeks capaian
IKU. Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang
berlaku,yaitu maximize, minimize, dan stabilize. Ketentuan penetapan indeks capaian IKU
13
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Akuntabilitas Kinerja
Capaian Kinerja Organisasi
Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2022 sebagaimana Perjanjian
Kinerja (PK) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menitikberatkan pada enam Sasaran
Strategis dengan dua puluh dua Indikator Kinerja untuk menunjang pencapaian visi dan misi
Ditjen Perikanan Budidaya dan hasil pengukuran kinerja inilah yang dilaporkan dalam
Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I.
Capaian Kinerja Ditjen perikanan Budidaya Tahun 2022 sudah cukup baik, hal ini ditandai
dengan nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 106,14 %. Capaian ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan NPSS tahun 2021 yang besarnya mencapai 105, 07%. Ini
menunjukkan adanya perbaikan dalam pencapaian sasaran.
Capaian Kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahuan 2022 tergambar pada Dasboard aplikasi
Kinerjaku di bawah ini.
Adapun rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada Tahun
2022 seperti pada tabel berikut:
14
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
% %
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Aplikasi
Kinerjau
3 Nilai PNBP dari perikanan budidaya (Rp. Miliar) 21 27,93 133 120
4 Sentra Kawasan Perikanan Budidaya 130 130 100 100
5 produksi Perikanan Budidaya (juta ton) 18,77 16,89 89,98 89,98
6 produksi ikan hias (miliar ekor) 1,56 1,66 106,41 106,41
7 Tenaga kerja terlibat 23.348 45.903 196,60 120
Prosentase jumlah sampe residu yang
8 97 99,89 102,98 102,98
memenuhi ketentuan (sampel bebas residu) (%)
9 Nilai PM PRB DJPB (Nilai) 33 34,03 103,12 103,12
10 Indeks profesionalitas ASN DJPB (%) 80 83,35 104,19 104,19
Unit kerja yang berpredikat menuju wilayah
11 9 11 122,22 120
bebas dari korupsi
Batas tertinggi Prosentase nilai temuan LHP
BPK atas laporan keuangan Ditjen perikanan
12 ≤1 0,03 120 120
Budidaya dibandingkan realisasi anggaran
Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2019 (%)
13 Nilai PM SAKIP DJPB (nilai) 80,01 80,03 100,20 100,20
14 Tingkat Maturitas SPIP (Level) 3 3,81 127 120
Prosentase jumlah rekomandasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
15 70 94,52 135,03 120
perbaikan kinerja lingkup Ditjen Perikanan
Budidaya (%)
Persentase unit kerja lingkup DJPB yang
16 menerapkan sistem manajemen pengetahuan 86 100 116,28 116,28
yang terstandar (%)
17 Unit yang menerapkan inovasi pelayanan public 1 2 200 120
Tingkat Efektivitas pelaksanaan kegiatan
18 prioritas/startegis lingkup Ditjen Perikanan 76 86,15 114,87 114,87
Budidaya (%)
19 Nilai IKPA DJPB 89 92,56 104,00 104,00
20 Nilai Kinerja Anggaran DJPB 86 89,44 104,19 104,19
Tingkat Kepatuhan Pengelolaan Barang dan
21 75 76,06 101,41 101,41
Jasa
22 Tingkat Kepatuhan pengelolaan BMN 75 77,50 103,33 103,33
15
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
99,08 100,80 100,98 100,55 102,83 103 104,62 101,57 105 99,64
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI) adalah salah satu indikator kinerja Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya yang digunakan untuk mengukur daya tukar hasil usaha budidaya
dengan pemenuhan kebutuhan sehari-sehari dan biaya usaha budidayanya. Nilai Tukar
Pembudidaya Ikan (NTPI) merupakan angka indek antara indeks harga yang diterima oleh
pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). Nilai
tukar lebih besar dari 100 berarti pembudidaya mengalami surplus kenaikan harga produksi
lebih tinggi dibanding kenaikan harga konsumsi, nilai tukar sama dengan 100 berarti
pembudidaya mengalami impas kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga
konsumsi dan nilai tukar lebih kecil dari 100 berarti pembudidaya mengalami defisit kenaikan
harga produksi lebih kecil daripada kenaikan harga konsumsi.
Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Bulan Januari - Desember
Tahun 2022
Pada bulan Januari - Desember tahun 2022 secara rata-rata Nilai Tukar Pembudidaya Ikan
(NTPI) sebesar 104,62. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan pembudidaya
ikan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan tahun 2022 berada
di atas 100. Sementara Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPI) rata-rata tahun 2022
sebesar 105,28 menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan dapat dijadikan sebagai mata
pencaharian karena ninlai indeksnya di atas 100. Pada gambar di atas dapat dijelaskan
bahwa Nilai Tukar Pembudidaya Ikan naik selama tahun 2022 dan berada pada puncaknya di
bulan Agustus. Sejalan dengan Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan juga terus naik selama
tahun 2022 dan berada pada puncaknya pada bulan Agustus.
16
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Jika dilihat dari tabel di atas dapat digambarkan bahwa selama tahun 2022 indeks harga
diterima mengalami kenaikan rata-rata sebesar 0,45 persen dengan rata-rata indeks harga
diterima (It) sebesar 116,18. Dari komponen penyusun It, dapat dilihat pada tabel di atas
bahwa indeks harga ikan seluruhnya mengalami kenaikan harga dengan kenaikan harga
tertinggi pada budidaya ikan air tawar sebesar 0,53 persen sementara budidaya laut dan
budidaya air payau masing-masing sebesar 0,27 persen dan 0,29 persen. Meningkatnya
indeks harga ikan dimungkinkan semakin membaiknya tingkat permintaan ikan baik ekspor
maupun pasar dalam negeri.
17
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Komponen penyusun Ib yang terdiri dari indeks konsumsi rumah tangga (KRT) dan indeks
biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), masing-masing indeks rata-rata
selama tahun 2022 sebesar 111,89 dan 110,35 dengan kenaikan rata-rata masing-masing
sebesar 0,42 persen per bulan dan 0,31 persen per bulan. Naiknya indeks harga dibayarkan
oleh pembudidaya ini diakibatkan oleh adanya desakan inflasi
Selama periode Januari - Desember tahun 2022, indeks konsumsi rumah tangga tertinggi
secara rata-rata adalah Pakaian dan Alas Kaki (114,78), Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
(114,15), serta Makanan, Minuman dan Tembakau (113,49). Namun jika dilihat dari kenaikan
rata-rata per bulannya maka kenaikan rata-rata indeks transportasi yang tertinggi (1,04%),
Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak sehingga membuat
indeks harga transportasi naik.
Tabel 6. Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Januari - Desember
Tahun 2020
Kenaika
Rata-
Komponen NTPi Indeks Harga n Rata-
rata
rata (%)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
BPPBM 108,57 108,69 108,82 109,35 109,74 110,14 110,35 110,70 111,53 111,93 112,05 112,27 110,35 0,31
1 Bibit/Benih 110,65 110,66 110,56 110,98 111,24 111,20 111,41 112,17 112,31 112,77 112,58 112,74 111,61 0,17
Pupuk, obat-
2 obatan, dan 109,98 110,12 110,32 110,92 111,51 112,18 112,40 112,66 113,42 113,77 114,04 114,24 112,13 0,35
pakan ikan
Sewa dan
3 pengeluaran 103,34 103,36 103,37 103,64 103,67 103,77 103,79 103,82 104,01 104,06 104,10 104,15 103,76 0,07
lainnya
Transportasi
4 dan 104,78 104,85 104,93 107,45 108,25 108,69 108,91 109,11 119,58 120,11 120,51 120,60 111,48 1,32
komunikasi
Barang
5 104,83 104,83 105,04 105,34 105,40 105,46 105,59 105,71 105,92 106,18 106,37 106,47 105,60 0,14
modal
6 Upah buruh 107,02 107,53 107,78 107,95 108,13 108,32 108,45 108,59 108,73 109,20 109,25 109,54 108,37 0,21
18
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Gambar 7. Peta Nilai Tukar Pembudidaya Ikan bulan Januari - Desember Tahun 2022
Sementara indeks Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan (NTUPI) selama periode Januari -
Desember tahun 2022, jumlah provinsi yang memiliki NTUPI diatas 100 relatif stabil. Secara
rata-rata pada periode Januari - Desember terdapat 23 provinsi yang NTUPI-nya di atas 100
yaitu Aceh, Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara dan Papua Barat. NTPI rata-rata tertinggi pada Januari - Desember ini
adalah provinsi Maluku dengan nilai sebesar 120,02 dan NTPI terendah provinsi Kepulauan
Bangka Belitung sebesar 91,47. Berikut peta sebarannya:
Gambar 8. Peta Nilai Tukar Usaha Pembudidaya Ikan bulan Januari - Desember
Tahun 2022
Dari gambar NTPI dan NTUPI di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi perbaikan harga
di tingkat pembudidaya ikan. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah provinsi yang NTPI dan
NTUPI-nya naik dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya jumlah provinsi
yang NTPI dan NTUPI-nya di atas 100 berjumlah masing-masing 18 provinsi dan 20 Provinsi.
19
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Dalam kondisi saat ini yang dapat dilakukan guna menjaga indeks NTPI dan NTUPI adalah
menjaga produktivitas pembudidaya sekaligus menjaga harga komoditas di tingkat
pembudidaya tidak turun atau bahkan bisa naik dan menekan biaya yang dikeluarkan oleh
pembudidaya. Bibit/benih dan pakan adalah dua komponen ini yang cukup berpengaruh dan
dapat diintervensi oleh Ditjen Perikanan Budidaya. Oleh karenanya kebijakan terkait
bibit/benih dan pakan dapat dilakukan guna menjaga keberlangsungan usaha pembudidaya.
Selain itu, sistem pendistribusian hasil produksi, baik benih maupun ikan konsumsi juga mesti
diperhatikan saat ini karena saat ini sistem transportasi menjadi kendala.
3.298.751 3.385.947 3.621.343 3.544.245 4.412.001 5.000.000 4.842.187 96,84 3.700.000 130,87
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka
waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan
dalam turut serta membentuk produk nasional, pendapatan atau income adalah uang yang
diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba
termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun, sementara itu terkait
dengan pendapatan pembudidaya adalah uang yang diterima oleh pembudidaya yang
merupakan hasil dari kegiatan membudidayakan ikan, sehingga bisa diukur seberapa jauh
kegiatan pembudidayaan ikan dapat memberikan kehidupan yang layak bagi pembudidaya.
Secara garis besar (gambar 9) biaya yang paling banyak digunakan sebagai biaya input
pembudidayaan ikan adalah pakan rata-rata diatas 60 % kecuali untuk ikan kerapu dan
udang windu, biaya pakan untuk ikan kerapu cenderung kecil karena pembudidaya kerapu
20
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
masih bergantung pada ikan rucah sebagai pakan ikan kerapu sedangkan untuk ikan untuk
udang windu yang rata-rata cara budidayanya masih tradisional, secara umum kondisi
persentase penggunaan biaya operasional untk budidaya ikan masih sama dengan triwulan 2
tahun 2022.
Capaian PNBP DJPB diperoleh dari jumlah Pendapatan Fungsional dan Umum Realisasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak UPT DJPB periode 1 Januari 2022 s.d. 30 Desember 2022.
Realisasi PNBP s.d. 30 Desember 2022 sebesar Rp27.933.199.184,- atau 137,80% dari
target PNBP sebesar Rp21.000.000.000,- dan mengalami kenaikan sebesar 14,76%
dibanding realisasi tahun 2021 pada periode yang sama sebesar Rp.24.340.899.131,- .
PNBP lainnya berupa jenis PNBP pelayanan s.d 30 Desember 2022 Rp27.933.199.184,-
meningkat signifikan sebesar 14,76% jika dibandingkan dengan tahun 2021 pada periode
yang sama sebesar Rp.24.340.899.131,- meliputi pendapatan atas:
a. hasil samping kegiatan pembudidayaan ikan;
b. pemeriksaan/pengujian laboratorium;
c. pekerjaan dan informasi;
d. hasil penjualan hasil produksi non litbang lainnya;
e. penggunaan sarana prasarana sesuai tugas dan fungsi; dan
f. jasa lainnya sebagaimana tercantum dalam PP Nomor 85 Tahun 2021.
21
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
PNBP lainnya berupa jenis PNBP pelayanan s.d 30 Desember 2022 didominasi dari
Penjualan hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan budidaya (425112) sebesar
Rp19.420.040.982,00,- dikarenakan jenis penerimaan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan dan budidaya (425112) berupa proses produksi udang diakhir tahun 2021 yang
dipanen pada bulan Januari dan Februari tahun 2022 pada Balai Layanan Usaha Produksi
Perikanan Budidaya Karawang dan Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo, selain itu
juga ada:
a. Pendapatan layanan pendidikan dan/atau pelatihan (425421) sebesar Rp5.260.000,00,-
berupa layanan pelatihan tingkat dasar bidang pengendalian hama penyakit ikan dan
identifikasi penyakit ikan di BPBAP Situbondo dan BPKIL Serang;
b. Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan dan Informasi (425692) sebesar
Rp28.500.000,00,- berupa bimtek bidang pembudidayaan Ikan Magang Tentang
Pemijahan dll di BBPBAT Sukabumi;
c. Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi dan Standarisasi Lainnya (425289) sebesar
Rp5.557.090.000,00,- berupa pelayanan Laboratorium; dan
d. Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai dengan Tusi (425151) sebesar
Rp808.496.000,00,- berupa sewa asrama/mess di beberapa UPT seperti BBPBAP
Jepara, BPBAP Takalar, LP2IL Serang, BPBAP Ujung Batee. BPBAT Tatelu , BBPAT
Sukabumi, BPIU2K Karang Asem dan BLUPPB Karawang.
PNBP lainnya berupa pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) s.d 30 Desember 2022
sebesar Rp 2.113.812.202,- berupa sewa BMN atas rumah dinas, pendapatan penjualan
BMN berupa :
1) Penjualan Peralatan dan Mesin (425122) sebesar Rp1.356.568.314,00 berasal dari:
BPBAP Takalar sebesar Rp53.700.000,- dari lelang BMN berupa AC, Lemari Es, alat
laboratorium, peralatan dan mesin dan investaris kantor lainnya dengan kondisi rusak
berat pada Kantor BPBAP Takalar dan Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin
dari Setditjen Perikanan Budidaya sebesar Rp683.777.899,-
2) Pendapatan pemindahtanganan BMN Lainnya (425129) sebesar Rp21.212.212,- berupa
lelang barang bergerak satu paket barang inventaris kantor dengan kondisi berat pada
BBPBL Lampung sesuai ketentuan dalam PP Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan
atas PP Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
3) Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan (425131) sebesar
Rp736.031.676,00,- berupa sewa rumah dinas dan sewa lahan oleh koperasi untuk
kerjasama budidaya ikan dan udang;
4) Penerimaan non anggaran (hak negara lainnya) s.d 30 Desember 2022 sebesar Rp
Rp1.379.501.886,,-, pendapatan non anggaran berlaku umum di seluruh
Kementerian/Lembaga berupa :
Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Pegawai Negeri Non Bendahara
(425791) dari Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan Serang atas TGR kehilangan
Aset BMN berupa 18 unit pengolah data karena insiden pencurian dengan total jumlah
kerugian sebesar Rp41.477.670,-;
1. Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah (425811) sebesar
Rp140.110.289,- berasal dari :
a. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam sebesar Rp31.397.620,- atas:
ü Pengadaan bahan baku pakan ikan sebesar Rp14.433.000,-;
ü pengadaan bahan lab kualitas air sebesar Rp2.480.620.-;
22
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL (425911) sebesar Rp77.449.512,- berupa spm
denda dimana Aplikasi Sakti langsung menggunakan akun 425911 ini.
23
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Anggaran untuk pengelolaan PNBP sebesar Rp177.000.000 untuk kegiatan Perjalanan Dinas
dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Kinerja PNBP DJPB KKP dan sudah terealisasi
sebesar Rp.177.000.000 atau 100% untuk kegiatan perjalanan dinas.
Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan 130 lokasi KPB yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 64 Tahun 2021 di 6 (enam) lokasi dan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2022 di 124 (seratus dua puluh
empat) lokasi. Dukungan kegiatan pada pembangunan kampung perikanan budidaya, Ditjen
Perikanan Budidaya telah memberikan bantuan benih, bantuan induk, bantuan mesin pakan
mandiri, bantuan bioflok, bantuan UPR, sertifikasi perikanan budidaya (CBIB dan CPIB),
bantuan premi asuransi, prasertifikasi hak atas tanah, pos pelayanan kesehatan ikan terpadu,
PITAP, bantuan sarana dan prasarana budidaya, bimbingan teknis dan penyuluhan. Bantuan
pemerintah di 130 lokasi KPB dapat di lihat pada Tabel di bawah berikut:
24
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
25
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
26
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Alokasi anggaran untuk mendukung kegiatan Kampung Perikanan Budidaya di 130 lokasi
pasca pencadangan anggaran (automatic adjusmant) sebesar Rp121.280.171.000,- yang
tersebar di Pusat dan UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dengan realisasi anggaran
sebesar Rp116.802.570.000 atau sebesar 96,31%.
16,11 15,69 15,43 14,85 14,65 18,77 16,89 89,98 22,65 74,57
*juta ton
Capaian produksi perikanan budidaya pada tahun 2022 sebesar 16,88 juta ton dan jika
dibandingkan dengan target pada tahun 2022 yakni sebesar juta ton maka capaian produksi
perikanan budidaya adalah sebesar 89,98 % . Produksi perikanan budidaya tahun 2022 naik
jika dibandingkan dengan produksi tahun 2021 sebesar 14,65 juta ton.
27
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Jika dilihat selama periode 2018 – 2022, volume produksi perikanan budidaya selama waktu
tersebut mengalami sedikit kenaikan dengan rata-rata per tahunnya naik sebesar 0,58
persen.
§ Udang
Perkembangan produksi udang nasional tahun 2018 - 2022 mengalami penurunan dengan
peningkatan rata-rata sebesar 5,03% per tahunnya. Namun pada tahun 2018 target produksi
udang mencapai target sebesar 101,74 Persen. sementara tahun 2022 mencapai target
sebesar 81,77%., tidak tercapainya target produksi udang ini terutama disebabkan karena
terhambatnya ekspor udang Indonesia karena ada penolakan komoditas ekspor udang di
pasar USA, akan tetapi produksi masih tetap meningkat dibandingkan tahun 2021 seiring
dengan mulai bergulirnya program terobosan terhadap budidaya udang yang diinisiasi oleh
Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB). Ditjen perikanan budidaya telah dan terus mengambil
langkah nyata dalam upaya peningkatan volume dan nilai produksi udang adalah (i) Asuransi
pembudidaya yang melindungi pembudidaya dalam berusaha; (ii) Rehabilitasi saluran dan
infrastruktur tambak untuk mengembalikan performance tambak sesuai standar kelayakan
teknis; (iii) Bantuan sarana budidaya udang yang merupakan stimulus bagi pembudidaya
untuk meningkatkan usaha budidaya udang; (iv) Melakukan berbagai kerjasama lintas
sektoral dan stakeholders lain untuk mempermudah akses baik infrastruktur, sarana dan
28
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
prasarana budidaya, serta akses pasar dan permodalan; (v) Pengembangan pola budidaya
berbasis manajemen kawasan/klaster; (vi) Penguatan kelembagaan dan pengembangan
kemitraan usaha; (vii) Peningkatan input teknologi budidaya yang aplikatif, efektif dan efisien
berbasis wawasan lingkungan; (viii) Pendampingan teknologi secara intensif dan massive
terhadap pelaku usaha budidaya udang.
§ Kerapu
Trend produksi ikan kerapu dari tahun 2018 - 2022 menunjukkan kinerja yang kurang positif.
Hal ini bisa diihat dari trend produksinya yang cenderung stagnan dari tahun 2018. Namun
produksi ikan kerapu pada tahun 2022 sedikit meningkat dari tahun 2021 mencapai 14.912
ton atau tercapai targetnya sebesar 88,47 % dari target sebesar 16.855 ton. Walaupun
targetnya tidak tercapai namun peningkatan produksi ditahun 2022 mengindikasikan
kebangkitan budidaya kerapu mengingat pandemic covid-19 sudah mulai mereda dan
negara-negara pengimpor kerapu hidup sudah mulai membuka kran impornya. Untuk lebih
memacu peningkatan produksi kerapu ini berbagai upaya telah dilakukan oleh DJPB antara
lain (i) Penyediaan benih ikan kerapu yang bermutu di UPT dan unit pembenihan skala rumah
tangga (HSRT); dan (ii) Adanya kebijakan program bantuan KJA budidaya ikan kerapu di
beberapa daerah potensial yang memicu perkembangan kawasan budidaya kerapu di
beberapa daerah potensial.
§ Kakap
29
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Capaian produksi ikan kakap dari tahun 2018 - 2022 sedikit mengalami kenaikan dengan
kenaikan rata-rata sebesar 7,27% per tahun. Kakap merupakan salah satu jenis ikan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi yang cukup digemari sebagai ikan konsumsi sehingga dengan
sedikitnya produksi menyebabkan harga ikan kakap cenderung naik. Capaian produksi ikan
kakap pada tahun 2022 mencapai 88,47% dari produksi yang ditargetkan. Ketidaktercapaian
target produksi ini lebih banyak karena banyak KJA yang terlambat pengisian benihnya.
Selain itu semakin banyak masyarakat yang mengusahakan tambak intensif sehingga lahan
tambak tradisional yang hasil sampingannya berupa ikan kakap semakin sedikit dan secara
tidak langsung berdampak pada produksi ikan kakap itu sendiri. Untuk lebih meningkatkan
produksi ikan kakap DJPB telah mengalokasikan bantuan berupa KJA laut dan
pengembangan benih kakap di beberapa UPT pusat untuk mendukung budidaya kakap di
KJA laut.
§ Bandeng
Perkembangan produksi bandeng dari tahun 2018 - 2022 mengalami kenaikan sebesar
4,11%. Sempat terjadi penurunan pada tahun 2020 karena pandemic namun diperkirakan
dan meningkat kembali pada tahun 2021 dan 2022. Namun Selama kurun waktu tahun 2018 -
2022 target produksi bandeng tidak tercapai. Ketidaktercapaian ini disebabkan oleh
terbatasnya sentra produksi benih bandeng walaupun berbagai teknologi diversifikasi olahan
bandeng yang menyebabkan minat masyarakat akan produk bandeng tetap tinggi. Indikasi
masih adanya ekspor nener juga menyebabkan ketersediaan nener dalam negeri semakin
berkurang sehingga semakin sulit untuk mencapai angka yang ditargetkan.
Untuk kembali dapat meningkatkan produksi bandeng dan mencapai target produksinya,
upaya yang telah dilakukan Ditjen perikanan budidaya dengan beberapa langkah kebijakan
strategis yang akan dilakukan antara lain : a) Membentuk model penerapan industrialisasi
bandeng sebagai upaya dalam rangka menumbuh kembangkan usaha budidaya bandeng
pada kawasan-kawasan potensial; b) Pengembangan broodstock bandeng dalam upaya
pemenuhan kebutuhan benih berkualitas di sentral-sentral produksi; c) Pengembangan input
teknologi yang aplikatif, efektif dan efisien berbasis wawasan lingkungan; d) Menggandeng
Asosiasi Pelaku Usaha Bandeng Indonesia (ASPUBI), yang dalam hal ini diposisikan sebagai
partner Pemerintah khususnya dalam mendorong implementasi kebijakan industrialisasi
bandeng. Langkah-langkah di atas akan terus di dorong sehingga capaian volume dan nilai
produksi periode 2020-2024 akan mampu tercapai.
30
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
§ Patin
Produksi ikan patin dari tahun 2018-2022 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20,17%.
Volume produksi pada kurun waktu tersebut masih belum mencapai target tahunan yang
telah ditetapkan dalam renstra dengan capaian pada tahun 2022 terhadap target sebesar
89,89%. Belum tercapainya produksi ikan patin di tahun 2022 antara lain disebabkan karena
masih sulitnya memasarkan ikan patin mengingat ikan patin merupakan ikan yang masih
belum bisa diterima oleh semua etnik di Indonesia, ikan patin terutama banyak disukai di
daerah Kalimantan dan Sumatera bagian Selatan sementara itu di pulau jawa yang
merupakan potensi untuk pemasaran penduduknya masih kurang menyukai ikan patin. Disisi
lain permasalahan tingginya biaya produksi sebagai akibat dari tingginya harga pakan
pabrikan tidak sebanding dengan harga yang berlaku di pasaran, sehingga secara ekonomis
tingkat efisiensi masih cukup rendah ditambah lagi dengan adanya pandemic covid-19. Untuk
itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mendorong pengembangan budidaya ikan patin
melalui kerjasama sinergi, baik lintas sektoral, swasta maupun stakeholders lain, untuk
menjamin ketercapaian produksi ikan patin di tahun kedepan. Kerjasama tersebut diarahkan
dalam rangka : (i) Penciptaan peluang pasar yang lebih luas terutama pasar luar negeri
seperti pada negara-negara yang banyak tenaga kerja indonesianya seperti arab Saudi dan
daerah timur tengah lainnya; (ii) Pengembangan input teknologi yang aplikatif, efektif dan
efisien; (iii) Pengembangan kawasan budidaya ikan patin secara terintegrasi, serta (iv)
Peningkatan nilai tambah produk menjadi hal mutlak dan terus dilakukan yaitu melalui
pengembangan diversifikasi produk olahan berbahan baku ikan patin dan pengembangan
unit pengolahan ikan patin. Melalui upaya diatas, maka secara langsung akan mampu
memberikan jaminan terhadap jalannya siklus bisnis yang positif dan berkesinambungan; (v)
Mendorong peningkatan konsumsi ikan patin terutama daerah di luar Sumatera dan
Kalimantan.
§ Nila
Produksi ikan nila dari tahun 2018 - 2022 mengalami peningkatan yang cukup baik dengan
rata-rata kenaikan 9,68%. Dilihat dari trend capaian produksi terhadap target tahunan
menunjukkan bahwa angka produksi nila sampai dengan tahun 2022 belum dapat dicapai.
Namun, capaian pada tahun 2022 ini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada tahun-
tahun sebelumnya mencapai 86,42% dari target. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi geliat
pembudidayaan ikan nila di daerah.
31
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab tidak tercapainya target volume produksi pada
kurun waktu tersebut, antara lain dikarenakan secara umum kapasitas usaha yang dijalankan
pembudidaya masih dalam skala kecil, juga adanya kegiatan rasionalisasi jumlah KJA baik di
sungai atau danau juga turut mempengaruhi capaian produksi ikan nila.
Rencana aksi dalam upaya pencapaian kinerja antara lain melalui (i) Pengembangan gerakan
minapadi, (ii) Pengembangan budidaya ikan nila melalui intensifikasi dengan Bioflok dan
Running Water; (iii) Mendorong pemanfaatan bahan baku lokal untuk pembuatan pakan ikan
secara mandiri yang berkualitas; (iv) Ekstensifikasi pada kawasan potensial; serta (v)
Penciptaan peluang pasar yang lebih luas.
§ Ikan Mas
Produksi ikan mas menunjukkan kenaikan selama tahun 2018 - 2022 mengalami kenaikan
sebesar 9,5%. Namun target produksi belum mencapai target. Belum tercapainya target
produksi ikan mas terutama disebabkan merebaknya berbagai penyakit ikan yang
menyebabkan tingkat produktifitas menurun.
Pencapaian target produksi ikan mas pada beberapa tahun belakangan ini dan tahun-tahun
ke depan mengalami tantangan dengan adanya kebijakan zero kja dan beberapa daerah
telah menerapkan kebijakan ini sehingga peningkatan produksi ikan mas mengalami kendala
pandemic covid-19 juga secara nyata telah memberikan pengaruh negative terhadap
pertumbuhan produksi ikan mas. Namun Ditjen perikanan budidaya tetap berupaya untuk
memenuhi target yang telah ditetapkan dan dalam upaya pencapaian target volume produksi
32
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
§ Lele
Selama kurun waktu tahun 2018- 2022 produksi ikan lele menunjukkan kinerja yang cukup
baik dengan peningkatan produksi rata-rata sebesar 10,9%. Produksi ikan lele selama lima
tahun terakhir cukup fluktuatif. Namun di tahun 2021 dan 2022 produksi mulai meningkat
mengingat pandemi sudah beralih status menjadi endemi dengan semakin banyak penduduk
Indonesia yang mendapat dosis vaksin ketiga, ikan lele yang bisa dibudidayakan dengan
mudah ini memiliki satu kekuatan yaitu, untuk memenuhi lebutuhan lokal dengan adanya
hasil positif selama beberapa tahun terakhir maka untuk mempertahankan pencapaian
produksi lele di tahun selanjutnya, beberapa kegiatan yang perlu diteruskan adalah sebagai
berikut: (i) Pengembangan teknologi budidaya secara intensifikasi dengan bioflok untuk
efisiensi pakan; (ii) Penggunaan teknologi budidaya ikan lele dengan terpal sebagai upaya
efesiensi pemanfaatan lahan; (iii) Efisiensi pakan melalui bantuan gerakan pakan mandiri;
dan (iv) pembangunan pabrik pakan guna memenuhi kebutuhan pakan yang berkualitas dan
terjangkau.
§ Gurame
33
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Produksi gurame tahun 2018 - 2022 menunjukkan kinerja yang positif, dengan kenaikan rata-
rata per tahun sebesar 22,13%. Angka capaian produksi tahun 2022 belum mencapai target
produksi dengan capaian sebesar 76,92%. Namun produksinya mengalami peningkatan pada
tahun 2022 ini. meningkatnya produksi ini terutama disebabkan karena nilai ekonomis ikan
gurame yang cukup tinggi dan pemasarannya yang masih cukup terbuka. Produksi gurame
masih didominasi pada beberapa sentra-sentra produksi yang sudah ada, sedangkan disisi
lain kapasitas usaha yang dijalankan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan, hal ini
disebabkan karena proses produksi budidaya yang cukup lama dan semakin sedikitnya
ketersediaan pakan alami untuk gurame yang disebabkan karena banyaknya alih fungsi
lahan, karena gurame merupakan salah satu ikan yang mengkonsumsi pakan alternatif
seperti daun talas ataupun pakan alternatif lainnya.
Pengembangan pola usaha berbasis segementasi merupakan langkah yang tepat karena
secara nyata mampu memberikan keuntungan yang cukup signifikan. Percepatan
pengembangan kawasan melalui pendekatan pola segmentasi usaha diharapkan akan
mampu menarik minat masyarakat untuk terjun melakukan usaha budidaya gurame.
§ Rumput Laut
Produksi rumput laut memberikan kontribusi yang paling besar terhadap total produksi
perikanan budidaya, dimana secara nasional produksi rumput laut memberikan share
sebesar 55,05% terhadap produksi perikanan budidaya. Perkembangan produksi rumput laut
dari tahun 2018 - 2022 menunjukan trend yang negatif dengan rata-rata penurunan sebesar
2,53%. Penurunan ini disebabkan terutama karena beberapa sentra rumput laut mulai jenuh
yang disebabkan kualitas bibit yang semakin menurun sehingga kurang tahan terhadap
kondisi lingkungan dan cepat terserang penyakit, sementara itu produksi bibit rumput laut
kultur jaringan belum bisa menjangkau seluruh wilayah sentra budidaya rumput laut di
Indonesia. Pada tahun 2022 awal juga terjadi badai di sentra budidaya rumput laut di
Kabupaten Kupang sehingga produksi rumput laut secara nasional juga terpengaruh cukup
signifikan.
walaupun mengalami penurunan produksi pada selama 5 tahun terakhir akan tetapi rumput
laut tetap sebagai penyumbang utama pada total produksi perikanan budidaya, beberapa hal
yang mendasari tingginya pencapaian komoditas ini karena budidaya rumput laut mempunyai
masa pemeliharaan yang cukup singkat yaitu 45 hari per siklus sehingga perputaran modal
usaha dapat lebih cepat, serta cara budidaya yang mudah. Rumput laut juga cocok untuk
34
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
dibudidayakan di daerah-daerah dengan curah hujan rendah yang merupakan salah satu ciri
dari daerah yang masyarakat ekonominya digolongan bawah. Keuntungan lainnya adalah
modal kerja yang relatif kecil, penggunaan teknologi yang sederhana, dan peluang pasar
yang masih terbuka lebar mengingat rumput laut merupakan bahan baku untuk beberapa
industri, seperti biofuel, agar-agar, caragenan, kosmetik, obat-obatan dan lain-lain. Selain itu,
pemerintah juga terus menerus melakukan upaya terobosan diantaranya adalah
pengembangan industrialisasi rumput laut di sentra-sentra penghasil rumput laut. Rumput laut
Indonesia didominasi spesies Gracilaria spp dan Euchema cottonii. Namun beberapa
beberapa tahun terakhir mulai berkembang komoditas Euchema spinosum dan Caulerpa sp.
35
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Untuk terus meningkatkan produksi perikanan budidaya, Ditjen Perikanan Budidaya akan
melakukan strategi :
1,76 1,57 1,67 1,43 1,47 1,56 1,66 106,41 2,33 71,24
Realisasi volume produksi ikan hias Indonesia pada tahun 2022 mencapai 1,66 milyar ekor
atau mencapai 106,41 % dari target sebesar 1,56 miliar ekor, artinya target ikan hias ditahun
2022 ini telah terlampaui.
Peningkatan produksi ikan hias pada tahun 2022 sedikit banyak dipengaruhi semakin
diminatinya ikan hias asli Indonesia di pasar dunia, seperti arwana yang mulai merambah
pasar dunia selain pasar asia, arwana juga sudah mulai memasuki pasar Amerika dan Eropa,
adapun nilai ekspor ikan hias dunia sebesar USD399,60 juta, eksportir ikan hias dunia masih
dikuasai oleh Jepang sebesar USD55,08 juta yang menguasai 13,78% pangsa pasar dunia.
Disusul Singapura sebesar USD40,49 juta (10,13%) dan Spanyol sebesar USD 35,68 juta
(8,93%).(https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/45281-ikan-hias-indonesia-semakin-laku-di-dunia)
disamping itu semakin membaiknya kondisi pandemi covid-19 juga memberikan pengaruh
yang cukup baik bagi perkembangan budidaya ikan hias, dukungan terhadap budidaya ikan
hias diwujudkan oleh DJPB dengan menetapkan beberapa kampung ikan hias diantaranya
Bogor, Karawang, Blitar dan Kediri, dengan ditetapkannya kabupaten-kabupaten tersebut
sebagai kampung ikan hias dengan berbagai komoditas ikan hias yang menjadi unggulan
seperti Kabupaten Blitar dengan budidaya koi dan mas koki, kediri budidaya cupang, dengan
adanya kampung ikan hias ini diharapkan dapat lebih menggairahkan pembudidaya ikan hias
36
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
dalam berinovasi mengembangkan jenis-jenis ikan hias dengan strain yang baru dan bukan
merupakan jenis ikan yang invasif yang sudah jelas pelarangannya, diharapkan juga
pembudidaya ikan hias mampu mengembangkan ikan hias endemik lokal yang cukup eksotis
dan cukup banyak peminatnya di pasar luar negeri terutama USA dan Eropa.
Tabel 9. Produksi Ikan Hias Menurut Komoditas Tahun 2022 ** (1000 ekor)
KOMODITAS REALISASI
TOTAL 1.660.000
Koi 484.391
Mas Koki 76.008
Cupang 21.839
Plati 58.675
Kuda Laut 6
Manfis 47125
Botia 17.871
Discuss 10.439
Oscar 17.497
Gapi 59.466
Banggai Cardinalfish 40
Moly 73.788
Nemo 279
Corydoras 12.975
Arwana 12.706
Blue devil/Betok Ambon 34
Lainnya 573.861
Untuk mencapai target tersebut perlu adanya strategi khusus dalam peningkatan produksi
ikan hias nasional. Oleh karena itu Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal ini
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mengalokasikan anggaran untuk kegiatan bantuan
budidaya ikan hias. Bantuan ikan hias yang diberikan adalah dalam bentuk barang berupa
Induk Ikan Koi (20 paket) dan Induk Ikan Maskoki (10 paket) yang dilaksanakan di Kabupaten
Bogor dan Kabupaten Blitar.
Selain bantuan sarana prasarana, pada tahun 2022 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
juga memberikan dukungan dan ikut serta dalam kegiatan pameran/promosi ikan hias serta
berperan dalam kontes-kontes ikan hias yang diselenggarakan oleh Asosiasi Ikan Hias di
berbagai Daerah.
Untuk tahun 2023 dalam rangka mencapai target produksi ikan hias, Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya akan menyalurkan bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan hias
sebanyak 90 paket yang akan dilaksanakan oleh 7 (tujuh) Unit Pelaksana Teknis.
Indikator Kinerja Jumlah tenaga kerja yang terlibat di sektor kelautan dan perikanan baik
tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja tidak langsung. Indikator Tenaga kerja yang
37
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
terlibat ini secara tidak langsung merupakan pihak lain yang tumbuh dan/atau terkena
dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja langsung dari kegiatan sektor
Kelautan dan Perikanan. Kegiatan sektor KP terdiri dari perikanan tangkap, perikanan
budidaya, pengolahan, pemasaran, usaha garam, penyuluhan, dan karantina ikan.
Khususnya Jumlah Tenaga Kerja yang terlibat pada perikanan budidaya yang secara
langsung melaksanakan kegiatan di sektor Kelautan dan Perikanan. Sektor perikanan
budidaya merupakan sektor yang melibatkan banyak keterlibatan dan penyerapan tenaga
kerja, diharapkan dengan peningkatan sektor perikanan budidaya sebanding dengan
meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Adapun penyerapan tenaga kerja di perikanan
budidaya meliputi kegiatan Pengelolaan Pembenihan Ikan, Pengelolaan pakan dan Obat
Ikan, pengelolaan Kawasan dan Kesehatan Ikan, dan Pengelolaan produksi dan obat ikan.
Adapun perhitungan Indikator ini dengan formula tenaga kerja yang terlibat adalah tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung dengan Realisasi tenaga kerja di tahun 2022
sebesar 45.813 .orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 10. Capaian Tenaga Kerja Terlibat Bidang Perikanan Budidaya
No Bidang Jumlah Tenaga Keterangan
Kerja
1. Bidang Kawasan dan Kesehatan Ikan 12.592 Tenaga kerja dihitung dari tenaga kerja
2. Bidang Pakan dan Obat Ikan 4.138 yang terserap baik langsung maupun tidak
3. Bidang Perbenihan 20.210 langsung dari kegiatan bantuan
4. Bidang Produksi dan Usaha 8.963 pemerintah
Jumlah 45.903
Upaya kedepan yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi perikanan
budidaya antara lain (1) peningkatan percepatan pelaksanaan kegiatan lingkup DJPB
sehingga penyerapan tenaga kerja semakin meningkat; (2) berkoordinasi dengan K/L terkait
dengan penyerapan tenaga kerja sektor perikanan budidaya ; (3) optimalisasi UPT lingkup
DJPB dalam pelaksanaan ketenaga kerjaan.
Indikator kinerja prosentase jumlah sampel residu yang memenuhi ketentuan merupakan
outcome yang dihasilkan dari kegiatan monitoring residu yang sekaligus memberikan
gambaran terhadap produk perikanan budidaya yang bebas residu atau aman dikonsumsi.
38
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Indikator kinerja tersebut belum dituangkan di dalam Renstra 2020-2024 sehingga belum
dapat dibandingkan capaiannya dengan target renstra. Renstra tahun 2020-2024 baru
mengakomodir indikator kinerja secara output yaitu jumlah sampel monitoring residu dengan
target 18.000 sampel.
Lokasi yang menjadi obyek monitoring residu merupakan provinsi yang mempunyai kontribusi
besar terhadap produksi perikanan budidaya nasional. Provinsi sebagai pelaksana monitoring
residu pada tahun 2022 sebanyak 26 (dua puluh enam) Provinsi, yang meliputi: Provinsi
Aceh, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera
Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Gorontalo. Penetapan target sampel mempertimbangkan jumlah produksi
nasional perikanan budidaya pada tahun sebelumnya di 26 (dua puluh enam) Provinsi
dengan ketentuan setiap 100 (seratus) ton sampel diambil 1 (satu) sampel. Pengujian sampel
residu dialokasikan di 15 (lima belas) laboratorium pengujian sesuai yang tercantum di dalam
Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No 44 tahun 2022 tentang Laboratorium
Acuan dan Laboratorium Pengujian Dalam Pelaksanaan Monitoring Residu Nasional Tahun
2022. Pengujian sampel residu dilakukan terhadap 5 komoditas perikanan budidaya yaitu
udang, nila, bandeng, lele dan patin terhadap substansi yang tercantum pada lampiran
Peraturan Menteri Nomor: 37/PERMEN-KP/2019.
Capaian indikator prosentase jumlah sampel residu yang memenuhi ketentuan diperoleh
berdasarkan hasil uji sampel yang compliance dibandingkan dengan realisasi jumlah sampel
monitoring residu di 26 Provinsi. Capaian Indikator kinerja dihitung berdasarkan hasil uji
sampel yang compliance dibandingkan dengan realisasi jumlah sampel monitoring residu di
26 provinsi, dengan uraian sebagai berikut:
1. Jumlah sampel monitoring residu yang terealisasi pada tahun 2022 sebanyak 3.669
sampel.
2. Hasil uji yang non compliance atau terdeteksi residu berjumlah 4 sampel sehingga
jumlah sampel yang compliance atau bebas residu sebanyak 3.665 sampel.
Berdasarkan data pengambilan dan pengujian sampel residu maka perolehan realisasi
sebesar 99,89% dapat dilihat pada tabel berikut.
39
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Tabel 11. Capaian Indikator Kinerja Prosentase Jumlah Sampel Residu yang
Memenuhi Ketentuan (bebas residu) Tahun 2022
Sampel Hasil Uji
Non Prosesentase
No Provinsi Komoditas
Target Realisasi Complia Compliance Compliance
nce (%)
1 Aceh Udang 146 146 0 146 100%
Sumatera Udang 146 146 0 146 100%
2
Utara Nila 40 40 0 40 100%
Sumatera
3 NIla 49 56 0 56 100%
Barat
4 Riau Patin 45 45 0 45 100%
5 Bengkulu Udang 55 60 0 60 100%
6 Jambi Patin 36 45 0 45 100%
Sumatera Udang 70 70 0 70 100%
7
Selatan Patin 40 40 0 40 100%
Bangka
8 Udang 32 34 0 34 100%
Belitung
9 Lampung Udang 209 209 0 209 100%
10 Banten Udang 17 20 0 20 100%
Udang 260 260 0 260 100%
11 Jawa Barat Nila 56 56 0 56 100%
Lele 75 75 2 73 97,33%
Udang 119 129 0 129 100%
12 Jawa Tengah
Nila 52 52 0 52 100%
13 DI Yogyakarta Udang 23 27 0 27 100%
Udang 419 434 0 434 100%
Bandeng 160 187 0 187 100%
14 Jawa Timur
Nila 90 126 0 126 100%
Lele 240 276 2 274 99,28%
15 Bali Udang 27 29 0 29 100%
16 NTB Udang 292 292 0 292 100%
Kalimantan
17 Udang 24 26 0 26 100%
Barat
Kalimantan
18 Udang 15 15 0 15 100%
Tengah
Kalimantan
19 Udang 44 48 0 48 100%
Selatan
Kalimantan
20 Udang 103 103 0 103 100%
Timur
Kalimantan
21 Udang 56 60 0 60 100%
Utara
Sulawesi Udang 112 112 0 112 100%
22
Selatan Bandeng 68 68 0 68 100%
Sulawesi
23 Udang 66 66 0 66 100%
Tengah
24 Gorontalo Udang 56 62 0 62 100%
Sulawesi
25 Udang 192 192 0 192 100%
Tenggara
Sulawesi
26 Udang 63 63 0 63 100%
Barat
TOTAL 3497 3669 4 3665 99,89%
Tabel 12. Data Sampel Pengujian Sampel Non Compliance Tahun 2022
Jumlah Hasil Uji
No Provinsi Kabupaten Komoditas Parameter BMR (µg/kg)
Sampel (µg/kg)
Jawa Enrofloxacin 100 386
1 Bogor Lele 2
Barat Enrofloxacin 100 238
Jawa Enrofloxacin 100 185
2 Pasuruan Lele 2
Timur Enrofloxacin 100 133
Keterangan : BMR : Batas Maksimum Residu, mengacu lampiran II PERMEN-KP Nomor 37/PERMEN-KP/2019 tentang Pengendalian
Residu pada Pembudidayaan Ikan Konsumsi
40
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Dengan ditemukannya kandungan residu pada 4 sampel lele di atas, maka Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat telah menindaklanjuti dengan melakukan
tindakan investigasi pada unit budidaya yang diketahui Non Compliance. Hasil investigasi
menunjukkan bahwa ada indikasi penggunaan antibiotik yang mengandung enrofloxacin
tanpa memperhatikan aturan pakai sehingga menimbulkan masalah keamanan pangan
berupa terbentuknya residu pada kandungan daging ikan lele.
Berkaitan dengan pencapaian indikator kinerja yang telah melampaui target, maka perlu
upaya untuk mempertahankan maupun meningkatkan capaian indikator tersebut pada tahun
berikutnya melalui: (a) pembinaan/edukasi untuk meningkatkan pengetahuan kepada
pembudidaya terkait dengan (i) penggunaan obat ikan secara bijak dan upaya menghindari
residu pada ikan budidaya; (ii) pengendalian penyakit ikan dan (iii) penerapan cara budidaya
ikan yang baik serta (b) menginformasikan kepada dinas KP Provinsi agar melaksanakan
kegiatan monitoring residu sesuai dengan ketentuan.
Anggaran setelah Automatic Adjusment (AA) yang dialokasikan dalam mencapai indikator
“Prosentase Jumlah Sampel Residu yang Memenuhi Ketentuan (bebas residu)” berupa
anggaran dekonsentrasi di 26 Provinsi sebagai pelaksana kegiatan monitoring residu sebesar
Rp 8,166,656,048,- yang telah direalisasikan sebesar Rp 7,553,938,692,-. atau sekitar
92,49%. Sementara, anggaran yang dialokasikan di Pusat melalui Perjalanan dalam rangka
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kesehatan Ikan dan Lingkungan dalam mendukung
Kegiatan Prioritas sebesar Rp 42.000.000, hingga akhir tahun 2022 telah terserap 100%.
* mulai tahun 2019-2002 perhitungan capaian IKU berbeda dengan tahun 2017-2018
Secara umum kinerja reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2022
mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi PMPRB DJPB Tahun
2021-2022 Nomor: BAHE.PMPRB-04/ITJ/IV/2022 Tanggal 25 April 2022 memperoleh nilai
sebesar 34,04 dari target IKU 2022 sebesar 33,00 atau 103,12% dari target yang telah
ditetapkan. Hasil tersebut juga meningkat dari capaian tahun 2020-2021 sebesar 32,51.
Beberapa improve yang berhasil dicapai dalam pelaksanaan reformasi birokrasi DJPB tahun
2022 antara lain:
41
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Secara umum permasalahan yang terjadi pada tw 3 adalah terkait keterlambatan unit kerja
dalam menyusun laporan kegiatan sehingga realisasi dari pelaksanaan kegiatan belum bisa
diinput kedalam LKE dan matrik monev rencana aksi tw 3 karena belum tersedia data dukung
yang dibutuhkan, hal itu telah ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan penanggung
jawab kegiatan untuk menyelesaikan laporan agar segera dapat diinput ke dalam LKE
PMPRB.
Hasil PMPRB DJPB tahun 2021-2022 yang terdiri dari aspek pemenuhan dan aspek reform
telah mencapai hasil 103% dari target IKU 2022, berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
bahwa pencapaian IKU tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Beberapa permasalahan
terkait dengan pencapaian IKU ini adalah pada aspek reform dimana beberapa indikator
penilaian sulit dikontrol capaiannya antara lain:
1. Pada area peningkatan kualitas SDM Aparatur terdapat indikator penilaian berupa
jumlah pelanggaran aturan disiplin tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk memperoleh nilai maka jumlah pelanggaran tahun berjalan harus lebih sedikit dari
jumlah pelanggaran aturan disiplin tahun sebelumnya. Sedangkan apabila jumlahnya
sama atau lebih banyak maka akan memperoleh 0.
2. Pada area penguatan akuntabilitas terdapat indikator penilaian persentase capaian
sasaran kinerja 100% atau lebih dan persentase jumlah anggaran yang berhasil di
recofusing. Pada tahun 2022 jumlah sasaran kinerja yang tercapai 100% atau lebih
sebanyak 18 dari 22 sasaran kinerja atau 86% untuk meningkatan nilai dari indikator ini
maka pada tahun 2023 capaiannya harus lebih dari 86%. Sedangkan untuk
meningkatkan persentase anggaran yang berhasil di recofusing cukup sulit ditentukan
nilainya.
Guna mendukung PMPRB berikutnya yaitu Pembentukan Tim RB untuk tahun 2023,
Penyusunan Rencana Aksi RB untuk tahun 2023, penyusunan dokumen bukti dukung perlu
42
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
dillaksanakan tepat waktu untuk menjamin penyelesaian PMPRB dengan hasil yang baik.
Selain itu juga diperlukan komitmen dan keterlibatan dari pimpinan untuk kelancaran
pelaksanaan rencana aksi reformasi birokrasi.
Apabila dibandingkan dengan capaian eselon I lingkup KKP, Ditjen Perikanan Budidaya
menempati urutan ke empat dari Sembilan Unit kerja eselon I. Perbandingan dengan
capaian eselon I Lingkup KKP, sebagai berikut:
Anggaran untuk mendukung IKU “Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya” pada triwulan IV tahun 2022 realisasi mencapai Rp. 97.085.900,- dari
pagu sebesar Rp.98.000.000,- atau sebesar 99,07% dari keseluruhan anggaran.
43
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Capaian IKU Indeks Profesionalitas ASN lingkup Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022,
berdasarkan hasil pengukuran Kualifikasi, Kompetensi, Kinerja dan Disiplin pada Dashboard
IP ASN KKP yang berbasis data Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian KKP tanggal 9
Januari 2023 yaitu 83,35 (kategori tinggi) terdiri dari Kualifikasi 12,81, Kompetensi 38,16,
Kinerja 27,50 dan Disiplin 4,88. Target Tahun 2022 sebesar 80. Berdasarkan capaian
Tahun 2022 sebesar 83,35 dari target Tahun 2022 sebesar 80 yang sudah melebihi target
yaitu 104,19%.
Dari tabel diatas, terlihat bahwa capaian IP ASN Ditjen Perikanan Budidaya sudah
melampaui target yang ditetapkan dan jika dilihat dari capaian IP ASN KKP, DJPB sudah
diatas capaian KKP.
Anggaran untuk mendukung IKU ini sebesar Rp. 613.635.000,- Realisasi anggaran untuk
mendukung IKU ini sebesar Rp. 610.567.100,- atau sebesar 99,50% dari keseluruhan
anggaran.
44
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
IKU 11. Unit kerja yang berpredikat menuju wilayah bebas dari korupsi
Realisasi 2017-2021 2022 Renstra 2020-2024
2017 2018 2019 2020 2021 Target Realisasi % Target % capaian
capaian 2024 2022 thd
target 2024
1 4 5 7 8 9 11 120 10 110
45
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
4. Dari taget IKU DJPB tahun 2022 yaitu 1 (satu) unit kerja memperoleh predikat Menuju
WBK capaian yang diperoleh adalah 3 (tiga) unit kerja. Hal ini menggambarkan kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai target IKU tersebut selama tahun 2022 membuahkan
hasil yang baik dan melampaui target serta dapat menjadi standar untuk diterapkan pada
tahun berikutnya bahkan untuk ditingkatkan.
Anggaran untuk mendukung IKU “Unit Kerja Berpredikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi”
pada triwulan IV tahun 2022 realisasi mencapai Rp. 325.359.340,- dari pagu sebesar
Rp.327.000.000,- atau sebesar 99,50% dari keseluruhan anggaran.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut Sekretariat Ditjen Perikanan Budidaya akan melakukan
langkah-langkah yang diperlukan agar pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM pada unit kerja
yang telah ditunjuk dapat terlaksana dengan baik. Rencana tindak lanjut untuk dilaksanakan
pada tahun 2023 adalah Melakukan monev dan asistensi pembangunan ZI Menuju
WBK/WBBM pada 4 (empat) satker lingkup DJPB yaitu BPBAT Tatelu, BPBAP Takalar,
BPBAP Ujung Batee dan BLUPPB Karawang.
46
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
IKU 12. Batas tertinggi Prosentase nilai temuan LHP BPK atas laporan
keuangan Ditjen perikanan Budidaya dibandingkan realisasi anggaran
Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2021 (%)
Realisasi 2017-2021 2022 Renstra 2020-2024
2017 2018 2019 2020 2021 Target Realisasi % Target % capaian
capaian 2024 2022 thd
target 2024
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan adalah merupakan
pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan
dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan
standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures),
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian
intern.
Capaian indikator Persentase Nilai Temuan LHP BPK atas LK Ditjen Perikanan Budidaya
dibandingkan dengan Realisasi anggaranT.A 2021 dengan capaian 0,3% dari target
maksimal 1% atau mencapai 120%. Keberhasilan pencapaian nilai temuan LHP BPK atas LK
Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2021 dapat ditekan berada dibawah 1% merupakan
komitmen Ditjen Perikanan Budidaya untuk menindak lanjuti berbagai masalah maupun
rekomendasi yang telah dilaporkan oleh BPK. Pada tanggal 4 Juli 2022, Itjen KKP
berkomitmen untuk terus mendorong penyelesaian temuan-temuan tersebut. Itjen sebagai
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
internal di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, sehingga harus terus
mendorong tindak lanjut laporan BPK RI tersebut. Adapun fokus utama dalam LHP atas SPI
tersebut terkait permasalahan- permasalahan pengelolaan aset di lingkungan KKP,
diantaranya terkait saldo aset tetap yang tidak wajar, penghapusan aset-aset rusak berat,
hasil revaluasi aset tetap peralatan dan mesin serta aset tetap tanah dan bangunan, hibah
aset eks dekon dan TP, dan permasalahan lainnya.
88,19 84,32 85,88 86,70 86,54 80,01 80,03 100,20 86,75 92,25
47
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari
rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan
kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian
terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP
Target indikator Nilai Penilaian Mandiri SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya pada Tahun 2022
ini mengalami penyesuaian akibat adamya perubahan cara perhitungan, dari yang
sebelumnya menggunakan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Evaluasi SAKIP sesuai
Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015, berubah menggunakan LKE sesuai Permen
PAN dan RB Nomor 88 Tahun 2021, dengan perbedaan formulasi dan bobot penilaian
perhitungan sehingga target semula 86,25 berubah menjadi 80,01 (kategori A/Memuaskan).
Apabila dibandingkan dengan unit eselon I lingkup KKP, Ditjen Perikanan Budidaya
mendapatkan peringkat terbawah, sebagaiman disajikan pada grafik berikut:
81,73
81,19 81,22
81,10
80,73
80,35
80,20
80,03 80,03
Gambar 20. Capaian Nilai PM SAKIP Unit Eselon I lingkup KKP Tahun 2022
Tahun 2022 penilaian AKIP Ditjen Perikanan Budidaya dilaksanakan pada bulan Juli 2022
oleh Inspektorat Jenderal KKP melalui desk study dan penilaian lapangan dengan capaian
80,03 dari target 80,01 atau mencapai 100,02%. Capaian tersebut sesuai hasil Surat
Inspektorat Jenderal, KKP Nomor T.185/ITJ.3/HP.440/VIII/2022 tanggal 5 Agustus 2022
tentang Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Tahun 2022 pada
Ditjen Perikananan Budidaya yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP dengan evaluasi
terhadap lima komponen utama SAKIP yang meliputi Perencanaan Kinerja, Pengukuran
Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal dan Pencapaian Sasaran/ Kinerja Organisasi.
Selain itu, Selanjutnya disampaikan dilakukan juga evaluasi atas dokumen yang meliputi
Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2020, Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan
(RKT), Perjanjian Kinerja (PK) dan dokumen terkait lainnya.
48
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) oleh BPKP tersebut dilakukan terhadap 5 unsur
SPIP yang meliputi lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Selain itu, penilaian juga dilakukan terhadap 25
Sub Unsur SPIP dengan tujuan untuk memberikan penilaian yang independen dan obyektif
tentang tingkat kematangan penyelenggaraan/maturitas implementasi SPIP berdasarkan
penilaianmandiri yang telah dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP.
Penilaian Indikator Nilai Maturitas SPIP terbagi dalam enam tingkatan, yaitu Level 0 (Belum
Ada), Level 1 (Rintisan), Level2 (Berkembang), Level 3 (Terdefinisi), Level 4 (Terkelola dan
Terukur), dan Level 5 (Optimum). Maturitas SPIP sendiri adalah suatu tingkat kematangan
penyelenggaraan SPIP dalam mencapai tujuan pengendalian internal yang ditandai oleh
eksistensi desain pengendalian internal. Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan
kerangka kerja yang memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkat kematangan
penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan berkelanjutan. Setiap tingkat maturitas memiliki
karakteristik dasar yang menunjukkan peran atau kapabilitas penyelenggaraan SPIP dalam
mendukung pencapaian tujuan instansi pemerintah. Semakin tinggi tingkat maturitas
penyelenggaraan SPIP, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi
pemerintah dan birokrasi yang semakin berkualitas.
Pada Tahun 2022, capaian indikator ini berdasarkan Penilaian Mandiri Maturitas Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya oleh Inspektorat
IV diperoleh nilai Level 3.80 (Terdefinisi) berdasarkan Nota Dinas Sekretariat Jenderal KKP
Nomor B.605/SJ/VIII/2022 tanggal 01 Agustus 2022 tentang Laporan Hasil Penilaian Mandiri
Maturitas Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun
2021/2022. Kegiatan Penjaminan ini untuk memberikan penilaian yang independen dan
obyektif tentang tingkat maturitas/kematangan penyelenggaraan/ implementasi SPIP
berdasarkan penilaian mandiri yang telah dilakukan oleh Auditor APIP Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
49
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Hal ini berarti bahwa target yang ditetapkan di Tahun 2022 telah tercapai dengan capaian
sesuai target, walaupun demikian, nilai capaian tersebut tidak lebih baik dibandingkan TA
2021 yaitu 3,87 menjadi 3,80 di Tahun 2022. Hal ini disebabkan beberapa hal, antara lain:
Capaian IKU diperoleh berdasarkan jumlah rekomendasi hasil pengawasan Itjen
yang terbit
pada periode 1 Oktober 2021 s.d. 30 September 2022 (Triwulan IV 2021 s.d Triwulan III
2022) dan telah ditindaklanjuti secara tuntas oleh unit eselon I sampai dengan 31 Desember
2022 (Triwulan IV Tahun 2022).
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, persentase jumlah
rekomendasi hasil pengawasan yang telah ditindaklanjuti (tuntas) pada periode pengukuran
tersebut DItjen Perikanan Budidaya mencapai 94,52% (293 tuntas dari 310 rekomendasi).
Realisasi dukungan anggaran pada pelaksanaan kegiatan ini sebagaimana tergambar pada
kertas kerja atau RKA-K/L masuk pada kegiatan penyelesaian tindak lanjut guna mendukung
kegiatan prioritas KKP dengan capaian yakni sebesar 100% dari anggaran sebesar
Rp196.000.000.
Lebih lanjut, upaya yang dapat dilakukan untuk perbaikan kinerja diantaranya:
1. melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
2. selalu adaptif dan responsif dengan perubahan kebijakan dengan koordinasi dengan unit
kerja diatasnya atau yang terkait
3. monitoring rutin tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan.
Kendala yang dihadapi untuk pemenuhan tindak lanjut atas rekomendasi adalah
keterlambatan penyampaian laporan tindak lanjut sehingga akan diperhitungkan sebagai
capaian pada periode triwulan IV tahun 2022. Rekomendasi yang terbit dan tindak lanjut yang
cepat dan tepat merupakan bentuk pengendalian yang diimplementasikan dengan tepat demi
kinerja pengawasan Perikanan Budidaya yang lebih baik. Pelaksanaan kegiatan sepanjang
50
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
triwulan IV tahun 2022 yang berkontribusi terhadap pencapaian IK ini adalah ; (i) koordinasi
rutin dengan unit kerja terkait melalui grup chat dan surat resmi, dan (ii) koordinasi dengan
Itjen. KKP untuk konfirmasi BA PTL.
Rencana aksi untuk tahun berikutnya adalah meningkatkan koordinasi dengan satker terkait
terhadap rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Apabila dibandingkan dengan capaian kinerja dengan eselon I lingkup KKP Ditjen Perikanan
Budidaya menempati peringkat ke 5 sebagaimana tergambar pada grafik dibawah ini
Gambar 21. Perbadingan Capaian IKU Rekomendasi hasil pengawasan itjen yang
telah tuntas ditindaklanjuti
IKU 16. Persentase unit kerja lingkup DJPB yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
Realisasi 2017-2021 2022 Renstra 2020-2024
2017 2018 2019 2020 2021 Target Realisasi % Target % capaian
capaian 2024 2022 thd
target 2024
Capaian IKU “Persentase Unit Kerja Ditjen Perikanan Budidaya yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan terstandar” sebesar 100% yang diperoleh dari 3 komponen yaitu
pemenuhan dokumen, keikutsertaan dan keaktifan dengan metode perhitungan
menggunakan aplikasi bitrix24, yang merupakan aplikasi untuk mengukur MP yang mudah
diterapkan, yakni dengan prinsip melihat seberapa banyak pegawai di lingkungan KKP yang
menyampaikan dan menerima informasi kegiatan. Perbandingan capaian dan target disajikan
pada tabel dibawah:
Tingginya capaian kinerja pada Tahun 2022, menunjukkan tingginya partisipasi pegawai Ditjen
Perikanan Budidaya untuk berbagi pengetahuan tentang kegiatan di bidang perikanan
Budidaya yang dilaksanakan, perlu dilakukan sosialisasi dan pengingat secara berkala kepada
pegawai Ditjen Perikanan Budidaya yang sudah memiliki akun bitriks untuk secara proaktif
51
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
melakukan posting kegiatan. Apabila dibandingkan dengan Eselon I lingkup KKP, seperti
disajikan pada grafik dibawah ini.
100 100 100 99,86
98,38
97,88 97,58
96,1
95,1
- - - 3 2 1 2 200 1 200
Tabel 15. Inovasi dilingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang diikut sertakan dalam
KIPP Tahun 2022
TIM/ PER
TANGGAL
NO. JUDUL INOVASI UNIT PENGUSUL SERORANG
IMPLEMENTASI
AN
1 Sentra Kawasan Budidaya BPBL Batam TIM 12 Februari 2018
Dengan Sistem Logistik Benih
yang Mandiri (SEKAWAN LOGIK)
2 Pengembangan Induk Unggul BPBAT Sei Gelam TIM 01 September 2018
Patin Nasional
(PUSTINA)
Usulan inovasi dari Ditjen Perikanan Budidaya tercantum pada Kepmen KP Nomor 44/SJ
Tahun 2022 tanggal 13 April 2022 tentang Daftar Penggagas Inovasi Kementerian Kelautan
dan Perikanan, sesuai dengan usulan inovasi pada Nota Dinas Direktur Jenderal Perikanan
Budidaya dan telah di submit melalui https://sinovik.menpan.go.id/ pada tanggal 15 April
2022.
52
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Proposal inovasi dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dinyatakan lulus administrasi
pada tanggal 27 April 2022 pengumuman yang dikeluarkan oleh Kementerian PAN RB
Nomor B/187/PP.00.05/2022.
Unit Penyelenggara Pelayanan (UPP) lingkup DJPB agar mengirimkan usulan nama inovasi
pelayanan publik yang akan diikutsertakan dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP)
tahun 2023, bahwa unit kerja yang menerapkan inovasi pelayanan publik menjadi salah satu
Indikator Kinerja Utama (IKU) KKP tahun 2023. diharapkan UPP mampu melakukan inovasi
dalam pemberian dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dengan kemajuan
teknologi merupakan solusi dalam memenuhi aspek transparansi, akuntabilitas dan
partisipasi masyarakat, sistem penyelenggaraan pemerintah melalui jaringan online perlu
terus dikembangkan terutama dalam penyelenggaraan pelayanan, sehingga memungkinkan
tersedianya data dan informasi yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat, akurat
dan aman.
Permasalahan dalam pencapaian IKU ini antara lain Inovasi yang dapat diusulkan adalah
inovasi yang sudah berjalan minimal selama 2 tahun sedangkan banyak inovasi di UPT
lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang baru berjalan pada tahun 2021 sehingga belum
memenuhi syarat untuk diikutsertakan pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) tahun
2022
Rencana aksi yang akan dilakukan pada tahun berikutnya adalah melakukan koordinasi
dengan UPT lingkup DJPB agar bisa menciptakan inovasi lainnya, diharapkan inovasi yang
telah ada dapat diterapkan dan dapat diadopsi oleh unit kerja lainnya.
Ditjen Perikanan Budidaya secara konsisten setiap tahunnya mengajukan inovasi layanan
untuk mempermudah pemberian layanan kepada masyarakat. Apabila dibandingkan dengan
eselon I lingkup KKP, sebagai berikut:
10
5
2 2 2 1 2 1
Gambar 23. Capaian IKU Inovasi Layanan Publik KKP Tahun 2022
53
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Sebagai tindak lanjut dari ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Tingkat Efektivitas
Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Prioritas/ Strategis Lingkup KKP Tahun 2021,
Inspektorat Jenderal telah melakukan evaluasi terhadap kegiatan prioritas/strategis berupa
bantuan pemerintah bekerjasama dengan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan
Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (Puslatluh BRSDMKP). Evaluasi
dilaksanakan secara uji petik pada tanggal 31 Oktober s.d. 11 November 2022, dengan
melibatkan Penyuluh Perikanan, meliputi kegiatan Bantuan Pemerintah TA 2021 di
lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya (DJPB), Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan (DJPDSKP), Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL), dan
BRSDMKP, dengan hasil sebagai berikut:
Uji petik dilakukan pada 5 (lima) provinsi, yaitu 1) Provinsi Aceh, 2) Provinsi Jawa Barat, 3)
Provinsi Jawa Tengah, 4) Provinsi Jawa Timur, dan 5) Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan
jumlah kelompok penerima bantuan yang dilakukan evaluasi sebanyak 351 kelompok
penerima bantuan dan 305 peserta pelatihan.
54
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
IKPA terdiri dari 8 (delapan) indikator yang mencerminkan aspek kualitas perencanaan
anggaran, kulaitas pelaksanaan anggaran, dan kualitas hasil pelaksanaan anggaran yaitu (1)
Revisi DIPA, (2) Deviasi Halaman III DIPA, (3) Penyerapan Anggaran, (4) Belanja
Kontraktual, (5) Penyelesaian Tagihan, (6) UP dan TUP, (7) Dispensasi SPM, dan (8)
Capaian Output.
IKPA menjadi IKU di lingkup KKP yang diturunkan ke seluruh Satuan kerja (satker) yang
memiliki DIPA dengan dana Rupiah Murni. Satker tersebut memiliki kewajiban melaksanakan
anggaran dengan tertib sesuai ketentuan yang berlaku dan meningkatkan capaian IKPA di
lingkupnya. Berikut perubahan IKPA sebagai dampak reformulasi IKPA.
Pada tahun 2022 sehubungan dengan terbitnya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor PER-5/PB/2022 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran Belanja Kementerian Negara/Lembaga yang ditetapkan pada tanggal 18 Maret
2022, IKPA mengalami reformulasi yang menyebabkan perubahan jumlah indikator, jumlah
pembobotan indikator, dan formula dari setiap indikator. Hal ini berdampak pada aplikasi
OMSPAN sebagai aplikasi yang digunakan untuk memonitor nilai IKPA belum dapat
digunakan dengan maksimal sampai dengan akhir triwulan I. Dari 8 indikator yang dihitung
pada tahun 2022, terdapat 2 indikator yang tidak dihitung di triwulan I yaitu penyerapan
anggaran dan revisi DIPA. Selain itu indikator deviasi halaman III DIPA pada triwulan I dapat
disesuaikan di bulan April dan indikator capaian output sampai dengan bulan Maret diberikan
dispensasi pengisian sampai dengan tanggal 21 April 2022. Hal ini mengakibatkan nilai IKPA
triwulan I belum optimal karena bobot indikator capaian output paling besar yaitu 25%.
Pada triwulan II terdapat kebijakan penambahan blokir anggaran sesuai Surat Menteri
Keuangan Nomor S-458/MK.02/2022 tanggal 23 Mei 2022 tentang Penambahan Automatic
55
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Penyerapan Anggaran
Indikator penyerapan anggaran merupakan indikator yang terdampak dari blokir AA secara
langsung. Dengan terblokirnya anggaran mengakibatkan anggaran tersebut tidak dapat
direalisasikan sehingga nilai penyerapan anggaran tidak dapat dicapai dengan optimal.
Capaian Output
Capaian output terdampak karena output dihasilkan dari kegiatan yang menggunakan
anggaran. Beberapa output tidak dapat dihasilkan dengan berkurangnya anggaran sehingga
capaian output tidak dapat sesuai dengan target yang ditetapkan di RKAKL atau progres
kegiatan mundur sehingga capaian progress juga tidak dapat sesuai dengan target IKPA. Hal
ini mengakibatkan nilai capaian output tidak maksimal di akhir triwulan II.
Pada triwulan III, Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan melalui Surat Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor S-228/PB/2022 tanggal 5 September 2022 tentang
Penilaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) atas Adanya Blokir Pagu
Anggaran. Kebijakan tersebut mengatur perubahan kebijakan terkait dua indikator pada IKPA
yaitu
56
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Ketentuan pengisian RVRO untuk RO Khusus Satker yang terdampak blokir Automatic
Adjustment dengan alokasi anggaran RO yang sebagian/seluruhnya terblokir, namun Target
RO tidak mengalami perubahan/penyesuaian pada DIPA dengan mengisi RVRO sesuai
dengan Target RO dengan memberikan penjelasan pada kolom keterangan dan
menggunakan referensi 99; dan Satker dengan RVRO yang memiliki polarisasi capaian
kinerja minimize dan/atau sesuai dengan kondisi riil di lapangan, seperti: RO bencana,
perkara, dokumen perjalanan, izin tinggal, dan sejenisnya mengisi RVRO sesuai dengan
Target RO dengan memberikan penjelasan pada kolom keterangan dan menggunakan
referensi 99.
Berdasarkan data OMSPAN per tanggal 13 Januari 2023, nilai IKPA Perikanan Budidaya
sebesar 92,56 (kategori baik) dengan capaian 104 % dari target yang telah ditetapkan
sebesar 89,00. Capaian IKPA KKP Tahun 2022 naik sebesar 1,34 poin atau 1,45 persen dari
capaian tahun 2021 yaitu 92,15. Apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2020-
2024, realisasi tahun 2022 telah mencapai 103,88 persen.
Jika dibandingkan dengan rata-rata capaian IKPA KKP, maka capaian IKPA Ditjen
Perikanan Budidaya ini masih dibawah rata rata tetapi masih diatas capaian IKPA Ditjen
Perikanan Tangkap dan Ditjen PRL.
98
95,98
96 95,28
94,56
93,71 93,49
94 93,38
92,56 92,82
92,12
92
90,2
90
88
86
DJPT PRL DJPB PDSPKPSETJEN BRSDM PSDKP BKIPM ITJEN KKP
Gambar 24. Capaian IKPA Unit Eselon I Lingkup KKP Tahun 2022
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:
57
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Nilai kinerja anggaran merupakan hasil dari penilaian atas evaluasi kinerja anggaran yang
diukur melalui aplikasi SMART DJA. Pengukuran nilai ini merupakan amanat dari Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.02/2021 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
Pada tahun 2022, terdapat pengembangan aplikasi SMART DJA yang mengganti dan
melengkapi tampilan aplikasi SMART DJA tahun 2021. Aplikasi SMART DJA tahun 2022 baru
rilis pada tanggal 14 Maret 2022.
Nilai Kinerja Anggaran ditargetkan dihitung pada akhir tahun dan pada tahun 2022
ditargetkan sebesar 86,00 sesuai dengan Nota Dinas Biro Keuangan Nomor
2/SJ.2/RC.610/I/2022 tanggal 3 Januari 2022 hal Penyampaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan Nilai Kinerja Anggaran (NKA)
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2022.
Realisasi IKU NKA Ditjen Perikanan Budidaya berdasarkan aplikasi SMART DJA per tanggal
13 Januari 2023 sebesar 89,44 (kategori baik) atau telah mencapai 104% dari target yang
telah ditetapkan yaitu 86.
Gambar 25. Tangkapan Layar Nilai NKA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dari
aplikasi SMART DJA
58
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Capaian NKA Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022 sebesar 89,44 terdiri dari Capaian
Sasaran Program (CSP) 100, penyerapan anggaran 98,98, konsistensi antara RPD dengan
penyerapan anggaran 79,24, Capaian Keluaran/Output Program (CKP) 99,78, nilai efisiensi
68,52 dan rata-rata nilai satker sebesar 83,17. Berikut hasil tangkapan layar capaian NKA
Ditjen Perikanan Budidaya pada aplikasi SMART DJA per tanggal 13 Januari 2023.
Dalam rangka mencapai target Nilai Kinerja Anggaran tahun 2022 dan meningkatkan capaian
tahun 2022 atas capaian tahun 2021, Sekretariat Jenderal telah melaksanakan Focus Group
Discussion (FGD) Evaluasi Kinerja Anggaran Tahun 2021 dan Peningkatan Capaian Kinerja
Anggaran Melalui Aplikasi SMART DJA serta Refreshment Bimbingan Teknis Aplikasi
SMART DJA Tahun 2022 yang diselenggarakan pada tanggal 16 Maret 2022. Acara tersebut
mengundang seluruh satker lingkup KKP dan menghadirkan narasumber dari Subdit Evaluasi
Kinerja Anggaran dan Subdit Teknologi Informasi Penganggaran, Direktorat Sistem
Penganggaran, Ditjen Angggaran, Kementerian Keuangan. Selain itu juga disampaikan
bahwa aplikasi SMART DJA tahun 2022 akan terus mengalami pengembangan salah satu
project yang akan dicantumkan pada SMART DJA adalah menu quick report. Menu ini
menfasilitasi user untuk dapat memonitor dan mengolah master data sesuai keperluan
masing-masing.
Pada tanggal 20 April 2022, Kementerian Keuangan mengadakan rapat koordinasi Evaluasi
Kinerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang mengundang seluruh Kementerian
Negara/Lembaga. Pada rapat koordinasi ini juga mengumumkan capaian atas evaluasi
kinerja anggaran tahun 2021. Kementerian Kelautan dan Perikanan mendapat peringkat 6
pada kategori pagu sedang dengan nilai SMART DJA sebesar 95,49 dan nilai IKPA sebesar
92,42. Nilai Kinerja Anggaran yang diukur pada aplikasi SMART DJA memiliki bobot 60% dan
IKPA yang diukur pada aplikasi OMSPAN memiliki bobot 40% pada pengukuran nilai kinerja
anggaran gabungan. Capaian ini ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 58/KMK.02/2022 tentang Penetapan Kementerian Negara/Lembaga Yang
Diberikan Penghargaan Atas Kinerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun
Anggaran 2021.
Terdapat beberapa kendala dalam pencapaian Nilai Kinerja Anggaran Ditjen Perikanan
Budidaya yaitu :
1. Nilai satker merupakan komponen 50% nilai dari nilai Unit Eselon I sehingga apabila nilai
satker tidak dapat optimal maka secara integral ke level Unit Eselon I juga tidak dapat
optimal.
2. Blokir AA mengakibatkan beberapa indikator pada SMART DJA tidak dapat optimal
karena belum ada kebijakan lebih lanjut terkait penilaian kinerja anggaran di tengah
adanya blokir AA. Indikator yang terdampak yaitu Konsistensi. Perbedaan antara
rencana penarikan dana dan realisasi anggaran disebabkan adanya anggaran yang tidak
dapat dilaksanakan.
Selanjutnya dalam rangka meningkatkan capaian Nilai Kinerja Anggaran 2023, perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mempedomani Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.02/2021 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
59
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
2. Melakukan himbauan kepada seluruh satuan kerja untuk mengisi capaian output di Sakti
sehingga data tersebut dapat teringrasi dan masuk di aplikasi SMART DJA yang
digunakan untuk menilai kinerja anggaran.
3. Masing-masing satuan kerja melakukan koordinasi antara bagian program dan operator
capaian output baik di SAKTI dan SMART DJA sehingga capaian output yang diinput
pada aplikasi SAKTI telah sesuai.
4. Merealisasikan anggaran sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada halaman III
DIPA/RPD sehingga capaian konsistensi dapat maksimal.
5. Masing-masing satuan kerja berkoordinasi dengan Biro Keuangan, Biro Perencanaan
dan instansi eksternal terkait apabila terdapat kendala dalam pengaplikasian SMART
DJA.
92,47 92,60
92,02
90,65
89,49
88,28 88,42
87,64
83,73
Gambar 26. Perbandingan Capaian IKU Nilai Kinerja Anggaran KKP Tahun 2022
Indikator ini merupakan suatu ukuran yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam
Pengadaan Barang/Jasa lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Penghitungan terhadap indikator ini adalah:
1. Rencana umum pengadaan telah diupload ke dalam aplikasi SIRUP (20%)
2. Persentase jumlah pengadaan belanja modal yang dilaksanakan melalui SPSE (30%).
3. Laporan penyelenggaraan Pengadaan Barang/Jasa (20%).
4. Kesesuaian tahap pelaksanaan (30%).
Target nilai yang ditetapkan tahun 2022 untuk IK ini adalah 75 (%).Pada periode sampai
dengan triwulan 4 capaian indikator tingkat kepatuhan PBJ adalah 76,5% yang berarti sudah
melampaui target tahunan. Sedangkan realisasi dukungan anggaran pada pelaksanaan
kegiatan ini sebagaimana tergambar pada kertas kerja atau RKA-K/L masuk pada kegiatan
60
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Layanan Barang Milik Negara (BMN) dengan capaian yakni sebesar 99,10% dari anggaran
sebesar Rp550.000.000.
Untuk mendukung pencapaian indikator Tingkat Kepatuhan Pengadaan Barang dan Jasa ini,
pada tahun 2022 kelompok pengelolaan BMN telah rutin melaksanakan pemantauan proses
dan realisasi Pengadaan Barang dan Jasa melalui aplikasi SIRUP. Pemantauan tersebut
dimulai dari perencanaan pengadaan sampai dengan tahap pelaksanaan PBJ serta
dipastikan berjalan sesuai ketentuan.
Pelaksanaan PBJ diutamakan melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) karena
mengefektifitaskan proses pengadaan serta meningkatkan akuntabilitas. Dalam hal ini untuk
memasatikan hal tersebut, tim PBJ Sekretariat DJPB telah melaksanakan pemantauan
pelaksanaan pengadaan melalui SPSE baik pengadaan langsung melalui e-katalog maupun
pengadaan secara tender.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Perubahan atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, barang dan
jasa hasil pengadaan harus memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 25
%. Untuk memastikan hal tersebut tim dari Pengelolaaan BMN Sekretariat DJPB bersama
dengan UKPBJ Biro Umum KKP rutin mengadakan pembahasan serta monitoring dan
evaluasi mengenai TKDN. Monitoring dan evaluasi tersebut menghasilkan rekomendasi
mengenai TKDN dan juga rekomendasi barang impor jika memang tidak ada barang lokal
yang memenuhi syarat kandungan lokal.
Tindaklanjut atas rencana aksi pada triwulan 4 yakni, telah berkoordinasi dengan satker
lingkup DJPB terkait rambu-rambu PBJ maupun hasil evaluasi Itjen atas penyedia pada tahun
sebelumnya..Kendala yang dihadapi yaitu masih kurang ketaatan satker dalam
melaksanakan proses pengadaan Barang/Jasa pada tahun berjalan.
Rencana aksi yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya adalah melakukan peningkatan
pada beberapa aspek diantaranya yakni:
1. Ketaatan dalam penyediaan KAK, HPS, Spesifikasi Teknis dan Rancangan Kontrak pada
paket pengadaan
2. Melakukan pengawasan dan menindaklanjuti hasil pengawasan terhadap kegiatan
pengadaan Barang/Jasa dipastikan berjalan sesuai ketentuan.
90,58
88,66
87,36
83,43
82,24
77,46
76,06
Gambar 27. Perbandingan capaian IKu tangkat kepatuhan PBJ Tahun 2022
61
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Indikator ini merupakan Suatu ukuran yang menggambarkan tingkat kepatuhan dalam
Pengelolaan BMN lingkup Ditjen Perikanan Tangkap yang telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Metode perhitungannya dihitung berdasarkan jumlah nilai dari
beberapa unsur berikut:
1. Tingkat pemanfaatan Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) Tahun 2022 (bobot 10%);
2. Tersedianya usulan penetapan status penggunaan BMN untuk pengadaan belanja
modal hingga triwulan 4 tahun 2022 baik ke pengguna barang dan pengelola barang
(bobot 25%);
3. Tingkat penyelesaian inventarisasi (revaluasi aset) (bobot 20%);
4. Pemanfaatan BMN hasil pengadaan belanja modal tahun 2022 di dukung Berita Acara
Serah Terima (BAST)/Berita Acara Pemakaian (bobot 25%);
5. Penyusunan Laporan BMN (Semesteran dan Tahunan) secara tepat waktu (bobot 20%)
Target nilai yang ditetapkan tahun 2022 untuk IK ini adalah 75 (%). Pada periode sampai
dengan triwulan 4 capaian indikator tingkat kepatuhan BMN adalah 76% yang berarti sudah
melampaui target tahunan. Sedangkan realisasi dukungan anggaran pada pelaksanaan
kegiatan ini sebagaimana tergambar pada kertas kerja atau RKA-K/L masuk pada kegiatan
Layanan BMN dengan capaian yakni sebesar 99,10% dari anggaran sebesar Rp550.000.000
Kegiatan perencanaan kebutuan BMN dimulai dari 2 (dua) tahun sebelumnya tiap triwulan ke
3. Kegiatan penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) ini mencakup
rencana kebutuhan pengadaan serta rencana pemeliharaan ,yang disusun sebagai panduan
dalam penyusunan RKAKL.
Setelah pengadaan BMN selesai, BMN tersebut perlu dilakukan Penetapan Status
Pengunaan (PSP). Proses PSP rutin dilaksanakan tiap tahunnya dan mencakup proses
inventarisasi barang. Usulan PSP diolah tim Pengelolaan BMN untuk selanjutnya diteruskan
ke Pengguna barang atau ke Pengelola Barang untuk menghasilkan Surat Keputusan.
Pemanfaatan BMN dapat dilaksanakan melalui sewa. Proses usulan Sewa BMN ini
diverifikasi apakah dengan menyewakan BMN tersebut tidak mengganggu tusi dan kegiatan
sewa tersebut mendukung tusi DJPB. BMN yang telah habis masa manfaatnya dapat
dihapuskan, kegiatan ini dimulai dari inventarisasi, pembuatan usulan ke Pengguna Barang,
persetujuan Pengelola Barang sampai lelang oleh KPKNL setempat. Segala proses
pengelolaan BMN tersebut dicatat dan ditatausahakan melalui aplikasi SAKTI, yang tiap
bulannya dilaksanakan rekonsiliasi serta penyusuanan stok opname. Hasil penginputan
62
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
tersebut tiap akhir periode atau tiap semester, setelah dilakukan reviu oleh inspektorat
jenderal, menghasilkan Laporan BMN dan Catatan atas Laporan BMN. Tindaklanjut atas
rencana aksi pada triwulan 4 yakni, telah mendorong satker untuk melakukan update pada
aplikasi SIMAN.
Kendala yang dihadapi yaitu masih kurang ketaatan satker dalam melaksanakan proses
pengelolaan BMN pada tahun berjalan.
Rencana aksi yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya adalah melakukan peningkatan
pada beberapa aspek diantaranya yakni:
1. Memanfaatkan RKBMN dalam penyusunan RKA-K/L tahun berikutnya
2. Mendorong usulan penetapan status penggunaan (PSP) BMN satker untuk ditetapkan
PSP nya oleh Kementerian Keuangan
Apabila dibandingkan dengan unit eselon I lingkup KKP, sebagaimana disajikan pada grafik
berikut:
100 95 100
91,5 90 94
77,5 81,5
1. 75
2.
Gambar 28. Perbandingan Capaian IKU Tingkat Kepatuhan BMN lingkup KKP Tahun
2022.
Efisiensi
Pengukuran efisiensi pelaksanaan anggaran dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
tingkat efisiensi lembaga dalam mencapai target yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan
alokasi anggaran yang digunakan. Sehubungan dengan hal tersebut, efisinensi anggaran
dipandang perlu untuk dilakukan dan dihitung dengan menggunakan formulasi sesuai PMK
nomor 214 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pengukuran dan Penilaian Evaluasi KInerja
Anggaran Sebagai berikut:
E = Efisiensi
PAKi =
RAKi =
CAKi =
63
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh nilai efisiensi dengan asumsi bahwa minimal yang
dicapai dalam rumus efisiensi sebesar -20% dan nilai paling tinggi sebesar 20%. Oleh karena
itu, perlu skala nilai yang berkisar antar 0% sampai dengan 100%, dengan rumus
transformasi sebagai berikut:
Gambar 29. Schreen shoot Nilai Efisiensi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2022
pada aplikasi SMART DJA
Hal ini membuktikan Ditjen Perikanan Budidaya sebagai salah satu unit kerja eselon I di
lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah melakukan efisiensi anggaran
dan termasuk dalam kategori cukup baik Ditjen Perikanan Budidaya telah melakukan upaya-
upaya optimalisasi dan efisiensi sumber daya dengan memaksimalkan resource SDM dan
waktu kerja. Sumber efisiensi anggaran terutama berasal dari efisiensi pelaksanaan
anggaran dan efisensi pelaksanaan tugas. Di samping itu, juga telah melakukan langkah
streamlining pertemuan atau sidang ke UPT melalui fasilitas video confrence, serta
melakukan langkah efisiensi terkait penghematan dalam pelaksanaan kegiatan,
pengurangan biaya perjalanan dinas, dan moratorium pengadaan tanah baru. Kebijakan
terkait efisiensi anggaran tersebut, mendorong Ditjen Perikanan Budidaya untuk lebih efisien
dan fokus dalam pelaksanaan tugas fungsi perikanan Budidaya namun tetap menjaga
kualitas kinerja.
Kinerja Anggaran
Alokasi anggaran APBN 2022 pada Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar
Rp1.107.942.292.000,- kemudian mengalami beberapa kali proses Automatic Addjustment
64
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Tabel 17. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2021 dan
2022
Tahun Anggaran Pagu ( Rp) Realisasi ( Rp) %
2021* 782.065.357.000,- 770.399.106.401,- 98,51
2022 953.833.625.000,- 944.650.891.776,- 99,04
Pembagian alokasi pagu anggaran Ditjen Perikanan Budidaya TA 2022 tersebut menurut
jenis belanja yaitu : (i) Belanja Pegawai sebesar Rp182.063.301.000,-; (ii) Belanja Barang
sebesar Rp 560.777.298.000,-; dan (iii) Belanja Modal sebesar Rp 210.993.026.000,-.
Tabel 18. Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya per Jenis Belanja
Tahun 2021 dan 2022
Jenis Tahun 2021 Tahun 2022
Belanja Pagu ( Rp) Realisasi ( Rp) % Pagu ( Rp) Realisasi ( RP) %
Pegawai 187.162.901.000 183.545.671.895 90,74 187.063.301.000 180.690.614.282 99,25
Barang 494.147.910.000 581.602.590.522 76,76 560.777.298.000 553.682.203.073 98,73
Modal 100.754.546.000 40.332.223.839 69,26 210.993.026.000 210.278.074.421 99,66
Total 782.065.357.000 805.480.486.256 79,11 953.833.625.000 944.650.891.766 99,04
Prosentase anggaran belanja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan IV tahun
2022 berdasarkan tabel di atas cukup proporsional karena didominasi oleh Belanja Modal,
sedangkan untuk Belanja Pegawai dan Belanja Barang cukup meskipun mengalami
peningkatan pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.
600.000.000.000
500.000.000.000
400.000.000.000
300.000.000.000
200.000.000.000
100.000.000.000
0
Pusat UPT Dekon
Pagu 529.514.920.000 406.795.915.000 17.522.790.000
Realisasi 523.984.980.653 403.605.026.130 17.060.884.993
Gambar 30. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya
Tahun 2022
65
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran terbesar yaitu pada
Satker UPT (99,21%), sedangkan yang terendah yaitu pada satker Dekon Provinsi (97,36%)
sebagaimana berikut:
1. Satker Pusat
Realisasi anggaran pada satker Pusat sebesar 98.95% dengan adanya aturan satu dipa
maka satker pusat seluruhnya tergabung dalam satu satker.
2. Satker UPT
Realisasi anggaran pada satker UPT keseluruhan sebesar 99,21%. dengan capaian
terbesar terdapat pada Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan Serang 99,97%
dan terendah pada Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 98,23%
66
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
Penutup
Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan target antara target yang tercantum pada Renstra DJPB tahun
2020-2024 dengan PK DJPB Tahun 2022. Hal ini terjadi karena adanya kebijakan
baru dari pimpinan yang menambahkan program trobosan , selain adanya program
trobosan, perubahan target ini dikarenakan beberapa indikator capaian tahun kemarin
sudah melebihi target tahun ini.
2. Secara keseluruhan capaian kinerja tahun 2022 mengalami peningkatan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. Ke depan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi
Ditjen Perikanan budidaya akan terus berupaya melakukan perbaikan dalam upaya
merealisasikan hasil perikanan Budidaya yang berkelanjutan. Dari hasil evaluasi
capaian kinerja 22 IKU, 20 IKU (90,90%) capaiannya telah memenuhi atau melebihi target
dan 2 IKU (9,10%) capaiannya belum memenuhi target.
3. IKU yang tidak mencapai target adalah IKU Rata-rata pendapatan pembudidaya yang
mencapai 96,64% dari target dan IKU Produksu perikanan Budidaya yang hanya
mencapai 89,98%
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam pencapaian kinerja tahun 2022, sebagai
berikut:
Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Ditjen Perijanan Budidaya pada Tahun 2022, sebagai
upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan ditindaklanjuti, sebagai berikut:
1. Dalam hal kinerja pelaksanaan anggaran agar setiap unit kerja/satker lingkup Ditjen
Perikanan Budidaya agar lebih disiplin melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan eisiensi penggunaan sumber daya
dalam setiap pelaksanaan kegiatan.
2. Meningkatkan monitoring dan evaluasi kinerja secara periodik (bulanan/triwu-
lanan/semester) berdasarkan rencana aksi yang telah disusun untuk mengawal
pencapaian kinerja dan melakukan evaluasi terhadap indikator kinerja yang capaiannya
sangat dipengaruhi oleh eksternal;dalam pengambilan kebijakan, baik perencanaan,
monitoring dan evaluasi ke depan.
67
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
LAMPIRAN
Lampiran 1. PK awal Tahun 2022
68
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
69
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
70
L A P O R A N K I N E R J A D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E R IK A N A N B U D I D A Y A T A H U N 2 0 2 2
71