Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

(Novel) Oleh: Aisyah Xii Mipa 4 Guru Pembimbing Dra. Yasrida M.PD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

LIKA LIKU KEHIDUPAN KU

(NOVEL)
OLEH :

AISYAH
XII MIPA 4
GURU PEMBIMBING
Dra. Yasrida M.Pd

SMA NEGERI 1 BANUHAMPU


JALAN RAYA PADANG LUA-MANINJAU KM3
NAGARI PAKAN SINAYAN KECAMATAN BANUHAMPU
KABUPATEN AGAM
Prakata
Segala puji dan syukur atas kehadiran Allah Subhanahu wata’la, karena berkat dan
Rahmat-nya saya dapat menyelesaikan novel yang berjudul “ lika liku kehidupan ku”. Buku
ini merupakan novel yang saya ciptakan sendiri sesuai kisah nyata yang saya alami sendiri.
Buku ini berisikan perjalanan hidup ku sedari kecil.

Terima kasih yang tak terhingga kepada ibuk yasrida yang telah membimbing saya untuk
menyelesaikan novel ini. Saya menyadari novel ini tidak luput dari kekekurangan baik dari
segi penulisan maupun tata Bahasa. Untuk itu saya sebagai penulis mengharapkan saran
dan masukan demi kesempurnaan novel ini.

Saya juga berharap novel ini dapat bermanfaat untuk kita semua, dapat membangkitkan
motivasi membaca dan menulis terutama dikalangan pelajar. Dan semoga buku ini dapat
memperkaya bahan bacaan tanah air.
Daftar isi
Kolok mudik

Kolok mudik, ya itulah tempat aku dibesarkan hingga berumur 9 tahun. Kolok adalah
sebuah daerah yang berada dikota Sawahlunto Provinsi Sumatra Barat.

Aku dibesarkan didesa yang sangat aku cintai ini yakni kolok mudik. Di des aini udaranya
sangat sejuk dan segar tetapi memiliki suhu yang cukup panas, karena dipenuhi dengan
pepohonan serta ladang kosong yang luas hingga kini ditumbuhi oleh pohon dan tanaman
tinggi yang membuat udara disekitar rumah ku sangat asri dan sejuk. Selain itu yang
membuat suhunya panas karena terdapat pertambangan batu bara yang tak begitu jauh
dari daerah tempat tinggal ku.

Disekeliling rumah ku rata rata semak karena ada permukiman yang sudah tidak dirawat
lagi. Dibelakang rumahku ada ladang besar yang tidak dirawat hingga dipenuhi pohon-
pohon tinggi dan besar yang menutupi ladang itu, begitu juga dengan daerah diseberan
jalan. Jarak antar rumah warga cukup jauh karena dibatasi dengan ladang kosong yang
membuat daerah rumahku cukup sepi saat itu.

Di desa ku ini ada perkantoran besar dimana tempat ayah bekerja saat itu. Didesa ku
mayoritas penduduknya beragama islam. Memiliki tetangga yang baik, ramah, rasa kerja
sama dan toleransi tinggi inilah yang membuat ku nyaman berada disana. Umumny
masyarakat disini bekerja sebagai pegawai dikantor-kantor tetapi tak sedikit juga yang
bekerja sebagai petani serta mempunyai peternakan.

Disinilah aku dibesarkan oleh ayah dan ibu hingga berumur 9 tahun. Tak berselang lama
aku merasakan kebahagiaan itu, aku mendapat musibah atas kepergian ayah di tahun 2014
saat aku berusia 8 tahun. Aku dibawa ibu ke rumah nenek yang berada diBukittinggi Ketika
hendak menginjakkan kaki dikelas 4 SD.
Kayu Gadih (Jambu Air)

Kayu Gadih, ya disinilah aku melanjutkan kehidupan setelah kepergian ayah. Kayu gadih
adalah sebuah desa kecil yang berada di Jambu Air yang berada di perbatasan kota
Bukittinggi, kecamatan Banuhampu kabupaten Agam Provinsi Sumatra Barat.

Aku dibesarkan didesa yang sangat aku cintai yakni kayu gadih. Saat pagi tiba udara di sini
sangatlah sejuk tetapi Ketika siang tiba udaranya sudah dipenuhi dengan asap kendaraan
atau aktifitas rumah yang padat.

Rumah ku terletak dipinggir jalan raya yang sangat ramai penduduknya.di halaman
rumahku terdapat tanaman hijau yang di tanam oleh nenek, sedangkan didepan rumah
bagian jalan terdapat sebuah bengkel mobil dan motor yang dipunyai oleh paman ku.
Rumah ku dihiasi dengan cat berwarna hijau muda yang kini sudah memudar. Rumah nenek
ini di bangun pada tahun 1930 an dan diberikan kepada nenek ditahun 1947.

jambu air merupakan Metropolitan dari kabupaten Agam. Jarak rumah ku dari batas kota
Bukittinggi kurang lebih 10 meter, Jika dari arah Bukittinggi rumah ku berada di bagian
kanan jalan.

Di desa ku ini mayoritas penduduknya juga islam. Banyak kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan keagamaan dilaksanakan disini. Sebagian penduduknya cukup ramah tapi tak sedikit
juga yang buruk. Masyarakat di desa ku sangat sibuk akan kehidupannya masing-masing.
Seringkali ada hal yang buruk terjadi akibat kesibukan yang mereka miliki. Meskipun begitu
masyarakat disini juga punya rasa toleransi dan kerja sama yang cukup bagus. Ketika ada
gotong royong pun masyarakat disini Bersama sama datang untuk ikut membantu dan para
ibu ibu mebawa makanan dan minuman untuk bapak bapak yang ikut kerja bergotong
royong.

Aku berasal dari keluarga yang sederhana anak terakhir dari 4 bersaudara, aku memiliki 2
orang kaka perempuan yang bernama Anisa Safitri dan Mustika Rani serta 1 orang abang
yang Bernama Rahmad Hamdani. Ayah ku Bernama Ali Amran dan ibu Bernama Heni Nofia.
Aku masih mempunyai nenek dari pihak ibu dan kakek dari pihak ayah.

Ibu ku adalah Wanita yang sangat kuat walaupun tidak diperbolehkan ayah bekerja ia
tetap melakukan tugasnya sebagai orang tua yang baik. Aku di didik ibu dari kecil hingga
sekarang, walaupun dengan larangan ibu kadang membuat ku kesal, maklum lah anak kecil
yang belum tahu banyak tentang mana yang baik dan mana yang buruk, yang dia tau
apapun yang dia mau harus di dapatkan bagaimana pun caranya.

Dan begitupun ayah ku se sosok laki laki yang kuat dan semangat untuk menghidupi
keluarganya, apapun dilakukan oleh ayah ku agar anak dan istrinya hidup Bahagia dengan
segala kecukupan dari hasil jerih payah nya itu. Sayangnya kebahagiaan itu hanya sebentar
kami rasakan, hal buruk yang harus kami alami Ketika tau kalua ayah meninggal dunia saat
kami tinggal disawahlunto. Ayah meninggal pada tahun 2014 saat aku masih berusia 8 tahun
yang saat itu duduk dibangku kelas 3 SD. Ayah meninggal karena pendarahan otak yang di
alaminya akibat jatuh di kamar mandi selesai ujian kelanjutan kuliahnya. Semenjak saat itu
kehidupan kami cukup banyak perubahan.

Setelah kejadian itu ibu cukup terpuruk dan suka menangis sendiri teringat bagaimana
nasib anak anak nya nanti. Walaupun begitu ibu tetap kuat untuk bertahan hidup dan
membesarkan anak anak nya seorang diri. Dikarenakan ibu tidak bekerja, ibu mendapat
penghasilan untuk kehidupan kami dari hasil pensiunan ayah per bulan. Kaka yang saat itu
masi kuliah, abang masuk SMP, dan aku naik ke kelas 4 SD.

Kami jalani kehidupan dengan penuh kesabaran dan cobaan yang tiada henti menimpa
kami.
Aku

Nama ku adalah Aisyah. Aku lahir Bukittinggi pada tanggal 17 September 2005. Nama ini
pemberian dari ayah. Sebagai manusia, kita pasti mempunyai kepribadian yang kita bawa
sejak kita lahir ke dunia. Semua manusia pasti memiliki kepribadian, walaupun kepribadian
itu berbeda-beda. Kepribadian itu berupa sifat, sikap kita, bawaan kita sejak lahir. Termasuk
juga dengan aku. Aku juga memiliki kepribadian yang mempengaruhi kemajuan aku.
Contohnya seperti kepribadian aku yang suka mencari-cari hal-hal yang baru yang belum
pernah aku ketahui. Aku adalah salah satu tipe orang yang suka mencari hal-hal baru dan
mengembangkannya sesuai dengan kemampuan ku, aku tidak pernah puas dengan apa yang
sudah aku dapatkan.

Karena menurut aku apabila kita merasa puas dengan apa yang kita dapat, kita akan
ketinggalan perkembangan yang ada. Karena kita sudah puas dengan apa yang kita dapat.

Selain itu aku juga memiliki kepribadian yang sangat sulit untuk menerima fisik dengan
kata lain, suka insecure. Walaupun orang-orang bilang kalau aku sempurna,cantik, dll, aku
sulit untuk menerima kenyataan dari apa yang mereka sampaikan. Disatu sisi aku merasa
diri ku sempurna tetapi disisi lain aku selalu merasa kurang dan merasa buruk.

Aku juga tipe orang yang sulit untuk percaya sebelum aku melihatnya secara langsung
dengan kata lain trust issue. Entah seberapa banyak usaha orang itu untuk meyakinkan ku,
jika belum yakin aku tidak akan percaya. Aku butuh pembuktian dari semua kata-kata
mereka.

Aku punya sifat yang dalam pergaulan selalu mengikuti sifat lawan yang aku hadapi.
Contohnya saja, jika dia baik aku akan jadi lebih baik,jika dia sopan aku akan sopan, dan jika
ia jahat aku juga bisa menjadi lebih jahat dari dia.

Aku selalu mencoba untuk tetap kuat dan sabar menjalani hidup dan kepribadian yang
aneh itu, karena aku tau jika aku mulai Lelah dan benar-benar putus asa semuanya akan
segera berakhir begitu saja.

Dulu aku juga tipe orang yang sulit untuk bergaul karena aku salah satu orang yang
pendiam atau tak banyak bicara jika bertemu orang baru dan aku sangat mudah tersinggung
serta hati yang lemah atau mudah menangis jika mendengar atau melihat sesuatu yang
menyayat hati. aku punya sifat yang sulit untuk konsentrasi jika dikelilingi banyak orang dan
suara-suara yang ribut. Inilah kepribadian aku sejak lahir, ada yang buruk dan ada yang baik,
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.

Aku sering mencoba untuk bisa merubah kepribadian buruk itu tetapi tetap saja sia-sia.
Aku tersadar kalau sifat ini tidak bisa diubah dalam waktu sesingkat itu. Aku membutuhkan
waktu yang sangat lama mungkin untuk bisa merubahnya. Kepribadian ini juga menjadi
penghambat untuk aku berkembang seperti orang lain yang berakibat memiliki daya ingat
yang lemah.

Salah satu untuk menghindari sifat ini dengan selalu berhati-hati dalam mengambil
tindakan,memilih-milih dahulu yang mana yang baik atau bagus yang mana tidak baik atau
buruk. Dengan begitu aku dapat mengontrol kepribadian buruk ini.

Aku juga punya hobi, hobi ku dalam bidang kesenian atau praktek serta beberapa
olahraga seperti bernyanyi, menari, menggambar, memasak, berenang, bulu tangkis,
sepeda. Dulu waktu aku masi SD hingga SMP aku sering sekali berenang, bersepeda dan
bermain bulu tangkis Bersama teman-teman disekitaran rumah. Biasanya aku bermain
Ketika pulang sekolah,pulang mengaji atau saat hari libur.

Tetapi disaat aku mulai SMA aku sudah mulai jarang bermain Bersama mereka
dikarenakan banyaknya tugas-tugas dan kehidupan yang mulai sibuk masing-masing di
antara kami.
Masa kanak-kanak

Aisyah adalah nama lengkapku,tapi biasanya orang orang dirumah atau yang terdekat
memanggil ku dengan nama nama panggilan “iis” tapi ada yang manggil dengan bermacam-
macam panggilan di antaranya “adek, isoy, isah, aisah, alini”. Hahaha agak aneh tapi lucu sih
mereka ngasih Namanya.

Pendidikan pertama ku diawali dengan sekolah paud dan lanjut ke taman kanak kanak
(TK). Aku Paud dan TK di Al- Islam Sungai Durian, dikota Sawahlunto.TK ku cukup jauh dari
rumah tempat aku tinggal disana, sehingga transportasi biasanya diantar jemput oleh ayah
setiap hari.

Masa sekolah Paud dan TK aku mendapatkan banyak teman yang sangat baik kepadaku.
Dulu aku salah satu murid yang paling aktif dan paling pintar disekolah itu. Banyak teman-
teman yang ingin bermain Bersama ku, ada juga yang takut karena aku dulu lumayan jago
berantem haha. Dulu kalau ada yang berantem aku jadi orang penengah dan juga sebagai
tukang ngadu ke guru.

Aku dulu sering sekali ikut kegiatan menari saat TK, aku diikut sertakan dalam
penampilan acara sekolah Ketika para wali murid di undang untuk datang menghadiri acara
saat itu.

Setelah satu tahun aku TK, aku mencoba untuk tes masuk ke sekolah dasar (SD) padahal
usia ku baru 5 tahun. Awalnya pihak sekolah menolak dikarenakan umur yang tidak
memenuhi syarat untuk masuk sekolah,tetapi dengan segala cara ayah berbicara untuk
membujuk agar aku bisa ikut tes. Hingga akhirnya kepala sekolah membolehkan aku masuk
karena kemampuan ku yang sudah lancar berhitung dan mengeja lebih bagus daripada
anak-anak yang lain.

Aku masuk ke sekolah yang aku inginkan karena abang juga sekolah disana. Aku bertemu
banyak teman, kami melakukan kegiatan Bersama-sama. Yang paling aku suka Ketika gotong
royong membersihkan lantai kelas, kami diminta membawa ampas kelapa dari rumah
masing-masing. Saat disekolah kami menaburkan ampas itu di setiap sudut kelas dan
bermain seluncuran karena membuat lantai licin dan bersih.

Di dekat rumah aku juga punya 4 teman dekat dan 1 orang sahabat. 2 orang laki laki
berasal dari medan,mereka kembar Namanya yoga dan yogi. Aku senang punya teman
seperti mereka yang selalu membantu dan menemani saat aku susah dan senang.

Waktu kecil aku sering diajak jalan- jalan sore bareng ayah ke lapangan kuda. Ketika ayah
bekerja aku juga sering ikut menemani ayah ke kantor. Dikantor ayah banyak sekali alat-alat
besar untuk kerja tambang, dan aku sering di ajak untuk naik alat itu. Awal nya aku takut
tapi ayah selalu meyakinkan ku kalau itu menyenangkan.

Ayah punya banyak hewan ternak, seingat aku ayah dulu punya ayam, kambing, soang,
dan 3 ekor sapi. Aku sering membantu ayah menjaga hewan ternaknya, aku sayang dan aku
peluk peluk sapi itu. Pernah suatu hari saat sore hari ayah mengambil rumput gajah untuk
makan sapi ternyata tangan nya terkena senjata tajam yang membuat tangan ayah keluar
banyak darah, tetapi ayah kuat… ayah mengambil sarang laba-laba didapur dan dililitkan ke
bekas luka tadi. Aku menangis karena kasihan dengan ayah tapi ayah selalu bilang “gapapa
nak, ga sakit Cuma kaya digigit semut api iis tau kan?”. Maklum lah anak kecil jadi percaya-
percaya aja.

Dulu saat mengaji Bersama teman di Sawahlunto aku pernah hanyut akibat hujan es.
Saat itu ibu meminta ku untuk pergi mengaji walaupun cuaca mendung karena jarak dari
rumah ku ke mushalla tidak terlalu jauh.

“iis pergi ngaji ya! Nih bawa payung sama tas”

“iya buu” jawab ku sambil melangkahkan kaki dengan gembira. Sebelum aku datang ke
mushalla, aku pergi kerumah sahabat ku yang Bernama najwa untuk mengajak nya pergi
mengaji. Kami selesai dan berjalan menuju mushalla… sesampainya disana kami tak
mendapati seseorang pun yang datang. Kami menunggu dan terus menunggu tetapi tetap
saja tak ada yang datang. Hujan mulai turun disertai angin kencang yang mana kami sadari
itu bukan hujan biasa. Kami melihat bebatuan kristal yang turun dari langit menimpa payung
yang kami gunakan.
Disaat waktu yang bersamaan, pohon besar didekat mushalla jatuh yang hamper
menimpa kami. Bersyukurnya kami selamat dari kejadian pohon tumbang itu. Setelah
beberapa lama hujan Kembali normal seperti biasanya, karena guru tak kunjung datang
kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Saat tiba dijalan kami mendapati
jalanan yang banjir dan arus yang sangat besar.hal ini membuat sendal teman ku hanyut

“e eh eh iis!! Sendal kuu!!!” teriak najwa.

“kejarrrr!!!” ujar ku yang sedang panik.

Ketika mengejar sendal najwa ternyata sendal ku juga ikut terlepas sehingga membuat kami
fokus untuk menyelamatkan sendal masing-masing. Namun hal ini tak membuahkan
hasil,kami memutuskan untuk pulang dalam keadaan sedih karena sendal yang hanyut
terbawa air entah kemana. Ditengah perjalanan aku terjatuh dalam keadaan terduduk
dikarenakan arus yang begitu besar menghantam kaki ku…

“ibuuu ibuu tolong ibuu…” ucapan ku sembari menangis kencang berharap ada yang datang
menolong. Aku menahan tubuh yang semakin lama semakin lemas dan tak sanggup untuk
berdiri lagi. Aku semakin terbawa arus ke pinggir jalan yang di penuhi semak belukar dalam
itu, aku mulai pasrah dengan keadaan. Ternyata tak lama setelah itu datang lah pria
bermobil putih yang turun dari mobil sambil berlari ke arah ku. Aku di gendong dan dibawa
masuk ke dalam mobil. Mereka bertanya kepadaku..

“eh baa ko? Baa kok bisa mode ko jadinyo nak??” tanya bapak itu

Aku yang menangis sambil menjawab “ hanyut om huhuu..”

“dimana tinggal?siapa nama orang tua nya?” tanya bapak

“dibawah om.. ali amran” ujar ku sambil terisak tangis yang masih tersisa.

“oohhh anak pak am..” teriak bapak itu ditelinga ku

Akhirnya aku diantar ke rumah dan di minta mandi air panas sembari ibu yang mengobrol
dengan bapak-bapak yang membantu ku.

setelah kejadian itu ku jalani hidup seperti biasanya. Sampai dimana ayah meninggal
dunia dan mengharuskan kami untuk pindah ke kampung ke rumah nenek di Bukittinggi.saat
itu aku naik kelas 4 SD, aku dicarikan sekolah baru oleh paman ku yang bersamaan dengan
sepupu ku Bernama nana.

Saat masuk sekolah aku mendapati teman-teman yang menurut ku buruk dari
sebelumnya… aku dicemooh karena tidak bisa berbahasa minang. Aku dikucilkan dan
dianggap anak lugu yang polos tidak bisa bergaul. Aku hanya mempunyai satu orang teman
saat itu.. dimana teman ku juga korban dari pembully an mereka.

Sampai dimana saat aku naik ke kelas 6 SD aku dituduh mencuri pensil warna milik orang
yang paling pintar di kelas itu.. aku di tuduh dan di maki-maki oleh teman lain.

“Uuu iis pancilok!! Jan amuah kawan jo inyo” teriak teman yang saat itu berada dikejadian.

Aku menangis dan trauma akan hal yang membuat aku takut untuk bergaul saat itu. Aku
selalu di cemooh oleh banyak orang yang padahal aku anggap baik .

Tak berselang lama, kondisi pertemanan sebelumnya yang sangat buruk itu mulai
membaik sedikit demi sedikit. Perlahan dari mereka mulai mendekat dengan sendiri nya
mangajak ku berbicara, bermain, belajar. Aku merasa senang akan hal itu hingga tak terasa
perpisahan SD tiba. Aku di nyatakan lulus dan di perbolehkan mendaftar di sekolah yang aku
ingin kan sesuai rayon.
SMP

(Pra Remaja)

Pendidikan ku berlanjut ke jenjang selanjutnya yaitu di bangku sekolah menengah


pertama (SMP).

Akhirnya aku bisa masuk ke sekolah SMP yang aku ingin kan yakni SMP N 2 BUKITTINGGI
yang terletak di tarok arah jalan menuju pasar aur.yang mana aku harus pisah sekolah
dengan sepupu ku.

Suatu pagi yang cerah aku terbangun dari tidur dan langsung pergi mandi. Setelah selesai
mandi aku langsung pergi ganti pakaian seragam baru ku dan sarapan, setelah selesai
sarapan aku di antar oleh ibu karena hari pertama ku yang belum tau banyak tentang lokasi
sekolahnya. Kami berangkat dengan angkutan umum berwarna biru yang orang banyak
menyebutnya AMKO yang mana jalur nya melewati persimpangan menuju sekolah baru ku.

Kegiatan pertama ku di sekolah ini yaitu kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah
atau biasa di singkat dengan nama MPLS. Kegiatan MPLS berlangsung selama 3 hari di hari
terakhir kegiatan MPLS akan ditentukan kelas masing-masing siswa baru sekolah ini.

Ternyata aku di tempat kan di kelas 7.9 dibagian pojok yang dekat dengan mushalla.
Dikelas baru ku aku mempunyai teman baru yaitu Andin, wulan, dan Astrid. Andin adalah
anak yang berasal keluarga jawa yang dibesar kan sedari kecil disini. Awal nya aku cukup
canggung karena mereka berbicara dalam keseharian menggunakan bahas minang. Lama
kelamaan aku mulai banyak belajar dan mengikuti cara hidup mereka. Yang dulunya aku
tidak tau apa apa sekarang aku tau dan lancar berbicara Bahasa minang baik yang kasar
maupun yang normal.

Ternyata di kelas itu tidak seemua nya bersikap baik. Banyak anak-anak nakal yang di
masukkan ke dalam kelas ku, dan di saat itu lah aku mendapatkan perlakuan yang tidak baik.
Murid nakal Bernama Egi dan Imam yang memulai pengalaman buruk itu. Sekali lagi aku di
anggap cupu karena murid baru yang belum tau banyak tentang pergaulan di SMP itu. Aku
di bully, di maki-maki, alat tulis ku dirusak, permen karet bekas yang dilemparkan ke arah ku
dan tawa cemooh mereka yang sangat mengganggu pikiran ku.

Aku mulai berteman dengan anak kelas sebelah cukup baik, walaupun dia anak berandal
tapi aku sering mengikuti nya dan juga ikut bagaimana perilaku nya. Aku tau banyak tentang
hal-hal kasar yang membuat ku semakin berani semenjak pembullyan itu dan aku mulai
mengerti beberapa kegunaan make up, berkelahi serta perlawanan.

Hari hari berlalu cepat saja pembagian rafor kenaikan kelas pun akan segera dibagikan.
Aku di nyatakan berhasil naik ke kelas 8, yakni 8.9. kehidupan ku mulai berubah, aku
bertemu dengan teman-teman baru yang menyenang kan. Aku menjadi salah satu murid
perempuan nakal dikelas itu, aku melanggar peraturan sekolah dengan menggunakan lip
dan sering berkelahi dengan teman.

Seperti hari biasa nya murid laki laki yang sering menertawakan nama orang tua. Tak
hanya itu ternyata aku juga menjadi korban dari candaan mereka, aku disebut yatim dan
nama ayah ku ditertawa kan. Aku yang jengkel dan kesal saat itu tak tahan menahan
kemarahan yang sudah memuncak.

“oii anjiang, santai se lah gaya ang ko!! Tu apak den lo yang ang baok-baok?!!” teriak ku
sambil memukul dan mendorong meja kelas.

“wiii lah gadang akak wak mah yo haaha lah bagak kini” ucap mereka yang tak terima
bentakan ku sambil tertawa Bersama temannya yang lain.

Aku yang semakin marah mendengar tawa mereka langsung memulai perkelahian fisik
yang akhirnya menyebabkan kaki anak laki laki itu terluka.ia menangis sedangkan aku
diminta datang ke ruang guru untuk mempertanggung jawabkan kesalahann itu.

Di suatu kejadian saat aku kelas 8 SMP, aku mengalami kejadian buruk. Hari itu aku digigit
anjing tetangga sepulang sekolah. Cerita awalnya bermula Ketika aku pulang sekolah
membawa jajan bakso tusuk yang ku beli Ketika turun dari angkutan umum,aku
memakannya dijalan lalu bertemu dengan seekor anjing poodle berwarna putih yang sedang
diikat disebuah mobil dekat warung disebelah rumahku.

Aku merasa kasihan dan berniat untuk memberi anjing itu sepotong bakso yang kubeli.
Awalnya keberi satu bakso dan ia menyukainya setelah itu aku coba beri satu lagi tetapi
bakso itu jatuh ke dalam sela-sela batu sehingga anjing itu sulit untuk menggapainya. Aku
berniat membantu, tetapi aku pikir setelah kejadian itu anjing nya merasa aku akan merebut
Kembali bakso itu darinya. Ia menggigit dan mengoyak telapak tangan kiri ku hingga terluka
parah.

Awalnya aku tak merasakan sakit tetapi setiba ny di rumah air mata spontan membasahi
pipi, dan aku mulai merasakan sakit akibat gigitan itu.

Aku takut untuk menceritakan ny kepada ibu, aku terpaksa berbohong dan mengatakan
kalau itu hanya terkena paku dijalan saat aku terjatuh.

“buu.. iis jatoh kena paku dialan..” sambil terisak tangis.

“ehh jatoh dimana?? Tu ada yang bantu ndak?” tanya ibu yang saat itu cemas.

Syukur nya ibu percaya dengan perkataan ku, lalu ibu meminta ku untuk membersihkan luka
dan membaluri nya dengan obat merah (Betadine ).

Keesokan hari nya aku berangkat sekolah seperti biasanya. Sesampai disekolah,
pembelajaran pagi di mulai dengan pelajaran prakarya. Saat proses belajar mengajar
berlangsung aku diminta maju ke depan kelas untuk mencatat hasil diskusi kelompok. Ketika
hendak berdiri tangan ku terbentur oleh sisi ujung meja yang runcing,

“Awww!!!” sorak ku sambil menahan rasa sakit.

Sontak guru dan teman-teman terkejut dan berjalan kearah meja ku untuk memastikan apa
yang terjadi pada ku saat itu.

“kenapa iis? Apa yang terjadi?” tanya guru yang meminta ku untuk menjawab jujur
pertanyaan nya.

“gapapa buk.. tangan iis kemarin kena paku pas pulang sekolah” ucap kebohongan ku

“jujur aja lah.. apa yang terjadi sebenar nya?” tanya guru.

“hmm… tangan iis digigit anjing buk kemarin pas pulang sekolah” ucap ku sambil menahan
tangis.

“heh!! Serius?? Trus apa yang iis bilang ke ibu kemarin?” tanya guru

“iis bilang kalau kena paku buk..” jawab ku dengan gemetar


Mendengar itu guru langsung memberi tahu pihak sekolah agar memberi tahu ibu
secepatnya. Ibu diminta datang menjemput ku ke sekolah waktu itu juga.

Aku melihat ibu berjalan dengan raut wajah yang cemas disertai kemarahan yang ia pendam
menuju ke arah kelas ku. Aku diminta keluar kelas sambil membawa tas sekolah yang aku
gunakan.

Tak jauh berjalan dari sekolah ibu mulai memarahi ku yang di sertai dengan banyak
pertanyaan.. ibu bilang kalau aku tidak boleh berbohong dalam masalah ini, ini masalah
yang serius kenapa aku harus berbohong.

Sepanjang jalan ibu membawa ku ke rumah sakit aku terus menangis karena ketakutan.
Sesampainya di rumah sakit aku diminta masuk ke dalam ruangan Bersama dua orang
dokter yang menemani ku.

“kenapa ini? Kok bisa di gigit anjing? Abis ngapain?” tanya seorang dokter sambil
menyiapkan jarum suntik yang sangat menakutkan .

“karena ngasih bakso pak..” jawab ku sambil menahan gugup tiada henti.

Dokter tertawa mendengar jawaban ku “ hahahaha bisa-bisanya ngasih makan anjing yang
ga dikenal secara langsung dekat ya..”

Perlahan dokter meminta ku untuk membuka resleting baju hingga se dada. Dokter mulai
menggerakkan dan memasukkan jarum suntik yang menakutkan itu menuju bahu ku, aku
tak bisa berkata-kata.

“sakit?engga kan.. anak cantik pintar ga takut jarum suntik” ucap dokter sambil tersenyum
menarik jarum itu keluar, Begitu juga bahu sebelah nya.

“nah selesaii.. lain kali kalau ada kejadian yang berbahaya gini jangan bohong ke mama ya..
takut nanti berakibat fatal kan kasian sama mama” ucap dokter.

Aku turun dari tempat tidur dirumah sakit dan keluar untuk bertemu ibu. Ibu tak berkata
apapun hingga tiba di rumah. Sesampai dirumah orang-orang bertanya-tanya ada apa
dengan aku?, ibu menceritakan semua kebenaran itu dan membuat paman marah besar.
Aku takut melihat wajah nya itu, aku berlari meninggalkan sekumpulan orang yang sedang
berdebat di tengah rumah. Aku besembunyi di sebalik pintu merasa takut,menyesal dan
sedih.

Bersyukur nya anjing yang menggigit itu bukanlah anjing liar yang rabies. Sehingga aku tidak
perlu untuk melakukan pengobatan secara teratur.

Tangan ku yang mulai membengkak perlahan-lahan mulai Kembali seperti semula, luka yang
terbuka perlahan tertutup Kembali dengan kulit baru yang cepat berganti. Semenjak
kejadian itu aku sudah jarang sekali melihat dan bermain dengan anjing di pinggir jalan.

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat sampai aku naik ke kelas 9. Aku sekolah seperti anak-
anak normal pada umumnya. Di akhir perpisahan sekolah kami mendengar berita besar
yang membuat kami harus belajar dirumah yakni penularan COVID-19 yang hendak masuk
ke Indonesia. Padahal sudah dekat waktu kami untuk perpisahan pagelaran sekolah.
Walaupun begitu pihak sekolah memutuskan untuk tetap melanjutkan sekolah hingga kami
selesai perpisahan dan ujian.

Saat persiapan pagelaran aku diminta untuk membentuk kelompok tari yang mana
beranggotakan 6 orang.kami berlatih setiap pulang sekolah Bersama kaka pembimbing yang
mengajar kami dari sanggar.

hingga tiba lah hari perpisahan, aku dan teman-teman melakukan penampilan dengan
cukup bagus. Selepas acara kami melangsungkan ujian akhir sekolah dan mendapatkan hasil
yang memuaskan.
MASA REMAJA KU

Berakhirnya libur panjang ku setelah perpisahan SMP, Akhirnya waktu mendaftar SMA telah
di buka. Aku dan teman lama ku bernama putri pergi ke sekolah untuk mendaftar tetapi
sekolah nya mendaftar online dengan link ppdb yang membuat aku dan dimas merasa
kebingungan di tambah lagi link ppdb yang sering error.

Ternyata kabar buruk menghampiri kami.. dimana kami tidak di terima disekolah itu karena
kapasitas daya tampung yang hampir penuh. Tak ada pilihan lain yang mengharuskan kami
mendaftar pergi ke sekolah agam dikarenakan pendaftaran sekolah Bukittinggi yang sudah
tutup. Kami mendaftar di SMA 1 BANUHAMPU tapi sudah penuh juga. Keesokan harinya
kami lanjut mendaftar ke sekolah SMA N 1 IV KOTO. Ternyata kami diterima dan langsung
siap untuk bersekolah besok nya setelah selesai mengisi formulir.

Di hari pertama aku dan putri berangkat Bersama-sama untuk melakukan kegiatan MPLS. Di
hari pertama yang di mulai dengan kegiatan upacara bendera. Selesai uupacara aku
mendapat telfon dari ibu.

“is lagi ngapain sekarang? Ke sini lah ke SMA 1 BANUHAMPU, ibu dapat bantuan iis masuk”
ucap ibu.

“hah serius bu? Ada boleh tu sama orang sekolah ni iis pergi” tanya ku

“boleh udah ibu telfon tadi” ucap ibu

Aku bergegas meninggalkan sekolah dan berpamitan dengan putri. Putri yang merasa takut
jika aku tidak disana nanti dia akan bermain dengan siapa langsung menelfon ayah nya.

“halo pa.. si iis nyo dapek di banuhampu pa.. tu baa puik? Masak puik surang se disiko” ucap
putri.

Mendengar kabar dari putrinya bapak putri bergegas menjemputnya dan membawa putri
untuk meminta surat permohonan ke pihak sekolah Bukittinggi. Pada akhirnya rasa takut
kami hilang Ketika mendapat kabar berhasil diterima di sma masing-masing.
Walaupun kami pisah sekolah tapi kami tetap berteman dan menjaga komunikasi seperti
biasa nya. Aku masuk sekolah Ketika MPLS hari ke-2 yang sedang berlangsung. Aku diminta
mengikuti MPLS itu hingga selesai.

Setelah MPLS aku di tempat kan di kelas X mipa 4 yang berada di pojok sekolah dekat
dengan lapangan upacara. Saat itu kami melakukan pembelajaran secara online (Daring) .
yang mana aku dikenal kan dengan aplikasi belajar yaitu Edmodo karena pada angkatan ku
corona yang melanda Indonesia secara besar- besaran.

Beberapa bulan aku lewati ini yang mebuat ku mulai Lelah sekolah karena guru guru
memberikan tugas banyak sekali apalagi guru biologi yang selalu memberikan video
YouTube dan menyeluruh menyalin materi yang ada di YouTube tersebut. terkadang
videonya ada yang setengah jam dan ada yang 1 jam.

karena belajar di rumah ketika waktu daring tersebut aku dengan santainya ngejam
sambil rebahan di kasur dan parahnya kadang belum bangun dari Kasur, benar-benar
bangun tidur langsung ngezoom dengan wajah lemas dan keadaan kasur yang masih
berantakan.

Itu semua membuatku lelah dan aku sangat tidak suka untuk belajar daring. akhirnya
corona mulai mereda dan pihak sekolah memberanikan diri untuk mengadakan sekolah
tatap muka walaupun masih di wajib kan untuk cuci tangan, memakai masker serta menjaga
jarak.

Salah satu yang aku tidak suka dari belajar daring yaitu sulitnya komunikasi untuk
bertemu dengan teman-teman baru yang ada di sekolah.

Walaupun sekolah tatap muka, tapi sekolah daring masih tetap dilakukan dengan cara
sekolah bergantian berdasarkan absen dimana dalam seminggu aku mendapat pertemuan
tatap muka sebanyak tiga kali.

Tetap saja tidak menyenangkan karena aku tidak kenal dengan teman kelas tersebut
karena teman-temanku lebih banyak yang berada di sesi 2.

Selain tugas yang banyak pembelajaran daring ini juga cukup merugikan karena
menghabiskan uang untuk membeli kuota terus menerus.
Saat pembelajaran daring aku menghabiskan waktu ku untuk kegiatan zoom dan
mengerjakan tugas serta menyempatkan diri untuk bermain game online yaitu game zepeto,
free fire dan mobile legends. aku bertemu dan mendapatkan banyak teman di sana, aku
bermain bersama mereka hingga lupa waktu.

Aku sering sekali kena marah kalau terlalu sering bermain game di hadapan ibu. Ibu
sering mengancamku akan membuang HP itu di karenakan aku yang sudah mulai kecanduan
untuk bermain game online.

Hari demi hari aku lalui sehingga aku mulai dekat dengan teman-teman yang satu sesi
denganku saat pembelajaran tatap muka, mereka baik dan mau diajak untuk kerjasama.

Tak terasa setelah pembelajaran pembagian sesi itu aku naik ke kelas XI MIPA 4. Saat
kelas XI Covid-19 sudah mulai membaik dan sekolah memutuskan untuk melakukan
pembelajaran normal seperti biasanya, tetapi tetap menggunakan masker, menjaga jarak
dan mencuci tangan.

Aku bertemu dengan seluruh teman yang ada di sesi satu dan sesi dua, kami saling kenal
dan bermain bersama. Kami senang karena kami lebih menyukai pembelajaran tatap muka
dibandingkan dengan pembelajaran daring yang membuat kami lalai saat mengerjakan
tugas yang diberikan guru.

Hari terus berlalu kami belajar secara normal hingga pada suatu saat aku mendengar
kabar bahwa salah satu teman ku jatuh sakit yang menyebabkan ia tidak bisa bersekolah
selama beberapa minggu,ia bernama nada.

Tak lama kami mendengar berita itu kami juga mendapat kabar dari pihak keluarganya
kalau nada dinyatakan meninggal dunia pada pertengahan semester 2 tahun 2022. Sontak
kami yang mendengar kabar itu langsung menjerit menangis dan meminta kepada pihak
sekolah agar bisa segera datang untuk menghadiri acara pemakaman nada untuk terakhir
kalinya.

Padahal nada anak yang baik,pintar,rajin serta aktif di dalam kelas.

Kami di antar oleh bus sekolah menuju kediaman nada, lalu ikut menyolatkan dan ikut
serta dalam pemakaman nada hingga selesai. Aku sebagai teman dekat dari nada sangat
prihatin dan sedih atas kejadian itu.
Kami ikhlaskan kepergiannya dengan segala doa yang selalu menyertai nya. Hingga
kenaikan kelas pun di laksanakan, aku dinyatakan naik bersama teman sekelasku ke kelas
XII MIPA 4.

Covid 19 yang sudah mulai menghilang dan kami sudah tidak diwajibkan untuk memakai
masker,mencuci tangan dan menjaga jarak lagi. Kami beraktivitas setelah sekian lamanya
tertekan karena harus membatasi aktivitas di sekolah.

Di kelas 12 kami sangat akrab, susah senang bersama, dan melakukan kegiatan sekolah
secara bersama-sama. Setiap adanya jam kos kami selalu dihibur oleh Jamil yang selalu
membawa gitar kebanggaannya setiap hari ke sekolah, kami bernyanyi bersama-sama
sambil tertawa hingga jamkos berakhir.

Aku sungguh senang merasakan pertemanan yang sangat baik di kelas 12 ini dibandingkan
dengan pertemanan ku dari masa kecil yang buruk. Aku sudah tidak pernah dibully, dicaci
maki, di cemooh oleh orang lain itu.

Ketika awal kelas 12 tepatnya semester 1 kami juga mendapatkan kabar buruk bahwa
meninggalnya salah seorang orang tua dari teman ku yang bernama Annisa diakibatkan
bunuh diri akibat depresi. Annisa yang mana saat itu dalam keadaan olahraga dipanggil oleh
pihak sekolah dan diantarkan pulang entah apa alasannya kami juga tidak tahu.

Kami bertanya-tanya kepada guru dan guru menceritakan kalau orang tua Annisa
meninggal dunia, saat itu juga kami datang menggunakan bus sekolah pergi ke rumah
Annisa yang cukup jauh dari sekolah. Sesampainya di rumah Annisa kami melihat ia yang
sedang menangis di tengah rumah melihat ibunya yang terbaring kaku tak berdaya akibat
depresi itu.

Tak lama kami di rumah Annisa kami diminta pulang ke rumah masing-masing oleh guru
karena waktu yang sudah menunjukkan pukul 04.00 sore. Kami diminta pulang ke rumah
masing-masing yang dipastikan dalam keadaan selamat.

Begitu banyak musibah yang menimpa kami saat bersekolah. Kami yang selalu mencoba
sabar dan kuat untuk menenangkan hati teman kami yang dalam kesusahan.

Ada pembelajaran yang di mana kami diminta untuk praktek salat jenazah. Itu hal yang
sangat lucu, temanku bernama Bang Al Hadi diminta untuk menjadi mayat dan kami
menjadi orang yang menyolatkannya. Bapak mempraktekkan bagaimana cara memandikan
dan membungkus mayat serta menyolatkan mayat yang benar. Lucu sekali kami susah untuk
menahan tawa saat proses pembelajaran.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hingga kinii sampailah saat kami melakukan acara
Upacara dan Kultum terakhir untuk kelas XII. Setelah itu kami melakukan perpisahan
angkatan dengan bersalam-salaman,penerbangan balon , joget Bersama serta foto Bersama.

Anda mungkin juga menyukai