Rangkumannn Ul DPT
Rangkumannn Ul DPT
Rangkumannn Ul DPT
TANAMAN
Oleh:
Dr. Ir. Mofit Eko Poerwanto, M.P.
Dr. Ir. Rukmowati Brotodjojo, M.Agr.
A. Filum Aschelminthes
Anggota filum ini yang berperan sebagai hama adalah dari klas
Nematoda. Nematoda mempunyai ciri-ciri:
1. Berukuran sangat kecil
2. Bentuk silindris memanjang, kecuali Heterodera, Meloydogyne,
Tylenchulus, Rotylenchulus dan Nacobus yang bentuknya membulat atau
menyerupai ginjal.
3. Tidak bersegmen/beruas dan tidak berongga tubuh sejati.
4. Tidak berwarna dan transparan. Bila berwarna sesungguhnya hanyalah
warna makanannya saja.
5. Tidak memiliki alat sirkulasi dan pernafasan.
6. Jaringan tubuhnya tersusun atas tiga lembar blastula.
Nematoda ada yang bersifat parasit tanaman ada yang bukan
parasit tanaman. Nematoda parasitik tanaman memiliki stylet berupa
alat pencucuk pada mulutnya, sedangkan Nematoda bukan parasit
tanaman tidak memiliki alat stylet. Pada Nematoda parasitik tanaman
dikenal dua macam stylet yaitu odontostylet dan stomatostylet.
Odontostylet merupakan stylet yang terdiri dari conus pada ujungnya
dan silindris bagian pangkalnya. Stylet tersebut berasal dari
perkembangan gigi. Stomatostylet tersusun atas conus, silindris dan
kenop pada bagian pangkalnya. Stylet semacam ini berasal dari
penebalan dindingdinding stoma (rongga mulut). Odontostylet terdapat
pada ordo Dorylaimida, sedangkan stomatostylet terdapat ordo
Tylenchida.
2
Nematoda jantan berukuran lebih kecil dari pada yang betina dan
pada ujung belakang posterior) terdapat spikula (alat kelamin jantan).
Pada nematoda betina, vulva (alat kelamin betina) terdapat pada bagian
tengah ventral.
B. Filum Mollusca
Anggota filum ini yang banyak berperan sebagai hama adalah dari kelas
Gastropoda. Hewan ini dicirikan dengan:
1. Tubuhnya bersifat lunak dan dapat ditarik ke dalam cangkang
2. Kepala dan kakinya bilateral simetris
3. Perutnya berbentuk spiral dan ada yang terbungkus cangkang
(Achatina fullica) dan ada yang tidak (Semperula maculate)
4. Kaki terletak di bagian ventral digunakan untuk merayap.
5. Terdapat dua pasang tentakel yang dapat diperpanjang dan ditarik
kembali. Pada ujung posteriornya terdapat mata.
6. Mulut pada bagian anterior yang dilengkapi dengan gigi-gigi parut
(radula).
7. Lubang genital pada sisi kanan di belakang kepala. Sistem reproduksinya
bersifat hermaphrodit karena memiliki ovatestis yang dapat
menghasilkan baik telur maupun sperma.
8. Anus dan lubang pernafasan terletak di bagian tubuh yang berbatasan
dengan tepi cangkang.
C. Filum
Arthropoda
Filum ini
merupakan filum
terbesar dalam dunia
binatang, lebih dari 75% jenis binatang termasuk dalam filum ini.
Anggotanya yang berperan sebagai hama adalah kelas Arachnida dan
kelas Insekta. Filum ini dicirikan dengan:
1. Tubuh dan kaki beruas-ruas
2. Tubuh terbagi dua atau tiga bagian
3. Alat tambahan (sayap, antena, kaki) berpasangan dan beruas-ruas
3
4. Dinding luar tubuh berupa skeleton (eksoskeleto
1. Klas Arachnida
Anggota klas ini berperan sebagai hama mempunyai ciri-ciri:
a. Kaki empat pasang (fase dewasa), tiga pasang (fase pra dewasa)
yang tersusun atas tujuh ruas : coax, trochanter, femur, patella,
tibia, tarsus dan pretarsus.
b. Tubuh terbagi atas dua bagian: cephalothorax yaitu bagian kepala
dan dada menjadi satu (gnatosoma) dan abdomen (idiosoma).
Idiosoma terbagi dua, yaitu podosoma yang merupakan bagian
tubuh yang terdapat kaki melekat dan apisthosoma yang
merupakan bagian tubuh sebelah posterior podosoma. Idiosoma
bisa juga dibagi dengan cara lain menjadi propadosoma yaitu
bagian tubuh dengan dua pasang kaki depan dan hysterosoma
yang merupakan tubuh dengan dua pasang kaki belakang.
c. Tidak bersayap
d. Terdapat alat tambahan berupa satu pasang celicera yang
merupakan alat mulutnya dan pedipalpus.
2. Klas Insekta
Anggota klas ini disebut juga Hexapoda karena memiliki
enam kaki (tiga pasang). Klas ini menempati peringkat teratas
dalam peranannya sebagai hama karena sebagian besar hama
adalah anggota kelas ini. Ciri- cirinya :
a. Tubuh terbagi tiga bagian yaitu caput (kepala), thorax (dada) dan
abdomen (perut)
b. Kaki tiga pasang yang tersusun atas enam ruas yaitu coax,
trochanter,femur, tibia, tarsus dan pretarsus.
c. Mempunyai sayap satu atau dua pasang, ada pula yang tidak bersayap
d. Mempunyai satu pasang antenna.
Beberapa ordo yang penting sebagai hama tanaman adalah:
Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Coleoptera, Lepidoptera,
Hymenoptera, Diptera dan Thysanoptera. a. Orthoptera
4
Serangga yang digunakan bahan praktikum adalah
Valanga nigricornis Burn. (belalang kayu) termasuk ordo
Orthoptera. Bagian- bagiannya:
1) Caput (kepala)
Terdiri paling sedikit enam ruas badan terdepan yang
menjadi satu dan keras membentuk bangunan yang kuat.
a) Vertex: terletak antara mata dengan bagian belakang sutura
frontal dan meluas ke belakang
b) Antenna: modifikasi dari segmen kepala yang ke dua,
berfungsi sebagai alat indra peraba, pengecap dan pencium.
5
2) Thorax
Thorax terdiri atas tiga ruas, yaitu prothorax,
mesothorax dan metathorax. Pada prothorax sebelah dorsal
terdapat bangunan keras yang disebut pronotum berfungsi
sebagai pelindung terhadap sinar matahari. Mesothorax
dibagi menjadi dua yaitu Meso episternum di bagian anterior
dan Meso epimeron dibagian posterior. Metathorax dibagi
dua pula, yaitu Meta episternum di bagian anterior dan Meta
epimeron di bagian posterior. Pada Mesothorax menempel
sayap depan, sedangkan sayap belakang pada metathorax.
Sayap depan menebal seperti kertas perkament dan sayap
belakang membranous.
Pada sayap banyak terdapat vena-vena yang berfungsi untuk aliran
darah. Vena-vena tersebut ialah: Costa, Sub costa, Radius, Median,
Cubitus, Post cubitus dan Annal. Pada prothorax menempel
sepasang kaki depan, pada Mesothorax menempel sepasang kaki
tengah dan pada Metathorax menempel kaki belakang.
3) Abdomen
Abdomen beruas-ruas, pada setiap ruasnya di sebelah
lateral terdapat spiraculum/stigma yang berfungsi sebagai
lubang pernafasan serangga. Pada ruas pertama terdapat alat
pendengaran yang disebut membrane tympanum. Pada ruas
terakhir di sebelah posterior terdapat bangunan yang
berfungsi sebagai alat kelamin (genitalia).
b. Odonata
Serangga yang sering diistilahkan dengan capung atau
sibar- sibar ini adalah pemangsa (predator) serangga lain.
Capung terdiri dari dua kelompok, yaitu capung besar (subordo
Anisoptera) dan capung jarum (subordo Zygoptera). Odonata
mempunyai alat mulut bertipe penggigit-pengunyah.
Metamorfosisnya sederhana. Nimfa yang hidup di dalam air
disebut naiad.
6
Gambar capung dewasa, Odonata
c. Hemiptera
1) Sub ordo: Heteroptera
Anggotanya sering disebut istilah kepik. Alat
mulutnya bertipe pencucuk-penghisap dengan adanya
stylet. Sayap depannya disebut hemelytra yaitu menebal
pada bagian pangkal, dan bagian ujungnya membran.
7
3) Sub ordo: Auchenorrhyncha
Anggotanya sering disebut juga Homoptera.
Sayapnya 2 pasang membranus dengan venasi
berkembang baik. Alat mulutnya pencucuk pengisap.
Metamorfosisnya sederhana.
d. Diptera
Anggotanya meliputi lalat, nyamuk dan agas. Ciri
utamanya adalah bersayap satu pasang (sayap belakang
mereduksi menjadi bentuk alat keseimbangan yang disebut
halter). Alat mulut serangga dewasa bertipe penghisap, alat
mulut larva bertipe penggigitpengunyah. Metamorfosis
sempurna.
8
Metamorfosis sempurna.
f. Coleoptera
Serangga dewasa sering diistilahkan dengan kumbang.
Larva dan kumbang dewasa mempunyai tipe alat mulut yang
sama, yaitu penggigit-pengunyah. Metamorfosis sempurna.
Mempunyai dua pasang sayap, sayap belakang membranus dan
sayap depannya mengeras yang disebut dengan elytra.
9
D. Filum Chordata
Anggotanya yang paling berperan sebagai hama adalah klas
Mamalia. Hewan dari klas ini diantaranya gajah, babi hutan, tikus,
bajing dll. Ciri-ciri umum mamalia :
1. Seluruh tubuhnya dilindungi dan ditutupi oleh rambut-rambut halus.
2. Sudah dilengkapi dengan kelenjar air susu.
3. Umumnya melahirkan, kecuali binatang berparuh
bebek
(ornithorynchus) bertelor.
4. Anak-anaknya yang masih kecil disusui induknya, sehingga sering
disebuthewan menyusui
BAB III
HUBUNGAN ANTARA HAMA DENGAN TANAMAN INANGNYA
Antara hama dengan tanaman inang terdapat hubungan yang tidak dapat
dipisahkan. Perkembangan dan kehidupan hama sangat dipengaruhi oleh tanaman
sebagai makanan dan tempat berlindung. Kecenderungan hama untuk memilih
suatu tanaman inangnya didasarkan atas sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman itu
sendiri yang disukai dan dikenalnya melalui indra pambau, peraba, penglihatan
dan perasa. Berdasarkan inangnya hama dapat digolongkan :
10
A. Monofaga, apabila hanya mempunyai satu macam inang.
B. Oligofaga, apabila memilih beberapa jenis inang
C. Polifaga, apabila memilih banyak inang
11
c. Daun, oleh serangan Spodoptera litura pada kedelai
3. Hama Penggerek
Hama ini merusak dengan cara mengebor bagian tanaman dan
menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya didalam jaringan
tanaman.Telurnya diletakkan pada epidermis tanaman dan setelah
menetas menjadi larva akan menggerek masuk ke dalam jaringan.
Serangan ini bisa terjadi pada:
a. Batang, oleh serangan Sesamia inferens pada padi
b. Pucuk, oleh serangan Scirpophaga nivella-intacta pada tebu
c. Buah, oleh serangan Dacus umbrosus pada nangka
d. Polong, oleh serangan Etiella zinckenella pada kedelai
e. Umbi, oleh serangan Cylas formicarius pada ubi jalar
f. Leher akar, oleh serangan Phasus damor pada lada
4. Hama Penghisap
Hama ini menyerang dengan alat mulutnya yang bertipe pengucuk-
pengisap. Jaringan tanaman ditusuk dan dihisap cairan selnya sehingga
menimbulkan becak-becak akibat kematian sel-sel yang tertusuk. Hama
ini menyebabkan kerusakan yang lebih parah dan sukar dikendalikan.
Disamping itu hama pengisap dapat menjadi vektor penyebab
penyakit. Bagian tanaman yang terserang:
a. Batang, terserang oleh Nilaparvana lugens pada padi yang juga
sebagai vektor penyakit kerdil rumput dankerdil hampa.
b. Daun, terserang oleh Nephotetix impicticeps pada padi yang juga
berperan sebagai vektor penyakit tungro
12
dalam gulungan daun tersebut. Contoh hamanya adalah Enarmonia sp
pada daun teh dan Lamprosema indicata pada kacang dan kedelai.
13
Ambang ekonomi: Nimfa atau imago sebanyak 10 ekor/10
ayunan jaring
4) Walang Sangit (Leptocorixa acuta)
Ordo : Hemiptera ; Familia : Coreidae
Biologi : Serangga dewasa berbentuk pipih memanjang, berwarna hijau
kekuningan sampai abu-abu muda, berukuran 14- 30 mm.
Telur berwarna coklat merah sampai hitam, diletakkan pada
permukaan daun. Aktif pada pagi dan sore hari, pada siang hari
biasanya bersembunyi dibalik rimbunnya daun.
Gejala Serangan : Menyerang bulir masak susu, pada bulir terdapat
bekas tusukan berwrna coklat, akibatnya bulir padi menjadi
hampa atau setengah hampa.
Ambang ekonomi : Nimfa atau imago 2 ekor per m2.
5) Hama Putih Palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pyralidae
Biologi : Ngengat berwarna coklat muda, mengkilat, berukuran 10-12
mm. Telur berbentuk lonjong/oval, berwarna kuning pucat,
diletakkan pada permukaan bawah daun secara tunggal.
Larva instar II-V menggulung daun dengan merekatkan tepi
daun.
Gejala Serangan : Daun tergulung dan dimakan dagingnya dari
permukaan bawah, sehingga hanya tersisa epidermis
yang berwarna putih.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan 10%
14
Gejala Serangan : Daun tergulung dan tergorok memanjang sehingga
tinggal epidermis yang berwarna putih. Ujung daun
terpotong.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan 10%.
7) Ganjur (Orseolia oryzae)
Ordo : Diptera; Familia : Cecidomyidae
Biologi : Nyamuk berwarna oranye/jingga, berukuran 4-5 mm. Telur
berwarna putih, diletakkan pada daun. Larva hidupdan
menyerang titik tumbuh.
Gejala Serangan : Daun termuda tumbuh membentuk puru, sehingga
daun padi seperti daun bawang. Timbul banyak
anakan.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan 5% pada tanaman padi berumur
40 hari setelah tanam.
8) Penggerek Batang Padi Putih (Tryporiza inotata)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pryralidae
Biologi : Ngengat berwarna putih dengan panjang 11-13 mm. Telur
diletakkan berkelompok pada permukaan bawah daun dan
tertutup bulu halus. Pada saat awal larva bergerombol
kemudian berpencar.
Gejala Serangan : Pada fase vegetatif, daun muda (pupus) berwarna
kuning dan mudah dicabut, karena batang bagian
bawah digerek larva. Gejala ini disebut sundep.
Pada fase generatif: malai tampak tegak, berwarna
putih, tak berisi, karena batang tergerek sehingga
transportasi makanan tidak bisa sampai ke atas.
Gejala ini disebut beluk.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan sundep/beluk 10% atau 1- 2
kelompok telur/m2
15
dan ditutupi bulu-bulu halus. Pada stadia awal larva
bergerombol kemudian menyebar.
Gejala Serangan : Pada fase vegetatif:sundep, pada fase generatif:
beluk.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan sundep/beluk 10% atau 1- 2
kelompok telur/m2.
16
Biologi : Tubuh berwarna hijau, panjang 16 mm. Telur diletakkan
berkelompok pada daun, polong dan batang. Nimfa muda
bergerombol, instar III-V pada pagi hari berada di daun,
pada siang hari makan polong dan berteduh.
Gejala Serangan : Polong dan biji rusak terhisap cairan selnya,
terdapat spot-spot hitam. Apabila serangan
berlanjut polong hampa dan gugur.
Ambang ekonomi : 2 ekor per 8 tanaman.
5)Pengisap Polong (Riptortus linearis)
Ordo : Hemiptera; Familia : Coreidae Biologi:
Biologi : Tubuh memanjang, berwarna coklat dengan garis
kekuningan di sepanjang sisi tubuhnya. Telur diletakkan
berkelompok dipermukaan bawah daun.
Gejala Serangan : Polong dan biji rusak terhisap cairan selnya,
terdapat spot-spot hitam. Apabila serangan
berlanjut polong hampa dan gugur.
Ambang ekonomi : 2 ekor per 8 tanaman.
6)Lalat Bibit (Ophiomya phaseoli)
Ordo : Diptera; Familia : Agromyzidae
Biologi : Lalat berwarna kehitam-hitaman. Telur diletakkan dekat
pangkal keping biji atau pangkal helai daun pertama dan
kedua. Larva menggerek keping biji atau daun pertama
menuju batang lalu ke pangkal akar melalui kulit batang,
kemudian berkepompong dii tanah.
17
Gejala Serangan : Tanaman muda/bibit layu kemudian mongering
lalu mati.
Ambang ekonomi : Intensitas serangan 1%
7) Penggerek Polong Kedelai (Etiella zinckenella)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pyralidae
Biologi : Ngengat berwarna keabu-abuan dengan garis putih di
sayap depan. Larva berwarna kekuningan sampai hijau,
tubuh ditumbuhi rambut-rambut.
Gejala serangan : Polong rusak berlubang-lubang tergerek.
8) Ulat Grayak (Prodenia = Spodoptera litura)
Ordo : Lepodoptera ; Familia : Noctuidae
Biologi : Ngengat berwarna keabu-abuan. Larva berwarna abu- abu
coklat dengan 5 garis memanjang kuning pucat. Larva
aktif pada malam hari, pada siang hari bersembunyi di
tanah. Telur diletakkan berkelompok di permukaan bawah
daun ditutup bulu- bulu berwarna coklat.
Gejala serangan : Daun atau polong berlubang-lubang tergerek.
Pada tingkat serangan yang berat, daun
dimakan hingga tinggal tulang-tulangnya saja,
bahkan tanaman dapat gundul karena seluruh
bagian tanaman habis dimakan
Ambang ekonomi : Intensitas serangan 12% pada fase generatif.
9) Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pyralidae
Biologi : Ngengat berwarna kecoklatan. Larva berwarna hijau
transparan dan agak mengkilat, menggulung daun dan
menggerek daun dari dalam gulungan hingga tersisa
epidermisnya.
Gejala serangan : Daun tergulung dan tergerek.
Ambang Ekonomi : Intensitas serangan 12% pada fase generatif.
18
c. Kubis
1) Ulat Kubis (Plutella xylostella = P. maculipennis)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Plutellidae
Biologi : Larva berwarna hijau cerah, kepala kekuningan dengan
bercak-bercak hitam, panjang 9 mm. Berkepompong
dalam tanah.
Gejala serangan : Daun kubis bagian luar berlubang-lubang tergerek
dengan ukuran 0,5 cm.
2) Ulat Jantung Kubis (Crocidolomia binotalis)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pyralidae
Biologi : Larva berwarna hijau dengan garis dorsal pucat, garis
lateral hitam, bagian lateral dan ventral kekuningan,
ukuran 18 mm.
Gejala serangan : Kubis rusak berlubang-lubang mulai dari bagian
tengah/jantung.
d. Jagung
1) Penggerek Batang Jagung (Pyrausta mubilalis)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Pyralidae
Biologi : Telur diletakkan dalam tumpukan pada tanaman jagung
muda umur 2-4 minggu, biasanya pada bagian bawah
daun teratas. Larva muda memakan daun, setelah 7-10
hari masuk dari pucuk ke dalam batang. Kadang-kadang
dimakan juga malai yang belum keluar. Dalam satu ruas
sering terdapat empat larva. Kepompong berada di dalam
batang jagung. Kupu keluar melalui lubang yang telah
dibuat larva sebelum berkepompong.
Gejala serangan : Batang banyak berlubang, di dalam batang
terdapat
bekas gerekan. Pada lubang gerek keluar tepung
gerekan berwarna coklat
2) Penggerek tongkol jagung (Heliothis armigera)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Noctuidae
19
Biologi : Telur diletakkan tersebar pada daun, kadang-kadangjuga
pada buah-buah muda dan filament (rambut-
rambut)bunga
e. Tebu
1) Uret (Lepidiota stigma)
Ordo : Coleoptera; Familia : Scarabaeidae
Biologi : Kembang berukuran 3,5-5 cm, tubuh tertutup oleh sisik-
sisik coklat kehijauan dan mempunyai bercak putih pada
bagian elytra. Kumbang terbang pertama kali biasanya
pada awal musim hujan ketika tanah menjadi lembab.
Kumbang aktif pada malam hari dan tertarik cahaya lampu.
Telur diletakkan dalam tanah pada kedalaman ± 5-20 cm.
Gejala serangan : Akar dan pangkal batang rusak, tanaman menjadi
roboh.
2) Penggerek Batang Tebu (Chilo sacchariphagus)
Ordo : Lepidoptera ; Familia : Pyralidae
Biologi : Larva pada bagian dorsal dan lateral terdapat garis
membujur ungu kecoklatan. Tubuhnya putih keunguan.
Ngengat aktif sore hari, meletakkan telur pada pangkal
helaian daun dekat tulang daun dalam kelompok tertutup
lilin yang tipis. Setelah larva masuk diantara pelepah dan
ruas menuju ke pangkal ruas yang berkulit tipis dan
lunak kemudian menggerek ke lorong atas sampai
mencapai titik tumbuh. Siklus hidupnya 5-7 minggu.
Gejala serangan : Timbul kerusakan berupa lorong-lorong gerek lalu
menyebabkan pengerasan dan sering timbul pembusukan.
Serangan lebih lanjut menyebabkan tebu cepat
membentuk siwilan/ tunas samping (biasanya letak
siwilan di bagian bawah) sehingga banyak sakarose yang
20
terbentuk digunakan untuk membentuk siwilan sehingga
kadar gulanya turun.
21
Ambang ekonomi : 20% tajuk terserang dengan 20% tanaman
sekitar pohon terserang.
22
Larva berwarna kelabu dengan gambaran coklat, mempunyai3-
4 pasang setae.
f) Chalcochelis sp.
Larva tidak berbulu, berwarna hijau atau putih seperti kolang-
kaling, panjang 20 mm
23
Gejala serangan : Keping buah kopi rusak tergerek, buah kopi yang
masih muda apabila terserang akan berubah warna
menjadi kuning kemudian gugur.
Ambang ekonomi : 5% buah dari 200 butir contoh terserang.
c. Kakao
1) Kepik (Helopelthis antonii)
Ordo : Hemiptera: Familia : Miridae
Biologi : Tubuh hitam dengan strip hitam putih pada abdomen,
panjang 6,5-7,5 mm. Pada bagian torak terdapat
tonjolan. Telur diletakkan pada jaringan sklerenkim,
terutama pada bagian yang masih muda, tempat tersebut
ditandai dengan 2 benang seperti lilin berwarna putih
yang agak bengkok.
Gejala serangan: Buah muda berbintik-bintik coklat/hitam, tidak
dapat berkembang mongering lalu rontoh. Buah
yang tua mengeras seperti batu.
Ambang ekonomi : Apabila ditemukan bekas tusukan baru pada
contoh yang diamati.
2) Ngengat/Penggerek Buah Coklat (Acrocercops
cramerella)
Ordo : Lepidoptera; Familia : Lithocolletidae/Gracillariidae
Biologi : Ngengat berwarna coklat dengan becak-becak putih.
Telur diletakkan pada permukaan buah yang masih muda.
Gejala serangan : Buah muda menjadi ketat dan berwarna kuning.
Apabila menyerang buah tua/masak tidak begitu
merugikan, hanya terbatas pada beberapa butir
biji yang rusak, sedang biji lain tumbuh normal
dan dapat masak.
Ambang ekonomi : Satu buah terserang per pohon.
d. Jeruk
1) Penggerek Buah Jeruk (Citripestis sagittiferella)
Ordo : Lepidoptera ; Familia : Pyralidae
24
Biologi: Telur diletakkan berkelompok secara tumpang tindih pada
kulit buah, terutama pada permukaan bawah. Setelah
menetas menggerek menuju kulit buah dan daging buah
pada bagian yang lunak.
25
3. Hama Pasca Panen
a. Bubuk Beras (Sitophilus oryzae)
Ordo : Coleoptera; Familia : Curculionidae
Biologi : Telur diletakkan pada material dengan cara membuat lubang
kemudian ditutup dengan sisa gerekan. Larva menggerek
masuk ke dalam material, begitu juga imagonya. Warna
bubuk dewasa waktu masih muda coklat merah, sedangkan
setelah tua berwarna hitam dengan empat bintik kuning
pada elytranya. Ukuran bubuk 3,5-5 mm, tergantung dari
tempat hidup larva. Bubuk menyerang beras, gandum,
jagung, sorghum, gaplek, kopra. Siklus hidupnya ± 4,5
minggu.
Gejala serangan: Bahan menjadi berlubang-lubang dan terdapat sisa
gerekan berupa tepung berbau apek.
b. Kumpang Tepung (Tribolim sp.)
Ordo : Coleoptera; Familia : Tenebrionidae
Biologi : Kumbang dewasa berwarna coklat merah, bentuknya agak
pipih. Telur diletakkan dalam tepung dan ditutupi tepung.
Larva bergerak aktif dalam bahan. Menjelang
kepomponglarva ke permukaan bahan dan kembai masuk
bila telah terbentuk imago. Siklus hidupnya 5-6 minggu.
Gejala serangan : Tepung menjadi rusak, berbau apek dan warnanya
agak kehitaman.
c. Bubuk Gabah ( Rhizopertha dominica) Ordo: Coleoptera; Familia :
Bostrichidae
Biologi : Kumbang bertubuh ramping silindris, berwarna coklat gelap
atau hitam. Kepala berada di bawah pronotum.
Telurdiletakkan di antara butiran atau di dalam lubang
gerekan. Larva berwarna putih keabu-abuan. Larva
mulamula makan sisa induknya, bila menemukan lubang
bekas gerekan larva masuk ke dalamnya. Menjelang
26
berkepompong, larvamembuat rongga dalam butiran. Siklus
hidupnya kurang lebih 1 bulan.
Gejala serangan : Gabah berlubang-lubang dan terdapat tepung bekas
gerekan.
d. Bruchus chinensis
Ordo : Coleoptera; Familia : Bruchidae
Biologi : Kumbang mempunyai moncong pendek dan femur kaki
belakang membesar. Elytra berwarna coklat kekuning-
kuningan. Telur diletakkan pada permukaan bahan tanpa
merusak bahan. Setelah menetas, larva merobek kulit telur
yang menempel pada kulit biji kacang dan menggerek
masuk ke dalam. Siklus hidupnya ±26 hari.
Gejala serangan : Biji berlubang dan meninggalkan bekas gesekan.
e. Araecerus fasciculatus
Ordo : Coleoptera; Familia : Anthribidae
Biologi : Dikenal sebagai kumbang biji kopi. Di Jawa dikenal sebagai
bubuk gaplek. Kumbang berwarna coklat muda berukuran
4-5 mm dengan moncong pendek. Larva menyerupai uret
berwarna putih kelabu. Siklus hidupnya 28-42 hari.
Gejala serangan : Bahan berlubang-lubang dan meninggalkan tepung
bekas gerekan.
f. Corcyra cephalonica
Ordo : Lepidoptera ; Familia : Galeriidae.
Biologi : Hidup pada bahan-bahan yang bertepung. Ngengat berwarna
kelabu coklat agak pucat. Telur bentuk bulat berwarna putih
keruh diletakkan bebas pada bahan. Larva menggandeng-
gandengkan bahan dengan liurnya sehingga terbentuk
gumpalan. Menjelang berkepompong, larva naik ke permukaan
bahan dan membuat kokon. Siklus hidupnya 37- 51 hari.
Gejala serangan : Bahan bergumpal-gumpal kemudian keropos serta
berbau apek.
27
BAB VI
MORFOLOGI GULMA
A. Pengertian
Gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang tumbuh ditempat yang
tidak dikehendaki oleh manusia atau tumbuhan yang kegunaannya belum
diketahui. Berdasarkan definisi di atas, tumbuhan apa saja termasuk tanaman
yang biasa diusahakan manusia dapat dipandang sebagai gulma bila
tumbuhnya tidak dikehendaki. Definisi ini menunjukkan bahwa gulma
merupakan konsep yang dipandang hanya dari kepentingan manusia.
B. Kerugian yang ditimbulkan oleh Gulma
Persaingan antara gulma dan tanaman yang kita usahakan dalam
mengambil zat-zat makanan dan air dari dalam tanah dan penerimaan sinar
matahari untuk proses fotosintesa, menimbulkan kerugian-kerugian dalam
produksi baik kualitatif maupun kuantitatif. Cramer (1967) dalam bukunya
Plant Protection and World Crop Production, menyebutkan kerugian berupa
kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman sebagai berikut:
Padi 10,8%, Sorghum 17,8%, Jagung 13%, Coklat 11,9%, Kedelai 13,5%,
Kacang tanah 11,8% Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma
pada padi terdapat penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 %.
Gulma dapat mengakibatkan kerugian antara lain disebabkan oleh:
1. Persaingan dengan tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan
berproduksi, terdapat persaingan dalam pengambilan air, zat-zat
makanan dari tanah, cahaya, ruang tumbuh.
2. Penurunan kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh
biji- biji gulma
3. Allelopathy yaitu pengeluaran zat-zat kimia oleh gulma yang beracun
bagi tanaman lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.
28
4. Gangguan kelancaran pekerjaan para petani misalnya adanya duri-duri
Amarathus spinanosus, Mimosa invisa diantara tanaman yang
diusahakannya.
5. Perantara atau sumber penyakit/hama pada tanaman, misalnya Leersia
hexandra dan Cynodon dactilon merupakan tanaman inang hama ganjur
pada padi.
6. Gangguan kesehatan manusia,misalnya ada gulma yang tepung sarinya
menyebabkan alergi.
7. Kenaikan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga
dan waktu dalam pekerjaan tanah, penyiangan, pembersihan selokan air
irigasi dari gulma.
8. Di air, gulma dapat menimbulkan pulau terapung (Rawa Pening Jawa
Tengah) yang menganggu penetrasi sinar matahari ke permukaan air,
mengurangi zat oksigen dalam air dan menurunkan produktifitas air.
C. Klasifikasi Gulma
Beberapa dasar yang digunakan untuk klasifikasi gulma antara lain:
1. Berdasarkan daur hidup:
a. Gulma semusim (annual): Umur tidak lebih dari 1 tahun
b. Gulma tahunan (perennial): Umur lebih 2 tahun
c. Gulma dwimusim (biannual): Umur lebih dari 1 tahun, tidak lebih
dari 2 tahun.
2. Berdasarkan habitat:
a. Gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau di darat (terestrial)
b. Gulma yang tumbuh di air (aquatic), ini dibedakan lagi menjadi
golongan yang tumbuh mengapung (floating), tenggelam
(submergent), dan sebagian mengapung dan sebagian tenggelam
(emergent)
c. Gulma yang tumbuh menumpang pada tanaman lain (aerial weeds).
3. Berdasarkan tempat dimana gulma tumbuh:
a. Terdapat pada tanah sawah
b. Terdapat pada tanah kering/tegalan
c. Terdapat pada tanah perkebunan besar
d. Terdapat di rawa atau waduk.
29
4. Berdasarkan morfologi
a. Gulma rumputan (grasses)
b. Gulma tekian (sedges)
c. Gulma berdaun lebar (broad leaves)
Pada umumnya dikenal pembagian : 1. Golongan rumput (grasses), 2.
Golongan tekian (sedges) dan 3. Golongan berdaun lebar (broad leaves).
Ciri- ciri umum dari ketiga golongan ini diuraikan di bawah ini:
1. Golongan rumput (termasuk familia Gramineae)
Tumbuhan dengan batang bulat atau ada juga yang agak pipih,
kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun
dalam dua deretan, umumnya bertulang sejajar, terdiri atas dua bagian,
yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis
(linear) tepi daun rata. Lidah- lidah sering kelihatan jelas pada batang
antara pelepah dengan helaian daun. Dasar satuan karangan bunga
adalah anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak bertangkai
(sessile). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga
kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh
sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang
besar disebut lemna, sedang yang kecil disebut palea. Buah disebut juga
caryopsis atau grain dengan bentuk bulat memanjang (oblong),
berbentuk seperti perahu, bulat telur atau datar cembung (planoconvex).
2. Golongan teki (umumnya termasuk familia Cyperaceae )
Tumbuhan dengan batang umumnya berbentuk segitiga, kadang
kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Tidak terdapat lidah
lidah. Daun-daun tersusun dalam tiga deretan. Ibu tangkai karangan
bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak
bulir, biasanya dilingkupi oleh satu daun pelindung. Buahnya pipih atau
berbentuk setitiga membuka.
3. Golongan berdaun lebar
Tumbuhan yang umumnya termasuk golongan Dicotyledoneae atau
paku-pakuan (Pteridophyta). Daun lebar dengan tulang daun berbentuk
jaringan.
30
D. Beberapa Spesies Gulma Penting
1. Imperata cylindrica (L) Beauv.
Imperata cylindrical (alang-alang, spear grass, cagon grass) banyak
terdapat di daerah lahan pertanian, baik di daerah tropis maupun
subtropis. Gulma ini termasuk dalam familia : Poaceae (Gramineae).
Alang-alang terdapat sampai ketinggian 2000 m diatas permukaan air
laut. Alang-alang mempunyai kecepatan tumbuh yang tinggi baik secara
biji maupun secara vegetatif, daya kompetisi dengan tumbuhan lain
sangat tinggi. Paspalum conjugatum Berg.
Paspalum conjugatum adalah gulma yang tergolong familia
Paniceaae. Gulma ini tumbuh menjalar, penyebaran melalui biji dan akar
stolon. Produksi biji pada gulma ini cukup tinggi. Pengendalian secara
mekanis dilakukan minimal 4 minggu sekali, untuk menekan populasi
gulma. Dengan cara biologi pengendalian gulma ini dapat dilakukan
dengan pemakaian tanaman penutup tanah. Pemakaian herbisisda dapat
pula dipakai misalnya Diuron, Paraquat, Glyphosate, Fusilade, dll.
2. Eupatorium odoratum L.
Dewasa ini gulma ini dikenal dengan nama Chorolaena odorata,
termasuk familia Asteracea (Compositae). Gulma ini banyak terdapat di
daerah penggembalaan, perkebunan kelapa, karet, kelapa sawit, teh,
tebu. Gulma ini cepat pertumbuhannya, dan daya kompetisi dengan
tumbuhan lain tinggi. Penyebarannya utama melalui biji. Satu tanaman
dapat menghasilkan 93.000 biji. Penyebarannya dapat dilakukan oleh
angin. Untuk mendukung daya kompetisinya, gulma ini mengeluarkan
alelopati dari bijinya, sehingga menjamin pembentukan populasi
Eupatorium yang murni. Pengendalian secara kimiawi dengan herbisida
2,4-D dan Picloran, atau kombinasi keduanya secara mekanis dengan
pembabatan dan dibakar sebelum tumbuhan ini berbunga.
3. Cyperus rotundus L.
Cyperus rotundus merupakan gulma, yang tersebardan dikenal
seluruh dunia. Gulma ini selalu terdapat pada segala tanaman budidaya
darat. Gulma ini termasuk keluarga teki-tekian atau Cyperaceae.
Kemampuan beradaptasi gulma ini disegala jenis tanah sangat tinggi,
sehingga menjamin luasnya daerah penyebaran. Bagian tumbuhan yang
31
berada di bawah tanah terdiri dari akar-akar rimpang dan umbi. Apabila
akar rimpang terputus, dapat memutuskan dormansi umbi sehingga umbi
dapat tumbuh. Pengendalian secara mekanis dengan cara mencabut dan
membabat sesering mungkin. Gulma ini tidak tahan terhadap naungan.
4. Mikania sp.
Gulma ini tumbuh memanjat. Penyebarannya meluas dari daerah
dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m, daya kompetisinya tinggi,
dan dapat mengeluarkan eksudat beracun terhadap tanaman lain.
Penyebaran melalui cara vegetatif dan biji. Biji dapat langsung tumbuh
tanpa melalui masa dormansi. Termasuk familia: Astetacea
(Compositae).
5. Melastoma sp.
Gulma ini banyak terdapat pada perkebunan karet, teh, dan dapat
tumbuh sampai ketinggian 1.650 m diatas permukaan laut. Gulma ini
membentuk perdu, dengan ketinggian sampai 2 m. Perakarannya dalam
dan menyebar. Daun berhadapan bentuk lanset, agak berbulu, bunga
lembayung muda, buah berdaging, jika sudah tua isinya berwarna ungu.
Termasuk familia: Melastocea. Pengendalian gulma ini secara dibabat,
dapat bertahan 2-3 bulan.
6. Lantana camara L.
Spesies ini membentuk semak belukar yang berkayu, dapt mencapai
tinggi 4 m, banyak dijumpai pada perkebunan karet dan teh. Daerah
hidupnya mencapai 1.700 m di atas permukaan laut. Akarnya kuat,
sistem perakaran dalam, bentuk daun bulat telur, berhadapan, pinggirnya
bergerigi, kesat dan berbau. Perkembangbiakannya dengan biji,
pengendalian secara mekanis dengan dibabat, bertahan 2-3 bulan.
Pengendalian secara kimia dengan herbisida Picloram, Trychlofir.
Gulma ini tidak tahan naungan.
7. Enceng Gondok (Eichornia crassipes)
Enceng Gondok (Eichornia crassipes) tergolong suku
Pontederiaceae. Tangkai daun membengkak dan susunan selnya seperti
bunga karang, yang memungkinkan tumbuhan itu terapung. Bagian yang
menggelembung itu makin kecil apabila gulma itu tumbuh berdesakan.
32
Sekalipun demikian, bagian itu bersama daun dan akarnya masih dapat
berfungsi sebagai alat pengapung.
8. Kayambang (Salvinia molesta)
Kayambang (Salvinia molesta) tergolong dalam suku Salviniaceae.
Sifat morfologi S.molesta dan S.auriculata sangat mirip sehingga
keduanya sering dikacaukan. Kedua jenis kayambang ini dapat
dibedakan dengan melihat jumlah dan susunan sporokarpnya.Pada S.
molesta terdapat sprokarp betina yang bercabang dua dengan maksimum
35 butir sporokarp jantan yang tidak bertangkai dan tersusun seperti
rantai. Pada S. auriculata sporokarpnya bertangkai, terdiri atas 1-3
sporokarp betina dan 10 sporokarp jantan. Ketika masih muda kedua
jenis kayambang ini amat sulit dibedakan.
9. Kayu Apu (Pistiastratiotes)
Sampai sekarang baru dikenal satu jenis kayu apu, yaitu Pistia
stratiotes yang tergolong dalam suku Araceae. Di alam sering ditemukan
beberapa variasi dalam ukuran dan warna gulma tersebut. Sepintas lalu
tampak seperti tanaman selada sehingga sering disebut selada air (water
lettuce). Bagian pangkal daun menggelembung dengan susunan selnya
menyerupai bunga karang yang berisi udara sehingga tumbuhan itu dapat
mengapung bebas. Perkembangbiakan gulma itu umumnya dengan
membentuk geragih atau tunas, seperti kayambang, geragih beserta
tunasnya mudah sekali terpotong dan tumbuh menjadi individu baru.
10. Krokot Air (Alternanthera philoxeroides )
Krokot air tergolong suku Amaranthaceae, batangnya berbuku-buku
dan berongga yang memungkinkan gulma itu dapat agak mengapung.
Krokot air sebenarnya dapat menghasilkan biji namun jarang yang dapat
berkecambah, bahkan di Amerika Serikat tumbuhan ini tidak dapat
menghasilkan biji yang dapat berkecambah.
11. Rubah (Ludwigia adscendens) dan Lombokan (L.hysopifolia)
Anggota suku Ongraceae ini adalah tumbuhan air. Di samping rubah
(Ludwigia adscendens) dan lombokan (L.hysopifolia), di Indonesia
masih ada 4 jenis Ludwigia lain yaitu: L.peruviana, L.octovalvis (Jacq.)
Raven, L.parviflora Roxb., dan L.prostata Robx. Rubah tumbuh
menjalar dengan ujung menuju ke atas, batangnya bulat berongga, daun
33
bulat telur ujungnya tumpul dan meruncing pada bagian pangkal serta
berbunga putih. Lombokan tumbuh tegak, batang beralur tidak
berongga, daunnya jorong dan meruncing kearah ujung, serta berbunga
kuning. Rubah dapat menghasilkan biji yang banyak namun tumbuhan
itu berkembangbiak dengan membentuk tunas. Rubah dapat
membentuk 3 macam akar. Salah satu macam itu berbentuk seperti
gelendong warna putih, ujungnya menuju ke atas dan berfungsi sebagai
alat untuk bernafas, sehingga disebut akar nafas (pneumetaphore).
34