Makalah Pip Kel Akhir
Makalah Pip Kel Akhir
Makalah Pip Kel Akhir
Disusun oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu tanpa ada hambatan. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada Bapak Dr. Abdul Rizal AZ., IR., Mp. sebagai dosen pengampu
pada mata kuliah Pengantar Pertanian yang telah memberikan bimbingan
dan arahan kepada kami. Tak lupa pula kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses penyusunan “Makalah Pengusahaan Dan Penataan
Pertanaman” ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
A. Sistem Pertanaman
Istilah Cropping system mengacu pada tanaman dan urutan tanaman
dan teknik-teknik manajemen yang digunakan pada bidang tertentu selama
beberapa tahun (Nafziger, 2009). Sistem pertanaman (Cropping system) dapat
didefinisikan sebagai komunitas tanaman yang dikelola oleh petani untuk
mencapai berbagai tujuan manusia (Pearson et al., 1995).
Dalam sistem pertanaman dikenal istilah pola tanam. Pola tanam merupakan
suatu urutan atau kombinasi tanam pada suatu bidang lahan dalam satu tahun
penanaman. Satu tahun penanaman tersebut sudah termasuk dengan
pengolaan tanah sampai suatu komoditas tanaman yang dipanen. Pola tanam
merupakan salah satu bentuk teknologi budidaya pertanian yang bertujuan
untuk mengoptimalkan semua potensi yang ada berkaitan dengan efisiensi
penggunaan lahan. Perbedaan kondisi lahan memungkinkan adanya beragam
jenis pola tanam. Selain untuk efisiensi penggunaan lahan, pola tanam juga
dimaksudkan untuk meminimalisir resiko kegagalan suatu jenis komoditas
(Hidayat, 2013).
2. Pertanaman Polikultur
Pertanaman polikultur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman
pada suatu lahan pertanian dalam waktu satu tahun. Penanaman lebih dari
satu jenis tanaman ini bisa dalam satu waktu atau juga bisa dalam beberapa
waktu tetapi dalam satu tahun. Dalam satu waktu
contohnya adalah penanaman jagung bersamaan dengan kacang tanah
dalam satu lahan dalam satu waktu tanam. Dalam beberapa waktu
misalnya penanaman padi pada musim pertama kemudian dilanjutkan
penanaman jagung pada musim kedua. Pemilihan pola polikultur
dipengaruhi oleh ketersiediaan air. Umumnya, pada daerah pertanian yang
curah hujan tidak merata sepanjang tahun dan irigasi teknis tidak tersedia,
pola yang digunakan adalah pola polikultur. Untuk meminimalisir gagal
panen, maka pada musim di mana hujan sangat minim, lahan ditanami
dengan tanaman yang hanya membutuhkan sedikit air, seperti jagung atau
kacang hijau. Pertanaman polikultur dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu:
1. Tumpangsari (Intercropping)
Inter cropping adalah penanaman secara pola baris sejajar rapi dan
konservasi tanah dimana pengaturan jarak tanamnya sudah ditetapkan
dan pada format satu baris terdiri dari satu jenis tanaman dari berbagai
jenis tanaman (Kustantini, 2013). Atau lebih sederhananya yaitu
Tumpang sari adalah teknik budidaya tanaman yang membudidayakan
lebih dari satu tanaman pada satu lahan yang sama pada periode tanam
yang sama (Hidayat, 2013). Kegunaan sistem ini yaitu biasanya
digunakan pada tanaman yang mempunyai umur berbuah lebih pendek,
sehingga dalam penggolahan tanah tidak sampai membongkar lapisan
tanah yang paling bawah/bedrock, sehingga dapat menekan penggunaan
waktu tanam.
5. Pertanaman Surjan
Sistem surjan merupakan suatu cara pengelolaan tanah dan air yang
disesuaikan dengan kondisi alam setempat. Sistem ini, tidak saja dilakukan di
lahan pasang surut tetapi juga dapat dilakukan pada lahan gambut dangkal
yang marginal. Namun yang perlu diperhatikan dalam menggunakan sistem
ini adalah penerapan pola tanam tumpang sari (multicroping) yang
berkelanjutan dan produktif dalam waktu lama. Dengan penerapan sistem
surjan, maka lahan akan menjadi lebih produktif, karena pada lahan tersebut
akan tersedia dua tatanan lahan, yaitu: (1) Lahan tabukan yang tergenang
(digunakan untuk menanam padi atau digabungkan dengan budidaya
ikan/minapadi); dan (2) Lahan guludan/tembokan/baluran sebagai lahan
kering (digunakan untuk budidaya palawija, buah-buahan, tanaman
tahunan/perkebunan) (Anonim, 2015).
Gambar 3. Sistem Surjan
2. Keuntungan sistem surjan:
Dapat menanam aneka ragam jenis tanaman dengan umur panen yang
berbeda-beda sehingga pendapatan petani dapat berlanjut
Pengolahan tanah dan pemeliharaan tanaman lebih mudah
Memperkecil resiko kegagalan panen karena jenis tanaman yang ditanam
bermacam-macam
Dapat ditanami padi sawah sebanyak 2 kali musim tanam
b. Monokultur
- Tidak terjadi efisiensi penggunan lahan karena pada baris yang kosong
tidak ditanami komoditas lain.
- Hanya memanen satu jenis komoditas karena yang ditanam juga hanya
satu.
- Tidak dapat mengatur populasi tanaman.
- Ekosisitem yang dibentuk tidak stabil.
- Meningkatkan jumlah organisme pengganggu tanaman dan seringkali
terjadi ledakan hama dan penyakit.
- Suatu komoditas dapat diintensifkan sehingga hasilnya bisa lebih banyak
daripada polikultur.
- Pemeliharaan lebih mudah karena hanya ada satu tanaman yang
dibudidayakan.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA